Anda di halaman 1dari 52

PROYEK

PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA

ATA 2019/2020

CATU DAYA

Oleh :

AGRA ANDANA A DI (10418284)

ARI DARMAJA SISYANTORO (11418038)

NURANTO ISMAIL (c)

KELAS 2IB01

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Proyek : CATU DAYA

Nama/NPM : 1. Agra andana adi / 10418284

2. Ari Darmaja Sisyantoro / 11418038

3. Nuranto Ismail / 15418436

Kelas : 2IB01

Diperiksa tanggal :_____________________________________________

PJ Prak. Dasar Elektronika Asisten Penguji

(Kristoforus Agi Raditya) (Rakha Ammarhilmy S)

ii
ABSTRAK

Agra Andana Adi, 10418284 , Ari Darmaja Sisyantoro, 11418038 . Nuranto Ismail,
15418436.
CATU DAYA
Makalah , Fakultas Teknik Industri , 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah. SWT.
Karena anugerah , rahmat, dan karunianya , kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul “CATU DAYA”.

Maksud dan Tujuan makalah ini dibuat adalah sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Praktikum Elektronika Dasar di Universitas Gunadarma

Dalam kesempatan ini Kami juga ingin menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. E.s.Margianti., Se,M.M selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Bapak Prof.Ir. Bambang Suryawan,MT.,selaku Dekan Fakultas Teknologi
Industri Universitas Gunadarma.
3. Bapak Dr. Ir. Hartono Siswono , M.T.,selaku Kepala Jurusan Teknik Elektro
Universitas Gunadarma
4. Kristoforus A. Raditya dan Desinta Dwi Lestari selaku kakak tingkat dan
penanggung jawab Praktikum Elektronika Dasar
5. Ahmad Marul Jaelani yang bertugas menjadi Asisten Pembimbing pada proyek
ini.

Dengan rendah hati kami menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan
dalam membuat makalah ini yang bisa dikatakan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mohon segala kritik dan saran agar kedepannya kami dapat
memperbaiki kesalahan dan menyempurnakan makalah selanjutnya. Semoga
Penulisan makalah ini dapat bermanfaat.

Depok, 14 Mei 2020

ii
Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………

ABSTRAK……………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….

DAFTAR TABEL………………………………………………………………..…

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..

BAB 1……………………………………………………………………………..

1.1 Latar Belakang……………………………………………………..


1.2 Masalah dan Pembatasan Masalah…………………………………
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………..
1.4 Metode Penelitian………………………………………………….
1.5 Sistematika Penulisan………………………………………………

BAB 2………………………………………………………………………………

2.1 Teori Dasar…………………………………………………………

2.2 Komponen-komponen Pada Catu Daya…………………………….

BAB 3………………………………………………………………………………

3.1 Perancangan Alat…………………………………………………..

i
3.2 Cara Kerja Alat……………………………………………………

BAB 4……………………………………………………………………………..

4.1 Kesimpulan Dan Saran…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..

DAFTAR SIMBOL………………………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.2.1 Tipe IC LM78xx………………………………………….

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1.1 Baterai……………………………………………………….


Gambar 2.1.2 Pengisi Baterai/Battery charge…………………………….
Gambar 2.1.3 Catu daya teregulasi/regulated power supply……………….
Gambar 2.1.4 Power supply computer……………………………………
Gambar 2.1.5 Programmable Power Supply……………………………….
Gambar 2.1.6 UPS digital………………………………………………….
Gambar 2.1.7 High Voltage Power Supply……………………………….
Gambar 2.2.1 IC LM 78XX ………………………………………………

Gambar 2.2.2.A Dioda diberi tegangan nol………………………………….

Gambar 2.2.2.B Dioda Diberi Tegangan Negatif……………………………

Gambar 2.2.2.C Dioda Diberi Tegangan Positif……………………………..

Gambar 2.2.2.1 Dioda normal……………………………………………….

Gambar 2.2.2.2 Dioda bridge………………………………………………..

Gambar 2.2.2.3 Dioda Zener…………………………………………………

Gambar 2.2.2.4 Dioda LED………………………………………………….

Gambar 2.2.2.5 Dioda Foto………………………………………………….

Gambar 2.2.2.6 Dioda varactor………………………………………………


Gambar 2.2.3 Bentuk dan Simbol Fixed Resistor…………………………
Gambar 2.2.4 Fixed capasitor…………………………………………….
Gambar 2.2.2.6 Transformator……………………………………………..
Gambar 2.2.7.1.a Bentuk sinyal penyearah setengah gelombang…………….
Gambar 2.2.7.2.b Bentuk sinyal penyearah gelombang penuh 4 dioda……….
Gambar 2.2.7.2.c Rangkaian penyearah gelombang penuh 2 dioda……………

ii
Gambar 2.2.7.2.d Bentuk sinyal Rangkaian penyearah gelombang penuh 2
dioda……………………………………….………
Gambar 2.2.7.3 Output sinyal dari filter kapasitor………………………
Gambar 2.2.9 Simbol macam-macam transistor……………………

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang adalah zaman dimana manusia sangat bergantung pada


sumber tenaga listrik yang dipakai untuk pekerjaan sehari hari. Sumber tenaga
tersebut bermacam-macam ada yang dari baterai, accu, ada juga yang langsung
menggunakan tegangan listrik PLN. Untuk konsumsi tegangan yang berasal dari
tegangan listrik untuk alat-alat elektronika tertentu tidak bisa langsung dikonsumsi
akan tetapi harus disesuaikan dengan tegangan yang diperlukan oleh peralatan
tersebut. Penyesuaian tegangan ini dilakukan oleh sebuah alat yang dinamakan
Power Supply.

Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang
mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya menjadi
bagian yang penting dalam elektonika yang berfungsi sebagai sumber tenaga listrik
misalnya pada baterai atau accu. Catu daya (Power Supply) juga dapat digunakan
sebagai perangkat yang memasok listrik energi untuk satu atau lebih beban listrik.
Sebenarnya kita juga bisa memperoleh tegangan murni berupa arus DC, dengan
mengandalkan beberapa rangakaian pendukung tambahan yang dapat kita bangun
sendiri serta dengan memakai komponen-komponen yang mudah diperoleh
dipasaran elektronik. Sebagai contoh adalah baterai yang merupakan sumber dari catu
daya arus DC yang paling baik. Namun kelemahannya adalah apabila memerlukan
arus yang lebih besar lagi, maka baterai ini tentunya tidak dapat mencukupi
kebutuhan arus tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa fungsi dan cara kerja dari catu daya dalam peralatn elektronika?
2. Apa saja komponen utama dan pendukung untuk membuat catu daya?

ii
1.3 Batasan Masalah
Untuk makalah ini kami hanya membahas seputar pembuatan alat catu daya dan
cara kerjanya untuk menghindari pembahasan yang lebih jauh.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan mengenai catu daya agar mengetahui proses perakitan catu
daya dari berbagai komponen sehingga dapat mengetahui cara kerja dari catu daya itu
sendiri

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang akan digunakan secara umum dapat dijabarkan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan untuk memahamu konsep dan teori dasar
2. Perancangan Alat
Merancang dan membuat alat menggunakan aplikasi Proteus 8.0
3. Penulisan Laporan
Membuat penulisan laporan dalam bentuk makalah dari proyek yang sudah
dibuat.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah yang akan dibuat terdiri dari beberapa bab dengan
pokok-pokok permasalahannya, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

BAB. 1 PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, Tujuan Penulisan, batasan


masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB. 2 LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori mengenai komponen dasar dari perangkat yang
digunakan dan cara pengaplikasian pada penulisan ilmiah ini sehingga dapat
memperjelas mengenai alat yang akan dibuat.

i
BAB. 3 PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

Bab ini menjelaskan tentang cara perancangan perangkat keras, perangkat lunak
dan cara kerja alat tersebut.

BAB. 4 PENUTUP

Berisi kesimpulan, dan saran dari apa yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya.

ii
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

Catu daya atau power supply merupakan suatu rangkaian elektronik yang


dapat mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus listrik searah
(DC) yang nantinya digunakan sabagai sumber tenaga. Pada rangkaian catu daya atau
power supply terdiri dari rangkaian penyearah yang menggunakan dan regulasi
tegangan dari
PLN mengunakan IC regulator yang sudah ditentukan.
Perangkat elektronika mestinya di supply oleh arus searah DC yang stabil.
Baterai atau accu adalah sumber catu daya DC yang paling baik. Namun, untuk
aplikasi yang membutuhkan catu daya lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.
Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC dari pembangkit tenaga
listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat mengubah arus AC
menjadi DC. Adapun jenis-jenis catu daya sebagai berikut:

2.1.1 Catu daya baterai/battery power supply

Baterai adalah jenis catu daya yang tidak tergantung pada ketersediaan induk
listrik, cocok untuk peralatan portabel dan digunakan dalam lokasi tanpa daya
listrik. baterai terdiri dari beberapa sel elektrokimia terhubung secara seri untuk
memberikan tegangan yang diinginkan. Sel primer  yang digunakan adalah karbon-
seng sel kering. Ia memiliki tegangan sebesar 1,5 volt . Karbon-seng dan sel-sel
sudah banyak digunakan, tetapi sekarang jenis baterai alkaline  lebih banyak
digunakan karena memiliki lebih banyak energi. Tegangan baterai yang paling sering
digunakan adalah 1.5 (1 sel) dan 9V (6 sel). Untuk saat ini  jenis yang paling sering
digunakan adalah NiMH , dan lithium ion  dan varian lainnya.

i
Gambar 2.1.1 Baterai

2.1.2 Catu daya tak teregulasi/Unregulated power supply

Sebuah catu daya  AC  yang tidak teregulasi biasanya menggunakan transformator


mengubah tegangan dari stop kontak PLN dengan tegangan 220VAC menjadi
tegangan yang lebih rendah, dengan variasi tegangan yang berbeda (misal : 220 VAC
menjadi 6 , 9, 12 VAC dll).
Jika digunakan untuk menghasilkan tegangan DC, sebuah penyearah tegangan
yang memotong salah satu polaritas tegangan (yang negatif atau yang positif), diikuti
oleh sebuah filter ( terdiri dari satu atau lebih kapasitor , resistor ,dan kadang-
kadang induktor ), untuk menghapus riak/ripel yang dihasilkan. Untuk tujuan seperti
pengisian baterai, riak/ripel tidak masalah, karena rangkaian catu daya/power supply-
nya merupakan jenis sederhana yang memiliki blok rangkaian transformator,
sebuah dioda seri dengan sebuah resistor.

Gambar 2.1.2 Pengisi Baterai/Battery charge

ii
2.1.3 Catu daya tergulasi secara linear/linear regulated power supply

Catu daya/power supply jenis ini menghasilkan tegangan AC/DC teregulasi.


Tegangan yang dihasilkan oleh power supply yang tak teregulasi akan
bervariasi/fluktuatif  tergantung pada  variasi tegangan input AC (PLN). Untuk
aplikasi elektronik penting sekali adanya  sebuah regulator linear yang dapat
digunakan untuk mengatur tegangan ke nilai yang tepat/ideal, stabil terhadap
fluktuasi tegangan input dan beban. Regulator ini juga sangat mengurangi riple/riak
pada output arus searah/DC. Regulator linier ini  saat ini, dapat melindungi catu
daya/power supply dan rangkaian dari arus yang berlebih.

