Disusun Oleh:
ABDUL RAHMAN
201810340311120
Makalah ini disusun sebagai hasil ulasan dari saya untuk menyelesaikan tugas dalam
mata kuliah lapangan terbang yang dilaksanakan secara daring karena adanya pandemi ini.
Makalah ini dapat saya selesaikan berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh
sebab itu saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Abdul Samad ST., MT. selaku dosen pengampu mata kuliah
lapangan terbang.
2. Rekan-rekan mata kuliah lapangan terbang kelas C atas motivasi, ilmu, dan
doanya.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat menyempurnakan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................8
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................8
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................8
1.3 Maksud dan Tujuan.............................................................................................................9
BAB II DASAR TEORI.............................................................................................................10
2.1 Fasilitas Bandar Udara......................................................................................................10
2.2 Klasifikasi Lapangan Terbang..........................................................................................17
2.3 Larangan dan Pembatasan Terhadap Halangan............................................................20
2.4 Teknis Landasan Pacu.......................................................................................................21
2.5 Pemeliharaan Landasan Pacu...........................................................................................23
BAB III PEMBAHASAN MASALAH.....................................................................................24
3.1 Sejarah Bandar Udara Sydney.........................................................................................24
3.2 Informasi Tentang Bandar Udara Sydney.......................................................................27
3.3 Fasilitas di Bandar Udara Sydney....................................................................................28
3.3.1 Fasilitas Sisi Udara.....................................................................................................................28
3.3.2 Fasilitas Parkir dan Moda Transportasi Bandara...................................................................29
3.3.3 Fasilitas Umum Bandar Udara Sydney.....................................................................................30
3.3.4 Rute Penerbangan.......................................................................................................................31
3.3.5 Maskapai dan destinasi..............................................................................................................31
3.4 Perencanaan Struktur Perkerasaan Landas Pacu dengan Metode FAA.....................34
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................35
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................35
4.2 Saran....................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................36
LAMPIRAN................................................................................................................................38
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I PENDAHULUAN
8
1.3 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah:
1 Mengulas Bandar Udara Sydney
2 Mengetahui sejarah Bandar Udara Sydney
3 Mengetahui apa saja fasilitas dari Bandar Udara Sydney
4 Mengetahui informasi tentang Bandar Udara Sydney
5 Sebagai persyaratan menyelesaikan tugas mata kuliah lapangan terbang
9
BAB II DASAR TEORI
1. Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang
melayani pesawat kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter,
misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya
cukup 600 – 800meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspak, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-
28, dsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan
panjang 3.600meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang
seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat
lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Panjang Runway
o Karakteristik performa dan operasional dari pesawat yang dilayani.
o Cuaca, terutama angin permukaan dan suhu.
o Karakteristik Runway, seperti kemiringan (slope) dan kondisi permukaan.
o Faktor lokasi Aerodrome, sebagai contoh elevasi dari aerodrome yang
menyebabkan tekanan barometer dan keterbatasan topografi. Persyaratan take-off
dan landing harus diperhitungkan pada waktu menentukan panjang runway.
10
Aeroplane. Reference Field Length (ARFL) didefinisikan sebagai panjang field
length minimum yang diperlukan oleh pesawat terbang yang bersangkutan untuk
dapat take-off dengan Maximum Take-off Weight, dimana kondisi lapangan
terbang adalah Mean Sea Level (MSL), pada kondisi atmosfir standar, runway
nya tidak mempunyai kelandaian (Zero Runway Slope), serta tidak ada angin.
ARFL setiap pesawat terbang dapat dilihat di flight manual yang diterbitkan oleh
pabrik pesawat terbang yang bersangkutan. ARFL suatu pesawat terbang yang
ada bukanlah panjang aktual yang dipersiskan oleh pesawat terbang tersebut
untuk dapat beroperasi di suatu daerah tertentu. Hal ini disebabkan karena kondisi
lingkungan daerah tersebut berbeda dengan kondisi ARFL yang ditetapkan.
