Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi umum Bandar Udara

Bandar udara adalah terjemahan langsung dari kata airport yang


berasal dari kata air (udara) dan port (bandar). Di Indonesia bandar udara
di singkat menjadi bandara. Maka, definisi bandara adalah lapangan yang
digunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara dan
helikopter naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/pos
serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antarmoda transportasi.

Suatu bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki


sebuah landasan pacu atau helipad (untuk pendaratan helikopter),
sedangkan untuk bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai
fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya seperti bangunan terminal dan hangar.

Menurut Annex14 dari ICAO (International Civil Aviation


Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan
(termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik
secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat. Definisi bandar udara menurut PT (Persero)
Angkasa Pura I adalah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan
peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat. Pada masa
awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput
yang bisa didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.

Transportasi udara umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yakni


angkutan udara, penerbangan umum, dan militer. Kategori penerbangan
swasta dan umum selain penerbangan terjadwal yang (airlines) meliputi
juga penerbangan pribadi dan yang digunakan oleh industri swasta dan

7
8

komersial untuk mengirimkan barang ataupun alat-alat dan hasil produksi.


Dalam kategori penerbangan juga termasuk kegiatan penerbangan non-
transport, misalnya untuk keperluan inspeksi penerbangan, pemadam
kebakaran, dan lain- lain.

2.1.1 Fungsi Bandar Udara

Fungsi utama sebuah Bandar udara sama halnya seperti sebuah


terminal dimana dalam hal ini melayani penumpang pesawat udara,
sebagai tempat perhentian, pemberangkatan, ataupun sekedar
persingahan pesawat udara (transit).

Bandar udara digunakan untuk memproses penumpang dan bagasi


untuk pertemuan dengan pesawat dan moda transportasi darat. Bandar
udara juga digunakan sebagai :

a. Untuk bongkar/muat barang atau naik/turun penumpang.


b. Tempat perpindahan (interchange) antar moda transportasi udara
dengan moda transportasi yang sama (transit) atau dengan moda
transportasi yang lainnya.
c. Tempat klasifikasi barang/penumpang menurut jenis, tujuan
perjalanan, dan lain-lain.
d. Tempat untuk penyimpanan barang (storage) selama proses
pengurusan dokumen.
e. Sebagai tempat untuk pengisian bahan bakar, perawatan dan
pemeriksaan kondisi pesawat sebelum dinyatakan layak untuk
terbang.

Transportasi udara di Indonesia memiliki fungsi strategis sebagai


sarana transportasi yang menyatukan seluruh wilayah dan dampaknya
berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan dan peranannya maupun
dalam pengembangannya.
9

2.1.2 Tujuan sistem Bandar udara

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan no.


KM.050/OT/PHB-1978 tentang kebandar udaraan, tujuan sistem Bandar
udara adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kemampuan perhubungan udara yang luas, teratur,


aman, lancar, cepat dan efisien dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat serta mampu menunjang kehidupan masyarakat dan
mendorong pemerataan pembangunan diseluruh wilayah Indonesia.
b. Meningkatkan potensi perhubungan udara, регan serta masyarakat,
mutu pelayanan dan efisiensi dalam pengelolaan usaha perhubungan
udara.
c. Mengembangkan dan memanfaatkan teknologi tepat guna, termasuk
pembinaan sumber daya manusia guna tersedia tenaga yang
professional.
d. Meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan.
e. Meningkatkan penerbangan perintis dan mengusahakan agar
menjangkau semua daerah dan pulau terpencil terutama yang belum
dihubungkan oleh jaringan angkutan darat dan laut.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran Bandar Udara

Adapun faktor yang mempengaruhi ukuran Bandar Udara yakni:

a. Karakteristik dan ukuran pesawat yang direncanakan menggunakan


bandara tersebut.
b. Parkiran volume penumpang.
c. Kondisi meteorologi (angin dan temperatur).
d. Ketinggian dari muka air laut (mean sea level).
10

2.2.1 Letak Bandar udara

Bandara Toraja Airport adalah Bandar udara yang terletak di


Lembang Simbuang, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja,
Provinsi Sulawesi Selatan. Bandar udara ini memiliki ukuran landasan
pacu 1400 x 30 m jarak dari kota Makale sekitar 18.8 km.

