Anda di halaman 1dari 10

Dasar Teori

Pengertian Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri konstruksi,pertanian
atau perhutanan. Mempunyai belalai yang terdiri dari dua piston yang terdekat dengan body
disebut boom dan yang mempunyai bucket (ember keruk ) disebut dipper. Ruang pengemudi
disebut House, terletak diatas roda (trackshoe),dan bisa berputar arah 360 derajat. Excavators ada
yang mempunyai roda dari ban biasa digunakan untuk jalanan padat dan rata disebut "Wheel
Excavators" dan ada yang mempunyai rodadari rantai besi yang akan memudahkannya untuk
berjalan di jalanan yang tidakpadat atau mendaki. Excavators beroda rantai besi ini disebut
juga "Crawler Excavators" Tungkai dari excavators dioperasikan dengan sistem engsel
(winches) yang ditarik oleh mesin hydraulic dengan menggunakan kawat baja. 1

Berdasarkan sistem penggeraknya ,excavator dibedakan menjadi dua yaitu:

A.Sistem Tali, pada saat sekarang jarang digunakan karena kurang efisien dalam operasionalnya.

B.Sistem Hidraulik dengan media utama fluida, banyak digunakan dan terus mengalami
perkembangan yang disebabkan efisiensi yang lebih baik, operasional yang lebih mudah dan
perawatan yang sederhana.

Pada percobaan ini, excavator yang digunakan adalah excavator dengan sistem penggerak hidraulik
(hydraulic excavator).

Fungsi dari Hydraulic Excavator secara umum adalah:

A. Mengerjakan kegiatan pertambangan.

B. Pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian.

C. Pembuatan jalan perintis.

D. Pembuatan parit dan saluran irigasi.

E. Mengerjakan kegiatan kehutanan.

Pada dasarnya tenaga penggerak Hydraulic Excavator ada dua yaitu Engine Type (Diesel) dan Battery
Type (Motor Listrik). Secara umum tenaga penggerak utama Hydraulic Excavator adalah mesin
diesel yang merubah energi mekanik menjadi energi hidraulik melalui tekanan pompa yang
kemudian didistribusikan ke silinder hidraulik untuk menghasilkan gerakan. Sedangkan motor
listrik untuk menstarter dan menyuplai energi komponen-komponen elektrik seperti dinamo,
lampu, alat-alat ukur operator dan sebagainya.

Secara umum konstruksi Hydraulic Excavator terdiri dari attachment dan Base Machine yang
masing-masing meliputi:

A. Attachment terdiri dari:

a.Boom, adalah attachment yang menghubungkan base frame ke arm dengan panjang
tertentu untuk menjangkau jarak loading/unloading

b. Arm adalah attachment yang menghubungkan boom ke Bucket.

c. Bucket adalah attachment yang berhubungan langsung dengan material pada saat
loading.

1
Diakses dari http://eprints.polsri.ac.id/1640/3/bab%202.pdf, pada tanggal 3 April 2019 pukul 14.57
d. Grapple adalah attachment yang berhubungan langsung dengan material pada saat
loading kayu /log(optional).

B. Base Machine terdiri dari:

a. Base Frame adalah bagian yang terdiri dari cabin (untuk pusat operasional operator),
mesin, counter weight dan komponen lainnya diatas revo frame.

b. Track Frame adalah komponen yang terdiri dari center frame dan crawler frame yang
menjadi tumpuan operasional Hydraulic Excavator.

c. Track Shoe adalah komponen yang berfungsi seperti roda pada kendaraan, untuk
menggerakan Hydraulic Excavator.

Mekanisme kerja pada Hydraulic Excavator yang digerakkan secara hydraulic adalah:

A. Mesin Diesel memutar pompa yang kemudian mengalirkan fluida hydraulic dari tangki ke dalam
sistem dan kembali lagi ke tangki.