Karena itu, untuk mendapatkan panjang runway aktual untuk take-off, ARFL
tersebut perlu dikoreksi akibat elevasi, temperatur, dan kelandaian runway. Makin
tinggi elevasi suatu tempat, makin berkurang kepadatan (density) udara di tempat
tersebut. Karena itu untuk mendapatkan gaya angkat yang memadai pada daerah
tersebut pesawat terbang harus bergerak lebih cepat. Akibatnya runway yang
diperlukan harus lebih panjang. Koreksi akibat elevasi lapangan terbang ini
adalah bahwa panjang runway harus diperpanjang 7% setiap 300 m kenaikan
elevasi terhadap muka air laut. Temperatur yang makin tinggi akan mengurangi
kepadatan udara. Karena itu makin tinggi Airport Reference Temperatur (ART),
makin panjang runway yang diperlukan. ARFL yang telah dikoreksi akibat
pengaruh elevasi harus dikoreksi lagi akibat pengaruh temperatur. Panjang
runway yang diperlukan untuk take-off yang telah dikoreksi akibat elevasi harus
diperpanjang 1% untuk setiap derajat Celcius naiknya ART terhadap temperatur
standar lapangan terbang tersebut. Temperatur standar adalah temperatur yang
berhubungan dengan atmosfir standar. Temperatur standar suatu lapangan terbang
dipengaruhi pula oleh eievasi lapangan terbang tersebut. Pada perencanaan
lapangan terbang atmosfir standar yang digunakan adalah atmosfir standar
internasional (International Standard Atmosphere, ISA), dimana pada kondisi ini
temperatur pada Mean Sea Level adalah 15° C. Selanjutnya panjang runway yang
dibutuhkan untuk take-off harus dikoreksi terhadap kelandaian memanjang
runway. Untuk itu digunakan Effective Gradient, yaitu rasio antara selisih titik
tertinggi dan titik terendah pada runway terhadap panjang runway nya.
2. Clearway adalah area berbentuk segi empat pada permukaan tanah/air yang dikontrol
oleh otoritas bandara sebagai daerah aman bagi pesawat yang lepas landas hingga
11
mencapai ketinggian tertentu. Clearway terletak pada ujung landasan. Panjang clearway
tidak melebihi setengah dari panjang take-off run dan lebar clearway paling sedikit 75
m ke masing-masing sisi samping as runway.
12
Gambar 2. 4 - Taxiway Bandara
Sumber: alamy.com
6. Cleared Distances
Take-off run available (TORA): panjang runway yang tersedia dan mencukupi
untuk akselerasi pesawat take-off.
Take-off distance available (TODA): jarak tempuh akselerasi pesawat di runway
ditambah clearway.
Accelerate stop distance available (ASDA): jarak tempuh akselerasi pesawat di
runway ditambah stopway.
Landing distance available (LDA): panjang runway yang tersedia dan mencukupi
untuk landing.
13
7. Holding bay didefinisikan sebagai area dimana pesawat ditahan atau disiap/salip,
untuk tujuan supaya pergerakan pesawat di bandara lebih efektif. Holding bay
perlu disediakan jika kondisi traffic di bandara sedang padat/sibuk.
8. Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara
khusus pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Sumber: wikipedia.com
14
Gambar 2. 8 - Tampak Hanggar Pesawat Terbang
Sumber: detikfinance.com
10. Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit
penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan
pemadam kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran,
ambulance, dll.
11. Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
15
Gambar 2. 9 - Tampak Garbarata (Avio Bridge)
Sumber: https://aguspajak.com
16
b. Daerah Kedatangan (Arrival)
• Arrival Lounge
• Baggage Claim Area
• Public Hall
2. Curb adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal atau biasanya disebut area drop-off penumpang
3. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan
pengantar/penjemput, termasuk taksi.
4. Gedung Genset
5. Terminal Cargo
6. Toilet
7. Restaurant
2.2 Klasifikasi Lapangan Terbang
Setiap bandar udara memiliki kode FAA dan ICAO yang berbeda satu dan yang
lainnya. Kode-kode tersebut diambil dari berbagai hal yang berhubungan dengan bandara
dimaksud seperti nama bandar udara, daerah tempat bandar udara terletak, atau nama kota
yang dilayani. Kode yang diambil dari nama bandara mungkin akan berbeda dengan nama
bandara pada saat sekarang dikarenakan sebelumnya bandara tersebut mengalami pergantian
nama.
Dalam perencanaan bandar udara menurut FAA dibagi menjadi 2 kelas yaitu Air
Carrier dan General Aviation. Untuk kelas General Aviation dibagi sebagai berikut:
1. Bandar udara utilitas (utility airport)
Bandar udara utilitas adalah bandar udara yang melayani pesawat dengan berat
< 12.500 lbs, tidak termasuk pesawat jet. (Bandar Udara Printis)
2. Basic utility stage I
Basic utilitystage I adalah bandar udara yang melayani 75% pesawat-pesawat kecil
dengan berat 3.000 lbs.
