NIT.41317011
CURUG – TANGERANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME yang telah memberikan kesehatan dan
kelancaran dalam mengerjakan tugas laporan. Sebagaimana mestinya laporan tugas visit ini
disusun berdasar tugas yang diberikan kepada taruna/i program studi Operasi Bandar Udara
Angkatan ke-13.
1. Allah SWT yang telah memberikan kekuasaan serta ridhoNya kepada saya
4. Ibu Indria Sari, Amd selaku dosen pembimbing visitasi bandara Soekarno Hatta
6. Ibu Ayu Kumala, Amd selaku instruktur pendamping visitasi bandara Soekarno Hatta
Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi kelangsungan dan kelancaran
dalam proses pembelajaran terutama pada pembuatan laporan di waktu mendatang.Sekian
semoga apa yang saya tulis mampu memberi pengetahuan dan motivasi bagi pembaca.
Terima kasih.
1
ABSTRAK
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
ABSTRAK ii
BAB 1 PENDAHULUAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..25
5.2 Saran………………………………………………………………………………25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 27
3
BAB I
PENDAHULUAN
Bandara adalah suatu tempat dimana angkutan atau moda darat maupun udara saling bertemu
untuk menghantarkan para konsumen menuju destinasi yang diinginkan.Bandara juga sebagai
ajang bisnis yang sangat menguntungkan bagi siapa saja yang menginginkan keuntungan dari
beranjak kepada peradaban yang baru, dulunya bandara didesain dengan sangat minimalis
sekarang bandara telah bertransformasi menjadi unik dan sangat indah.Para personil bandara
dibekali dengan ilmu pendidikan dan ekstra untuk kecakapan dalam menangani konsumen
sehingga tidak mungkin akan terjadinya level of service yang rendah. Namun ada hal yang
perlu digaris bawahi bahwa bandara juga pernah mengalami gangguan maupun ancaman dari
beberapa terror yang pernah terungkap.Rasa kenyamanan dan keamanan memang sangat
rawan di perdebatkan maka dari itu perlu adanya pengawasan yang intens dan secara
menyeluruh.
1.2 Tujuan
Memberikan gambaran mengenai orientasi kerja yang akan taruna/i tempuh setelah lulus dan
dinyatakan diterima pada beberapa unit penyelenggara Bandar udara.Para taruna/i juga
mendapatkan bekal tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana cara menjadi personil yang
1
1.3 Manfaat dan Sasaran
-Menambah wawasan tentang penggunaan alat-alat di unit kerja Aviation Security (AVSEC)
-Menambah pengetahuan tentang parking slot di sektor kerja Apron Movement Controle
(AMC)
2
1.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data dari narasumber yaitu
menggunakan metode Wawancara. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan
pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada percakapan
intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode
wawancara ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu petugas di
Bandara.
● Metode Observasi
Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja,
notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.
3
Perlu dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu
penggunaannya sangat selektif
4
BAB II
Keadaan dan situasi yang tampak dalam keseharian dalam setiap kegiatan baik dalam
pergerakan maupun dalam pelaksaannya hampir seluruhnya terlaksana dengan baik dan
keselamatan penerbangan. Asumsi masyarakat akan keadaan didalam bandara itu tidak
sesuai dengan apa yang pernah dipikirkan, kelancaran dan efisiensi serta alur dalam
terminal dan non terminal maupun di Apron tergolong sangat lancar walaupun dalam
pengamatan sangat padat. Ada ketidaksesuaian peletakan kursi Rest Room diarea
kedatangan akses menuju conveyor belt. Kursi tersebut diletakkan secara tersusun
dibagian area tersebut dan tidak dipergunakan. Dan disetiap penumpang yang lewat
Dibagian terminal 3 Ultimated Soekarno Hatta khususnya di area Security Point 1 ada
perbedaan yang terjadi pada kunjungan yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Walk
Through Metal Detector yang semula ada sekarang sudah dialihkan dan digantikan oleh
Body Scanner yang sudah tersedia dalam SCP1. Body Scanner yang tersedia ada 3 dan
akan dilakukan penambahan dalam waktu dekat sesuai dengan kebijakan oleh pengelola
bandara.
4
2.2 kondisi yang dinginkan
1. Dalam bidang pengawasan dan pengendalian perlunya keaktifan dalam setiap situasi
tidak diinginkan.
di daerah Pick Up Zone yang ternilai belum terawasi karena Trolley ada di posisi
5. Perlunya inspeksi yang lebih tinggi terkait situasi dan kondisi dalam terminal.
2.3 sejarah singkat perusahaan (PT. Angkara Pura II (Persero) dan Bandar Udara
Soekarno Hatta
Sejarah
“Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam
bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara
Agustus 1984.
