BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bandar udara diartikan sebagai suatu tempat di darat atau di air di mana pesawat
udara dapat mendarat untuk menurunkan atau mengangkut penumpang dan barang,
mengadakan perbaikan atau mengisi bahan bakar (G&G Meriem Company (1959)). Maka,
arsitektur bandara dapat diartikan sebagai suatu wadah yang berfungsi menampung
perpindahan orang atau barang dari suatu mode angkutan ke kendaraan udara atau
sebaliknya. Di dalamnya menyangkut bangunan terminal (terminal building), tempat parkir
pesawat terbang (apron), parkir kendaraan darat, jalan, jalur hijau. Sedangkan definisi bandar
udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan
dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas
bagi angkutan udara untuk masyarakat". Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut
pelayanannya sesuai dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas:
bandara internasional, bandara domestik, bandara internasional dan domestik. Status bandara
berpengaruh pula terhadap panjang landasannya yang sesuai dengan jelajah pesawat
terbangnya. Berdasarkan sumber (Ditjen Perhubungan Udara), panjang minimal landasan
yang dimiliki bandara sesuai dengan klasifikasinya, yakni bandara internasional 2.350 m,
bandara pusat utama 1.850 m, bandara propinsi 1.250 m, dan bandara perintis 750 m.
Wujud dasar suatu bandara umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, sbb:
2. Landasan pacu (runway) yang meliputi prinsip pengaturan tata letak runway yang dapat
dibagi jadi 3 bagian, yakni: single runway, paralel runway dan divergent runway. Pengaturan
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
ini dapat dikembangkan lebih lanjut yang dipengaruhi oleh kebutuhan panjangnya, jumlah
dan arah runway.
a. Penerbangan berjadwal : penerbangan secara teratur dan tetap pada jalur- jalur
tertentu untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.
b. Penerbangan tak berjadwal : penerbangan secara sewaktu-waktu pada jalur-jalur yang
diperlukan untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.
Bandara merupakan penghubung antara transportasi daratan dan udara yang secara
umum mempunyai fungsi sebagai :
Unsur-unsur pokok yang terkait di dalam angkutan udara antara lain : pesawat udara,
terminal, en route (air way, navigation, meteorology approach control dan radio monitoring).
Masing-masing unsur ini memiliki ketergantungan yang sangat erat satu sama lain, sehingga
jika satu berkembang maka yang lain akan berkembang juga sejalan dengan urgensinya.
Kegiatan yang menunjang unsur-unsur pokok itu antara lain :
Sebelum melahirkan macam ruang yang dibutuhkan, tentu harus dianalisis pola
pewadahannya sampai kegiatan yang ada di bandara. Macam kegiatan itu antara lain
meliputi:
Klasifikasi airport atau bandara Menurut Horonjeff (1994) ditentukan oleh berat
pesawat terbang hal ini penting untuk menentukan tebal perkerasan runway, taxiway dan
apron, panjang runway lepas landas dan pendaratan pada suatu bandara. Bentang sayap dan
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
panjang badan pesawat mempengaruhi ukuran apron parkir, yang akan mempengaruhi
susunan gedung-gedung terminal. Ukuran pesawat juga menentukan lebar runway, taxiway
dan jarak antara keduanya, serta mempengaruhi jari-jari putar yang dibutuhkan pada kurva-
kurva perkerasan. Kapasitas penumpang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan
fasilitas- fasilitas di dalam dan yang berdekatan dengan gedung-gedung terminal.
Bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani
penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Bandara domestik
tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak mampu menangani
penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.
Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan
fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju
dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering
memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang
sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antar benua. Penentuan jenis
bandar udara ini berdasarkan :
a. Kebutuhan masa sekarang dan yang akan datang dari kota dan lingkungan
sekitar bandar udara atau bahkan lingkup suatu negara tehadap luas jangkauan
jalur penerbangan.
b. Kebutuhan politis yang disyaratkan misalnya sebuah bandara udara
internasional untuk sebuah ibukota negara dan sebuah bandara udara domestik
untuk ibukota propinsi atau sesuai pertimbangan politis lainnya.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
Terminal penumpang merupakan salah satu fasilitas pelayanan dalam suatu bandar
udara, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Fungsi Operasional yaitu kegiatan pelayanan penumpang dan barang dari dan ke
transportasi udara. Yang termasuk dalam fungsi operasional antara lain :
2) Fungsi Komersil yaitu bagian ruang tertentu yang terdapat di dalam terminal penumpang
dapat disewakan antara lain untuk : restoran, toko, ruang pamer, iklan, pos giro, telepon,
bank dan asuransi, biro wisata dan lain-lain.
