Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KUNJUNGAN BANDAR UDARA INTERNASIONAL

SOEKARNO HATTA –TANGERANG

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penilaian

Program Diploma III Operasi Bandar Udara Angkatan Ke-13

Tar(i).Inggrid Wirayana Kumalasari

NIT.41317011

JURUSAN MANAJEMEN PENERBANGAN

SEKOLAH TINGGI PENERBANGAN INDONESIA

CURUG – TANGERANG

2019

1
KATA PENGANTAR

Saya ucapkan terima kasih kepada Tuhan YME yang telah memberikan kesehatan dan

kelancaran dalam mengerjakan tugas laporan. Sebagaimana mestinya laporan tugas visit ini

disusun berdasar tugas yang diberikan kepada taruna/i program studi Operasi Bandar Udara

Angkatan ke-13.

Kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuasaan serta ridhoNya kepada saya

2. Bapak Kardi, SH MH selaku Ketua Jurusan Manajemen Penerbangan

3. Penyelenggara Bandar Udara PT.Angkasa Pura II sebagai tempat visit

4. Ibu Indria Sari, Amd selaku dosen pembimbing visitasi bandara Soekarno Hatta

5. Bapak Sundoro selaku dosen pembimbing visitasi bandara Soekarno Hatta

6. Ibu Ayu Kumala, Amd selaku instruktur pendamping visitasi bandara Soekarno Hatta

Kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan demi kelangsungan dan kelancaran
dalam proses pembelajaran terutama pada pembuatan laporan di waktu mendatang.Sekian
semoga apa yang saya tulis mampu memberi pengetahuan dan motivasi bagi pembaca.

Terima kasih.

Tangerang, 14 Februari 2019

Tar(i).Inggrid Wirayana Kumalasari

1
ABSTRAK

INGGRID WIRAYANA KUMALASARI,LAPORAN KUNJUNGAN BANDAR UDARA


INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA, Penyelenggara Bandar udara kini telah beranjak
dari era peradaban masa modern hingga sekarang ke tahap millennial.Tahapan tersebut
membangun sebuah tempat dimana para konsumen khususnya pengguna jasa penerbangan
disuguhkan dengan rasa kenyamanan,rasa keamanan,dan ketepatan waktu.Proses yang dialami
dari mulai tempat awal memasuki bandara hingga keberangkatan ataupun alur dari kedatangan
hingga area penjemputan telah bertransformasi menjadi peradaban yang sangat
menakjubkan.Pengendalian mutu serta kualitas menduduki tempat dimana hal tersebut harus
memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen.Maka dari itu peranan dari para
penyelenggara Bandar udara untuk selalu memberikan layanan terbaik dan memberi produk yang
terbaik dari bandara tersebut.

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..1


1.2 Tujuan……………………………………………………………………………1
1.3 Manfaat dan Sasaran…………………………………………………………….2
1.4 Metode Pengumpulan Data……………………………………………………..3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Kondisi (Sekarang)………………………………………………………………...3


2.2 Kondisi (Harapan) 4
2.3 Sejarah Perusahaan dan Struktur Organisasi Perusahaan (PT. Angkasa Pura II
(Persero) dan Bandar Udara Soekarno Hatta) 5
2.4 Lokasi dan Fasilitas 11

BAB III KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN PELAKSANAAN VISIT/KUNJUNGAN

4.1 Waktu dan Tempat………………………………………………………………..18


4.2 Jadwal Pelaksanaan……………………………………………………………….18
4.3 Obyek Pelaksanaan………………………………………………………………..18
4.4 Deskripsi ilmu/pembelajaran……………………………………………………...22
4.5 Kendala dan Upaya Penyelesaian Kendala 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..25
5.2 Saran………………………………………………………………………………25

DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bandara adalah suatu tempat dimana angkutan atau moda darat maupun udara saling bertemu

untuk menghantarkan para konsumen menuju destinasi yang diinginkan.Bandara juga sebagai

ajang bisnis yang sangat menguntungkan bagi siapa saja yang menginginkan keuntungan dari

tempat tersebut.Bandara sebagai tempat penyelenggara kelangsungan transportasi udara telah

beranjak kepada peradaban yang baru, dulunya bandara didesain dengan sangat minimalis

sekarang bandara telah bertransformasi menjadi unik dan sangat indah.Para personil bandara

dibekali dengan ilmu pendidikan dan ekstra untuk kecakapan dalam menangani konsumen

sehingga tidak mungkin akan terjadinya level of service yang rendah. Namun ada hal yang

perlu digaris bawahi bahwa bandara juga pernah mengalami gangguan maupun ancaman dari

beberapa terror yang pernah terungkap.Rasa kenyamanan dan keamanan memang sangat

rawan di perdebatkan maka dari itu perlu adanya pengawasan yang intens dan secara

menyeluruh.

1.2 Tujuan

Memberikan gambaran mengenai orientasi kerja yang akan taruna/i tempuh setelah lulus dan

dinyatakan diterima pada beberapa unit penyelenggara Bandar udara.Para taruna/i juga

mendapatkan bekal tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana cara menjadi personil yang

tangguh dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya

1
1.3 Manfaat dan Sasaran

1.3.1 Bagi Mahasiswa :

-Mampu memahami manfaat dan bagian di bandara

- Mampu mengerti tupoksi unit kerja Aviation Security (AVSEC)

-Mampu mengerti tupoksi unit kerja Apron Movement Controle (AMC)

1.3.2 Bagi Akademik/pendidikan :

-Menambah wawasan tentang penggunaan alat-alat di unit kerja Aviation Security (AVSEC)

-Menambah pengetahuan tentang parking slot di sektor kerja Apron Movement Controle

(AMC)

-Menambah pengertian tentang SOP Security Check Point (SCP)

2
1.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dikumpulkan dengan metode berikut ini:

● Metode Interview / wawancara

Metode yang penulis gunakan untuk mendapatkan data dari narasumber yaitu
menggunakan metode Wawancara. Wawancara mendalam yaitu dengan cara memberikan
pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak terkait yang didasarkan pada percakapan
intensif dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode
wawancara ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu petugas di
Bandara.

● Metode Observasi

Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek penelitian dengan


mencatat gejala- gejala yang ditemukan dilapangan untuk melengkapi data- data yang
diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.

● Metode Dokumentasi / documenter

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung


ditunjukkan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat dibedakan menjadi dokumen
primer, jika dokumen ini ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa; dan
dokumen skunder, jika peristiwa dilaporkan orang lain yang selanjutnya ditulis oleh orang
lain. Otobiografi adalah contoh dokumen primer dan biografi seseorang adalah contoh
dokumen sekunder.

Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, laporan kerja,
notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video, foto dan lain sebagainya.

3
Perlu dicatat bahwa dokumen ditulis tidak untuk tujuan penelitian, oleh sebab itu
penggunaannya sangat selektif

4
BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 kondisi saat ini

Keadaan dan situasi yang tampak dalam keseharian dalam setiap kegiatan baik dalam

pergerakan maupun dalam pelaksaannya hampir seluruhnya terlaksana dengan baik dan

aman. Kegiatan-kegiatan operasional dalam bidang pengawasan dan pengendalian

penumpang sangat signifikan, menyangkut dalam bidang keamanan penerbangan dan

keselamatan penerbangan. Asumsi masyarakat akan keadaan didalam bandara itu tidak

sesuai dengan apa yang pernah dipikirkan, kelancaran dan efisiensi serta alur dalam

terminal dan non terminal maupun di Apron tergolong sangat lancar walaupun dalam

pengamatan sangat padat. Ada ketidaksesuaian peletakan kursi Rest Room diarea

kedatangan akses menuju conveyor belt. Kursi tersebut diletakkan secara tersusun

dibagian area tersebut dan tidak dipergunakan. Dan disetiap penumpang yang lewat

selalu memperhatikan kursi tersebut.

