Anda di halaman 1dari 10

26 Oktober 2020 Penyebab

Polusi Udara di
Kota Jakarta
Qonita Hafizah X MIPA 4

MAN 1 KOTA BOGOR


Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan limpahan
rahmatnya, saya dapat menyelesaikan sebuah karya ilmiah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Geografi dengan baik.
Ucapan terima kasih juga kepada:
1. Ayah dan Bunda yang telah mendo’akan dan memberikan semangat kepada saya.
2. Ibu guru mata pelajaran Geografi yang telah memberikan Bimbingan dan Ilmu sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas ini.
3. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan saran serta kritik kepada saya.
4. MAN 1 Kota Bogor, tempat saya menuntut ilmu sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.
Berikut ini saya mengerjakan tugas Karya Ilmiah  yang berjudul “PENYEBAB POLUSI DI
KOTA JAKARTA”. Tugas ini disusun berdasarkan informasi yang ada. Semoga siapa saja yang
membaca dapat mengetahui makna dari isi karya ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam karya tulis ini.
Oleh karena itu, saya menerima dengan baik saran dan kritik yang diberikan.
Dengan ini saya mempersembahkan karya ilmiah sederhana ini dengan penuh rasa terima kasih
dan semoga Allah SWT memberkahi tugas ini sehingga dapat memberikan manfaat.
 
 
                                                             Bogor, 26 Oktober 2020
Qonita Hafizah
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


DKI Jakarta merupakan ibu kota Indonesia sekaligus sebagai salah satu kota terpadat di
Indonesia. Seiring dengan pertambahan penduduk di Jakarta membuat semakin banyak masalah
yang di hadapi oleh DKI Jakarta, salah satunya ialah masalah polusi di Jakarta.
Permasalahan polusi ini sebenarnya sudah muncul sejak dahulu, namun seiringdengan
perkembangan zaman, masalah ini malah semakin berkelanjutan, dikarenakanmasih kurangnya
perhatian masyarakat tentang pentingnya udara bersih dan belumada nya solusi yang tepat dalam
mengatasi permasalahan ini. Permasalahan polusi inidiperparah dengan adanya pertambahan
pabrik industri dan kendaraan bermotor diDKI Jakarta yang tidak diiringi dengan pembangunan
lahan terbuka hijau.Permasalahan polusi ini akan mengakibatkan banyak kerugian, tidak hanya
merusakkeindahan kota jakarta, tetapi berdampak pula pada ekosistem lingkungan dankesehatan.
Beberapa penyakit, seperti gangguan pernapasan, kanker paru paru, dll.Disebabkan oleh asap
polusi yang terhirup. Oleh karena itu perlu adanya penanganandalam mengatasi permasalahan
polusi di Jakarta

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka dapat disusun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimanakah tingkat pencemaran udara atau polusi udara akibat gas buang kendaraan
bermotor ?
2. Bagaimanakah hubungan antara kepadatan lalulintas dengan tingkat pencemaran ?
3. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran agar tidak membahayakan
lingkungan sekitar ?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui tingkat pencemaran udara atau polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor.
2. Untuk mengetahui hubungan antara kepadatan lalu lintas dengan tingkat pencemaran.
3. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan guna mengurangi tingkat pencemaran agar
tidak membahayakan lingkungan sekitar.
1.4 Manfaat Penelitian
Setiap penelitian diharapkan mempunyai manfaat bagi peneliti maupun masyarakat. Dalam
penelitian ini manfaat yang diharapakan adalah :
1. Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang pencemaran udara yang disebabkan oleh
gas buang kendaraan bermotor bagi kehidupan manusia.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengupayakan usaha penanggulangan
pencemaran udara di Kota Jakarta.
3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian lebih lanju
BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Polusi dan Polutan
Polusi adalah proses masuknya bahan pencemar (polutan) sebagai akibat dari kegiatan
manusia atau proses alam yang ditemukan di tempat, saat, dan jumlah yang tidak selayaknya
Polusi atau pencemaran berdasarkan Undang-Undang Lingkungan Hidup No 32 Tahun 2009
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang
telah ditetapkan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat
disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Polusi
dapat berupa berbagai jenis, ada polusi air, polusi tanah, polusi suara dan polusi udara

