Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ELEKTRONIKA DASAR

Ir. Gatot Santoso, MT

BAHAN RANGKAIAN DIODE


Di Susun Oleh :

Kelompok 3 :

1. Tegar Wahyu P.P/201044015


2. Vian Aprilian A/201044001
3. I Gede Adi I.P/201041006
4. Lutfi Khwanudin/201041005

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA


Alamat: Kompleks, Jl. Kalisahak Jl. Balapan No.28, Klitren, Kec. Gondokusuman, Kota
Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55222
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Rangkaian Diode ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bpak /Ibu
Dosen pada mata kuliah Eletronika Dasar. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Gatot Santoso, MT , selaku Dosen
mata kuliah Elektronika Dasar yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah...............................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3. Metode Pengumpulan Data..........................................................................................1.

1.4.Tujuan............................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Diode...........................................................................................................2

3.1. Analisa Garis Beban.....................................................................................................2

3.2. Rangkaian Ekivalen Diode...........................................................................................5

3.3. Penyerah Arus ..............................................................................................................7

3.4. Rangkaian Clipper......................................................................................................10

3.5. Rangkaian Clampers...................................................................................................12

3.6. Pensetabil tegangan ....................................................................................................13

3.7. Voltage Multiplayer...................................................................................................15

BAB III PENUTUP

4.1. Lampiran.....................................................................................................................20

DFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Kurva Karakteristik Dioda..........................................................................................2

Gambar 3.2. Garis Beban.................................................................................................................3

Gambar 3.3. Rangakian Diode Sederhana ..................................................................................... 4

Gambar 3.4. Rangkain Ekivalen Diode Ideal..................................................................................6

Gambar 3.5. Model Diode Sederhana..............................................................................................6

Gambar 3.6. Rangkain Penyerah Setengah Gelombang (HALF WAVE) ......................................7

Gambar 3.7. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-)..............................8

Gambar 3.8. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-) dan B positif (+)..............................8

Gambar 3.9. 4 buah diode (bridge/jembatan) ...............................................................................10

Gambar 3.10. Clipper Positif.........................................................................................................10

Gambar 3.11. Clipper Dibias Positif..............................................................................................11

Gambar 3.12. Clipper Dibias.........................................................................................................11

Gambar 3.13. Rangkaian Clampers...............................................................................................12

Gambar 3.14. Rangkaian Pensetabil Tegangan.............................................................................14

Gambar 3.15. Pelipat Tegangan Gelombang Penuh .....................................................................15

Gambar 3.16. Rangkaian Pengganda Tegangan DC......................................................................16

Gambar 3.17. Rangkaian Tripler (tiga-kali) Tegangan DC...........................................................18

Gambar 3.18. Rangkaian Quadrupler (empat-kali) Tegangan DC...............................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Dioda pada umumnya merupakan komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah
(rectifier) untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Dioda
menjadi sangat penting karena hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus
searah (DC).Dioda daya mempunyai spesifikasi yang sama dengan dioda biasa pada umumnya,
perbedaan yaitu dioda daya mempunyai kapasitas daya (arus dan tegangan) yang lebih tinggi dari
dioda-dioda sinyal biasa, namun kecepatan penyaklaran pada dioda daya relatif lebih rendah.
Melihat karakteristik dioda daya yang mempunyai kapasitas daya yang lebih tinggi dari dioda
biasa, maka seringkali doda daya digunakan di dalam rangkaian elektronika sebagai penyearah.
Selain sebagai penyearah, dioda daya juga seringkali digunakan sebagai freewheeling (bypass)
pada regulator-regulator penyakelaran,rangkaian pemisah, rangkaian umpan balik dari beban ke
sumber, dan lain-lain.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permsalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini
adalah“Rangkain Diode”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasntya
pembahasan, maka dalam makalah ini pemasalahannya dibatasi.

1.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan media internet dan buku, dimana penulis
browsing pada media internet dan mencari sumber di buku.

1.4. Tujuan

Pada dasarnya tujuan pembuatan makalah tebagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan khusus dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban
kami sebagai mahasiswa yang harus menyelesaikan salah satu tugas dari dosen yang mengajar
kami dalam mata kuliah Elektronika Dasar. Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini
adalah untuk mengetahui tenang Rangkaian Diode dalam mata kuliah ini, sehingga dapat
mengaplikasikan pada kehidupan sehari-hari, selain itu juga kami tujukan untuk semua yang
membutuhkan informasi atau pengetahuan yang kami angkat dalam tema makalah ini

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Diode

Pengertian dioda (diode) adalah komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan
semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi
menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.

