Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS KELAYAKAN FASILITAS UNIT PERTOLONGAN

KECELAKAAN PENERBANGAN DAN PEMADAM KEBAKARAN (PKP-

PK) DI BANDAR UDARA KOMODO

Seminar Proposal

Disusun oleh:

Randhi Ariestiawan

181109477

DIPLOMA IV MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN

YOGYAKARTA

2023
KATA PANGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan dan segalah Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini yang berjudul “Analisis kelayakan fasilitas
unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Di
Bandar Udara Komodo”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana. Keberhasilan penulisan skripsi ini tentu tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya.
Dalam Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada;

1. Ibu Vidyana Mandrawati, S.E, M.M., selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Kedirgantaraan Yogyakarta
2. Bapak Djoko Widagdo,M.Sc. selaku ketua program studi Diploma IV (empat)
Manajemen Transportasi Udara, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
Yogyakarta
3. Ibu Yulia Aji Puspitasari, S.T .,M.M. selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan, masukan dan
motivasi dengan sabar kepada penulis selama proses pembuatan proposal dan
skripsi.
4. Seluruh Dosen dan Staff kampus STTKD Yogyakarta.
5. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk selalu
tetap bersemangat.
6. Taruna/i Program Studi Manajemen Transportasi Udara Angkatan 2018.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu penulis akan sangat berkenan menerima kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan penyusunan skripsi ini di kemudian hari.

Yogyakarta,10 Maret 2023

.........

i
DAFTAR ISI
KATA PANGANTAR............................................................................................i

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................4

D. Batasan Masalah.........................................................................................4

E. Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6

A. Landasan Teori...........................................................................................6

B. Penelitian Relevan.....................................................................................13

C. Kerangka Pemikiran.................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................22

A. Desain Penelitian.......................................................................................22

B. Waktu dan Tempat...................................................................................22

C. Jenis Data...................................................................................................23

D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................24

E. Uji Validitas Data......................................................................................26

F. Teknik Analisis Data.................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30

ii
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Relevan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

iii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21

iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan Wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32

Lampiran 2 Lembar Observasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 33

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan zaman telah berpengaruh keseluruh aspek tatanan

kehidupan. Keseluruhan aspek ini tanpa terkecuali telah menyentuh tatanan

dunia industri secara umum dan perkembangan industri penerbangan pada

khususnya. Berbicara tentang industri penerbangan tentulah berkaitan dengan

perkembangan Bandar Udara di Indonesia dan sistemnya. Perkembangan itu

bisa dilihat dari fungsi Bandar Udara berdasarkan status dan penggunaannya,

Bandar Udara yang berkategori besar dan Bandar Udara yang berkategori

kecil atau perintis. Pada Bandar Udara berkategori tersebut, masing-masing

memiliki akses dan sistem dimana hal ini membutuhkan kemampuan sumber

daya manusia yang harus mempunyai kemampuan dalam menerapkan kinerja

yang dibutuhkan oleh sistem tersebut. Setiap individu mempunyai kapasitas

yang berbeda-beda dalam capaian kinerjanya.

Setiap penyelenggara bandar udara diwajibkan untuk menyediakan

pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran

(PKP-PK) sesuai standar minimum KM 74 th 2013. Unit Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) adalah salah

satu unit kerja yang terdapat dalam struktur organisasi bandar udara. Unit ini

merupakan bagian dari bidang operasi darat yang mempunyai tugas

melakukan pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran.

Unit ini masuk ke dalam bagian sistem bandar udara, sehingga bandar udara

1
harus mengayomi dan mengontrol agar unit tetap konsisten dan baik dalam

pengoperasiannya.

Dalam suatu pencapaian tujuan perusahaan, diperlukan alat atau sarana

pendukung yang digunakan dalam aktivitas sehari–hari di perusahaan

tersebut, fasilitas yang digunakan bermacam-macam bentuk, jenis maupun

manfaatnya, disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan.

Keselamatan penerbangan merupakan faktor utama yang perlu mendapat

perhatian lebih dari pemerintah sebagai regulator/fasilitator, pengelola bandar

udara sebagai penyedia prasarana, maupun oleh perusahaan penerbangan

sebagai operator, dimana ketiga unsur ini yang menentukan kualitas dan

kuantititas sistem transportasi udara serta keselamatan penerbangan.

