Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS KEBUTUHAN APRON DAN RUANG

TUNGGU KEBERANGKATAN PENUMPANG


PESAWAT PADA BANDAR UDARA
INTERNASIONAL KUALANAMU

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:
RIYAN PRAYOGA
051001700113

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2023
i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL................................................................................................... iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.4 Maanfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5 Batasan Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Sistematika Laporan ................................................................................. 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Bandar Udara .......................................................................... 6
2.1.1 Sistem Bandar Udara ............................................................................ 6
2.2 Pengertian Terminal Penumpang Bandar Udara ...................................... 8
2.3 Ruang Tunggu Terminal Bandara ............................................................. 9
2.4 Pengertian Apron .................................................................................... 10
2.5 Jenis-jenis Apron .....................................................................................11
2.6 Ukuran Kapasitas Apron ........................................................................ 12
2.7 Metode Peramalan (Forecasting) ........................................................... 14
2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 14
2.9 Kerangka Berfikir ................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 18
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................................... 18
3.2 Metode Penelitian ................................................................................... 20
3.3 Pengumpulan Data ................................................................................. 20
3.4 Bagan Alir Penelitian .............................................................................. 21
JADWAL RENCANA KEGIATAN TUGAS AKHIR .......................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 23

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Diagram Sistem Penerbangan ............................................................ 7


Gambar 2. 2 Blok tata Ruang Terminal................................................................... 9
Gambar 2. 3 Grafik Hourly, Gate Capacity Base, Gate Size Factor ..................... 13
Gambar 2. 4 Kerangka Berfikir ............................................................................. 17
Gambar 2. 5 Kerangka Berfikir ............................................................................. 17
Gambar 3. 1 Letak Bandar Udara Internasional Kualanamu ……………………19
Gambar 3. 2 Master Plan Bandar Udara Internasional Kualanamu ...................... 19
Gambar 3. 3 Bagan Alir ........................................................................................ 21

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transportasi erat kaitannya dengan perkembangan industri pariwisata


sebagai sarana penunjang aksesibilitas dalam menjangkau daerah objek tujuan
wisata. Akses transportasi dapat meningkatkan perkembangan wisata serta
peningkatan jumlah wisatawan (Sudiarta, 2005). Negara indoneisa merupakan
negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut yang hanya dapat di jangkau dengan
transportasi laut dan udara. Jika dilihat dari waktu tempuh perjalanan, transportasi
udara merupakan pilihan yang tepat dan unggul bila dibandingkan dengan
transportasi lainnya (Setyadewi, 2019).

Sumatera Utara merupakan sebuah provinsi yang memiliki sejumlah obyek


wisata yang unik, baik wisata alam maupun budaya. Beberapa obyek wisata
tersebut telah dikenal luas hingga ke mancanegara seperti Danau Toba dengan
panorama alam yang indah dan Bukit Lawang dengan orangutan Sumatera yang
unik. Beberapa bandara yang terdapat di Sumatra Udara di antaranya adalah Bandar
Udara Internasional Kualanamu dan Bandar Udara Internasional Silangit.

Direktur jenderal mengeluarkan Keputusan tentang perhubungan nomor:


SKEP/161/IX/03 Bandar Udara merupakan lapangan yang digunakan pesawat
udara untuk melaksanakan lepas landas maupun pendaratan, naik dan turunnya
penumpang atau bongkar muat kargo serta pos yang juga dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan penerbang dan sebagai tempat perpindahan transportasi
(Perhubungan Udara, 2018).

Pada awal 2023 ini pemerintah memangkas jumlah bandara internasional di


Indonesia. Hal ini pada akhirnya juga berdampak kepada beroperasinya Bandara
Silangit yang pada tahun 2018 diresmikan sebagai Bandara Internasional Silangit.
Hal ini menjadikan Bandar udara Internasional Kualanamu sebagai pintu masuk

1
bagi wisatawan mancanegara dan juga Bandara Kualanamu diharapkan dapat
menjadi bandara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatra dan
sekitarnya. (BPODT, 2023).