Dalam ilmu fisika dioda digunakan untuk penyeimbang arah rangkaian elektronika.
Elektronika memiliki dua terminal yaitu anoda berarti positif dan katoda berarti negatif. Prinsip
kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan negative semikonduktor. Sehingga
anode dapat menghantarkan arus litrik dari anoda menuju katoda, tetapi tika sebaliknya katoda
ke anoda.

Banyak macam dan bentuk diode yang ada di pasaran tetapi yang paling sering kita
jumpai adalah diode yang berbentuk silinder warna hitam terdapat gelang perak di salah satu
sisinya. Karena cara penggunaan diode ini sangat mudah dan sederhana di bandingkan dengan
tipe yang lain.

3.1. Analisa Garis Beban

Beban yang diberikan pada rangkaian secara normal akan mempinyai implikasi pada daerah
kerja (operasi) dan piranti elektronik. Bila analisis disajikan dalam bentuk grafik, sebuah garis
dapat digambarkan sebagai karakteristik diode yang mewakili efek dari beban.

Gambar 3.1. Kurva Karakteristik Dioda

Sedangkan untuk garis beban diode dapat ditarik dari sumbu Id ke sumbu Vd. Karena
berpotongan dengan sumbu Id → Vd = 0. Rumus untuk titik Id=Vs-VdRl → Id=VsRl.Untuk
sumbu tegangannya, karena nilai Id=0 maka Vd=Vs.

2
Dari kedua nilai Id tersebut dan nilai Vd masing-masing ke dalam kurva dioda maka dapat
ditarik garis yang nantinya akan disebut garis beban. Karena kemiringan statis tersebut
tergantung RL maka disebut garis beban. Karena arus yang dipergunakan arus DC maka garis
beban tersebut disebut garis beban DC

Perpotongan garis beban tersebut disebut garis beban DC dengan karakteristik static disebut
titik kerja (Q = quiescent point = arus tenang. Pada gambar ditunjukkan titik A). Maka arus yang
melalui dioda Id dan tegangan antara kedua ujung dioda Vd dan tegangan antara kedua dioda Vd
dapat dicari secara grafis seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 3.2. Garis Beban

A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN:


1. Sumber daya searah (1-15)V : 1 buah
2. Multimeter analog : 2 buah
3. Dioda Si : 1 buah
4. Dioda Ge : 1 buah
5. Resistor : 470Ω, 1kΩ, 2kΩ
6. Kabel-kabel penghubung

B. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN :

A. Pembuatan garis beban diode

1. Membuat garis beban diode dengan tegangan sumber sebesar 1,5V dan R sebesar 470Ω
pada kurva karakteristik diode silicon yang telah dibuat pada percobaan 1.
2. Melengkapi table dibawah ini:

3
Tegangan Arus Dioda
Dioda (Vd) (Id)
Titik 0.6 1,85
operasi (Q)
Titik cut off 1,5 0
Titik 0 3,1
saturasi

 Pada titik cut off: tidak ada arus diode (diode putus) = Seperti saklar terbuka
 Pada titik saturasi: arus diode maksimum = diode seperti saklar tertutup

B. Pengukuran arus dan tegangan diode pada titik operasi, cut off dan saturasi

3. Membuat rangkaian seperti gambar 3, dengan R sebesar 470Ω dan Vs sebesar 1,5V.
4. Mengukur Id, Vd dan Vo (pengukuran pada titik operasi).
5. Melepas salah satu kaki diode dari rangkaian dan Vs tetap sebesar 1,5V, lalu mengukur
Id, Vd, dan Vo (pengukuran pada titik cut off).
6. Menghubung singkat diode dan Vs tetap sebesar 1,5V, lalu mengukur Id, Vd, dan Vo
(pengukuran pada titik saturasi).
7. Mengulangi langkah 1) sampai dengan 6) dengan menggunakan diode germanium

Gambar 3.3. Rangkaian Diode Sederhana

C. ANALISA:
1. Perbandingan nilai Id, Vd, Vo dari hasil pengukuran dan perhitungan

Secara umum, perbedaan nilai antara pengukuran dan percobaan tidak jauh berbeda. Karena
hanya selisih beberapa angka. Sebagai contoh, Id pada kurva diode silicon saat tegangan 1,5 Volt
bernilai 1,85 mA. Sedangkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus Id=Vs-VdRl →
Id=1,5-0,65470=1,8 mA.

4
Untuk nilai Vd pada kurva bernilai 0,65 Volt dan pada kurva dengan menggunakan rumus
Vdq = Vs-Vo → Vdq = 1,5-0,9 = 0,6 Volt. Hanya berbeda 0,05 Volt dari teori dengan praktik
yang dicoba.

