Anda di halaman 1dari 24

Pemanfaatan Baterai Bekas Dari Sepeda Listrik

Sebagai Tempat Penyimpanan Muatan Listrik


Pada Lampu PJU Berbasis Solar Cell
Mini Riset

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh Kelompok 3 :

1.Azri Adlih (2207220080)


2.Mifta Fariz NST (2207220070)
3.Muhammad Raehan Alfatahu (2207220056)
4.Naifa Putri Redhani (2207220072)

Dosen Matakuliah :
ANNISA, S.Pd.M.Pd

TEKNIK ELEKTRO B-1


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
TAHUN 2022
Daftar Isi

Halaman

Halaman Sampul………………………………………………………… i

Daftar Isi………………………………………………………………… ii

Kata Pengantar…………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………. 3

1.3 Tujuan Penelitian……………………………………... 3

1.4 Manfaat Penelitian……………………………………. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………. 4

2.1 Pengertian Baterai………………………….................. 4

2.2 Klasifikasi Baterai Sepeda Listrik……………………. 5

2.3 Pengertian Solar Cell…………………………………. 7

2.4 Prinsip kerja Solar Cell Pada Lampu PJU……………. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 9

3.1 Metode Penelitian…………………………………….. 9

3.2 Waktu dan Tempat……………………………………. 9

3.3 Sampel dan Objek Penelitian…………………………. 9

3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………. 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………. 10

4.1 Hasil………………………………………………….. 10

4.2 Pembahasan………………………………………….. 14
BAB V PENUTUP……………………………………………………… 16

5.1 Kesimpulan…………………………………………... 16

5.2 Saran…………………………………………………. 16

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
Kata Pengantar

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga Mini Riset
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dalam menyusun Mini Riset ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah saya yaitu
“Pemanfaatan Baterai Bekas dari Sepeda Listrik Sebagai Tempat Penyimpanan Muatan Listrik Pada
Lampu PJU Berbasis Solar Cell”.

Saya berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Jika makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kata sempurna, saya
mohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
guna memperbaiki makalah ini. Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar
kedepannya dapat lebih baik.

Medan, 25 Desember 2022

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sepeda motor listrik adalah kendaran yang bertenaga listrik dengan sumber tenaga dari baterai.
Banyak masyarakat Indonesia menggunakan sepeda listrik sebagai kendaraan yang digunakan sehari
hari. Sepeda listrik merupakan kendaraan yang hemat energi.

Definisi sepeda listrik telah di tetapkan dalam peraturan menteri perhubungan nomor 45 tahun
2020 tentang kendaraan tertentu dengan menggunakan penggerak motor listrik. Pada pasal 1 ayat 7
ditetapkan sepeda listrik adalah kendaran tertentu yang memiliki roda dua dilengkapi dengan peralatan
mekanik berupa motor listrik. Lalu pada pasal 3 ayat 2 di atur sepeda listrik harus memenuhi
persyaratan keselamatan meliputi, (1) Lampu utama, (2) Alat pemantul cahaya (reflector) pada lampu
belakang, (3) Sistem rem yang berfungsi dengan baik, (4) Alat pemantul cahaya (reflector) pada lampu
kiri dan kanan, (5) Klakson atau bell, dan (6) Kecepatan paling tinggi 25 km/jam.

Sepeda listrik pertama di dunia yang terdokumentasikan hadir sekitar tahun 1880-an di Prancis
serta 1890-an di Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1895, US Patent memberikan patent pertama
sepeda listrik kepada Ogden Balton Jr. Sepeda listrik tersebut merupakan sepeda yang ditenagai baterai
dan hub motornya terpasang di bagian dalam roda belakang. Untuk baterainya di letakkan dalam
rangka segitiga yang berada di tengah sepeda.

Seiring dikeluarkannya peraturan presiden Nomor 55 Tahun 2019 mengenai percepatan program
kendarasan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk tranportasi jalan,
dilanjutkan dengan turunnya peraturan mentri perhubungan Nomor 65 Tahun 2020 tentang konversi
sepeda motor dengan penggerak motor motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai,
maka pertumbuhan perusahaan sepeda motor listirik di Indonesia semakin cepat. Secara catatan
registrasi dipemerintah saat dengan bulan Juli 2022 tercatat tidak kurang 19.698 unit sepeda motor
listrik di Indonesia dan target pemerintah yang disampaikan oleh dengan dewan energi nasional adalah
pada tahun 2030 konversi kendaraan bermesin motor bakar ke kendaraan berbasis baterai adalah
sekitar 13.000.000 unit sepeda motor dan 2.000.000 unit mobil.

