PENDAHULUAN
1.1 Umum
udara. Dalam melaksanakan fungsi dan tujuannya maka Bandar udara harus ditata
arus informasi, barang, penumpang dan lain sebagainya. Bandar Udara yang
melalui jalur transportasi darat kini dapat diatasi melalui jalur transportasi udara
lain.
darat atau sebaliknya dan untuk meningkatkan pelayanan transportasi udara maka
aktivitas sehari-hari.
Pulau Nias adalah salah satu daerah yang sekarang sedang berkembang, baik dari
dikunjungi turis domestik maupun non domestik. Dahulu, pulau Nias hanya
sebuah kabupaten kecil di Sumatera Utara, tapi kini telah berkembang menjadi
Pesawat udara adalah salah satu transportasi udara yang sekarang sering
digunakan di Pulau Nias, hal ini disebabkan karena menggunakan pesawat tidak
memerlukan waktu lama untuk pergi ke kota yang lain, contohnya ke kota Medan
transportasi laut akan membutuhkan waktu lebih lama. Karena alasan tersebut
sebagian besar warga lebih memilih menggunakan pesawat bila bepergian keluar
kota sehingga mengakibatkan penumpukan penumpang di bandara karena
kurangnya maskapai yang beroperasi di bandara Binaka Nias apalagi pada hari
pemerintahan, dan pariwisata. Saat ini di Bandara Binaka Nias beroperasi dua
beroperasi apalagi di musim liburan khususnya dihari besar atau hari raya.
Menurut Gunungsitoli, NBC, menjelang Hari Raya Idul Fitri dan dihari Natal,
pada hari Kamis tanggal 18 Agustus 2013 dan 18 Desember 2013, para
penumpang memadati ruang kedatangan Bandara Binaka. Dan sisi lain juga
Bandara Binaka hanya layak didarati pesawat-pesawat kecil seperti Casa, Cessna,
Fokker, dan pesawat yang tidak membutuhkan landasan panjang untuk lepas
Dan Perkerasan Runway Bandara Binaka Nias Dengan Jenis Pesawat Airbus
dirancang untuk melayani pesawat terbang yang akan beroperasi pada Bandar
Binaka Nias.
4. Menentukan arah landasan pacu yang akan dirancang untuk melayani pesawat
Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memahami geometrik dan
runway dengan jenis pesawat Airbus 380A yang akan beroperasi di Bandara
Binaka Nias.
1.5 Ruang Lingkup Pembahasan
5. Data diperoleh di lapangan dan yang didesain adalah lebar, panjang, dan
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, metodologi yang digunakan adalah studi Kasus
pengumpulan data, analisis informasi dan pelaporan hasilnya dan mencari bahan
referensi dari buku ajar (text book), jurnal yang memiliki hubungan dan relevansi
maupun buku buku teknis yang sesuai dengan pembahasan. Penulisan kemudian
Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara adalah kawasan di daratan atau
udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang,
dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan
sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja
pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandara mulai ditambahkan
tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai fasilitas
berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.
"Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian
untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat". Sedangkan definisi
terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik
turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta dilengkapi
moda transportasi.
Menurut Rahmat Tandi, Bandar Udara adalah Bandar Udara (Aerodrome) : ialah
maka dapat dijabarkan Bandar Udara secara terperinci diuraikan sebagai berikut :
1. Harus jelas lokasi yang akan dipergunakan (di daratan atau di perairan).
2. Kemudian harus ada sarana dan prasarana yang meliputi (Bangunan; Instalasi;
dan Peralatan).
3. Kegunaan dan manfaat dari Bandar Udara itu sendiri (Melayani kedatangan
lokasi bandar udara yang menjadi pertemuan beberapa jaringan dan rute
penerbangan.
sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar kegiatan
perekonomian.
3. Tempat kegiatan alih moda transportasi, dalam bentuk interkoneksi antar moda
sebaliknya.
5. Pembuka isolasi daerah, digambarkan dengan lokasi bandar udara yang dapat
1. Bandar udara umum yaitu bandar udara yang dipergunakan untuk melayani
kepentingan umum.
2. Bandar udara khusus bandar udara yang hanya digunakan untuk melayani
Berdasarkan rute penerbangan yang dilayani maka bandar udara dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Bandar Udara Domestik adalah bandar udara yang ditetapkan sebagai bandar
bandar udara yang melayani rute penerbangnan dalam negeri dan rute
1. Berat (Weight)
2. Ukuran (Size)
landasan pacu.