Untuk nilai tegangan pada resistor yang kemudian disebut Vo pada hasil perhitungan dengan
rumus Vo = Vs-Vd → Vo = 1,5-0,65 = 0,85 Volt, dengan hasil pengukuran sebesar 0,9 Volt.

Untuk selanjutnya dapat dibandingkan hasil kurva dan perhitungan pada Table 1 dan Table 2
pada bagian Hasil Percobaan.

2. Prosentase perbedaan hasil pengukuran dan perhitungan

Untuk mengetahui berapa prosentase perbedaannya, praktikan menggunakan rumus:

Prosentase=∑bilangan besar-∑bilangan kecilx 100%

Jumlah arus pada diode (Id)

Prosentase Id=(11,95-11,65)x 100%=0,3 %

a. Jumlah tegangan pada diode (Vd)


b. Prosentase Vd=(10,95-10,75)x 100%=0,15 %
c. Jumlah tegangan pada resistor (Vo)Prosentase Vo=(16,1-16)x 100%=0.1 %

Dari prosentase tersebut dapat dilihat diambil garis besar bahwa perbedaan antara percobaan
dan teori sangat sedikit, tidak sampai 1% sehingga dapat dikatakan percobaan ini berhasil.

Garis lurus yang menghubungkan antara titik Id dan Vd adalah garis beban. Apabila R
diubah, maka gambar garis beban akan berubah. Titik perpotongan antara garis beban dengan
kurva karakteristik disebut Qpoint (“Quiescent Point”).

Dapat dilihat bahwa titik perpotongan (Qpoint) antara Qsaat Vs 1,5 Volt dengan R = 1000Ω
dan Qsaat Vs 3 Volt dengan R = 2200Ω hampir berpotongan. Hal ini terjadi karena perbandingan
tegangan dengan resistor pada kedua rangkaian dioda hampir sama. Dengan Rumus hukum Ohm,
V = I.R bahwa bila nilai R besar, maka V ikut membesar dan I mengecil.

3.2. Rangkaian Ekivalen Dioda

Rangkaian ekivalen adalah gabungan dari beberapa elemen yang dianggap paling
mewakili karakteristik suatu komponen atau sistem yang sesungguhnya. Oleh karena itu suatu
komponen dapat diganti dengan rangkaian ekivalennya tanpa mempengaruhi keseluruhan sistem
dimana komponen tersebut berada. Dalam banyak hal, pengganti komponen dengan ekivalennya
akan memudahkan dalam analisi rangkaiannya. Istilah rangkaian ekivalen dioda ini sering juga
disebut dengan model dioda.

5
Gambar 3.4. Rangkaian Ekivalen Dioda Ideal

Dioda ideal menyerupai suatu skala, bila VD positif maka saklar akan menutup ‘dioda
ON’ sehingga arus ID besar dean bila VD negative saklar akan membuka ‘dioda OFF’ sehingga
arus ID=0. Model dioda deal dipakai terutama dalam kondisi apabila tegangan dan resistansi
jaringan sangat besar, misalnya dalam power supply.

Pendekatan kedua adalah lebih lengkap dari pada model ideal yaitu model dioda
sederhana. Gambar 5 menunjukan model dioda sederhana dan karakteristiknya. Rangkaian
ekivalennya terdiri atas dioda ideal yang diseri dengan tegangan baterai sebesar 0/7 V ‘untuk
dioda silikon’. Tegangan baterai ini sebesar tegangan cut-in dari dioda yang bersangkutan.

Pendekatan ketiga adalah yang paling komplek yaitu rangkaian ekivalen piecewise-linier.
Meskipun rangkaian ekivalen ini dianggap paling akurat, namun bagian nonlinier dari kurva bisa
maju tetap dianggap sebagai linier. Sehingga diperoleh seperti gambar 5.

Gambar 3.5. Model Dioda Sederhna

6
3.3. Penyerah Arus

A. Rangkain Penyerah Setengah Gelombang (HALF WAVE)

Sebagai penyearah(diode rectifier) dioda berfungsi menyearahkan/merubah tegang input


yang ac (bolak-balik) menjadi dc (searah). Tegangan ac merupakan gelombang sinus bolak-
balik, yang akan berganti dari gelombang positif ke negative terus menerus. Seperti terlihat pada
gambar di bawah ini merupakan rangkaian penyearah setengah gelombang dengan menggunakan
satu buah diode. Resistor dipasang sebagai tahan beban rangkaian. Prinsip kerja rangkaian dapat
dijelaskan sebagai berikut:

1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda dalam kondisi
dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif. Karena diode dalam kondisi On,
maka Arus akan mengalir dari titik A – Dioda – R dan kembali ketitik B-. karena arus mengalir
melewati R, maka pada R akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.386. Tegangan yang timbul pada
R merupakan tegangan output (Vout).