Gambar 2.1.3 Catu daya teregulasi/regulated power supply

2.1.4 Variabel catu daya/Switch mode power supply

Switch Mode Power Supply (SMPS) bekerja dengan prinsip yang


berbeda. AC input (PLN), output tegangan DC dari catu daya diperbaiki tanpa
menggunakan sebuah transformator listrik. Tegangan DC output ini kemudian
dihidupkan dan dimatikan pada kecepatan tinggi dengan switching sirkuit elektronik.
SMPS memiliki fasilitas keamanan yang  seperti pembatas arus untuk
membantu melindungi perangkat dan pengguna dari bahaya, karena arus yang tidak
normal atau tinggi akan terdeteksi dan  power supply model ini akan secara otomatis
mematikan dirinya sendiri.Jenis power supply  PC saat ini, mampu memberikan
tegangan yang sempurna  untuk motherboard, sehingga  mencegah terjadinya
pasokan tegangan yang tidak normal.

i
Gambar 2.1.4 Power supply computer

SMPS memiliki batas absolut terhadap arus keluaran. Catu daya ini mampu
memberikan output di atas tingkat kekuatan tertentu dan tidak dapat berfungsi di
bawah titik tersebut. Faktor Power telah menjadi perhatian untuk produsen komputer
catu daya ini.

2.1.5 Catu daya terprogram/programable power supply

Programmable Power supply memungkinkan untuk me-remote control


tegangan keluaran melalui sinyal input analog atau antarmuka komputer
seperti RS232 atau GPIB . Fasilitas dari catu daya ini adalah variabel tegangan, arus,
dan frekuensi (untuk unit AC output). Catu daya ini dihasilkan oleh komponen seperti
prosesor,voltage/current programming circuits, current shunt, dan voltage/current
read-back circuits. Fitur tambahan lain berupa pengaman arus lebih, tegangan lebih,
dan perlindungan hubung singkat, dan  suhu.
Programable power supply ini dapat memberikan tegangan DC, AC, atau AC
dengan DC offset. AC output dapat berupa satu-fase atau tiga fase. Single-fase ini
umumnya digunakan untuk tegangan rendah, sementara tiga-fase yang lebih umum
untuk pasokan listrik tegangan tinggi.

ii
Gambar 2.1.5 Programmable Power Supply

2.1.6 Uninterruptible Power Supply/UPS

UPS adalah sebuah catu daya yang menghasilkan tegangan tidak terputus
meskipun sumber listrik dari PLN padam. Catu daya ini mengambil daya dari dua
atau lebih sumber secara simultan. Biasanya power berasal langsung dari listrik AC,
sementara itu secara bersamaan terjadi pengisian baterai di dalam UPS tersebut. Jika
terjadi mati listrik/kegagalan listrik, baterai langsung mengambil alih sumber
tegangan AC PLN tersebut, sehingga beban tidak pernah mengalami gangguan dan
dapat memasok listrik selama daya baterai cukup, misalnya, pada instalasi komputer,
UPS ini penting bagi seorang operator komputer untuk memberikan waktu yang
cukup untuk mematikan sistem komputer tanpa takut kehilangan data.

Gambar 2.1.6 UPS digital.

i
2.1.7 Catu daya tegangan tinggi/High voltage power supply.

Catu daya ini menghasilkan  tegangan output ratusan atau ribuan volt. Fitur
tambahan yang tersedia on-persediaan tegangan tinggi dapat mencakup kemampuan
untuk membalik polaritas keluaran bersama dengan menggunakan pemutus sirkuit.

Gambar 2.1.7 High Voltage Power Supply

2.2  Komponen-komponen pada Catu Daya    

Sebuah catu daya membutuhkan beberapa komponen yang terdiri dari


komponen utama dan komponen pendukung. Untuk komponen utama terdiri dari
transformator, rectifier, filter, dan voltage regulator .

2.2.1 IC Regulator LM 78XX & 78XX

Para 78xx (atau LM78xx) adalah keluarga mandiri tetap regulator tegangan
linier sirkuit terpadu . Keluarga 78xx umumnya digunakan dalam sirkuit elektronik
yang membutuhkan catu daya diatur karena mendapatkan kemudahan penggunaan
dan biaya rendah. Untuk IC dalam keluarga xx diganti dengan dua digit ,menunjukan
output tegangan (misalnya,7805 memiliki output 5 volt, sedangkan 7812
menghasilkan 12 volt).Garis 78xx adalah regulator tegangan positif: mereka
menghasilkan tegangan yang relative positif untuk kesamaan. IC 78XX adalah
regulator tegangan positif dengan tiga terminal, masing-masing input, Ground dan
output. IC 78XX tersedia untuk beberapa nilai tegangan keluaran seperti terlihat pada
tabel dibawah ini.

ii
Type VOUT (Volt) IOUT (A) VIN (Volt)
78XXC 78LXX 78MXX Min Maks
7805 5 1 0,1 0,5 7,5 20
7806 6 1 0,1 0,5 8,6 21
7808 8 1 0,1 0,5 10,5 23
7809 9 1 0,1 0,5 11,5 24
7810 10 1 0,1 0,5 12,5 25
7812 12 1 0,1 0,5 14,5 27
7815 15 1 0,1 0,5 17,5 30
7818 18 1 0,1 0,5 21 33
7824 24 1 0,1 0,5 27 38