2.2.2 Karakteristik Pesawat

Dalam merencanakan sebuah lapangan dibutuhkan pengetahuan


Karakteristik pesawat terbang secara umum untuk merencanakan
prasaranannya. Karakteristik pesawat terdiri dari :

a. Berat pesawat ( Aircraft Weight)


Berat pesawat merupakan factor utama untuk pengukuran tebal
perkerasan tempat pendaratan (landing area) berupa landasan pacu
(runway), taxiway perputaran pesawat (turning area) dan tempat parkir
(apron).
b. Konfigurasi roda pesawat (wheel configuration)
Konfigurasi roda pendaratan utama (main landing gear) menunjukkan
bagaimana reaksi perkersan terhadap beban utama yang diterimanya.
konfigurasi roda pendataran diracang untuk dapat mengatasi gaya-
gaya yang ditimbulkan pada saat melakukan pendaratan dan
berdasarkan beban yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas
maximum.
c. Ukuran pesawat
Ukuran pesawat yang perlu diperhitungkan adalah lebar sayap
pesawat dan panjang pesawat. Kedua faktor ini akan mempengaruhi :
 Ukuran tempat parkir (apron) dan manuver (pergerakan) pesawat
untuk parkir. Ukuran tempat parkir ini juga berkorelasi
mempengaruhi konfigurasi bangunan terminal.
11

 Lebar jalur pergerakan pesawat di landas pacu dan taxiway, yang


juga akan mempengaruhi jarak diantara kedua jalur pergerakan
pesawat tersebut.
d. Kapasitas
Kapasitas pesawat udaraterkait dengan daya angkut penumpang dan
barang juga akan fasilitas yang harus disediakan dalam bangunan
terminal (misal: ruang tunggu penumpang, fasilitas sirkulasi udara dan
lain lain) maupun fasilitas pendukung lainnya seputaran terminal
(missal: tempat parkir kendaraan tempat bongkar muat barang untuk
muatan kargo, dan lain-lain).
e. Landasan pacu (runway)
Panjang landas pacu akan mempengaruhi sebagian besar ukuran dari
wilayah Bandar udara itu sendiri. Panjang landas pacu juga
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan di sekitar bandar udara, ketinggian
tempat, temperatur, angin, dan lain-lain.

2.3 Prasarana pokok Bandar udara

Kebutuhan prasarana pokok Bandar udara senantiasa


diperhitungkan berdasarkan peramalan kebutuhan jasa angkutan udara
(Basuki, I.,1998), Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama yaitu
(Horronjeff, R., 1998):

a. Sisi udara (airside), yang meliputi landasan pacu (runway), taxiway,


dan apron.
b. Sisi darat (landside), yang meliputi gedung terminal, jalan masuk dan
tempat parkir.

2.3.1 Landasan pacu (runway)

Landas pacu adalah suatu daerah persegi panjang yang ditentukan


pada bandar udara di daratan atau perairan yang dipergunakan untuk
pendaratan dan lepas landas pesawat udara. Tanpa landasan pacu, tentu
12

bukan bandar udara namamnya. Landasan pacu merupakan jalan besar


yang lurus, panjang dengan permukaan aspal atau beton. Landasan pacu
memiliki kemiringan tertentu yang telah diperhitungkan supaya air hujan
langsung mengalir ke pinggir lapangan sehingga tidak ada genangan air
pada permukuaan landasan.

2.3.2 Landas hubung (taxiway)

Jalan rayap/Landas Hubung (taxiway) adalah jalan penghubung


antara landas pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat
(hangar), terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara.
Sebagian besar Landas Hubung mempunyai permukaan keras yang
merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih
kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput.

Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk pesawat


dari runway ke apron dan sebaliknya atau dari runway ke hanggar
pemeliharaan. Taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja
mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang sedang taxi, siap menuju
ujung lepas landas.

2.3.3 Apron

Apron adalah suatu bidang tertentu di dalam Bandar udara yang


digunakan oleh pesawat udara untuk tempat parkir dan melakukan
kegiatan bongkar muat penumpang dan brang yang diangkutnya,
pengisian bahan bakar atau pemiliharannya. Suatu apron umumnya
berupa bahan/area yang diberi lapisan perkerasan namun ada pula yang
berupa tanah atau lapangan berumput.

2.3.4 Bangunan Terminal

Bangunan terminal adalah penghubung utama antara sistem


transportasi darat dan sistem transportasi udara yang bertujuan untuk
menampung kegiatan-kegiatan transisi antara akses dari darat ke pesawat
13

udara atau sebaliknya, pemprosesan penumpang datang, berangkat


maupun transit dan transfer serta pemindahan penumpang dan bagasi
dari dan ke pesawat udara. Terminal penumpang harus mampu
menampung kegiatan operasional, administrasi dan komersial serta harus
memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan operasi
penerbangan, di samping persyaratan lain yang berkaitan dengan
masalah bangunan.

