Anda di halaman 1dari 33

1

Kebijakan Penerapan Standar


Pedoman dan Manual
Sekretariat Komite Teknis 91-01
Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil

Badan Penelitian dan Pengembangan


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Disampaikan pada:

SOSIALISASI SERTIFIKASI SNI DAN ISO


OLEH KEPALA BAGIAN ADMINISTRASI STANDARDISASI, HUKUM DAN KERJASAMA
2

Pokok Bahasan
• Tantangan dan permasalahan penyelenggaraan
infrastruktur
• Pengertian NSPM
• Standardisasi
• Fungsi SNI
• Penerapan SPM
• Tahapan penerapan SPM
• Pembinaan dan pengawasan SPM
• Tantangan kedepan
• Sertifikasi dan Akreditasi
• Pemasyarakatan SPM
3

Tantangan Penyelenggaraan Infrastruktur


• Kondisi alam dan perubahan iklim merupakan
tantangan dalam penyediaan dan pengelolaan
infrastruktur pekerjaan umum;

• Tuntutan masyarakat atas kecepatan pemenuhan


infrastruktur yang handal;

• Tingkat pelayanan penyelenggaraan infrastruktur


tingkat pusat, tingkat daerah, dan masyarakat
mandiri yang belum sepenuhnya memuaskan.
4

Bidang Sumber Daya Air


• Permasalahan bangunan air
Kerusakan di bagian tengah struktur utama Checkdam
5

Bidang Bina Marga


• Permasalahan jalan dan jembatan

Retakan badan jalan

Longsoran tebing jalan


6

Bidang Cipta Karya


• Permasalahan bangunan gedung

Rumah dengan komponen struktur yang tidak lengkap


7

Pengertian NSPM (1)


• Norma adalah aturan atau ketentuan yang
mengikat sebagai panduan dan pengendali dalam
melaksanakan kegiatan (PP 25/2000)
 diberlakukan nasional

Contoh : Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,


Peraturan Daerah, dll.

7
8

Pengertian NSPM (2)


• Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan termasuk tata cara dan metode yang
disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang
terkait dengan memperhatikan syarat-syarat
keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya (PP 102/2000)
 diberlakukan nasional

Contoh : Standar Nasional Indonesia (SNI)


9

Pengertian NSPM (3)


Standardisasi?
• Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan
dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara
tertib melalui kerjasama semua pihak yang
berkepentingan (PP 102/2000)

Standar Nasional Indonesia?


• Standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Nasional (BSN) dan berlaku secara nasional
(PP 102/2000)
 di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
10

Pengertian NSPM (4)


• Pedoman adalah acuan yang bersifat umum yang
harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan
dengan karakteristik dan kemampuan daerah
setempat (PP 25/2000)
 diberlakukan nasional

Contoh : Pedoman Perencanaan, Pedoman


Pelaksanaan dll.
11

Pengertian NSPM (4)


• Manual adalah acuan operasional yang
penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik objek, dalam hal ini berupa petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis (PP 25/2000)
 diberlakukan internal di lingkungan PU

Contoh: Manual penentuan kapasitas jalan,


Manual pemeriksaan jalan dengan alat
benkelman beam, dll.
12

Norma  Dasar Hukum (1)


• Undang-undang No 18/1999
tentang Jasa Konstruksi

 Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib


memenuhi ketentuan tentang keteknikan,
keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja,
perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan
setempat untuk menjamin terwujudnya tertib
penyelenggaraan konstruksi
13

Norma  Dasar Hukum (2)


• Peraturan Presiden No 54/2010 atau Prerpres 4/2015
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

 Kewajiban menerapkan SPM terkait dengan Pelaksanaan


Konstruksi (pasal 96 ayat 3)
“Dalam perjanjian wajib mencantumkan persyaratan
penggunaan : a. Standar Nasional Indonesia (SNI) atau
standar lain yang berlaku dan/atau standar internasional
yang setara yang ditetapkan oleh instansi terkait yang
berwenang”

Ketentuan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi


penetapan pemenang, namun dalam pelaksanaannya
panitia pengadaan barang/jasa belum sepenuhnya
memahami, sehingga ada keraguan/ketakutan
menerapkan ketentuan ini sebagai dasar evaluasi.
14

Norma  Dasar Hukum (3)


• Peraturan Pemerintah RI No 37/2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

▪ Pasal 9
Ayat 1: Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen menetapkan
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria untuk Pelaksanaan Urusan Wajib dan
Urusan Pilihan.

