Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah yang telah dilimpahkan-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ Dampak Pembakaran” ini dengan baik dan lancar.
Selanjutnya, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan makalah sederhana ini terutama bagi keluarga, guru
dan teman-teman.
Namun demikian, sebagai manusia biasa yang tak lepas dari kesalahan, penulis
menyadari bahwa tugas makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna perbaikan
pada penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penulis khususnya dan
para pembaca sekalian. Amin..

Rancah, Oktober 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Dampak Pembakaran Bahan Bakar .............................................. 2
2.2. Dampak Pembakaran Bahan Bakar, Minyak Bumi dan Fosil terhadap
Lingkungan ................................................................................... 2
2.2.1. Dampak Terhadap Udara dan Iklim .................................. 2
2.2.2. Dampak Terhadap Perairan ............................................... 4
2.2.3. Dampak Terhadap Tanah .................................................. 4
2.2.4. Dampak Terhadap Lingkungan ......................................... 4
2.2.5. Dampak Terhadap Kesehatan ........................................... 5
2.2.6. Dampak Terhadap Ekonomi ............................................. 5

BAB III PENUTUP


3.1. Simpulan ....................................................................................... 8
3.2. Saran ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembakaran' adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu
oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar
atau api.
Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna. Dalam gas
cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara) atau senyawa
karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan ditemukan baik karbon
yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan lainnya). Jika pembakaran pada suhu
tinggi menggunakan udara (mengandung 78% nitrogen), maka sebagian kecil nitrogen
akan bereaksi menjadi berbagai jenis nitrogen oksida (NOx) yang berbahaya.
Salah satu pembakaran yang paling banyak mengakibatkan dampak terhadap alam
diantaranya pembakaran bahan bakar, pembakaran minyak bumi, dan pembakaran fosil.
Untuk selanjutnya pada makalah ini akan diuraikan mengenai dampak pempak
pembakaran terhadap lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat penulis
paparkan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak pembakaran secara umum?
2. Bagaimana dampak pembakaran bahan bakar, minyak bumi dan fosil terhadap
lingkungan?

1.3. Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yang dapat di ambil dari rumusan masalah di atas ialah :
1. Mengetahui dampak pembakaran secara umum
2. Mengetahui dampak pembakaran bahan bakar, minyak bumi dan fosil terhadap
lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak Pembakaran


Salah satu dampak pembakaran yang berlebihan adalah pencemaran udara.
Pencemaran udara adalah masuknya zat asing ke udara atau meningkatnya konsentrasi
salah satu komponen udara dalam jumlah maupun batas waktu tertentu yang secara
karakteristik mengubah susunan udara normal maupn benda-benda lain. Zat-zat yang
menimbulkan pencemaran disebut pencemar atau polutan.
Salah satu ukuran yang dapat dipakai untuk menunjukkan batas banyaknya bahan-
bahan atau gas di udara yang belum berbahaya untuk kesehatan disebut nilai ambang batas
(NAB). NAB berfungsi sebagai indikator utnuk sedini mungkin mengetahui bahwa suatu
lingkungan udara sudah mulai tercemari oleh suatu zat yang dinyatakan sebagai NAB-nya.
Zat-zat hasil pembakaran bahan bakar yang menimbulkan pencemaran udara antara
lain partikulat, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), dan oksida belerang
(SOx).
Pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi dan gas alam) dapat
menyebabkan masalah pencemaran lingkunagan, khususnya pencemaran udara. Seperti
yang terjadi di kota-kota besar dan padat penduduk. Agar lebih memahami manfaat
pemakaian bahan bakar fosil dan dampak yang mungkin terjadi, akan dibahas berbagai
pencemaran udara, efek rumah kaca dan hujan asam.

2.2. Dampak Pembakaran Bahan Bakar, Minyak Bumi dan Fosil Terhadap Lingkungan
2.2.1. Dampak Terhadap Udara dan Iklim
Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak
bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen
oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan
asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara,
setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan
bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami
(misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx

4
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah
dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara
dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan
membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat.
Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil
dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan
asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian
dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi.
Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya.
Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas
NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan
kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi
jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara.
Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga
terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar
matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain,
dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana.
Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.
Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara
menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang
sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan
dari gas bumi hanya 1,5 ton.
Selain itu, juga terdapat pencemar butiran. Pencemar butiran yang paling mencolok
adalah asap dari butiran karbon yang tidak terbakar. Pencemar butiran dapat mengganggu
pernapasan, akibat yang ditimbulkannya bergantung pada besar butiram, sifat kimia, dan

5
bahan pencemar yang ada di dalam butiran. Pencemar butiran juga dapat menebarkan dan
menyerap sehingga dapat mengganggu pandangan. Selain merugikan, pencemar butiran
dapat bermanfaat, yaitu mendorong pembentukan awan, turunnya hujan dan memengaruhi
cuaca.

2.2.2. Dampak Terhadap Perairan


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak
bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan
mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan
pencemaran perairan.Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan
manusia. Jika terjadi pencemaran perairan maka akan sangat merugikan pada kehidupan
manusia dan ekosistem di perairan itu sendiri.

2.2.3. Dampak Terhadap Tanah


Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari
pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama
dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan
yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur,
sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut
tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.