2.3.5 Jalan Masuk dan Parkir

Jalan masuk terdiri dari peralatan terminal berupa fasilitas parkir,


jalan penghubung yang memungkinkan penumpang, pengunjung dan
barang untuk masuk dan keluar dari dan menuju terminal.

Bagian ini meliputi :

a. Pelataran depan bagi penumpang yang menyediakan tempat untuk


penumpang naik/turun dari kendaraannya dan untuk menuju atau
keluar dari gedung termina, serta ruang gerak untuk bongkar muat
barang bawaan penumpang (bagasi).
b. Fasilitas parkir mobil yang menyediakan tempat parkir untuk jangka
pendek, bagi penumpang dan pengunjung serta faslitas-fasilitas mobil
sewaan, angkutan umum dan taksi.
c. Jalan yang menuju pelataran terminal, pelataran parkir, serta jaringan
jalan umum dan jalan bebas hambatan.
d. Fasilitas untuk penyebrangan pejalan kaki untuk menuju maupun
meninggalkan terminal, dapat berupa terowongan, jembatan, angunan
terminal serta pencegahan Jalan lingkungan yang dapat terhadap
bahaya kecelakaan kerja maupun bencana alam serta perawatan
terhadap pesawat sendiri.
e. Jalur lingkungan dan lajur bagi kendaraan pemadam kebakaran yang
menuju berbagai fasilitas dalam terminal dan ke tempat fasilitas
14

lainnya seperti tempat penyimpanan barang, tempat pengangkut


bahan bakar, kantor pos dan lain-lain.

2.4 Bagian Bandar Udara


Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landasan
pacu, sementara bandara besar biasanya dilengkapi dengan berbagai
fasilitas lain, baik untuk operarator layanan penerbangan maupun bagi
penggunanya.

Dalam ketataan bandaraan terdapat 2 (dua) bagian yaitu:

2.4.1 Sisi Udara (Air Side)


Air side adalah bagian dari bandara yang berhubungan dengan
kegiatan take off (lepas landas) maupun landing (pendaratan). Bagian
bagian air side terdiri dari :
a. Runway atau landasan pacu

Runway atau landasan pacu yaitu bagian memanjang dari sisi darat
bandara yang disiapkan untuk lepas landas dan tempat mendarat
pesawat terbang. Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat
yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat
kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras
(stabilisasi).

b. Taxiway (landas hubung)

Taxiway yaitu bagian sisi darat dari bandara yang dipergunakan


pesawat untuk berpindah (taxi) dari runway ke apron atau sebaliknya.
Taxiway menghubungkan apron dan runway

c. Apron

Apron yaitu bagian bandara yang dipergunakan oleh pesawat terbang


untuk parkir, menunggu, mengisi bahan bakar, mengangkut dan
15

membongkar muat barang dan penumpang. Perkerasannya dibangun


berdampingan dengan terminal building.

d. ATC (Air Traffic Control)


ATC (Air Traffic Control) atau yang disebut menara kendali yang
berfungsi untuk memantau dan mengatur pesawat mendarat dan lepas
landas yang di lengkapi dengan radio dan radar.
e. Air Rescue Service
Air Rescue Service (Unit Penanggulangan Kecelakaan) yang
disediakan bandara berupa pemadam kebakaran, ambulans, dan
peralatan penolong lainnya.
f. Fuel Service
Fuel Service untuk mengisi bahan bakar pesawat (avtur).

2.4.2 Sisi Darat (Land Side)

Bagian-bagian sisi bandar udara terdiri dari:

a. Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan


penumpang yang datang atau pergi. Di dalamnya terdapat counter
check-in, (CIQ, Carantine-Inmigration-Custom) untuk bandar udara
internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas besar, Di
bandar udara untuk kenyamanan penumpang. penumpang masuk ke
pesawat meļalui belalai, Di bandar kecil, penumpang naik ke pesawat
melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.
b. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke
dalam bangunan terminal. Parkir kendaraan, untuk parkir para
penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.
c. Parkir kendaraan darat, yang akan mengantarkan atau menjemput
penumpang ke bandara.
16

