Anda di halaman 1dari 4

Perencanaan Lapangan Terbang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan bandara di Kabupaten Ende merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
meningkatkan sarana transportasi udara di NTT dan juga tujuan wisata bagi masyarakat lokal
maupun internasionalKabupaten Ende dengan ibukotannya bernama Ende merupakan salah satu
kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak
didaratan pulau flores.
Wilayah kabupaten ende meliputi daerah kepulauan dengan total luas daratan 2.046,60
km². Dengan jumlah penduduk 273.555 jiwa yang tersebar di 20 kecamatan, 211 desa, dan 23
kelurahan.
Kabupaten Ende dapat ditempuh melalui jalan laut ,udara, dan darat . Namun demikian
transpotasi darat masih belum maksimal untuk digunakan dikarenakan hambatan utama untuk
transportasi darat adalah keberadaan banyak pegunungan dan hutan yang harus dilewati.
Sehingga transportasi yang praktis dapat digunakan secara optimal yaitu melalui laut dan udara.
dengan adanya pelabuhan laut dan bandara udara, kota ende menjadi salah satu pintu masuk di
pulau flores. Selain itu kota ende juga menjadi regional hubungan di jalan nasional flores, jalur
transportasi utama yang melintasi pulau flores dari labuan bajo di pojok barat sampai ke
larantuka ke pojok timur.
Karena banyaknya daerah di provinsi Nusa tenggara timur yang tidak dapat di jangkau
melalui laut, maka transportasi udara memegang peranan yang sangat penting di kabupaten Ende
ini. Oleh karena itu,keberadaan bandar udara H Hasaan Aroeboesman di kabupaten Ende Nusa
tenggara timur, mempunyai peranan yang sangat penting guna menunjang arus lalu lintas udara
provinsi maupun antar kabupaten yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Bandar udara
H.Hassan Aroeboesman sendiri mempunyai geometri bandara yang cukup dan lahan yang cukup
memadai untuk pesawat berbadan besar.
Lahan pengembangan yang lebih luas juga masih tersedia Saat ini bandara H.Hassan
Aroeboesman melayani kedatangan pesawat regular dari bandar udara kupang, waingapu, ruteng,
maumere, denpasar, dan bandar udara surabaya. Jenis pesawat tebesar yang dilayani bandar
Perencanaan Lapangan Terbang

udara H.Hasaan Aroboesman adalah jenis DHC 6 (merpati nusantara), F-27 (Transnusa), F-28
(Nusantara air), F-28 (pelita air) dan ATR-42 (Trigan air). Bandar udara H Hasaan Aroeboesman
merupakan penunjang dalam pengembangan daerah kabupaten Ende.
Perbedaan fungsi ruang dan aktivitas manusia di kabupaten Ende melahirkan kebutuhan
akan transportasi. Seiring dengan bertambahnya jumlah manusia, kebutuhan akan transportasi
pun kian bertambah sehingga dengan seiringnya perjalanan waktu dan aturan yang berlaku di
daerah otonomi Kabupaten Ende maka dibutuhkan pembangunan sarana dan prasarana
penunjang transportasi. Berbagai sarana transportasi baik darat, laut dan udara menjadi
alternative pilihan bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan. Tranportasi udara kini
menjadi pilihan utama dan terutama bagi seseorang yang akan melakukan perjalanan dan ingin
menghindari kemacetan serta mempersingkat perjalanan. Oleh karena itu, perencanaan lapangan
terbang penting artinya untuk dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal yang berhubungan
dengan kegiatan transportasi udara.
Perencanaan lapangan terbang harus memperhatikan letak, ukuran, dan jumlah
pesawat yang akan dilayaninya, serta bagaimana hubungan antara lapangan terbang tersebut
dengan lapangan-lapangan terbang lainnya yang terbentuk dalam suatu pola jaringan. Penelitian
awal dan garis besar keberadaan lapangan terbang dimasukkan ke dalam masterplan. Dalam
masterplan tersebut dimuat keterangan secara garis besar mengenai grafik, skema, kegiatan
ekonomi sekitar, masalah kependudukan, kegiatan penerbangan, peta rencana, berbagai tabel,
syarat-syarat lapangan terbang, rencana umum penggunaan lapangan terbang, pengelolaan dan
prakiraan biaya.
Dalam perencanaan lapangan terbang juga harus memperhatikan fungsi yang dimiliki
oleh lapangan terbang tersebut agar fasilitas penerbangan yang direncanakan mengikuti jumlah
dan kapasitas pesawat udara yang harus dilayani, jarak penerbangan yang terjauh , jumlah
penumpang yang harus diangkut, pergerakan pesawat terbang dalam jam sibuk (peak hours), dan
jumlah transit. Jika pesawat udara mempunyai ukuran yang lebih besar dan jarak
penerbangannya bertambah jauh maka akan diperlukan landasan yang lebih panjang dengan daya
dukung yang lebih tinggi. Bertambah banyaknya penumpang transit yang harus dilayani
menyebabkan bertambah luasnya keperluan fasilitas lain seperti tempat parkir, ruang tunggu, dan
jalan di dalam wilayah Bandar udara.
Perencanaan Lapangan Terbang

