Anda di halaman 1dari 23

TUGAS FINAL

PERENCANAAN LAPANGAN TERBANG


LANDASAN PENGHUBUNG (TAXIWAY)

TANDI BALI
19.023.22.201.184

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
PALOPO
2023
DAFTAR ISI

Sampul………………………………………………………………………….1
Daftar Isi………………………………………………………………………...2
BAB I.Pendahuluan…………………………………………………………...3
A. Latar belakang………………………………………………………….3
B. Maksud Dan Tujuan……………………………………………………5
C. Manfaat Penulisan……………………………………………………..5
BAB II. Tinjauan Pustaka……………………………………………………6
1. Pengertian Taxiway…………………………………………………….6
2. Fungsi Taxiway…………………………………………………………7
3. Jenis-jenis Taxiway…………………………………………………….8
4. Perencanaan Taxiway………………………………………………....9
5. Menentukan Panjang Taxiway………………………………………10
BAB III. Pembahasan………………………………………………………..11
A. Pengembangan Taxiway…………………………………………......11
B. Pengembangan Design Group (TDG)………………………………12
C. Pengaturan Sistem Landasan Penghubung………..……………...16
BAB IV. Penutup……………………………………………………………...19
A. Kesimpulan………………………………………………………..…...19
B. Saran……………………………………………………………………21
Daftar Pustaka…………………………...……………………………………22
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009, tentang penerbangan,
yang dimaksud dengan bandara ialah kawasan di daratan atau perairan
dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat
mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat
barang, dan tempat perpindahan antar moda transportasi serta dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, fasilitas
pokok dan penunjang lainnya. Pedoman perencanaan bandara telah
disusun oleh Federal Aviation Administration (FAA) dan International Civil
Aviation (ICAO) untuk menyeragamkan perencanaan fasilitas bandara.
Sistem bandar udara dikelompokkan menjadi dua bagian utama yaitu sisi
udara (airside) dan sisi darat (land side), keduanya dibatasi oleh terminal
yang memiliki komponen-komponen dan fungsi yang berbeda dalam
kegiatan kebandarudaraan. Adapun komponen-komponen dari kedua
sistem lapangan terbang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Runway
2. Apron
3. Bangunan Terminal
4. Gudang
5. Tower (Menara Pengontrol)
6. Fasilitas keselamatan (Pemadam kebekaran, alarm kebakaran)
7. Utility ( Fasilitas listrik, telpon, air, bahan bakur
Saat membangun bandar udara, dua badan penerbangan internasional
yaitu ICAO dan FAA telah menetapkan standar-standar perencanaan
yang harus dipenuhi oleh sebuah lapangan terbang. Kriteria desain yang
meliputi lebar, gradien, pemisahan runway, taxiway, dan fitur lain dari
daerah operasi pesawat tentu harus mencakup variasi dalam performa
pesawat, teknik percontohan, dan kondisi cuaca.
Dalam suatu Bandar udara terdapat komponen-komponen
infrastruktur yang mendukung berjalannya transportasi udara diantaranya
runway, taxiway, pron, hangar, terminal dan sebagainya. Setiap
komponen memiliki fungsi dan peranan masing-masing misalnya runway
yang merupakan bagian memanjang dari sebuah bandara tempat
terjadinya take-off dan landing pesawat, lalu apronyang menjadi tempat
parkir dari pesawat, serta taxiway yang berperan sebagai penghubung
antara runway dengan apron. Taxiway kebanyakan memiliki permukaan
yang keras seperti aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih
kecil kadang-kadang menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi
keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan aspal atau beton
lebih diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (inibiasa
hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter
saja).Taxiway memiliki peranan yang cukup penting dalam melancarkan
penerbangan. Panjang taxiway berpengaruh terhadap waktu yang
diperlukan sebuah pesawat untuk menuju runway dari apron ataupun
sebaliknya dan panjang taxiway tersebut berpengaruh terhadap jumlah