3. Kapasitas Penumpang
Anggapan bahwa makin besar pesawat terbang, makin panjang landasan tidak
selalu benar. Bagi pesawat besar, yang sangat menentukan kebutuhan panjang
landasan adalah jarak yang akan ditempuh sehingga menentukan berat lepas
Karakteristik dari beberapa pesawat terbang dapat dilihat pada Tabel 2.1
dibawah ini :
Tabel 2.1 Karakteristik Beberapa Pesawat Terbang
Beberapa komponen dari berat pesawat terbang yang paling menentukan dalam
Adalah berat dasar pesawat terbang, termasuk di dalamnya crew dan peralatan
pesawat terbang, tetapi tidak termasuk bahan bakar dan penumpang atau
2. Pay Load
Pertanyaan yang sering muncul, berapa jauh pesawat bisa terbang, jarak
yang bisa ditempuh pesawat disebut jarak tempuh (range). Banyak faktor
pay load. Pada dasarnya pay load bertambah, jarak tempuhnya berkurang
Adalah batasan berat, spesifik pada tiap jenis pesawat, di atas batasan berat itu
tambahan berat harus berupa bahan bakar, sehingga ketika pesawat sedang
pendaratan.
5. Maximum Structural Take Off Weight
pesawat kosong, bahan bakar, pay load yang diizinkan pabrik, sehingga
momen tekuk yang terjadi pada badan pesawat terbang, rata- rata masih dalam
Pembagian beban statik antara roda pendaratan utama (main gear) dan
nose gear, tergantung pada jenis/tipe pesawat dan tempat pusat gravitasi
Dalam perencanaan suatu landasan pacu Bandar udara, perlu untuk mengetahui
dimensi pesawat terbang dengan ukuran terbesar, agar nantinya pesawat tersebut
dapat dilayani. Adapun dimensi dari pesawat terbang yang perlu untuk diketahui
meliputi :
a) Wing Span
hanggar.
b) Length
pelebaran taxiway (tikungan), lebar exit R/W, T/W, besar apron, besar
hanggar.
c) Height
d) Wheel/Gear Tread
e) Wheel Base
Merupakan jarak antar roda utama (main gear) dengan roda depan
T/W.
Merupakan jarak antar roda utama terluar, dimana nilai ini menentukan
g) Tail Width
luas apron.
Untuk lebih jelas mengenai dimensi pesawat terbang, dapat melihat Gambar 2.1
berikut :
Maximum Height
Tail width
Wheel tread
melakukan pendaratan (semakin besar gaya yang ditimbulkan semakin kuat roda
yang digunakan), dan untuk menahan beban yang lebih kecil dari beban pesawat
lepas landas maksimum. Dan selama pendaratan berat pesawat akan berkurang
akibat terpakainya bahan bakar yang cukup besar. Pada umumnya konfigurasi
roda pendaratan utama untuk beberapa jenis pesawat seperti yang terlihat pada
bandara yaitu :
1. Temperatur
panjang, sebab pada temperatur yang tinggi tingkat density udara akan
h = Ketinggian (m)
2. Ketinggian Altitude
7 % setiap kenaikan 300 m (1.000 ft) dihitung dari ketinggian muka air laut,
dengan perhitungan :
h
Fe = 1 + 0 . 07 * 300 (2.2)
Dimana, Fe = Faktor koreksi elevasi
h = Ketinggian (m)
3. Kemiringan landasan (Runway Gradient)
Fs = 1 + (0,1* S ) (2.3)
Dimana, Fs = Faktor koreksi elevasi
harus baik untuk membuang air permukaan landasan. Bila landas pacu
permukaan yang basah atau licin, panjang landasan harus ditambah dengan 4,5
5. Menghitung ARFL
sertifikated take off weight, elevasi muka air laut, kondisi standart atmosfir,
keadaan tanpa ada angin bertiup, dan landas pacu tanpa kemiringan. Setiap
panjanglandaspacurencana (2.4)
ARFL =
Fe.Ft.Fs
Dimana, Fe = Ketinggian Altitude (m)
terbang.
menentukan kelas landasan pacu seperti pada tabel 2.2 dan 2.3 berikut :
Kode tersebut berupa kode huruf dan kode angka yang didapat dari ARFL,
wing span, dan outer main gear wheel span masing-masing pesawat rencana.