2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-) dan B positif (+), Dioda dalam kondisi
dipanjar terbalik karena kaki anoda mendapat tegangan negatif. Sehingga diode dalam kondisi
off, maka tidak ada Arus yang mengalir .Kondisi menyebakan tegangan pada keluaran/output
sama dengan 0/tidak ada.

Gambar 3.6. Rangkain Penyerah Setengah Gelombang (HALF WAVE)

7
B. Rangkaian Pnyerah Gelombang Penuh (FULL WAVE)

a. Dengan 2 buah diode

Penyearah tegang dengan menggunakan 2 buah diode memerlukan transformator/trafo


yang mempunyai terminal CT (center tep/titik tengah). Dioda akan bekerja secara bergantian.
Sehingga tegangan pada output akan selalu ada. Prinsip kerja rangkaian bias dijelaskan sebagai
berikut:

1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 dalam kondisi
dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 dalam kondisi dipanjar
terbalik (off). Karena diode D1 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A – D1 –
R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan
sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).

Gambar 3.7. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-)

2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-)dan B positif (+),Dioda D2 dalam kondisi
dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan Positif dan D2 dalam kondisi dipanjar maju
(On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik B – D2 – R dan
kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan
sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).

Gambar 3.8. . Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-) dan B positif (+)

8
3. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 dalam kondisi
dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 dalam kondisi dipanjar
terbalik (off). Karena diode D1 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik A – D1 –
R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul tegangan
sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).

4. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-)dan B positif (+),Dioda D2 dalam kondisi
dipanjar terbalik karena kaki anoda mendapat tegangan negative (off) dan D2 dalam kondisi
dipanjar maju (On). Karena diode D2 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari titik B –
D2 – R dan kembali ketitik CT. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R akan timbul
tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan output (Vout).

b. Dengan 4 buah diode (bridge/jembatan)

Prinsip kerja penyearah dengan 4 buah diode sama dengan penyearah gelombang penuh
menggunakan 2 buah diode, hanya pada penyearah system bridge ini transformator yang
digunakan tidak harus CT. Dioda akan bekerja secara berpasangan, jika D1 &D3 On, D2 & D3
off, begitu juga sebaliknya.

1. Saat titik A mendapatkan tegangan positif (+) dan B negative (-), Dioda D1 & D3 dalam
kondisi dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif dan D2 &D3 dalam kondisi
dipanjar terbalik (off). Karena diode D1 & D3 dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari
titik A – D1 – R- D3 dan kembali ketitik B-. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R
akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan
output (Vout).

2. Saat titik A mendapatkan tegangan negative (-)dan B positif (+),Dioda D2 &D4 dalam kondisi
dipanjar maju karena kaki anoda mendapat tegangan positif (On) dan D1 & D3 dalam kondisi
dipanjar terbalik (Off). Karena diode D2 & D$ dalam kondisi On, maka Arus akan mengalir dari
titik B – D2 – R- D4 dan kembali ketitik A-. Karena arus mengalir melewati R, maka pada R
akan timbul tegangan sebesar Vin x 0.636. Tegangan yang timbul pada R merupakan tegangan
output (Vout).

9
Gambar 3.9. 4 buah diode (bridge/jembatan)

3.4. Rangkaian Clipper

A. Pengertian

Rangkaian clipper adalah rangkaian yang digunakan untuk membatasi tegangan agar tidak
melebihi dari suatu nilai tegangan tertentu. Rangkaian ini dapat dibuat dari dioda dan sumber
tegangan DC yang ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

Rangkaian clipper berfungsi untuk membuang polaritas sinyal. Jika sinyal yang ingin
dibuang adalah sinyal polaritas positif maka digunakan clipper positif.Jika sinyal yang ingin
dibuang adalah polaritas sinyal negatif maka digunakan clipper negatif.

B. Jenis-Jenis Clipper dalam penggunaannya

1. Clipper Positif

Clipper positip disebut juga pembatas positip (positive limiter), karena tegangan
output dibatasi maksimum 0 Volt.

Gambar 3.10. Clipper Positif

Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas tegangan output bagian positipnya
semua dipotong.

Cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut:


10
 Selama setengah siklus positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita
dapat membayangkan dalam kondisi ini dioda seperti saklar tertutup.
 Tegangan pada hubungan singkat harus sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan
output sama dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positip sehingga semua
tegangan jatuh pada resistor ( R).

Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dan kelihatan terbuka dan
sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output:

Gambar 3.11. Clipper Dibias Positif

Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse tidak kelihatan seperti terbuka,
dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output.

