Anda di halaman 1dari 43

ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetian bandar udara

Bandar udara diartikan sebagai suatu tempat di darat atau di air di mana pesawat
udara dapat mendarat untuk menurunkan atau mengangkut penumpang dan barang,
mengadakan perbaikan atau mengisi bahan bakar (G&G Meriem Company (1959)). Maka,
arsitektur bandara dapat diartikan sebagai suatu wadah yang berfungsi menampung
perpindahan orang atau barang dari suatu mode angkutan ke kendaraan udara atau
sebaliknya. Di dalamnya menyangkut bangunan terminal (terminal building), tempat parkir
pesawat terbang (apron), parkir kendaraan darat, jalan, jalur hijau. Sedangkan definisi bandar
udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan
dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas
bagi angkutan udara untuk masyarakat". Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut
pelayanannya sesuai dengan rute penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas:
bandara internasional, bandara domestik, bandara internasional dan domestik. Status bandara
berpengaruh pula terhadap panjang landasannya yang sesuai dengan jelajah pesawat
terbangnya. Berdasarkan sumber (Ditjen Perhubungan Udara), panjang minimal landasan
yang dimiliki bandara sesuai dengan klasifikasinya, yakni bandara internasional 2.350 m,
bandara pusat utama 1.850 m, bandara propinsi 1.250 m, dan bandara perintis 750 m.

Wujud dasar suatu bandara umumnya dikelompokkan menjadi dua bagian, sbb:

1. Terminal Building yang di dalamnya terdapat


a. Bangunan terminal sebagai fasilitas wadah kegiatan penanganan penumpang
dan barang, kegiatan airlines, pengelolaan dan kegiatan lain yang
mendukungnya,
b. Hanggar dari pesawat sebagai wadah kegiatan pemeliharaan pesawat,
c. Fasilitas pemeliharaan bandara, termasuk pemadam kebakaran
d. Apron, untuk fasilitas bongkar muat barang dan penumpang serta juga wadah
kegiatan pelayanan teknis pesawat.

2. Landasan pacu (runway) yang meliputi prinsip pengaturan tata letak runway yang dapat
dibagi jadi 3 bagian, yakni: single runway, paralel runway dan divergent runway. Pengaturan
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

ini dapat dikembangkan lebih lanjut yang dipengaruhi oleh kebutuhan panjangnya, jumlah
dan arah runway.

Adapun istilah yang berkaitan dengan operasi penerbangan

a. Penerbangan berjadwal : penerbangan secara teratur dan tetap pada jalur- jalur
tertentu untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.
b. Penerbangan tak berjadwal : penerbangan secara sewaktu-waktu pada jalur-jalur yang
diperlukan untuk mengangkut penumpang barang jasa dan pos.

2.2 Fungsi bandar udara

Bandara berfungsi sebagai suatu tempat dengan segala perlengkapan beserta


gedungnya, dipakai untuk pemberangkatan, pendaratan dan pelayanan bagi pesawat terbang
dengan segala muatannya, berupa penumpang dan barang. Artinya, bandara merupakan
tempat perpindahan dari sub sistem angkutan udara ke udara, udara ke darat atau udara ke air.
Dewasa ini fungsi bandar udara telah banyak bergeser dibeberapa belahan dunia. Pergeseran
dimaksud adalah pengelolaan bandar udara yang semula berfungsi sebagai tempat tujuan
(destination airport) berubah atau bertambah menjadi tempat transit (transit airport) yang
sekaligus merupakan kawasan bisnis (aerometropolitan). Pentingnya pengembangan sektor
transportasi udara :

Merupakan urat nadi Pembangunan Nasioanal untuk melancarakan arus


manusia barang maupu informasi sebagai penunjang tercapainya
pengalokasian sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk itu jasa
transportasi harus cukup tersedia secara merata dan terjangkau daya beli
masyarakat.
Mempercepat arus lalu lintas penumpang, kargo servis.
Peran Transportasi Udara Dalam Integrasi Nasional: Penunjang Dan
Pendorong Stabilitas Wilayah Perbatasan Indonesia

2.3 Aktifitas bandar udara

Bandara merupakan penghubung antara transportasi daratan dan udara yang secara
umum mempunyai fungsi sebagai :

Tempat keberangkatan dan kedatangan penumpang pesawat


Untuk bokar/muat barang atau naik/turun penumpang
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tempat perpindahan (interchange) antar transit

Unsur-unsur pokok yang terkait di dalam angkutan udara antara lain : pesawat udara,
terminal, en route (air way, navigation, meteorology approach control dan radio monitoring).
Masing-masing unsur ini memiliki ketergantungan yang sangat erat satu sama lain, sehingga
jika satu berkembang maka yang lain akan berkembang juga sejalan dengan urgensinya.
Kegiatan yang menunjang unsur-unsur pokok itu antara lain :

Kegiatan pelayanan penumpang dan barang secara operasional maupun


administratif,
Pelayanan bagi keamanan penerbangan pada waktu terbang, mendarat atau
naik,
Pelayanan pesawat terbang dalam hal teknis dan operasional, yang sesuai
dengan hukum-hukum internasional maupun domestik, menyangkut peranan
pemerintah dalam transportasi udara.

Sebelum melahirkan macam ruang yang dibutuhkan, tentu harus dianalisis pola
pewadahannya sampai kegiatan yang ada di bandara. Macam kegiatan itu antara lain
meliputi:

Airlines (agen penerbangan, penjualan tiket, sampai administrasi dan


operasional),
Pelayanan umum (kedatangan dan keberangkatan penumpang, transit, istirahat
makan/minum), persewaan (penjualan souvenir, jasa, surat menyurat,
perhubungan),
pengelola bandara (pimpinan, kepala bagian, staf, dan pelaksana),
prosessing penumpang (pengawasan atau kontrol),
sirkulasi dan utilitas (untuk penumpang maupun petugas),
cargo,
pelayanan parkir, dan
penunjang kegiatan (teknis dan jaga).

2.4 Tipe bandar udara

Klasifikasi airport atau bandara Menurut Horonjeff (1994) ditentukan oleh berat
pesawat terbang hal ini penting untuk menentukan tebal perkerasan runway, taxiway dan
apron, panjang runway lepas landas dan pendaratan pada suatu bandara. Bentang sayap dan
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

panjang badan pesawat mempengaruhi ukuran apron parkir, yang akan mempengaruhi
susunan gedung-gedung terminal. Ukuran pesawat juga menentukan lebar runway, taxiway
dan jarak antara keduanya, serta mempengaruhi jari-jari putar yang dibutuhkan pada kurva-
kurva perkerasan. Kapasitas penumpang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan
fasilitas- fasilitas di dalam dan yang berdekatan dengan gedung-gedung terminal.

Panjang runway mempengaruhi sebagian besar daerah yang dibutuhkan di suatu


bandara. Selain berat pesawat, konfigurasi roda pendaratan utama sangat berpengaruh
terhadap perancangan tebal lapis keras. Pada umumnya konfigurasi roda pendaratan utama
dirancang untuk menyerap gaya-gaya yang ditimbulkan selama melakukan pendaratan
(semakin besar gaya yang ditimbulkan semakin kuat roda yang digunakan), dan untuk
menahan beban yang lebih kecil dari beban pesawat lepas landas maksimum. Dan selama
pendaratan berat pesawat akan berkurang akibat terpakainya bahan bakar yang cukup besar.
Berdasarkan klasifikasi atau status bandara, menurut pelayanannya sesuai dengan rute
penerbangan dan peranan pemerintah dapat dibedakan atas: bandara internasional, bandara
domestik, bandara internasional dan domestik.