Saat merencanakan sebuah bandara salah satu yang harus diperhatikan adalah
pengaruh angin. Dalam penerbangan ada tiga tahapan yang perlu diperhatikan
yaitu lepas landas, menjelajah, dan mendarat. Lepas landas dan mendarat adalah
dua faktor yang sering mengalami kecelakaan disebuah bandara Karena sangat
Bandara Binaka Nias terletak dipinggir laut sehingga arah angin dominan
dipengaruhi oleh angin lokal seperti angin darat dan angin laut. Pesawat
menggunakan aliran angin pada pesawat pada sayap untuk menghasilkan gaya
angkat untuk bisa terbang. Unsur angin diperlukan untuk menentukan dari mana
seketika itu juga untuk keselamatan penerbangan saat lepas landas maupun
dan melawan arah angin jika lepas landas. Contohnya landasan memanjang dari
Utara hingga Selatan, jika angin berasal dari selatan pesawat akan lepas landas
Sebuah analisa angin adalah dasar bagi perencanaan lapangan terbang, sebagai
pedoman pokok, landasan pada sebuah lapangan terbang yang arahnya harus
sedemikian hingga searah dengan Prevailig Wind (arah angin dominan). Arah
runway dapat ditentukan secara grafis, data angin untuk segala kondisi
pesawat dapat mendarat atau lepas landas, pada sebuah lapangan terbang pada
crosss wind coveragenya paling sedikit 95% dari waktu, artinya presentase waktu
dimana penggunaan Runway dibatasi karena adanya crosswind harus lebih kecil
dari 5%. Hubungan antara crosswind,sudut arah bertiupnya angin dan kecepatan
Gambar 2.3 Hubungan antara Crosswind, sudut arah angin dan kecepatan angin
Besarnya sudut arah angin terhadap center line runway dapat dihitung dengan
rumus : Sin sudut arah angin terhadap center line runway = Cross wind x
kecepatan angin Persentase angin yang bersesuaian dengan arah dan rentang
kecepatan yang diberikan ditandai dalam sektor yang sesuai dengan mawar angin
dengan menggunakan skala koordinat kutub untuk arah dan besar angin. Angka
angka dalam sel windrose menggambarkan presentase waktu dimana angin yang
cepat. Tabel dan gambar tersebut menunjukkan persentasi kejadian angin dengan
kecepatan tertentu dari berbagai arah dalam periode waktu pencatatan. Dalam
gambar tersebut garis-garis radial adalah arah angina dan tiap lingkaran
landasan pacu optimum dapat ditentukan dari mawar angin dengan menggunakan
suatu lembar bahan yang tembus pandang yang padanya telah dilukiskan 3 garis
sejajar dan berjarak sama. Garis tengah menyatakan garis tengah landasan pacu
dan jarak antara kedua garis yang di tepi, dengan skala adalah 2 kali komponen
Lembaran tembus pandang itu diletakkan di atas mawar angin sedemikian rupa,
sehingga garis tengah pada lembaran melalui pusat mawar angin. Dengan pusat
mawar angin sebagai titik pusat, lembaran itu diputar di atas mawar angin sampai
jumlah dari persentase yang tercakup di antara garis tepi maksimum, apabila salah
satu garis tepi pada lembaran itu membagi suatu segmen arah angin, bagian yang
terbagi itu dihitung secara visual dengan pembulatan 0,1%. Langkah berikutnya
adalah membaca arah landasan pacu skala sebelah luar mawar angin, dimana garis
tengah pada lembaran itu memotong skala arah. Sebagai langkah pertama dalam
hal ini adalah memplot data kecepatan dan arah angin ke dalam mawar angin yaitu
lingkaran yang terdiri dai berbagai sektor arah angin dan kecepatan angin.
terbesar dijadikan standar untuk menghitung dan menentukan arah landasan pacu
(runway). Dengan demikian maka diperoleh wind rose untuk masing-masing arah.
- Arah N S.
- Arah N E SW.
- Arah W E.