Upaya pengolahan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah berlandaskan


pada Undang-undang no 1. tahun 2009 tentang penerbangan, serta ditindak lanjuti dengan
peraturan menteri perhubungan nomor : PM 69 tahun 2013 tentang kebandarudaraan nasional
dan keputusan menteri perhubungan No.KM 48 tahun 2002 tentang penyelenggaraan bandar
udara umum serta keputusan menteri perhubungan KM 83 tahun 1998 tentang pedoman dan
proses perencanaan di lingkungan departemen perhubungan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengembangan bandar udara:
Tujuan dari pengembangan bandar udara pada wilayah kabupaten Ende adalah:.
1. Memudahkan sistem transportasi darat dan akan sangat membantu dalam
mengurangi masalah transportasi darat di Kabupaten Ende .Seperti yang diketahui
bahwa transportasi darat banyak menimbulkan masalah perkotaan dari kemacetan
hingga polusi dan dapat menimbulkan dan dapat menimbulkan kecelakaan dengan
tingkat kematian paling tinggi. Oleh karena itu dengan adanya bandara tentu akan
sangat membantu pergerakan atau mobilitas masyarakat, mengingat bandara sebagai
gerbang yang dapat menghubungkan antar wilayah.
2. Pengembangan sisi udara yaitu termasuk pada pembangunan fasilitas-fasilitas yang
perlu disediakan pihak bandara guna menunjang keamanan pesawat baik lepas
landas maupun tinggal landas.

1.3 Dasar Hukum

1. Undang-Undang nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan;


2. Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 2001 Tentang Keamanan dan Keselamatan
Penerbangan;
3. Peraturan Pemerintah nomor 70 Tahun 2001 Tentang Kebandarudaraan;
4. Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 11 Tahun 2010 Tentang Tatanan
Kebandarudaraan Nasional;
5. Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 48 Tahun 2002 Tentang Penyelenggaraan
Bandar Udara; dan
6. Peraturan Pemerintah nomor 6 Tahun 2009 Tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku Pada Departemen Perhubungan.
Perencanaan Lapangan Terbang

1.4 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pekerjaan ini adalah pada dasarnya untuk upgreading bandara
eksisting, suatu lapangan terbang dengan memperhatikan berbagai hal dan di lakukan
berdasarkan tahapan tertentu yang akan di sampaikan kemudian pada laporan ini. Hal –
hal yang perlu di perhatikan dalam perencanaan lapangan terbang antara lain:
a. Proyeksi pergerakan penumpang dan pesawat
Hal ini di lakukan dengan memperhitungkan data – data dari BPS yang ada saat ini
terhadap daerah tersebut, jenis moda yang berhubungan, serta kondisi penduduk yang
ada agar dapat di perkirakan pergerakan penumpang dan pesawat di masa yang akan
datang.
b. Estimasi kebutuhan fasilitas sisi udara.
Estimasi kebutuhan fasilitas sisi udara di kembangkan dari proyeksi kebutuhan.
Analisis meliputi pengembangan teknis bandara seperti landasan pacu (runway),
penghubung landasan pacu (taxiway) dan parkir udara (apron). Estimasi ini berfungsi
untuk menghitung dan memperkirakan fasilitas apa yang perlu di kembangkan dan di
perbaiki berdasarkan analisis permintaan.
c. Estimasi kebutuhan fasilitas sisi darat
Estimasi kebutuhan fasilitas sisi darat di kembangkan dari proyeksi permintaan
penumpang dan kargo (barang). Perencanaan kebutuhan fasilitas sisi darat dalam
bandara, seperti terminal penumpang, terminal barang, maupun lapangan parkir
kendaraan penumpang.
d. Layout bandara
Dalam hal ini akan di lakukan penentuan tatanan Bandar udara yang di rencanakan
setelah melalui proses analisis dan pengolahan data.

Anda mungkin juga menyukai