2.5 Pengertian Bandar Udara Komersial


Menurut UU no 1 Tahun 2009 tentang penerbangan, Bandar Udara
adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas
landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat
perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan pengertian komersil dalam
kamus besar bahasa Indonesia mengandung arti sebagai berikut :
berhubungan dengan niaga/perdagangan atau dimaksudkan untuk
diperdagangkan dan bernilai niaga tinggi, kadang-kadang mengorbankan
nilai-nilai lain (sosial, budaya, dan sebagainya). Kemudian
mengomersilkan berarti menjadikan sesuatu sebagai barang dagangan
atau menggunakan sesuatu untuk berdagang (mencari keuntungan
sendiri).
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
bandara komersil ialah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan
batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, yang
mana ke semua kegiatan tersebut terkena fee atau biaya dari usaha
menkomersilkan jasa bandara, artinya setiap kegiatan untuk menunjang
operasi pergerakan pesawat dan penumpang dikenakan fee atau biaya
oleh pihak bandara, seperti halnya PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang
Pesawat Udara) dan PJP4U (Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan,
Penyimpanan Pesawat Udara), karena fokus utama dari bandara komersil
ialah memanfaat ruang dan fasilitas yang tersedia untuk mendapatkan
keuntungan bagi bandara, misalkan dalam pemanfaatan ruang, yaitu
dengan menyewakan ruang-ruang kios yang terdapat di dalam lingkup
bandara kepada pihak konsesioner, lalu pemanfaatan fasilitas untuk
17

mendapatkan keuntungan, seperti memberikan fasilitas pendaratan bagi


pesawat kepada pihak Airlines.

2.6 Kualitas pelayanan


2.6.1 Definisi Kualitas

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda. Salah satunya


yaitu, kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, jasa,manusia,proses,danlingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan.

Definisi lain juga menjelasakan kualitas sebagai suatu strategi


dasar bisnis yang menghasilkan barang dan jasa yang memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen internal maupun eksternal, secara
eksplisit dan implisit.

Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan


mempertahankan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi suatu
keharusan untuk dilakukan supaya mampu bertahan dan tetap mendapat
kepercayaan pelanggan. Sedangkan definisi kualitas menurut Kotler
adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang
berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau yang tersirat. Berdasarkan beberapa pengertian kualitas
di atas dapat diartikan bahwa kualitas hidup kerja harus merupakan suatu
pola pikir, yang dapat menerjemahkan tuntutan dan kebutuhan pasar
konsumen dalam suatu proses manajemen dan proses produksi barang
atau jasa terus menerus tanpa hentinya sehingga memenuhi persepsi
kualitas pasar konsumen tersebut.

2.6.2 Definisi Pelayanan

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan:


"Pelayanan adalah perihal dan memudahkan yang diberikan sehubungan
dengan jual beli barang dan jasa". Sedangkan definisi pelayanan yang
18

lebih rinci adalah "suatu aktifitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disebabkan oleh
perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan konsumen". Selain itu pelayanan juga didefinisikan sebagai
"kegiatan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan
landasan faktor material melalui sistem prosedur dan dengan metode
tertentu dalam rangka usaha memnuhi kepentingan orang lain sesuai
haknya". Dari beberapa definisi di atas, dapat diketahui bahwa ciri pokok
pelayanan adalah tidak kasat mata dan melihat upaya manusia atau
peralatan lain yang disediakan perusahaan penyelenggara pelayanan. Hal
ini menjelaskan bahwa pelayanan adalah bentuk sistem, prosedur atau
metode tertentu yang diberikan kepada orang lain dalam hal pelanggan
agar kebutuhan.

2.6.3 Kualitas pelayanan dapat didefinisikan

Seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para


pelanggan atas layanan yang mereka terima. Kualitas pelayanan dapat
diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan atas
layanan yang benar-benar mereka terima.

Dalam sumber lain dijelaskan bahwa Kualitas pelayanan dan


merupakan "Tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas
tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi konsumen". Apabila jasa
yang diterima sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa
dipersepsikan baik dan memuaskan.Jika jasa yang diterima melampaui
harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan ideal. Sebaliknya
jika jasa yang diterima lebih rendah dari pada yang diharapkan, maka
kualitas jasa dianggap buruk. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan suatu perusahaan itu ialah seberapa jauh ia dapat memenuhi
harapan para pelanggannya.
19

2.6.4 Standar Kualitas Pelayanan

Konsep kualitas pelayanan merupkan factor penilaian yang


merekfleksikan presepsi konsumen terhadap lima dimensi spesifik dari
kinerja pelayanan. Menurut Parasuraman et al, 1994 (dalam kloter 2007)
menyimpulkan ada lima dimensi Service Quality yang dipakai untuk
mengukur kualitas pelayanan. Adapun kelima kriteria pelayanan tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Tangible(Bukti langsung)
Tangible yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensi kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan
sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (gedung dan lain sebagainya),
perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta
penampilan pegawainya.
b. Reliability (Kehandalan)
Reliability adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti
ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.
c. Responsiveness (Daya tanggap)
Responsiveness adalah suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas.
d. Assurance (Jaminan)
Assurance yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan
para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen
20

antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan


santun.
e. Emphaty (Empati)
Emphaty adalah memberikan perhatian yang tulus bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