- Arah NW SE.
dari sisitem propulsi mesin berputar, proses pembakaran, aliran jet dan aliran
udara diatas sayap flaps dan disekitar landing gear, kebisingan diukur sebagai
Kebisingan yang dapat diterima oleh manusia tanpa mengakibatkan penyakit atau
jam sehari atau 40 jam seminggu, sedangkan tingkat kebisingan yang dihasilkan
oleh pesawat terbang lepas landas (130-150 dB). Karena tingkat kebisingan inilah
sebaiknya perencanaan bandar udara sebaiknya dibangun ditempat yang juh dari
yang dapat diterima oleh telinga manusia tanpa mengakibatkan penyakit atau
85 8 jam
88 4 jam
81 2 jam
94 1 jam
97 30 menit
100 15 menit
112 56 detik
115 28 detik
118 14 detik
121 7 detik
124 3 detik
127 1 detik
Tanah dimana bandara akan dibangun harus memiliki strata yang stabil dan lurus
agar pondasi bangunan dapat berlabuh. tanah harus mampu mendukung beban
yang berat tanpa pergeseran atau tengggelam. jika landasan pacu bandara
digunakan untuk pesawat besar maka tanah yang menjadi dasar landas pacu harus
Penetapan lokasi suatu bandar udara didasarkan atas beberapa aspek antara lain
aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek lingkungan, aspek ketersedian akses
lahan suatu bandar udara, mengingat keberadaan bandar udara akan menimbulkan
dalam penetapan luas lahan dan lokasi dalam merencanakan lokasi bandar udara
yaitu :
2. Pertumbuhan Penumpang.
1. Airport, yaitu area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk
2. Airfield, yaitu area daratan atau air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan
4. Landing area, yaitu bagian dari lapangan terbang yang dipergunakan untuk
5. Landing strip, yaitu bagian yang berbentuk panjang dengan lebar tertentu
yang terdiri atas shoulders dan runway untuk tempat tinggal landas dan
6. Taxiway (t/w), yaitu bagian sisi darat dari bandara yang dipergunakan
7. Runway (r/w), yaitu bagian memanjang dari sisi darat bandara yang
disiapkan untuk lepas landas dan tempat mendarat pesawat terbang. Terdapat
runway dua jalur, runway bersilangan, runway V terbuka. Gambar 2.5 adalah
Single runway
Paralel runway
terminal building.
10. Holding apron, yaitu bagian dari bandara yang berada didekat ujung
landasan yang dipergunakan oleh pilot untuk pengecekan terakhir dari semua
instrumen dan mesin pesawat sebelum take off. Dipergunakan juga untuk
11. Turning area, yaitu bagian dari area di ujung landasan pacu yang
12. Holding bay, yaitu area diperuntukkan bagi pesawat untuk melewati
13. Over run (o/r), yaitu bagian dari ujung landasan yang dipergunakan untuk
terbagi 2 (dua) : (i) Stop way : bagian over run yang lebarnya sama dengan
runway dengan diberi perkerasan tertentu, dan (ii) Clear way: bagian over run
14. Fillet, yaitu bagian tambahan dari perkerasan yang disediakan pada
15. Shoulders, yaitu bagian tepi perkerasan baik sisi kiri kanan maupun muka
Landasan pacu atau runway adalah jalur perkerasan yang dipergunakan oleh
pesawat terbang untuk mendarat (landing) atau lepas landas (take off).
Menurut Horonjeff (1994) sistem runway di suatu bandara terdiri dari perkerasan
struktur, bahu landasan (shoulder), bantal hembusan (blast pad), dan daerah aman
runway (runway and safety area). Panjang runway harus cukup untuk
menggunakannya. Sedangkan untuk lebar suatu runway tidak boleh kurang dari
1. Pavement.
2. Shoulder.
3. Blaspad.
yang bekerja pada landasan pacu yaitu kendali, stabilitas, dan kriteria
perkerasan yang berfungsi untuk menahan erosi akibat hembusan mesin jet
150 kaki untuk penggunaan pesawat kelas II, 200 kaki untuk penggunaan
pesawat kelas III dan IV dan 400 kaki untuk kelompok rancangan V dan VI.
(Horonjeff, 1994).