a. Sarana publik sebagai salah satu faktor pembentuk skala ekonomi dalam bangunan
terminal maka disyaratkan memiliki akses langsung dengan proses penanganan
penumpang datang dan pergi.
b. Daerah penanganan (assembly) udara Untuk menangani penumpang internasional dan
penumpang domestik dengan memperhatikan kecenderungan jam penuh yang harus
dilayani.
c. Penumpang khusus adanya kebutuhan akomodasi dan fasilitas untuk penumpang yang
ditentukan penguasa untuk mendapatkan perhatian khusus sesuai persyaratan yang
ditentukan seperti prosesi dan pemisahan dari penumpang umum.
d. Penumpang difable dengan memperhatikan persyaratan desain alat bantu yang dipakai
seperti kursi roda, tempat tidur dorong, tongkat berjalan serta fasilitas bantu desain
lain seperti railing.
e. Penumpang yang diijinkan mendarat, merupakan bagian penanganan khusus berupa
pemisahan penumpang yang biasanya dilarang mendarat atau tahanan
penjara/pengadilan yang memerlukan keamanan khusus baik di imigrasi maupun
proses penumpang lainnya.
f. Penumpang dan kru pesawat transit, dengan memperhatikan pengamanan agar
penumpang dan kru transit tidak terkena atau menularkan penyakit tertentu selama
waktu singkat berada di darat yang tidak mewajibkan pemeriksaan kesehatan.
Terminal udara merupakan penghubungan antara sisi udara dengan sisi darat. Daerah
terminal area menampung fasilitas-fasilitas pelayanan penumpang, penanganan barang-
barang kiriman (cargo handling), perawatan dan administrasi pelabuhan udara. Sistem
pelayanan penumpang (passenger handling system) adalah merupakan hal yang utama dalam
perancangan suatu bandara. Sistem pelayanan penumpang (passenger handling system)
adalah sistem yang merupakan penghubung utama antara jalan masuk ke pelabuhan udara
dengan pewat terabang (mulai dari jalan masuk sampai ke dalam pesawat). Tujuan dari
Sistem pelayanan penumpang (passenger handling system) adalah:
C. Flight interface
Disini penumpang dipindahkan dari komponen prosesing ke pesawat
terbang. Aktifitas yang ada disini adalah meliputi pengumpulan, untuk
pemindahan seperti menaikan dan menurunkan ke atau dari pesawat.
Fasilitas-fasilitas yang akan melengkapi interface antara processing
dan penerbangan, antara lain :
a. Pintu-pintu pesawat diusahakan berdekatan dengan para
penumpang yang akan memasukinya. Hal ini dimadsudkan agar
penumpang lebih efisien untuk naik pesawat.
b. Apabila keadaan tidak memungkinkan untuk pesawat mendekat
ketempat menunggu para penumpang, maka fasilitas maka
dapat dilakukan dengan jalan kaki, jika pesawat terlalu jauh
dari pintu masuk maka sediakan bus untuk para penumpang.
c. Untuk naik dan masuk kedalam pesawat digunakan fasilitas
dari tangga-tangga yang ada dipesawat atau dapat pula dengan
jembatan penghubung seperti tangga berjalan (escalator) tangga
khusus untuk pesawat besar dimana tangga ini ditarik oleh
kendaraan pengangkut. (Garbarata)
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
Jenis luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan luas
bangunan yang merupakan representasi dari jumlah penumpang yang dilayani dan
kompleksitas ruang dan pengguna yang ada. Kelengkapan ruang dan fasilitas bangunan
terminal penumpang standar dijelaskan dalam tabel berikut.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
Saat ini FAA (Federal avitation administration) sudah menentukan bahwa untuk pengawasan
lalu lintas udara sebagai pembantu navigasi dalam penerbangan mendasarkan pada
pemakaian peralatan seperti :
a. Penerbanangan VFR (Visual Flight Rules), yaitu penerbangan yang dilaksanakan bila
cuaca benar-benar baik sehingga 100% penerbangan dilakukan secara visual (karena
dapat dilihat dan melihat). Dalam hal ini merupakan tanggung jawab sepenuhnya
pilot.
b. Penerbangan IFR (instrument flight rules), yaitu penerbangan yang dilaksanakan bila
keadaan tidak memungkinkan jika penerbangan dilakukan dengan visual saja,
misalnya cuaca buruk dan lalu lintas udara ramai. Dalam hal ini tanggung jawab ada
pada petugas-petugas dari air traffic control untuk memerintahkan pilot mengatur
pesawatnya dalam route penerbangan dan ketinggian yang diperlukan.