Bandar udara domestik merupakan sebuah bandar udara yang hanya menangani
penerbangan domestik atau penerbangan di negara yang sama. Bandara domestik
tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi dan tidak mampu menangani
penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.
Bandar udara internasional merupakan sebuah bandar udara yang dilengkapi dengan
fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju
dan dari negara lainnya. Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering
memiliki landasan lebih panjang dan fasilitas untuk menampung pesawat besar yang
sering digunakan untuk perjalanan internasional atau antar benua. Penentuan jenis
bandar udara ini berdasarkan :
a. Kebutuhan masa sekarang dan yang akan datang dari kota dan lingkungan
sekitar bandar udara atau bahkan lingkup suatu negara tehadap luas jangkauan
jalur penerbangan.
b. Kebutuhan politis yang disyaratkan misalnya sebuah bandara udara
internasional untuk sebuah ibukota negara dan sebuah bandara udara domestik
untuk ibukota propinsi atau sesuai pertimbangan politis lainnya.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

2.5. Fungsi dan Jenis Terminal

2.5.1 Fungsi Terminal

Terminal penumpang merupakan salah satu fasilitas pelayanan dalam suatu bandar
udara, yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Fungsi Operasional yaitu kegiatan pelayanan penumpang dan barang dari dan ke
transportasi udara. Yang termasuk dalam fungsi operasional antara lain :

a. Pertukaran Moda yaitu perjalanan udara merupakan perjalanan kelanjutan dari


berbagai moda, mencakup akses perjalanan darat dan perjalanan udara. Sehingga
dalam rangka pertukaran moda tersebut penumpang melakukan pergerakan di
kawasan terminal penumpang.
b. Pelayanan penumpang yaitu proses pelayanan penumpang pesawat udara antara lain:
layanan tiket, pendaftaran penumpang dan bagasi, memisahkan bagasi dari
penumpang dan kemudian mempertemukannya kembali. Fungsi ini terjadi dalam
kawasan terminal penumpang.
c. Pertukaran tipe pergerakan yaitu proses perpindahan penumpang dan atau barang/
bagasi dari dan ke pesawat.

2) Fungsi Komersil yaitu bagian ruang tertentu yang terdapat di dalam terminal penumpang
dapat disewakan antara lain untuk : restoran, toko, ruang pamer, iklan, pos giro, telepon,
bank dan asuransi, biro wisata dan lain-lain.

2.5.2 Jenis Terminal

Terminal penumpang menurut jenisnya terdiri dari :


a) Terminal penumpang umum, yaitu terminal penumpang yang menampung
kegiatan-kegiatan operasional, komersial dan administrasi bagi pelayanan
penumpang, baik dengan penerbangan berjadwal maupun tidak berjadwal.
b) Terminal penumpang khusus yaitu terminal penumpang yang diperuntukan
bagi penumpang umum dengan pelayanan khusus dan hanya dimanfaatkan
pada waktu-waktu tertentu antara lain :
1. Terminal haji yaitu terminal penumpang yang diperuntukan bagi
kegiatan pelayanan jemaah haji dan barang bawaannya Dalam
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

pemrosesan penumpang berangkat, maka pemeriksaan calon haji dan


bagasi kabinnya sesuai dengan persyaratan keselamatan operasi
penerbangan harus dilakukan pemeriksaan security oleh petugas di
asrama/karantina haji, sedangkan pemeriksaan dokumen dilakukan
oleh terminal penumpang.
2. Terminal VIP yaitu terminal penumpang yang diperuntukan bagi
kegiatan pelayanan tertentu sebagai pejabat tinggi negara dan tamu
negara. Pemeriksaan dilakukan seperti pemeriksaan pada penumpang
umum. Perencanaan bangunan terminal VIP dapat terpisah atau
menyatu dengan bangunan terminal penumpang umum.
3. Terminal TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yaitu terminal penumpang
yang diperuntukan bagi kegiatan pelayanan TKI (Tenaga Kerja
Indonesia) dan barang bawaannya. Pemeriksaan dilakukan seperti
pemeriksaan pada penumpang umum. Perencanaan bangunan terminal
TKI dapat terpisah atau menyatu dengan bangunan terminal
penumpang umum.

Menurut kegiatannya daerah-daerah bangunan dapat dibagi dalam:


a. Daerah Gedung Terminal
Merupakan pust dari segala kegiatan pengelolaan manusia, barang dan pesawat.
Perlu diperhatikan hubungan-hubungan (langsung dan tidak langsung) antara
kegiatan-kegiatan di daerah bangunan lainnya. Di termiunal penumpang terjadi
transisi penumpang, bagasi, pos, barang, makanan, bahan bakar antara angkutan
darat dan udara.
b. Daerah Penerbangan Umum dan Lokal (Commercial fixed base operations areas)
Untuk kegiatan jual beli dan sewa pesawat ringan, parkir, perawatan dan
perbaikan, charter, penyemprotan, helicopter, pendidikan, dsb. Hubungan dengan
kegiatan lain di pelabuhan udara perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
daerah bangunan lapangan terbang.
c. Daerah Hangar
Untuk persiapan-persiapan pesawatnya:
Daerah dekat tempat bongkar muat pesawat untuk peralatan dan
bahan ringan pelayanan pesawat
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Daerah dekat parkir apron pesawat untuk perawatan diantara


jadwal terbangnya. Daerah hangar dan sekitarnya untuk perawatan
berat pesawat lengkap. Luas daerah ini diperngaruhi oleh sifat dan
ruang lingkup perawatan. Yang terakhir ini tergantung dari pola
jaringan udaranya dan fasilitas besar diperlukan di tempat
penerbangan asal, tujuan dan membalik (originating/ mulai,
ending/berakhir dan turn-around points). Kemungkinan perluasan
harus diperhitungkan dalam perencanaannya.
d. Daerah Cargo
Luasnya tergantung dari sistem pengelolaan dan banyaknya muatan yang
ditangani supaya bisa berjalan efisien. Bisa menyatu dengan gedung terminal dan
bisa mencakup pos, daerah pengelolaan pos dan kiriman barang ringan (paket pos)
bisa direncanakan dekat daerah kargo atau dekat / menjadi satu dengan daerah
gedung terminal penumpang sesuai intensitas kegiatan pos.
e. Daerah Parkir Pesawat (Parking Apron)
Untuk perawatan yang perlu waktu di tanah agak lama. Sebaiknya disediakan
parking apron terpisah untuk pesawat-pesawat type executive general aviation.
f. Daerah Khusus
Untuk peralatan yang akan dipakai dalam keadaan darurat yang harus bisa
mencapai langsung semua daerah sekeliling lapangan udara. Demikian juga
diperlukan daerah khusus untuk peralatan yang akan dipakai untuk perawatan
umum pelabuhan udara. Jadi sebaiknnya didekat fasilitas pendaratan seperti
landasan dan taxiway dan jalan masuk lapangan udara, tetapi tidak perlu
berdekatan dengan gedung terminal penumpang ataupun daerah bongkar muat
barang.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.1 terminal penumpang 120 m

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

Gambar 2.2 terminal penumpang 240 m

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.3 terminal penumpang 600 m

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

Gambar 2.4 blok tata ruang domestik

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.5 blok tata ruang Internasional