bahan bakar yang akan terbuang. Dalam suatu Bandar udara terdapat
komponen-komponen infrastruktur yang mendukung berjalannya
transportasi udara diantaranya runway, taxiway,apron, hangar, terminal
dan sebagainya. Setiap komponen memiliki fungsi dan peranan masing-
masing misalnya runway yang merupakan bagian memanjangdari sebuah
bandara tempat terjadinya take-off dan landing pesawat, lalu apronyang
menjadi tempat parkir dari pesawat, serta taxiway yang berperan
sebagaipenghubung antara runway dengan apron.Taxiway kebanyakan
memiliki permukaan yang keras seperti aspal ataubeton, walaupun bandar
udara yang lebih kecil kadang-kadang menggunakan kerikil atau rumput.
Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway dengan permukaan aspal atau
beton lebih diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (inibiasa
hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja.
Taxiway memiliki peranan yang cukup penting dalam melancarkan
penerbangan. Panjang taxiway berpengaruh terhadap waktu yang
diperlukansebuah pesawat untuk menuju runway dari apron ataupun
sebaliknya dan panjang taxiway tersebut berpengaruh terhadap jumlah
bahan bakar yang akan terbuang.Sorotan utama dari suatu bandara
adalah runway, taxiway, serta apron yang dapat mengakomodasikan
kebutuhan penumpang serta pesawat yang akan beroperasi. Peranan
runway pada bandar udara sangat penting sebagai jalur utama untuk
pendaratan dan lepas landas pesawat udara. Peranan taxiway sebagai
jalan penghubung antara landas pacu (runway) dengan pelataran pesawat
(apron), hangar, terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara.
Dengan perkembangan jaman saat ini dimana penggunaan jalur
transportasi udara sangat diminati oleh masyarakat sehingga
menimbulkan kepadatan pada jalur runway. Pembahasan mengenai
kapasitas dan penundaan di suatu bandara sangat penting bagi
penyelenggara bandara. Terutama dengan adanya kepercayaan
masyarakat bahwa efisiensi transportasi udara dapat ditingkatkan secara
berarti apabila diketahui faktor - faktor yang menyebabkan penundaan.
Secara umum, perencanaan suatu bandara harus bisa menyediakan
kapasitas yang cukup sehingga prosentase permintaan yang relatif tinggi
akan mengalami penundaan yang minimum. Dalam perencanaan bandar
udara, kapasitas merupakan jumlah operasi pesawat terbang selama
jangka waktu tertentu yang sesuai dengan tingkat penundaan rata-rata
yang dapat diterima. Kapasitas juga dapat diartikan sebagai jumlah
operasi pesawat terbang maksimum yang dapat dilakukan pada suatu
lapangan udara selama jangka waktu tertentu ketika terdapat permintaan
akan pelayanan yang berkesinambungan.Maksud dari berkesinambungan
adalah selalu terdapat pesawat yang siap untuk lepas landas atau
mendarat. Hampir semua bandara di Indonesia, kecuali Soekarno-Hatta,
memiliki runway tunggal. Kapasitas runway tunggal sangat terbatas.
Berdasarkan literature yang ada, runway tunggal mampu melayani antara
50 sampai 100 pesawat per jam tergantung pada kondisi
penerbangan yang ada. Upaya menambah landasan pacu baru
rencananya dibuat sepanjang 3.600 meter. Panjang landasan pacu saat
ini 3.000. Pembangunan terminal 3 dan landasan pacu di perkirakan
memerlukan dana hingga Rp.8 trilliun. Proses pembangunan landasan
pacu memerlukan waktu yang cukup lama. Selama proses pembangunan
ini perlu disiapkan alternatif solusi dalam mengatasi tundaan karena
kapasitas runway terbatas. Di negara berkembang lainnya seperti India
sudah memakai sistem taxiwaymenjadi runway. Bandara yang dimaksud
adalah Rajiv Gandhi International Airport di Hyderabad, India (author,
2014). Dengan sistem ini tidak perlu membuat jalur runway baru, tidak
memerlukan biaya banyak, jarak menuju apron semakin dekat
sehingga dapat menghemat bahan bakar pesawat dan waktu
menjadi lebih efisien.