Dibagian terminal 3 Ultimated Soekarno Hatta khususnya di area Security Point 1 ada

perbedaan yang terjadi pada kunjungan yang pernah dilaksanakan sebelumnya. Walk

Through Metal Detector yang semula ada sekarang sudah dialihkan dan digantikan oleh

Body Scanner yang sudah tersedia dalam SCP1. Body Scanner yang tersedia ada 3 dan

akan dilakukan penambahan dalam waktu dekat sesuai dengan kebijakan oleh pengelola

bandara.

4
2.2 kondisi yang dinginkan

1. Dalam bidang pengawasan dan pengendalian perlunya keaktifan dalam setiap situasi

dan kondisi yang terlaksana hampir 24 jam.

2. Pengembangan pelaksanaan pemeriksaan dan perawatan akan membantu jalannya

ketahanan dalam pelaksaan kegiatan di terminal, daerah keamanan terbatas, daerah

steril dan daerah disisi udara.

3. Perlunya pemantauan secara intensif untuk menghindari gangguan-gangguan yang

tidak diinginkan.

4. Perlunya peningkatan penyesuaian dalam peletakkan posisi Konsisioner yang berada

di daerah Pick Up Zone yang ternilai belum terawasi karena Trolley ada di posisi

yang tidak sesuai.

5. Perlunya inspeksi yang lebih tinggi terkait situasi dan kondisi dalam terminal.

2.3 sejarah singkat perusahaan (PT. Angkara Pura II (Persero) dan Bandar Udara

Soekarno Hatta

Sejarah

PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau

“Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam

bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di

wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari

Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan

Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara

Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13

Agustus 1984.

5
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum

Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun

1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986

berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta

Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa

Pura II (Persero).

Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan

pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan

mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan praktik

tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan

produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat

meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

Kiprah Angkasa Pura II telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang

pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana

dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.

6
Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara

Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio

(Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan

Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda

(Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati

Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Tata Kelola Perusahaan

Komitmen penerapan GCG merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal

tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara

berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas

pelaksanaan GCG di Angkasa Pura II.

Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi,

Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good

Corporate Governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan

peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut

Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian

diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01

Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan

bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada

prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan

kewajaran”.

7
Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat

dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah

perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja

yang baik, serta memiliki Code of Conduct, termasuk tanggung jawab terhadap

lingkungannya.

Tujuan Penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:

1. Mengendalikan dan mengarahkan hubungan antara Organ Perseroan (Pemegang

Saham, Dewan Komisaris, Direksi), karyawan, pelanggan, mitra kerja, serta

masyarakat dan lingkungan berjalan secara baik dan kepentingan semua pihak

terpenuhi.

2. Mendorong dan mendukung pengembangan Angkasa Pura II.

3. Mengelola sumber daya secara lebih amanah.

4. Mengelola risiko secara lebih baik.

5. Meningkatkan pertanggungjawaban kepada stakeholders.

6. Mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan Angkasa Pura II.

7. Memperbaiki budaya kerja Angkasa Pura II.

8. Meningkatkan citra Angkasa Pura II (image) menjadi semakin baik.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Angkasa Pura II memiliki komitmen penuh dan

secara konsisten menegakkan penerapan GCG dengan mengacu kepada beberapa aturan

formal yang menjadi landasan bagi Angkasa Pura II dalam penerapan GCG yaitu:

8
1. Undang Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN(Pasal 5 ayat 3).

2. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha No. PER- 01/MBU/2011 tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan

Usaha Milik Negara dan perubahannya Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.

PER-09/MBU/2012 tanggal 06 Juli 2012.

3. Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara No.

SK-16/S.MBU/2012 tanggal 06 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan

Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate

Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara.

4. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang diperbaharui

oleh Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007.

5. Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi Nomor:

KEP.448/UM.004/X/AP II–2007 dan Nomor: KEP.02.03.01/00/10/2007 461 tentang

Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) dan Pedoman Perilaku (Code

of Conduct) di Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero).

Prinsip-prinsip GCG sesuai dengan PER-01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang

Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan

Usaha Milik Negara, meliputi:

1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan

relevan mengenai perusahaan;

9
2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

3. Pertanggungjawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat;

4. Kemandirian (independency), yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang

tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat;

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak

Pemangku Kepentingan(stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan

perundang-undangan.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban

untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga

senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan

konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan

yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan

kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui

program Corporate Social Responsibility.

10
2.4 Lokasi dan Fasilitas Visit/Kunjungan

1. Terminal 2 F Soekarno Hatta


2. terminal 3 ultimated Soekarno Hatta
Fasilitas yang terdapat pada terminal tersebut ialah , meliputi :

● Duty free shop

● ATM Center

● Money Charger

● Rest Area

● Smoking Area

● Escalator

● Kids Zone

● Boarding Lounge

● Musholla

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan (PT. Angkasa PUra II (Persero) dan Bandar Udara
Soekarno Hatta

11
BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. AVIATION SECURITY

AVSEC (Aviation Security) Adalah Personil Yang Telah (WAJIB) Memiliki Lisensi /

Surat Tanda Kecakapan Petugas (STKP) Yang Diberi Tugas & Tanggung Jawab Di Bidang

Keamanan Penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor:SKEP/2765/XII/2010 Bab I Butir 9)

Dalam Lisensi Tersebut Dijelaskan Kewenangan Petugas Keamanan Penerbangan (AVSEC) Dan

Jika Sudah Memiliki Lisensi Maka Sudah Dinyatakan Memiliki Kompetensi Untuk

Melaksanakan Tugas Pengamanan Penerbangan Oleh Direktur Jendral Perhubungan Udara.

Tapi Nggak Gampang Loh, Buat Dapetin Lisensi AVSEC Tersebut.. Melainkan Harus Mengikuti

Pelatihan & Pendidikan Khusus AVSEC (Aviation Security). Dan Yang Menyelenggarakan

Diklat AVSEC (Aviation Security) Harus Mendapat Persetujuan Dari Direktorat Jendral

Perhubungan Udara Seperti PSPP Penerbangan.

1. Pendidikan & Pelatihan Dasar Bagi Personel Keamanan, Meliputi :

▪ Basic Aviation Security (BASIC AVSEC)

▪ Junior Aviation Security (JUNIOR AVSEC)

▪ Senior Aviation Security (SENIOR AVSEC)

12
2. Pendidikan & Pelatihan Lanjutan Bagi Personel Keamanan, Antara Lain :

▪ Avsec Management

▪ Crisis Management

▪ Quality Control

▪ Instructor

▪ Risk Management

▪ Inspector/ Auditor

▪ Negotiation

▪ Human Factor

▪ Investigator

▪ Profilling

Dalam Menjalankan Tugasnya Petugas AVSEC (Aviation Security) Juga Memiliki Pedoman

Yang Terdapat Pada Regulasi Penerbangan, Baik Nasional Maupun International. Keren

Bangetkan AVSEC Ada Regulasi Internationalnya Segala. Sok Kebarat-Baratan Banget.

Memang Begitu, Pernah Dengar Ngak ICAO.?? ICAO Itu Singkatan Dari International Civil

Aviation Organitation, Merupakan Sebuah Organisasi Penerbangan Sipil Internasional Dibawan

PBB. ICAO Mempunyai Aturan-Aturan Penerbangan Yang Disebut ANNEX.

Aturan Keamanan Penerbangan Terdapat di ANNEX 17 Security – Safeguarding International

Civil Aviation Against Acts Of Unlawful Interference. Jadi Setiap Negara Yang Menjadi

Anggota ICAO Harus Mematuhi Aturan Yang Dibuat Oleh ICAO Tersebut . 