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

2.6. Sirkulasi pada Bandar Udara

Airport dibagi menjadi 2 elemen : Airside dan Landside. Gerbang pesawat/aircraft


gates pada terminal building merupakan perbatasannya . Pada pembahasan ini hanya
membahas pada lingkup landside saja yang didalamnya tercakup bangunan terminal, area
parkir dan akses darat. Esensi dari area terminal adalah penghubung antara sistem akses darat
(ground access system) dengan pesawat. Dalam bangunan terminal, terjadi proses persiapan
penumpang untuk terbang, yang baru mendarat, dan yang hanya transit dan bersiap untuk
melanjutkan perjalanan udara lainnya via airport tersebut. Pada bangunan terminal ini
merupakan bagian utama dari pemrosesan penumpang, baik untuk penumpang keberangkatan
mauupun penumpang kedatangan. Dalam terminal terdapat pembagian sirkulasi antara
penumpang dan bagasi. Pada bagian landside terdiri dari area parkir kendaraan dan bangunan
terminal, sedangkan untuk bagian airside terdiri dari bagian apron, holding way, taxi pad,
run way, dan enroute airspace.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

2.6.1 Sirkulasi Penumpang

2.6.1.1 Persyaratan Akomodasi penumpang

a. Sarana publik sebagai salah satu faktor pembentuk skala ekonomi dalam bangunan
terminal maka disyaratkan memiliki akses langsung dengan proses penanganan
penumpang datang dan pergi.
b. Daerah penanganan (assembly) udara Untuk menangani penumpang internasional dan
penumpang domestik dengan memperhatikan kecenderungan jam penuh yang harus
dilayani.
c. Penumpang khusus adanya kebutuhan akomodasi dan fasilitas untuk penumpang yang
ditentukan penguasa untuk mendapatkan perhatian khusus sesuai persyaratan yang
ditentukan seperti prosesi dan pemisahan dari penumpang umum.
d. Penumpang difable dengan memperhatikan persyaratan desain alat bantu yang dipakai
seperti kursi roda, tempat tidur dorong, tongkat berjalan serta fasilitas bantu desain
lain seperti railing.
e. Penumpang yang diijinkan mendarat, merupakan bagian penanganan khusus berupa
pemisahan penumpang yang biasanya dilarang mendarat atau tahanan
penjara/pengadilan yang memerlukan keamanan khusus baik di imigrasi maupun
proses penumpang lainnya.
f. Penumpang dan kru pesawat transit, dengan memperhatikan pengamanan agar
penumpang dan kru transit tidak terkena atau menularkan penyakit tertentu selama
waktu singkat berada di darat yang tidak mewajibkan pemeriksaan kesehatan.

2.6.1.2 Sistem pelayanan Pengoperasian penumpang

Terminal udara merupakan penghubungan antara sisi udara dengan sisi darat. Daerah
terminal area menampung fasilitas-fasilitas pelayanan penumpang, penanganan barang-
barang kiriman (cargo handling), perawatan dan administrasi pelabuhan udara. Sistem
pelayanan penumpang (passenger handling system) adalah merupakan hal yang utama dalam
perancangan suatu bandara. Sistem pelayanan penumpang (passenger handling system)
adalah sistem yang merupakan penghubung utama antara jalan masuk ke pelabuhan udara
dengan pewat terabang (mulai dari jalan masuk sampai ke dalam pesawat). Tujuan dari
Sistem pelayanan penumpang (passenger handling system) adalah:

Terutama memikirkan mengenai cara penumpang datang di pelabuhan udara.


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Processing penumpang untuk memulai mengadakan perjalanan atau mengakhiri


perjalanan udaranya, dan
Mengangkut penumpang dari dan ke pesawat terbangnya. Sistem pelayanan
penumpang terdiri dari 3 komponen-komponen utama, diantaranya :
A. Access interface
Disini penumpang diarahkan masuk ke komponen passenger-processing untuk
keperluan perjalanannya. Cara-cara sirkulasi, menunggu pemberangkatan,
menaikkan dan menurunkan penumpang adalah merupakan komponen dari
aktifitas para penumpang. Terdapat fasilitas seperti :
Jalan masuk dan keluar bagi kendaraan yang mengantar dan
menjemput penumpang Enplaning curb dan deplaning curb
Tersedia fasilitas-fasilitas parkir untuk berbagai kendaraan di
pelabuhan udara, begitu juga untuk jalan kaki. (area parkir mobil).
B. Processing
Disini penumpang diproses untuk mempersiapkan pemberangkatan atau
mengakhiri perjalannya. Aktifitas yang mendukung dari processing system
adalah perlengkapan daripada fasilitas-fasilitas seperti :
a. Loket untuk tiket penerbangan dan pemeriksaan bagasi
b. Ruangan untuk aktifitas pengawasan dalam hal security, misalnya
pemeriksaan anggota badan, kesehatan dan imigrasi
c. Fasilitas untuk mengambil barang-barang bawaan (bagasi)
d. Ruangan untuk sirkulasi dan gerak para penumpang
e. Ruangan tunggu dengan perlengkapan agar penumpang yang
menunggu dapat istirahat dengan tenang dan nyaman
f. Ruang perlengkapan seperti : tempat suci muka, kamar mandi, WC,
telepon umum, kotak almari kecil untuk menyimpan tas. Ruang
perawat/pengasuh anak-anak, ruang P3K (palang merah) dan tempat
pemesanan hotel, bioskop, kapal.
g. Informasi untuk jadwal penerbangan dan pengumuman- pengumuman
berhubung ada perubahan route penerbangan, agar para penumpang
dapat mengambil langkah-langkah yang perlu.
h. Fasilitas-fasilitas untuk makan dan minum seperti cafetaria, dan
restaurant.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

i. Fasilitas untuk pengantar dan penjemput disediakan ruangan khusus


tersendiri
j. Tempat sirkulasi publik; tangga, escalator, elevator, koridor, conveyor
k. Kantor

Perlengkapan pengambilan bagasi terdiri dari 2 jenis : Simple-shelf dan Rotating-carousel.

C. Flight interface
Disini penumpang dipindahkan dari komponen prosesing ke pesawat
terbang. Aktifitas yang ada disini adalah meliputi pengumpulan, untuk
pemindahan seperti menaikan dan menurunkan ke atau dari pesawat.
Fasilitas-fasilitas yang akan melengkapi interface antara processing
dan penerbangan, antara lain :
a. Pintu-pintu pesawat diusahakan berdekatan dengan para
penumpang yang akan memasukinya. Hal ini dimadsudkan agar
penumpang lebih efisien untuk naik pesawat.
b. Apabila keadaan tidak memungkinkan untuk pesawat mendekat
ketempat menunggu para penumpang, maka fasilitas maka
dapat dilakukan dengan jalan kaki, jika pesawat terlalu jauh
dari pintu masuk maka sediakan bus untuk para penumpang.
c. Untuk naik dan masuk kedalam pesawat digunakan fasilitas
dari tangga-tangga yang ada dipesawat atau dapat pula dengan
jembatan penghubung seperti tangga berjalan (escalator) tangga
khusus untuk pesawat besar dimana tangga ini ditarik oleh
kendaraan pengangkut. (Garbarata)
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.6 sirkulasi penumpang

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

Tabel 2.1 standar luas terminal domestik

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2.2 standar luas terminal Internasional

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

2.7. Kelengkapan ruang dan fasilitas

Jenis luas dan kelengkapan dari bangunan terminal penumpang disesuaikan dengan luas
bangunan yang merupakan representasi dari jumlah penumpang yang dilayani dan
kompleksitas ruang dan pengguna yang ada. Kelengkapan ruang dan fasilitas bangunan
terminal penumpang standar dijelaskan dalam tabel berikut.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2.3 kelengkapan ruang dan fasilitas terminal penumpang standar

(domestik dan internasional)