B. Maksud Dan Tujuan Penulisan


1. Maksud Penulisan
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
dan menyelesaikan salah satu tugas besar pada matakuliah
Perencanaan Lapangan Terbang
2. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan informasi mengenai taxiway atau landasan
hubung dari suatu bandara secara umum mulai dari
pengertian, konfigurasi hingga pengembangan yang sudah
dilakukan
C. Manfaat Penulisan
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan
informasi kepada seluruh pembaca mengenai taxiway dari suatu
bandara dan pembaca dapat mengetahui bentuk bentuk
konfigurasi dari taxiway, serta pembaca mengetahui
perkembangan yang terjadi pada taxiwa.
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Taxiway
Menurut Sartono.W (2017) Taxiway adalah suatu jalan pada
suatu bandar udara yang terpilih atau disiapkan untuk digunakan
suatu pesawat terbang yang sedang berjalan (taxiway). Jadi fungsi
utama adalah untuk jalan keluar masuk pesawat dari landas pacu ke
bangunan terminal atau landas pacu ke hanggar pemeliharaan. Di
bandar udara yang sibuk dimana lalu lintas pesawat taxiway
diperkirakan bergerak sama banyak dari dua arah, harus dibuat
pararel taxiway terhadap landasan, untuk taxi satu arah, rutenya
dipilih jarak yang terpendek dari bangunan terminal menuju ujung
landasan yang dipakai awal lepas landas. Hindarkan sejauh
mungkin membuat taxiway dengan rute melintas landasan
Landas hubung adalah jalan yang menghubungkan terminal
dengan landasan pacu (runway). Lokasi penempatan landas hubung
(taxiway) harus direncanakan secara tepat agar semua aktivitas
yang ada di tempat ini tidak mengganggu pergerakan pesawat yang
akan lepas landas. Waktu tunda yang diakibatkan oleh pesawat
landing terhadap pesawat yang lepas landas akan lebih singkat bila
landas hubung memungkinkan pesawat untuk membelok dengan
kecepatan tinggi.
Kebanyakan taxiway dibuat siku - siku dengan landasan, maka
pesawat yang akan mendarat harus diperlambat sampai kecepatan
yang sangat rendah sebelum belok masuk taxiway, bila
direncanakan penggunaannya bagi pesawat yang harus cepat
keluar maka taxiway mempunyai sudut 30° terhadap landasan.
Pesawat terbang yang bergerak diatas taxiway kecepatannya relatif
lebih kecil dibandingkan dengan pada waktu pesawat bergerak
diatas runway, maka lebar di taxiway dapat lebih kecil dibandingkan
dengan lebar runway. Taxiway sebenarnya adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk menunjukan jalan yang menghubungkan
landasan pacu dengan hangar, terminal, apron dan fasilitas lainnya.
Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti pesawat sedang berjalan di
area landasan pacu, baik itu saat persiapan untuk take-off maupun
landing (mendarat). Jalan taxiway ini kebanyakan memiliki
permukaan yang keras seperti aspal atau beton, walaupun bandar
udara yang lebih kecil kadang-kadang menggunakan kerikil atau
rumput. Dari sisi keamanan pesawat, jelas taxiway dengan
permukaan aspal atau beton lebih diutamakan ketimbang
permukaan kerikil atau rumput (ini biasa hanya untuk bandara kecil
dengan tipe pesawat kecil atau helikopter saja) memungkinkan
pesawat lain menggunakan landasan pacu. Tentu saja ini
memerlukan perencanaan dan perancangan desain yang matang.
2. Fungsi Taxiway
Menurut Basuki (2008) Fungsi utama taxiway adalah sebagai
jalan keluar masuk pesawat landas pacu ke hangar pemeliharaan
pesawat . Selain itu juga brfungsi untuk menyediakan akses antara
runway dan apron, termasuk juga area hangar. Taxiway harus
dirancang sedemikian rupa sehingga pesawat yang baru saja
mendarat tidak mengganggu kelancaran pergerakan pesawat yang