Permasalahan yang sering terjadi dari sepeda listrik adalah baterai yang gampang soak atau
rusak membuat masyarakat Indonesia yang menggunakan sepeda listrik menjadi mengeluh. Dan
baterai pada sepeda listrik memiliki daya yang kecil sehingga baterai lebih cepat habis. Serta dayungan
pada pedal sepeda listrik tersebut itu terasa lebih berat. Sehingga baterai bekas dari sepeda listrik
menjadi limbah yang tidak tergunakan lagi.

1
Dengan demikian, baterai bekas dari sepeda listrik dapat di implementasikan kembali sebagai sebagai
tempat penyimpanan arus listrik pada lampu penerangan jalan (lampu PJU) berbasis solar cell. Maka
dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hal tersebut.

________________________

1 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Kendaraan tertentu dengan menggunakan


penggerak motor listrik.

2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Pasal 1 Ayat 7 (Sepeda listrik adalah kendaran
tertentu yang memiliki roda dua dilengkapi dengan peralatan mekanik berupa motor listrik).

3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Pasal 3 Ayat 2 (Persyaratan Keselamatan).

4 Peraturan Presiden Nomor 55 (2019). Percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric vehicle) untuk tranportasi jalan.

5 Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 65 (2020). Konversi sepeda motor dengan penggerak motor
motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai.

2
1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas, maka rumusan permasalahan yang akan dibahas adalah,
sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang/memanfaatkan kembali baterai bekas dari sepeda motor listrik menjadi
tempat penyimpanan arus listrik pada lampu penerangan jalan (lampu PJU) berbasis Solar cell.

2. Apakah baterai bekas dari sepeda listrik dapat lebih menguntungkan pada lampu PJU berbasis
solar cell, jika dibandingkan dengan lampu PJU yang menggunakan baterai biasa.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka tujuan penulisan mini riset ini yang akan dibahas
adalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perancangan/pengelolaan kembali baterai bekas dari sepeda motor listrik
sebagai tempat penyimpanan sumber arus pada lampu penerangan jalan (lampu PJU) berbasis
solar cell.

2. Untuk mengetahui keuntungan dari penggunaan baterai bekas sepeda listrik pada lampu PJU
berbasis solar cell, jika dibandingkan dengan lampu PJU yang menggunakan baterai biasa.

1.4 Manfaat Penelitian


Selanjutnya, penulisan penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Manfaat secara teoretis

Penulis berharap kiranya penulisan mini riset ini ini dapat bermanfaat untuk dapat memberikan
masukan sekaligus menambah menambah khasanah ilmu pengetahuan dan literatur dalam dunia
akademis dan Teknik, khususnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan Kembali
baterai bekas sepeda motor listrik.

2. Manfaat secara praktis

Secara praktis penulis berharap agar penulisan mini riset ini dapat memberi pengetahuan tentang
limbah baterai bekas khususnya untuk dapat diolah kembali dan menjadi tempat penyimpanan arus
listrik pada lampu PJU berbasis solar cell. Seperti yang diketahui bersama, banyak kendala dan
permasalahan yang terjadi pada sepeda motor listrik, salah satunya adalah baterai pada sepeda
motor listrik yang gampang soak atau rusak dan memiliki daya yang rendah. Permasalahan
tersebut banyak dikeluhkan pada masyarakat Indonesia dan sepeda listrik yang kehabisan daya
pada baterai nya sangat susah untuk digayung (berat gayungan pedalnya).

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Baterai

Menurut Adam (2020) baterai (battery) adalah sebuah komponen yang terdiri atas 2 sel
elektrokimia yang berfungsi untuk mengubah energi kimia untuk kemudian diubah menjadi energi
listrik. Menurut Lister (Adam, 2020), baterai adalah kumpulan dari beberapa sel listrik yang digunakan
untuk menyimpan energi kimia untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik.