13
Peralatan AVSEC (Aviation Security)

Selain Itu, AVSEC / Petugas Keamanan Penerbangan Membutuhkan Peralatan Dalam

Melaksanan Tugasnya, Fasilitas Keamanan Penerbangan Tersebut Terdiri Dari :

1. Peralatan Pendeteksi Bahan Peledak

2. Peralatan Pendeteksi Bahan Organik & Non-Organik

3. Peralatan Pendeteksi Metal

4. Peralatan Pendeteksi Bahan Nuklir, Biologi, Kimia, & Radio Aktif

5. Peralatan Pemantau Lalu Lintas Orang, Kargo, Pos, Kendaraan, & Pesawat Udara di

Bandara

6. Peralatan Pusat Penanggulangan Keadaan Darurat (Emergency Operation Centre)

7. Kendaraan Patroli Keamanan Penerbangan

8. Peralatan Pengendalian Jalan Masuk (Acces Control)

9. Peralatan Pendeteksi Penyusup Pagar Perimeter (Perimeter Instruction Detection System)

10. Peralatan Komunikasi Personel Keamanan.

14
B. Apron Movement Control (AMC)

adalah ditujukan untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas diarea apron yang

terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personil yang berada dibandara, pengawasan dalam

terminologi disini memberikan arti tindak langkah yang diperlukan untuk mecegah terjadinya

dalam hal ini kasus tabrakan diantara ketiga unsur pembentuk lalu lintas apron, dimana mereka

melakukan kegiatan bersama. Di samping itu pengawasan juga dimaksud agar pengaturan lalu

lintas dapat berlangsur dengan lancar. Unit Apron Movement Control (AMC) sendiri berada di

bawah naungan Dinas Operasi Bandara dan kepalai oleh Assistan Manager Sisi Udara. System

operasi apron movement control (AMC) mencakup pemberian petunjuk serta pengawasan

terhadap semua kendaraan dan personil yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan

beroperasi di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu mencakup juga pemberian

bantuan pesawat udara yang menuju lokasi pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat

ditambahkan bahwa dalam operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan masuknya kendaraan

yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara. Penyelengara sistem AMC dilakukan

dengan memperhatikan faktor keserasian dan keterpaduan operasiaonal antar unit-unit yang

terlibat dalam pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama dengan operasi lalu lintas

terminal. Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan pelayanan operasi

penerbangan, pengelolaan apron dan semua orang yang berkepentingan di daerah sisi udara (air

side). Dalam Managemen Operasi Sisi Udara (AMC) melakukan kordinasi dalam pelayanan

yang terdiri dari pengaturan parkir pesawat udara, Docking dan De-Docking, VDGS dan

AVDGS, Push Back dan Start Engine, marshalling, follow me car, pengawasan kendaraan di sisi

udara, penerbitan ijin kendaraan operasional dan GSE, penerbitan TIM apron, kebersihan apron,

15
penanganan tumpahan bahan bakar (Fuel spillage). Dalam pelaksanaan tugasnya, unit AMC

berfungsi sebagai unit pelayanan dan pengawasan di sisi udara (air side) yang meliputi :

a. Fungsi pelayanan operasional meliputi :

1. Pelayanan operasional Aviobridge.

2. Pelayanan marshalling bagi pesawat yang membutuhkan.

3. Pemberian pelayanan pencatatan data penerbangan untuk kebutuhan CIS (Central

Information System).

4. Pelayanan BCB (baggage Conveyor Belt).

5. Pengkoordinasian tugas-tugas untuk pelayanan operasional berbagai unit

sewaktu-waktu diperlukan serta pemeliharaan Apron dan instalasinya.

b. Fungsi pengawasan meliputi :

1. Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan kepada pengemudi yang berhak,

dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.

2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional yang berhak, dan

pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.

3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan personil di sisi udara (air side).

4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang merupakan bagian dari fasilitas di

apron.

16
C. Airport Operation Controle Centre

AOCC berfungsi sebagai pusat komando seluruh aktivitas di bandara baik dari sisi darat,

terminal maupun sisi udara yang dapat memperlancar koordinasi petugas bandara untuk menjaga

keselamatan, keamanan dan pelayanan penerbangan. Hal ini merupakan perwujudan komitmen

Angkasa Pura I dalam melakukan digitalisasi aktivitas operasional bandara dan implementasi

‘SmartAirport’. 

Selain itu, upaya ini juga dilakukan demi mewujudkan operational excellence dan service

excellence. Adapun sembilan bandara yang sudah mengimplementasikan AOCC yaitu Bandara

SAMS Sepinggan Balikpapan, Bandara Juanda Surabaya, Bandara Adisutjipto Yogyakarta,

Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Bandara

Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Pattimura Ambon, dan Bandara Frans Kaisiepo Biak.