2. Clipper Di bias

Clipper dibias berarti membuang semua sinyal diatas level +V. Dalam beberapa
aplikasi , mungkin level pemotongan tidak = 0 V, maka dengan bantuan clipper di bias
kita dapat menggeser level pemotongan positip atau level negatip yang diinginkan.

Gambar 3.12. Clipper Dibias

Pada gambar diatas, menunjukkan clipper dibias. Agar dioda dapat konduksi
tegangan, input harus lebih besar dari pada +V. Ketika Vin lebih besar daripada +V dioda
berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan output sama dengan +V dan tegangan output
tetap pada +V selama tegangan input melebihi +V. Ketika tegangan input kurang dari +V
dioda terbuka dan rangkaian kembali pada pembagi tegangan.

3.5. Rangkaian Clampers

11
A. Pengertian

Rangkaian Clamper adalah rangkaian yang digunakan untuk memberikan offset


tegangan DC, dengan demikian, tegangan yang dihasilkan adalah tegangan input
ditambahkan dengan tegangan DC.

Rangkaian ini ditunjukkan oleh berikut ini.

Gambar 3.13. Rangkaian Clampers

Rangkaian Clamper Rangkaian ini berfungsi untuk mendorong sinyal masukan pada
suatu level tegangan DC tertentu.

B. Cara Kerja

Rangkaian Penggeser(Clamper) ini memberikan penambahan komponen DC pada


tegangan masukan. Akibatnya, seolah-olah terjadi pergeseran (clamping) pada tegangan. Jika
penambahan komponen DC negatif, maka terjadi pergeseran tegangan ke bawah (negatively
clamped), dan begitu pula sebaliknya, (positively clamped).Gambar di atas (Rangkaian Clamper)
menunjukkan sebuah rangkaian penggeser negatif. Selama setengah tegangan masukan Vin
positif, dioda di-forward biased dan dalam kondisi konduksi, sehingga kapasitor akan terisi
dengan polaritas seperti ditunjukkan oleh gambar. Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama
dengan nol. Namun, selama setengah tegangan masukan Vin negatif, dioda di-reverse biased.

Kapasitor akan mulai membuang tegangannya melalui tegangan keluaran Vo. Akibatnya,
tegangan keluaran Vo akan sama dengan tegangan masukan Vin dikurang dengan tegangan
buangan dari kapasitor VC. Sehingga, secara grafik, tegangan keluaran Vo merupakan tegangan
masukan Vin yang diturunkan sejauh tegangan buangan dari kapasitor VC.Jika dirancang bahwa
waktu buangan kapasitor sangat lama, maka tegangan buangan dari kapasitor VC akan sama
dengan tegangan masukan Vin maksimum.

C. Manfaat Rangkaian Clamper

12
Manfaat rangkaian clamper adalah menambahkan nilai DC pada sinyal AC. Rangkaian
clamper menggunakan kapasitor dan diode :

 Dioda sebagai penyearah


 Kapasitor sebagai penyimpan tegangan
 Bila perlu ditambahkan sumber tegangan untuk memberi kebebasan menentukan nilai
DC.

3.6. Pensetabil Tegangan

A. Fungsi Dioda Zener sebagai Penstabil Tegangan (Regulator)

satu fungsi dioda zener yang umum adalah digunakan sebagai penstabil tegangan atau
disebut juga dengan regulator tegangan pada rangkaian elektronika. Dioda zener memiliki ciri
khas yang eksklusif, karena fungsi dioda zener dirancang untuk bisa melalukan arus balik
(reverse bias) dengan drop tegangan hanya beberapa volt saja tergantung dari tipe dioda tersebut.

Sebagaimana diketahui, simbol dioda zener memiliki garis melintang pada bagian kepala
panahnya, simbol ini menunjukan bahwa fungsi dioda zener memiliki karakteristik reverse bias
yang unik. Ketika dioda zener dirangkai secara arah maju (forward bias), maka dioda zener akan
berfungsi sebagai dioda biasa pada umumnya, Namun ketika dipasang pada reverse bias, maka
dioda zener akan membatasi tegangan yang ada pada dioda zener sesuai dengan spesifikasi dioda
tersebut.

Dioda zener memiliki batasan toleransi tegangan yang diperbolehkan ketika melewati
dioda zener tersebut. sebagai contoh sebuah dioda zener dengan spesifikasi 5 volt, ketika
dilewati sebuah tegangan 6,5 Volt, maka tegangan yang ada pada dioda zener akan disesuaikan
sebesar 5 Volt, namun ketika tegangan yang melewati dioda zener sudah melebihi toleransi yang
diizinkan, katakanlah 8 Volt, maka dioda zener sudah tidak mampu lagi menahan tegangan
diatas ambang batas yang diizinkan. Sebagai akibatnya konsidi dioda zener akan mengalami
breakdown atau rusak.