Biasanya baterai ini digunakan untuk memberikan daya pada perangkat lain seperti ponsel, jam,
senter, dan mobil listrik. Setiap baterai pasti memiliki dua kutub berbeda, yaitu kutub positif
(katoda) dan negatif (anoda). Diantara keduanya, terdapat zat yang perannya mengalirkan listrik dari
anoda menuju katoda yang disebut elektrolit. Kutub positif ini adalah kutub yang energi potensial-nya
lebih tinggi dari kutub negatif. Sementara kutub negatif adalah sumber elektron yang jika dihubungkan
pada rangkaian eksternal, maka akan mengalirkan energi ke peralatan eksternal tersebut.

Berdasarkan pada proses yang terjadi jenis baterai dibagi menjadi primary battery adalah baterai
yang hanya dapat digunakan sekali saja seperti baterai zinc-carbon (seng-karbon), baterai alkaline
(alkali), baterai lithium, dan baterai silver oxide. Secondary battery adalah baterai yang dapat
digunakan dan diisi ulang beberapa kali seperti baterai lithium ion (Li-ion), baterai lithium polymer
(Li-Po), baterai lead acid (Accu), baterai dry cell, baterai graphene.

Dengan adanya Baterai, kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk dapat mengaktifkan
perangkat elektronik kita sehingga dapat dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan kita
sehari-hari.

________________
6 Adam (2020). Pengertian Baterai: Fungsi, Jenis-Jenis dan Cara Kerja
(https://www.zanoor.com/pengertian-baterai/)

7 Lister (Adam, 2020). Pengertian Baterai: Fungsi, Jenis-Jenis dan Cara Kerja
(https://www.zanoor.com/pengertian-baterai/)

4
2.2 Klasifikasi Baterai Sepeda Listrik

Berdasarkan situs IDN Times (2020) ada 7 jenis-jenis baterai sepeda listrik adalah sebagai
berikut.

1. Baterai Lead-acid (SLA)


Baterai SLA atau baterai asam timbal yang dikenal murah dan mudah didaur ulang. Baterai ini
memiliki tegangan 12 V. Namun baterai jenis ini juga diketahui lebih sensitif dan menuntut perawatan
lebih ekstra. Baterai LSA memiliki bobot dua kali lipat dibanding baterai NiMH dan tiga kali lipat
baterai lithium. Namun, bobotnya yang berat tidak dibarengi dengan kapasitas yang sepadan.

2. Baterai Nickel-cadmium (NiCd)


Baterai NiCd memiliki kapasitas lebih besar dibandingkan baterai asam timbal. Namun, baterai
NiCd memiliki sisi negatif yang juga menjadi alasan kenapa baterai jenis ini berkapasitas lebih
besar. Sebabnya adalah kadmium termasuk dalam pencemar lingkungan yang sulit untuk didaur ulang
atau dibuang dengan aman. Baterai tersebut juga relative mahal harganya.

3. Baterai Nickel-metal Hydride (NiMH)

Baterai NiMH dinilai lebih efisien dibanding pendahulunya, NiCd, tetapi harga baterai ini
cenderung lebih mahal. Banyak orang mengatakan baterai NiMH menawarkan jangkauan yang lebih
besar dan lebih mudah dibuang dengan aman.

4. Baterai Lithium-ion (Li-ion)


Baterai Li-ion bisa dibilang menjadi baterai default 90 persen sepeda listrik yang ada. Kelebihan
baterai Li-ion dapat bertahan lebih lama dan menghasilkan lebih banyak tenaga dibandingkan jenis
baterai lain. Namun, jenis baterai yang sangat populer ini juga punya sisi kekurangan, yaitu baterai Li-
ion membutuhkan perlindungan agar tidak diisi ulang secara berlebih atau dibiarkan terlalu kosong.

5. Baterai Lithium-ion Polymer (Li-pol)


Baterai Li-pol tidak menawarkan banyak peningkatkan dari baterai Li-ion. Peningkatannya
adalah baterai Li-pol tidak mengandung cairan sehingga tidak memerlukan pelindung sebagaimana
dibutuhkan jenis baterai lain. Tidak adanya cairan dalam baterai Li-pol berarti baterai ini lebih stabil
dan resilien. Baterai Li-pol pun menjadi kandidat baterai sepeda listrik yang ideal. Namun, baterai Li-
pol belum bisa menjanjikan masa pakai baterai yang memuaskan.

6. Baterai Lithium cobalt (LCO)


Baterai LCO adalah variasi lain dari baterai Li-ion. Baterai ini diklaim memiliki kepadatan
energi yang jauh lebih tinggi dibanding baterai lithium lainnya. Baterai LCO menawarkan tenaga yang
lebih optimal dengan ukurannya yang ringkas dan ringan.