Bandar Udara Internasional Kualanamu dalam 5 tahun ke depan akan


melayani 40% penerbangan internasional atau naik 10% dibandingkan dengan saat
ini. Dan dengan hal ini akan mendatangkan traffic internasional baru sebanyak-
banyaknya untuk mengunjungi wilayah Sumatera Utara, mengunjungi tempat-
tempat pariwisata dan pasti membangkitkan ekonomi Sumatera Utara. Untuk
bagian area terminal domestic dan internasional akan di perluas menjadi 108,15 m2
yang dari sebelumnya yaitu 103,65 m2 yang di harapkan mampu menampung
kapasitas penumpang yang sebelumnya 10 juta menjadi 15 juta penumpang pada
tahun 2024 mendatang (AP II, 2023).

Dengan jumlah penerbangan dan penumpang yang terus meningkat maka


diperlukan kapasitas ruang tunggu penumpang dan kapasitas parkir pesawat yang
dapat menampung jumlah pesawat udara selama interval waktu tertentu, tujuannya
agar menghindari dari terjadinya penumpukan dan akan mengakibatkan
keterlambatan jadwal penerbangan yang dapat menurunkan tingkat pelayanan di
Bandar Udara.

Guna memastikan ketersediaan yang memadai untuk ruang tungu


penumpang dan menampung jumlah pesawat udara yang meningkat di masa depan,
diperlukan evaluasi yang. Evaluasi ini akan memperhitungkan proyeksi jumlah
penumpang dan pesawat udara tahunan dan kapasitas apron yang ada di Bandar
Udara Internasional Kualanamu. Penelitian ini dilakukan dengan latar belakang
tersebut agar dapat memastikan kesiapan bandar udara dalam melayani kebutuhan
penerbangan di masa depan. Hal tersebut merupakan latar belakang penelitian ini
dilakukan yang membahas mengenai “Analisis Kebutuhan Apron dan Ruang
Tunggu Keberangkatan Penumpang Pesawat pada Bandar Udara
Internasional Kualanamu”.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan


beberapa masalah penelitian yang mencakup hal-hal berikut:

1. Apakah kapasitas eksisting apron pada Bandar Udara Internasional


Kualanamu dapat menampung pesawat udara yang beroperasi?
2. Apakah kapasitas ruang tunggu keberangkatan pada terminal
penumpang Bandar Udara Internasional Kualanamu dapat melayani
penumpang pesawat udara saat ini
3. Berapa kebutuhan pengenbangan luasan apron dan ruang tunggu
keberangkatan penumpang bandar udara Internasional Kualanamu pada
10 tahun mendatang?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, beberapa tujuan penelitian yang


dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi kapasitas apron Bandar Udara Internasional Kualanamu


apakah masih mampu menampung pergerakan pesawat udara saat ini
dengan luasan apron eksisting.
2. Mengevaluasi kapasitas ruang tunggu keberangkatan Bandar Udara
Internasional Kualanamu apakaj masih mampu menampung pergerakan
penumpang pesawat udara saat ini dengan luasan ruang keberangkatan
terminal penumpang eksisting.
3. Menganalisi pengembangan apron dan ruang tunggu keberangkatan
penumpang Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 10 tahun
mendatang.

3
1.4 Maanfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memberikan beberapa manfaat yang diantaranya:

1. Memberi informasi mengenai evaluasi kapasitas apron, dan kebutuhan


luas ruang tunggu keberangkatan penumpang di Bandar Udara
Internasional Kualanamu.
2. Memberi dan menambah wawasan tentang optimalisasi apron dan tuang
tunggu keberangkatan penumpang pesawat kepada para pihak yang
berkepentingan serta acuan dalam mengevaluasi kapasitas apron
padasaat mengalami titik jenuh pergerakan pesawat udara.

1.5 Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat batasan yang diperlukan untuk memastikan


hasil yang baik dan sesuai dengan rumusan masalah yang telah diajukan. Adapun
ruang lingkup batasan dalam penelitian ini mencakup hal-hal berikut:

1. Penelitian ini difokuskan pada Bandar Udara Internasional Kualanamu


Sumatera Utara, dengan penekanan pada kapasitas apron dan kapasitas
ruang tunggu penumpang saat ini dan pengembangan.
2. Penelitian ini tidak membahas mengenai perkerasa apron dan fasilitas
lainnya.