Dioda zener merupakan cikal bakal lahirnya regulator tegangan yang dapat menyaring
tegangan DC dari rangkaian power supply untuk menghasilkan tegangan DC yang lebih bersih
(murni), namun tidak ada power supply (meskipun sudah menggunakan regulator) yang dapat
menyamai 100% tegangan DC murni seperti halnya pada baterai. Regulator tegangan pada
power supply hanya memanipulasi sinyal-sinyal AC agar hasilnya dapat mendekati tengan DC
pada baterai.

Pada awalnya, fungsi dioda zener banyak digunakan sebagai pembatas tegangan untuk
keperluan arus kecil, namun seiring perkembangan desain elektronika, tidak sedikit dioda zener

13
dipakai untuk keperluan arus besar namun dengan komponen tambahan yang disematkan, seperti
transistor dan IC.

Fungsi dioda zener tidak dapat melewatkan tegangan listrik yang mengalir dibawah batas
ambang spesifikasinya. Jika melewati ambang batas yang diizinkan, biasanya dioda zener akan
menjadi sangat panas dan akhirnya rusak. Kerusakan dioda zener yang telah mengalami
breakdown biasanya akan terjadi hubungan pendek (short circuit).

Gambar 3.14. Rangkaian Pensetabil Tegangan

Gambar diatas adalah contoh rangkaian sederhana dioda zener sebagai penstabil tegangan. Arus
maksimum (Izmax) ditentukan oleh spesifikasi pabrik, untuk lebih jelasnya anda bisa melihat
datasheet dioda zener dari tipe yang digunakan. Arus yang masuk pada dioda zener (Iz) tidak
boleh melebihi Izmax karena akan mengakibatkan dioda menjadi sangat panas dan rusak.

Fungsi dioda zener dapat berfungsi sebagaimana mestinya apa bila terdapat kondisi dimana
tegangan Vi lebih besar dari tegangan Vz; dan RL lebih besar dari RL minimum, yang mana
nilai RL harus lebih besar dari RL minimum. Dengan demikian formulasi antara RLmin
ditentukan sebagai berikut:

Sedangkan tegangan beban Vr ditentukan sebagai berikut:

Sesuai dengan aturan hukum ohm, berarti arus yang terdapat pada IR sebagai berikut:

Dan arus yang mengalir pada dioda zener adalah sebagai berikut:

14
Dari formulasi diatas, dapat dilihat bahwa ketika dioda zener bekerja sebagaimana mestinya,
maka tegangan beban (VL) dan tegangan dioda zener (Vz) nilainya akan konstan.

3.7. Voltage Multipiler

Tegangan Multiplier adalah jenis rangkaian dioda penyearah yang dapat menghasilkan
tegangan output berkali-kali lebih besar dari tegangan input yang diterapkan.Dalam tutorial
tentang Dioda Penyearah, kami melihat bahwa tegangan output DC yang dikendalikan oleh
penyearah berada pada nilai di bawah tegangan input listrik. Pelipat Tegangan, bagaimanapun,
adalah tipe khusus dari rangkaian dioda penyearah yang berpotensi menghasilkan tegangan
output berkali-kali lebih besar dari tegangan input diterapkan.

Meskipun biasanya di rangkaian elektronik menggunakan transformator tegangan untuk


menambah tegangan, terkadang transformator step-up yang sesuai atau transformator terisolasi
khusus yang diperlukan untuk aplikasi tegangan tinggi mungkin tidak selalu tersedia. Salah satu
pendekatan alternatif adalah dengan menggunakan rangkaian pelipat tegangan dioda yang
meningkatkan atau "menggandakan" tegangan tanpa menggunakan transformator.Pelipat
tegangan mirip dalam banyak hal dengan penyearah dalam hal mereka mengubah tegangan AC-
ke-DC untuk digunakan dalam banyak aplikasi rangkaian listrik dan elektronik seperti dalam
oven microwave, kumparan medan listrik yang kuat untuk tabung sinar katoda, peralatan uji
tegangan elektrostatik dan tegangan tinggi, dll, di mana perlu untuk memiliki tegangan DC yang
sangat tinggi yang dihasilkan dari supply AC yang relatif rendah.