5
7. Baterai Lithium Manganese (LiMg204)

Baterai LiMg204 tergolong jenis baterai baru. Ini merupakan teknologi baterai yang sama
dengan yang digunakan oleh mobil hybrid Nissan Leaf. Baterai ini diklaim sebagai jenis baterai terbaik
dari jenis-jenis baterai yang ada. Sebab dari semua jenis baterai lithium, LiMg204 mampu bertahan
lebih lama dan menghasilkan lebih banyak daya. Dengan segala kelebihannya.

Dari jenis-jenis baterai tersebut penelitian dilakukan pada baterai jenis lithium-ion karena jenis
Li-ion yang secara kualitas di atas baterai lead acid jenis VRLA yang biasa digunakan untuk lampu
PJU solar pada umumnya dan baterai jenis Li-ion banyak digunakan pada sepeda listrik model
sekarang. Dan baterai Li-ion dipilih yang berkapasitas 12 V. Dr. Henri P. Uranus (2019) mengatakan
baterai yang tidak lagi dapat digunakan sebagai sumber daya motor listrik, ternyata masih dapat
dimanfaatkan sebagai sumber daya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan menggunakan Solar
Panel sebagai sumber energi pengisiannya. Baterai LI-ion memiliki berbagai macam kapasitas, dari
12 V hingga 72V.

Dari penelitian yang sudah dilakukan Dr. Henri P. Uranus (2019) dan tim bahwa baterai yang
sebelumnya telah digunakan untuk motor listrik masih sangat mumpuni untuk digunakan untuk lampu
PJU, dan ini telah di uji coba di lab. bahwa baterai yang kapasitas jelajah motor listriknya tinggal 50%
bahkan dapat digunakan hingga 1 minggu untuk lampu jalan 10W atau 4 hari untuk lampu 20W dari
terisi penuh sampai dimatikan sistem proteksi BMS internal baterainya kata Henri (2019).

_____________
8 IDN Times (2020). Jangan Salah Pilih Sepeda Listrik, Kenali Dulu 7 Jenis Baterai Ini!
(https://www.idntimes.com/automotive/motorbike/meiska-irena-pramudhita-1/jangan-salah-pilih-
sepeda-listrik-kenali-dulu-jenis-baterai-ini?page=all)

9 Wawan Priyanto (Dr. Henri P. Uranus, 2019). Viar Riset Pemanfaatan Baterai Bekas Kendaraan
Listrik (https://otomotif.tempo.co/read/1246050/viar-riset-pemanfaatan-baterai-bekas-kendaraan-
listrik?OtomotifUtama&campaign=OtomotifUtama_Click_3)

6
2.3 Pengertian Solar Cell
Menurut Admin (Britannica,2022) solar sel adalah alat yang mampu mengubah energi matahari
menjadi energi listrik melalui efek photovoltaic. Efek photovoltaic sendiri adalah sebuah proses di
mana munculnya tegangan listrik yang disebabkan oleh adanya kontak antara 2 elektroda saat terkena
sinar matahari atau energi radiasi lainnya.Karena efek itulah solar sel juga sering disebut sebagai sel
photovoltaic. Solar cell pertama kali ditemukan oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.

Pada dasarnya solar cell adalah dioda p-n, yaitu alat semikonduktor yang mengontrol aliran arus
listrik dalam suatu rangkaian. Solar cell juga merupakan bagian dari sel fotolistrik yang mana arus,
tegangan dan hambatannya akan berubah saat terkena sinar matahari.

Saat solar cell terkena sinar matahari, elektron pada silikon akan terpisah dari atomnya, yang
akan menimbulkan kekosongan yang disebut “hole”. Jika hal tersebut terjadi pada medan listrik, maka
medan tersebut akan memindahkan elektron yang bersifat negatif ke lapisan n dan memindahkan hole
yang bermuatan positif ke lapisan p. Di antara 2 lapisan tersebut terdapat suatu persimpangan yang
disebut sebagai PN junction. Elektron akan bergerak melalui persimpangan tersebut diantara lapisan p
dan n. Dari situlah arus listrik akan tercipta.