Suatu jaringan sistem navigasi penerbangan pada fasilitas pengawasan lalu lintas udara yang
maksudnya untuk mengatur penerbangan-penerbangan pesawat itu dapat terpisah satu sama
lain dengan cukup aman. Untuk itu maka daerah hukum pada pengontrolan itu dibagi 3
bagian yaitu :
a. Enroute
Air route traffic control center (ARTCC) mempunyai tanggung jawab untuk
mengamati dan mengawasi semua pergerakan dari pesawat terbang selama dalam
perjalanan.
b. Terminal
Approach Control Facility (AFC) dilengkapi dengan radar maka diberi istilah
TRACON (Terminal Radal Approach control) yang merupakan otomatis dalam
fasilitas ACF. ACF mempunyai tugas mengalihkan pesawat-pesawat yang datang
kepada airport trafic control tower (ACT) bila pesawat itu sudah dekat pada
runway dengan jarak 5 mil. Sebaliknya pesawat yang take-off dialihkan kepada
ACF dari ACT bila telah melampaui jarak 5 miles dari runway.
c. Airport
Airport traffic control tower (ACT) adalh merupakan fasilitas yang memberikan
saran-saran, memerintahkan, mengawasi lalu lintas pesawat terbang pada
pelabuhan udara sampai sejauh 5 mil dari pelabuhan udara. Tower akan
bertanggung jawab terhadap pesawat dengan memberikan informasi pada pilot
tentang keadaan airport mengenai angin, temperatur, tekanan barometer, keadaan
operasi bandara dan mengawasi semua pesawat yang ada di landasan.
Instrument landing system (ILS) adalah alat paling umum dipakai dan ini terdiri dari 2 buah
radio trasmiters yang lokasinya ada di pelabuhan udara, yaitu localizer dan glide-slope
localizer berguna untuk memberitahukan pada pilot apakah dia pada waktu
akan mendekati ruway sudah tepat pada center-line runway.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
Pada saaat landing pilot dibantu dengan 2 buah alat yang disebut dengan fan-maker yang
berguna untuk mengetahui berapa waktu ketika sebuah pesawat akan landing, yaitu :
Dalam konteks karakterisitik budaya Jawa yang akan penulis buat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini adalah bagaimana penulis mampu menggambarkan
karakteristik budaya Jawa kepada semua masyarakat yang melihat hasil akhir desain bandara
ini.
1. Sekaten
Menurut sejarahnya, perayan Sekatan bermula sejak zaman kerjaan islam Demak.
Meski sebelumnya,ketika jaman pemerintahan Rajan Hayam Wuruk di Majapahit, perayaan
semacam Sekaten yang disebut SRDAAGUNG itu sudah ada. Perayaan yang menjadi
tradisi kerajaan Majapahit tersebut,berupa persembahan sesaji kepada para dewa,disertai
dengan mantra-mantra, sekaligus untuk menghormati arwah para leluhur.
2. Upacara Garebeg
Garebeg adalah upacara adat Keraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali
dalam satu tahun untuk memperingati hari besar Islam. Mengenai istilah Garebeg,ini
berasal dari bahasa Jawa Grebeg, yang berarti Di iringi para pengikut. Pengertian lain
mengatakan bahwa Gunungan itu di perebutkan warga masyarakat yang berarti di Grebeg
atau Garebeg.
Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa,
Indonesia. Beberapa contoh dari seni tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian
tradisional dari Jawa ada berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya
kesenian Jawa ada 3 kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa
Timur (Ludruk dan Reog).
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
4. Silat
Ada perguruan silat bernama Kali Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya
dari Asia dan Amerika. Silat Kali Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit
kuno yang disebut menguasai Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand. Silat Jawa lainnya
adalah Perisai Diri yang didirikan oleh almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra
bangsawan Keraton Paku Alam. Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri
Tiongkok. Silat Persaudaraan Setia hati teratai yang di dirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo
dan berawal dibentuk oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo persaudaraan yang anggota keluarganya
disebut Sedulur Tunggal Ketjer, sedangkan permainan pencak silatnya dahulu disebut
Djojo Gendilo, Merpati Putih dan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga diciptakan
oleh orang Jawa. Keempat seni silat ini sudah tersebar ke Amerika dan Eropa.
5. Kapal Jung
Hasil budaya teknologi Jawa lainnya adalah Kapal Jung yaitu sebuah kapal layar
tradisional yang digunakan oleh orang Jawa pada zaman kerajaan dahulu. Dalam relief candi
Borobudur terdapat penggambaran kapal Jung. Lambung kapal Jung dibentuk dengan
menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu
tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal
berbentuk lancip. Kapal ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta
layar berbentuk segi empat. Kapal Jung yang disebut sebagai kapal Borobudur ini telah
memainkan peran besar dalam segenap urusan orang Jawa di bidang pelayaran, selama
beratus ratus tahun sebelum abad ke-13.
