Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGANALISIS ANCAMAN TERHADAP NEGARA


DAN UPAYA PENYELESAIANNYA DI BIDANG IDEOLOGI, POLITIK,
EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, PERTAHANAN DAN KEAMANAN
DALAM BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

Disusun Oleh :

WAWAN SETIAWAN
ADI WIJAYA
RIZQI TAUFIQUROHMAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 RANCAH
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Jln. Rajadesa No. 412 Tlp. ( 0265 ) 2732615 Kode Pos 46387 Rancah
Email : smknsaturancah@yahoo.co.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menulis makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
tanpa ada hambatan yang berarti. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut serta dalam
penyusunan makalah ini. Namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan makalah ini, dan jauh dari sempurna. Ini dikarenakan keterbatasan yang penulis
miliki. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhirnya kepada Allah lah penulis pasrahkan semua, karena kebenaran hanyalah
milik-Nya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca sekalian. Amin ya robbal ‘alamin.

Rancah, Oktober 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 1

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan

terhadap Integrasi Nasional ............................................................. 2

2.2 Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM ........................ 2

2.3 Upaya Indonesia Menghadapi Ancaman di Berbagai Bidang......... 4

BAB III KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan ..................................................................................... 11

3.2. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Dalam GBHN (1963, 1968, dan 1983) pada butir 2 huruf F Bab II, tertulis perihal
Hambatan-hambatan, Tantangan-tantangan, Ancaman-ancaman, dan Gangguan-gangguan
yang timbul baik dari luar maupun dari dalam perlu secara efektif dielakan untuk tetap
memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju ke tujuan
yang ingin dicapai terus menerus memupuk Ketahanan Nasional.
Sedangkan dalam UU No. 20 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan Keamanan Republik Indonesia Bab I Pasal 1 butir 13 tertulis : “Ancaman
adalah ancaman, gangguan hambatan, dan tantangan. Dalam kedua sumber tersebut diatas
tidak terdapat uraian lebih lanjut mengenai pengertian keempat istilah itu”.

1.2. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian ancaman terhadap negara
2. Menjelaskan macam macam ancaman terhadap negara
3. Menjelaskan berbagai ancaman bagi bangsa Indonesia dilihat dari berbagai bidang
kehidupan
4. Peran serta masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman dalam memangun
integrasi nasional

1.3. Manfaat
Dengan membaca dan memahami makalah ini ini diharapkan pembaca dan
penulisdapat :
1. Lebih memahami upaya untuk mengatasi ancaman-ancaman terhadap integrasi
nasional.
2. Diharapkan dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
3. Memiliki kesadaran akan pentingnya integrasi nasional
4. Mengetahui berbagai ancaman dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap Integrasi


Nasional
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa. Ancaman bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik, baik
secara terang-terangan (menifest) atau secara tertutup (latent). Ancaman bagi integrasi
nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam
berbagai dimensi kehidupan.
Tantangan adalah suatu hal atau upaya yang bersifat atau bertujuan menggugah
kemampuan. Wujudnya bisa berbentuk tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik
secara manifest atau latent.
Hambatan adalah usaha yang diakukan dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan
untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.Wujudnya bisa berbentuk
tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik secara manifest atau latent.
Gangguan adalah usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional(tidak terarah). Wujudnya bisa
berbentuk tindakan fisik atau nonfisik yang diakukan baik secara manifest atau latent.

2.2. Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM


Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri, yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
1. Ancaman di Bidang Ideologi
Ancaman di bidang Ideologiadalah ancaman yang dinilai mempunyai
kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara sehingga akan
mengancam terhadap dasar falsafah Negara yaitu Pancasila.
2. Ancaman di Bidang Politik
Ancaman di bidang Politik adalah setiap usaha dan kegiatan baik dalam negeri
maupun luar negeri yang dikategorikan sebagai hal yang membahayakan dan
memecah belah persatuan dengan mengatas namakan politik. Ancaman di bidang
politik bisa berasa dari dalam negeri maupun luar negeri.