Saat ini, lampu surya sudah mulai umum dan banyak digunakan mulai dari lanskap rumah,
lampu taman, hingga lampu jalanan. Sekarang ini lampu surya sudah banyak dijual di berbagai e-
commerce dengan desain yang beragam dan harga yang cukup terjangkau.

________________

10 Admin (Britannica,2022). Solar Sel Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Pengaplikasiannya
(https://caramesin.com/solar-sel-adalah/)

7
2.4 Prinsip kerja Solar Cell Pada Lampu PJU
Menurut Shofiyah (2020) prinsip kerja dari solar cell adalah Ketika partikel dari sinar matahari
(foton) meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya akan menimbulkan energi yang cukup besar
untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-)
tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang
kehilangan Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).

Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak sebagai
Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan Semikonduktor tipe N (N-type).
Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima
(Acceptor) elektron yang dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).

Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan energi yang
mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan. Elektron akan bergerak
menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan
sebuah beban berupa lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN
Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

Pada intinya prinsip kerja dari PJU solar cell itu simpel, yaitu mengubah cahaya matahari
menjadi energi listrik, dalam sistem solar cell cahaya matahari merupakan salah satu bentuk energi
dari sumber daya alam. sel surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak
terbatas langsung diambil dari matahari untuk mendapatkan efisiensi dan penghematan listrik dalam
sistem solar cell, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar, sehingga sistem
sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan.

Teknologi PJU solar cell sistem yang lazim digunakan adalah sistem votovoltaik, Komponen
utama sistem surya fotovoltaik adalah modul rakitan beberapa sel surya fotovoltaik, untuk membuat
modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. modul
fotovoltaik kristal dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat
sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi.

__________________

11 Shofiyah (2020). Prinsip Kerja Solar Cell (https://www.conservation.or.id/prinsip-kerja-solar-cell/)

8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Creswell (2022) Penelitian
kuantitatif adalah upaya dalam menyelidiki masalah, masalah yang ada merupakan dasar yang
digunakan oleh peneliti dalam mengambil data. Kemudian menentukan variabel dan diukur dengan
angka guna analisa sesuai dengan prosedur dari statistik yang berlaku. Tujuan dari penelitian ini
adalah membantu mengambil kesimpulan atau generalisasi teori.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari yaitu pada tanggal 24 November 2022 sampai 24
Desember 2022, pada pukul 14.00 WIB. Di Percut Sei Tuan, Medan-Tembung.

3.3 Sampel dan Objek Penelitian

Objek penelitian yang akan di tinjau adalah baterai bekas sepeda listrik jenis Lithium-ion dan
perancangan baterai bekas sebagai tempat penyimpanan muatan listrik pada lampu PJU berbasis solar
cell.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan survey langsung ke
lokasi di antaranya survey visual lampu PJU berbasis solar cell di jalanan Tembung, Percut Sei
Tuan.

2. Teknik Studi Pustaka

Yaitu Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
relevan atau sesuai yang dibutuhkan untuk penelitian dari buku, artikel ilmiah, berita, maupun
sumber kredibel lainnya yang reliabel dan juga sesuai dengan topik penelitian yang dilakukan.

______________

12Raharjav (Creswell,2020). Penelitian Kuantitatif (https://raharja.ac.id/2020/10/29/penelitian-


kuantitatif/) 9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Perancangan Baterai Pada Lampu PJU Berbasis Solar Cell

 Perancangan Lampu Dan Baterai


Dalam pemilihan baterai yang akan kita gunakan dalam penelitian ini harus berdasarkan
lampu LED yang akan digunakan. Dalam hal ini spesifikasi lampu LED (DC) yang digunakan
adalah 12 V, 7 W. Dengan demikian, kebutuhan arus yaitu sebesar 0,58 A yang diperoleh
menggunakan persamaan arus (I), daya (P), dan tegangan (V) sebagai berikut:

I=P/V (1)

Kemudian arus yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu LED selama 12 jam dengan asumsi
mulai menyala ketika pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB yaitu sebesar 7 Ah yang
diperoleh
menggunakan persamaan berikut.