Secara umum, tegangan output DC ( Vdc ) dari rangkaian penyearah dibatasi oleh nilai
puncak dari tegangan input sinusoidalnya. Tetapi dengan menggunakan kombinasi dioda
penyearah dan kapasitor bersama-sama kita dapat secara efektif mengalikan tegangan puncak
input ini untuk memberikan output DC yang sama dengan beberapa nilai tegangan puncak
tegangan input AC yang ganjil atau genap. Pertimbangkan rangkaian pelipat tegangan dasar di
bawah ini.

A. Pelipat Tegangan Gelombang Penuh

Gambar 3.15. Pelipat Tegangan Gelombang Penuh

15
Rangkaian di atas menunjukkan rangkaian pelipat tegangan simetris dasar yang dibuat
dari dua rangkaian penyearah setengah gelombang. Dengan menambahkan Dioda dan Kapasitor
kedua ke output penyearah setengah gelombang standar, kita dapat meningkatkan tegangan
output-nya dengan jumlah yang ditentukan.Jenis konfigurasi pelipat ganda tegangan ini dikenal
sebagai Pelipat Seri Gelombang Penuh karena salah satu dioda berjalan di setiap setengah siklus,
sama seperti untuk rangkaian Dioda Penyearah Gelombang Penuh.

Ketika tegangan input sinusoidal positif, kapasitor C1 isi melalui dioda D1 dan ketika
tegangan sinusoidal negatif, kapasitor C2 isi melalui dioda, D2. Tegangan output 2VIN dibawa
melintasi dua seri kapasitor yang terhubung.Tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian Pelipat
Tegangan secara teori tidak terbatas, tetapi karena regulasi tegangan yang relatif buruk dan
kemampuan arus yang rendah, umumnya dirancang untuk meningkatkan tegangan dengan faktor
kurang dari sepuluh.

Namun, jika dirancang dengan benar di sekitar trafo yang cocok, rangkaian pelipat
tegangan mampu menghasilkan tegangan output dalam kisaran beberapa ratus hingga puluhan
ribu volt, tergantung pada nilai tegangan input aslinya tetapi semuanya dengan arus rendah
dalam kisaran milliamperes.

B. Pengganda Tegangan

Seperti namanya, Pengganda Tegangan adalah rangkaian pelipat tegangan yang memiliki
faktor pengganda tegangan dua. Rangkaian ini hanya terdiri dari dua dioda, dua kapasitor dan
tegangan input AC berosilasi (bentuk Gelombang PWM juga dapat digunakan).

Rangkaian pompa dioda-kapasitor sederhana ini memberikan tegangan output DC yang


sama dengan nilai puncak-ke-puncak dari input sinusoidal. Dengan kata lain, gandakan nilai
tegangan puncak karena dioda dan kapasitor bekerja bersama untuk menggandakan tegangan
secara efektif.

C. Rangkaian Pengganda Tegangan DC

Gambar 3.16. Rangkaian Pengganda Tegangan DC

16
Jadi bagaimana cara kerjanya. Rangkaian menunjukkan pengganda tegangan setengah
gelombang. Selama setengah siklus negatif dari gelombang input sinusoidal, dioda D1 forward
bias dan melakukan pengisian kapasitor pompa, C1 ke nilai puncak tegangan input, (Vp). Karena
tidak ada jalur balik untuk Kapasitor C1 untuk melepaskan ke, itu tetap terisi penuh bertindak
sebagai perangkat penyimpanan secara seri dengan supply tegangan. Pada saat yang sama, D2
dioda berjalan melalui pengisian kapasitor D1, C2.

Selama setengah siklus positif, dioda D1 adalah reverse bias menghalangi pemakaian C1
sementara dioda D2 forward bias pengisian kapasitor C2. Tetapi karena ada tegangan melintasi
kapasitor C1 sudah sama dengan tegangan input puncak, kapasitor C2 mengisi dua kali lipat nilai
tegangan puncak sinyal input.Dengan kata lain, V(puncak positif) + V(puncak negatif), sehingga
pada setengah siklus negatif, D1 mengisi C1 ke Vp dan pada setengah siklus positif D2
menambahkan tegangan puncak AC ke Vp pada C1 dan mentransfer semuanya. ke C2. Tegangan
melintasi kapasitor, C2 mengalir melalui beban siap untuk setengah siklus berikutnya.

Kemudian tegangan melintasi kapasitor, C2 dapat dihitung sebagai: Vout = 2Vp, (minus
tentu saja tegangan turun di dioda yang digunakan) di mana Vp adalah nilai puncak dari
tegangan input. Perhatikan bahwa tegangan output ganda ini tidak instan tetapi meningkat
perlahan pada setiap siklus input, akhirnya menetap ke 2Vp.Karena kapasitor C2 hanya mengisi
daya selama satu setengah siklus dari gelombang input, tegangan output yang dihasilkan
dilepaskan ke beban memiliki frekuensi riak yang sama dengan frekuensi supply, maka itu
disebut pengganda tegangan setengah gelombang.