17
3. Basic utility stage ii
Basic utility stage II adalah bandar udara yang mampu melayani 95% pesawat
propeller dengan berat lebih kecil dari 12.000 lbs. (Melayani pesawat dengan berat
8.000 lbs ).
4. General utility
General utility adalah bandar udara yang melayani pesawat propeller kurang dari
12.000 lbs.
5. Basic transport
Basic transport adalah bandar udara yang melayani pesawat propeller atau pesawat
turbin dengan gross wight sampai 60.000 lbs.
6. General transport.
General transport adalah bandar udara yang melayani pesawat – pesawat transport
digunakan untuk general aviation dengan berat kotor 175.000 lbs dan lebih besar.
Menetapkan standar perencanaan geometrik bagi berbagai ukuran lapangan terbang &
fungsi pelayanannya, maka dibuat klasifikasi lapter, dimana ICAO membuat dalam kode
huruf berdasarkan pada panjang runway, sedang FAA membaginya dalam grup-grup pesawat
berdasarkan pada fungsi dari lapangan terbang. Klasifikasi menurut ICAO, ditunjukkan
dengan kode huruf A, B, C, D, dan E dimana pembagian kelas-kelas tersebut berdasarkan:
Tabel 2. 1 - Klasifikasi Bandar Udara Menurut ICAO
Kelas-kelas ini didasarkan pada dimensi wing-span ( lebar sayap ), under carage
width ( lebar bagian bawah ) atau whell-tread atau whell-base ( jarak antara kepala roda
dengan roda badan ).
18
Sedangkan klasifikasi kelompok rancangan pesawat untuk perencanaan geometrik
bandar udara menurut FAA adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 2 - Klasifikasi Kelompok Rancangan Pesawat Untuk Perencanaan Geometrik Bandar Udara
Menurut FAA
Kelompok
Rancangan Pesawat Bentang Sayap (feet) Pesawat Terbang Tipikal
A Kurang dari 91
B 91 – 120
C 121 – 140
D 141 – 165
E 166 atau lebih besar
Sumber : Horonjeff, R., 1993
19
2.3 Larangan dan Pembatasan Terhadap Halangan
20
Obstacle limitation surface (OLS untuk non-instrument runway, non-precision
approach runway dan precision approach runway category 1) meliputi:
1. Conical surface;
2. Inner horizontal surface;
3. Approach surface;
4. Transitional surface;
5. Take off climb surface.
Obstacle limitation surface untuk precision approach runway kategori 2 dan 3 meliputi:
1. Outer horizontal surface;
2. Conical surface;
3. Inner horizontal surface;
4. Approach surface;
5. Inner approach surface;
6. Transitional surface;
7. Inner transitional surface;
8. Baulked landing surface;
9. Take off climb surface.
Penyelenggara bandara harus menetapkan obstacle limitation surface pada
aerodrome, dan mengawasi setiap objek yang berada pada obstacle limitation surface.
Bilamana terdapat pelanggaran atau potensial pelanggaran, penyelenggara bandara harus
melaporkan kepada Ditjen Perhubungan Udara setempat dan melakukan koordinasi dengan
instansi atau perusahaan yang terkait dengan objek tersebut.
Objek atau pendirian objek baru yang berada di luar OLS dengan ketinggian 110
meter dari permukaan tanah atau lebih harus dilaporkan kepada Ditjen Perhubungan Udara
setempat, dan objek atau pendirian objek baru di luar OLS dengan ketinggian di atas 150
meter dari permukaan tanah atau lebih harus dianggap sebagai obstacle kecuali dinyatakan
sebaliknya oleh Ditjen Perhubungan Udara berdasarkan suatu assessment.
2.4 Teknis Landasan Pacu
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi
angka derajat dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan
"zebra cross" pada ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke
tengah landasan yang menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda
menyentuh landasan saat mendarat) serta take off (melandas). Pada landasan-landasan
tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan
21
lapisan beton, bukan aspal,
22
untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin
penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga
menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang
digunakan yang terbaik adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang
dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan
minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas matahari, tekanan dan panas yang
ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian bawah lapisan aspal
digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan jalan
raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap
kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang
mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat
membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-
tiang navigasi yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan
penerbangan malam hari.