akan take-off. Landasan hubung diatur sedemikian rupa sehingga
pesawat yang baru mendarat tidak mengganggu gerakan pesawat
yang sedang bergerak perlahan untuk lepas landas. Pada bandar
udara yang sibuk dimana pesawat yang akan menuju landasan
pacu diduga akan bergerak serentak dalam dua arah, harus
disediakan landasan hubung yang sejajar satu sama lain. Pada
bandar udara yang sibuk, landasan hubung harus terletak di
berbagai tempat di sepanjang landasan pacu, sehingga pesawat
yang baru mendarat dapat meninggalkan landasan pacu secepat
mungkin sehingga landasan pacu dapat digunakan oleh pesawat
yang lain. Kecepatan pesawat yang sudah masuk taxiway, atau
akan keluar taxiway menuju landasan pacu tidak sebesar
kecepatan pesawat pada landas pacunya, maka persyaratan
mengenai kemiringan memanjang, kurve vertical dan jarak
pandang tidaklah seketat pada landasan. Begitu pula dengan
kecepatannya yang lebih rendah maka lebar taxiway lebih kecil
dari pada landasannya.
3. Jenis-Jenis Taxiway
a. Jalan Keluar
Taxiway jenis ini memungkinkan pesawat memasuki runway
dari arah pelataran parkir pesawat. Biasanya dibangun tegak
lurus runway. Pada kasus dimana tersedia jalan pesawat
sejajar, dibangun sejumlah jalan keluar pesawat untuk
mengurangi waktu pesawat menggunakan runway.
b. Jalan pesawat sejajar. Merupakan taxiway yang sejajar dengan
runway. Didesain untuk mengurangi waktu penggunaan runway
oleh pesawat dan sekaligus meningkatkan jumlah pergerakan
untuk lepas landas.
c. Jalan pesawat sejajar dengan kecepatan tinggi
Dibangun dengan sudut tertentu terhadap runway sehingga
memungkinkan pesawat yang baru mendarat untuk
meninggalkan runway dengan kecepatan tinggi. Hal ini untuk
mengurangi waktu penggunaan runway sehingga dapat
meningkatkan kapasitas runway. Penentuan posisi dan jumlah
rapid exit taxiway dilakukan setelah mengetahui jenis pesawat
yang akan beroperasi serta jumlah pandaratan dan lepas
landas.
d. Jalan pesawat pada pelataran parkir pesawat
Merupakan bagian dari pelataran parkir yang berfungsi
sebagai jalan pesawat.
4. Perencanaan Taxiway
Dalam perencanaan taxiway ada beberapa faktor yang perlu
dipertimbangkan. Berikut adalah faktor-faktor tersebut:
a. Panjang taxiway: Panjang taxiway harus memadai untuk
memungkinkan pesawat keluar masuk dari landasan pacu ke
bangunan terminal dan sebaliknya
b. Lebar taxiway: Lebar taxiway harus disesuaikan dengan ukuran
pesawat yang akan menggunakannya. Panduan dari
International Civil Aviation Organization (ICAO) menyediakan
pedoman untuk lebar minimum taxiway berdasarkan rentang
sayap pesawat terbesar yang akan menggunakannya
c. Lebar area keselamatan (safety area): Area keselamatan harus
disediakan di kedua ujung taxiway untuk memastikan operasi
pesawat yang aman dalam situasi darura
d. Material perkerasan: Taxiway harus diperkeras dengan
material yang dapat menahan beban pesawat dan tekanan
penggunaan yang sering. Perkerasan juga harus dirancang
untuk memberikan drainase yang baik dan mencegah
penumpukan air
e. Marka dan pencahayaan: Taxiway harus dilengkapi dengan
marka dan pencahayaan yang jelas dan terlihat untuk
membantu panduan pilot dan mencegah tabrakan.
f. Kemiringan dan grade: Taxiway harus dirancang dengan
kemiringan dan grade yang memungkinkan drainase yang baik
dan mencegah penumpukan air
g. Konflik dengan fasilitas lain: Taxiway harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga menghindari konflik dengan fasilitas
dan struktur lain di bandara
Semua faktor ini harus dipertimbangkan secara holistik
dalam perencanaan taxiway untuk memastikan operasi pesawat
yang aman dan efisien di bandara.