17
BAB IV

PEMBAHASAN PELAKSANAAN KUNJUNGAN

4.1 Waktu dan Tempat

Kamis, 07 Februari 2019 (Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta)

4.2 Jadwal Pelaksanaan

1) Pagi (07.00 – 14.30) lokasi pertama terminal 3 kegiatan yang pertama dilakukan yaitu
pembuatan pas bandara sebagai salah satu persyaratan untuk memasuki area yang akan
dikunjungi, proses pembuatan pas ini memakan waktu yang cukup lama karena jumlah
pembuatan pas bandara yang banyak dan ada kendala pada mesin pencetak pembuatan pas
selesai pada pukul 11.30 kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke unit Aviation Security
(Avsec) disini kami mendapat materi tentang sistem aviation security dan fasilitas
pendukungnya, berlanjut ke unit baggage handling system pada unit ini mengenal sekaligus
mempelajari system flow baggage, kemudian unit Apron Movement Control (AMC).

2) Sore (16.00 – 20.00) lokasi kedua di terminal 1, unit pertama yang dikunjungi yaitu unit
Avsec dan fasilitas yang ada di terminal 1 selanjutnya unit AMC dan terakhir mengunjungi unit
AOCC.

4.3 Obyek Pelaksanaan

1. LAND SIDE DAN AIRSIDE

● AVIATION SECURITY (AVSEC)


a) Tugas dan Tanggung Jawab

Personil AVSEC bertanggung jawabatas keamanan dan keselamatan

penerbangan,keteraturan dan efisiensi penerbangan sipil terhadap tindakan melawan hukum

dengan mencegah terangkutnya barang-barang yang dapat membahayakan penerbangan.

18
Dalam menjalankan tugasnya, personil AVSEC menerapkan pemeriksaan terhadap

penumpang, awak pesawat dan bagasi penumpang. Penerapan pengawasan terhadap kargo dan

pos, serta access control airside bandar udara juga dilakukan personil AVSEC demi keamanan

dan keselamatan penerbangan.Selain itu personil AVSEC juga melakukan pemeriksaan terhadap

● Pemeriksaan Dokumen
● Pemeriksaan Penumpang, Bagasi, Dan Bagasi Kabin
● Pelaporan (Check –In)
● Pemeriksaan Awak Pesawat
● Pemeriksaan Penumpang Transit & Transfer
● Penanganan Senjata
● Penanganan Bagasi Kabin & Bagasi
● Penanganan Penumpang Khusus
● Pemeriksaan Jamaah Haji, Bagasi Kabin Dan Bagasinya
● Pengawasan Jalur Dari Check-In Ke Ruang Tunggu Dan Ke Sisi Udara
● Pengawasan Jalur Menuju Ke Dan Dari Pesawat Udara
● Penertiban Kargo
● Penggolongan
● Pengemasan
● Pengiriman
● Pengawasan
● Penanganan Bahan Dan/Atau Barang Berbahaya
● Kiriman Pos
● Kiriman Diplomatik

b) Prosedur Kerja
Melakukan pemeriksaan saat berada di Security Check Point menggunakan alat

Walk Through Metal Detector (WTMD),Hand Held Metal Detector (HHMD),X-Ray,Body

Scanner bagi penumpang yang akan berangkat menuju boarding.

19
● APRON MOVEMENT CONTROL (AMC)
a) Tugas dan Tanggung Jawab

Personil AMC memiliki tanggung jawab dalam melakukan kegiatan pelayanan operasi

penerbangan, pengawasan terhadap pergerakan pesawat,lalu lintas kendaraan,kebersihan serta

pencatatan data penerbangan. Personil AMC memiliki tugas untuk mengatur pergerakan pesawat

untuk menghindari adanya tabrakan antar pesawat atau kendaraan, mengatur masuknya pesawat

ke apron dan mengkoordinasi pesawat ke luar dengan ADC dan menjamin keselamatn,kecepatan

dan kelancaraan pergerakan kendaraan.