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2.4 kelengkapan ruang dan fasilitas lainya

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)

Tabel 2.5 perhitungan kebutuhan ruang penumpang


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

(sumber : Badan Standarisasi Nasional)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

2.8. Pengawasan lalu lintas udara (air traffic control)

Saat ini FAA (Federal avitation administration) sudah menentukan bahwa untuk pengawasan
lalu lintas udara sebagai pembantu navigasi dalam penerbangan mendasarkan pada
pemakaian peralatan seperti :

a. Radio signal station (sinyal stasiun-stasiun radio)


b. Radar
c. Instrument landing system
d. Air-route traffic control centers
e. Airport traffic control towers (menara pengawas lalu lintas udara)
f. Continous weather report (pengamat cuaca)
g. Peraturan-peraturan untuk fasilitas penerbangan

2.8.1.1 Lalu lintas udara di dunia

a. Penerbanangan VFR (Visual Flight Rules), yaitu penerbangan yang dilaksanakan bila
cuaca benar-benar baik sehingga 100% penerbangan dilakukan secara visual (karena
dapat dilihat dan melihat). Dalam hal ini merupakan tanggung jawab sepenuhnya
pilot.
b. Penerbangan IFR (instrument flight rules), yaitu penerbangan yang dilaksanakan bila
keadaan tidak memungkinkan jika penerbangan dilakukan dengan visual saja,
misalnya cuaca buruk dan lalu lintas udara ramai. Dalam hal ini tanggung jawab ada
pada petugas-petugas dari air traffic control untuk memerintahkan pilot mengatur
pesawatnya dalam route penerbangan dan ketinggian yang diperlukan.

2.8.1.2 Peraturan untuk fasilitas penerbangan

1. colored airways, di mana pada jalur penerbangan tersebut diberi warna,


2. victor airways, gelombang radio LF (low frequency) dan MF (medium frequency)
yang dipakai pada 4 tempat antara masing-masing kota sekarang dengan mendasarkan
pada victor airways di mana pengaturan lebih disempurnakan yaitu dengan VOR
(very high frequency omni range equipment).
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

2.9.1 Sistem penerbangan (airways system)

Suatu jaringan sistem navigasi penerbangan pada fasilitas pengawasan lalu lintas udara yang
maksudnya untuk mengatur penerbangan-penerbangan pesawat itu dapat terpisah satu sama
lain dengan cukup aman. Untuk itu maka daerah hukum pada pengontrolan itu dibagi 3
bagian yaitu :

a. Enroute
Air route traffic control center (ARTCC) mempunyai tanggung jawab untuk
mengamati dan mengawasi semua pergerakan dari pesawat terbang selama dalam
perjalanan.

b. Terminal
Approach Control Facility (AFC) dilengkapi dengan radar maka diberi istilah
TRACON (Terminal Radal Approach control) yang merupakan otomatis dalam
fasilitas ACF. ACF mempunyai tugas mengalihkan pesawat-pesawat yang datang
kepada airport trafic control tower (ACT) bila pesawat itu sudah dekat pada
runway dengan jarak 5 mil. Sebaliknya pesawat yang take-off dialihkan kepada
ACF dari ACT bila telah melampaui jarak 5 miles dari runway.
c. Airport
Airport traffic control tower (ACT) adalh merupakan fasilitas yang memberikan
saran-saran, memerintahkan, mengawasi lalu lintas pesawat terbang pada
pelabuhan udara sampai sejauh 5 mil dari pelabuhan udara. Tower akan
bertanggung jawab terhadap pesawat dengan memberikan informasi pada pilot
tentang keadaan airport mengenai angin, temperatur, tekanan barometer, keadaan
operasi bandara dan mengawasi semua pesawat yang ada di landasan.

2.10 Alat bantu navigasi

Diklasifikasikan dalam kelompok, yaitu:

1. External aids (yang terletak di luar pesawat, yaitu di airport)


2. Internal aids (yang terletak di dalam pesawat, yaitu di cockpit) pemakaian peralatan
ini dapat dipakai dalam penerbangan di atas lautan atau diatas daratan atau juga
daratan dan lautan. Sedangkan klasifikasinya :
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

a. External overland enroute aids


Beberapa prinsip External overland enroute aids yaitu:
Very High Frequency Omnirange (VOR)
merupakan gelombang radio magnet dan elektronik yang dipancarkan ke
semua bagian dengan dipakai pada pesawat terbang pada perjalanan atau
penerbangan (yang mengarah seperti sinar/radial). Stasiun radio VOR
bekerja dari titik 00 pada magnet utara yang mengikuti arah jarum jam
sampai arah 3600 sehingga dalam batas 10 akan menjangkau 3600 route
penerbangan. Dalam menjalankan pesawat pada route penerbangan pilot
menerbangkan pesawat menurut petunjuk dari stasiun VOR kemudian
melihat pada indokator arah yang terdapat cockpit pesawat yang disebut
Position Deviation Indicator (PDI).
Distance measuring equipment (DME)
Pelengkapan pengukur jarak yang dipasang pada hampir seluruh stasiun
VOR. Dengan adanya DME ini pilot akan diberi tahu tentang jarak antara
pesawat dan stasiun VOR. Dengan adanya DME di pilot akan diberitahu
tahu tentang jarak jarak antara pesawat dan stasiun VOR yang diikuti.
TACAN, VORTAC, VOR-DMET TACAN
(Tactial air navigation) adalah alat yang merupakan kombinasi antara
azimuth dan ukuran jarak ke dalam satu unit pengganti antara dua yang
mengoperasikan ke dalam gelombang frekuensi tinggi. VORTAC (VOR
dan TACAN), sedangkan VOR-DMET (VOR, DME, TACAN).
Air route surveillance radar
Radar berjangkauan panjang yang dipasang pada tempat-tempat yang
dilalui pesawat (di Amerika Serikat) untuk pengamatan terhadap pesawat
yang terbang disekitar situ. Jangkauan radar ini dapat menjangkau 300nmi.

b. External Overland Terminal Aids

Instrument landing system (ILS) adalah alat paling umum dipakai dan ini terdiri dari 2 buah
radio trasmiters yang lokasinya ada di pelabuhan udara, yaitu localizer dan glide-slope

localizer berguna untuk memberitahukan pada pilot apakah dia pada waktu
akan mendekati ruway sudah tepat pada center-line runway.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

glide-slope berguna untuk memberitahukan pada pilot apakah waktu


mendekati runway sudah pada sudut yang benar, berkisar antara 2-30.

Pada saaat landing pilot dibantu dengan 2 buah alat yang disebut dengan fan-maker yang
berguna untuk mengetahui berapa waktu ketika sebuah pesawat akan landing, yaitu :

Outer marker (LOM), dipasang 4-5nmi dari ujung runway


Middle marker (MM), dipasang sekitar 3000 ft dari ujung runway

2.11 Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalam konteks karakterisitik budaya Jawa yang akan penulis buat dalam
menyelesaikan tugas akhir ini adalah bagaimana penulis mampu menggambarkan
karakteristik budaya Jawa kepada semua masyarakat yang melihat hasil akhir desain bandara
ini.