5. Menentukan panjang taxiway


Berikut adalah beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam menentukan panjang taxiway yang tepat
a. Jarak antara landasan pacu dan bangunan terminal: Panjang
taxiway harus memadai untuk memungkinkan pesawat keluar
masuk dari landasan pacu ke bangunan terminal dan
sebaliknya.
b. Ukuran pesawat: Panjang taxiway harus disesuaikan dengan
ukuran pesawat yang akan menggunakannya. Semakin besar
pesawat, semakin panjang taxiway yang dibutuhkan.
c. Sudut tikungan: Jika terdapat tikungan pada taxiway, maka
panjang taxiway harus diperhitungkan dengan
mempertimbangkan sudut tikungan tersebut.
d. Kecepatan pesawat: Kecepatan pesawat pada taxiway lebih
rendah daripada kecepatan pesawat pada landasan pacu,
sehingga panjang taxiway dapat lebih pendek dibandingkan
dengan panjang landasan pacu.
e. Fasilitas lain di bandara: Panjang taxiway juga harus
dipertimbangkan dengan memperhatikan fasilitas lain di
bandara, seperti apron dan area parkir kendaraan.
Dalam perencanaan lapangan terbang, panjang taxiway
harus dihitung dengan cermat untuk memastikan operasi
pesawat yang aman dan efisien di bandara
BAB III.
PEMBAHASAN
A. Pengembangan Taxiway

Pada perancangan Taxiway, Taxiway diatur sedemikian hingga


pesawat yang baru saja mendarat tidak menggangu pesawat lain yang
sedang taxi siap menuju ujung lepas landas. Pada bandar udara yang
sibuk, lalu lintas pesawat taxiway diperkirakan bergerak sama banyak
dari dua arah, harus dibuat paralel taxiway terhadap landasan untuk
taxi satu arah. Untuk pemilihan rute taxiway dipilih rute yang terpendek
dari bangunan terminal menuju ujung landasan yang dipakai untuk
awal lepas landas, pembuatan taxiway harus bisa dipakai oleh
pesawat secepatnya ke luar dari landasan sehingga landasan bisa
digunakan oleh pesawat lain untuk mendarat tanpa harus menunggu
lama, taxiway ini disebut exit taxiway atau turn off, selain itu
pembuatan taxiway memiliki sudut siku–siku dengan landasan, maka
pesawat yang akan mendarat bisa diperlambat sampai kecepatan
yang sangat rendah sebelum belok masuk taxiway.
Pada bandar udara yang sudah memiliki jadwal penerbangan
sangat padat, dengan volume pesawat yang sangat besar peranan
taxiway sangat penting dalam melancarkan setiap pesawat baik yang
akan take off menuju runway maupun yang akan landing menuju
apron. Taxiway menjadi penghubung antara runway dengan apron.
Jika taxiway sudah dianggap tidak efektif dalam menghubungkan
apron dengan runway maka langkah yang paling banyak digunakan
adalah dengan mendesain ulang taxiway tersebut, apakah diperbesar
atau diperlebar ataupun ditambah serta konfigurasinya diperbaharui.
Untuk bandar udara yang memiliki intensitas penerbangan yang
sangat besar bisa menggunakan desain rapid exit taxiway, dimana
taxiway didesain untuk bisa menghubungkan pesawat yg menuju
runway dengan pesawat yang menuju apron dengan sangat cepat.
Taxiway didesain sependek-pendeknya dengan sudut tertentu yang
memungkinkan pesawat bisa bergerak secara cepat. menjelaskan
desain terbaru atau proses desain yang baru untuk referensi jenis
pesawat yang baru.
B. Pengembangan Taxiway Design Group (TDG)