5
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum
1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986
berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui
(Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta
Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa
Pura II (Persero).
pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan
mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik
tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan
produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat
Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang
pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana
6
Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara
(Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati
Komitmen penerapan GCG merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal
Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi,
Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good
peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut
Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian
diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01
Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan
kewajaran”.
7
Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat
dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah
perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja
yang baik, serta memiliki Code of Conduct, termasuk tanggung jawab terhadap
lingkungannya.
masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua pihak
terpenuhi.
Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan
secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan
formal yang menjadi landasan bagi Angkasa Pura II dalam penerapan GCG yaitu:
8
1. Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN(Pasal 5 ayat 3).
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara dan perubahannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate
4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui
Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan Pedoman Perilaku (Code
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan
9
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
sehat;
profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang
sehat;
perundang-undangan.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban
untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga
konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan
kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui
10
2.4 Lokasi dan Fasilitas Visit/Kunjungan
● ATM Center
● Money Charger
● Rest Area
● Smoking Area
● Escalator
● Kids Zone
● Boarding Lounge
● Musholla
2.5 Struktur Organisasi Perusahaan (PT. Angkasa PUra II (Persero) dan Bandar Udara
Soekarno Hatta
11
BAB III
KAJIAN PUSTAKA
A. AVIATION SECURITY
Surat Tanda Kecakapan Petugas (STKP) Yang Diberi Tugas & Tanggung Jawab Di Bidang
Dalam Lisensi Tersebut Dijelaskan Kewenangan Petugas Keamanan Penerbangan (AVSEC) Dan
Jika Sudah Memiliki Lisensi Maka Sudah Dinyatakan Memiliki Kompetensi Untuk
Tapi Nggak Gampang Loh, Buat Dapetin Lisensi AVSEC Tersebut.. Melainkan Harus Mengikuti
Pelatihan & Pendidikan Khusus AVSEC (Aviation Security). Dan Yang Menyelenggarakan
Diklat AVSEC (Aviation Security) Harus Mendapat Persetujuan Dari Direktorat Jendral
12
2. Pendidikan & Pelatihan Lanjutan Bagi Personel Keamanan, Antara Lain :
▪ Avsec Management
▪ Crisis Management
▪ Quality Control
▪ Instructor
▪ Risk Management
▪ Inspector/ Auditor
▪ Negotiation
▪ Human Factor
▪ Investigator
▪ Profilling
Yang Terdapat Pada Regulasi Penerbangan, Baik Nasional Maupun International. Keren
Memang Begitu, Pernah Dengar Ngak ICAO.?? ICAO Itu Singkatan Dari International Civil
Civil Aviation Against Acts Of Unlawful Interference. Jadi Setiap Negara Yang Menjadi
Anggota ICAO Harus Mematuhi Aturan Yang Dibuat Oleh ICAO Tersebut .
13
Peralatan AVSEC (Aviation Security)
5. Peralatan Pemantau Lalu Lintas Orang, Kargo, Pos, Kendaraan, & Pesawat Udara di
Bandara
14
B. Apron Movement Control (AMC)
adalah ditujukan untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas diarea apron yang
terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personil yang berada dibandara, pengawasan dalam
terminologi disini memberikan arti tindak langkah yang diperlukan untuk mecegah terjadinya
dalam hal ini kasus tabrakan diantara ketiga unsur pembentuk lalu lintas apron, dimana mereka
melakukan kegiatan bersama. Di samping itu pengawasan juga dimaksud agar pengaturan lalu
lintas dapat berlangsur dengan lancar. Unit Apron Movement Control (AMC) sendiri berada di
bawah naungan Dinas Operasi Bandara dan kepalai oleh Assistan Manager Sisi Udara. System
operasi apron movement control (AMC) mencakup pemberian petunjuk serta pengawasan
terhadap semua kendaraan dan personil yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan
beroperasi di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga pemberian
bantuan pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat
ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan masuknya kendaraan
yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara. Penyelengara sistem AMC dilakukan
dengan memperhatikan faktor keserasian dan keterpaduan operasiaonal antar unit-unit yang
terlibat dalam pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama dengan operasi lalu lintas
terminal. Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan pelayanan operasi
penerbangan, pengelolaan apron dan semua orang yang berkepentingan di daerah sisi udara (air
side). Dalam Managemen Operasi Sisi Udara (AMC) melakukan kordinasi dalam pelayanan
yang terdiri dari pengaturan parkir pesawat udara, Docking dan De-Docking, VDGS dan
AVDGS, Push Back dan Start Engine, marshalling, follow me car, pengawasan kendaraan di sisi
udara, penerbitan ijin kendaraan operasional dan GSE, penerbitan TIM apron, kebersihan apron,
15
penanganan tumpahan bahan bakar (Fuel spillage). Dalam pelaksanaan tugasnya, unit AMC
berfungsi sebagai unit pelayanan dan pengawasan di sisi udara (air side) yang meliputi :
Information System).
1. Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan kepada pengemudi yang berhak,
2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional yang berhak, dan
3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan personil di sisi udara (air side).
4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang merupakan bagian dari fasilitas di
apron.
16
C. Airport Operation Controle Centre
AOCC berfungsi sebagai pusat komando seluruh aktivitas di bandara baik dari sisi darat,
terminal maupun sisi udara yang dapat memperlancar koordinasi petugas bandara untuk menjaga
keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan. Hal ini merupakan perwujudan komitmen
Angkasa Pura I dalam melakukan digitalisasi aktivitas operasional bandara dan implementasi
‘SmartAirport’.
Selain itu, upaya ini juga dilakukan demi mewujudkan operational excellence dan service
excellence. Adapun sembilan bandara yang sudah mengimplementasikan AOCC yaitu Bandara
Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara
Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.
17
BAB IV
1) Pagi (07.00 – 14.30) lokasi pertama terminal 3 kegiatan yang pertama dilakukan yaitu
pembuatan pas bandara sebagai salah satu persyaratan untuk memasuki area yang akan
dikunjungi, proses pembuatan pas ini memakan waktu yang cukup lama karena jumlah
pembuatan pas bandara yang banyak dan ada kendala pada mesin pencetak pembuatan pas
selesai pada pukul 11.30 kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke unit Aviation Security
(Avsec) disini kami mendapat materi tentang sistem aviation security dan fasilitas
pendukungnya, berlanjut ke unit baggage handling system pada unit ini mengenal sekaligus
mempelajari system flow baggage, kemudian unit Apron Movement Control (AMC).
2) Sore (16.00 – 20.00) lokasi kedua di terminal 1, unit pertama yang dikunjungi yaitu unit
Avsec dan fasilitas yang ada di terminal 1 selanjutnya unit AMC dan terakhir mengunjungi unit
AOCC.
18
Dalam menjalankan tugasnya, personil AVSEC menerapkan pemeriksaan terhadap
penumpang, awak pesawat dan bagasi penumpang. Penerapan pengawasan terhadap kargo dan
pos, serta access control airside bandar udara juga dilakukan personil AVSEC demi keamanan
dan keselamatan penerbangan.Selain itu personil AVSEC juga melakukan pemeriksaan terhadap
● Pemeriksaan Dokumen
● Pemeriksaan Penumpang, Bagasi, Dan Bagasi Kabin
● Pelaporan (Check –In)
● Pemeriksaan Awak Pesawat
● Pemeriksaan Penumpang Transit & Transfer
● Penanganan Senjata
● Penanganan Bagasi Kabin & Bagasi
● Penanganan Penumpang Khusus
● Pemeriksaan Jamaah Haji, Bagasi Kabin Dan Bagasinya
● Pengawasan Jalur Dari Check-In Ke Ruang Tunggu Dan Ke Sisi Udara
● Pengawasan Jalur Menuju Ke Dan Dari Pesawat Udara
● Penertiban Kargo
● Penggolongan
● Pengemasan
● Pengiriman
● Pengawasan
● Penanganan Bahan Dan/Atau Barang Berbahaya
● Kiriman Pos
● Kiriman Diplomatik
b) Prosedur Kerja
Melakukan pemeriksaan saat berada di Security Check Point menggunakan alat
19
● APRON MOVEMENT CONTROL (AMC)
a) Tugas dan Tanggung Jawab
Personil AMC memiliki tanggung jawab dalam melakukan kegiatan pelayanan operasi
pencatatan data penerbangan. Personil AMC memiliki tugas untuk mengatur pergerakan pesawat
untuk menghindari adanya tabrakan antar pesawat atau kendaraan, mengatur masuknya pesawat
ke apron dan mengkoordinasi pesawat ke luar dengan ADC dan menjamin keselamatn,kecepatan
b) Prosedur Kerja
Mengawasi setiap pergerakan serta mengkordinir setiap unit kerja yang berkaitan dengan
penanganan pesawat udara saat take off maupun landing.Dan mengatur parking slot yang
segala bentuk prohibited itemsyang tidak sengaja terbawa maupun disengaja terbawa.Dan
yang paling utama mengawasi pergerakan barang bawaan yang akan dicatat sebagai