4. Daerah aman untuk landasan pacu (runway safety area) adalah daerah yang
pemeliharaan saat keadaan darurat juga harus mampu menjadi tempat aman
bagi pesawat seandainya pesawat keluar dari jalur landasan pacu. FAA
menetapkan bahwa daerah aman landsan pacu harus memiliki panjang 240
kaki dari ujung landasan pacu untuk pesawat kecil dan 1000 kaki untuk
5. Perluasan area aman (safety area extended), dibuat apabila dianggap perlu,
kecelakaan. Panjang area ini normalnya adalah 800 kaki, tetapi itu bukan
suatu ukuran baku karena bergantung pada kebutuhan lokal dan luas area
yang tersedia.
a. Non Instrument Runway
berdasarkan penglihatannya).
b. Instrument Runway
Secara garis besar, mesin pesawat terbagi menjadi dua, yaitu bermesin
tersebut adalah:
Suatu keadaan dimana seluruh mesin dapat dipakai dan runway yang
(take off distance = TOD) untuk bobot pesawat terbang harus 115
Jarak ini disebut jarak percepatan berhenti. Untuk pesawat terbang yang
digerakkan turbin karena jarang mengalami lepas landas yang gagal maka
lebih kecil, dikenal dengan daerah henti, untuk bagian jarak percepatan
Untuk merencanakan sebuah landas pacu ada beberapa aspek yang harus dihitung
untuk untuk mendapatkan panjang dan lebar landas pacu, lebar taxiway, panjang
dan lebar apron, serta jarak paralel dan landas pacu sebelumnya dengan landas
pacu yang akan direncanakan. Untuk menghitung panjang landas pacu dapat
dihitung dengan :
L1 L0 X 0.07 X 300
Ev
L0 (2.5)
Dengan :
L0 = ARFL Pesawat
Ev = Elevasi
(nilai wheelbase digunakan untuk perencanaan lebar taxiway). Dapat dilihat pada
tabel 2.6. Pada tabel 2.6 dapat dilihat klasifikasi dari beberapa pesawat yang telah
direkomendasikan oleh ICAO. Contoh pesawat kawasaki C-1 dari tabel 2.6 dapat
Aeroplane Classification
Wiagipan Outer Wheel Turaling MTOW
Air Craft code ARFLM OWE Kg ZPW kg LMW Kg
M Main Base Radius Kg
1 2 3 4 Gear
5 6 7 8 9 10 11
Beechcraft A 36 1A 622 10,21 2,90 m 2,39 m m 994 1,633 1,633
Beechcraft 76 1A 646 11,85 3,30 m - - 116 1,769 1,769
Cessna 162 1A 406 9,97 2,47 m 1,48 m 6,05 502 757 575
Cessna 180 1A 190 10,92 2,48 m - 6,65 746 1,270 1,270
Cessna Skilane 1A 411 10,92 2,89 m 11,70 6,50 774 1,338 1,338
Beechcraft C 90 1A 689 15,32 430 5,49 11,58 2,621 4,159 4,377
Beechcraft B 200 1B 786 16,61 5,60 - - 3,419 5,670 5,870
Twin Otler DHC-6 1B 366 19,81 4,10 4,50 14,63 3,363 5,579 5,670
DASH 7 DHC-7 1B 686 28,35 7,80 8,38 8,84 12,247 19,050 19,958
CN 235 1C 687 25,81 39 6,92 16,98 9,400 13,600 1,420 14,400
Lear Jet 24 F 1C 1,005 10,84 2,51 - 10,45 3,204 5,388 6,123
Lear Jet 26 2A 927 13,35 2,51 - - 3,750 6,486 6,804
Short 330 2A 1,160 22,76 4,40 6,15 16,41 6,690 10,115 10,250
Ahrens AR404 2B 915 20,12 4,57 - - 4,309 7,938 7,938
Brumman E-2C 2B 1,128 24,56 - 10,16 13,72 17,504 27,161 27,161
Kawasaki C-1 2C 910 3,06 4,40 - - 23,320 38,700 45,333
Transail C-150 2C 990 40 5,10 - 28,60 28,333 47,333 51,333
Lear Jet 35A 2D 1,287 12,04 2,50 5,26 10,36 4,342 6,940 77,111
IAI KFIR C-2 3A 1,750 822 3,20 - - 7,285 14,700 14,700
Lear Jet 25 D 3A 1,200 10,84 28 5,84 11,43 3,470 6,033 6,804
Lear Jet 54 3A 1,234 13,35 - - - 4,965 7,257 8,391
Faiccn 200 3A 1,420 16,32 3,69 - - 8,250 13,400 14,515
Fokker F28 3B 1,584 23,57 5,03 89 - 16,061 22,197 24,482 28,539