B. Komponen-komponen yang mendapat distribusi fluida hydraulic dan pompa adalah Bucket
Cylinder, Arm Cylinder, Boom Cylinder, Swing Motor dan Travel Motor untuk menghasilkan suatu
kondisi kerja tertentu. Kondisi kerja Hydraulic Excavator dibagi menjadi enam yaitu:

a. Swing

Pergerakan pada saat Body dan Attachment Hydraulic Excavator berputar


sampai360° . Sistem gerakan ini adalah dengan menggerakan lever yang membuka katup
pada Control Valves yang berisi fluida hydraulic agar mengalir ke Swing Motor sehingga
Hydraulic Excavator akan berputar dengan putaran tertentu.

b. Traveling Left Shoe

Pergerakan ini dibagi menjadi dua gerakan yaitu gerakan maju dan gerakan mundur
yang digerakan oleh katup yang ada di Control Valves. Energi hydraulic dari pompa akan
diubah lagi menjadi energi mekanis melalui Travel Motor. Travel Motor memutar Sprocket
selanjutnya menggerakkan Track Shoe sehingga menghasilkan gerakan pada Hydraulic
Excavator. Traveling LeftShoe merupakan gerakan track shoe yang sebelah kiri.

c. Traveling Right Shoe

Pergerakan ini dibagi menjadi dua gerakan yaitu gerakan maju dan gerakan
mundur yang digerakkan oleh katup yang ada di Control Valves. Energi hydraulic dari pompa
akan diubah lagi menjadi energi mekanis melalui Travel Motor. Travel Motor memutar
Sprocket selanjutnya menggerakan Track Shoe sehingga menghasilkan gerakan pada
Hydraulic Excavator. Traveling Right Shoe merupakan gerakan track shoe yang sebelah
kanan.

d. Boom (Raise-Down)
Pergerakan Boom dilakukan oleh Boom Cylinder. Sistem gerakan ini dilakukan
dengan menggerakkan lever di ruang operator sehingga katup Boom Raise dan katup Boom
Dowm pada Control Valve yang berhubungan dengan Boom Cylinder akan membuka. Boom
akan melakukan gerakan mengangkat jika katup Boom Raise terbuka sedangkan katup Boom
Down tertutup. Fluida akan mengalir dari katup Boom Raise dan menekan piston dari
Cylinder Boom sedangkan untuk gerakan arm.

e. Arm (In-Out)

Pergerakan Arm dilakukan oleh Arm Cylinder. Sistem gerakan ini diatur oleh katup
Arm In dan katup Arm Out. Arm akan melakukan gerakan mengangkat jika katup Arm outter
buka sedangkan katup Arm In tertutup. Fluida akan mengalir dari katup Arm Out dan
menekan piston Arm Cylinder. Sedangkan untuk gerakan Arm turun, kondisi katup arm in
dan arm out berlaku sebaliknya.

f. Bucket (Crawl-Dump)

Pergerakan Bucket dilakukan oleh Bucket Cylinder. Sistem gerakan ini diatur oleh
pergerakan katup Bucket Crawl dan katup Bucket Dump. Bucket akan melakukan gerakan
mengangkat (dump) jika katup Bucket dump terbuka sedangkan katup Bucket Crawl
tertutup. Pada saat itu, fluida akan mengalir dari katup Bucket dump dan menekan piston
Bucket Cylinder. Sedangkan gerakan Bucket menekuk (crawl) kondisi katup bucket crawl
dan katup bucket dump adalah sebaliknya.

Pengertian Magnetic separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan campuran mineral
berdasarkan sifat magnetnya. Ada 3 klasifikasi material berdasarkan sifat kemagnetan, yaitu:

 Diamagnetik
 Paramagnetik
 Ferromagnetik

Diamagnetik tidak dapat ditarik oleh magnet karena memiliki medan intensitas yang sangat kecil.
Contoh dari diamagnetik adalah silika. Paramagnetik dapat ditarik oleh magnet karena mempunyai
medan intensitas yang besar. Contoh dari material para magnetik adalah ilmenit dan hematit.
Ferromagnetik adalah material yang sangat mudah ditarik oleh magnet, contohnya adalah magnetit.