bagasi pencatan
20
b) Prosedur Kerja
Mengakomodir bagaimana cara kerja unit pengawasan terhadap barang.Barang
yang akan diangkut kedalam bagasi pesawat udara harus melewati mesin x-ray ,apabila
terdapat barang yang telah melewati 5tahapan maka barang tersebut dapat diangkut
AOCC merupakan bagian dari peningkatan kualitas layanan publik. AOCC berfungsi sebagai
suatu control center untuk mengawasi aktivitas operasional di sisi udara (airside) dan sisi darat
b) Prosedur Kerja
Mengkordinir setiap unit kerja di bandara,serta mengawasi semua system dan
tupoksi dari masing-masing unit kerja berjalan dengan semestinya. Selain itu, mengatur
21
4.4 Deskripsi Ilmu Saat Kunjungan
● AVIATION SECURITY
Mampu memahami cara kerja dan tupoksi sebagai seorang petugas/personil
ground time bagi pesawat.Peserta didik mampu melihat kecakapan apa saja yang dimiliki
itu,para peserta didik juga mampu mengatasi masalah yang terjadi secara dadakan dan
sudah bias ditebak.Memahami makna safety saat akan melakukan kegiatan operasional.
22
● BAGGAGE HANDLING SYSTEM (BHS)
Baggage handling system adalah sistem yang digunakan untuk menagani
pesawat udara. Baggage handling system dilakukan oleh personil-personil bandara serta
tenaga mesin khusus BHS. Penanganan bagasi penumpang dilakukan melalui 5 tahapan
antara lain tahap 1 yaitu pemeriksaan oleh sistem, tahap 2 pemeriksaan oleh operator,
tahap 3 pemeriksaan oleh sistem, tahap 4 dan 5 pemeriksaan dilakukan oleh operator,
namun pada saat tahap 5 operator yang bertanggungjawab adalah supervisor. Proses
pemeriksaan bagasi dari checkin counter sampai di make up area membutuhkan waktu ±7
s.d 10 menit.
kondisi barang yang tidak layak untuk diangkut dan barang yang lost tracking. Barang
yang tidak layak angkut merupakan barang yang berpotensi membahayakan penerbangan
sehingga tidak berhasil dalam pemeriksaan. Sedangkan lost tracking dapat terjadi karena
barang tersebut ditempatkan dalam posisi yang salah saat pemeriksaan dan barang yang
ingin diangkut terlalu besar atau kecil sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut hingga ke
level berikutnya.
23
Pemeriksaan di tahap berikutnya dilakukan oleh operator yang berhak
menentukan bisa atau tidaknya bagasi penumpang dapat dibawa selama penerbangan.
Estimasi waktu yang dibutuhkan operator untuk menentukan hanya sekitar 20 detik.
sistem atau mesin, ada 2 jenis mesin X-Ray dalam baggage handling system. X-Ray pada
level satu berjenis MVXR 500 yang dapat memudahkan operator melihat barang dari 5
arah kecuali bagian bawah barang. Sedangkan X-Ray lainnya berjenis RTT berada pada
level tiga dimana X-Ray tersebut dapat memudahkan operator untuk melihat tampila
4.5 Kendala
dengan maksimal agar optimalisasi kegiatan visit dapat berjalan dengan lancar
24
BAB V
A. KESIMPULAN
Kegiatan visitasi mampu memperoleh ilmu pengetahuan tentang dunia
penerbangan dan orientasi kerja yang akan didapatkan ketika saat bekerja nanti.Serta
B. SARAN
Saya selaku penulis berharap agar tugas dan kewajiban kita sebagai pelajar terus
25
DAFTAR PUSTA
https://www.angkasapura2.co.id/en/informasi/siaran-pers-detail/angkasa-pura-ii-builds-ai
rport-operation-control-center-aocc-to-modernize-airport-operation-system-1297
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/02/144116126/tahun-ini-seluruh-bandara-ap1-p
unya-airport-operation-control-center
https://sekolahavsec.com/pengertian-avsec-bandara.html
26
LAMPIRAN
TABEL
Kegiatan kunjungan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dilaksanakan pada hari Kamis, 07
Februari 2019. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 23.00. Berikut
adalah rincian waktu pelaksanaan kegiatan kunjungan Bandara Internasional Soekarno Hatta :
DOKUMENTASI
27
28
29