b) Prosedur Kerja

Mengawasi setiap pergerakan serta mengkordinir setiap unit kerja yang berkaitan dengan

penanganan pesawat udara saat take off maupun landing.Dan mengatur parking slot yang

dibutuhkan oleh pesawat udara

● BAGGAGE HANDLING SYSTEM (BHS)


a) Tugas dan Tanggung Jawab
Mengawasi dan memeriksa barang penumpang yang akan melakukan

penerbangan.Dibagi menjadi 2,domestic dan internasional. Bertanggung jawab terhadap

segala bentuk prohibited itemsyang tidak sengaja terbawa maupun disengaja terbawa.Dan

yang paling utama mengawasi pergerakan barang bawaan yang akan dicatat sebagai

bagasi pencatan

20
b) Prosedur Kerja
Mengakomodir bagaimana cara kerja unit pengawasan terhadap barang.Barang

yang akan diangkut kedalam bagasi pesawat udara harus melewati mesin x-ray ,apabila

terdapat barang yang telah melewati 5tahapan maka barang tersebut dapat diangkut

kedalam bagasi.Tahapannya adalah system,operator,system,operator,operator.

2. AIRPORT OPERATION CONTROL CENTER (AOCC)


a) Tugas dan Tanggung Jawab

AOCC merupakan bagian dari peningkatan kualitas layanan publik. AOCC berfungsi sebagai

suatu control center untuk mengawasi aktivitas operasional di sisi udara (airside) dan sisi darat

(landside) serta mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.

b) Prosedur Kerja
Mengkordinir setiap unit kerja di bandara,serta mengawasi semua system dan

tupoksi dari masing-masing unit kerja berjalan dengan semestinya. Selain itu, mengatur

waktu ground time bagi pesawat udara

21
4.4 Deskripsi Ilmu Saat Kunjungan

● AVIATION SECURITY
Mampu memahami cara kerja dan tupoksi sebagai seorang petugas/personil

aviation security (AVSEC) serta dapat mengoperasikan beberapa perlengkapan yang

dibutuhkan pada saat pemeriksaan,contoh Hand Held Metal Detector (HHMD),Walk

Through Metal Detector (WTMD).Selain itu kita mampu mempelajari gerak-gerik

penumpang dan arus yang terjadi pada penerbangan di suatu bandara

● APRON MOVEMENT CONTROL (AMC)


Menerima materi tentang pengaturan serta alokasi parking slot,menghitung waktu

ground time bagi pesawat.Peserta didik mampu melihat kecakapan apa saja yang dimiliki

personil AMC.Serta membaca gejala dan ancaman saat melakukan operasional.Selain

itu,para peserta didik juga mampu mengatasi masalah yang terjadi secara dadakan dan

sudah bias ditebak.Memahami makna safety saat akan melakukan kegiatan operasional.

22
● BAGGAGE HANDLING SYSTEM (BHS)
Baggage handling system adalah sistem yang digunakan untuk menagani

bagasi para penumpang yang ingin melakukan perjalanan menggunakan transportasi

pesawat udara. Baggage handling system dilakukan oleh personil-personil bandara serta

tenaga mesin khusus BHS. Penanganan bagasi penumpang dilakukan melalui 5 tahapan

antara lain tahap 1 yaitu pemeriksaan oleh sistem, tahap 2 pemeriksaan oleh operator,

tahap 3 pemeriksaan oleh sistem, tahap 4 dan 5 pemeriksaan dilakukan oleh operator,

namun pada saat tahap 5 operator yang bertanggungjawab adalah supervisor. Proses

pemeriksaan bagasi dari checkin counter sampai di make up area membutuhkan waktu ±7

s.d 10 menit.

Berlanjutnya tahap pemeriksaan bagasi ke level berikutnya tergantung dari

kondisi barang yang tidak layak untuk diangkut dan barang yang lost tracking. Barang

yang tidak layak angkut merupakan barang yang berpotensi membahayakan penerbangan

sehingga tidak berhasil dalam pemeriksaan. Sedangkan lost tracking dapat terjadi karena

barang tersebut ditempatkan dalam posisi yang salah saat pemeriksaan dan barang yang

ingin diangkut terlalu besar atau kecil sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut hingga ke

level berikutnya.

23
Pemeriksaan di tahap berikutnya dilakukan oleh operator yang berhak

menentukan bisa atau tidaknya bagasi penumpang dapat dibawa selama penerbangan.

Estimasi waktu yang dibutuhkan operator untuk menentukan hanya sekitar 20 detik.

Pada saat pemeriksaan level 1 dan 3 dimana pemeriksaan tersebut menggunakan

sistem atau mesin, ada 2 jenis mesin X-Ray dalam baggage handling system. X-Ray pada

level satu berjenis MVXR 500 yang dapat memudahkan operator melihat barang dari 5

arah kecuali bagian bawah barang. Sedangkan X-Ray lainnya berjenis RTT berada pada

level tiga dimana X-Ray tersebut dapat memudahkan operator untuk melihat tampila

barang dari segala arah termasuk bagian bawah barang.

4.5 Kendala

Pelaksanaan dari kegiatan visitasi waktu kemarin mengalami masalah kendala

yang mendasar,seperti pembuatan kartu pass bandara dan kurangnya optimalisasi

pergerakan ke tujuan visit seperti ruangan AMC,ruangan AOOC dikarenakan jarak

tempuh yang jauh antar ruangan unit kerja.

4.6 Upaya Penyelesaian Kendala

Perlunya sebuah kendaraan ataupun waktu yang dikelola harus dilaksanakan

dengan maksimal agar optimalisasi kegiatan visit dapat berjalan dengan lancar

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kegiatan visitasi mampu memperoleh ilmu pengetahuan tentang dunia

penerbangan dan orientasi kerja yang akan didapatkan ketika saat bekerja nanti.Serta

memahami tupoksi dari beberapa unit kerja yang ada di bandara.

B. SARAN

Saya selaku penulis berharap agar tugas dan kewajiban kita sebagai pelajar terus

mampu berjuang dalam hal pembelajaran.Ilmu yang diperoleh dapat dipertanggung

jawabkan dan diaplikasikan dalam kegiatan belajar.

25
DAFTAR PUSTA

https://www.angkasapura2.co.id/en/informasi/siaran-pers-detail/angkasa-pura-ii-builds-ai
rport-operation-control-center-aocc-to-modernize-airport-operation-system-1297

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/02/144116126/tahun-ini-seluruh-bandara-ap1-p
unya-airport-operation-control-center

https://sekolahavsec.com/pengertian-avsec-bandara.html

26
LAMPIRAN

TABEL

Kegiatan kunjungan ke Bandara Internasional Soekarno Hatta dilaksanakan pada hari Kamis, 07
Februari 2019. Kegiatan ini berlangsung dari pukul 05.00 sampai dengan pukul 23.00. Berikut
adalah rincian waktu pelaksanaan kegiatan kunjungan Bandara Internasional Soekarno Hatta :

Waktu Keterangan Lokasi

05:30 – 07.00 Perjalanan menuju Bandara Curug - Cengkareng


Internasional Soekarno Hatta

07.00 – 11.30 Pembuatan PAS Bandara Terminal 3 Ultimate

11.30 - Pembelajaran materi sistem


AVSEC dan fasilitas di Bandara

12.30 – 13.30 Pembelajaran materi tentang


Baggage Handling System

13.30 - Pembelajaran materi tentang Apron


Movement Control

14.30 – 15.55 ISHOMA

16.00 – 17.30 Pembelajaran materi tentang Terminal 1


AVSEC dan fasilitas terminal 1

17.30 – 18.00 Pembelajaran materi tentang AMC

18.30 – 19.00 Perjalanan Menuju AOCC

19.00 – 20.00 Pembelajaran materi tentang AOCC


AOCC

20.00 – 23.00 ISHOMA dan perjalanan kembali ke


STPI Curug

DOKUMENTASI

27
28
29

Anda mungkin juga menyukai