2
3. Ancaman di Bidang Ekonomi
Ancaman di bidang Ekonomi adalah setiap usaha dan kegiatan baik internal
maupun eksternal yang dapat mengancam kesejahteraan masyarakat dan kehidupan
perekonomian yang adil dan merata. Perekonomian di setiap negara bertujuan
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kehidupan perekonomian yang adil dan
merata. Ancaman di didang ekonomi bagi bangsa Indonesia antara lain sebagai
berikut :
a. Masuknya barang-barang luar negeri
b. Terjadi persaingan bebas
c. Bangsa asing akan menanamkan modalnya di Indonesia, sehngga membuat
perekonomian Indonesia menjadi di kuasai bangsa asing
4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Sosial adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup
(atau semi terbuka)yang sebagian besar berinteraksi antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Sedang, Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Ancaman di bidang sosial budaya bisa berasa dari dalam atau
luar negeri.
Dari dalam negeri :
a. Isu kemiskinan
b. Keterbelakangan
c. Kebodohan
d. Ketidakadilan
Dari luar negeri :
a. Munculnya gaya hidup konsumtif
b. Adanya sikap individualisme
c. Muncul gejala westernisasi
5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa
dan negara. Sedang, Keamanan merupakan istilah yang secara sederhana dapat
dimengerti sebagai suasana "bebas dari segala bentuk ancaman bahaya, kecemasan,
dan ketakutan".

3
2.3. Upaya Indonesia Menghadapi Ancaman di Berbagai Bidang
Berikut ini diuraikan secara singkat Upaya Bangsa Indonesia untuk menghadapi
ancaman nir-militer.
1. Upaya dalam Menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi
Upaya di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan kehidupan Pancasila
sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Upaya di bidang ideologi menurut Noor Ms.
Bakry (2009:363) dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan
ke yakinan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk
menangkal penetrasi ideologi asing serta nilainilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa. Pancasila sebagai dasar negara, merupakan pandangan hidup bangsa yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia, sekaligus merupakan ideologi Bangsa
Indonesia karena dapat mengarahkan Bangsa Indonesia dalam bernegara.
Upaya menghadapi atau menangkal ancaman yang berdimensi Ideologi adalah
dengan kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat dan intensif untuk mencegah
meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila. Konsep penanganannya
ditempatkan dalam kerangka upaya bela negara. Upaya menghadapi ancaman ini dihadapi
dengan konsep pertahanan berlapis berikut.
Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan
nirmiliter, yakni kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian yang membidangi
ideologi.
Kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan dalam negeri mulai
dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi ancaman berdimensi
ideologi, sementara kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik luar
negeri mengerahkan jajarannya yang tersebar di setiap negara untuk penguatan langkah
serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang mengancam ideologi
Pancasila.
Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional
di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi imbangan” sehingga masyarakat
mendapatkan informasi yang dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang dapat
memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

4
Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran
dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut kepada para siswa
dan mahasiswa di semua tingkat dan jenjang pendidikan, salah satunya melalui proses
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama
untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan Upaya untuk membentengi
masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang membahayakan serta merusak
harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan negara.
2. Upaya dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, Upaya pertahanan di bidang
politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi segala bentuk
ancaman yang ditujukan kepada kehidupan politik bangsa Indonesia.
Adapun, langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan Upaya dalam
menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan berikut.
a. Pendekatan ke dalam
Yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan
dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai kebhinnekaan atau
kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya stabilitas
politik dalam negeri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi.
Penataan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan dan penataan sistem politik
dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan tiga pilar berikut.
Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,
berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab yang
berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti
tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
profesional pada bidangnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama dengan
pemerintah dalam memproses dan melahirkan produk-produk legislasi (berupa
peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan nasional. Lembaga
legislatif yang melaksanakan fungsi kontrol secara efektif terhadap penyelenggaraan
pemerintahan dalam kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas
kepentingan golongan atau pribadi, serta berdasarkan kaidah dan etika bernegara
dalam negara demokrasi.

5
b. Pendekatan ke luar
Pendekatan keluar diarahkan untuk mendinamisasikan Upaya dan upaya
diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam
membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai
kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antarnegara, yang dimulai
dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan keluar
diwujudkan dengan cara berikut.
Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan
kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang dibarengi dengan upaya-
upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta
penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.
Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu
aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara
lain dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling
mengintervensi urusan dalam negeri.
Pada lingkup supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan
dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama-
sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru,
melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam
kerja sama yang lebih konkret.
Pada lingkup global, politik luar negeri harus memainkan perannya secara
maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan
Indonesia sebagai anggota PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam
(OKI) dan Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu
mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah
pencegahan.
3. Upaya dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi
Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan
perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang mampu
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu menciptakan
kemandirian ekonomi nasional berdaya saing yang tinggi (Noor Ms Bakry, 2009:368).
Kondisi tersebut dapat tercipta apabila negara kita mempunyai Upaya yang tepat untuk
menghadapi berbagai macam ancaman di bidang ekonomi.

6
Adapun, Upaya untuk menghadapi ancaman di bidang ekonomi diantaranya adalah
sebagai berikut;
a. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari internal, prioritas kebijakan
dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai solusi memberantas
kemiskinan, pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha yang kondusif, dan
pemilihan teknologi tepat guna sebagai solusi pemerataan kesempatan kerja.
b. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus
membangun dan menjaga hubungan baik deng an negara-negara uta ma dalam
tatanan ekonomi-politik dunia. Membangun dan menjaga hubungan baik dengan
kekuatan-kekuatan ekonomi dunia sangat penting dalam upaya peningkatan
kemajuan ekonomi dalam negeri.
c. Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,
mengembangkan pilihan Upayas untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-
militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam
meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional yang
terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas dan kebutuhan pokok
masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak dapat
dijangkau dengan sarana transportasi umum.
4. Upaya dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya
Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari dalam
dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu kemiskinan, kebodohan,
keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isuisu tersebut menjadi titik pangkal segala
permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa, nasionalisme, dan patriotisme. Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-
nilai budaya dari luar negeri yang sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada
tingkat lokal. Kemajuan teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global
tempat interaksi antarmasyarakat terjadi secara langsung. Sebagai akibatnya, terjadi
benturan tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa semakin
terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme dan hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara keseimbangan dan
keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara manusia dengan alam semesta,
manusia dengan masyarakat, manusia dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan
kesejahteraan batin. Kesadaran akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan

7
toleransi yang tinggi, sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk
selalu hidup bersatu dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan,
kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa, dan
pelestarian alam.
5. Konsep dan Upaya Pembangunan Hankam
Pembangunan pertahanan dan keamanan terutama ditujukan untuk menegakkan
kedaulatan negara, menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
menjaga keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer dan nonmiliter, meningkatkan
rasa aman dan nyaman beraktivitas, tetap tertib dan tegaknya hukum di masyarakat, serta
untuk memastikan kondisi keamanan dan kenyamanan sebagai jaminan kondusifnya iklim
investasi.
Secara umum pembangunan pertahanan dan keamanan telah menghasilkan kekuatan
pertahanan negara pada tingkat penangkalan yang mampu menindak dan menanggulangi
ancaman yang datang, baik dari dalam maupun dari luar negeri profesionalitas aparat
keamanan meningkat sehingga pencitraan dan pelayanan terhadap masyarakat semakin
dirasakan, serta berbagai ancaman dapat diredam berkat kesiapsiagaan dukungan informasi
dan intelijen yang semakin membaik.
Untuk menerapkan kebijakan yang telah dirumuskan, maka dibutuhkan beberapa
Upaya yang relevan dengan kebutuhan, sehingga diharapkan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Untuk melaksanakan pembangunan pertahanan dan keamanan
dibutuhkan beberapa Upaya yang mencakup :
a. Menyelaraskan Landasan Hukum Hankam
Upaya pertahanan dan keamanan negara sesuai dengan amanat UUD 1945
dilaksanakan dengan Sishankamrata. Amanat ini telah diupayakan
pengembangannya melalui berbagai upaya pembangunan komponen-komponen
sistemnya, namun belum menggambarkan perkembangan sistem tersebut sesuai
dengan kebutuhan masa depan. Sishankamrata yang sebelumnya telah diupayakan
penataannya, sejak amandemen UUD 1945 sampai sekarang belum ditata kembali
secara menyeluruh kedalam berbagai peraturan perundang-undangan. Penataan baru
sebatas pada kekuatan utama yaitu UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
RI, UU No.3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara RI dan UU No. 34 Tahun 2004
tentang TNI. Sedangkan tentang rakyat sebagai kekuatan pendukung sama sekali
belum dijabarkan. UU No. 27 Tahun 1997 tentang Mobilisasi dan Demobilisasi yang
telah ada perlu disesuaikan kembali karena dasar yang digunakan sudah berbeda.

8
b. Memenuhi Kebutuhan Sumber Daya Hankam
Kebijakan hankam adalah meningkatkan postur MEF (minimum essential force)
sebesar 43,67 persen sampai dengan tahun 2014. Sedangkan sisanya akan
dilaksanakan pada dua periode pembangunan yang akan datang. Oleh karena itu
dengan mengingat keterbatasan anggaran negara, maka prioritas pembangunan
pertahanan dilaksanakan melalui modernisasi alutsista TNI/Alut Polri secara terbatas
baik melalui penggantian, up grading, maupun perbaikan alutsista TNI/ Alut Polri
untuk mempertahankan usia pakainya. Sementara itu, untuk menciptakan
profesionalisme TNI/ Polri salah satunya dilakukan dengan meningkatkan
kesejahteraan personil TNI/ Polri. Upaya ini dilakukan dengan pemberian jaminan
pemeliharaan kesehatan, santunan asuransi, program KPR, pemberian santunan
risiko kematian khusus (SRKK), peningkatan uang lauk pauk (ULP), dan pemberian
tunjangan khusus bagi personil yang bertugas pada wilayah kritis seperti perbatasan
negara. Dalam rangka mendukung pembentukan postur MEF, peningkatan peran
industri pertahanan dalam negeri sangat dibutuhkan, terutama untuk produkproduk
militer yang secara teknis mampu diproduksi.
Kesenjangan antara postur dan struktur pertahanan negara dengan kekuatan
militer saat ini merupakan risiko yang sangat besar bagi upaya mempertahankan
wilayah dan kedaulatan negara. Dengan kondisi keuangan negara yang terbatas,
kekuatan pertahanan yang memungkinkan dibangun adalah minimum essential force
(MEF) yang dijadikan prioritas pembangunan pertahanan dalam rangka menghadapi
perkembangan lingkungan Upayas negara, ancaman nyata yang dihadapi, serta
doktrin pertahanan yang dianut oleh TNI. Upaya membangun postur pertahanan
dalam skala kekuatan tidak mudah diwujudkan apabila melihat kondisi alutsista saat
ini. Dengan jumlah alutsista TNI yang relatif masih kurang, serta sebagian besar
alutsista TNI telah mengalami penurunan efek penggentar dan bahkan penurunan
daya tembak yang sangat drastis sebagai akibat usia teknis yang tua dan
ketertinggalan teknologi, akan membutuhkan dana yang sangat besar. Di samping
pembangunan Alutsista TNI, pengembangan postur dan struktur pertahanan negara
dilakukan dengan membentuk prajurit TNI yang profesional serta mampu mengikuti
perkembangan teknologi militer dan keadaan lingkungan masa kini.
c. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Sistem Hankam
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 menegaskan, bahwa pertahanan negara
berfungsi untuk mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah Negara

9
Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan (Pasal 5). Sedangkan yang
dimaksud dengan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu
kesatuan pertahanan, bahwa ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan
ancaman terhadap seluruh wilayah dan menjadi tanggung jawab segenap bangsa.
Merujuk ketentuan tersebut, maka keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya
pembelaan negara bukan hanya dalam lingkup nasional, tetapi juga dalam
lingkungan terdekat di mana kita berdomisili. Artinya menjaga keutuhan wilayah
lingkungan kita tidak dapat dipisahkan dari keutuhan wilayah negara secara
keseluruhan. Pada dasarnya setiap orang mempunyai kewajiban untuk menjaga
keutuhan dan keamanan serta ketertiban wilayah sekitarnya mulai dari lingkungan
rumah sendiri, lingkungan masyarakat sekitar, sampai wilayah yang lebih luas.
Adapun bentuk partisipasi warga masyarakat dalam menjaga lingkungannya
antara lain melalui kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), ikut serta
menanggulangi akibat bencana alam, ikut serta mengatasi kerusuhan masal, dan
konflik komunal. Bencana alam terutama banjir tampak telah menjadi bencana
nasional, karena hampir seluruh wilayah nusantara terkena bencana tersebut. Oleh
karena itu, perlu ada gerakan bersama untuk menguranginya. Misalnya dengan
gerakan membuat serapan air dengan teknologi sederhana biopori sebanyak mungkin
di lingkungan masing-masing.
Dalam masyarakat kita terdapat organisasi yang berkaitan dengan keselamatan
masyarakat yaitu Perlindungan Masyarakat (Linmas). Linmas mempunyai fungsi
untuk menanggulangi akibat bencana perang, bencana alam atau bencana lainnya
maupun memperkecil akibat malapetaka yang menimbulkan kerugian jiwa dan harta
benda. Selain itu terdapat pula organisasi rakyat yang disebut Keamanan Rakyat
(Kamra), Perlawanan Rakyat (Wanra), dan Pertahanan Sipil (Hansip). Keamanan
rakyat merupakan bentuk partisipasi rakyat langsung dalam bidang keamanan dan
ketertiban masyarakat. Sedangkan Wanra merupakan bentuk partisipasi rakyat
langsung dalam bidang pertahanan. Kemudian Hansip merupakan kekuatan rakyat
yang merupakan kekuatan pokok unsur-unsur perlindungan masyarakat
dimanfaatkan dalam menghadapi bencana akibat perang dan bencana alam serta
menjadi sumber cadangan nasional untuk menghadapi keadaan luar biasa. Di daerah
Bali terdapat lembaga atau organisasi keamanan yang dibentuk berdasarkan adat
yang dikenal dengan nama Pecalang. Pecalang memiliki kewibawaan dan sangat
berperan dalam menjaga keamanan di lingkungan setempat.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Dalam suatu negara pastinya memiliki berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan
gangguan baik yang berasal dari daam negeri mauun luar negeri. Ancaman tersebut bisa
berupa ancaman militer maupun non militer. Sehingga peran serta masyarakat untuk
mengatasi berbagai ancaman dalam membangun integrasi nasional sangat diperlukan
untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Macam bentuk Ancaman di Bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM :
1. Ancaman di Bidang Ideologi
2. Ancaman di Bidang Politik
3. Ancaman di Bidang Ekonomi
4. Ancaman di Bidang Sosial Budaya
5. Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan

3.2. Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan
agar setiap ancaman, hambatan, tantangan, dan gangguan tidak menjadi penyebab pemecah
persatuan bangsa.
Pemerintah harus dapat mengatasi setiap ancaman, hambatan, tantangan, dan
gangguan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Sebagai warga negara yang baik kita tidak boleh melakukan hal-hal yang dapat
mengancam keselamatan bangsa.
Sebagai warga negara yang baik kita harus dapat mencegah perbuatan yang dapat
mengancam keselamatan bangsa.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://www.terpelajar.com/
http://materisekolah.co/
http://www.materibahasainggris.com/
http://materibahasaindonesia.co/
http://kumpulanmateri.co/
http://blogkupengetahun.blogspot.co.id/2017/03/makalah-ppkn-ancaman-terhadap-
negara_9.html
https://www.academia.edu/31555836/Setrategi_Indonesia_Menghadapi_Ancaman_di_Ber
bagai_Bidang
http://alfiacahyani.blogspot.co.id/2017/03/ancaman-terhadap-negara-dalam-bingkai.html

12

Anda mungkin juga menyukai