Taxiway design group (TDG) merupakan salah satu inovasi


yang dikeluarkan oleh FAA. FAA di amerika oleh perencana bandar
udara dan insinyur dianggap sebagai pedoman dalam merancang
fasilitas udara. Selama bertahun-tahun dokumen slalu mengalami
perubahan. Perubahan tersebut dilakukan guna menjelaskan desain
terbaru atau proses desain yang baru untuk referensi jenis pesawat
yang baru Perubahan terbaru diberi nama “Alpha” yang memiliki
definisi yaitu sebagai yang paling menonjol, berbakat dan lebih agresif
dalam kelompok. Perubahan yang cukup menonjol tersebut adalah
Taxiway Design Group (TDG). Taxiway design group adalah usulan
terbaru dibawah tanggung jawab Airplane Design Group (ADG).
Perbedaan utama adalah bahwa TDG menggabungkan elemen
terkait untuk pesawat yang sebenarnya gerakan pesawat taxi tertentu,
lebih memikirkan lebar sayap dan ketinggian ekor yang memiliki
keamanan untuk objek atau pesawat yang lain. TDG akan didasarkan
pada Main Aksesoris Lebar (MGW) dikombinasikan dengan Kokpit
untuk Main Aksesoris (CMG) jarak. Selain itu, semua desain taxiway
fillet sekarang akan didasarkan pada mempertahankan kokpit
pesawat diatas garis tengah, yang pada dasarnya telah
menghilangkan konsep over-kemudi dari desain literatur bandara.
Untuk mengurangi atau mengimbangi perubahan yang terjadi pada
over-steering, jari-jari fillet masing-masing kelompok desain diperkecil
yaitu untuk fillet dengan radius 170 meter dikurangi menjadi fillet
dengan radius 130 meter. Dengan radius yang lebih kecil tidak akan
mengubah kinerja menjadi lebih jelek akan tetapi kinerjanya akan
lebih bagus. Namun, pada awalnya memang digambar skematik
desain tersebut terlihat cukup “lucu”.
Pada kenyataannya, ketika diuji dengan menggunakan simulasi,
taxiway dapat bekerja dengan sangat baik. Tidak hanya bekerja
dengan baik, TDG pun menghemat jumlah atau tebal perkerasanb
yang dibutuhkan pada fillet sebesar kira-kira 5-15 persen tergantung
pada TDG yang digunakan. Hal tersebut pun berpengaruh pada
penghematan biaya konstruksi. Penghematan biaya melalui teknologi.
FAA telah mengambil sikap yang positif dengan membuat desain
yang menjadikan berkurangnya tebal perkerasan sehingga terjadi
penghematan biaya. Tapi ada aspek lain yang penting yaitu AC:
penggunaan Computer Aided Design (CAD) sebagai penggati tabel4-
3 melalui tabel 4-8 untuk model pergerakan pesawat dapat diterima
dan mungkin. “pemodelan” menjadi hal penting disini, pemodelan
harus bisa dijelaskan secara umum dengan lebih cepat. Dengan
demikian, jika operator bandara / perwakilan memiliki cara untuk
berhasil memodelkan taxiway sebuah desain fillet berdasarkan pada
gigi pesawat yang sebenarnya gerakan sementara mengikuti kriteria
FAA yang baru yaitu TDG, dapat mengurangi daerah trotoar dengan
jumlah yang paling optimal. Berbasis CAD software simulasi dapat
menyediakan lengkap simulasi untuk menangani berbagai macam
perencanaan dan operasional aspek, termasuk desain fillet akurat.
perangkat lunak ini beroperasi berdasarkan gerakan yang sebenarnya
dan kecepatan gigi hidung pesawat tertentu dan gigi utama.
Perancang dapat memilih titik pada pesawat untuk mengikuti kurva
tertentu ("kokpit atas tengah" dapat dipilih), membatasi hidung
pesawat gigi sudut kemudi (50 derajat FAA limit), dan memiliki
perangkat lunak mengikuti garis dari setiap radius tertentu sampai
berhenti-titik yang ditunjuk. Perangkat lunak ini kemudian
menciptakan mengimbangi line (warna) dari tepi luar dari pesawat
yang sebenarnya gigi utama ban, yang didasarkan pada FAA (atau
ICAO)-gigi utama persyaratan clearance yang tertentu desain
pesawat kelompok. Setelah selesai, Film dapat dibuat dari simulasi.
Bandara dan konsultan di dunia banyak yang telah menggunakan
perangkat lunak tersebut selama bertahun-tahun dalam rangka untuk
menghemat biaya perkerasan dan telah mengandalkan pesawat kritis
bukan kelompok desain maksimum persyaratan. Menurunnya fillet
persyaratan Taxiway Desain baru Kelompok, ditambah dengan
penggunaan yang diijinkan perangkat lunak, akan memungkinkan
konsultan untuk memberikan tidak hanya bandara, tetapi FAA dan
industri bandara secara keseluruhan dengan biaya tabungan dan
efisiensi realistis. Baru AC, berdasarkan pemodelan pesawat yang
sebenarnya, tampaknya menjadi larutan padat untuk desain bandara
masa depan dan penghematan biaya sistem secara keseluruhan.
Seperti semua baru hal, industri mungkin memakan waktu untuk
mendapatkan terbiasa dengan standar baru, tapi kemudian lagi, alat-
alat untuk pelaksanaan sudah ada.
Beberapa Contoh Gambar Konfigurasi Taxiway
1. Dual Parallel Taxiway Extrance