4
1.6 Sistematika Laporan

Dalam melakukan penulisan tugas akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab,
diantaranya adalah:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai tinjauan pustaka atau dasar – dasar teori
yang dapat mendukung penelitian tugas akhir ini.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode serta tahapan yang akan dilakukan
dalam penelitian.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pengolahan data yang didapatkan dari bandar udara
tersebut
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran serta perencanaan solusi yang
didasari oleh hasil penelitian tugas akhir

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bandar Udara

International Civil Aviation Organization (ICAO) mengungkapkan bahwa,


bandar udara merupakan daerah dengan batas yang sudah ditentukan, terdapat
fasilitas yang dibangun untuk mendukung kebutuhan pesawat meliputi pendaratan
maupun lepas landas (ICAO, 2018).

Menurut PT (persero) Angkasa Pura bandar udara adalah lapangan udara,


termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal
untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomer:


SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoprasian Fasilitas Teknik
bandar udara dijelaskan bahwa fungsi bandar udara yaitu untuk menunjang
kelancaran, keamanan dan ketertiban arus lalu lintas pesawat udara, kargo dan/atau
pos, keselamatan penerbangan, 27 tempat perpindahan intra dan/atau moda serta
mendorong perekonomian baik daerah maupun secara nasional (Dirjen
Perhubungan Udara, 2005).

2.1.1 Sistem Bandar Udara

Bandar Udara mempunyai komponen penting yang saling terikat


satu sama lain, maka dari itu analisa dari satu kegiatan yang tidak
memperhatikan pengaruh terhadap kegiatan yang lain bukan merupakan
pemecahan yang memuaskan.

Bandar udara dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu sisi darat (land
side) dan sisi udara (air side) dimana pada sisi darat (land side) bandar
udara, prasarana tersebut mencakup dari bangunan terminal penumpang dan
kargo, menara pengawas, bangunan oprasional, bangunan genset,

6
perkantoran, hanggar, tempat parkir, dan jalan masuk (access road).
Prasarana yang mencakup sisi udara (air side) bandar udara antara lain
landas pacu (runway), runway strip, runway end safty area (RESA),
stopway, clearway, landas hubung (taxiway), dan landas parker (apron).
(ICAO, 2018)

Kegiatan yang luas terdapat dalam suatu bandara dan mempunyai


kebutuhan berbeda-beda. Sistem yang dibagi menjadi dua Sisi Darat (Land
Side) dan Sisi Udara (Air Side) yang memiliki pembatas yaitu terminal.
Pengaruh kuat pada perencanaan udara dipengaruhi oleh sifat kendaraan
udara.

Gambar 2. 1 Diagram Sistem Penerbangan

(Sumber: http://www.ilmutekniksipil.com/)

7
2.2 Pengertian Terminal Penumpang Bandar Udara

Berdasarkan SNI 03-7046 2004, Terminal penumpang bandar udara


merupakan semua bentuk bangunan yang menjadi penghubung sistem transportasi
darat dan sistem transportasi udara yang menampung kegiatan-kegiatan transisi
antara akses dari darat ke pesawat udara atau sebaliknya, pemprosesan penumpang
datang, berangkat maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan
bagasi dari dan ke pesawat udara. Terminal penumpang harus mampu menampung
kegiatan operasional, administrasi dan komersial serta harus memenuhi persyaratan
keamanan dan keselamatan operasi penerbangan, disamping persyaratan lain yang
berkaitan dengan masalah bangunan.

