Anda di halaman 1dari 4

Tugas Kelompok ke-4

Minggu 9

Essay

1. Jelaskan yang disebut dengan sustainability!

2. Jelaskan konsep triple bottom line yang mendasari konsep sustainability!

3. Dalam perkembangannya triple bottom line berevolusi menjadi quadruple bottom line,
elemen apakah yang ditambahkan dalam quadruple bottom line? Jelaskan jawaban Anda!

4. Jelaskan langkah-langkah dalam community action plan!

a. PRA-CAP/Persiapan

Merupakan tahap persiapan yang meliputi pengarahan masyarakat untuk berkomitmen


dalam kegiatan CAP, penyiapan profil komunitas dan pembuatan panitia lokakarya.
Tahapan ini berfungsi untuk menginformasikan tentang apa yang diharapkan dari
kegiatan CAP yang terdiri atas kegiatan sosialisasi awal sebagai tahapan perkenalan
kepada masyarakat dan semua stakeholder, pembuatan social mapping untuk memetakan
wilayah perencanaan mereka sendiri yang berisikan segala bentuk potensi, permasalahan,
dan peta aktivitas sosial, ekonomi, dan politik lokal termasuk kelembagaan-kelembagaan
lokal yang ada, serta pengorganisasian masyarakat untuk membentuk wadah kegiatan
bersama.

b. Lokakarya/Musyawarah

Tahap lokakarya ini berisikan presentasi dan diskusi dari hasil pemetaan seluruh
permasalahan yang diawali dengan merumuskan dan membahas seluruh permasalahan
dalam suatu kelompok-kelompok kerja kecil atau secara musyawarah. Setelah ditemukan
rumusan-rumusan permasalahan yang lebih komprehensif, baru lah dilakukan presentasi
dan diskusi oleh seluruh anggota masyarakat yang terlibat untuk mencapai suatu
komitmen bersama. Hasil dari setiap lokakarya didokumentasikan dalam sebuah folder
kemudian diserahkan kepada masyarakat dan pemerintah sebagai rekaman kesepakatan

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


yang telah dicapai. Dalam tahap lokakarya ini, masyarakat nantinya akan dibagi menjadi
kelompok-kelompok kecil dalam suatu kegiatan microproject dimana mereka nantinya
akan berdiskusi sesuai kelompok-kelompok kecil ini. Pembagian kelompok kecil ini
dapat dibagi berdasar kesamaan kondisi sosial, ekonomi (mata pencaharian), atau pun
yang memiliki suatu kepentingan yang sama.

c. Implementasi

Tahap Post-CAP ini lebih dititikberatkan pada kesepakatan-kesepakatan yang telah


didapat dalam tahap lokarya sebelumnya. Kesepakatan-kesepakatan tidak saja berupa
pelaksanaan dari program dan budgeting (pendanaan), tetapi juga terkait dengan
komitmen masyarakat terhadap perubahan perilaku dan pola ocal masyarakat yang lebih
baik. Tahapan ini berisi pula monitoring proses implementasi kegiatan yang telah
dilakukan. 

Sumber : ejournal.ipdn.ac.id

Kasus

5. Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Pertamina (TPB)

Sebagai salah satu BUMN strategis di Indonesia, PT Pertamina (Persero) atau


PERTAMINA, turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/
Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) Agenda 2030, yang merupakan
kesepakatan pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan.
Seluruh program yang dilakukan pertamina baik di Pertamina Holding maupun seluruh
Sub Holding menggambarkan pencapaian dari TPB tersebut.

Sesuai dengan arahan Kementerian BUMN, Pertamina bersama 3 perusahaan lainnya


dalam cluster energi, telah dipetakan enam prioritas TPB/SDGs yang dijalankan
PERTAMINA, yakni Tujuan 12,  Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab;
Tujuan 13, Penanganan Perubahan Iklim; Tujuan 14, Ekosistem Laut; Tujuan 15,
Ekosistem Darat; Tujuan 7,  Energi Bersih dan Terjangkau,; dan Tujuan 8, Pekerjaan
Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Sebagai perusahaan energi nasional, PERTAMINA berkomitmen menyediakan energi


dan mendorong semua pihak untuk bertanggung jawab dalam proses produksi maupun
pemanfaatannya, sehingga dapat berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan pelaksanaan dan

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


dukungan pencapaian Tujuan 12 SDGs, yakni Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung
Jawab.

Dalam melaksanakan kegiatan usaha di bidang energi, PERTAMINA senantiasa


memperhatikan dan melakukan efisiensi sumber daya alam, pengelolaan sampah pangan
dan limbah produksi, serta pemberian subsidi tepat sasaran. PERTAMINA secara aktif
mendorong rantai pasok dalam kegiatan bisnis, dan juga konsumen, untuk mengurangi
sampah serta melakukan daur ulang. Dengan demikian PERTAMINA bersama pemangku
kepentingnnya, bergerak menuju pola konsumsi yang lebih berkelanjutan pada tahun
2030.

Komitmen PERTAMINA dalam mendukung pencapaian Tujuan 12, juga dilakukan


melalui berbagai kegiatan tangung jawab sosial perusahaan (CSR). Kegiatan CSR yang
dilaksanakan meliputi pendidikan, kesehatan, lingkungan, infrastruktur, pemberdayaan
masyarakat, manajemen bencana, maupun bantuan khusus. Realisasi kegiatan
dilaksanakan oleh seluruh unit kerja fungsi PERTAMINA, baik di kantor pusat, unit
operasi, maupun anak perusahaan.

Sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan, PERTAMINA berkomitmen


mengembangkan mengembangkan produk dan jasa yang tak hanya bertujuan
mendapatkan keuntungan (profit), tapi juga turut menjaga kelestarian alam (planet) untuk
kepentingan dan masa depan generasi yang akan datang (people). Komitmen ini
diwujudkan melalui berbagai kegiatan yang ditujukan bagi dukungan pada pencapaian
Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim; Tujuan 14 Menjaga Ekosistem Laut; dan Tujuan
15 Menjaga Ekosistem Darat.

PERTAMINA telah memiliki program yang berbasis pada energi bersih dan terjangkau
di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Pengelolaan dan pemanfaatan energi tersebut
telah memberikan dampak positif untuk bidang kesehatan, pendidikan, komunikasi,
pertanian, rumah tangga, dan kegiatan ekonomi masyarakat. PERTAMINA akan terus
terus menyediakan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan dan modern bagi semua. Hal ini menjadi bentuk pelaksanaan dan dukungan
pada Tujuan 7 SDGs yakni Energi Bersih dan Terjangkau.

Dukungan pada pencapaian Tujuan 8 SDGs yakni Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan
Ekonomi, diwujudkan PERTAMINA melalui Program Kemitraan. Progam ini merupakan
sarana bagi perusahaan untuk berdayakan UMKM, dalam objektif yang sama dengan
negara terkait penciptaan lapangan dan kesempatan kerja, yang akan berdampak
signifikan bagi upaya mengentaskan kemiskinan. Melalui program ini, PERTAMINA
dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan
penyediaan lapangan pekerjaan yang layak bagi semua.

Sumber: https://www.pertamina.com/id/ptb-pertamina

Pertanyaan:

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance


a. Jelaskan penerapan konsep triple bottom line pada pembangunan berkelanjutan
Pertamina!

b. Jelaskan strategi Corporate Social Responsibility-CSR yang dilakukan oleh


Pertamina!

***

ACCT6194 – Ethics and Corporate Governance

Anda mungkin juga menyukai