Memasuki awal abad ke-8, peran kapal Borobudur digeser oleh kapal kapal Jawa yang
berukuran lebih besar, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Pelaut Portugis menyebut
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
juncos, pelaut Italia menyebut zonchi. Istilah jung dipakai pertama kali dalam catatan
perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta yang berlayar ke Nusantara,
awal abad ke-14 mereka memuji kehebatan kapal Jawa berukuran raksasa sebagai penguasa
laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dengan pengerjaan kapal
Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan
bagaimana cara mengolah faade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik,
maka pada masa arsitektur modern kualitas non - fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus
dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
A.1. Bentuk
Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi
para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang
dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang
antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat juga
pada ekspresi yang baru.
Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan
muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar
menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin
untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua style
lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah
bentukbentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional
pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas
dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik
konstruksi yang baru, Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam
menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern. Muncul pemikiran baru tentang struktur yang
tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun.
A.2. Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam
memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah
alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat
melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari
seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah,
ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur dipahami dalam
tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang
didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat diterusuri
melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan
berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap.
Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah
yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan
manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.
Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern secara subjektif
Menurut para tokoh arsitek terkemuka :
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
Bandar Udara Internasional Tokyo atau populer sebagai Bandara Haneda (IATA:
HND, ICAO: RJTT) adalah salah satu dari dua bandar udara untuk Tokyo Raya, Jepang.
Bandara ini terletak di ta, Tokyo, 14 km sebelah selatan Stasiun Tokyo. Nama Bandara
Haneda lebih populer dibandingkan Bandar Udara Internasional Tokyo, untuk
membedakannya dari Bandara Internasional Narita yang pernah dinamakan "Bandara
Internasional New Tokyo" (New Tokyo International Airport) hingga tahun 2004. Haneda
menangani 64.211.074 penumpang pada tahun 2010. Berdasarkan total lewatan penumpang,
Haneda adalah bandara tersibuk nomor dua di Asia sekaligus bandara tersibuk nomor lima di
dunia. Haneda adalah basis utama dua maskapai penerbangan domestik Jepang, Japan
Airlines (Terminal 1) dan All Nippon Airways (Terminal 2), ditambah maskapai penerbangan
bertarif rendah Hokkaido International Airlines, Skymark Airlines, Skynet Asia Airways, dan
StarFlyer.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Haneda_Expansion_en.svg, 18
Oktober 2015)
Pemandangan fasilitas bandara dan terminal. Pusat kargo JAL dan ANA berada di paling kiri.
Di sebelah kanan pusat kargo terdapat Observatorium Cuaca Bandara Tokyo yang
dioperasikan oleh Badan Meteorologi Jepang. Gedung Kantor 2 Bandara Internasional Tokyo
berada di sebelah kanannya. Menara tinggi berwarna putih di sebelah kanannya adalah
menara pemandu lalu lintas udara. Gedung Parkir Nomor 2 berada di sebelah kanan menara
pemandu lalu lintas udara. Terminal 1 berada di sebelah kanan gedung parkir. Terminal 2
berada di belakang Terminal 1 sehingga tidak terlihat dari sudut pengambilan gambar ini. Di
sebelah kanan Terminal 1 terdapat pusat pemeliharaan JAL. Gedung terminal internasional
terlihat di paling kanan foto.
(Sumber: Civil Aviation Bureau; Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism
(19972006, 200709)
Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer.
Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.
Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km ini memiliki 2 landasan pacu paralel
utama masing-masing sepanjang 3,66 km yang terhubung oleh 2 taxiway silang. Ada 3
bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2
(penerbangan internasional dan Garuda Indonesia Airlines penerbangan domestik), dan
Terminal 3 pier 1 (Air Asia internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal
angkutan untuk kargo domestik dan kargo internasional.
a) Terminal 1
b) Terminal 2
Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara, berseberangan
dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan
25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang.
Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-
E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun
dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Pada 28 November 2011,
Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan
Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk
mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk
perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia
mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan
anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014.
Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45
menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak
semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.
c) Terminal 3
Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap
pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini
mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep
eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini,
Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia, Mandala Airlines, dan Lion Air. Dengan
kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6
pengklaiman bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U'
dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.
memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute
yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima,
Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut
disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II
(Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati
Terminal 3.
d) Terminal 4
Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-
laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada
tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly
dan modern, sama seperti desain Terminal 3.
e) Terminal Kargo
Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk
menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun
kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan
ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo
yang sekarang ini.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049
(Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/86/Grand_Design_SHIA.jpg, 19
Oktober 2015)
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Soekarno-Hatta, 19
Oktober 2015)