Canadair CL600 3B 1,372 18,85 3,18 - 14,63 9,208 14,969 16,329
Fokker 50M 3B 1,525 29 7,20 9,73 18,10 13,314 19,730 21,545
Antonov AN26 3C 1,240 2,92 7,90 - - 15,020 23,333 23,333
Dassault ANG 3C 1,620 37,36 9,00 - - 25333 36,333 43,900
Antonov Y8 3D 1,230 38 - - - 35500 56,333 61,333
DC - 940 3D 2,065 26,47 5,03 18,57 21,89 26412 49,895 548,885
B727 - 100 4C 2,502 3,29 69 16,23 21,95 0 62,369 72,575
Fokker 100 4C 1,990 29,08 5,04 - - 2380 38,780 43,090
Tupolev H6 4C 2,100 34,19 - - - 35570 55,333 45,800
Ilyushin 11-62 4C 3,250 4,32 6,80 24,57 - 66400 105,333 16,333
Airbus A300-600 4D 2,384 44,84 6,68 18,26 33,31 86427 138,333 165,333
DC 10 - 30 4D 3,170 50,41 1,67 30,58 38,20 121198 18,798 259,450
Airbus 300A 4D 1,951 44,84 9,80 18,54 34,59 77062 127,500 137,333
Boeing 747 4E 2,880 59,64 11,00 25,60 48,46 169190 229,065 322,050
Boeing 747-SP 4E 2,393 59,64 11,00 20,52 46,02 146510 204,117 28,765
Airbus 380 4F - 7,98 - - 252200 590,333
Dengan :
T0 = Temperatur
adalah temperatur bandara. Grafik pada gambar 2.9 menunjukkan nilai temperatur
garis lurus dari sumbu Y (Nilai T1) hingga dengan garis ISA, kemudian
Nilai T1
Gambar 2.9
L3 L 2 xSx0.1 L 2 (2.7)
Dengan :
S = kemiringan SLOPE
Untuk mendesain lebar runway atau landas pacu dapat dilihat tabel 2.7 yang telah
Code Letter Pesawat dan Code Number Pesawat. Lebar runway yang digunakan
sesuai dengan pengelompokan Code Letter Pesawat dan Code Number Pesawat
pada tabel 2.7. Contoh Pesawat Fokker 50 m, Code Number dan pesawat adalah 3
dan Code Letter adalah C jadi dari tabel dapat dilihat lebar runway dari pesawat
Fokker 50 m dan untuk mendesain Runway Shoulder diambil dari area disisi kiri
dan kanan runway yang dipersiapkan untuk mengantisipasi kecelakaan pada saat
pesawat Take Off dan Landing. Runway Shoulder hanya diisyaratkan untuk
bandar udara dengan klasifikasi D atau E dan lebar runway kurang dari 60 m.
Tabel 2.7 width of runway (ICAO, 1984)
Aerodrome Reference Code
Code Element 1 Code Element 2
Code Aeroplane Reference field length Code Wingspan Outer main gear
Number ( B E L) Letter Wheel span
1 2 3 4 5
E 52 m up to but 9 m up to but
Not including 65 m Not including 14 m
F 65 m up to but 14 m up to but
Not including 80 m Not including 16 m
Width Of Runways In m
Code CODE LETTER
Number A B C D E F
1 18 18 23 - - -
2 23 23 30 - - -
3 30 30 30 45 - -
4 - - 45 45 45 60
The width of a precission approach runway should be not less
Than 30 m where the code number is 1 or 2
CODE LETTER A B C D E F
2% 1.5 %
Transverse Slope But in any event should not execeed 1.5 % or 2 % as applicable n or be less than 1 % except at runway or
taxiway intersection where flatter slopes many be necessary
Runway Shoulders
Provided of width is less than 60 Should be
AVAILABILITY NA
m provided
PREPARATION Light paving the bearing strength of the natural ground in the strip is not sufficient prevent ingestion of
stones or other objects by turbin engines
Width including
NA 60 m 75 m
In way
Transcerse slope NA 2.5 %
STRENGTH A runway shoulder should be prepared or constracted so as to capable, in the event an aeroplane running
off the runway, a supporting the aeroplane without including structural damage to the aeroplane and of
supporting ground vehicles which mas operate on the shoulder.