2.1.2 Polusi Udara


Udara terdiri atas sejumlah unsur dengan susunan atau komposisi tertentu. Unsur-unsur
tersebut diantaranya adalah Nitrogen (78,09 %), Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), karbon
dioksida (0,032 %), dan lain-lain. Jika ke dalam udara tersebut masuk atau dimasukkan zat asing
yang berbeda dengan penyusun udara dalam keadaan normal tadi, maka dikatakan bahwa udara
tersebut telah tercemar. Berdasarkan uraian tadi, maka yang dimaksud dengan pencemaran udara
adalah masuk atau dimasukkannya bahan-bahan atau zat-zat asing ke udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya dan jika berlangsung lama akan
mengganggu kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Pencemaran Udara
Udara terdiri dari campuran berbagai macam gas dan didominasi oleh gas nitrogen (N).
Campuran gas dan zat tersebut secara alamiah masuk ke dalamudara melalui proses seperti gas
hasil pembusukan, debu akibat erosi, dan serbuk tepung sari yang terbawa angina. Menurut Sunu
(2001), udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi yang fungsinya sangat penting untuk
kehidupan di muka bumi ini, dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernafas, karbon dioksida
(CO2) untuk proses fotosintetis oleh khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar
ultraviolet dari matahari.
Pengertian pencemaran udara sendiri menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dari
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara turun sampai
ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya. Berbeda
dengan proses alamiah, kegiatan manusia yang menghasilkan zat berlebih kemudian masuk ke
dalam udara mengakibatkan beban berat sehingga udara tidak dapat memenuhi fungsinya lagi.
Sektor transportasi memegang peran yang sangat besar dalam pencemaran udara. Dikota-kota
besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai sumber polusi udara mencapai 60-70%,
sementara kontribusi gas buang dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, dan sisanya
berasal dari sumber pembakaran lain seperti rumah tangga, pembakaran sampah, kebakaran
hutan, dan lain-lain (BPLH DKI Jakarta,2013).

2.2.2 Dampak Pencemaran Udara


Udara yang tercemar partikel dan gas dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang terutama
terjadi pada fungsi faal dari organ tubuh seperti paru-paru dan pembuluh darah atau
menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Pencemaran karena partikel dan debu biasanya
menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti, bronchitis kronis, emfiesma paru, asma
bronchial dan kanker paru. Bahan pencemar gas yang terlarut dalam udara dapat langsung masuk
ke dalam tubuh sampai ke paru-paru yang akhirnya diserap oleh sistem pembuluh darah
(Mukono, 1997).
Pencemaran udara dapat menyebabkan kerusakan terhadap manusia dan lingkungan.
Pencemaran udara meningkat mempengaruhi produktivitas pertanian, merusak bahan-bahan,
berdampak negatif terhadap ekosistem, dan menyebabkan gangguan estetika. Dari seluruh
dampak tersebut, dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia adalah yang dominan
dengan kontribusi kurang lebih 90% dari total kerusakan akibat pencemaran udara (Sihotang,
2010).

2.2.3 Karbon Monoksida


Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak berbau dan juga tidak
berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawah -192oC. Gas CO sebagian besar
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara, berupa gas buangan (Wardhana, 2004).
Di lingkungan, karbon monoksida dapat terbentuk secara alamiah, namun sumber utama dari
gas tersebut adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari alam yaitu akibat
kebakaran hutan, oksidasi metal di atmosfer, lautan, serta badai listrik alam. Sementara sumber
CO buatan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan
bakar bensin. Konsentrasi CO yang tinggi seringkali diperoleh dari gas buang kendaraan
bermotor dan polusi dalam ruangan yang buruk. Pada pembakaran bahan bakar bermotor,
seluruh penggunaan bahan bakar tidak diubah seluruhnya menjadi CO2 dan H2O tetapi sebagian
juga dilepaskan menjadi CO dan sebagian material partikulat karbon organic (Brimblecombe,
1986).
Fardiaz (1992) menyatakan bahwa konsentrasi CO di udara per waktu dalam satu hari
dipengaruhi oleh kesibukan atau aktivitas kendaraan bermotor. Semakin ramai kendaraan
bermotor yang ada, semakin tinggi tingkat polusi CO di udara. 7 Terpaparnya gas pencemar
berupa CO dalam darah (COHb) pada manusia ini akan mengakibatkan penurunan kapasitas
darah untuk mengikat oksigen. Kadar COHb dalam akan naik apabila CO meningkat dan
aktifitas fisik juga meningkat. Paparan yang berlebihan pada manusia akan mengakibatkan
pengrusakan penglihatan dan kesadaran, fungsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung
dan paru-paru menurun bahkan dalam kondisi yang berlebihan dapat menyebabkan kematian.

2.3 Hipotesis
Hipotesis Penelitian
1. Terdapat perbedaan kadar CO udara di tempat parkir terbuka, semi terbuka, dan tertutup
2. Terdapat hubungan antara kadar CO udara dengan tingkat kewaspadaan pada petugas parkir
yang bekerja di tempat parkir terbuka, semi terbuka dan tertutup
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Berbagai penelitian menyebutkan, polusi udara menimbulkan masalah kesehatan serius mulai
dari kerusakan sel dalam tubuh, stroke, kanker otak, keguguran, sampai masalah kesehatan
mental.
Berdasarkan data stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup Jakarta
2019, terutama SKPU di Kebon Jeruk menunjukkan kualitas udara tak sehat dari empat SPKU
wilayah lain di Jakarta, Bundaran Hotel Indonesia, Kelapa Gading, Jagakarsa, dan Lubang
Buaya.
World Health Organization menyatakan, polusi udara merupakan “silent public health
emergency,” dengan lebih dari 90% populasi dunia menghirup udara beracun.
Berdasarkan data inventarisasi Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, penyumbang polusi udara,
75% transportasi darat, 8% industri, 9% pembangkit listrik dan pemanas, dan 8% pembakaran
domestik. Kendaraan bermotor yang melewati jalan di ibukota, berdasarkan data statistik
transportasi Jakarta terus meningkat setiap tahun.