Prinsip dari magnetic separator adalah pick up, yaitu mineral yang bersifat magnet akan menempel
pada magnetic roll sedangkan mineral lainnya akan terjatuh menuju tailing.
Tipikal prinsip magnetic separator
sumber: http://www.ballmillfactory.com/d/pic/BeneficiationEquipment/drum-magnetic-
separator.jpg

Jenis-jenis magnetic separator adalah :

1.   Low intensity : digunakan untuk memisahkan mineral ferromagnetik atau sebagian


paramagnetik dari pengotornya yang bersifat diamagnetik. Contoh alat: drum separator.
2. High intensity : digunakan untuk memisahkan mineral paramagnetik dari pengotornya yang
bersifat diamagnetik. Contoh alat: Induced roll magnetic separators.
3. High gradient : digunakan untuk memisahkan mineral paramagnetik yang lemah dari
pengotornya.
4. Supercoducting separators : adalah pengembangan dari high gradient dengan penggunaan
magnet yang berupa superkonduktor.

Drum separator
sumber: https://www.sonalmagnet.com/magnetic-separator.html
Induced roll magnetic separator
sumber: http://www.magneticrollseparator.com/

High gradient magnetic separator memiliki fluks magnet yang lebih besar sehingga untuk nilai
medan yang sama penggunaan high intensity lebih efektif dibanding high gradient. Namun
kekurangannya terletak pada jarak pemisahan yang lebih kecil sehingga hanya dapat digunakan
untuk partikel yang memiliki ukuran sangat halus. Oleh karena itu dikembangkanlah magnetic
separator menggunakan superkonduktor. Superkonduktor berfungsi sebagai magnet, namun alat ini
hanya dapat bekerja pada suhu rendah.

Magnetic separator dapat digunakan pada keadaan kering dan juga basah. Pada slurry, ada 3 tipe
aliran yang dipakai pada magnetic separator yaitu concurrent, self-leveling counter-rotation, dan
counter-rotation. Pemilihan untuk menggunakan aliran ditentukan berdasarkan ukuran partikel dan
% (persen) solid. Aliran yang concurrent akan menghasilkan konsentrat yang lebih bersih karena
memiliki aliran yang tidak tercampur dengan aliran tailing.

Drum magnetic wet separator flow diagram


sumber: http://www.vernikov-magnetics.com/products/drum-magnetic-wet-separators/

Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai recovery adalah:


1.  Derajat liberasi
Mineral yang belum terliberasi sempurna sehingga tidak dapat ditarik oleh magnet
2.  Laju alir
terlalu besarnya laju alir pengumpanan sehingga mengakibatkan partikel besi belum sempat tertarik
oleh magnet

Faktor-faktor yang mempengaruhi magnetic separator jenis wet adalah:


1.  Arah aliran
sebisa mungkin aliran konsentrat terpisah dengan aliran tailing. Karena itulah aliran concurrent
merupakan aliran yang menghasilkan konsentrat paling bersih.
2.  Laju alir
optimumkan laju alir feed sehingga partikel yang diinginkan dapat tertarik semua oleh magnet. Jika
terlalu rendah akan menurunkan kapasitas, namun jika terlalu cepat akan menurunkan efisiensi.
3. % solid
semakin encer feed akan semakin efisien alat, namun akan menurunkan kapasitas.
4.  Ukuran partikel
tidak baik ukuran partikel terlalu halus karena dapat terbawa oleh aliran tailing

Efisiensi dari magnetic separator diatas dapat dinaikkan dengan mengubah variabel-variabel
berikut :
1.  Ukuran partikel dapat diubah supaya tidak telalu halus.
2.  Getaran conveyor belt   diperkecil sehingga partikel bermagnet dapat sepenuhnya tertarik pada
magnet.
3.  Kekuatan magnet dapat diatur agar sesuai dengan keperluan.
4.  Kecepatan rotor yang dikondisikan agar mineral yang telah menempel tidak terlepas dari magnetic
roll. Contoh mineral-mineral di Indonesia yang dapat diolah dengan
menggunakan magnetic  separator adalah hematite (Fe2O3) di Belitung Timur, ilmenite (FeTiO3) di
Kalimantan Tengah, magnetite (Fe3O4) di pantai selatan Jawa, siderite (FeCO3) dan pyrotite (FeS).