Tabel 2.2.1 Tipe IC LM78xx

Meskipun semula dirancang untuk regulator tegangan tetap, namun regulator


ini dapat dikembangkan untuk tegangan dan arus yang dapat diatur Ada garis terkait  
perangkat 78xx yang saling melengkapi regulator tegangan negatif. 78xx 78xx dan IC
dapat digunakan dalam kombinasi untuk menyediakan pasokan tegangan positif dan
negative dalam sirkuit yang sama IC 78xx memiliki tiga terminal dan biasanya
ditemukan di  TO220  faktor bentuk, meskipun lebih kecil permukaan-mount dan
lebih besar  sampai 3paket yang tersedia. Perangkat ini mendukung tegangan input
mana saja dari beberapa volt di atas tegangan output yang dimaksudkan, sampai
maksimum35 atau 40 volt, dan biasanya menyediakan 1 atau 1,5 amps dari saat ini
(meskipun paket kecil atau lebih besar mungkin memiliki arus yang lebih rendah atau
lebih tinggi Peringkat).

Gambar 2.2.1 IC LM 78XX

i
2.2.2 Dioda

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana.Kata


dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.Dioda adalah piranti
elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana
dioda merupakan jenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda
(terminal).Karena itu, dioda dapat dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu
piranti elektronik yang mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus
atau tegangan searah (DC).

Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang


digabungkan.Dengan demikian dioda sering disebut PN junction.Dioda adalah
gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan
elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole.Hole
dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan.

Apabila kutub P pada dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber
maka akan terjadi pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda)
akan berpindah mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi
P dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke arah
terminal positif sumber. Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan electron
sehingga bahan tersebut menjadi isolator. Terdapat beberapa kondisi diode antara lain
sebagai berikut:

ii
A. Dioda Diberi Tegangan Nol

Gambar 2.2.2.A Dioda diberi tegangan nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik


elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya
mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan
membentuk muatan ruang (Space Charge).Tidak mampunya elektron melompat
menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron melalui
pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron menjangkau plate.

B. Dioda Diberi Tegangan Negatif (Reverse Bias)

Gambar 2.2.2.B Dioda Diberi Tegangan Negatif

i
Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada plate
akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron
tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke
katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

C. Dioda Diberi Tegangan Positif (Forward Bias)

Gambar 2.2.2.C Dioda Diberi Tegangan Positif

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada
plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus
listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang
dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus
listrik yang akan mengalir.

Terdapat beberapa jenis diode, diantara lainnya sebagai berikut:

2.2.2.1 Dioda Normal (Dioda PN Junction)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang paling sering ditemui dalam rangkaian
elektronika, terutama pada rangkaian pencatu daya (power supply) dan rangkaian
frekuensi radio (RF). Dioda jenis ini disebut juga Dioda Normal (Normal Diode)
karena merupakan dioda standar yang paling umum digunakan ataupun Dioda

ii
Penyearah (Rectifier Diode) karena biasanya digunakan sebagai penyearah pada
Pencatu Daya. Dioda ini juga dikenal dengan nama PN Junction Diode.

Gambar 2.2.2.1 Dioda normal.

2.2.2.2 Dioda Bridge (Bridge Diode)

Dioda Bridge pada dasarnya adalah Dioda yang terdiri dari 4 dioda normal
yang umumnya digunakan sebagai penyearah gelombang penuh dalam rangkaian
Pencatu Daya (Power Supply). Dengan menggunakan Dioda Bridge ini, kita tidak
perlu lagi merangkai 4 buah dioda normal menjadi rangkaian penyearah tegangan AC
ke tegangan DC karena telah dikemas oleh produsen menjadi 1 komponen saja.
Dioda Bridge ini memiliki 4 kaki terminal yaitu 2 kaki terminal Input untuk masukan
tegangan/arus bolak-balik (AC) dan 2 kaki terminal untuk Output Positif (+) dan
Output Negatif (-)

i
Gambar 2.2.2.2 Dioda bridge

2.2.2.3 Dioda Zener (Zener Diode)

Dioda Zener adalah jenis dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi
di rangkaian reverse bias (bias balik). Karakteristik Dioda Zener ini adalah dapat
melewatkan arus listrik pada kondisi bias terbalik (reverse bias) apabila tegangan
mencapai titik tegangan breakdown-nya.  Namun pada saat Forward bias (bias maju),
Dioda Zener ini dapat menghantarkan arus listrik seperti Dioda normal pada
umumnya. Dioda Zener dapat memberikan tegangan referensi yang stabil sehingga
banyak digunakan sebagai pengatur tegangan (Voltage Regulator) pada pencatu daya
(Power supply).

Gambar 2.2.2.3 Dioda Zener

2.2.2.4 Dioda LED (Light Emitting Diode)

Dioda LED atau Light Emitting Diode merupakan jenis dioda yang dapat


memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju (Forward bias).
LED ada yang berwarna merah, jingga, kuning, biru, hijau dan putih tergantung pada
panjang gelombang (wavelength)  dan jenis senyawa semikonduktor yang
digunakannya. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menemukan aplikasi LED di
lampu-lampu penerangan rumah maupun jalan raya, lampu indikator peralatan
elektronik dan listrik, lampu dekorasi dan iklan serta backlight untuk TV LCD.

ii
Gambar 2.2.2.4 Dioda LED

2.2.2.5 Dioda Foto (Photodiode)

Dioda Foto atau Photodiode adalah jenis Dioda yang dapat mengubah energi
cahaya menjadi arus listrik. Dioda Foto ini sering digunakan sebagai sensor untuk
mendeteksi cahaya seperti pada sensor cahaya kamera, sensor penghitung kendaraan,
scanner barcode dan peralatan medis. Dioda Foto ini dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu Dioda Photovoltaic  yang menghasilkan tegangan seperti sel surya dan
Dioda  Photoconductive yang tidak menghasilkan tegangan dan harus diberikan
sumber tegangan lain untuk penggerak beban.

