DISUSUN OLEH:
DAFIF HANAN
2104101010012
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Metode Pelaksanaan Bandar Udara”
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas MPPK.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kontruksi bendungan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepadaa bapak
Alfa Taras Bulba, S.T., M.Sc selaku dosen saya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
3.3.3 Larangan dan pembatasan rintangan (Obstacle Restriction and Limitation) pada
Konstruksi Bandara .............................................................................................................. 14
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 16
4.2 Saran............................................................................................................................... 16
LAMPIRAN................................................................................................................................... 18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerbangan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan
keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
Penanganan bencana, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang memperhatikan
kemudahan transportasi udara untuk penanganan bencana alam pada wilayah
sekitarnya;
Prasarana memperkokoh Wawasan Nusantara dan kedaulatan negara, digambarkan
dengan titik-titik lokasi bandar udara yang dihubungkan dengan jaringan dan rute
penerbangan yang mempersatukan wilayah dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
3
BAB III
PEMBAHASAN
Titik koordinat bandar udara merupakan titik koordinat yang dinyatakan dengan
koordinat geografis.
Rencana induk bandar udara berlaku selama 20 tahun dan paling sedikit memuat:
b. Kebutuhan Fasilitas
4
c) Fasilitas sisi darat (landside facility), antara lain:
5
g. Daerah Lingkungan Kepentingan
6
permukaan horizontal luar, masing-masing dengan radius dan ketinggian
tertentu dihitung dari titik referensi yang ditentukan;
6. Kawasan di bawah permukaan horizontal-luar, merupakan bidang datar di
sekita Bandar udara yang dibatasi oleh radius dan ketinggian dengan ukuran
tertentu untuk kepentingan keselamatan dan efisiensi operasi penerbangan,
antara lain, pada waktu pesawat udara melakukan pendekatan untuk
mendarat dan gerakan setelah tinggal landas atau gerakan dalam hal
mengalami kegagalan dalam pendaratan.
7
tertentu atas izin Menteri Perhubungan. Penetapan lokasi tersebut
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
8
c. Kelayakan lingkungan. Kelayakan lingkungan adalah suatu kelayakan
yang dinilai dari besarnya dampak yang akan ditimbulkan serta
kemampuan mengurangi dampak (mitigasi), pada masa konstruksi,
pengoperasian, dan/atau pada tahap pengembangan selanjutnya.
Bukti penetapan lokasi bandar udara merupakan penetapan lokasi bandar udara
yang memuat titik koordinat bandar udara dan rencana induk bandar udara.
9
peruntukan Bandar Udara dalam kaitan menampung pesawat udara yang akan mendarat
dan lepas landas, penumpang, dan barang yang mencakup gambar dan spesifikasi teknis
bangunan, fasilitas dan prasarana termasuk struktur bangunan dan bahan, serta fasilitas
elektronika, listrik, dan mekanikal sebagai penunjang Keselamatan Penerbangan.
Rancangan teknis tersebut harus mendapatkan pengesahan dan paling sedikit memuat
mengenai:
5. Kelestarian Lingkungan
10
4. Rancangan teknik terinci fasilitas pokok bandar udara yang sudah disahkan;
5. Izin lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; dan
6. Bukti kemampuan finansial, berupa:
a. Tanda bukti modal disetor
b. Tanda bukti modal disetor merupakan syarat bagi pembangunan bandar
udara yang diprakarsai oleh badan hukum Indonesia, dengan nilai sedikitnya
5% dari total perkiraan biaya pembangunan.
c. Pernyataan kesanggupan untuk pembiayaan pembangunan bandar udara
d. Pernyataan dimaksud berasal dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,
apabila pembangunan diprakarsai oleh pemerintah daerah, dan dari bandar
udara yang diprakarsai oleh Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah.
e. Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara diterbitkan paling lambat 30 hari
kerja sejak diterimanya permohonan secara lengkap dan memenuhi
persyaratan. Apabila permohonan Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara
ditolak, harus disertai dengan alasan penolakan.pelayanan jasa
kebandarudaraan, kelestarian lingkungan, serta keterpaduan intermodal dan
multimoda. Pembangunan dan pengembangan bandar udara harus
mempertimbangkan:
1. Kebutuhan jasa angkutan udara;
2. Pengembangan pariwisata;
3. Pengembangan potensi ekonomi daerah dan nasional;
4. Keterpaduan intermodal dan multimoda;
5. Kepentingan nasional;
6. Keterpaduan jaringan rute angkutan udara; dan/atau
7. Pelestarian lingkungan.
11
Pemegang Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara dalam
melaksanakan pembangunan wajib:
12
Sedangkan untuk bandara yang ramai digunakan struktur aspal dengan panjang 1.800
meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah pesawat turboprop atau jet kecil,
seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dll. Di bandara yang sibuk biasanya digunakan
struktur beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jet berukuran sedang, seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dll. Ada banyak
platform di bandara internasional yang dapat mengantisipasi lalu lintas padat.