Umumnya gedung terminal bandar udara sesuai peruntukannya dibagi


menjadi tiga bagian wilayah, yaitu:

1. Public area adalah wilayah dari bandar udara yang dapat digunakna
untuk umum. Pada area ini terdarap loket informasi bandar udara
restoran ATM, toilet dan lainnya.
2. Restricted area adalah wilayah bandar udara yang dapat dipergunakan
untuk umum dengan syarat tertentu. Wilayah ini berada dibagian dalam
terminal dan dimanfaatkan untuk pelayanan penumpang yang akan
berangkat maupun penumpang dating. Selain penumpang yang
diizinkan untuk memasuki area ini adalah seorang petugas yang
memiliki dan menggunakan pas bandar udara atau telah mendapatkan
izin dari administrator ataupun petugas di tempat.
3. NonPublic area adalah wilayah bandar udara yang tidak boleh dimasuki
oleh orang umum kecuali penumpang yang menunggu keberangkatan
atau menunggu proses memasuki pesawat udara atau penumpang yang
baru tiba dan harus menyelesaikan check-in dan pengambilan bagasi.
Fasilitas pelayanan yang tersedia diantara counter CIQ (Custom
Imigration Quarantine) ruang tunggu keberangkatan dan kedatangan,
kantor kesehatan bandar udara dan lainnya.

8
Gambar 2. 2 Blok tata Ruang Terminal

(Sumber: SNI 03-7046 2004)

2.3 Ruang Tunggu Terminal Bandara

Standar minimun ruang tunggu untuk keberangkatan pesawat ditentukan


berdasarkan persyaratan teknis ruang di fasilitas darat. Perhitungan area
keberangkatan penumpang diatur sesuai dengan SKEP/77/VI/2005 (Direktur
Jendral Perhubungan Udara, 2005), yaitu pada Departure Lounge, Gate Hold
Room, dan Gate.
1. Departure Lounge (Ruang Tunggu Keberangkatan)
𝒖𝒊 + 𝒗𝒌
𝑨 = 𝑪𝒙 ( ) 𝒎𝟐 + 𝟏𝟎%
𝟑𝟎
Dimana:
A = Luas ruang tunggu keberangkatan
C = Jumlah penumpang berangkat pada waktu sibuk
u = Rata-rata waktu menunggu terlama (60 menit)
i = Proporsi penumpang menunggu terlama (0,6)

9
v = Rata- rata waktu menunggu tercepat (20 menit).
k = Proporsi penumpang menunggu tercepat (0,4)
2. Gate Hold Room
𝑨 = (𝒎. 𝒔) 𝒎𝟐
Dimana:
A = Luas gate hold room (m²),
m = maks jumlah kursi pesawat terbesar yang dilayani,
s = kebutuhan ruang per penumpang (m²).
3. Gate
𝑽 ×𝑻
𝑮=
𝑼
Dimana:
G = Jumlah gate.
T = Waktu pemakaian gate.
U = Faktor pemakaian gate rata-rata (0,5 – 0,8)
V = Volume rencana untuk kedatangan dan keberangkatan
(gerakan/jam).

2.4 Pengertian Apron

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization)


apron adalah Suatu area yang ditentukan, di lapangan terbang, dimaksudkan untuk
mengakomodasi pesawat udara untuk keperluan bongkar muat penumpang, surat,
atau kargo, pengisian bahan bakar, parkir atau pemeliharaan (ICAO, 2018).

Landas Parkir atau apron yaitu tempat pesawat udara parkir, mempunyai
syarat teknis tanpa syarat operasional, dimensi apron disesuaikan dengan ukuran
pesawat udara kritis serta sistem parkirnya, lebar shoulder paling kecil 10 m pada
satu sisi, air hujan yang jatuh di atas apron dibuang ke drainase tepi apron dan
punggung apron sejajar dengan runway. (Lukysurachman, 2014)

10
2.5 Jenis-jenis Apron

Jenis jenis apron yaitu apron kargo, apron terminal atau penumpang, apron
parkir atau holding, apron hangar dan service, serta apron isolasi atau isolated.
Untuk penjelasan lebih detailnya adalah sebagai berikut:

1. Apron kargo ditujukan untuk pesawat khusus untuk masuk dan


keluarnya kargo pesawat dan bongkar-muat kargo, biasanya parkir di
daerah apron yang lokasinya berdekatan Gedung kargo.
2. Apron terminal atau penummpang adalah apron yang di khususkan
untuk penumpang yang dimana adalah area penumpang untuk naik
ataupun turun pesawat udara, selain itu apron terminal ini juga
dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar ataupun fasilitas
perawatan.
3. Apron parkir atau holding adalah tempat pesawat udara menunggu
giliran untuk lepas landas. Apron parkir difungsikan untuk pesawat yang
akan berparkir dalam jangka waktu yang lebih lama. Lokasi dari apron
parkir ini sendiri terletak dekat dengan lokasi bongkar muat.
4. Apron hanggar adalah tempat dimana pesawat udara keluar atau masuk
kedalam hanggar. sedangkan apron service adalah tempat dimana
pesawat udara melakukan perbaikan ringan dimana letak apron service
berdekatan dengan area hanggar.
5. Apron isolasi atau dapat disebut Isolated Apron adalah apron yang
digunakan mengamankan pesawat udara, pesawat udara yang
diamankan adalah pesawat udara yang diindikasi berbahaya seperti
membawa bahan peledak. Untuk letak apron isolasi terletak agak jauh
dari apron ataupun tidak tertinjau untuk keamanan para penumpang dan
fasilitas dari bandar udara.

11
2.6 Ukuran Kapasitas Apron

Apron memiliki ukuran kapasitas berpacu pada jumlah pesawat udara


maksimum yang dapat beroperasi pada sebuah gate dalam jangka waktu tertentu
dan interval tertentu. Sebagai faktor kunci dalam infrastruktur sisi udara (airside),
kapasitas apron sangat berpengaruh dengan kondisi eksisting dan pembangunan
dari suatu bandar udara. Pada dasarnya ukuran kapasitas apron dipengaruhi oleh:

1. Jumlah operasi pesawat udara pada gate atau apron.


2. Waktu tambat pesawat udara harus sesuai jenis dan ukuran pesawat
tersebut.
3. Ukuran dan jumlah gate atau apron mempengaruhi persentase pesawat
berdasarkan kategori ukuran (wide body, narrow body, atau small body).

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, kapasitas apron dapat


ditentukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas dan pengaturan operasi
pesawat udara di bandar udara dengan memakai persamaan antara lain: (Horonjeff,
2010)

𝐶ℎ𝑎 = 𝐺 ∗ 𝑥 𝑆 𝑥 𝑁

Dimana:

Cha = Hourly Capasity (Kapasitas Perjam)

𝐺∗ = Gates Hourly Base (Operasi Perjam)

S = Gate Size Faktor

N = Number of Gate

Menurut Federal Aviation Administration (FAA) mencari rasio (R)


diperlukan guna mengetahui nilai G* (Gate Hourly Base Capacity) dan S (Gate
Size Factor), bilamana suatu bandar udara tidak melayani pergerakan pesawat udara
dengan tipe widebody, sehingga nilai rasio (R) yang digunakan bernilai 1.

12
Dimana untuk dapat menghitung 𝐺 ∗ diperlukan waktu tambat dari pesawat
udara wide body dan narrow body, dengan menggunakan rumus:

Average Gate Occupancy Time For Widebody Aircraft


R = Average Gate Occupancy Timr For Non−Widebody Aircraft (2.4)

Ketika suatu apron tidak tersedia untuk pesawat udara wide body maka R=1,
setelah mendapatkan R maka G* dapat ditentukan menggunakan grafik Hourly,
grafik tersebut yaitu seperti gambar berikut:

Gambar 2. 3 Grafik Hourly, Gate Capacity Base, Gate Size Factor

(Sumber: Airport Capacity and Delay)

Gate Capacity Base yang dijelaskan pada buku Airport Capacity and Delay,
jika R yang didapatkan tidak tersedia pada grafik tersebut, maka harus dilakukan
interpolasi. Sedangkan untuk nilai S diperlukan persentase pesawat udara wide body
dan narrow body, dan nilai S akan didapatkan menggunakan grafik Gate Size
Factor yang telah dijelaskan pada buku Airport Capacity and Delay.

13
2.7 Metode Peramalan (Forecasting)

Forecasting merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan yang dapat


memprediksi peristiwa pada masa yang akan mendatang. Peramalan juga bisa
dijadikan dasar untuk memabantu memperkirakan pengambilan keputusan yang
sifatnya belum pasti. Dalam dunia konstruksi Bandar Udara, peramalan dilakukan
oleh berbagai departemen, seperti departemen terminal, fasilitas sisi udara, kargo,
dan lain sebagainya (Heizer, 2014).

Salah satu dari metode peramalan yaitu dengan menggunakan metode


regresi eksponensial. Bentuk umum model persamaan regresi eksponensial yaitu:
𝒀 = 𝑨 . 𝒆𝑩𝑿
Dimana:
Y = Regresi eksponensial Y terhadap X (Y variable tak bebas)
A = Konstanta (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
B = Koefisien regresi
X = Variaberl bebas

2.8 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah hal yang meringkaskan penelitian yang di ambil


melalui jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang memiliki beberapa kesamaan dari
pembahasan yang akan di bahas untuk menunjang penelitian ini agar teori, metode
dan, berbagai istilah dapat menjadi referensi sebagai bahan untuk pembahasan.

14
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul
No Penelitian / Penelitian Metode Hasil
Tahun
Amiwarti, Evaluasi ACN-PCN Pada kondisi eksisting
Purwanto H., kekuatan sisi udara masih
Sulaiman A. perkerasan sisi mampu melayani
1 (2020) udara permintaan
(Runway, penerbangan dengan
Taxiway, jenis pesawat Boeing
Apron) 747-400ER

Setiawan D. Analisis 1. ICAO Kapasitas apron yang


(2019) Kapasitas (International direncanakan dapat
Apron dan Civil mengakomodasi
Ruang Tunggu Aviation pesawat dengan
2 Keberangkatan Organization) langkah
Penumpang 2. forecasting optimalisasi melalui
Pesawat penerapan Gate
Occupancy Time
(GOT)
Anwika F., Evaluasi 1. ICAO Kapasitas apron
Sandhyavitri kapasitas dan 2. JICA sesuai dengan analisis
A., Malik A. optimalisasi 3. Persamaan yaitu sebesar 12
(2021) apron Regresi parking stands.
Sedangkan jumlah
3 proyeksi parking
stands yang
dibutuhkan pada
tahun 2030 adalah 18
parking stands dan
tahun 2035 sebanyak
20 parking stands
Januari I., Analisis dan Regresi hasil daripada Nhour
Utami A., Peningkatan linear ditahun rencana pada
Widyatmoko I. Kapasitas masing – masing
(2021) Apron skenario adalah 57
pergerakan untuk
4 skenario pertama, 44
pergerakan untuk
skenario kedua, dan
32 pergerakan untuk
skenario ketiga.
Dengan durasi

15
parking time
maksimal 45 menit
makan dibutuhkan
penambahan parking
stand dari 16 parking
stand menjadi 43
parking stand untuk
skenario pertama, 35
parking stand untuk
skenario kedua, dan
24 parking stand
untuk skenario ketiga.
Farhan A. Perbandingan Empiris dan Kedua metode
(2023) Evaluasi tebal Mekanistik tersebut memiliki
lapis berdasarkan hasil yang berbeda,
perkerasan sisi FAA dimana metode
udara empiris lebih tebal
dari pada metode
mekanistik. Ada
faktor - faktor yang
menyebabkan
perbedaaan hasil dari
5 kedua metode tersebut
yaitu, parameter input
untuk metode
mekanistik berupa
data CBR subgrade
dan data lalu lintas
pesawat, sedangkan
untuk metode empiris
berupa data CBR
Subgrade, data CBR
Subbase

Penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini memiliki beberapa perbedaan
dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk studi kasus penelitian adalah Bandar
Udara Internasional Kualanamu yang akan dilakukan pengembangan dan analisi
mengacu pada pedoman FAA (Federal Aviation Administration).