2.7 Sarana Dan Prasarana Transportasi Udara


2.7.1 Sarana

Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau


cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfir
atau udara. Pesawat pada Toraja Airport mengunakan ATR 72-600
dengan serfikasi seperti gambar berikut:

Gambar 2.1 Pesawat Terbang ATR 72-600


21

2.7.2 Prasarana

Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat


pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara
besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator
layanan penerbangan maupun bagi baik untuk operator penggunanya.

Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar


udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,
instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau
sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa


Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan
yang merupakan kelengkapan minimal untuk untuk menjamin tersedianya
fasilitas bagi angkutan udara masyarakat".

2.8 Pengolahan infrastuktur dan transportasi Bandara Udara

Bandar udara atau bandara pada zaman sekarang tidak saja


sebagai tempat berangakat dan mendaratnya pesawat, naik turunnya
penumpang, barang (kargo) dan pos, namun bandara telah menjadi suatu
kawasan yang begitu penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan wilayah disekitar, karena itu penataan ruang dan
kawasan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah disekitar bandara.

Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik


dan perlu diperhatikan. Bandara sebagai penghubung antara dunia
internasional dengan dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola
secara professional, Bandara/bandar udara mencakup suatu kumpulan
aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan
sering bertentangan. Bandara merupakan terminal tentunya. Definisi
terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh
karena itu bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai
22

fungsi pokok sebagai tempat Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas
angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat. Dan fungsi lainnya yaitu:

a. Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.


b. Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat
barang/muatan.
c. Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas
umum, fasilitas sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.
d. Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam
perkembangan wilayah.
e. Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus
didasarkan pada usaha yang efektif dan efisien.
Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur
kinerja pengelolaan/manajemen :
Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat
atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Selain itu juga dapat disamakan dengan memilih pekerjaan yang harus
dilakukan atau cara/metode yang tepat untuk mencapai tujuan efektif ini
dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut :
a. Kapasitas Mencukupi dalam artian prasarana dan sarana cukup
tersedia untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa.
b. Terpadu Dalam artian antarmoda dan intramoda dalam jaringan
pelayanan saling berkaitan dan terpadu.
c. Cepat dan Lancar dalam artian penyelenggaraan layanan angkutan
dalam waktu singkat, dengan indikasi kecepatan arus per satuan
waktu.
Definisi efisien adalah kemampuan menyelesaikan pekerjaan dengan
benar, memperoleh keluaran (hasil, produktivitas, kinerja) yang lebih
tinggi dari pada masukan (tenaga kerja, mesin,dan waktu) yang
digunakan bahan, uang, meminimumkan biaya penggunaan sumber
daya untuk telah ditentukan, atau mencapai keluaran yang
memaksimumkan keluaran dengan jumlah masukan terbatas.[Handoko,
23

1998; 7]. Efisien ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan


dalam usaha berikut ini :
a. Biaya terjangkau
Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat
daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan
kelangsungan hidup usaha layanan jasa angkutan.
b. Beban publik rendah
Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat
sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus
minimum, misalnya: tingkat pencemaran lingkungan.
c. Memiliki kemanfaatan yang tinggi
Dalam artian tingkat penggunaan prasarana dan sarana optimum,
misalnya: tingkat muatan penumpang dan/atau barang maksimum.

Selain itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi juga untuk mengukur
kinerja pengelolaan/manajemen agar berkualitas baik yaitu ke-andalan
bandara tersebut.

Definisi andal adalah pelayanan yang dapat dipercaya, tangguh


melakukan pelayanan sesuai dengan penawaran atau "janji"-nya dan
harapan/tuntutan konsumen. Andal ini dalam pengelolaan bandara
dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
a. Tertib artinya penyelenggaraan angkutan yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan norma yang berlaku
dimasyarakat.
b. Tepat dan Teratur berarti dapat diandalkan, tangguh, sesuai
dengan jadwal dan ada kepastian.
c. Aman dan Nyaman berarti selamat terhindar dan kecelakaan,
bebas dari ganguan baik eksternal maupun internal, terwujud
ketenangan dan kenikmatan dalam perjalanan.

Anda mungkin juga menyukai