Keselamatan penerbangan adalah keadaan yang terwujud dari

penyelenggaraan penerbangan yang lancar sesuai dengan prosedur operasi

dan persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan prasarana penerbangan

beserta penunjangnya. Setiap komponen sub sistem bandar udara dalam

melakukan kegiatan operasinya tetap harus mengutamakan keamanan dan

keselamatan penerbangan. Kecelakaan penerbangan, seperti misalnya

pesawat udara yang gagal melakukan take-off atau landing, serta insiden

kebakaran yang terjadi di bandar udara harus cepat mendapat penanganan

agar penyelenggaraan operasi penerbangan tidak terganggu.

Indonesia mempunyai kewajiban untuk menyediakan pelayanan

Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK),

dengan standar dan persyaratan pelayanan PKP-PK untuk bandar udara yang

2
melayani penerbangan sipil internasional dan/atau penerbangan domestik

dengan tingkat operasi penerbangan tertentu, harus memenuhi ketentuan

sesuai dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : Kp 14

Tahun 2015 Tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan

Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard Casr Part 139) Volume

IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran

(PKP-PK).

Hal ini bertentangan dengan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan

Udara Nomor : Kp 14 Tahun 2015 Tentang Standar Teknis dan Operasi

Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standard

Casr Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan

dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Setiap

unit penyelenggara bandar udara dan badan usaha bandar udara wajib

menyediakan dan memberikan pelayanan Pertolongan Kecelakaan

Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) sesuai standar teknis dan

operasional pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

Kebakaran (PKP-PK) serta kategori bandar udara untuk Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) yang

dipersyaratkan.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Fasilitas Unit Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Di Bandar

Udara Komodo”.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini meliputi:

1. Apakah kelengkapan fasilitas pada unit pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar Udara

Komodo sudah lengkap dan memenuhi standar yang berlaku?

2. Bagaimana kelayakan fasilitas unit pertolongan kecelakaan penerbangan

dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar Udara Komodo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dengan adanya rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

dilakukannya penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah kelengkapan fasilitas pada unit pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar

Udara Komodo sudah lengkap dan memenuhi standar yang berlaku.

2. Untuk mengetahui bagaimana kelayakan fasilitas unit pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar

Udara Komodo.

D. Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan guna tidak terjadi penyimpangan pembahasan

atau ketidaksesuaian dalam menguraikan hasil penelitian. Sehingga

peneliti membatasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian berlokasi di Bandar Udara Komodo

4
2. Pengamatan yang dilakukan hanya fokus pada unit pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK)

3. Objek penelitian diambil dari fasilitas di unit pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) pada Bandar Udara

Komodo.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul penelitian diatas, manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD)

Sebagai tambahan referensi penelitian yang berkaitan dengan dunia

penerbangan khususnya tentang Kelayakan Fasilitas Unit Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di

Bandar Udara Komodo.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bisa untuk mengaplikasikan teori-teori yang

sudah di dapatkan dari perkuliahan sehingga dapat meningkatkan

pemahaman terhadap teori dan realita yang ada sesungguhnya, serta

untuk menambah dan memberikan pengetahuan yang lebih luas.

3. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan bahan evaluasi dalam meningkatkan kelayakan fasilitas

pada unit Kelayakan Fasilitas Unit Pertolongan Kecelakaan

Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dalam penanganann

5
kecelakaan untuk menimalisir dampak pada saat terjadinya accident dan

incident.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kelayakan

Menurut Kasmir dan Jafkar (2012), Studi kelayakan bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau

bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak

usaha tersebut dijalankan. Suliyanto (2010) menyatakan beberapa

perbedaan studi kelayakan bisnis dengan rencana bisnis (businessplan)

berdasarkan sumber data penelitian, penyusun penelitian, tujuan dari studi

kelayakan dan rencana bisnis, waktu penelitian, dan biaya yang

dibutuhkan oleh masing-masing. Dari pengertian diatas maka dapat

diambil kesimpulan bahwa studi kelayakan bisnis adalah studi atau

pembelajaran yang dilakukan untuk menilai suatu usaha baru layak atau

tidak layak untuk dijalankan.

2. Fasilitas

Fasilitas merupakaan sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa

ditawarkan kepada konsumen dalam penyampaian (Tjiptono, 2015).

Fasilitas merupakan bagian dari variable pemasaran yang memiliki peran

cukup penting, karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak

jarang sangat memerlukan fasilitas pendukung dalam penyampaian

6
(Nirwana, 2014). Perusahaan jasa perlu mengembangkan pemahaman akan

respon pelanggan terhadap berbagai aspek tata letak fasilitas.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fasilitas

adalah segala sesuatu yang ditempati dan dinikmati oleh karyawan dan

sengaja disediakan untuk dipakai dan dipergunakan serta dinikmati oleh

tamu, dan untuk penggunanya. Beberapa pendapat pada dasarnya memiliki

pengertian yang sama dan pada intinya yaitu fasilitas yang diberikan

kepada konsumen dapat mempermudah dalam menggunakan sarana dan

prasarana yang telah disediakan.