16
2.9 Kerangka Berfikir

Latar Belakang meningkatnya jumlah penumpang


dan penambahan rute penerbangan di bandar udara
internasional Kualanamu

Permaslahan peningkatan jumlah penumpang dan


penambahan rute penerbangan akan mempengaruhi
tingkat pelayanan bandar udara dan efisiensi dari
pergerakan pesawat udara.

Tujuannya untuk mengetahui kebutuhan parking


stand apron dan luas ruang tunggu penumpang di
Bandar Udara Internasional Kualanamu, serta
memprediksi titik jenuh kapasitas apron.

Gambar 2. 5 Kerangka Berfikir

Metodologi pengumpulan data penunjang penelitian


dari PT. Angkasa Pura II untuk menganalisis
kapasitas apron dan ruang tunggu penumpang untuk
saat ini di bandara Kualanamu.

Analisis dan evaluasi perhitungan dengan


menggunakan studi literatur dan evaluasi data
menggunakan metode FAA dan tabulasi data yang
sudah diperloleh. Serta peramalan pergerakan
pesawat udara dengan cara forecasting.

Gambar 2. 4 Kerangka Berfikir

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Bandar Udara Internasional Kualanamu (IATA: KNO, ICAO: WIMM)


adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang melayani wilayah Mebidangro
(Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo) serta menjadi bandar udara pusat Provinsi
Sumatera Utara. Bandara ini terletak di Kabupaten Deli Serdang, 23 km arah timur
dari pusat kota Medan. Pembangunan bandara ini merupakan bagian dari MP3EI,
untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia (IATA: MES, ICAO:
WIMK) yang telah berusia lebih dari 85 tahun dan berada di jantung kota Medan.
Bandara ini mulai beroperasi sejak 25 Juli 2013 meskipun ada fasilitas yang belum
sepenuhnya selesai dikerjakan. Rencana pembangunan selama bertahun-tahun
terhambat masalah pembebasan lahan. Pada 1 Juli 2006, baru 1.650 Ha lahan yang
sudah selesai permasalahannya. Pada 1 November 2006 dilaporkan bahwa Angkasa
Pura II telah menyelesaikan seluruh pembebasan lahan. Pada awal tahun 2013,
perkembangannya telah mencapai 95%. Pada 10 Januari 2013, bandara ini
melakukan percobaan sistem navigasi dan teknis. Tahap I bandara dapat
menampung 8,1 juta-penumpang dan 10.000 pergerakan pesawat per tahun,
sementara setelah selesainya tahap II bandara ini rencananya akan menampung 25
juta penumpang per tahun.

Data penelitian untuk Bandar Udara Internasional Kualanamu antara lain:

1. Alamat Pasar Enam Kuala Namu, Beringin,


Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara, Indonesia.
2. Jam Operasi 24 Jam
3. ICAO – IATA Code WIMM – KNO
4. Status Komersil
5. Luas Terminal 118.930 m2
6. Luas Apron 266.700 m2

18
7. Luas Lahan 1.650 Ha
8. Pengelola Angkasa Pura Aviasi
9. Pemilik PT. Angkasa Pura II
10. Rute Bandar Udara Domestik dan Internsional
11. Situs Web www.kualanamu-airport.co.id

Gambar 3. 1 Letak Bandar Udara Internasional Kualanamu

(Sumber: Google Earth, 2023)

Gambar 3. 2 Master Plan Bandar Udara Internasional Kualanamu

(Sumber: www.skyscrapercity.com)

19
3.2 Metode Penelitian

Jenis metode dalam rangka menyusun tugas akhir meliputi:

1. Peraturan – peraturan yang di jadikan pedoman penelitian seperti


peraturan direktur jendral perhubungan udara (SKEP/77/IV/2005) dan
SNI 03-7046 2004.
2. Buku-buku dan jurnal sebagai data referensi yang berkaitan dengan
penulisan tugas akhir agar dapat disesuaikan dengan penelitian yang
akan dilakukan.
3. Tabulasi data mengenai hasil akan disusun dalam tabel agar
memudahkan evaluasi.
4. Perhitungan akan di hadirkan langsung dalam evaluasi data serta
menggunakan Microsoft excel untuk pertumbuhan pergerakan
penumpang dan pesawat udara.