2.11.1 Keistimewaan DIY

Status keistimewaan Jogja sebenarnya sebuah warisan dari zaman sebelum


kemerdekaan. Kesultanan Yogyakarta dan juga Kadipaten Paku Alaman, sebagai cikal bakal
atau asal usul DIY, memiliki status sebagai Kerajaan vasal/Negara bagian dalam
pemerintahan sejak mulai dari penjajahan VOC , Hindia Perancis, India Timur/EIC , Hindia
Belanda , dan terakhir penjajahan oleh Kekaisaran Jepang. Selain Perjanjian Giyanti, ada
kontrak politik (17 Maret 1813) yang menyatakan bahwa terdapat dua kerajaan, yaitu
Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman. Berdasarkan tiga kali
kontrak (tahun 1877, 1921, dan 1940) menunjukkan bahwa Kesultanan tidak tunduk begitu
saja pada kekuasaan Hindia Belanda. Banyak orang tidak akan mengerti apa makna
keistimewaan DI Yogyakarta kalau tanpa memahami sejarah berdirinya Republik Indonesia
dan kontribusi Kasultanan Ngayogyakarto saat dipimpin jumeneng Sultan Hamengkubuwono
IX. Apa yang membuat Yogyakarta memiliki keistimewaan dibanding daerah lain. Perlu
dipahami, DIY tidak diistimewakan dalam hubungannya dengan fiskal pusat dan daerah
maupun dalam kedudukan tinggi rendah sebagai warga negara, suku bangsa maupun ras, ini
semata-mata dilihat dari substansi sejarah dan budaya.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Sayap burung Garuda yang mengepak lebar


menggambarkan keagungan dan
kewibawaan keraton (sebagai lembaga
eksekutif, ) yang tegas, mantap, kuat, total ,
dinamis, optimis dan pantang menyerah,
dalam membawa kemakmuran /
kesejahteraan Negara- rakyat, sebuah sifat
wajib seorang pemimpin, dan penentram,
pelindung.

Gambar 2.7 lambang keraton Yogyakarta dan maknaya

(Sumber : https://arigorie.wordpress.com, diakses tgl 18 Oktober 2015)

2.11.2 Kebudayaan Yogyakarta dan Jawa

1. Sekaten

Menurut sejarahnya, perayan Sekatan bermula sejak zaman kerjaan islam Demak.
Meski sebelumnya,ketika jaman pemerintahan Rajan Hayam Wuruk di Majapahit, perayaan
semacam Sekaten yang disebut SRDAAGUNG itu sudah ada. Perayaan yang menjadi
tradisi kerajaan Majapahit tersebut,berupa persembahan sesaji kepada para dewa,disertai
dengan mantra-mantra, sekaligus untuk menghormati arwah para leluhur.

Gambar 2.8 Upacara Sekaten Yogyakarta

(Sumber: https://rifiway26.wordpress.com, diakses tgl 18 Oktober 2015)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

2. Upacara Garebeg

Garebeg adalah upacara adat Keraton Yogyakarta yang diselenggarakan tiga kali
dalam satu tahun untuk memperingati hari besar Islam. Mengenai istilah Garebeg,ini
berasal dari bahasa Jawa Grebeg, yang berarti Di iringi para pengikut. Pengertian lain
mengatakan bahwa Gunungan itu di perebutkan warga masyarakat yang berarti di Grebeg
atau Garebeg.

Gambar 2.8.1 Upacara Garebeg Yogyakarta

(Sumber: https://rifiway26.wordpress.com, diakses tgl 18 Oktober 2015)

3. Seni Tradisional Jawa

Seni Tradisional Jawa adalah karya seni yang diciptakan dan berasal dari Pulau Jawa,
Indonesia. Beberapa contoh dari seni tradisional jawa antara lain tari gambyong. Kesenian
tradisional dari Jawa ada berbagai macam, tetapi secara umum dalam satu akar budaya
kesenian Jawa ada 3 kelompok besar yaitu Banyumasan (Ebeg), Jawa Tengah dan Jawa
Timur (Ludruk dan Reog).
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Reog_Ponorogo.jpg, 10 September 2015)

4. Silat

(https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Perisaidiri.jpg, 10 September 2015)

Ada perguruan silat bernama Kali Majapahit yang berasal dari Filipina dengan anggotanya
dari Asia dan Amerika. Silat Kali Majapahit ini mengklaim berakar dari Kerajaan Majapahit
kuno yang disebut menguasai Filipina, Singapura, Malaysia dan Thailand. Silat Jawa lainnya
adalah Perisai Diri yang didirikan oleh almarhum RM Soebandiman Dirdjoatmodjo, putra
bangsawan Keraton Paku Alam. Teknik silat Perisai Diri mengandung unsur 156 aliran silat
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

dari berbagai daerah di Indonesia ditambah dengan aliran Shaolin (Siauw Liem) dari negeri
Tiongkok. Silat Persaudaraan Setia hati teratai yang di dirikan oleh Ki Hajar Harjo Utomo
dan berawal dibentuk oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo persaudaraan yang anggota keluarganya
disebut Sedulur Tunggal Ketjer, sedangkan permainan pencak silatnya dahulu disebut
Djojo Gendilo, Merpati Putih dan silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah juga diciptakan
oleh orang Jawa. Keempat seni silat ini sudah tersebar ke Amerika dan Eropa.

5. Kapal Jung

(https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:-HK_CityHall_Seaview_51217_5.png, 10 September 2015

Hasil budaya teknologi Jawa lainnya adalah Kapal Jung yaitu sebuah kapal layar
tradisional yang digunakan oleh orang Jawa pada zaman kerajaan dahulu. Dalam relief candi
Borobudur terdapat penggambaran kapal Jung. Lambung kapal Jung dibentuk dengan
menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. Kemudian disambungkan pada pasak kayu
tanpa menggunakan kerangka, baut, atau paku besi. Ujung haluan dan buritan kapal
berbentuk lancip. Kapal ini dilengkapi dengan dua batang kemudi menyerupai dayung, serta
layar berbentuk segi empat. Kapal Jung yang disebut sebagai kapal Borobudur ini telah
memainkan peran besar dalam segenap urusan orang Jawa di bidang pelayaran, selama
beratus ratus tahun sebelum abad ke-13.

Memasuki awal abad ke-8, peran kapal Borobudur digeser oleh kapal kapal Jawa yang
berukuran lebih besar, dengan tiga atau empat layar sebagai Jung. Pelaut Portugis menyebut
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

juncos, pelaut Italia menyebut zonchi. Istilah jung dipakai pertama kali dalam catatan
perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibn Battuta yang berlayar ke Nusantara,
awal abad ke-14 mereka memuji kehebatan kapal Jawa berukuran raksasa sebagai penguasa
laut Asia Tenggara. Teknologi pembuatan Jung tak jauh berbeda dengan pengerjaan kapal
Borobudur; seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.

Beberapa kebudayaan Jawa dan karakteristiknya yang masih dipertahankan oleh


masyarakat selama ratusan tahun ini perlu lebih dieksplorasi kedalam sesuatu yang megah,
besar, dan juga bisa dilihat masyarakat lokal maupun asing, dalam hal ini eksplorasi elemen-
elemen kebudayaan Jawa akan dimasukan kedalam bangunan Bandara Internasional DIY.