ION = I X 12 (2)

Dengan demikian, besarnya kapasitas baterai yang dibutuhkan dalam sistem PJU otomatis ini
sebesar > 7 Ah. Pada kenyataan pengoperasiannya, karena keadaan cuaca yang tidak konstan
selama pengisian baterai, maka diperlukan baterai yang mampu memberikan suplai lampu menyala
selama 24 jam. Berdasarkan persamaan (2), perlu digunakan baterai yang mempunyai spesifikasi
minimum sebesar 12 V, 14 Ah. Karena akumulasi spesifikasi minimum dengan faktor rugi-rugi
daya yang terdapat di setiap baterai, maka dibutuhkan baterai 12 V, 9 Ah. Adapun spesifikasi
baterai lebih lengkapnya yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Spesifikasi baterai 12V/9Ah

Spesifikasi Nilai Spesifikasi


Cycle Use 14,4 V – 15 V
Standby Use 13,5 V – 13,8 V
Initial Current < 2,7 A
Tegangan maksimum
(Full) ±12,75 V

10
Cycle use pada baterai menandakan bahwa tegangan untuk charging selama proses charge-
discharge secara bersama adalah 14,4 V – 15 V, sedangkan tegangan pada saat charging untuk
standby use adalah 13,5 V – 13,8 V terjadi pada saat proses charge-discharge tidak bersamaan.
Untuk initial current (arus pengisian) pada proses charge tidak boleh besar dari 2,75 A.

 Perancangan Voltage Regulator dan Sistem Control Charger


Berdasarkan data spesifikasi pada Tabel 1, maka dibutuhkan tegangan pengisian sebesar
13,5V-13,8 V. Hal ini dikarenakan lampu hanya menyala ketika keadaan gelap/malam (discharge),
sedangkan proses charge memerlukan arus pengisian < 2,7 A. Hasil keluaran aktual tegangan
menggunakan multimeter pada solar cell sebesar 17,6 V. Dengan demikian diperlukan regulator
untuk menurukan tegangan tersebut sesuai dengan spesifikasi baterai sebesar 15 V. Untuk
mengubah dari 17,6 V ke 15 V, digunakan IC 7815. Dikarenakan IC 7815 hanya menghasilkan
arus < 1 A, maka diperlukan penguat arus menggunakan transistor 2N3055. Skema rangkaian
ekivalen transistor dan sistem regulator. Dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Solar Cell

IC REGULATOR

Rb

V ce

Vbe Raccu

Gambar 1 . Rangkaian ekivalen transistor

11
Vb

D1

C1 C2

Gambar 2. Rangkaian regulator tegangan 15V/5A

Berdasarkan Gambar 1, maka dapat dihitung arus pengisian sebagai berikut.

𝑉𝑐 = 𝑉𝑏 − 𝑉𝑏𝑒 − 𝐼𝑏 𝑅𝑏 (3)

[𝑉𝑏(𝑡) − 𝑉𝑏𝑒 − 𝑉𝑎𝑐𝑐𝑢(𝑡)] (4)


𝐼𝑐 = _____________________________
𝑅 +𝑅
𝑏𝑒 𝑎𝑐𝑐𝑢

Keterangan:
𝑉𝑐 = Tegangan pengisian (collector)
𝑉𝑏𝑒 = Tegangan antar basis dan emmiter
𝑉𝑏 = Tegangan basis
𝑉𝑎𝑐𝑐𝑢 = Tegangan baterai
𝐼𝑏 = Arus basis
𝐼𝑐 = Arus pengisian (collector)
𝑅𝑏 = Hambatan dalam transistor
𝑅𝑏𝑒 = Hambatan basis dan emitter
𝑅𝑎𝑐𝑐𝑢 = Hambatan dalam baterai

Pada saat pemakaian baterai secara berkelanjutan, tegangan pada baterai akan
mengalami penurunan yang akan berpengaruh kepada pencahayaan dari lampu. Untuk menjaga
nilai tegangan pemakaian ± 12,8 V secara terus menerus, maka digunakanlah booster DC
XL6009E1.

 Perancangan Solar Cell


Arus DC yang digunakan untuk menyalakan lampu LED DC sebesar 0,58 A, sehingga
daya yang dibutuhkan dalam pemilihan spesifikasi solar cell, yaitu 10,44 W yang diperoleh dari
persamaan berikut.
𝑃=𝑉𝑥𝐼

12
Akan tetapi, dalam pengisian baterai yang menggunakan sumber DC, akan terdapat rugi-
rugi daya dalam pengisian sehingga arus pengisian lebih besar dari arus pengosongan. Selain
itu, juga terdapat keadaan cuaca yang tidak konstan cerah, maka digunakan solar cell daya 50
Wp dengan spesifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 2. Spesifikasi solar cell 50 Wp