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan
bandara bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal
sebagai airstrip. Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput,
dan untuk mencegah amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston
(lapisan plat baja yang berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di
daerah pedalaman Irian jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada
masa Perang Dunia II untuk kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan
udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang
digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara -bandara bahkan
bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu
di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester
cable) bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan
pada kapal induk.
23
2.5 Pemeliharaan Landasan Pacu
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan
benda benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia
penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di
landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke
dalam mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas
landas atau mendarat.
Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de Gaulle,
Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang
menewaskan seluruh penumpang, kru, dan beberapa penduduk setempat. Selebihnya karena
cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan
perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi
bahkan informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor pengusir burung dan sensor
cuaca serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan
peralatan bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak
karet yang ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat
mengganggu keselamatan penerbangan.
24
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
26
tahun 1990an, dibentuk bentuk Partai Anti Kebisingan Pesawat, yang gagal memperoleh satu
kursi parlemenpun di setiap pemilihan yang disertai. Kemudian muncul beberapa perjanjian
bagi Bandar Udara Sydney yang dikenalkan oleh pemerintah Howard sesaat setelah terpilih,
yang isinya mempertahankan jam malam (sangat membatasi pergerakan pesawat jet antara
pukul 23.00–06.00) merotasi pemakaian dasar pacu, dan jalur penerbangan melingkar
(mengesampingkan pemakaian dasar tertentu yang dipergunakan sebelumnya) Menggunakan
jalur penerbangan d atas air saat memungkinkan, terutama melalui Botany Bay melanjutkan
pembatasan kebisingan (mengurangi kekuatan mekanis, dllnya.) saat bebas landas.
Pada tahun 2002, pemerintah Australia menjual Sydney Airports Corporation Limited
(kemudian diganti namanya menjadi Sydney Airport Corporation Limited, SACL), otoritas
manajemen bandara, kepada Southern Cross Airports Corporation Holdings Ltd. 82.93% dari
SACL dimiliki oleh MAp Airports International Limited, sebuah anak perusahaan dari
Macquarie Bank, Sydney Airport Intervest GmbH memiliki 12.11% dan Ontario Teachers'
Australia Trust memiliki 4.96%. SACL memegang hak sewa selama 99 tahun terhadap bandara
yang masih menjadi tanah kerajaan.
Sejak terminal internasional awal beres didirikan. bandara mengalami dua kali perluasan
besar-besara. Salah satunya sedang dalam pengertjaan dan akan berlanjut selama lebih dari dua
puluh tahun (2005-2025). Proyek ini meliputi sebuah penambahan kompleks perkantoran
bertingkat, penbangunan parkir mobil bertingkat, dan pengembangan terminal domestik dan
internasional. Perluasan tersebut-dan rencana dan kepandaian lain yang dibentuk Macquarie
Bank bagi operasi bandara—masih kontroversial, karena mereka melangsungkan tanpa
pengawasan resmi dari Pemerintah Lokal, yang umumnya beraksi sebagai otoritas perencanaan
lokal bagi pembangunan seperti ini. Sampai April 2006, beberapa pengembangan yang
direncanakan telah dikurangi.
Terminal Internasional Bandara Sydney telah mengalami renovasi senilai $500 jutayang
beres pada pertengahan tahun 2010. Peningkatan tersebut meliputi sistem bagasi baru, ruang
tambahan seluas 7.300 m2 (78,577 ft2) bagi pertokoan dan ruang tunggu penumpang dan
pengembangan lainnya.
Pada bulan Maret 2010, Australian Competition and Consumer Commission
mengeluarkan sebuah laporan yang mengkritik tajam penambahan harga di bandara Sydney,
yang tidak kekurangan di peringkat terendah dari 5 bandara. Laporan memandukan bahwa
Bandara Sydney memberikan harga rata-rata tertinggi senilai $13,63 per penumpang,
dibandingkan yang terendah $7,96 di Bandara Melbourne, sedangkar harga parkir jangka
pendek hampir berlipat ganda pada tahun fiskal 2008–09, dari $28 menjadi $50 bagi empat jam.
27
Laporan tersebut juga menuduh bandara telah menyalahgunakan hak monopolinya.
Bandar Udara Sydney adalah landas pacu aspal yang terletak di Sydney, Australia.