2.11.3 Bangunan Arsitektur Modern

Norwegian National Opera Ballet, Mies Van Der Rohe

Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam perkembangan arsitektur dimana ruang
menjadi objek utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya arsitektur lebih memikirkan
bagaimana cara mengolah faade, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya kualitas fisik,
maka pada masa arsitektur modern kualitas non - fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus
dalam arsitektur modern adalah bagaimana memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa, hingga akhirnya diartikulasikan dalam


penyusunan elemen-elemen ruang secara nyata.
Menurut Rayner Banham pada bukunya yang berjudul Age of The Master : A Personal
View of Modern Architecture, 1978, perkembanagan arsitektur modern menekankan pada
kesederhanaan suatu desain. Para arsitek pada masa itu menginginkan bangunan
rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan
paham eclecticism pada tiap rancangannya. Arsitektur modern merupakan Internasional Style
yang menganut Form Follows Function (bentuk mengikuti fungsi). Bentukan platonic solid
yang serba kotak, tak berdekorasi, perulangan yang monoton, merupakan ciri arsitektur
modern. Ciri-ciri arsitektur modern adalah :
a. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya (seragam),Merupakan suatu arsitektur yang dapat
menembus budaya dan geografis.
b. Berupa khayalan, idealis
c. Bentuk tertentu, fungsional,Bentuk mengikuti fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton
karena tidak diolah.
d. Less is more ,Semakin sederhana merupakan suatu nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.
e. Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu ditolak,Penambahan ornamen dianggap
suatu hal yang tidak efisien. Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan
karena dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang dunia II.
f. Singular(tunggal), Arsitektur modern tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek,
sehingga tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
g. Nihilism, Penekanan perancangan pada space, maka desain menjadi polos, simple,
bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada apaapanya kecuali geometri dan bahan aslinya.

Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang digunakan diekspos secara polos,


ditampilkan apa adanya. Tidak ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga
hilang karakter aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.
Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk merefleksikan karakternya yang
murni, karakter tertentu yang khas yang memang menjadi kekuatan dari jenis material
tersebut. Memberi sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah
upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan, menghancurkan kekuatan asli yang
dimiliki oleh bahan tersebut. Contohnya :
a. Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

b. Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.


c. Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang.

A. Bentuk dan Ruang dalam Arsitektur Modern

Perkembangan Arsitektur Modern meliputi perkembangan pemikiran mengenai konsep


fungsi, bentuk, konstruksi dan ruang. Namun dalam pembahasan ini penekanan lebih pada
pembahasan bentuk dan ruang, ciri pokok dari bentuk adalah ada dan nyata atau terlihat atau
teraba, sedangkan ruang memiliki ciri khas ada dan tak terlihat atau tidak nyata. Ditinjau
dari segi bentuk, bangunan arsitektur modern memungkinkan untuk menghasilkan bentuk-
bentuk yang tidak biasa karena perkembangan teknologi struktur dan konstruksi serta
perkembangan teknologi bahan pada masa itu. Sedangkan dilihat dari segi ruang bangunan
arsitektur modern bersifat lebih mengalir dan hirarki berdasarkan proses sirkulasi dan
berkegiatan (step to step). Sekedar untuk melengkapi dari segi konstruksi, perkembangan
arsitektur modern ditandai oleh penggunaan konstruksi beton bertulang, baja dan bahan-
bahan bangunan yang ringan dan dilihat dari segi fungsi, Bentuk bangunan arsitektur modern
menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan ditekankan pada fungsinya.
Berdasarkan pada Slogan Le Corbusier rumah sebagai mesin untuk tempat tinggal. Le
Corbusier sebenarnya menginginkan dua hal. Yang pertama adalah sebuah rumah yang
menyerupai mesin yang murah, standard, mudah digunakan dan mudah dalam perawatan.
Tapi ia juga mengartikan sebuah rumah yang didesain dengan kejujuran. Oleh karena itu
slogan tersebut menjadi terkenal pada masa perkembangan arsitektur modern dan menjadi
konsep dasar suatu rancangan bangunan yang modern. Merujuk pada buku Rayner Banham
Guide to Modern Architecture, Chapter 2,3,4 and 5. Tentang bentuk dan ruang.

A.1. Bentuk
Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang membingungkan bagi
para praktisi, karena tidak ditentukan dan dibentuk dari fungsi maupun bahan bangunan yang
dipakai. Tidak satupun dari fungsi maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang
antusias pada pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat juga
pada ekspresi yang baru.
Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak satu kesatuan dan
muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu mengharapkan solusi yang tepat agar
menghasilkan bentuk yang spesifik antara gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

umumnya layak karena teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin
untuk dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena semua style
lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah
bentukbentuk geometri (platonic solid) yang ditampilkan apa adanya.
Arsitektur modern pada dasarnya masih melakukan pengulangan bentuk-bentuk rasional
pada awal abad 20 dimana fungsi masih menjadi inspirasi utama, dan pada masa kini bebas
dalam mengembangkannya. Selanjutnya mereka memanfaatkan material dan teknik
konstruksi yang baru, Jika material baru tidak dapat ditentukan dengan tegas dalam
menetapkan bentuk-bentuk arsitektur modern. Muncul pemikiran baru tentang struktur yang
tergantung pada tempat dimana bangunan itu dibangun.

A.2. Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah kesadaran dalam
memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya didalam struktur (diluar hanyalah
alam, ketidakaturan dan tidak dapat diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat
melihat tampak luar dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari
seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat dan tertutup.
Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas meluas kesegala arah,
ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya (segi empat) arsitektur dipahami dalam
tiga dimensi, ruang dari arsitektur modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang
didalam merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat diterusuri
melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih mengalir dan berurutan
berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan struktur yang tetap.
Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan yang radikal dari sebuah masalah
yang fungsional yang tidak dapat hilang sebagai bagian dari estetika yang merupakan
manipulasi dari ruang yang tidak terbatas dan terukur.
Berikut adalah beberapa pendapat tentang konsep ruang dan bentuk modern secara subjektif
Menurut para tokoh arsitek terkemuka :
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Villa Savoye, Le Corbusier


a. Ruang yang tercipta haruslah seefisien mungkin, sesuai dengan kaidah industri. Karena
ruang adalah mesin untuk ditinggali/ditempati. Keindahan diperoleh dari purism
(kemurnian), dimana bentuk-bentuk yang digunakan adalah bentuk yang halus dan
sederhana.
b. Bentuk bangunan menggunakan modul manusia (le corbusier) karena bangunan
ditekankan pada fungsinya. Bentuk bersifat kubisme dan futuris.

Farnsworth house, Fox River, Illinois, 1950


a. Ruang haruslah sederhana dan apa adanya, karena dari situlah estitika berasal. Fleksibel
adalah nilai tambah tersendiri bagi sebuah ruang yang dapat memberi kesan dinamis dan
adaptif. Secara struktural ruang harus terpisah antara kolom dan dindingnya (skins &
bones).
b. Bentuk bersifat kubisme dan futuristik.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Fagus Factory, Alfeld-an-der-Line


.
a. Awal pembentukan ruang adalah dimulai dari suasananya, baru setelah itu beralih pada
fungsi. Keindahan ditemukan dari produk industri dan bukan dari alam.
b. Penciptaan bentuk bangunan, sesuai dengan pola perletakan ruang yang urut berdasarkan
sequence proses kegiatan penghuninya.

Falling Water, Frank Lloyd wright

a. Ruang terbentuk karena interaksinya dengan lingkungan alam. Bagaimana lingkungan


binaan merespon faktor-faktor alam, atau mengambil filosofi kesederhanaan dan
kesempurnaan dari alam.
b. Bentuk suatu bangunan sangat bersifat kontekstualism dengan merespon kondisi alam,
korelasi alam,topografi dengan arsitektur terwujud pada bentuk bangunan yang
mengadopsi bentuk site itu sendiri.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Sistem dan karakteristik arsitektur modern tentunya sangat mempengaruhi proses


perancangan bandara internasional DIY ini, bagaimana sebuah kesempurnaan dan
kesederhanaan di tuangkan dalam bangunan melalui bentukan dan elemen-elemen modern
dari pabrik. Dalam konteks bandara ini akan diterapkan kontekstualism yang mengacu bentuk
maupun landscaping makro bandara yang disesuaikan dengan korelasi alam, kondisi alam,
dan topografi dalam batasan kesederhanaan dan kemurnian bentuk di kombinasikan dengan
karakteristik budaya jawa pada bangunan.

2.12 Studi banding

2.12.1 Bandara Internasional Tokyo

Bandar Udara Internasional Tokyo atau populer sebagai Bandara Haneda (IATA:
HND, ICAO: RJTT) adalah salah satu dari dua bandar udara untuk Tokyo Raya, Jepang.
Bandara ini terletak di ta, Tokyo, 14 km sebelah selatan Stasiun Tokyo. Nama Bandara
Haneda lebih populer dibandingkan Bandar Udara Internasional Tokyo, untuk
membedakannya dari Bandara Internasional Narita yang pernah dinamakan "Bandara
Internasional New Tokyo" (New Tokyo International Airport) hingga tahun 2004. Haneda
menangani 64.211.074 penumpang pada tahun 2010. Berdasarkan total lewatan penumpang,
Haneda adalah bandara tersibuk nomor dua di Asia sekaligus bandara tersibuk nomor lima di
dunia. Haneda adalah basis utama dua maskapai penerbangan domestik Jepang, Japan
Airlines (Terminal 1) dan All Nippon Airways (Terminal 2), ditambah maskapai penerbangan
bertarif rendah Hokkaido International Airlines, Skymark Airlines, Skynet Asia Airways, dan
StarFlyer.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.9 Denah perluasan Bandara Haneda

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Haneda_Expansion_en.svg, 18
Oktober 2015)

Terminal ketiga untuk penerbangan internasional selesai pada Oktober 2010.


Pembangunan gedung terminal lima tingkat dan gedung parking berkapasitas 2.300 mobil di
sebelahnya ditanggung oleh inisiatif pembiayaan swasta. Penghasilannya berasal dari konsesi
bebas bea dan pajak bandara sebesar 2.000 per penumpang. Landas pacu ini didesain untuk
meningkatkan kapasitas operasional Haneda dari 285.000 pergerakan menjadi 407.000
pergerakan per tahun, sehingga memungkinkan peningkatan frekuensi rute yang sudah ada,
dan pembukaan rute-rute baru. Haneda diperkirakan dapat memberi tambahan slot untuk
dapat menangani 60.000 penerbangan internasional per tahun (30.000 penerbangan pagi
hingga malam, serta 30.000 penerbangan larut malam dan dini hari). Pada Juni 2011,
Kementerian Agraria, Infrastruktur, dan Perhubungan mengumumkan perluasan terminal
internasional baru yang akan diselesaikan pada akhir Maret 2014. Perluasan itu mencakup
pier 8 pintu baru di barat laut terminal sekarang, perluasan apron di sebelahnya dengan empat
tempat baru untuk parkir pesawat, hotel di dalam terminal internasional, dan check-in
lanjutan, serta tempat karantina/imigrasi/bea cukai, dan pengambilan bagasi.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.9.1 Pemandangan fasilitas bandara dan terminal

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Haneda_Expansion_en.svg, 18 Oktober


2015)

Pemandangan fasilitas bandara dan terminal. Pusat kargo JAL dan ANA berada di paling kiri.
Di sebelah kanan pusat kargo terdapat Observatorium Cuaca Bandara Tokyo yang
dioperasikan oleh Badan Meteorologi Jepang. Gedung Kantor 2 Bandara Internasional Tokyo
berada di sebelah kanannya. Menara tinggi berwarna putih di sebelah kanannya adalah
menara pemandu lalu lintas udara. Gedung Parkir Nomor 2 berada di sebelah kanan menara
pemandu lalu lintas udara. Terminal 1 berada di sebelah kanan gedung parkir. Terminal 2
berada di belakang Terminal 1 sehingga tidak terlihat dari sudut pengambilan gambar ini. Di
sebelah kanan Terminal 1 terdapat pusat pemeliharaan JAL. Gedung terminal internasional
terlihat di paling kanan foto.

Gambar 2.9.1.2 Terminal 1 Bandara Haneda

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Haneda_Expansion_en.svg, 18 Oktober


2015)
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2. Lalu lintas penumpang Bandara Haneda menurut tahun

(Sumber: Civil Aviation Bureau; Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism
(19972006, 200709)

2.12.2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (IATA: CGK, ICAO: WIII) merupakan


sebuah bandar udara utama yang melayani penerbangan untuk Jakarta, Indonesia. Bandar
udara ini diberi nama sesuai dengan nama dwitunggal tokoh proklamator kemerdekaan
Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta, yang sekaligus merupakan Presiden dan Wakil
Presiden Indonesia pertama. Bandar udara ini berlokasi di Cengkareng, Tangerang, Banten,
dengan kode IATA-nya yaitu CGK. Bandara ini mulai beroperasi pada tahun 1985,
menggantikan Bandar Udara Kemayoran (penerbangan domestik) di Jakarta Pusat, dan Halim
Perdanakusuma di Jakarta Timur. Bandar Udara Kemayoran telah ditutup, sementara Bandar
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Udara Halim Perdanakusuma masih beroperasi, melayani penerbangan charter dan militer.
Terminal 2 dibuka pada tahun 1992.

Soekarno-Hatta memiliki luas 18 km, memiliki 2 landasan paralel yang dipisahkan


oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Terdapat dua bangunan terminal utama: Terminal 1 untuk
semua penerbangan domestik kecuali penerbangan yang dioperasikan oleh Garuda Indonesia
dan Terminal 2 melayani semua penerbangan internasional juga domestik oleh Garuda.
Setiap bangunan terminal dibagi menjadi 3 concourse. Terminal 1A, 1B, dan 1C digunakan
(kebanyakan) untuk penerbangan domestik oleh maskapai lokal. Terminal 1A melayani
penerbangan oleh Lion Air dan Wings Air. Terminal 1B melayani penerbangan oleh Kartika
Airlines dan Sriwijaya Air. Sedangkan terminal 1C melayani penerbangan oleh Airfast
Indonesia dan Citilink. Terminal 2D dan 2E digunakan untuk melayani semua penerbangan
internasional maskapai asing. Terminal 2D untuk semua maskapai luar yang dilayani oleh PT
Jasa Angkasa Semesta, salah satu kru darat bandara. Terminal 2E untuk maskapai
internasional yang dilayani oleh Garuda, termasuk semua penerbangan internasional Garuda
dan Merpati. Terminal 2F untuk penerbangan domestik Garuda Indonesia dan Merpati
Nusantara Airlines.

Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta memiliki 180 gerai lapor-masuk (check-


in counter), 42 pengklaiman bagasi, dan 45 gerbang. Setiap sub-terminal (A-F, terminal 1-2)
memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengklaiman bagasi (8 di 2D-2E) dan 7 gerbang. Terminal
3 memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6 pengklaiman bagasi dan 3 gerbang. PT Angkasa Pura II
sedang merencanakan pembangunan terminal baru dengan fitur desain yang modern.
Terminal 3 dibangun untuk maskapai bertarif rendah. Terdapat sebuah rencana besar untuk
membangun 5 terminal penumpang + 1 terminal haji dan 4 landasan pacu.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2.1 Tahapan Proyek Bandara Internasional Soekarno-Hatta

(Sumber : https://id.wikipedia.org, 19 Oktober 2015)

Pada tahun 2009, Bandara Internasional Soekarno-Hatta menempati posisi ke-22


bandara tersibuk di dunia. Semenjak tahun 2010, Bandara Internasional Soekarno-Hatta
adalah bandara yang melayani penumpang terbanyak di Asia Tenggara dan menempati posisi
ke-16 di dunia. Pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno-Hatta melayani penumpang
terbanyak ke-4 di Asia setelah bandara di Beijing, Tokyo, dan Hongkong, serta menduduki
ranking 12 di dunia.