Menurut Kotler dalam (Apriyadi, 2017) dimensi fasilitas meliputi:

1. Kondisi Fasilitas

2. Kelengkapan

3. Desain Interior

4. Desain Eksterior

Menurut Arikunto dalam (Apriyadi, 2017) menyatakan bahwa “segala

sesuatu hal yang dapat memudahkan dan mempelancar pelaksanaan segala

sesuatu usaha”. Adapun indikator dari fasilitas adalah:

1. Ketersediaan tempat parkir untuk kendaraan roda 2 atau 4.

2. Ketersediaan tempat duduk di ruang tunggu penumpang.

3. Ketersediaan toilet gratis.

4. Ketersediaan mushola atau tempat ibadah. Ketersediaan fasilitas

penunjang seperti charger handphone gratis, tangga naik atau turun

penumpang.

7
Fasilitas pertolongan Kecelakaan dan Pemadam kebakaran (PKP-PK)

adalah semua kendaraan PKP-PK, peralatan operasional PKP-PK dan

bahan pendukungnya serta personel yang disediakan di setiap bandar udara

untuk memberikan pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam

kebakaran.

3. PKP-PK

Unit Kerja Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

Kebakaran (PKP-PK) merupakan unit kerja yang wajib ada pada sebuah

bandar udara. PKP-PK memiliki tiga tugas utama yaitu operasi,

maintenance dan latihan, salah satu tolak ukur dari keberhasilan Pelayanan

Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

adalah kemampuan pencapaian response time (Supriyadi, 2012). Menurut

pendapat tersebut bahwa unit PKP-PK harus mempunyai kemampuan

response time yang dimana respon tersebut harus selalu siap dan sigap

dalam mengatsi ancaman di bandar udara.

Semua standar dan prosedur penaganan emergency juga harus

dituangkan pada Emergency Response Plan (ERP) agar setiap personil

pada unit-unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam

Kebakaran (PK-PPK) dapat menjadikan ini sebagai pedoman (Kemenhub,

2009). Jadi unit PKPP-PK mempunyai standar dan prosedur untuk

memberikan pertolongan kecelakaan penerbangan dengan ketentuan

prioritas utama tetap pada bandar udara. Penanganan PKP-PK harus harus

8
berkaitan langsung pada emergency pada bandar udara agar terlaksana

sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.

4. Tugas Pokok PKP-PK

Menurut (Syahid, 2011) tugas poko PKP-PK ada sebagagai berikut:

a) Operasi (operation)

1) Melaksanakan pertolongan pada kecelakaan penerbangangan

meliputi: penyelamatan jiwa (semua barang bernyawa),

mengurangi rasa sakit dan cedera dan penyelamatan barang-

barang berharga.

2) Memadamkan kebakaran (penerbangan dan non penerbangan

meliputi; pencegahan, perlindungan dan pemadaman).

b) Pemeliharaan (Maintenance)

1) Peralatan harus siap operasi (ready for use).

2) Pemeliharaan harian, mingguan dan bulanan.

3) Test uji kemampuan peralatan.

4) Pemeliharaan setelah dipergunakan operasi.

c) Latihan (Training)

1) Latihan fisik secara teratur dan terus menerus agar tahan dalam

melaksanakan tugas yang berat dan lama.

2) Latihan keterampilan, teori dan praktek lapangan agar personil

terampil dan cekatan.

5. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP /94/ IV/

1998

9
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP /94/ IV/

1998 Tentang Persyaratan Teknis Dan Operasional Fasilitas Pertolongan

Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran, Bab III Jenis dan

Persyaratan Kendaraan PKP-PK pasal 4 yang menyatakan “ pada setiap

bandar udara harus disediakan kendaraan PKP-PK yang jumlah dan

jenisnya disesuaikan dengan jumlah bahan pemadam api yang

dipersyaratkan pada katagori bandar udara untuk PKP-PK .

Jenis kendaraan utama PKP-PK dikelompokkan antara lain sebagai

berikut, menurut pasal 5

a. Foam tender, terdiri dari:

1) Foam tender tipe I:

Kapasitas tangki air lebih dari 4.500 liter. Tangki foam konsentrat

minimum 450 liter, kapasitas pompa minimum 5.000 liter per

menit dan kapasitas pancaran utama busa minimum 4.500 liter per

menit ; dilengkapi dengan handlines, nozzle di bawah dan di depan

kendaraan, monitor; akselerasi 80 km/jam dalam 40 detik,

kecepatan maksimum 100 km/jam pada kondisi baru.