Gambar 2.2.2.5 Dioda Foto

2.2.2.6 Dioda Varactor (Varactor Diode)

Dioda Varactor atau kadang-kadang disebut juga dengan Dioda Varicap


adalah jenis dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan

i
tegangan yang diberikan. Dioda Varactor ini sering digunakan di rangkaian-rangkaian
yang berkaitan dengan frekuensi seperti osilator, TV Tuner dan Radio Tuner. Simbol
Dioda Varactor atau Dioda Varicap ini dilambangkan dengan sebuah dioda yang
ujungnya ditambahkan sebuah kapasitor.

Gambar 2.2.2.6 Dioda varaktor

           

2.2.3 Resistor

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”.
Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).. Untuk membatasi dan
mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja
berdasarkan Hukum Ohm.

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.
Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna
ataupun kode Angka.

ii
Gambar 2.2.3 Bentuk dan Simbol Fixed Resistor

2.2.4  Kapasitor

Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator)


adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu
pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan
Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.

Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor


yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya
sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf
“C”.

i
Gambar 2.2.4 Fixed capasitor

2.2.5 LED

Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen
elektronika yang dapat memancarkan  cahaya monokromatik ketika diberikan
tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada
jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan
sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada
Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.

2.2.5.1 Cara Kerja LED (Light Emitting Diode)

Seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang


terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang
memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan
memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju
ke Katoda.

ii
LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga
menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam
semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada
semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang
diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P)
menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke
wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type
material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan
memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri
tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah
Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.

2.2.6 Transfomator

Transformator adalah sebuah alat untuk menaikkan atau menurunkan


tegangan AC. Trafo (Transformator) dapat ditemukan di mana-mana dibanyak
peralatan listrik sekitar kita. Tanpa trafo (transformator) kita tidak dapat
menggunakan sebagaian besar peralatan listrik kita. Sebuah trafo (transformator)
memiliki dua kumparan yang dinamakan kumparan primer dan kumparan sekunder.
Trafo (transformator) dirancang sedemikian rupa sehingga hampir seluruh fluks
magnet yang dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan
sekunder. Bentuk trafo (transformator) hampir sama dengan cincin induksi Faraday,
terdiri dari dua kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder yang
dililitkan pada inti besi lunak secara terpisah.

i
Gambar 2.2.2.6 Transformator

Transformator dengan inti udara dan inti ferit biasanya digunakan pada
peralatan berfrekuensi tinggi. Trafo (Transformator) jenis ini mempunyai kumparan
yang terletak pada rumah yang terisolasi dan berlubang yang dapat digunakan untuk
meletakkan batang ferrit. Trafo (Transformator) inti besi biasanya digunakan pada
frekuensi audio dan untuk penggunaan sumber tenaga. Transformator jenis ini
mempunyai kumparan yang melilit pada inti besi yang terbuat dari bahan
ferromagnetik, berbentuk lembaran-lembaran tipis yang terisolasi satu sama lainnya.

2.2.6.1 Cara kerja Transformator

Cara kerjanya sama dengan prinsip induksi elektromagnet. Di mana arus


bolak-balik yang melalui konduktor (kumparan kawat) akan menimbulkan medan
magnet. Medan magnet yang ada pada kumparan pertama secara otomatis
menginduksi kumparan kedua. Kumparan pertama dari sumber arus bolak-balik
disebut kumparan primer. Sedangkan kumparan kedua tempat terjadinya induksi arus
disebut kumparan sekunder. Arus induksi pada kumparan sekunder selalu mengalir
dengan arah berlawanan dengan kumparan primer.

Perbandingan lilitan pada trafo (transformator) adalah perbandingan jumlah


lilitan trafo (transformator) pada kumparan sekunder (Ns) dengan jumlah lilitan pada
kumparan primer (Np) trafo (transformator). Dirumuskan:

n = Ns/Np

ii
Perbandingan jumlah lilitan primer dengan sekunder pada trafo
(transformator) menentukan perbandingan tegangan primer (input) dan sekunder
(output). Untuk menentukan berapa penurunan atau kenaikan tegangan yang kita
inginkan, dapat digunakan persamaan sebagai berikut:

Vs/Ns = Vp/Np

Keterangan:

 Vs = tegangan primer (input) (Volt)


 Ns = jumlah lilitan pada kumparan primer (input)
 Vp = tegangan sekunder (output) (volt)
 Np = jumlah lilitan pada kumparan sekunder (output)

2.2.7 Rectifier
Penyearah gelombang (rectifier) adalah bagian dari power supply / catu daya
yang berfungsi untuk mengubah sinyal tegangan AC (Alternating Current) menjadi
tegangan DC (Direct Current). Komponen utama dalam penyearah gelombang adalah
diode yang dikonfiguarsikan secara forward bias. Dalam sebuah power supply
tegangan rendah, sebelum tegangan AC tersebut di ubah menjadi tegangan DC maka
tegangan AC tersebut perlu di turunkan menggunakan transformator stepdown. Ada 3
bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply yaitu, penurun
tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter (kapasitor.
Pada dasarnya konsep penyearah gelombang dibagi dalam 2 jenis yaitu,
Penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

i
2.2.7.1 Penyearah Setengah Gelombang (Half Wave rectifier)

Gambar 2.2.7.1.a Rangkaian penyearah setengah gelombang

Penyearah setengah gelombang (half wave rectifer) hanya menggunakan 1 buah


diode sebagai komponen utama dalam menyearahkan gelombang AC. Prinsip kerja
dari penyearah setengah gelombang ini adalah mengambil sisi sinyal positif dari
gelombang AC dari transformator. Pada saat transformator memberikan output sisi
positif dari gelombang AC maka diode dalam keadaan forward bias sehingga sisi
positif dari gelombang AC tersebut dilewatkan dan pada saat transformator
memberikan sinyal sisi negatif gelombang AC maka dioda dalam posisi reverse bias,
sehingga sinyal sisi negatif tegangan AC tersebut ditahan atau tidak dilewatkan
seperti terlihat pada gambar sinyal output penyearah setengah gelombang berikut.

ii
Gambar 2.2.7.1.a Bentuk sinyal penyearah setengah gelombang.

2.2.7.2 Penyearah Gelombang Penuh (Full wave Rectifier)


Penyearah  gelombang penuh dapat dibuat dengan 2 macam yaitu,
menggunakan 4 diode dan 2 diode. Untuk membuat penyearah gelombang penuh
dengan 4 diode menggunakan transformator non-CT seperti terlihat pada gambar
berikut :

i
Gambar 2.2.7.2.a Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh 4 dioda

Prinsip kerja dari penyearah gelombang penuh dengan 4 diode diatas dimulai
pada saat output transformator memberikan level tegangan sisi positif, maka D1, D4
pada posisi forward bias dan D2, D3 pada posisi reverse bias sehingga level tegangan
sisi puncak positif tersebut akan di leawatkan melalui D1 ke D4. Kemudian pada saat
output transformator memberikan level tegangan sisi puncak negatif maka D2, D4
pada posisi forward bias dan D1,D2 pada posisi reverse bias sehingan level tegangan
sisi negatif tersebut dialirkan melalui D2,D4.lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
output berikut.

Gambar 2.2.7.2.b Bentuk sinyal penyearah gelombang penuh 4 dioda

Penyearah gelombang dengan 2 diode menggunakan tranformator dengan CT (Center


Tap).  Rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 diode dapat dilihat pada
gambar berikut:

ii
Gambar 2.2.7.2.c Rangkaian penyearah gelombang penuh 2 dioda

Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh dengan 2 dioda ini dapat
bekerja karena menggunakan transformator dengan CT. Transformator dengan CT
seperti pada gambar diatas dapat memberikan output tegangan AC pada kedua
terminal output sekunder terhadap terminal CT dengan level tegangan yang berbeda
fasa 180°. Pada saat terminal output transformator pada D1 memberikan sinyal
puncak positif maka terminal output pada D2 memberikan sinyal puncak negatif,
pada kondisi ini D1 pada posisi forward dan D2 pada posisi reverse. Sehingga sisi
puncak positif dilewatkan melalui D1. Kemnudian pada saat terminal output
transformator pada D1 memberikan sinyal puncak negatif  maka terminal output pada
D2 memberikan sinyal puncak positif, pada kondisi ini D1 posisi reverse dan D2 pada
posisi forward. Sehingga sinyal puncak positif dilewatkan melalui D2. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar output penyearah gelombang penuh berikut.

i
Gambar 2.2.7.2.d Bentuk sinyal Rangkaian penyearah gelombang penuh 2 dioda

2.2.8 Filter (Penyaring)

Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar mengalirkan suatu pita
frekuensi tertentu dan menghilangkan frekuensi yang berbeda dengan pita ini. Istilah
lain dari filter adalah rangkaian yang dapat memilih frekuensi agar dapat mengalirkan
frekuensi yang diinginkan dan menahan, atau membuang frekuensi yang lain.
Jaringan filter bisa bersifat aktif maupun pasif. Perbedaan dari komponen aktif dan
pasif adalah pada komponen aktif dibutuhkan sumber agar dapat bekerja (op-amp dan
transistor membutuhkan sumber lagi agar dapat bekerja/digunakan), sedangkan
komponen pasif tidak membutuhkan sumber lagi untuk digunakan atau bekerja.
(Chattopadhyay.1989)
2.2.8.1 Macam Filter Berdasarkan sifat penguatannya,

a. Filter Aktif

ii
Filter Aktif adalah rangkaian filter dengan menggunakan
komponenkomponen elektronik aktif. Komponen penyusunnya terdiri dari op-amp,
transistor, dan komponen lainnya. Oleh karena itu filter dapat dibuat dengan
performansi bagus dengan komponen yang relatif sederhana. Induktor yang akan
menjadi mahal pada frekuensi audio, tidak diperlukan karena unsur aktifnya, yaitu
penguat operasi, dapat dipakai untuk mensimulasi reaktansi induktif induktor.
Kelebihan dari rangkaian filter aktif ini adalah ukurannya lebih kecil, ringan, lebih
murah, dan lebih fleksibel dalam perancangannya. Sedangkan kerugiannya adalah
pada komponen dihasilkan panas, terdapatnya pembatasan frekuensi dari komponen
yang digunakan sehingga pengaplikasian untuk frekuensi tinggi terbatas.
b. Filter Pasif
Filter Pasif adalah rangkaian filter yang menggunakan komponenkomponen
elektronik pasif saja. Dimana komponen pasif itu adalah induktor, kapasitor, dan
resistor. Kelebihan dari rangkaian filter pasif ini adalah dapat tidak begitu banyak
noise (sinyal gangguan yang tidak diinginkan) karena tidak ada penguatan, dan
digunakan untuk frekuensi tinggi. Sedangkan kerugiannya adalah tidak dapat
menguatkan sinyal, sulit untuk merancang filter yang kualitasnya/responnya baik.

2.2.8.2 Berdasarkan Daerah Frekuensi Yang Dilewatkan


Dibidang elektronika khusunya untuk elektronika analog. Filter sering
digunakan untuk meloloskan frekuensi yang dikehendaki atau menahan frekuensi
yang tidak dikehendaki. Filter yang digunakan biasanya terdiri dari tiga macam
konfigurasi yang dapat dibagi sebagai berikut :
1. Low Pass Filter (LPF)
2. High Pass Filter (HPF)
3. Band Pass Filter (BPF)
4. Band Stop Filter (BSF)
2.2.8.3 Penyearah Dilengkapi Filter Kapasitor

i
Agar tegangan penyearahan gelombang AC lebih rata dan menjadi tegangan DC
maka dipasang filter kapasitor pada bagian output rangkaian penyearah seperti
terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.2.7.3 Output sinyal dari filter kapasitor


Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari
proses penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output
dari rangkaian penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct
Current)

2.2.9 Transistor 
Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam
fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain
sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling
banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa
hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai
kebutuhan dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud
tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video
Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.
Transistor pada saat ini telah dirancang telah berbagai jenis desain dengan
fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis Transistor yang berada dalam
kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus listrik untuk dapat berubah menjadi
ON sedangkan ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus diberikan

ii
arus listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga
Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya
namun ada yang hanya memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi
Transistor yang memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di
terminal Basis sedangkan ada Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai
pemicunya.
2.2.9.1 Jenis-jenis Transistor

Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu
Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan
yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias
Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus
(current) untuk mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor
(FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada
pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole
dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.

Gambar 2.2.9 Simbol macam-macam transistor

Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.

2.2.9.1. Transistor Bipolar (BJT)


Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk

i
mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata
“bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”.
Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang
kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor. Transistor Bipolar terdiri dari
dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini
diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik
kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran
arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil
dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus
dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.

2.2.9.2  Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi
FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan
konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik
yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan
pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini
sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya
tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut
merupakan Electron maupun Hole. Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu
Junction Field Effect Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect
Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).

 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang


menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator
antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET
Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga

ii
kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G),
Drain (D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor )adalah
Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan
Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET
ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET
Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi
MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel).
MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source
(S).
 UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan
sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga
menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda
dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2)
dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch)
dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.

BAB 3
PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

i
3.1 Analisa Blok Diagram Catu Daya

Gambar 3.1 Blok diagram catu daya DC

Untuk penjelasan proses pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut:


1. Sumber tenaga listrik yang berasal dari PLN sebesar 220VAC 50hz
sebagai inputan catu daya (Tegangan bolak-balik).
2. Tegangan input mengalami penurunan tegangan (step down) yang
dilakukan oleh transformator sehingga tegangan sekarang lebih kecil dari
sebelumnya.
3. Untuk mengubah bentuk sinyal AC menjadi DC harus melakukan proses
Rectifier (penyearahan gelombang) yang dilakukan oleh Dioda Bridge.
4. Hasil penyearahan gelombang masih mengalami riak pada gelombangnya
sehingga harus melakukan proses filter (penyaring) menggunakan
kapasitor
5. Setelah itu untuk menghasilkan arus dan tegangan DC (searah) yang tetap
dan stabil maka menggunakan Regulator IC LMXX sebagai penstabil
tegangan.
6. Maka kita akan mendapatkan hasil Tegangan dan Arus DC sebagai output
pada catu daya

3.2 Perancangan Catu Daya

1. Rangkaian Pertama Catu Daya dengan output +5v dan -5v

ii
Gambar 3.2.1 Rangkaian catu daya output 5v

2. Rangkaian Kedua Catu Daya dengan Output +12v dan -12v

Gambar 3.2.2 Rangkaian Catu daya 12v


3. Rangkaian Ketiga Catu Daya dengan Output variable

i
Gambar 3.2.3 Rangkaian catu daya output variable

3.3 Analisis Rancangan Catu daya

Jika melihat ketiga rangkaian catu daya ini , terdapat banyak kesamaan yang
pada dasarnya memang sama rangkaiannya ,tetapi hanya dikombinasi menjadi sedikit
berbeda agar tegangan output yang dihasilkan juga berbeda. Untuk rangkaian pertama
harus memiliki tegangan sebesar 5v, yang kedua sebesar 12v dan yang ketiga
tegangan variable dengan range 1.25v – 20v. berikut adalah analisis dari ketiga
rangkaian.

1. Rangkaian Pertama dengan output 5v


- Transformator menurunkan tegangan dari 220VAC menjadi 12VDC
- Jenis Dioda dan Transistor yg digunakan ketiga rangkaian ini sama
- Resistor dan Kapasitor yang digunakan ketiga rangkaian ini hamper
sama, tetapi ada sedikit perbedaan di rangkaian ketiga (dibagian dekat
output)
- IC Voltage Regulator yang digunakan adalah LM7805 dan LM7905
untuk mengatur tegangan ke 5 volt

ii
- Menggunakan 2 LED dan 2 Fuse yang berfungsi sebagai indicator dan
pengaman pada catu daya

2. Rangkaian kedua dengan output 12v


- Transformator menurunkan tegangan dari 220VAC menjadi 18VDC
- Jenis Dioda dan Transistor yg digunakan ketiga rangkaian ini sama
- Resistor dan Kapasitor yang digunakan ketiga rangkaian ini hamper
sama, tetapi ada sedikit perbedaan di rangkaian ketiga (dibagian dekat
output)
- IC Voltage Regulator yang digunakan adalah LM7812 dan LM7912
untuk mengatur tegangan ke 12 volt
- Menggunakan 2 LED dan 2 Fuse yang berfungsi sebagai indicator dan
pengaman pada catu daya