2.2.4. Dampak Terhadap Lingkungan


Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh sistem transportasi yang tidak
"sustainable" dapat dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu dampak terhadap lingkungan
udara dan dampak terhadap lingkungan air.
Kualitas udara perkotaan sangat menurun akibat tingginya aktivitas transportasi.
Dampak yang timbul meliputi meningkatnya konsentrasi pencemar konservatif yang
meliputi: · Karbon monoksida (CO) · Oksida sulfur (SOx) · Oksida nitrogen (NOx) ·
Hidrokarbon (HC) · Timbal (Pb) · Ozon perkotaan (O3) · Partikulat (debu) Perubahan
kualitas udara perkotaan telah diamati secara menerus di beberapa kota baik oleh
Bapedalda maupun oleh BMG.
Secara tidak langsung, kegiatan transportasi akan memberikan dampak terhadap
lingkungan air terutama melalui air buangan dari jalan raya. Air yang terbuang dari jalan

6
raya, terutama terbawa oleh air hujan, akan mengandung bocoran bahan bakar dan juga
larutan dari pencemar udara yang tercampur dengan air tersebut.

2.2.5. Dampak Terhadap Kesehatan


Dampak terhadap kesehatan merupakan dampak lanjutan dari dampak terhadap
lingkungan udara. Tingginya kadar timbal dalam udara perkotaan telah mengakibatkan
tingginya kadar timbal dalam darah.

2.2.6. Dampak Terhadap Ekonomi


Dampak terhadap ekonomi lebih banyak merupakan dampak turunan terutama dari
adanya dampak terhadap kesehatan. Dampak terhadap ekonomi akan semakin bertambah
dengan terjadinya kemacetan dan tingginya waktu yang dihabiskan dalam perjalanan
sehari-hari. Akibat dari tingginya kemacetan dan waktu yang dihabiskan di perjalanan,
maka waktu kerja semakin menurun dan akibatnya produktivitas juga berkurang.
Polusi Udara Akibat Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1. Sumber Bahan Pencemaran
a. Pembakaran Tidak Sempurna
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO), partikel
karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
b. Pengotor dalam Bahan Bakar
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan menghasilkan
oksida belerang (SO2 atau SO3).
c. Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus molekul
Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel timah hitam berupa PbBr2
2. Pengubah Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi bahan pencemar yang berasal dari asap
kendaraan bermotor adalah memasang pengubah katalitik pada knalpot kendaraan.
Pengubah katalitik berupa silinder dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur
berbentuk sarang lebah yang dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian
pertama dari pengubah katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen
monoksida membentuk karbon dioksida dan gas nitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)

7
gas-gas racun gas tak beracun
Pada bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada)
dioksidasi membentuk karbon dioksida dan uap air.
Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi jika kendaraan menggunakan bensin
tanpa timbel.
3. Efek Rumah Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti karbon dioksida, uap air, metana, dan
senyawa keluarga CFC, berlaku seperti kaca yang melewatkan sinar tampak dan
ultraviolet tetapi menahan radiasi inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari
sinar matahari dapat mencapai permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan
permukaan bumi. Tetapi radiasi panas yang dipancarkan permukaan bumi akan
terperangkap karena diserap oleh gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai selimut yang menjaga suhu permukaan
bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata
permukaan bumi diperkirakan sekitar –25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca
sangat penting dalam menentukan kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan
kadar dari gas-gas rumah kaca dapat menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi
terlalu tinggi sehingga dapat mneyebabkan berbagai macam kerugian.
4. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena
air hujan tersebut melarutkan gas karbon dioksida yang terdapat dalam udara,
membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
asam karbonat
Air hujan dengan pH kurang dari 5,7 disebut hujan asam.
a. Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l) → H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l) → HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b. Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
 Kerusakan Hutan

8
 Kematian Biota Air
 Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak mengandung kalsuim karbonat. Kalsium
karbonat larut dalam asam, maka dapat bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c. Cara Menangani Hujan Asam
 Menetralkan asam
 Mengurangi emisi SO2
 Mengurangi emisi oksida nitrogen

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Pembakaran bahan bakar ini memiliki banyak sekali dampak negative dibanding
dengan dampak positif. Diantara dampak negative yang akan timbul akibat pembakaran ini
adalah dampak terhadap udara seperti udara yang semakin kotor akibat banyak polutan,
sehingga dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, juga tumbuhan.
Kemudian tanah akan semakin asam, sehingga tumbuhan akan sulit untuk tumbuh,
air pun akan tercemar. Atau dapat disimpulkan bahwa hal tersebut dapat mengganggu
kelanggsungan hidup makhluk hidup.

3.2. Saran
Makalah yang sederhana ini hendaknya dijadikan motivasi belajar bagi pembaca
untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dampak dari pembakaran bahan bakar serta
memperluas wawasan tentang pendidikan (dampak bahan bakar) yang lebih jauh dan lebih
dalam lagi, sehingga pembaca mengetahui dan mampu membaca keadaan-keadaan /

10
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/8725803
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaran
http://payakumbuhsumaterabarat.blogspot.co.id/2014/09/dampak-pembakaran-minyak-
bumi-kimia-xi.html
https://zonaliakimiapasca.wordpress.com/kimia-kelas-x/semester-2/4-minyak-bumi/5-
dampak-pembakaran-minyak-bumi/

11

Anda mungkin juga menyukai