Spesifikasi Nilai
Voltage Max 17,5 V
I Max 2,78 A
V open circuit 21,6 V

2. Keuntungan Baterai Bekas Sepeda Listrik Pada Lampu PJU Berbasis Solar Cell,
Jika Dibandingkan Lampu PJU Berbasis Solar Cell Yang Menggunakan Baterai
Biasa

Keuntungan pemilihan baterai bekas dalam hal ini bergantung pada kapasitas baterai yang kita
gunakan dan daya lampu yang akan digunakan. Dalam hal ini dimisalkan spesifikasi lampu LED (DC)
yang digunakan adalah 12 V, 7 W. Dengan demikian, kebutuhan arus yaitu sebesar 0,58 A yang
diperoleh menggunakan persamaan arus (I), daya (P), dan tegangan (V) sebagai berikut:

I=P/V (1)

Kemudian arus yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu LED selama 12 jam dengan asumsi mulai
menyala ketika pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 06.00 WIB yaitu sebesar 7 Ah yang diperoleh
menggunakan persamaan berikut.

ION = I X 12 (2)

Dengan demikian, besarnya kapasitas baterai yang dibutuhkan dalam sistem PJU otomatis ini
sebesar > 7 Ah. Pada kenyataan pengoperasiannya, karena keadaan cuaca yang tidak konstan selama
pengisian baterai, maka diperlukan baterai yang mampu memberikan suplai lampu menyala selama 24
jam. Berdasarkan persamaan (2), perlu digunakan baterai yang mempunyai spesifikasi minimum
sebesar 12 V, 14 Ah. Karena akumulasi spesifikasi minimum dengan faktor rugi-rugi daya yang
terdapat di setiap baterai, maka dibutuhkan baterai 12 V, 9 Ah. Maka dari itu kita bisa menggunakan
baterai dengan kapasitas lebih besar dari 12 V, 14 Ah. Karena Kapasitas Baterai sepeda listrik ada
yang memiliki kapasitas dari 12 V hingga 72 V. Baterai yang kapasitas jelajah motor listriknya tinggal
50% bahkan dapat digunakan hingga 1 minggu untuk lampu PJU 10W atau 4 hari untuk lampu 20W
dari terisi penuh sampai dimatikan sistem proteksi BMS internal baterainya

13
4.2 PEMBAHASAN

1. Perancangan Baterai Pada Lampu PJU Berbasis Solar Cell


Dalam pemilihan baterai bekas yang akan digunakan dalam penelitian ini harus berdasarkan
daya lampu yang akan digunakan. Dengan demikian, besarnya kapasitas baterai yang dibutuhkan
dalam sistem PJU otomatis ini pada kenyataan pengoperasiannya, karena keadaan cuaca yang tidak
konstan selama pengisian baterai, maka diperlukan baterai yang mampu memberikan suplai lampu
menyala selama 24 jam. Dan akumulasi spesifikasi minimum dengan faktor rugi-rugi daya yang
terdapat di setiap baterai.

Sejalan dengan hal tersebut pada perancangan lampu PJU berbasis solar cell harus menggunakan
voltage regulator dan sistem kontrol agar pengisian pada baterai tetap stabil dan dapat menjaga umur
dari baterai dan lampu. Dan tegangan pada baterai yang digunakan berkelanjutan akan mengalami
penurunan dapat mempengaruhi pencahayaan maka untuk menjaga nilai tegangan agar tetap stabil
gunakanlah booster DC XL6009E1.

Dan untuk perancangan dari panel solar adalah menggunakan spesifikasi daya yang lebih besar
dari perhitungan spesifikasi yang dibutuhkan lampu dan baterai karena cuaca yang tidak konstan cerah
dan pengisian baterai yang menggunakan sumber DC, akan terdapat rugi-rugi daya dalam pengisian
sehingga arus pengisian lebih besar dari arus pengosongan. Untuk aliran-aliran arus pada lampu PJU
berbasis solar cell dapat dilihat pada gambar 3.

Voltage

Charger

Lampu

Jalan Cahaya

Gambar 3.