Kerugian atau kelemahan dari ini adalah sulit untuk memuluskan frekuensi riak besar ini
dengan cara yang sama seperti untuk rangkaian penyearah setengah gelombang. Juga, kapasitor
C2 harus memiliki peringkat tegangan DC setidaknya dua kali dari nilai tegangan input
puncak.Keuntungan atau kelebihan dari "Rangkaian Pelipat Tegangan" adalah memungkinkan
tegangan yang lebih tinggi untuk dibuat dari sumber listrik bertegangan rendah tanpa
memerlukan transformator tegangan tinggi yang mahal karena rangkaian pengganda tegangan
memungkinkan untuk menggunakan transformator dengan rasio step up yang lebih rendah,
daripada yang dibutuhkan jika supply gelombang penuh biasa digunakan.

Namun, sementara pelipat tegangan dapat meningkatkan tegangan, mereka hanya dapat
me-supply arus rendah ke beban resistansi tinggi (+100kΩ) karena tegangan output yang
dihasilkan dengan cepat turun saat arus beban meningkat.

Dengan membalik arah dioda dan kapasitor dalam rangkaian, kita juga dapat membalik
arah tegangan output sehingga menghasilkan tegangan negatif. Juga, jika kita menghubungkan
output dari satu rangkaian pengali ke input dari yang lain (cascading), kita dapat terus
meningkatkan tegangan output DC dalam langkah integer untuk menghasilkan tripler tegangan,
atau rangkaian quadruplers tegangan, dll, seperti yang ditunjukkan

17
D. Rangkaian Tripler (tiga-kali) Tegangan DC

Gambar 3.17. Rangkaian Tripler (tiga-kali) Tegangan DC

Dengan menambahkan tahap dioda-kapasitor tunggal tambahan ke rangkaian pengganda


tegangan setengah-gelombang di atas, kita dapat membuat rangkaian pelipat tegangan lain yang
meningkatkan tegangan inputnya dengan faktor tiga dan menghasilkan apa yang disebut
Rangkaian Tripler Tegangan.Rangkaian tripler tegangan terdiri dari satu setengah tahap
pengganda tegangan. Rangkaian pelipat tegangan ini memberikan output DC yang sama dengan
tiga kali nilai tegangan puncak ( 3Vp ) dari sinyal input sinusoidal.

Seperti pengganda tegangan sebelumnya, dioda di dalam rangkaian tripler tegangan


mengisi dan memblokir pelepasan kapasitor tergantung pada arah setengah siklus input.
Kemudian 1Vp dijatuhkan di C3 dan 2Vp di C2 dan karena dua kapasitor dalam seri, ini
menghasilkan beban yang melihat tegangan setara dengan 3Vp.

Perhatikan bahwa tegangan output riil akan tiga kali tegangan input puncak dikurangi
tegangan turun di dioda yang digunakan, 3Vp - V(dioda).Jika rangkaian tripler tegangan dapat
dibuat dengan cascading bersama satu dan pelipat tegangan setengah, maka rangkaian
Quadrupler Tegangan dapat dibangun dengan cascading bersama dua rangkaian pengganda
tegangan penuh seperti yang ditunjukkan.

18
E. Rangkaian Quadrupler (empat-kali) Tegangan DC

Gambar 3.18. Rangkaian Quadrupler (empat-kali) Tegangan DC

Tahap pelipat tegangan pertama menggandakan tegangan input puncak dan tahap kedua
menggandakannya lagi, memberikan output DC sama dengan empat kali nilai tegangan puncak
( 4Vp ) dari sinyal input sinusoidal. Selain itu, menggunakan kapasitor bernilai besar akan
membantu mengurangi tegangan riak.

19
BAB III

PENUTUP
4.1. Kesimpulan

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Dioda adalah


gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan elektron dan
tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole. Secara keseluruhan dioda
dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut akan terbuka pada saat air mengalir
dari belakang menuju ke depan. Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air
dari depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat garis
yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal anak
panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai katoda (N).

20
DAFTAR PUSTAKA
http://mumtazfadheel.blogspot.com/2016/07/garis-beban-dioda-fadhil.html?m=1

https://cerdika.com/dioda-penyearah/

https://lampuelektro.blogspot.com/2016/12/rangkaian-clipper-dan-clamper.html?m=1

https://skemaku.com/fungsi-dioda-zener-sebagai-penstabil-tegangan-regulator/

https://elektronika-dasar.web.id/pelipat-tegangan-voltage-multiplier-setengah-gelombang/

21

Anda mungkin juga menyukai