Bandara dengan panjang runway nya adalah sepanjang 4400 m . Bandara ini adalah salah satu
bandara tertua di dunia yang beroperasi secara terus menerus, dan merupakan bandara tersibuk
di Australia, manangani sekitar 35,9 juta penumpang pada tahun 2010 dan 289.741 pergerakan
pesawat pada tahun 2009. Bandara ini berada di peringkat ke-28 sebagai bandara tersibuk di
dunia pada tahun 2009. Bandara ini dioperasikan oleh Sydney Airport Corporation Limited
(SACL). Penerbangan dari Sydney terhubung dengan semua negara bagian dan teritori dari
Australia. Saat ini terdapat 47 penerbangan domestik yang terhubung langsung dengan Sydney.
Kode: SYD
Ketinggian: 9 m
Bandara untuk: Jetstar Airways, Qantas, Regional Express Airlines, Virgin Australia,
QantasLink
Rute: Sydney
28
Hampa udara per ton: 444,419
30
Moda Transportasi
Moda transportasi di gunakan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Moda transportasi di bandar udara Sydney terdiri dari berbagai jenis yaitu :
Kereta Api
Bandara dapat diakses melalui jalur kereta api bawah tanah Airport Link.
Stasiun kereta api Internasional, terletak di bawah teminal internasional,
sedangkan stasiun kereta api domestik, terletak di bawak tempat parkir mobil
antara terminal 2 dan 3. Meskipun stasiun merupakan bagian dari jaringan
pinggiran Cityrail, mereka merupakan milik swasta dan dioperasikan oleh
konsorsium Airport Link. Sebagai hasilnya, menumpang harus membayar
biaya akses stasiun atau 'biaya gerbang' senilai $11.80. Biaya ini ditambahkan
dalam tiket kereta berbasis jarak dan dibayar terpisah untuk tiket harian atau
mingguan.
Kereta api yang melayani bandara merupakan kereta pinggiran kota reguler.
Tidak seperti kereta api khusus bandara di bandara lain, di sini tidak terdapat
keintimewaan bagi penumpang dengan bagasi, tidak mengoperasikan
jaringan ekspress menuju bandara dan mungkin seluruh kursi sudah penuh
diduduki penumpang komuter sebelum kereta tiba di bandara.
Bus
31
3.3.3 Fasilitas Umum Bandar Udara Sydney
Terminal Penumpang
Terminal Penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan yang satu ke moda atau kendaraan
yang lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi (pelataran parkir,
ruang tunggu, papan informasi, toilet, toko, loket, dll) serta fasilitas parkir bagi
kendaraan pribadi atau kendaraan penumpang.
Terminal Barang
Terminal Barang adalah tempat untuk melakukan kegiatan bongkar muat barang,
perpindahan intramoda dan antarmoda angkutan barang, konsolidasi barang/pusat
kegiatan logistik, dan/atau tempat parkir mobil barang.
Parking Area
Tempat parkir adalah tempat di mana pemilik kendaraan menghentikan kendaraan
dan meninggalkannya untuk beberapa saat.
Toilet Umum
Toilet umum adalah sebuah ruangan atau bangunan kecil dengan toilet (atau
urinoir) yang tak masuk tempat tinggal tertentu. Selain itu, toilet tersebut tersedia
untuk dipakai oleh masyarakat umum, pelanggan, penjelajah, karyawan dari
sebuah usaha, murid sekolah, tahanan dll.
Restoran dan Bar
Restoran adalah merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara
komersial yang menyelenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya
baik berupa makan dan minum. Bar merupakan tempat menjual minuman baik
minuman beralkohol maupun non alcohol.
Kantor Pengelola
kantor merupakan tempat penyelenggaraan manajemen, maka muncullah istilah
manajemen perkantoran agar tujuan kantor dalam memberikan pelayanan
informasi pada pihak-pihak yang memerlukan dapat tercapai dengan baik.
Helipad
Helipad adalah landasan untuk helikopter. Karena sifat helikopter yang bisa
mendarat dan terbang secara vertikal, helipad tidak membutuhkan tempat yang
terlalu luas dan bisa berada di mana saja selama tersedia cukup ruang bagi
rotor/baling-baling helikopter
ATM Center
ATM adalah mesin di mana kamu dapat mengambil uang atau saldo kamu di
manapun mesin itu berada selama masih berada dalam jaringan bank. Kamu tidak
perlu ke bank sentral untuk mengambil duit yang ingin kamu gunakan.