2.10.3 Perencanaan Lebar Taxiway
Perencanaan Lebar Taxiway didasarkan dari besar wheelbase dan code letter
pesawat. Besar wheelbase dan code letter pesawat dapat dilihat pada tabel 2.7 dan
kemudian dari tabel 2.8 yang direkomendasikan ICAO dapat ditentukan lebar
Taxiway, contoh pesawat dengan code letter E dari tabel 2.8 dapat dilihat lebar
to the threshould, the distance may be decreased 5 M for every metre the
bay or holding position is lower then the thresould, contingent upon not
Jarak paralel landas pacu suatu bandara untuk dibutuhkan bila dalam perencanaan
landas pacu terdapat konfigurasi landas pacu sejajar atau paralel. Jarak aman
antara landas pacu paralel dapat dilihat pada tabel 2.9 terdapat 4 jarak paralel yang
Not to axcreed 24 km/h (13 kn) if poor runway braking action owing to an
insufficient longitudinal coefficient of friction is experienced
Apron adalah bagian bandara yang dipergunakan oleh pesawat terbang untuk
barang dan penumpang. Untuk mendesain Apron hal pertama yang dilakukan
adalah menghitung dimensi pesawat dan dan menetukan turning centre. Dari
gambar 2.10 ditentukan nosewheel angle pesawat kemudian diukur sudut 900
kemudian ditarik garis. Dari tabel 2.6 dilihat Wheelbase dari pesawat
direncanakan. Wheelbase adalah jarak antara nosewheel angle dan outer main
gear. Setelah panjang Wheelbase pesawat didapat kemudian ditarik garis hingga
bertemu dengan garis yang telah diukur tadi yaitu garis sudut 900 . Pertemuan dari
kedua garis tersebut disebut Turning Centre. Turning Centre adalah titik barat
pesawat saat berbelok. Dari titik turning Centre dapat dihitung jarak yang
digunakan pesawat saat berbelok sehingga dapat dihitung besar apron yang dapat
dbutuhkan.
Aerodrome Minimum Wheel
Code letter clearance
A 1.5 M
B 2.25 M
C 3M* 1.5 M **
D 4.5 M
E 4.5 M
F 4.5 M
*
Intercled to be used by aeroplane width wheelbase < 18
**
Intercled to be used by aeroplane width wheelbase > 18
dibutuhkan oleh pesawat. Ukuran apron dapat dihitung dengan menentukan jarak
aman pesawat saat berputar 3600 gambar 2.11 jarak aman saat pesawat berputar
wingspan adalah 48 m dari turning Centre yang telah ditentukan pesawat akan
berputar 3600 , maka jarak aman yang perlukan pesawat untuk berputar adalah 2
kali panjang wingspan, karena saat berputar penuh pesawat membutuhkan ruang
Fungsi Exit Taxiway adalah untuk mengurangi pemakaian landas pacu oleh
pesawat yang mendarat dan menghubungkan landas pacu dengan Apron. Exit
Taxiway dapat ditempatkan tegak lurus atau 900 terhadap landas pacu seperti pada
Gambar 2.12 Exit Taxiway ditempatkan sejajar pada landas pacu. Apabila sudut
ini besarnya kira-kira 300 sering digunakan istilah high-speed exit untuk
menyatakan bahwa landas pacu dirancang untuk kekesatan yang lebih tinggi dari
Lengkungan pada landas pacu yang menghubungkan runway dan exit taxiway
tersebut berdasarkan lebar landas hubung (Wt), jejari garis tengah (R), jejari fillet
(F). Kelompok pesawat dibagi dalam 5 bagian yaitu kelompok I, II, III, IV, V dan
kelompok pesawat tipe IV maka dari tabel dapat dilihat ukuran lebar landas
hubung (Wt) = 25 m, jejari garis tengah (R) = 50 m, jejari fillet (F) = 26.7 m
Dalam merencanakan tebal perkerasan landas pacu bandara hal yang utama yang
perlu diketahui adalah karakteristik pesawat yang akan mendarat pada landas
pacu. Dalam perencanaan tebal perkerasaan yang digunakan adalah metode yang
dikembangkan oleh FAA yaitu berdasarkan berat pesawat dan nilai CBR tanah.