▪ Pasal 10
Ayat 1: Penetapan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya dalam
waktu 2 (dua) tahun.
Ayat 2: Apabila Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam
kurun waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum menetapkan
Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria maka Pemerintahan Daerah
dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan sampai dengan ditetapkannya Norma, Standar, Prosedur,
Kriteria, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota.
15

Norma  Dasar Hukum (4)


• Peraturan Menteri PU No 29/PRT/M/2006
tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

 meliputi persyaratan tata bangunan dan


lingkungan serta keandalan bangunan gedung,
yang terdiri dari:
▪ 33 SNI tentang Keselamatan Bangunan
▪ 11 SNI tentang Persyaratan Kesehatan Bangunan
Gedung
▪ 8 SNI tentang Persyaratan Kenyamanan Bangunan
16

Standardisasi (1)
Proses :
• Merumuskan (identifikasi, penyusunan program kolektif,
penyiapan rancangan standar, konsensus)
• Menetapkan (validasi  jajak pendapat, baloting, dan
penerbitan)
• Menerapkan (aplikasi, regulasi, kontrak, sertifikasi)
• Merevisi (amandemen, abolisi, penggabungan, pemisahan)
standar, yang dilaksanakan secara tertib dan
bekerjasama dengan semua pihak terkait
17

Standardisasi (2)
Maksud: Pada:
Guna mendukung
peningkatan:  Keselamatan
Untuk meningkatkan:  Keamanan
 Produktifitas  Kesehatan dan
 Daya saing  Daya guna produksi  Kelestarian
 Perlindungan  Mutu barang fungsi
konsumen  Jasa lingkungan
 Pelaku usaha hidup
 Proses
 Tenaga kerja (4K)
 Sistem, dan
 Hubungan masy int  Personil
(WTO)
18

Standardisasi (3)
Fungsi:

 Mengawal mutu:

• Spesifikasi teknis (bahan, proses)


• Metode pengujian (kompetensi SDM, peralatan dan cara
pengujian)
• Penilaian kesesuaian (Uji paska konstruksi, Inspeksi teknis)
19

Pemberlakuan SNI (1)

• Pada dasarnya pemberlakuan SNI adalah sukarela


(voluntary);

• Diberlakukan wajib jika berkaitan dengan;


keselamatan, keamanan, kesehatan dan kelestarian
fungsi lingkungan hidup dan atau pertimbangan
ekonomis (4K) oleh instansi teknis yang
membidangi.
20

Pemberlakuan SNI (2)


Pemberlakuan penerapan SNI secara wajib
(harus didukung):
• Tersedia infrastruktur penunjang seperti lembaga
sertifikasi, lembaga inspeksi, dan laboratorium
penguji yang terakreditasi;
• Ada masa transisi, untuk memberikan kesempatan
kepada pihak pelaku usaha dan/atau pemberi jasa
untuk melakukan penyesuaian.
21

Cakupan SNI

• Kegiatan yang dibiayai oleh APBN/APBD (dapat


dimasukkan dalam kontrak karena tidak mengatur
orang per orang).

• Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sendiri


(perlu didukung Peraturan Daerah).
22

Perumusan SNI

Panitia Teknis 91-01: Bahan Konstruksi Bangunan dan


Rekayasa Sipil, menstandarkan proses:

• Metoda
• Tata cara
• Spesifikasi
23

Rekapitulasi Standar dan Pedoman


Status: Februari 2016
SNI Pedo TOTAL
No. BIDANG Met Tata Jumla man SNI+RS
Spek Teknis NI+Pt
ode Cara h
I. UMUM 282 56 74 412 38 471
II. SUMBER DAYA AIR 34 36 7 77 65 147
JALAN DAN
III. 23 16 29 68 62 146
JEMBATAN
IV. PERMUKIMAN TATA
44 92 62 198 87 307
RUANG KAWASAN
Total 383 200 172 755 252 1071
24

Skema tahapan penerapan SPM


Pra Konstruksi Konstruksi Pengawasan

Penerapan SNI mengikat Uji kualitas


Inspeksi teknis
SPM dalam KAK pekerjaan
(quality control)