14
2. Keuntungan Baterai Bekas Sepeda Listrik Pada Lampu PJU Berbasis Solar Cell,
Jika Dibandingkan Lampu PJU Berbasis Solar Cell Yang Menggunakan Baterai
Biasa
Keuntungan dari penggunaan baterai bekas sepeda listrik pada lampu PJU berbasis solar cell
adalah biaya lebih murah. Karena kita dapat menggunakan baterai bekas dan kapasitas yang digunakan
dapat lebih besar dari biasanya tanpa harus menambah biaya. Serta lampu yang digunakan dapat
menggunakan spesifikasi daya yang lebih besar maka pencahayaannya akan lebih terang dan tahan
lebih lama. Baterai sepeda listrik memiliki kapasitas yang berbeda beda dari setiap jenisnya, besarnya
kapasitas baterai sepeda listrik mulai dari 12 V – 72 V. Baterai yang kapasitas jelajah motor listriknya
tinggal 50% bahkan dapat digunakan hingga 1 minggu untuk lampu PJU 10W atau 4 hari untuk lampu
20W dari terisi penuh sampai dimatikan sistem proteksi BMS internal baterainya

15
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil pengamatan dan analisa data pada baterai bekas sepeda listrik yang
digunakan kembali sebagai tempat penyimpanan muatan listrik pada lampu PJU berbasis solar cell,
bahwa baterai bekas sepeda listrik dapat digunakan kembali pada lampu PJU dengan sumber tegangan
dari solar cell. Dan sistem kontrol pengisian pada baterai harus tetap digunakan karena cuaca cerah
yang tidak konstan dan dapat mempengaruhi umur dari baterai dan lampu. Dengan pemanfaatan
kembali dari baterai bekas sepeda listrik ini dapat menjadi solusi dari limbah baterai bekas dan biaya
dari pembuatan lampu PJU berbasis solar cell menjadi lebih murah.

5.2 Saran
Agar limbah baterai bekas dari sepeda listrik ini tidak mejadi limbah sampah yang tidak
tergunakan lagi maka ada solusinya, yaitu memanfaatkan kembali baterai bekas sepeda listrik tersebut
sebagai tempat penyimpanan muatan listrik pada lampu PJU berbasis solar cell dan dalam
perancangannya harus tetap menggunakan komponen yang sesuai dengan spesifikasinya agar dapat
memperpanjang usia dari setiap komponen yang digunakan.

16
DAFTAR PUSTAKA

1 Adam (2020). Pengertian Baterai: Fungsi, Jenis-Jenis dan Cara Kerja


(https://www.zanoor.com/pengertian-baterai/).

2 Admin (Britannica,2022). Solar Sel Adalah: Pengertian, Cara Kerja, dan Pengaplikasiannya
(https://caramesin.com/solar-sel-adalah/).

3 IDN Times (2020). Jangan Salah Pilih Sepeda Listrik, Kenali Dulu 7 Jenis Baterai Ini!
(https://www.idntimes.com/automotive/motorbike/meiska-irena-pramudhita-1/jangan-salah-pilih-
sepeda-listrik-kenali-dulu-jenis-baterai-ini?page=all).

4 Lister (Adam, 2020). Pengertian Baterai: Fungsi, Jenis-Jenis dan Cara Kerja
(https://www.zanoor.com/pengertian-baterai/).

5 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Kendaraan tertentu dengan menggunakan


penggerak motor listrik.

6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Pasal 1 Ayat 7 (Sepeda listrik adalah kendaran
tertentu yang memiliki roda dua dilengkapi dengan peralatan mekanik berupa motor listrik).

7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 (2020). Pasal 3 Ayat 2 (Persyaratan Keselamatan).

8 Peraturan
Menteri Perhubungan Nomor 65 (2020). Konversi sepeda motor dengan penggerak motor
motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai.

9 Peraturan Presiden Nomor 55 (2019). Percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai
(battery electric vehicle) untuk tranportasi jalan.

10 Raharjav (Creswell,2020). Penelitian Kuantitatif (https://raharja.ac.id/2020/10/29/penelitian-


kuantitatif/).

11 Shofiyah (2020). Prinsip Kerja Solar Cell (https://www.conservation.or.id/prinsip-kerja-solar-


cell/).

12 Wawan Priyanto (Dr. Henri P. Uranus, 2019). Viar Riset Pemanfaatan Baterai Bekas Kendaraan
Listrik (https://otomotif.tempo.co/read/1246050/viar-riset-pemanfaatan-baterai-bekas-kendaraan-
listrik?OtomotifUtama&campaign=OtomotifUtama_Click_3).
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai