Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

MASA DEPAN MOBIL LISTRIK DAN BERBAGAI DAMPAKNYA


DI INDONESIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu
Rio Devilito, S. Pd., M. Pd

Disusun oleh :
1. Qolis Fandra Irawan (I0419076)
2. Rafi Kurnia Yahya (I0419077)
3. Reza Maulana (I0420083)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
PRAKATA
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Masa Depan Mobil Listrik dan Berbagai
Dampaknya di Indonesia”. Tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi
upaya penulis dalam mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan
tentang materi yang sedang penulis pelajari.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak, terutama kepada Bapak Rio Devilito, S.Pd.,M. Pd
selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah membantu dan mendukung
penyusunan makalah ini. Penulis pun tak lupa mengucapkan permohonan maaf
apabila dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
tulisan ini.

Surakarta, 13 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN …...………………………………………………… i
JUDUL
PRAKATA ………………………………………………..…..………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang ….……………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah ...…………………………………………… 2
1.3 Tujuan ……………..…………………………………………… 2
1.4 Manfaat ………………….……………………………………... 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………… 3
2.1 Populasi Mobil listrik di Indonesia ………...…………………... 3
2.2 Masalah Mobil Listrik di Indonesia …………………………... 3
2.3 Dampak Penggunaan Mobil Listrik di Indonesia ……………… 4

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mobil listrik adalah mobil yang digerakkan oleh motor listrik. Motor
listrik ini mendapatkan tenaga dari energi listrik yang disimpan dalam baterai.
Mobil listrik sempat menjadi kendaraan populer pada awal abad ke-20.
Namun popularitas mobil listrik semakin lama semakin hilang ketika muncul
mobil berbahan bakar bensin dengan harga yang murah.
Saat ini penggunaan mobil listrik di Indonesia masih sangat sedikit.
Menurut Sushant Gupta, Direktur Peneliti Wood Mackenzie, jumlah mobil
listrik di Indonesia hingga 2027 hanya berkisar antara 5.000-10.000 unit.
Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan jumlah mobil konvensional yang
mencapai 15 juta unit. Sementara itu dalam hal pengembangan, menurut
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian
Perindustrian (Kemenperin), Doddy Rahadi, Indonesia mengalami kesulitan
dalam pengembangan teknologi baterai dalam negeri. Penyebab dari masalah
tersebut adalah karena mobil listrik di Indonesia harganya relatif mahal karena
mahalnya harga baterai yang masih impor dan kesiapan infrastruktur berupa
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) belum menunjang.
Apabila mobil listrik di Indonesia dapat dikembangkan dan
menggantikan mobil berbahan bakar bensin, maka tingkat populasi udara di
Indonesia juga akan menurun. Selain itu, konsumsi bensin di Indonesia juga
berkurang. Oleh karena itu diperlukan dukungan kuat dari pemerintah dan
kerjasama semua pihak yang terkait untuk mengembangkan teknologi
terutama dalam baterai untuk produksi mobil listrik dalam negeri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana populasi mobil listrik di Indonesia pada masa depan ?
2. Bagaimana mengatasi masalah dalam pengembangan mobil listrik di
Indonesia ?
3. Bagaimana dampak penggunaan mobil listrik di Indonesia ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan populasi mobil listrik di Indonesia pada masa
depan.
2. Untuk mendeskripsikan solusi untuk mengatasi masalah dalam
pengembangan mobil listrik di Indonesia
3. Untuk mendeskripsikan dampak penggunaan mobil listrik di Indonesia.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan penulisan makalah ini, maka makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat
yaitu memberikan sumbangan pemikiran dalam mengatasi masalah
pengembangan mobil listrik di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan tentang masa depan mobil listrik dan dampak
penggunaan mobil listrik di Indonesia.
b. Bagi pemerintah
Dapat menjadi bahan masukan supaya memberikan dukungan terhadap
pengembangan mobil listrik di Indonesia.
c. Bagi masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat sehingga masyarakat
mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan mobil listrik
sebagai sarana transportasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Populasi Mobil listrik di Indonesia
Populasi mobil listrik di Indonesia relatif kecil dibandingkan dengan
negara-negara Eropa. Meskipun populasinya kecil, namun jumlah mobil listrik di
Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Berdasarkan data penjualan mobil listrik di Indonesia, mobil listrik
yang terjual selama empat bulan (periode Januari – April 2020) yaitu sebanyak
545 unit. Angka ini hampir mendekati jumlah penjualan selama 2019 sebanyak
600 unit. (Putu, 2020)

Meskipun demikian, populasi mobil listrik di Indonesia diperkirakan


mencapai

2.2 Masalah Mobil Listrik di Indonesia


Mobil listrik di Indonesia menjumpai beberapa masalah mulai dari
masalah dalam pengembangan teknologi baterai, pengolahan limbah baterai,
hingga masalah infrastruktur pendukungnya.
Indonesia memiliki kandungan Nikel dan Kobalt yang melimpah. Bahan
ini merupakan 80 persen komponen utama pembuatan baterai untuk mobil listrik.
Namun dengan kelebihan itu, Indonesia mengalami masalah dalam hal
pengembangan teknologi baterai. Indonesia belum mampu memproduksi baterai
mobil listrik yang memiliki daya tinggi, isi daya cepat, dan tahan lama. Untuk
mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan
Selain masalah pengembangan teknologi baterai, juga muncul masalah
mengenai pengolahan limbah baterai. Baterai yang digunakan pada mobil listrik
kira-kira hanya optimal digunakan selama maksimal 10 tahun. Setelah 10 tahun,
baterai perlu diganti. Ini menyebabkan limbah baterai bekas mobil listrik akan
meningkat dan diperlukan proses daur ulang yang tepat untuk limbah baterai
tersebut. Proses daur ulang yang tepat sangat penting untuk dilakukan karena
limbah baterai merupakan limbah yang tidak bisa dibuang dan mengandung
logam berat dan zat-zat berbahaya sepert mangan, timbal, merkuri, nikel, dan
lithium. Kandungan limbah baterai ini sangat berbahaya bagi lingkungan karena
dapat mencemari air dan tanah sehingga dampaknya juga akan berbahaya bagi
manusia. Namun di Indonesia belum ada teknologi untuk mendaur ulang limbah
baterai dengan tepat.
Sementara dalam hal infrastruktur, di Indonesia belum memiliki jumlah
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPLKU) yang cukup. Hingga tahun
2020 ini, Indonesia hanya memiliki 62 SPLKU. Jumlah ini sangat minim untuk
memenuhi kebutuhan pengisian kendaraan listrik bagi masyarakat. Dengan
minimnya jumlah SPLKU ini, menyebabkan masyarakat ragu untuk
menggunakan mobil listrik sebagai kendaraan pribadi karena mereka merasa
khawatir apabila mengalami kehabisan daya selama perjalanan. Untuk mengatasi
ini, pemerintah perlu mempercepat pembangunan SPLKU untuk memberikan
jaminan ketersediaan energi listrik untuk kendaraan listrik yang dimiliki
masyarakat sehingga masyarakat semakin merasa nyaman dan semakin banyak
yang beralih menggunakan mobil listrik.

2.3 Dampak Penggunaan Mobil Listrik di Indonesia


Mobil listrik telah diketahui sebagai mobil ramah lingkungan yang tidak
menghasilkan emisi bahan bakar seperti mobil konvensional. Akibatnya, polusi
yang dihasilkan oleh mobil listrik ini sangat minim (Knobloch, 2020). Dikutip
dari BBC, 2020, penggunaan mobil listrik ini akan membantu mengurangi tingkat
polusi hingga setengahnya. Sebagai contoh, penggunaan mobil listrik
menyumbang penurunan tingkat polusi hingga 70 persen di Swedia dan Perancis
dan 30 persen di Inggris.
Pada awal kemunculan mobil listrik, terdapat anggapan bahwa
penggunaan mobil listrik tidak terlalu ramah lingkungan. Anggapan ini muncul
karena sumber yang digunakan untuk pembangkit listrik merupakan bahan bakar
fosil, misalnya batu bara. Sehingga ketika jumlah penggunaan mobil listrik terus
meningkat maka konsumsi listrik juga meningkat dan pembangkit listrik akan
semakin banyak mengeluarkan emisi. Oleh karena itu, apabila Indonesia
menginginkan keberhasilan dalam menekan tingkat populasi melalui penggunaan
mobil listrik maka jumlah pembangkit listrik energi terbarukan yang beoperasi di
Indonesia perlu diperbanyak jumlahnya. Mengingat hingga saat ini batu bara
merupakan sumber terbesar untuk pembangkit listrik yang beroperasi di
Indonesia.
Berdasarkan data Trading Economic per Agustus 2019 jumlah kebutuhan
minyak mentah nasional adalah sebesar 1,8 juta barel per hari sementara jumlah
produksi hanya sebesar 659 ribu barel per hari. Selain itu eksplorasi migas hanya
memiliki rasio keberhasilan sebesar 20 persen. Ini menyebabkan tingkat impor
minyak mentah Indonesia masih tinggi untuk memenuhi kebutuhan BBM
masyarakat. Oleh karena itu, penggunaan mobil listrik perlu ditingkatkan lagi.
Karena selain dampak terhadap lingkungan, penggunaan mobil listrik juga akan
berpengaruh terhadap jumlah impor minyak mentah. Hal ini karena mobil listrik
tidak menggunakan BBM seperti halnya mobil konvensional. Apabila
penggunaan mobil listrik dapat dimaksimalkan dan jumlah impor minyak mentah
berkurang, maka ini akan mencegah devisa akan berhamburan ke luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai