Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah Lapangan Terbang tentang Bandar
Udara Adi Sucipto ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
M Edo Fauzan
i
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
ii
2.13.1 Sisi Udara (Air Side) ....................................................................... 22
2.13.2 Sisi Darat (Land Side) ..................................................................... 23
BAB IV : PENUTUP
Lampiran ............................................................................................................ 35
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini manusia sudah mulai mengutamakan mobilitas yang cepat dalam
melakukan setiap aktivitasnya, baik dalam urusan pekerjaan ataupun urusan
berpergian untuk berwisata, mengunjungi keluarga, teman dan kerabat.Karena
kebutuhan mobilitas yang tinggi tersebut, maka diperlukan jenis transportasi,
penyedia transportasi dan fasilitas yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan
manusia saat ini. Transportasi yang cocok untuk kebutuhan tersebut adalah
Pesawat terbang karena hemat waktu dalam memindahkan manusia dari suatu
tempat ke tempat lain. Karena banyaknya pengunaan Pesawat terbang maka harus
diperhatikan pula mengenai Bandar Udara sebagai tempat fasilitas pesawat terbang
dan fasilitas penunjang lainnya.
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini
memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari
negara lain. Selain itu juga bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi
yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat berperan dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat
yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari dalam maupun
luar negeri, yang meliputi data pesawat, data penumpang, data barang angkutan
berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi
aktivitas ekonomi. Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya
hal yang mutlak dan wajib dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran
dalam kegiatan yang berlangsung dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati
adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus sesuai dengan prinsip-prinsip
manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas, efisien, dan
1
andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai
kualitasnya dengan standar internasional.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai
transportasi udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun
manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku secara
internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum yang
sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien,
efektif dan andal dalam pengelolaannya.
2
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengetahuan Dasar Mengenai Bandar Udara (Pengertian,
Jenis Bandara, Sejarah, Fasilitas Bandar Udara).
2. Untuk Mengetahui Pengelolaan Suatu Bandar Udara.
3. Untuk Mengetahui Pengoperasian Suatu Bandar Udara.
4. Untuk Mengetahui Pengembangan Suatu Bandar Udara.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
keamanan / detektor logam, tetapi pemeriksaan seperti itu telah diadakan
beberapa tahun belakangan ini.
Beberapa negara kecil tidak memiliki bandar udara domestik umum, atau
bahkan penerbangan domestik umum, contohnya Belgia.
Merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan fasilitas Bea dan
Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan
dari negara lainnya.Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering
memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat
besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antarbenua.
5
Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik
(penerbangan yang terjadi di satu negara) juga penerbangan internasional.Di
beberapa negara kecil kebanyakan bandar udara merupakan internasional,
sehingga konsep suatu "bandara internasional" memiliki makna kecil.Di
negara-negara tersebut, terdapat sebuah sub-kategori bandar udara
internasional terbatasyang menangani penerbangan internasional, tetapi
terbatas pada tujuan jarak pendek (umumnya karena faktor geografi) atau
campuran bandara sipil/militer.
Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat.Dalam
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-
toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di
bandara-bandara baru.
6
Bandara Pertama di Indonesia
Bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan
pacu utara-selatan (17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu
barat-timur (08-26) dengan ukuran 1.850 x 30 meter.
7
Bandara Kemayoran mengalami masa fase-fase bersejarah Indonesia dari
masa pemerintahan Hindia Belanda, pendudukan Jepang hingga kemerdekaan
Indonesia (Orde Lama, dan Orde Baru), terutama sekali di dunia penerbangan.
Dari pesawat-pesawat sipil hingga pesawat militer mulai awal perkembangannya
dengan bermesin piston, propeler hingga turbojet mendarat di sini.
Misalkan tercatat pesawat jenis Fokker dari mulai Fokker F-VIIb-3 dengan
mesin torak, Fokker Friendship dengan mesin turbo hingga Fokker F-28 yang
bermesin jet mendarat di sini.Kemudian pesawat jenis DC-3 Dakota yang tercatat
mendarat dan terbang dari sejak awal dan akhir dioperasikannya bandara
ini.Serta hadirnya pesawat berbadan lebar generasi awal seperti Boeing 747 seri
200, DC-10 dan Airbus A-300.
Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu
diperhatikan.Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan
dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola secara professional.Bandara /
bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan
berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan.Bandara merupakan
terminal tentunya.
1. Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini
adalah pesawat.
2. Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.
3. Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat
barang/muatan.
8
4. Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum,
fasilitassosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
5. Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan
wilayah.
a. Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Selain itu
juga dapat disamakan dengan memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau
cara/metoda yang tepat untuk mencapai tujuan. [Handoko, 1998; 7]
Efektif ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha
berikut ini :
1. Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia
untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa.
2. Terpadu. Dalam artian antarmoda dan intramoda dalam jaringan pelayanan
salingberkaitan dan terpadu.
3. Cepat dan Lancar. Dalam artian penyelenggaraan layanan angkutan dalam
waktusingkat, dengan indikasi kecepatan arus per satuan waktu.
b. Definisi efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan benar,
memperoleh keluaran (hasil, produktivitas, kinerja) yang lebih tinggi daripada
masukan (tenaga kerja, bahan, uang, mesin, dan waktu) yang digunakan
meminimumkan biaya penggunaan sumber daya untuk mencapai keluaran
yang telah ditentukan, atau memaksimumkan keluaran dengan jumlah
masukan terbatas. [Handoko, 1998; 7]
Efisien ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha
berikut ini :
9
1. Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai
dengan tingkat daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap
memperhatikan kelangsungan hidup usaha layanan jasa angkutan.
2. Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh
masyarakat sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan
harus minimum, misalnya: tingkat pencemaran lingkungan.
3. Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tinggkat penggunaan
prasarana dan sarana optimum, misalnya: tingkat muatan penumpang dan/
atau barang maksimum.
Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur
kinerja pengelolaan / manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan
bandara tersebut.
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa
ini memiliki peran yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang
negara dari negara lain. Selain itu juga bandara merupakan salah satu
10
infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini sangat
berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai
transportasi udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun
manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku secara
internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum yang
sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien,
efektif dan andal dalam pengelolaannya.
Fungsi Bandara
11
pengoperasian suatu Bandar udara harus memenuhi ketentuan keselamatan
penerbangan yang secara internasional tercantum dalam Annex 14 Convention
on International Civil Aviation (Vol I : Aerodrome dan Vol II : Heliport).
12
Secara luas termasuk dalam pengertian Bandar udara (aerodrome) adalah
heliport (tempat atau struktur yang digunakan untuk lepas landas, mendarat dan
pergerakan di darat helicopter).
Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 (tiga belas) bandar udara di kawasan
Tengah dan Kawasan Timur Indonesia serta mengelola 2 (dua) Cargo
Warehousing yaitu:
13
2.8 Standar Dan Kententuan Pengoperasian Bandar Udara
14
11. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/57/IV/1999 tentang
Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak di Bandar Udara;
18. Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. 93 Tahun 2001 tentang Persyaratan
Badan Hukum Indonesia Sebagai Pelaksana Pengujian Peralatan Penunjang
Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/ GSE);
15
2.9 Personil Pengoperasian Bandar Udara
16
2.10 Peralatan Dan Fasilitas Bandar Udara
Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada bandar udara harus
dipelihara sehingga memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi terhadap bandara/
aerodrome untuk memastikan bahwa bandara/ aerodrome dapat melayani
pesawat udara dengan selamat, terutama pada keadaan :
Adapun yang dimaksud dengan peralatan dan fasilitas bandar udara adalah:
1. Fasilitas pergerakan pesawat udara, antara lain landas pacu (runway), jalan
penghubung landas pacu (taxiway), dan apron;
2. Alat bantu visual di bandara/ aerodrome, antara lain marka, rambu dan tanda
yang ada di runway, taxiway dan apron;
3. Alat bantu visual berupa lampu di aerodrome dan sekitarnya termasuk lampu
untuk halangan (obstacle) yang ada di sekitar bandara (aerodrome).
a. Bangunan Operasi
Bangunan yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran operasi
keselamatan penerbangan, yang termasuk dalam bangunan ini meliputi
antara lain : Gedung Operasi, Control tower, Garasi PKP-PK, Bangunan
Instalasi Listrik, Bangunan / Gedung Telnav (Telekomunikasi dan
Navigasi).
b. Bangunan Umum
Bangunan yang tidak termasuk bangunan operasi (tidak menunjang
kegiatan operasional), yang termasuk dalam bangunan ini adalah
17
:Perumahan Pegawai/Karyawan dan Karyawati Bandar Udara,Poliklinik,
Gudang Barang, Peralatan Menara air.
c. Bangunan Terminal
Bangunan atau gedung untuk keperluan pelayanan penumpang, barang, dan
pos yang datang dan diberangkatkan dengan pesawat udara, yang termasuk
dalam bangunan in meliputi : Ruang tunggu, Ruang kedatangan, Check-In,
Informasi dll.
5. Fasilitas Peralatan
a. Peralatan Tower
Semua peralatan elektronika yang dipergunakan untuk hubungan timbal
balik dengan pesawat terbang melalui frekuensi radio darat ke udara yang
masih dalam lingkup pengawasannya.
b. Peralatan communication centre
Peralatan yang dipergunakan untuk merubah gelombang radio teletype
menjadi arus searah dalam hubungan antar stasiun darat secara timbal
balik.
c. Peralatan Terminal
Peralatan yang menunjang pelayanan terhadap penumpang, barang. Pos
yang akan datang dan diberangkatkan dengan pesawat terbang.
d. Peralatan Alat-Alat Berat
Alat-alat yang dipergunakan untuk membangun dan memelihara lapangan
terbang yang terdiri ; Bolduzer; AMP (Asphalt Mixer Processing); alat
pemotong rumput; Finisher; roller; stone chrusher; tractor; tipper; crane &
sweaper.
18
peruntukannya dan wajib memenui persyaratan teknis dan spesifikasi
fungsionalnya yang dibuktikan dengan Sertifikat Kelaikan Operasi yang
diterbitkan oleh Ditjen Perhubungan Udara.
19
Penyelenggara wajib mengoperasikan bandar udara sesuai dengan prosedur
dalam Aerodrome Manual.Segala penyimpangan terhadap Aerodrome Manual
harus dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Udara.
1. Aerodrome reporting;
20
17. Perlindungan terhadap lokasi radar dan alat bantu navigasi yang terdapat di
bandara.
a. setiap benda yang berdiri pada atau di atas daerah larangan terdapat halangan
(obstacle restriction surface), seperti runway strip, RESA, clearway atau
taxiway strip;
b. setiap benda yang menembus (penetrate) kawasan keselamatan operasi
penerbangan (obstacle limitation surface/ OLS).
1. Conical surface;
3. Approach surface;
4. Transitional surface;
2. Conical surface;
4. Approach surface;
21
6. Transitional surface;
Obyek atau pendirian obyek baru yang berada di luar OLS dengan
ketinggian 110 meter dari permukaan tanah atau lebih harus dilaporkan kepada
Ditjen Perhubungan Udara, dan obyek atau pendirian obyek baru di luar OLS
dengan ketinggian di atas 150 meter dari permukaan tanah atau lebih harus
dianggap sebagai obstacle kecuali dinyatakan sebaliknya oleh Ditjen
Perhubungan Udara berdasarkan suatu assessment.
22
Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya
cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandara yang agak ramai
dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 20
meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil
seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandara yang
ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter
dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti
Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandara international
terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
23
penumpang masuk ke pesawat melalui belalai. Di bandara kecil, penumpang
naik ke pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.Curb, adalah
tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan
terminal.
Sebagai contoh, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali saat ini
sedang melakukan pengembangan fasilitas yang mereka punya, berikut data
mengenai rencana pengembangan yang akan segera direalisasikan oleh Bandar
Udara Ngurah Rai.
24
BAB III
PEMBAHASAN
25
terhitung melampaui kapasitas bandar udara ini. Hingga tahun 2011 pun
peningkatan jumlah penumpang semakin tinggi hingga menembus 4 juta
penumpang. Peningkatan juga terjadi pada jumlah pesawat di bandar udara ini.
Namun karena status bandara yang enclave civil (Bandar udara sipil dalam
kawasan militer) menyebabkan bandar udara Adisutjipto tidak dapat memperluas
bangunan terminalnya. Sehingga perlu adanya bandar udara baru yang berada di
lokasi lain yang dapat mengoptimalkan gerbang wilayah selatan Pulau Jawa ini.
Pada tanggal 7 Agustus tahun 2012 telah diresmikan Master Plan bandar udara
internasional Yogyakarta yang direncanakan berada di Kulon Progo. Bandar
udara internasional ini telah direncanakan pemerintah untuk menggantikan
bandar udara Adisutjipto yang sudah dianggap tidak mampu untuk membendung
lonjakan penumpang di masa mendatang. Peresmian Master Plan ini melibatkan
beberapa instansi: Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU), Pejabat
Provinsi DIY, Angkatan Udara.
Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta (JOG) merupakan
gerbang udara wisata terpenting bagi kawasan segitiga JOGLOSEMAR (Jogja-
Solo-Semarang).Dengan daerah pelayanan yang mencakup wilayah DIY, Jawa
Tengah Bagian Selatan dan Jawa Timur Bagian Barat serta jumlah penumpang
yang selalu meningkat, JOG telah menempatkan diri sebagai bandar udara
tersibuk ke 3 di Pulau Jawa, setelah Bandar Udara Soekarno-Hatta Jakarta dan
Juanda Surabaya.
Memfasilitasi kebutuhan transportasi demi mempersingkat jarak dan juga
waktu, selain memerlukan pesawat terbang, masyarakat yang hendak pergi dan
pulang ke Yogyakarta pastinya juga membutuhkan bandara. Sementara
padatnya orang yang hilir-mudik ke Yogyakarta membuat bandara Adisucipto
yang telah digunakan sejak pasca kemerdekaan ituoverload, yaitu hanya mampu
menampung 1,2 juta penumpang pertahun, padahal beban muatan yang harus
ditampung saat ini diperkirakan mencapai lebih dari 6juta penumpang setiap
tahunnya.
26
Dengan latarbelakang seperti itu, karenanya dibutuhkan bandara yang lebih
memadai, dan tak pelak diperlukan langkah membuat bandara yang lebih besar
guna mengakomodasi kepentingan banyak orang. Maskapai Penerbangan
(Airline) yang beroperasi di Bandara Internasional Adisutjipto Jogjakarta adalah :
Domestik
1. Garuda Indonesia
2. Merpati Nusantara
3. Lion Air
4. Batavia Air
5. Sriwijaya Air
6. Air Asia Indonesia
7. Express Air
Internasional
1. Malaysia Air System
2. Air Asia Singapura
Rute Maskapai Penerbangan (Airline) yang menuju atau dari Bandara
Internasional Adisutjipto Jogjakarta adalah :
Domestik
1. Jakarta
2. Denpasar
3. Surabaya
4. Balikpapan
5. Banjarmasin
6. Pontianak
7. Makasar
8. Batam
27
3.2 Layout Bandra Adisutjipto
Bandar udara atau bandara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk
lepas landas atau mendarat pesawat udara, manaikkan atau menurunkan
penumpang dan memuat atau membongkar kargo atau pos, serta dilengkapi
28
dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar
moda transportasi.