3. Rangkaian ketiga dengan output variable antara 1.25v – 20v


- Transformator menurunkan tegangan dari 220 VAC menjadi 30-25
VDC.
- Jenis Dioda dan Transistor yg digunakan ketiga rangkaian ini sama
- Resistor dan Kapasitor yang digunakan pada rangkaian ketiga
mempunyai sedikit perbedaan dengan rangkaian yang lain, yaitu
letaknya yang berbeda dan pengurangan jumlah kapasitor
- IC Voltage Regulator yang digunakan adalah LM317 dan LM337
untuk mengatur tegangan ke 1.25 – 20 volt
- Menggunakan 2 fuse di dekat output sebagai pengaman tetapi tidak
menggunakan LED.
- Menggunakan 2 Potensio untuk mengatur tegangan yang di inginkan
dalam range +1.25v sampai +20v dan -1.25v sampai -20v.

3.4 Cara Kerja Catu Daya

i
3.4.1 Rangkaian pertama dan kedua (output 5v dan 12v)
Untuk rangkaian pertama dan kedua mempunyai cara kerja yang sama
hanya besar tegangan outputnya saja yang berbeda. Dimulai dari
Penurunan Tegangan dengan Transformator lalu disearahkan
tegangannya dari tegangan AC menjadi DC dengan Dioda Bridge.
Lalu Kapasitor akan menyaring riak (ripple) pada tegangan dan
Transistor sebagai penguat tegangan. Setelah itu IC Voltage Regulator
akan mengatur tegangan output menjadi 5v untuk rangkaian pertama
dan 12v untuk rangkaian kedua. Fuse dan LED pada rangkaian sangat
berfungsi sebagai pengaman dan indicator .

3.4.2 Rangkaian Ketiga output variable (1.25-20v)


Untuk rangkaian Ketiga ini sedikit berbeda cara kerja dengan
rangkaian lain . perbedaannya terletak pada penggunaan IC 337 dan
Potensio untuk mengatur tegangan output sesuai keinginan. Serta tidak
menggunakan LED dan kapasitor pada bagian setelah IC.

BAB 4
PENUTUP

ii
4.1. Kesimpulan
Pada pembuatan catu daya ini, kami memperoleh kesimpulan bahwa:

1. Catu daya memiliki dua sumber yaitu sumber AC dan sumber DC. Sumber
AC
merupakan sumber tegangan bolak-balik, sedangkan sumber DC merupakan
sumber tegangan searah.
2. Komponen-komponen utama dalam pembuatan catu daya yaitu trafo (penurun
tegangan), dioda rectifier (penyearah), filter (penyaring), serta stabilizer dan
regulator.
3. Sumber catu daya menggunakan sumber bolak-balik AC dan tidak
menggunakan baterai karena untuk pembuatan catu daya, sumber dari baterai
tidak cukup. Sedangkan untuk pembuatan catu daya membutuhkan sumber
catu daya yang besar.
4. LED berfungsi sebagai indicator bahwa arus telah mengalir

4.2 Saran
Dalam pembuatan rangkaian catu daya, praktikan harus lebih hati hati dalam
memasang ,merangkai dan menyeting komponen agar hasil yang diharapkan sesuai .
Sebaiknya setelah proyek ini berakhir, kita dapat mengaplikasikan dan memahami
rangkaian catu daya serta pengkondisi sinyal.

DAFTAR PUSTAKA

i
[1]. https://lecturer.ppns.ac.id/anggaratnugraha/2019/09/25/jenis-jenis-dioda-diode-
dan-pengertiannya/
[2]. http://xposetechnician.blogspot.com/2016/02/contoh-laporan-pembuatan-
catudaya.html
[3]. https://pengertianahli.id/pengertian-trafo-transformator/
[4]. https://www.yudhacan.com/2018/11/pengertian-catu-daya-power-supply.html
[5]. https://www.dosenpendidikan.co.id/dioda/
[6]. http://eprints.polsri.ac.id/2045/3/BAB%20II.pdf
[7]. https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/
[8]. http://elektronika-dasar.web.id/konsep-dasar-penyearah-gelombang-rectifier/
[9]. https://aryutomo.wordpress.com/2010/12/10/pengatur-tegangan-voltage-
regulator/

DAFTAR SIMBOL

ii
NAMA KOMPONEN SIMBOL KOMPONEN
TR2

1 3

Transformator
4

2 5

TRAN-2P3S

Alternator

IN
+

Dioda bridge OUT

~
-

R5

Resistor
1R

Kapasitor C5

10u

Q2
TIP2955

Transistor (TIP 2955)


D3

LED
LED

FU1
Fuse
1A

U3

IC 7805 1
VI 7805 VO
3
GND
2

U3

IC 7812 1
VI 7812 VO
3
GND
2

i
1
GND
2 3
VI 7905 VO

IC 7905
U4

1
GND
2 3
VI 7912 VO

IC 7912
U4

U3

3 2
IC 317 VI 317 VO

ADJ
1
1
IC 337

ADJ
2 3
VI 337 VO

U4

Osiloskop D

Potensio

DC Voltmeter

AC Voltmeter

LAMPIRAN

Rangkaian Catu Daya Dengan Output +5v dan -5v

ii
Rangkaian Catu Daya Dengan Output +12v dan -12v

Rangkaian Catu Daya Dengan Output Variabel +1.25v-20v dan -1.25v-20v

i
ii

Anda mungkin juga menyukai