masa umur rencana, dimana selama masa layanan tersebut harus dilakukan
total yang dibutuhkan (tebal pondasi bawah + tebal pondasi atas + tebal lapisan
permukaan). Grafik perencanaan pada gambar 2.13 dimulai dengan menarik garis
lurus dari sumbu CBR, ditentukan secara vertikal ke kurva berat lepas landas
vertikal ke sumbu tebal perkerasan. Nilai CBR tanah didapat dari lapangan setelah
dilakukan tes uji CBR dilapangan. Nilai gross Gross Aircraft Weight adalah berat
lepas landas pesawat dan nilai Annual Departures adalah nilai yang dihitung
berdasarkan banyaknya pesawat yang berangkat dalam satu tahun. Nilai tersebut
Contoh dalam satu hari pesawat direncanakan berangkat 3 kali, jika dikali 365
hari maka pesawat berangkat 1095 kali dalam setahun. Jadi nilai Annual
Departures yang diambil pada gambar 2.13 adalah 1200, karena nilai yang
mendekati dan terkecil adalah 1200.
Beban lalu lintas pesawat pada umumnya akan disebarkan pada permukaan
1. Tebal penuh T pada seluruh daerah kritis, yang akan digunakan untuk
2. Tebal perkerasan 0.9 T diperlukan untuk jalur pesawat yang akan datang,
pesawat, seperti tepi luar landasan hubung dan tepi luar landasan pacu.
Perkerasan total yang diperoleh dari gambar 2.13 terdiri dari tebal pondasi bawah,
tebal pondasi atas, tebal lapisan permukaan. Untuk lapisan permukaan digunakan
aspal beton tapi pada daerah critical lapisan permukaan terdiri dari 4 in hot mix
asphalt, dan pada daerah noncritical lapisan permukaan terdiri dari 3 in hot mix
asphalt. Untuk lapisan pondasi digunakan beberapa item yaitu, aggregate base
course, crushed aggregate base course, lime rock base course, cement treated
base course, canocrete course. Untuk lapisan pondasi bawah digunakan beberapa
item yaitu, subbase course, shell base course, sand clay base course, soil cement
base course.
Nilai CBR
Tanah dasar (sub grade) pada perencanaan tebal perkerasan akan menentukan
dasar, dari cara yang sederhana sampai kepada cara yang rumit seperti CBR
pemeriksaan CBR.
laboratorium tidak dapat mencakup secara detail (tempat demi tempat), sifat
sifat daya dukung tanah dasar sepanjang suatu bagian jalan. Koreksikoreksi
pelaksanaan,
kadar air.
3. Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara pasti
pada daerah dengan macam tanah yang sangat berbeda sifat dan
Lapisan pondasi bawah (Sub Base Course) adalah bagian dari konstruksi
konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapisan pondasi atas.
landasan pacu yang terletak diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan
Lapisan permukaan (Surface Course) adalah lapisan yang terletak paling atas.
stabilitas yang tinggi untuk menahan beban roda selama masa pelayanan.
b. Lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak
bawah yang memikul daya dukung lebih kecil akan menerima beban
Penggunaan lapisan aspal diperlukan agar lapisan dapat bersifat kedap air, di
samping itu bahan aspal sendiri memberikan tegangan tarik, yang berarti
mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu lintas. Pemilihan
serta pentahapan konstruksi agar tercapai manfaat yang sebesar besarnya dari
Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai sifat dimana saat
Sehingga dengan sifat ini, maka dapat dilihat apakah lapisan permukaan yang
terdiri dari plat beton tersebut akan pecah atau patah. Perkerasan kaku ini
Pada perkerasan kaku biasanya dipilih untuk : Ujung landasan, pertemuan antara
landasan pacu dan taxiway, apron dan daerah-daerah lain yang dipakai untuk
parkir pesawat atau daerah-daerah yang mendapat pengaruh panas blast jet dan
Metode ini dikembangkan berdasarkan teori yang telah diteliti dan pendekatan
empiris. Untuk mendapatkan tebal perkerasan total dapat dilihat pada tabel 2.10,
2.11 dan 2.12. Tebal perkerasan dibedakan oleh code letter pesawat dan
A 5 10 15 6 9 15
B 4 9 13 5 8 13
C 4 9 13 5 8 13
D 3 6 9 3 6 9
A 4 6 10 5 6 11
B 3 6 9 4 6 10
C 3 6 9 4 6 10