32
Hotel
Hotel adalah perusahaan atau badan usaha yang memberikan layanan penginapan
berupa kamar yang biasanya lengkap dengan fasilitas makan dan minum serta
fasilitas umum lainnya.
33
34
Kargo
Sumber: en.wikipedia.org
35
3.4 Perencanaan Struktur Perkerasan Landas Pacu dengan Metode FAA
Metode ini adalah metode yang paling umum digunakan dalam perencanaan lapangan
terbang. Dikembangkan oleh badan penerbangan federal Amerika. Merupakan pengembangan
metode CBR.
Jenis dan kekuatan tanah dasar (subgrade) sangat mempengaruhi analisa perhitungan.
FAA telah membuat klasifikasi tanah dengan membagi dalam beberapa kelompok, dengan
tujuan untuk mengetahui nilai CBR tanah yang ada. Dengan rumus dibawah ini R1 =
Equivalent Annual Departure Pesawat Rencana R2 = Equivalent Annual Departure yang
dikonversikan ke pesawat rencana W2 = Beban Roda Pesawat Rencana W1 =
MTOW*95%*1/n n = Jumlah roda Pesawat pada main gear.
36
Analisa Data :
Jenis penelitian ini menganalisa Bandara Notohadinegoro dengan standard metode ICAO dan
FAA.
Metode ICAO dengan rumus :
Faktor Koreksi Elevasi Fe = 1 + [0,07 x ( h/300)]
Faktor Koreksi Temperatur Ft = 1 + 0,01 x [ T – ( 15 – 0,0065 x h )
Faktor Koreksi Kemiringan Fg = 1 + ( 0,1 x S)
PL
ARFL =
Fe x Ft x Fg
Menghitung AFRL Menentukan perkerasan metode FAA dengan rumus :
Log R1 = Log R2¿
Selanjutnya menentukan grafik yang di tentukan FAA dengan CBR yang diperoleh.
Data Umum
1. Nama Bandara : Bandar Udara
Notohadineforo
2. Alamat : Desa Wirosongo
Kecamatan Ajung Kab. Jember
3. Kelas : Domestik
4. Luas Lahan : 120 Hektar
5. Elevasi Bandara : 85,65 mpdl
6. Temperature : 32C
7. Slope : 0,4%
8. Runway : 1705m x 30 m
9. Taxiway : 141m x 98m
10. Apron : 68m x 96m
37
Peramalan Lalu-Lintas Angkutan Udara
Menurut ICAO, ada 3 faktor koreksi yang mempengaruhi perencanaan panjang runway
(Basuki,H,1986), yaitu Faktor Koreksi Elevasi, Faktor Koreksi Temperatur, Faktor Koreksi
Kemiringan (gradien). Berikut perhitungan koreksi :
a. Koreksi Elevasi
Fe = 1 + [0,07 x (h/300)]
Fe = 1 + [0,07 x (85,65/300)]
38
Fe = 1,0199
b. Koreksi Temperature
Ft = 1 + 0,01 x [T – (15 – 0,0065 x h)
Ft = 1 + 0,01 x [ 32 – ( 15 – 0,0065 x 85.65)
Fe = 1,1755
c. Koreksi Kemiringan
Fg = 1 + ( 0,1 x S)
Fg = 1 + ( 0,1 x 0,4%)
Fg = 1,0004
Menghitung ARFL
Panjang runway yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pesawat rencana jenis
Boeing 737-200 saat melakukan take off sebesar 1990 meter, dengan menggunakan rumus
diatas maka dapat di hitung panjang runway yang dibutuhkan yaitu :
PL
ARFL =
Fe x Ft x Fg
PL
1990 =
1.0199 x 1,1755 x 1.004
ARFL = 2386 m
39
Log R1 = Log R2¿
1
27535 2
Log R1 = Log 511,2 ( )
27535
Log R1 = 2,7086 maka R1 = 511,21
40
Perkerasan Lentur dengan roda Dual Whell
Sumber : JURNAL TEKNIK SIPIL, Bandar Udara Notohadinegoro, Jember
41
Kesimpulan Perhitungan Struktur Tebal Perkerasan
- Dari grafik 4.1 pesawat rencana 737-200 MTOW = 115941 lbs subgrade CBR =
9 didapat tebal total perkerasan = 20 inch
- Tebal Subbase Dengan grafik yang sama CBR = 22 terbaca tebalnya = 10 inch
maka tebal subbase = 20 – 10 = 10 inch
- Tebal surface = 4 inch untuk daerah kritis : maka tebal base coarse = 10 – 4 = 6
inch
42
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan isi dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
Bandar Udara Sydney terletak di Sydney, Australia
Bandara ini dikendalikan oleh Sydney Airport Corporation Limited (SACL)
Bandar Udara Sydney merupakan salah satu bandara tertua di dunia yang beroperasi
terus menerus.