2) Foam tender tipe II:

Kapasitas tangki air 4.000 s/d 4.500 liter, tangki foam konsentrat

minimum 400 liter, kapasitas pompa minimum 2.500 liter per

menit dan kapasitas pancaran utama busa minimum 2.000 liter per

menit ; dilengkapi dengan handlines, nozzle di bawah dan di depan

10
kendaraan, monitor; akselerasi 80 km/jam dalam 25 detik,

kecepatan maksimum 105 km/jam pada kondisi baru.

3) Foam tender tipe III:

Kapasitas tangki air kurang dari 4.000 liter, tangki foam konsentrat

minimum 200 liter, kapasitas pompa minimum 1.500 liter per

menit dan kapasitas pancaran utama busa minimum 1.000 liter per

menit; dilengkapi dengan handlines, nozzle di bawah dan di depan

kendaraan, monitor; akselerasi 80 km/jam dalam 25 detik,

kecepatan maksimum 105 km/jam pada kondisi baru.

b. Rapid intervention vehicle terdiri dari:

1) Combined agent tipe II:

Kapasitas air 4.000 liter s/d 4.500 liter, kapasitas tangki foam

konsentrat minimum 400 liter, kapasitas tangki tepung kimia (dry

chemical powder) minimum 450 kg, kapasitas pompa minimum

5.000 liter per menit dan kapasitas pancaran utama busa minimum

4.000 liter per menit; dilengkapi dengan handlines, nozzle di

bawah dan di depan kendaraan, monitor; akselerasi 80 km/jam

dalam 25 detik, kecepatan maksimum 105 km/jam pada kondisi

baru.

2) Combined agent tipe III:

Kapasitas tangki air kurang dari 4.000 liter, kapasitas tangki foam

konstrat minimum 200 liter, kapasitas tangki tepung kimia (dry

chemical powder) minimum 225 kg kapasitas pompa minimum

11
2.500 liter per menit dan kapasitas pancaran utama busa minimum

1.500 liter per menit; dilengkapi dengan handlines, nozzle di

bawah dan di depan kendaraan, monitor; akselerasi 80 km/jam

dalam 25 detik, kecepatan maksimum 105 km/jam pada kondisi

baru.

3) Rapid intervention vehicle tipe IV:

Kapasitas tangki tepung kimia (dry chemical powder) minimum

250kg, akselerasi 80 km/jam dalam 25 detik dan kecepatan

maksimum 110 km/jam pada kondisi baru.

c. Rescue boat:

Dilengkapi bahan pemadam dan peralatan pertolongan di laut.

Jenis kendaraan pendukung PKP-PK dan salvage antara lain sebagai

berikut:

a) Mobil komando, berfungsi sebagai pemandu kendaraan PKP-PK

b) Mobil pemasok air/nuse tender, berfungsi memasok air terhadap

kendaraan PKP-PK

c) Mobil tangki air, berfungsi menyediakan air tambahan untuk PKP-PK

d) Mobil serba guna, berfungsi untuk mengangkut bahan/peralatan PKP-

PK

e) Mobil ambulance multi purpose, adalah mobil ambulance yang

dilengkapi dengan bahan pemadam tepung kimia (Dry Chemical

Powder)

12
f) Mobil ambulance, berfungsi untuk mengangkut dan memberikan

pertolongan pertama pada pasien/korban

g) Mobil generator, berfungsi memberikan penerangan untuk PKP-PK

h) Aircraft recovery equipment, berfungsi untuk memindahkan pesawat

udara yang mengalami kerusakan akibat kecelakaan.

B. Penelitian Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Relevan

No Nama Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian


Penelitian Penelitia
n
1 Muhammad 2021 Analisis Fasilitas Hasil penelitian ini
Ibnu Achwa Sarana Dan menunjukan bahwa
Rahman Prasarana Terhadap fasilitas unit PKP-
Peran Unit PK di Bandar
Pertolongan Udara Tunggul
Kecelakaan Wulung Cilacap
Penerbangan Dan sudah cukup untuk
Pemadam memenuhi Bandar
Kebakaran Di Udara kelas tiga
Bandar Udara dan kategori lima
Tunggul Wulung untuk unit pkp-pk.
Cilacap Hanya terdapat
beberapa
kekurangan dalam
letak wilayah kerja
unit pertolongan
kecelakaan
penerbangan dan

13
pemadam
kebakaran yang
kurang strategis
sehingga unit pkp-
pk hanya dapat
memantau ujung
runway 13 dan
ujung runway 31
menggunakan
bantuan cctv
karena terhalang
bukit disekitar
bangunan pkp-pk
serta mobil
komando yang
belum tersedia.
Kata Kunci :
Pertolongan
Kecelakaan
Penerbangan dan
Pemadam
Kebakaran (PKP-
PK), Sarana.
2 Ubaidillah 2021 Analisis Kinerja Hasil penelitian ini
Kamal Petugas menjelaskan bahwa
Pertolongan peran petugas
Kecelakaan PKP-PK sangatlah
Penerbangan Dan penting dalam
Pemadam menjalankan
Kebakaran kegiatan
Terhadap Insiden Di keselamatan,

14
Bandar Udara kegiatan seperti
Dewadaru latihan rutin hingga
Karimunjawa memelihara
perlengkapan dan
peralatan
merupakan upaya
unit PKP-PK
dalam menyiapkan
diri apabila terjadi
insiden.
Kekurangan yang
signifikan dari unit
PKP-PK yaitu
sumber daya
manusia (SDM)
yang sedikit serta
fasilitas yang
kurang memadai
karena terbentur
oleh akses ke Pulau
Karimunjawa yang
sulit. Kata Kunci :
PKP-PK, Kinerja,
Insiden dan
Bandara Dewadaru
Karimunjawa
3 Alvian 2022 Analisis peneliti
Ardiansyah Pemeliharaan pada mendapatkan hasil
Kendaraan bahwa sistem kerja
Operasional PKP- menggunakan shift,
PK di Bandar Udara untuk fasilitas

15
Adi Soemarmo Solo pemeliharaan
terdapat kegiatan
rutinitas harian,
mingguan,
bulanan, triwulan,
persemester,
tahunan dan
pertahunan dan
dalam upaya baik
dari segi kinerja
maupun proses
pemeliharaan
fasilitas khususnya
kendaraan dan
peralatan
pendukung sudah
sesuai dengan SOP
Pemeliharaan yang
ada.
4 Rendy Agung 2021 Pengaruh Hasil studi ini
Dwi Prayoga Peningkatan menunjukan bahwa
Motivasi Dan tidak terdapat
Fasilitas Kerja pengaruh yang
Terhadap Efektivitas signifikansi secara
Kerja Unit Pkp-Pk simultan terhadap
Di Bandar Udara efektivitas kerja
Dewadaru dengan nilai
Karimunjawa Fhitung sebesar
0,672 > 0,05
sehingga
menghasilkan

16
keputusan bahwa
tidak ada pengaruh
positif yang
signifikansi antara
Motivasi (X1) dan
Fasilitas Kerja
(X2) terhadap
Efektivitas Kerja
(Y). Sedangkan
untuk uji parsial
bahwa semua
variabel bebas
mempunyai nilai
sig. Aalpha di
bawah 0,05 dimana
hal tersebut
membuktikan
bahwa motivasi
dan fasilitas kerja
berpengaruh
terhadap efektivitas
kerja. Kata Kunci :
motivasi, fasilitas
kerja, efektifitas
kerja
5 Nurul Qamil 2021 Analisis Hasil penelitian ini
Pembangunan menjelaskan bahwa
Access Road kondisi access road
Sebagai Upaya pada Unit PKP-PK
Peningkatan di Bandar Udara
Fasilitas Unit Nusawiru

17
Pertolongan Pangandaran
Kecelakaan belum memenuhi
Penerbangan Dan ketentuan yang
Pemadam dicantumkan dalam
Kebakaran (Pkp-Pk) KP 14 tahun 2015,
Di Bandar Udara meskipun sudah
Nusawiru dibangunnya
Pangandaran access road yang
lebih baik akan
tetapi access road
Bandar Udara
Nusawiru
Pangandaran hanya
menghubungkan
fire station dengan
taxiway dan tidak
menghubungkan
langsung dari fire
station ke runway.
Oleh karena itu
Bandar Udara
Nusawiru
Pangandaran telah
melakukan upaya
jangka panjang dan
jangka pendek agar
access road yang
ada di Unit PKP-
PK Bandar Udara
Nusawiru
Pangandaran dapat

18
beroperasi sesuai
dengan regulasi
yang berlaku
berdasarkan
Peraturan KP 14
tahun 2015. Salah
satu dari upaya
jangka panjang dan
jangka pendek
tersebut adalah
dengan
mengajukan
pengadaan fasilitas
penunjang Unit
PKP-PK dengan
Bandar Udara
Nusawiru
Pangandaran harus
mempersiapkan
jalan atau tanah
yang diperkeras
hingga 1000 meter
atau hingga
mencapai batas
bandar udara agar
kendaraan Unit
PKP-PK dapat
mencapai syarat
response time serta
segera melakukan
latihan khusus agar

19
response time
tercapai dengan
kondisi existing
yang ada. Kata
kunci : Access
Road, Fire Station,
Keamanan,
Keselamatan,
Upaya Peningkatan
Fasilitas
Sumber: Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Pemikiran

Penelitian Kerangka pemikiran penelitian merupakan rangkuman dari

penelitian terdahulu dan landasan teori ke dalam suatu bagan, sehingga

menunjukan kejelasan variabel, hipotesis dan model penelitiannya. Dari

kerangka penelitian ini yang juga berfungsi sebagai model penelitian, maka

peneliti akan lebih mudah menganalisi data-data penelitian.

20
Permasalahan
Kelayakan Fasilitas Unit Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

Fasilitas

Tempat Penelitian
Bandar Udara Komodo

Judul
"Analisis Kelayakan Fasilitas Unit Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) Di
Bandar Udara Komodo"

Metode Penelitian
Kualitatif

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah metode

kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif.

Desain penelitian yang sering digunakan baik dalam riset kualitatif meliputi

desain penelitian eksperimental, survey, studi kasus, dan komparatif.

Pendekatan deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek

dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya

yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa

adanya.

B. Waktu dan Tempat

Tempat dan waktu penelitian adalah serangkaian gambaran umum yang

menjelaskan lokasi teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian, waktu

dan tempat penelitian penulis sebagai berikut:

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dimana tanggal penelitian, Penelitian ini dilakukan

pada tanggal 01 April sampai dengan 20 April 2023 di Bandar Udara

Komodo.

2. Tempat Penelitian

22
Tempat Penelitian merupakan tempat untuk dapat memperoleh data yang

diperlukan untuk mengelolah penelitian sesuai dengan kebutuhan penulis

sebagai bentuk penelitian terhadap permasalahan yang telah diangkat,

tempat penelitian dalam penelitian ini di Bandar Udara Komodo.

C. Jenis Data

Jenis data yang dipakai didalam penelitian ini yaitu data kualitatif, Data

kualitatif adalah data non-numerik atau angka. Data ini biasanya berisi analisa

kondisi saat ini pada organisasi sehingga membantu peneliti dalam

menentukan permasalahan. Contoh data kualitatif seperti data wawancara,

data observasi, catatan-catatan dari permasalahan yang pernah dihadapi, dan

lain-lain. Dengan sumber data yang dipakai yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan

dalam penelitian. Data pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data

yang diperoleh langsung dari pihak pertama subjek penelitian atau

responden atau informan. Dalam penelitian ini, data primer merupakan

hasil data yang diperoleh dari mengamati secara langsung di Bandar

Udara Komodo.

2. Data Sekunder

Menurut Wardiyanta dalam Sugiarto (2017), data sekunder

merupakan informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari

narasumber melainkan dari pihak ketiga. Data yang diperoleh secara

23
tidak langsung berupa jurnal-jurnal pendukung, studi pustaka, literature,

dokumentasi SOP unit pertolngan kecelakaan penerbangan dan pemadam

kebakaran (PKP-PK), Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara

Nomor SKEP /94/ IV/ 1998.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari penilitian yang dilakukan.

Adapun prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Purwanto (dalam Basrowi dan Suwandi, 2008) mengatakan istilah

observasi adalah metode atau cara menganalisis dan pencatatan secara

sitematis mengenai tingkah laku dengan cara melihat atau mengamati

langsung individu atau kelompok yang dituju. Untuk hasil observasi

apa saja yang diteliti dalam penelitian ini yaitu sistem pengawasan

fasilitas bandara dimana bahan pengambilan data dengan metode

observasi. Cara atau metode tersebut dapat juga dikatakan dengan

menggunakan teknik dan alat-alat khusus seperti blangko-blangko,

check list, atau daftar isian yang telah disiapkan sebelumnya. Dalam

penelitian ini teknik observasi yang digunakan observasi partisipasi,

observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah metode

pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian

melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam

24
keseharian informan. Dimana peneliti terlibat secara langsung di

Bandar Udara Komodo, Lembar Observasi terdapat di lampiran.

2. Metode Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

melakukan tanya jawab secara langsung kepada karyawan unit

pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-

PK) di Bandar Udara Komodo. Metode wawancara ini dilakukan untuk

mengetahui Analisis kelayakan fasilitas unit pertolongan kecelakaan

penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar Udara

Komodo, yang diwawancarai karyawan. Dalam penelitian ini yang

menjadi objek wawancara yaitu 3 karyawan unit pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) di Bandar

Udara Komodo Penelitian ini memakai wawancara terstruktur, Dalam

wawancara terstruksur pewawancara menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan pertanyaan yang akan diajukan. Wawancara jenis ini

bertujuan untuk mencari jawaban rumusan masalah peneliti.

Wawancara terstruktur pada umumnya digunakan jika seluruh sampel

penelitian dipandang memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan. Lembar wawancara terdapat di lampiran.

3. Metode Dokumentasi

25
Pengumpulan data melalui dokumentasi membutuhkan alat yang

membantu dalam pengambilan data. Data dokumentasi dalam

penelitian ini berupa data-data atau dokumen yang berupa Data jumlah

karyawan unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam

kebakaran (PKP-PK), Jenis-jenis fasilitas yang di awasi unit

pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-

PK), SOP unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam

kebakaran (PKP-PK) disertai foto- foto dilapangan secara langsung,

struktur organisasi atau grafik. Teknik ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai keadaan objek penelitian.

E. Uji Validitas Data

Keabsahan data adalah kegiatan yang dilakukan agar hasil penelitian

dapat di pertanggungjawabkan dari segala sisi. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif ada 3 cara yaitu:

1. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J.

Moleong, 2010). Dalam penelitian ini melakukan triangulasi dengan

cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pendangan orang lain dan membandingkan hasil

wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

26
2. Ketekunan Pengamatan, bermaksud menemukan ciri dan unsur dalam

situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang

dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal itu secara rinci.

Pengamatan yang dilakukan adalah dengan teliti dan rinci serta

berkesinambungan terhadap pengawasan fasilitas unit unit

pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-

PK) di Bandar Udara Komodo.

3. Diskusi dengan temen

Teknik ini dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan teman-teman

dalam bentuk diskusi analitik sehingga kekurangan dari penelitian

dapat segera disingkap dan diketahui agar pengertian mendalam dapat

segera ditelaah.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara

mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting serta mana yang

perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

(Sugiyono, 2007). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

analisis kualitatif yang dimana Komponen dalam analisis data (interactive

model) Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014)

1. Reduksi data

Data yang peneliti peroleh selama di lapangan jumlahnya cukup

banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi

27
data berartimerangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal -hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data

yang telah direduksiakan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

memudahkan peneliti untukmelakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan. Dalam mereduksi data, setiap peneliti

dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian

kualitatif adalah pada temuan. Dalam penelitian ini reduksi data

dilakukan pada saat peneliti mendapatkan data dari kelayakan fasilitas

unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran

(PKP-PK), tentang kelayakan fasilitas yang ada di unit pertolongan

kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) pada

Bandar Udara Komodo. Penulis kemudian menyederhanakan data

tersebut dengan mengambil data-data yang mendukung dalam

pembahasan penelitian ini. Sehingga data-data tersebut mengarah pada

kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,

flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks

yang bersifat naratif. Selanjutnya disarankan dalam melakukan display

data, selain teks yang naratif juga dapat berupa grafik, matrik, network

28
(jaringan kerja) dan chart. Dalam menyajikan data dalam penelitian ini

peneliti mendiskripsikan data-data tentang kelayakan fasilitas unit

pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK)

di Bandar Udara Komodo. Sehingga makna dari peristiwa-peristiwa yang

ditemui lebih mudah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti–bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif merupakan temuan yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis

atau teori.

29
DAFTAR PUSTAKA

Agung Dwi Prayoga, R. (2021). Pengaruh Peningkatan Motivasi Dan Fasilitas


Kerja Terhadap Efektivitas Kerja Unit Pkp-Pk Di Bandar Udara
Dewadaru Karimunjawa (Doctoral Dissertation, STTKD Sekolah Tinggi
Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta).

Apriyadi, D. (2017). Analisis Pengaruh Ketepatan Waktu, Fasilitas dan Harga


Tiket
TERHADAP Kepuasan Penumpang Kereta Api di Stasiun Purwosari.
MAGISTRA, 29(99), 73–77. Retrieved from
http://journal.unwidha.ac.id/index.php/MAGISTRA/article/view/882

Ardiansyah, A., & Albanna, F. (2022). Analisis Pemeliharaan pada Kendaraan


Operasional PKP-PK di Bandar Udara Adi Soemarmo Solo. Aurelia:
Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(1), 19-28.

Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka


Cipta

Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 2009. Studi Kelayakan Menghidupkan


Kembali Jalan KA Lintas Yogya – Magelang. Kementerian Perhubungan
Republik Indonesia. Jakarta.

Fandy Tjiptono. 2015. Strategi Pemasaran, Edisi 4, Andi Offset, Yogyakarta.

Ibnu Achwa Rahman, M. (2021). Analisis Fasilitas Sarana Dan Prasarana


Terhadap Peran Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan
Pemadam Kebakaran Di Bandar Udara Tunggul Wulung Cilacap
(Doctoral dissertation, SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI
KEDIRGANTARAAN YOGYAKARTA).

KAMAL, U. (2021). Analisis Kinerja Petugas Pertolongan Kecelakaan


Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran Terhadap Insiden Di Bandar

30
Udara Dewadaru Karimunjawa (Doctoral dissertation, STTKD Sekolah
Tinggi Teknologi Kedirgantaraan Yogyakarta).

Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Cetakan ke Delapan. Jakarta:
Kencana.

Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda


karya.

Nirwana. (2014). Pemasara Jasa. Jakarta: Alta.

Peraturan Perundang-undangan. 1998. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan


Udara Nomor : SKEP/ 94 / IV /98 Tentang Persyaratan Teknis dan
Operasional Fasilitas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran. Jakarta.

QAMIL, N. (2021). Analisis Pembangunan Access Road Sebagai Upaya


Peningkatan Fasilitas Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan
Pemadam Kebakaran (Pkp-Pk) Di Bandar Udara Nusawiru Pangandaran
(Doctoral dissertation, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan
(STTKD)).

Sugiarto. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suliyanto, 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Supriadi, Yaddy, 2012, Keselamatan Penerbangan Teori & Problematika,


Tangerang: Telaga Ilmu Indonesia.

Syahid, S.F. dan Natalini N. K. 2003. Induksi dan Regenerasi Kalus Keladi Tikus
(Typonium flagelliforme Lodd.) Secara In Vitro. Jurnal Littri 13(4): 142-
146.

31
32
Lampiran 1

Daftar Wawancara

Nama :

Jabatan :

1. Apakah fasilitas yang diberikan sudah memenuhi SOP ?


2. Bagaimana keadaan peralatan yang disediakan sudah memadai ?
3. Apakah pemberian pelayanan keselamatan sudah melakukan sesuai
prosedur ?
4. Apakah pemberian pertolongan kecelakaan sudah menguasai softkill yang
terlatih dalam memberikan pertolongan?
5. Apakah kelengkapan fasilitas yang ada di unit pertolongan kecelakaan
penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) sudah memenuhi standar?
6. Bagaimana kelayakan fasilitas unit pertolongan kecelakaan penerbangan dan
pemadam kebakaran (PKP-PK) ?
7. Apakah terdapat kekurangan dalam fasilitas yang ada di unit pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK)?
8. Bagaimana upaya penanganan kelayakan fasilitas pada unit pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK)?
9. Apakah dalam menerapkan kelayakan fasilitas pada unit pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) mengalami
hambatan?
10. Bagaimana cara mengelesaikan hambatan itu terjadi di unit pertolongan
kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK)?

33
Lampiran 2

Lembar Observasi

No Pernyataan Dilaksanakan Keterangan


YA TIDAK
1 Mempunyai fasilitas
seperti foam tender
tipe I, II, III
2 Mempunyai rapid
intervention vehicle
yang terdiri dari:
Cambined agent tipe
II, III, dan IV
3 Memiliki mobil
komando
4 Memiliki mobil tangki
air
5 Unit PKP – PK
memiliki bahan
pemadam api utama
6 Unit PKP – PK
memiliki bahan
pemadam api
pelengkap
7 Unit PKP-PK
mengediakan bahan
kima pemadam utama

34
dan lengkap minimum
200% dari jumlah
bahan pemadam yang
dibutuhkan sesuai
katagori bandar udara
8 Unit PKP –PK
menyediakan air yang
dibutuhkan untuk
operasi PKP –PK
minimum 400% dari
jumlah kebutuhan air
9 Foam konsetrat yang
telah diisikan dalam
tangki kendaraan PKP
– PK harus diuji
kualitasnya setiap 6
bulan sekali.
10 Pengadaan Foam
Konsentrat yang akan
dibeli harus masih
memiliki masa
kaduluarsa minimum 5
tahun untuk foam
kinerja mutu A dan 8
tahun untuk foam
kinerja mutu B

35

Anda mungkin juga menyukai