SPM dicantumkan SPM dicantumkan Uji kelayakan


dalam spesifikasi dalam dokumen kualitas
teknis lelang dan pekerjaan
dokumen kontrak
25

Tahapan penerapan SPM

1 Tahap Pra Konstruksi


 Langkah awal untuk mewujudkan
infrastruktur yang andal
• Mekanisme:
▪ Dituangkan dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja
(KAK)
• Contoh:
▪ Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan
gedung;
▪ Perencanaan jaringan irigasi;
▪ Tata cara perencanaan permukaan jalan, dll.
26

Tahapan penerapan SPM

2 Tahap Konstruksi
 Titik kritis dalam mewujudkan Infrastruktur
yang andal, walaupun desainnya sempurna jika dalam
pelaksanaan terjadi penyimpangan maka hasilnya tidak akan optimal.

• Mekanisme:
▪ Dituangkan dalam dokumen lelang dan dokumen
kontrak.
• Contoh:
▪ SNI 3402:2008, Cara uji slump beton;
▪ SNI 03-6868-2002, Tata cara pengambil contoh uji
secara acak untuk bahan konstruksi, dll.
27

Tahapan penerapan SPM

3 Tahap Paska Konstruksi


 Meningkatkan masa/umur pelayanan dan
kelayakan bangunan
• Mekanisme:
▪ Dituangkan dalam SOP pemeliharaan bangunan sipil
dan dapat dilakukan uji kelayakan kualitas.
• Contoh:
▪ SNI 19-6773-2002, Spesifikasi unit paket instalasi
pengolahan air dengan struktur baja;
▪ SNI 19–6774-2002, Tata cara perencanaan unit paket
instalasi pengolahan air, dll.
28

Pembinaan dan Pengawasan


• Pembinaan
▪ Instansi Teknis/Pemda  membina penerapan SNI
pada pelaku usaha dan masyarakat melalui konsultasi,
pendidikan, dan pemasyarakatan
• Pengawasan
▪ Instansi Teknis/Pemda (sesuai kewenangannya) 
terhadap para pelaku usaha barang/jasa yang
bersertifikat wajib;
▪ Lembaga sertifikasi  terhadap unjuk kerja pelaku
usaha yang bersertifikat produk;
▪ Masyarakat dan Lembaga Perlindungan Konsumen 
mengawasi barang yang beredar di pasaran.
29

Tantangan kedepan
• Peningkatan pemahaman NSPM dalam
penyelenggaraan infrastruktur;
• Mengefektifkan pengimpelementasian dilapangan
sesuai Standar Pedoman Manual bidang ke PU-an;
• Perkuatan kelembagaan dan sistem untuk
mengawal penyelenggaraan infrastruktur.

Efektifitas Standardisasi
Bahan Bangunan dan Rekayasa Sipil !!
30

Sertifikasi dan Akreditasi (1)


1. Pembinaan laboratorium (Puslitbang/Daerah),
diarahkan untuk memiliki sistem mutu sesuai ISO/IEC
17025:2005 guna peningkatan peran dalam
mendukung kualitas infrastruktur ke PU-an;
2. Kegiatan bimbingan dan pelatihan bagi pelaksana
laboratorium untuk mampu melaksanakan pengujian
mutu sesuai prosedur SPM yang ditetapkan, melalui:
a. Pelatihan Sistem Manajemen Mutu, kerjasama dengan
Komite Akreditasi Nasional (KAN);
b. Pelatihan teknisi laboratorium;
c. Fasilitasi dalam rangka Akreditasi Laboratorium
Pengujian.
31

Sertifikasi dan Akreditasi (2)


3. Menyelenggarakan
penilaian kelayakan
operasional
laboratorium berupa
Rekomendasi Pengujian
(RP);
4. Menyelenggarakan
rekomendasi badan
usaha melalui Sertifikasi
Inspeksi (SI).
32

Pemasyarakatan standar
• Penyampaian informasi produk penetapan SPM:
▪ SNI dan Pedoman;
▪ Buku Daftar Standar;
▪ Buku Abstrak Standar;
▪ CD interaktif database Standar;
▪ Brosur-brosur;
▪ Website, dll.
• Simpul Layanan Informasi Standar
Unit/wadah kegiatan layanan informasi SPM Bahan
Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil yang berada di
lingkungan Kementerian PU maupun Pemerintah Daerah.
33

Terima kasih

http://sni.pu.go.id/

Anda mungkin juga menyukai