Bandar Sydney memiliki fasilitas penunjang dan memiliki 3 landas pacu yang
panjang.
4.2 Saran
Saya berharap para pembaca lebih banyak mencari informasi tentang Bandar Udara
Sydney agar dapat menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang perencanaan
lapangan terbang, karena masih banyak kekurangan dari isi makalah ini.
43
DAFTAR PUSTAKA
Annual Report 2014 (PDF). Sydney Airport. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2015-09-
06. Diakses tanggal 2015-10-13.
Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama dit
"Sydney airport – Economic and social impacts". Ecquants. Diakses tanggal 7 September 2013.
YSSY – SYDNEY/(Kingsford Smith) (PDF). AIP En Route Supplement from Airservices
Australia, effective 28 June 2012
"Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses tanggal 2015-10-13.
"Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses tanggal 2015-10-13.
"Geographical Names Register Extract: Sydney (Kingsford Smith) Airport". Geographical
Names Register (GNR) of NSW. Geographical Names Board of New South Wales. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2011-05-25. Diakses tanggal 28 September 2010.
Fact Sheet Sydney Airport
Passenger Traffic 2009 FINAL Airports Council International
Sydney Airport – An Overview Diarsipkan 2011-10-03 di Wayback Machine. Sydney Airport
Steve Creedy (24 November 2009). "Bullock paddock grew to nation's busiest air hub". The
Australian. News Corp. Diakses tanggal 7 February 2010.
"Ownership". Sydneyairport.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses
tanggal 26 October 2010.
Sydney Morning Herald. 21 April 2006 issue
"International Terminal – Expansion and Upgrade". Sydneyairport.com.au. Diarsipkan dari
versi asli tanggal 2010-08-25. Diakses tanggal 26 October 2010.
West, Andrew; Matt, O'Sullivan (12 March 2010). "ACCC slams price gouging at Sydney
Airport". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 26 October 2010.
"Master Plan". Sydneyairport.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-03. Diakses
tanggal 30 May 2011.
Creedy, Steve (6 May 2009). "Jetstar fined for airport curfew breach". news.com.au. News
Limited. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-07. Diakses tanggal 31 May 2009.
"Second Sydney Airport — A Chronology". www.aph.gov.au. Diakses tanggal 23 July 2008.
Philip Laird (2001). Where We Are Now. Back on Track. UNSW Press. hlm. 29. ISBN
086840411X.
Farr, Malcolm (5 May 2008). "Search on for second Sydney airport". The Daily Telegraph.
www.news.com.au. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 December 2012. Diakses tanggal 23
44
July 2008.
"Sydney Airport Link". Airport Link. Diakses tanggal 6 February 2010.
"Sydney Airport". Rail Corp. Diakses tanggal 6 February 2010.
"Sydney Buses Timetable – Burwood to Bondi Junction" (PDF). Sydney Buses. Diakses
tanggal 6 February 2010.[pranala nonaktif]
"Sydney Airport Carparks". Sydney Airport Website. Sydney Airport Corporation Limited. 17
December 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-02-26. Diakses tanggal 17 December
2010.
Job, Macarthur (1992). Air Crash, Volume 2. Weston Creek, ACT: Aerospace Publications.
hlm. 153. ISBN 1 875671 01 3.
"Accident description". Aviation Safety Network. Diakses tanggal 2 October 2009.
Air Safety Investigation Branch, Melbourne (1970). Accident Investigation Report – Boeing
707-321B Aircraft N892PA at Sydney (Kingsford-Smith) Airport, on 1st December 1969
(PDF). Melbourne: Department of Civil Aviation, Australia. Diarsipkan dari versi asli (PDF)
tanggal 2009-10-23. Diakses tanggal 26 October 2010.
"Accident description". Aviation Safety Network. Diakses tanggal 2 October 2009.
Dylan Welch, Les Kennedy and Ellie Harvey (March 23, 2009). "Bikie killed in Sydney
Airport brawl". Sydney Morning Herald. Diakses tanggal September 11, 2011.
45
LAMPIRAN
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57