3.3 Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini merupakan segala keterangan dan informasi yang
berhubungan dengan penelitian berasal dari PT. Angkasa Pura II, yaitu:

1. Gambar peta atau layout Bandar Udara & bagian apron yang akan di
evaluasi.
2. Data pergerakan pesawat udara 5 tahun terakhir.
3. Jumlah parking stand untuk pesawat udara yang singgah pada apron dan
luas apron.
4. Data pergerakan penumpang 5 tahun terakhir.
5. Data tipe pesawat udara (Wide Body,Narrow Body, & small body) yang
beroperasi.

20
3.4 Bagan Alir Penelitian

Evaluasi Kapasitas Apron dan ruang tunggu


keberangkatan penumpang

Tinjauan Pustaka

Pengumpulan Data

Jumlah Parking Stand Jumlah Pergerakan


Jumlah Pergerakan
Apron Pesawat Udara
Penumpang

Pengolahan Data Menggunakan


Forecasting

Kapasitas Maksimum Per Kapasitas Maksimum Per


Jam Pada Apron Jam Pada Ruang Tunggu

Perkiraan Pergerakan Pesawat Udara


dan Penumpang Menggunakan
Microsoft Excel

Titik Jenuh pada Apron dan Ruang Tunggu Penumpang

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 3 Bagan Alir

21
JADWAL RENCANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

September Oktober November


Jenis Kegiatan
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Membaca Jurnal dan Tugas Akhir terdahulu
Pembahasan Topik
Penentuan Judul
Persiapan Pengumpulan Data
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Pengumpulan Proposal
Penandatangan Proposal Oleh Pembimbing
Sidan Proposal Tugas Akhir (07 - 10 november 2023)

22
DAFTAR PUSTAKA
Amiwarti, H, P., & A, S. (2020). Evaluasi kekuatan perkerasan sisi udara (Runway,
Taxiway, Apron). Evaluasi Kekuatan Perkerasan Sisi Udara (Runway,
Taxiway dan Apron) Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
Dengan Metode Perbandingan ACN-PCN.
Anwar, F. M., Sandhyavitri, A., & Malik, A. (2021). EVALUASI KAPASITAS
DAN OPTIMALISASI APRON PADA BANDAR UDARA (STUDI
KASUS : BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II KOTA
PEKANBARU, RIAU). Jom FTEKNIK Volume 8 - Edisi 2.
Citra, I., Utami, A., & Widyatmoko, I. (2021). Analisis dan Peningkatan Kapasitas
Apron di Bandara Halim Perdanakusuma. Analisis dan Peningkatan
Kapasitas Apron di Bandara Halim Perdanakusuma.
Farhan, A. M. (2023). PERBANDINGAN EVALUASI TEBAL LAPIS
PERKERASAN RUNWAY, TAXIWAY DAN APRON PADA BANDAR
UDARA HALIM PERDANAKUSUMA MENGGUNAKAN METODE
EMPIRIS DAN METODE MEKANISTIK BERDASARKAN FEDERAL
AVIATION ADMINISTRATION (FAA).
Setiawan, D. (2019). Analisis Kapasitas Apron dan Ruang Tunggu Keberangkatan
Penumpang Pesawat pada New Yogyakarta International Airport. SEMESTA
TEKNIKA.
Federal Aviation Administration (FAA). (2001). Forecasting Aviation Activity by
Airport. Washington, DC.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara. (2005). Peraturan Direktur Jenderal


Perhubungan Udara Nomor SKEP/77//VI/2005 Tentang Persyaratan Teknis
Pengoperasian Fasilitas Bandar Udara, Jakarta

Surachman, L. (2014). Handbook Kuliah Perencanaan Bandar Udara. Universitas


Trisakti.

ICAO (2018) ICAO Annex 14 - Aerodrome Design and Operations, Séptima


edición. Available at: www.icao.int.

23

Anda mungkin juga menyukai