Design dan Pengujian Alat

Design

Design Excavator

Tampak Belakang Tampak Samping


Tampak Depan

Design Magnetic Separator


Design Saat Percobaan

Separator
Excavator

SISTEM
Pada percobaan, terdapat dua buah alat, yaitu excavator dan magnetic separator. Untuk mengambil
magnet dan pengotornya, dibutuhkan excavator untuk mengambilnya. Setelah didapat melalui
excavator, lalu magnet beserta pengotornya dimasukkan ke penampungan magnetic separator. Belt
pada separator bergerak mengarahkan magnet dan pengotornya ke arah magnet. Setelah sampai
pada magnet, pengotor akan jatuh ke penampungan pengotor. Sedangkan magnet masih akan tetep
bergerak sampai bagain belt yang tidak bermagnet. Magnet akan jatuh ke penampungan magnet.
Setelah itu timbang hasil magnetic, nonmagnetic, dan pengotor yang didapat.

KINERJA ALAT
a) Evaluasi: Pada saat uji coba, Arm pada excavator tidak terlalu tinggi, sehingga harus dibutuhkan
usaha lebih dalam mengambil magnet dan pengotornya. Pada saat pengambilan, beberapa
magnet pengotornya jatuh ke lantai dan ke meja. Pada saat magnet dan pengotornya di
magnetic separator, jadi hanya beberapa saja karena sebelumnya ada yang jatuh. Pada
magnetic separator, belt berjalan lumayan lancar. Akan tetapi magnet bersifat kurang keras
sehingga pada saat magnet sampai ke separator bagian yang magnet, banyak magnet yang tidak
tertahan dan jatuh ke penampungan nonmagnetic.
b) Kekurangan: Terdapat banyak kekurangan pada alat kelompok kami. Pada magnetic separator,
beltnya tidak full pada penyangganya sehingga pada saat magnet dipindahkan dari excavator
banyak magnet yang jatuh dari samping-samping magnetic separator. Selain itu juga magnet
pada separator tidak terlalu kuat, sehingga hanya sebagian magnet yang terpisah dari
pengotornya. Banyak dari magnet yang ikut bersama pengotornya jatuh ke dalam
penampungan pengotornya. Pada excavator, arm yang tidak terlalu panjang sehingga
pengangkutan magnet dan pengotornya tidak maksimal. Selain itu tidak lancarnya pada bagian
pengeruk yang membuat banyak juga tidak terangkut atau jatuh tidak pada magnetic separator.
c) Solusi: Pada magnetic separator, belt seharusnya full dengan penyangganya untuk
meminimalisir magnet yang jatuh. Selain itu diperbanyak magnet lagi pada bagian ujung belt
untuk memastikan bahan yang jatuh adalah benar-benar pengotor. Bahan magnet yang
digunakan juga harus bagus untuk memastikan sifat magnet tidak berkurang. Pada excavator,
seharusnya dibuat arm yang lebih panjang dan mudah bergerak. Bahan yang digunakan
seharusnya bukan mdf board. Mdf board memiliki sifat yang keras sehingga sukar digunakan.
Persambungan antar bagian di excavator seharusnya tidak memakai baut dan besi untuk
meningkatkan fleksibilitas arm dalam mengambil bahan. Pada bagian pengeruk seharusnya
dibuat lebih besar lagi untuk memudahkan mengangkut barang dalam efisiensi waktu
pengambilan.

Anda mungkin juga menyukai