4. Faktor lokasi bandara, seperti ketinggian bandara yang menyebabkan tekanan udara
dan pembatasan medan. Saat menentukan panjang landasan pacu, persyaratan lepas
landas dan pendaratan harus dipertimbangkan.
Apron atau tempat parkir pesawat dekat dengan terminal, sedangkan taxiway
menghubungkan apron dan landasan pacu. Struktur apron biasanya berupa beton
bertulang karena akan menahan beban statik pesawat yang sangat besar. Untuk
keselamatan dan pengawasan terdapat pengatur lalu lintas udara, menggunakan bentuk
menara pengawas khusus, dilengkapi dengan radio control dan radar. Karena
kecelakaan sering terjadi di bandara, layanan penyelamatan udara disediakan, termasuk
peleton penyelamat, peleton pemadam kebakaran, truk pemadam kebakaran, alat
pemadam kebakaran, ambulans, dan peralatan tambahan lainnya. Ada juga layanan
pengisian bahan bakar untuk pengisian bahan bakar avtur.
Clearway adalah area persegi panjang di darat / perairan, dikendalikan oleh otoritas
bandara, dan merupakan area aman bagi pesawat lepas landas pada ketinggian tertentu.
Clearway terletak di ujung landasan. Panjang clearway tidak boleh melebihi setengah
panjang runway take-off, dan lebar clearway harus paling sedikit 75 m pada kedua sisi
sumbu runway.
Stopway adalah suatu area persegi panjang di atas tanah di ujung landasan pacu yang
dipersiapkan sebagai area aman yang tidak memungkinkan pesawat lepas landas. Lebar
landasan pacu sama dengan lebar landasan pacu. Kekuatan tempat parkir harus
13
dirancang untuk menahan beban yang tidak dapat lepas landas oleh pesawat, dan
cakupan permukaan tempat parkir harus sama dengan lapisan landasan.
Clear distances, Tersedia landasan pacu lepas landas / Take-off run
available (TORA): Panjang landasan pacu yang tersedia, cukup untuk mempercepat
pesawat lepas landas.
Take-off distance available (TODA): Jarak percepatan pesawat di landasan pacu
ditambah jalan yang bersih.
Tersedia Acceleration Stop Distance (ASDA): Jarak percepatan pesawat di landasan
pacu ditambah jalur percepatan.
Jarak pendaratan yang dapat digunakan / Landing distance available (LDA): Panjang
landasan pacu yang tersedia dan cukup untuk pendaratan.
Holding bay, Untuk mengefektifkan penerbangan pesawat di bandara, ruang tunggu
diartikan sebagai tempat di mana pesawat ditahan atau disiapkan / dibalik. Jika bandara
lalu lintas padat, Anda perlu menyediakan ruang tunggu.
3.3.3 Larangan dan pembatasan rintangan (Obstacle Restriction and Limitation) pada
Konstruksi Bandara
Rintangan yang dimaksud adalah Setiap benda yang berdiri di atas atau di atas area
terlarang memiliki permukaan pembatas halangan, seperti runway belt, RESA, clearway atau
taxiway belt atau Setiap benda yang dilarang menembus area aman operasi penerbangan
(permukaan pembatas halangan / OLS). Obstacle limitation surface (OLS untuk non-
instrument runway, non precision approach runway dan precision approach runway
category 1 meliputi:
14
1. Conical surface.
3. Approach surface.
4. Transitional surface.
Obstacle limitation surface untuk precision approach runway category 2 dan 3 meliputi:
2. Conical surface.
4. Approach surface.
6. Transitional surface.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bandar udara adalah sebuah lapangan terbang yang digunakan untuk mendarat ataupun
lepas landas sebuah pesawat terbang, tempat terjadinya bongkar muat barang, tempat naik dan
turunya penumpang, termasuk segala jenis fasilitas penunjang kegiatan tersebut
Dalam pelaksanaan kontruksinya, ada banyak hal penting harus diperhatikan supaya
pekerjaan bandar udara ini tak gagal. Diperlukannya sumber daya terbaik untuk bisa
membangun bandar udara ini.
4.2 Saran
Dalam membangun bandar udara harus dilakukan sesuai pedoman, ketentuan dan
kondisi yang ada serta memperhatikan segala aspek yang ada. Selain itu harus tetap menjaga
lingkungan supaya tidak tercemar.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18