3.2 Teknik Pengumpulan Data (Wawancara)


Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Andono Warih menyatakan faktor
utama yang membuat polusi udara di ibu kota semakin parah adalah emisi kendaraan bermotor.
"[Penyebab] polusi udara [di Jakarta] 75 persen itu transportasi. [...] Selebihnya, aktivitas
industri dan domestik," kata Andono di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Rabu (3/7/2019).
Oleh karena itu, Andono mengingatkan masyarakat pengguna kendaraan pribadi sebenarnya
turut berkontribusi meningkatkan polusi udara di Jakarta. "Kita juga berkontribusi jangan lupa.
Tapi utamanya kalau Jakarta [adalah] transportasi. Itu kesimpulan common sense dan
ilmiahnya," ujar dia.
Andono menambahkan Pemprov DKI Jakarta sedang menyusun peraturan yang mengharuskan
pemilik kendaraan bermotor melakukan uji emisi. "Kami arahnya ke depan akan mewajibkan itu.
Sebetulnya itu sudah kami wacanakan kan, tapi kalau benar-benar mewajibkan dan disertai
dengan pemaksaan, perlu mengedukasi masyarakat," kata dia. "Sumber utama polusi Jakarta kan
kendaraan, mau enggak sih warga mengurangi pencemarannya melalui upaya-upaya agar [udara]
lebih bersih, dengan uji emisi," tambah dia.
Pernyataan serupa pernah disampaikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut dia,
emisi kendaraan bermotor menjadi sumber utama polusi udara di Jakarta. "Di Jakarta, kami
memiliki 17 juta kendaraan bermotor. Dengan 17 juta kendaraan bermotor, bisa dibayangkan
kualitas udara yang dihasilkan akibat dari residu polutan itu," kata Anies pada 10 Juni lalu. Anies
mengatakan kondisi ini mengharuskan Pemprov DKI harus segera melakukan penataan di sektor
transportasi. Salah satunya dengan menyiapkan kendaraan listrik untuk transportasi publik.
"Arah kita jelas, mulai dari kendaraan umum, kita dorong untuk menggunakan energi yang tidak
merusak lingkungan, khususnya listrik, itu arah kita ke sana. Tapi itu bertahap," kata Anies.
Di sisi lain, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu
menyebut, polusi udara di Jakarta dipicu oleh beragam faktor. Bondan mengatakan bahwa
sumber pencemaran udara yang ada di Jakarta tidaklah hanya berasal dari Jakarta, melainkan
juga sejumlah kota-kota yang berada di sekitarnya. "Harus ada koordinasi lintas administrasi,
dan bahkan lintas sektoral atau kementerian,” ujar dia. "Karena bicara polusi udara ini, ada
sumber bergerak dan tidak bergerak,” tambahnya

3.3 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini, peralatan yang dipakai dapat dibagi dua bagian, yaitu :
1 Pengukuran arus lalulintas meliputi volume dan komposisi serta kecepatan rata-rata
masingmasing jenis kendaraan. Untuk pengukuran ini digunakan beberapa alat bantu
dalam pengambilan data di lapangan antara lain alat pencacah (hand tally counter ),
formulir survey, alat tulis, alat ukur panjang (meteran) dan stopwatch.

2 Alat Intelligent Meter. Gambar 3. Pelaksanaan Pengukuran Karakteristik Atmosfir


dengan Alat Intelligent Meter 2). Pengukuran ambien udara CO di lokasi dimana
dilakukan pengukuran arus lalulintas. Pengukuran ambien udara ini terdiri dari 2 bagian
yaitu pengambilan sampling CO di udara dengan menggunakan alat Ecoline 6000 Gas
Analyzer dan pengambilan sampling suhu, kelembaban dan kecepatan angin,
menggunakan alat Intelligent Meter.
Daftar Pustaka

Shiel, Charli. 2019 “Polusi Udara Dapat Memicu Keguguran”


https://www.dw.com/id/penelitian-polusi-udara-dapat-memicu-keguguran/a-
50843515 diakses pada 26 Oktober 2020 pukul 19.47 WIB

Muslim, Erlinda ; Syaifullah, Danu Hadi ; Toyyibah, Viky Muruatut. / Analisis


Pengaruh Polusi Udara, Kebisingan, dan Getaran di Pintu Tol Lingkar Luar Jakarta
terhadap Kenyamanan serta Performa Kognitif Operator. In: Jurnal Ergonomi dan
K3 - Teknik Industri ITB. 2018 ; Vol. 2, No. 2. pp. 20-28.

Anda mungkin juga menyukai