Grafik 2. Lalu lintas penumpang Bandara Soekarno-Hatta

(Sumber : https://id.wikipedia.org, 19 Oktober 2015)


ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Bandara yang memiliki tanah seluas 18 km ini memiliki 2 landasan pacu paralel
utama masing-masing sepanjang 3,66 km yang terhubung oleh 2 taxiway silang. Ada 3
bangunan terminal utama yaitu; Terminal 1 (penerbangan domestik saja), Terminal 2
(penerbangan internasional dan Garuda Indonesia Airlines penerbangan domestik), dan
Terminal 3 pier 1 (Air Asia internasional dan penerbangan domestik). Ada juga terminal
angkutan untuk kargo domestik dan kargo internasional.

Tabel 2.2 Kegiatan terminal Bandara Soekarno-Hatta

(Sumber : https://id.wikipedia.org, 19 Oktober 2015)

a) Terminal 1

Terminal 1 adalah terminal pertama dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang


mengoperasikan penerbangan domestik kecuali Garuda Indonesia karena mereka
mengoperasikan penerbangan domestik di Terminal 2. Terminal ini selesai pada tahun 1985
dan terletak sebelah selatan bandara, di seberang Terminal 2. Terminal ini memiliki 3 sub-
terminal. Setiap sub-terminal memiliki 25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi, dan 7
gerbang. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan huruf A, B, dan C. Gerbangnya adalah A1-
A7, B1-B7, dan C1-C7. Saat ini Terminal 1 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per
tahun dan akan dikembangkan menjadi 18 juta penumpang per tahun.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

b) Terminal 2

Terminal yang selesai pada tahun 1992, terletak di sisi utara bandara, berseberangan
dengan Terminal 1. Terminal 2 memiliki 3 sub-terminal, masing-masing dilengkapi dengan
25 gerai lapor-masuk, 5 pengambilan bagasi (8 unit di subterminal D dan E), dan 7 gerbang.
Gerbang di Terminal 2 memiliki awalan huruf D, E, dan F. Gerbangnya adalah D1-D7, E1-
E7, dan F1-F7. Saat ini Terminal 2 memiliki kapasitas sebesar 9 juta penumpang per tahun
dan akan dikembangkan menjadi 19 juta penumpang per tahun. Pada 28 November 2011,
Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II membuat nota kesepahaman tentang pengelolaan
Terminal 2E dan 2F, yang akan hanya digunakan oleh Garuda Indonesia untuk
mengantisipasi ASEAN Open Sky Policy pada tahun 2015. Terminal 2E akan digunakan untuk
perjalanan internasional dan Terminal 2F untuk penerbangan domestik. Garuda Indonesia
mengatakan bahwa ia akan berbagi menggunakan Terminal Internasional-nya dengan
anggota SkyTeam lainnya ketika Garuda Indonesia efektif bergabung pada tahun 2014.
Prediksi waktu transfer domestik adalah 30 menit untuk domestik dan tidak lebih dari 45
menit untuk penumpang internasional. Saat ini Sky Team memiliki 12 anggota, tetapi tidak
semua dari mereka telah terbang ke Indonesia.

c) Terminal 3

Tahap pertama dari terminal 3, yang terdiri dari yang pertama dari 2 tahap
pengembangan yang direncanakan, dibuka pada tanggal 15 April 2009. Terminal ini
mengadopsi desain yang berbeda dari terminal 1 dan 2, yaitu dengan menggunakan konsep
eco-friendly dan modern. Terminal 3 ini berada di sebelah timur Terminal 2. Saat ini,
Terminal 3 menjadi pangkalan bagi Air Asia, Mandala Airlines, dan Lion Air. Dengan
kapasitas 4 juta penumpang per tahun, Terminal 3 sekarang memiliki 30 gerai lapor-masuk, 6
pengklaiman bagasi, dan 3 gerbang. Pengembangan Terminal 3 akan dirancang berbentuk 'U'
dengan kapasitas total 25 juta penumpang per tahun.

Terminal 3 telah resmi dibuka untuk penerbangan internasional pada tanggal 15


November 2011 ketika Indonesia AirAsia mulai menggunakan Terminal 3, karena itu ini
telah menjadi basis baru untuk penerbangan internasional bersama-sama dengan penerbangan
AirAsia domestik dan internasional. Transfer antar Terminal akan diminimalkan. Lion Air
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

memulai menggunakan Terminal 3 ini terhitung sejak tanggal 30 Maret 2012, sejumlah rute
yang akan dilayani dari Terminal 3 oleh Lion Air yaitu Jakarta menuju Denpasar, Bima,
Tambolaka, Maumere, Ende, dan Labuan Bajo. perpindahan sebagian penerbangan tersebut
disebabkan adanya permintaan dari penumpang Lion Air. Sementara, PT Angkasa Pura II
(Persero) selaku pemilik sarana bandara, akhirnya mengizinkan Lion Air menempati
Terminal 3.

d) Terminal 4

Rencananya, Terminal 4 akan berada di utara Terminal 3, dan berada sebelah timur-
laut Terminal 2 yang masih berada di sebelah utara bandara. Terminal 4 akan dibangun pada
tahap ke-4. Terminal ini akan dirancang berbentuk 'H' dan menggunakan desain eco-friendly
dan modern, sama seperti desain Terminal 3.

e) Terminal Kargo

Terminal kargo terletak di sisi timur Terminal 1. Terminal ini digunakan untuk
menangani kargo di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, baik kargo domestik maupun
kargo internasional. Dalam perencanaannya yang terbaru, Terminal Kargo akan dipindahkan
ke sisi barat Terminal 2 dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas Terminal Kargo
yang sekarang ini.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Gambar 2.9.1.3 Grand Design SHIA

(Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/8/86/Grand_Design_SHIA.jpg, 19
Oktober 2015)

Dalam sebuah "Masterplan" yang terbaru, Bandara Internasional Soerkarno-Hatta akan


meningkatkan kapasitasnya dari 22 juta penumpang per tahun menjadi 62 juta per tahun pada
tahun 2014. Bandara ini akan menggunakan tema "Bandara Modern Dengan Sentuhan
Tradisional" untuk megaproyek tersebut. PT Angkasa Pura II sebagai operator merancang
Bandara Internasional Soekarno-Hatta akan memiliki 3 terminal penumpang, terminal kargo
baru 1 (Cargo Village) dan sebuah bangunan yang terintegrasi pada 2014. Juga akan ada
peningkatan kapasitas apron dari 125 pesawat menjadi 174 pesawat terbang. Sebuah kereta
menuju bandara dari Stasiun Manggarai dan People Mover System dirancang untuk
transportasi darat dari, ke, dan di dalam bandara juga dalam perencanaan. Terminal 3 terlebih
dahulu yang akan dikembangkan, selanjutnya Terminal 1 dan Terminal 2 akan dikembangkan
dan diintegrasikan dengan dinding hijau dan bandara akan memiliki ruang konvensi, pusat
perbelanjaan, hotel, taman bermain, fasilitas rekreasi dan area parkir untuk 20.000 kendaraan.
Juga akan terintergrasi dengan commuter line.
ALIF PRIMA ARFIAN - 5125211049

Tabel 2.2.1 Objek Grand Design SHIA

(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Soekarno-Hatta, 19
Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai