Anda di halaman 1dari 12

PENGOLAHAN LIMBAH INDSUTRI

BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR

KELOMPOK 5

Kelana Wijaya A. S (13612137)


Nialita Futri (14612114)
Liska Novitasari (14612136)
Efrita Widyaningrum (14612044)
Elisa Putri (14612213)
LATAR BELAKANG
Limbah bengkel dapat menyebabkan
terjadinya pencemaran yang dapat mencemari
lingkungan karena mengandung kadar timbal
yang tinggi.
Menurut peraturan Pemerintah Nomor 85
Tahun 1999, limbah B3 dari kegiatan bengkel ini
merupakan limbah B3 dari sumber spesifik yang
berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah cair
yang dihasilkan berupa pelumas bekas, pelarut
(cleaning degreasing), limbah cat, dan asam,
sedangkan limbah padat yang dihasilkan berupa
baterai bekas
Pengertian Limbah B3
Limbah bahan berbahaya dan beracun atau B3
adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan atau beracun
yang karena sifatnya dan atau knsetrasinya
maupun jumlahnya, secara langsung maupun
tidak langsung hidup manusia dan makluk lain (PP
No. 18 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Limbah B3).
SUB BAB
(LIMBAH BENGKEL)
PENGERTIAN
DAMPAK
KLASIFIKASI JENIS
METODE PENGOLAHAN
KESIMPULAN
PENGERTIAN
Limbah bengkel ialah limbah yang
dihasilkan dari sisa-sisa kegiatan
otomotif yang termasuk kedalam
limbah B3 yang dapat menilmbulkan
pencemaran tanah, air maupun udara.
DAMPAK
Limbah Cair
Yang dimaksudkan yaitu limbah dari oli bekas,
hal ini dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem
tanah dan dapat merusak kemurnia air tanah.
Limbah Padat
Yaitu berupa sekrap besi, busi bekkas, tromol rem
bekas, dll, hal ini dapat mengotori lingkungan dan
dapat mengakibatkan luka jika terinjak.
Limbah Gas
Yaitu berupa karbon monoksida/CO, tentu hal ini
dapat memperbesar kebocoran lapisan ozon (o3),
gangguan pernafasan, keracunan dan kamatian.
Klasifikasi Limbah B3 Bengkel
Limbah Gas
Berasal dari hasil pembakaran bahan bakar pada kendaraan
bermotor
o Komponen utama bahan bakar fosil ini adalah hidrogen (H) dan
karbon (C)
o kendaraan berbahan bakar bensin (menghasikan senyawa
hidro carbon (HC), karbon monoksida (CO), karbon dioksida
(CO2), serta nitrogen oksida (Nox) )
o Kendaraan berbahan bakar solar (mengandung sedikit HC dan
CO tetapi lebih banyak SO-nya)

Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari 2 jenis :
o Limbah padat non logam dapat berupa ban bekas/karet, busa,
kulit sintetis, kain lap bekas yang telah terkontaminasi oleh
oli/pelarut, cat kering dll.
o Limbah logam banyak terdiri dari berbagai potongan logam,
Limbah Cair
o oli bekas
o bahan ceceran,
o pelarut/pembersih
o air bekas.
o Bahan bakar merupakan cairan yang mudah
terbakar oleh nyala api, dan juga merupakan
bahan yang mudah sekali terbawa oleh aliran
air. Bahan bakar bensin mudah sekali
menguap dan terhirup oleh para pekerja
METODE PENGOLAHAN
Limbah B3 yang dihasilkan dari aktifitas bengkel
paling banyak limbah cair sehingga perlu untuk
melakukan pengelohan. Langkah langkah yang
dilakukan untuk memisahkan limbah cair yaitu :
Dilakukan pemisahan limbah cair kedalam bak
pengendapan sehingga pengotor-pengotor zat padat
berupa lumpur terpisah.
Kemudian minyak yang masih bercampur dengan air
dilakukan pemisahan dengan separator.
Minyak dan air yang telah dipisahkan. Untuk limbah
berupa minyak dilakukan Pengolahan dengan
menggunakan metode insenerasi.
Limbah udara
Pencemaran udara dari industri dan kendaraan
bermotor ditimbulkan dari hasil pembakaan bahan bakar
hidrokarbon, terutama bahan bakar yang mengandung
timbel (Pb). Sehingga diperlukan pengujian emisi. Alat
yang digunakan yaitu :
gas analyzer untuk mengukur emisi gas buang
kendaraan berbahan bakar bensin
smoke tester untuk mengukur kepekatan asap dari
kendaraan berbahan bakar diesel. Melalui alat tersebut,
pemilik kendaraan bisa mengetahui kadar polutan dari
knalpot kendaraannya.

Limbah Padat
1.Drum bekas
2.Aki bekas
3.Limbah padat non-logam
Kesimpulan
1. Limbah yang dihasilkan dari perbengkelan yaitu limbah
padat berupa alat onderdil, drum bekas, dll. Limbah
cair berupa oli bekas, pelarut, dan bahan bakar. Limbah
gas biasanya berupa hasil pembakaran dari asap hasil
pembakaran bahan bakar.

2. Untuk mengolah limbah cair langkah-angkah pertama


yanng dilakukan adalah memisahkan dari pengotor
sehingga membentuk lumpur. Kemudian dilakukan
pemisahan minyak dalam separator. Untuk limbah
padat menggunakan metode insenerasi. Untuk limbah
gas menggunakan alat penguji itu berupa gas analyze

Anda mungkin juga menyukai