2. Cross Overtaxiway

3. Bypass Taxiway
4. Entrance Taxiway

C. Pengaturan Sistem Landasan Penghubung (Taxiway)


Fungsi dari taxiway adalah untuk mengatur proses pergerakan
pesawat terbang dan apron menuju landasan pacu yang akan
melakukan lepas landas (take-off) maupun pesawat terbang
setelah melukukan pendaratan (landing) dan meninggalkan
landasan pacumenuju apron. Hal yang mempengaruhi ukuran dari
landasan penghubung adalah panjang bentang sayap (wing span),
jarak antar roda pendarat utama (whell tread) dan panjang badan
pesawat terbang rencana.
Yang termasuk sistem landasan penghubung adalah:
a. Exit Taxiway, landasan penghubung yang digunakan oleh
pesawat setelah melakukan pendaratan untuk meninggalkan
landasan pacu menuju apron
b. Entrance Taxiway, landasan penghubung yang digunakan
oleh pesawat terbang bergerak dari apron menuju landasan
pacu untuk melakukan lepas landas.
c. Holding Apron (apron tnggu), jalur yang terletak dekat
dengan landasan pacu dan disediakan bagi pesawat terbang
yang digunakan untuk pemeriksaan terkhir sebelum
melakukan take-off atau menunggu ijin lepas landas dari
menara ATC.
d. Holding Bay (anjungan tunggu), jalur yang terletak didekat
entarance taxiway yang disediakan bagi pesawat terbang
dalam menunggu giliran untuk melakukan take-off pada
waktu jam penerbangan sibuk (flight rush-hour)
BAB IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Taxiway adalah suatu jalan pada suatu bandar udara yang terpilih
atau disiapkan untuk digunakan suatu pesawat terbang yang
sedang berjalan (taxiway). Jadi fungsi utama adalah untuk jalan
keluar masuk pesawat dari landas pacu ke bangunan terminal atau
landas pacu ke hanggar pemeliharaan. Taxiway sebenarnya adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukan jalan yang
menghubungkan landasan pacu dengan hangar, terminal, apron
dan fasilitas lainnya. Istilah pesawat sedang ‘taxiing’ berarti
pesawat sedang berjalan di area landasan pacu, baik itu saat
persiapan untuk take-off maupun landing (mendarat). Jalan taxiway
ini kebanyakan memiliki permukaan yang keras seperti aspal atau
beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil kadang-kadang
menggunakan kerikil atau rumput. Dari sisi keamanan pesawat,
jelas taxiway dengan permukaan aspal atau beton lebih
diutamakan ketimbang permukaan kerikil atau rumput (ini biasa
hanya untuk bandara kecil dengan tipe pesawat kecil atau
helikopter saja) memungkinkan pesawat lain menggunakan
landasan pacu.
Fungsi utama taxiway adalah sebagai jalan keluar masuk
pesawat landas pacu ke hangar pemeliharaan pesawat . Selain itu
juga berfungsi untuk menyediakan akses antara runway dan apron,
termasuk juga area hangar. Taxiway harus dirancang sedemikian
rupa sehingga pesawat yang baru saja mendarat tidak
mengganggu kelancaran pergerakan pesawat yang akan take-off.
Terdapat beberapa jenis taiway diantaranya jalan keluar, Jalan
pesawat sejajar Jalan pesawat sejajar dengan kecepatan tinggi,
Jalan pesawat pada pelataran parkir pesawat. Pada perancangan
Taxiway, taxiway diatur sedemikian hingga pesawat yang baru saja
mendarat tidak menggangu pesawat lain yang sedang taxi siap
menuju ujung lepas landas. Pada bandar udara yang sibuk, lalu
lintas pesawat taxiway diperkirakan bergerak sama banyak dari dua
arah, harus dibuat paralel taxiway terhadap landasan untuk taxi
