Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andhika Bagus P.V.

P
NIM : I0419012

UTS BioMesin Kelas B

1. Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam hal pembangunan infrasuktur
yang dimaksud makhluk hidup adalah manusia, hewan, serta tumbuhan yang
berada dalam suatu wilayah pembangunan tersebut. Sedangkan lingkungan
adalah air, tanah, dll yang berada pada daerah pembangunan infrastruktur
tersebut. Kondisi ekologis perlu dijadikan dasar pertimbangan dalam proses
pembangunan infrastruktur karena saat terjadi pembangunan tentunya akan
mengganggu baik makhluk hidup maupun lingkungan yang ada disekitar
pembangunan, oleh karena itu perlu adanya Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (AMDAL) sebelum diadakannya pembangunan. AMDAL
juga pembantu para engineer untuk dapat meminimalisir kerusakan lingkungan
dan juga dapat meminimalisir terganggunya organisme hidup yang ada di
sekitar lingkungan pembangunan.

2. Menurut saya solusi yang terbaik/paling tepat untuk mengatasi daerah yang
sudah dipetakan rawan banjir adalah Relokasi lalu membangun rumah susun di
daerah yang tidak termasuk daerah rawan banjir tersebut guna menampung
masyarakat yang telah tinggal di Kawasan rawan banjir tersebut. Dipilihnya
relokasi karena jika dengan tanggul tidak akan menjadi solusi karena level air
pasti akan terus meningkat dan tetap mengakibatkan terjadinya banjir, serta
seharusnya sejak awal ketika sudah diketahui daerah tersebut rawan banjir
seharusnya tidak boleh untuk ditinggali/dihuni.

3. Untuk menghadapi kekeringan dengan jangka waktu lama adalah dengan


beberapa hal yaitu :
• Membuat daerah resapan air, dengan adanya daerah resapan air yang ada
Ketika terjadi hujan akan menampung air dan ainya dapat digunakan
sebagai kebutuhan Ketika terjadinya kekeringan berkepanjangan. Atau
dapat membuat waduk (ketika daerah tersebut memungkinkan untuk
dibangun waduk);
• Menanam pohon, dengan adanya banyak pohon di daerah yang rawan
terjadi kekeringan akan menahan air agar tidak langsung mengalir begitu
saja, karena seperti yang diketahui bahwa pohon dapat menyimpan
cadangan air bersih;
• Memprioritaskan sumber air yang tersedia untuk kebutuhan pokok
• Memelihara sumber air yang ada di sekitar daerah tersebut dengan baik
(tidak boros)
• Melakukan konservasi air

4. Program diversifikasi pangan merupakan suatu program yang dibuat agar


masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok nya saja dan dapat
mau untuk mengonsumsi bahan pangan lainnya yang tidak menjadi makanan
pokok pada daerahnya. Contohnya seperti kebanyakan daerah di pulau Jawa
yang mayoritas menjadikan nasi sebagai bahan pangan pokoknya, namun
seperti yang diketahui bahwasannya proses pertanian padi sangat bergantung
pada iklim. Ketika iklim nya tidak mendukung maka produksi padi pun akan
menurun yang juga menyebabkan produksi beras sebagai bahan pokok juga
menurun. Maka dari itu perlu diadakannya diversifikasi pangan agar
masyarakat Jawa juga dapat merasakan ketela pohon, jagung, sagu, ubi jalar,
roti, dll yang memungkinkan produksi bahan pangan tersebut tidak begitu
terpengaruh oleh iklim.
Masyarakat sulit beralih dari beras karena itu sudah menjadi makanan turun
temurun dari dulu, juga sudah terjadi mind set bagi masyarakat bahwasannya
“kalau belum makan nasi ya belum makan”. Oleh karena mind set tersebut
menjadikan masyarakat sulit beralih dari beras, namun di era modern seperti ini
dengan adanya globalisasi membuat masyarakat milenial dapat mengubah mind
set tersebut. Di era sekarang ini tidak jarang kita menjumpai satu keluarga tidak
menjadikan nasi sebagai bahan pokok melainkan gandum atau jagung sebagai
makanan pokoknya.

5. Dalam kondisi alami simpanan karbon pada lahan gambut relatif stabil.
Ketebalan gambut bisa bertambah sampai 3 mm tahun-1 (Parish et al., 2007).
Namun jika kondisi alami tersebut terganggu, maka akan terjadi percepatan
proses pelapukan (dekomposisi), sehingga karbon yang tersimpan di dalam
lahan gambut akan teremisi membentuk gas rumah kaca (GRK) terutama gas
CO2, sebagai dampak dari dilakukannya proses drainase yang selalu menyertai
proses penggunaan lahan gambut. Adanya ancaman terhadap kelestarian
simpanan C, gambut mempunyai arti penting sehubungan dengan isu
pemanasan global. Indonesia dituding sebagai salah satu negara penyumbang
emisi CO2 terbesar karena pembukaan dan perluasan penggunaan lahan gambut
yang dinilai intensif selama beberapa tahun terakhir ini.
Langkah konkrit yang bisa dilakukan adalah menjaga kestabilan lingkungan
agar tidak terganggunya proses alami yang dialami gambut, dengan begitu tidak
akan terjadi percepatan proses pelapukan yang dengan demikian gambut tidak
akan membentuk gas rumah kaca dan atau gas C𝑂𝑂2.

Anda mungkin juga menyukai