29
f. Tempat duduk
g. Toilet
h. Layanan penderita cacat
2. Layanan Langsung Komersial
a. Lapangan parker kendaraan
b. Duty Free Shop (bebas pajak, namun hanya terdapat pada bandara
Internasional)
c. Toko
d. Sewa Kendaraan
e. Asuransi
f. Pesanan Hotel
g. Restoran
h. Iklan
Di Indonesia banyak terdapat bandar udara, namun tidak semua bandara
termasuk dalam kriteria bandara Internasional. Bandara Internasional harus
mempunyai 3 kriteria sebagai berikut:
1. Costum
2. Immigration
3. Quarantine
Pengelola dari bandara Adi Sucipto Jogja adalah PT. Angkasa Pura I
Yogyakarta.
1. SEJARAH PT. ANGKASA PURA I DAN BANDARA
a. Berdiri sejak tanggal 20 Februari 1964
b. Masuk jajaran PT. Angkasa Pura I sejak tanggal 1 April 1992 (sebelum
menjadi bandara UPT DITJEN PERHUBUNGAN UDARA).
2. PENGELOLA BANDARA DI INDONESIA
a. PT. Angkasa Pura-I
b. PT. Angkasa Pura-II (9-10 bandara), meliputi Cengkareng Utara, Medan,
Halim, dan Bandung)
30
c. Ditjen perhubungan udara
d. Swasta (Perusahaan Minyak)
3. NILAI BUDAYA PERUSAHAAN YANG HARUS DIMILIKI
a. Terpercaya
b. Keramahtamahan
c. Kebersamaan
d. Kewirausahaan yang sesuai dengan budaya setempat
e. Produktif dan responsive
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bandara Adi Sucipto (Adisutjipto) berjarak sekitar 9 kilometer dari pusat kota
dan dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit. Tersedia lahan parkir seluas 3.705
m di bandara untuk kendaraan pribadi Anda.Petunjuk arah ke Bandara Adi
Sucipto Pilihan berkendaraan pribadi dari Bandara Adi Sucipto (Adisutjipto)
adalah dengan menyewa mobil.Silahkan mengacu kepada tautan di bawah untuk
keterangan lebih lanjut.
Bandar udara atau bandara adalah lapangan terbang yang digunakan untuk
lepas landas atau mendarat pesawat udara, manaikkan atau menurunkan
penumpang dan memuat atau membongkar kargo atau pos, serta dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat perpindahan antar
moda transportasi.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Harry Bakti S Gumay
sudah merestui izin penetapan lokasi (IPL) bandara Kulon Progo kepada calon
pengelola PT Angkasa Pura I. Dengan telah ditetapkannya Ijin Penetapan Lokasi
(IPL) maka rencana pembangunan bandara baru diYogyakarta di kawasan Kulon
Progo, sudah tidak ada masalah lagi. Ia memperkirakan bandara pengganti Adi
Sutjipto ini bisa beroperasi pada 2017 mendatang. "Semua prosedur sudah
selesai, sekarang tinggal koordinasi antara operator dalam hal ini PT Angkasa
Pura 1 dengan pihak Pemda DIY yang diwakili Gubernur DIY Sri Sultan
Hamengkubuwono. Sebelumnya memang sempat ada masalah, terkait
keberadaan sebuah pabrik bijih besi, tapi persoalan itu bisa diselesaikan dengan
win-win solution," demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Herry
Bakti S Gumay dalam kesempatan diskusi dengan media di ruang Mulawarman
Lantai 5 Gedung Karsa Kementerian Perhubungan Jalan Merdeka Bara.
32
4.2 Saran
Beberapa saran yang perlu dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah.
a. Perlu adanya kajianlanjutanmengenikapasitasruangudarauntuk menganalisis
kemampuan ruang udara bandar udara Adi Sucipto untuk kedepannya.
b. Adanya evaluasi setiap operator penerbangan dalam rangka peningkatan On
Time Performance dan Slot Performance di tiap season (per 6 bulan sekali).
33
DAFTAR PUSTAKA
34
L
A
M
P
I
R
A
N
35
Lampiran 1. Rancangan Tampak Atas landasan pacu
36
Lampiran 2. Gerbang Masuknya Mobil
37
Lampiran 3. ruang tunggu
38
Lampiran 4. tempat pebelian tiket
39
Lampiran 5. landasan pacu pesawat
40