satu arah.Pada bandar udara yang sudah memiliki jadwal
penerbangan sangat padat, dengan volume pesawat yang sangat
besar peranan taxiway sangat penting dalam melancarkan setiap
pesawat baik yang akan take off menuju runway maupun yang
akan landing menuju apron. Taxiway menjadi penghubung antara
runway dengan apron. Untuk bandar udara yang memiliki intensitas
penerbangan yang sangat besar bisa menggunakan desain rapid
exit taxiway, dimana taxiway didesain untuk bisa menghubungkan
pesawat yg menuju runway dengan pesawat yang menuju apron
dengan sangat cepat. Taxiway design group (TDG) merupakan
salah satu inovasi yang dikeluarkan oleh FAA. FAA di amerika
oleh perencana bandar udara dan insinyur dianggap sebagai
pedoman dalam merancang fasilitas udara. Taxiway design group
adalah usulan terbaru dibawah tanggung jawab Airplane Design
Group (ADG). Perbedaan utama adalah bahwa TDG
menggabungkan elemen terkait untuk pesawat yang sebenarnya
gerakan pesawat taxi tertentu, lebih memikirkan lebar sayap dan
ketinggian ekor yang memiliki keamanan untuk objek atau pesawat
yang lain. TDG akan didasarkan pada Main Aksesoris Lebar
(MGW) dikombinasikan dengan Kokpit untuk Main Aksesoris
(CMG) jarak. Selain itu, semua desain taxiway fillet sekarang akan
didasarkan pada mempertahankan kokpit pesawat diatas garis
tengah, yang pada dasarnya telah menghilangkan konsep over-
kemudi dari desain literatur bandara. Fungsi dari taxiway adalah
untuk mengatur proses pergerakan pesawat terbang dan apron
menuju landasan pacu yang akan melakukan lepas landas (take-
off) maupun pesawat terbang setelah melukukan pendaratan
(landing) dan meninggalkan landasan pacumenuju apron. Hal yang
mempengaruhi ukuran dari landasan penghubung adalah panjang
bentang sayap (wing span), jarak antar roda pendarat utama (whell
tread) dan panjang badan pesawat terbang rencana
B. Saran
1. Sebaiknya setiap landasan taxiway menggunakan aspal atau
beton agar lebih efektif
2. Dalam perencanaan Taxiway harus memenuhi beberapa
ketentuan yakni jarak antara garis tengah runway, lebar taxiway
dengan garis tengah runway, lebar taxiway, wheel
clearance,kemiringan dan jarak pandang serta taxiway strip
DAFTAR PUSTAKA
Dwi, E. (2017). Perencanaan Pengembangan Runway dan Taxiway
Bandar Udara Juwata–Tarakan. Warta Ardhia, 42(4), 203-208.
https://id.scribd.com/presentation/405441561/Lapangan-Terbang-4-
Taxiway
https://www.faa.gov/documentlibrary/media/advisory_circular/150-5300-
13a-chg1-interactive-201705.pdf
Lamtiar, S., Agustini, W. D., & Pahlevi, R. (2023). Desain Geometrik dan
Tebal Perkerasan Lentur Rapid Exit Taxiway Middle 6 Bandar
Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan Metode FAA. Airman:
Jurnal Teknik dan Keselamatan Transportasi, 6(1).
Purwanto, H., & Sunandar, A. (2019). Analisa Perencanaan Runway
Taxiway Dan Apron Pada Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang Menggunakan Metode FAA (Federal Aviation
Administration). Jurnal Deformasi, 4(1), 21-30.
Sandhyavitri, A., & Taufik, H. (2005). Teknik Lapangan Terbang. Pekan
Baru: Universitas Riau.
Sartono. W. (2017). Bandar Udara Pengenalan dan Perancangan
Runway, Taxiway, dan Apron
Usman, R., Yermadona, H., & Ishak, I. (2022). TINJAUAN
PERENCANAAN RUN WAY DAN TAXI WAY BANDARA
INTERNATIONAL MINANGKABAU. Ensiklopedia Research and
Community Service Review, 1(2), 108-113.

Anda mungkin juga menyukai