Anda di halaman 1dari 76

BAB I

BANDAR UDARA

Bandar udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-

batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas

landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan

intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization):

Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan,

instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian

untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura

adalah "lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan

kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara

untuk masyarakat”.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 1


Bagian-bagian dari bandara diperlihatkan pada gambar di bawah Bandara

dibagi menjadi dua bagian utama yaitu sisi udara dan sisi darat. Gedung-gedung

terminal menjadi perantara antara kedua bagian tersebut.

Gambar 1. Bagian-bagian dari sistem bandara

Sumber: Horonjeff (1994) dan Basuki (1986)

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 2


BAB II

FASILITAS YANG HARUS DISEDIAKAN

PADA BANDAR UDARA

1) Runway (Landasan pacu)

Tanpa yang satu ini, bisa dipastikan (baca: tak akan mungkin)

pesawat dapat mendarat / lepas landas dari dan menuju bandara. Pada

awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun tanah yang

dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang

lazim digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun

bervariasi mulai dari yang panjangnya 1000m hingga 5000m lebih.

Sementara ukuran landas pacu di Indonesia sendiri kurang lebih

3200m x 45m. Dengan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati

pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380. Hanya beberapa bandara saja

di Indonesia yang ukurannya 4000m x 60m. Namun itu cukup wajar

mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat membutuhkan

bandara kecil untuk penerbangan perintis.

Ukuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi

iklim, semakin tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin

panjang pula landas pacu yang diperlukan.

Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat.

Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang

dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil,

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 3


landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang

landasan perintis umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal

melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua

(umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara

yang agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan

lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet

kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara

yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600

meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang

seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara

international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya

lalu lintas.

2) Taxiway

Taxiway adalah jalan yang menghubungkan antara Apron dan

landas pacu. Keberadaannya sangatlah penting karena dengan adanya

taxiway, pesawat dapat berjalan menuju apron dengan aman tanpa

mengganggu pesawat lainnya.

3) Apron (jalan bagian depan bandara)

Apron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat

parkir untuk menaikkan / menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan

bakar. Pada bandara internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong

yang menghubungkan antara pesawat dan terminal. Antara apron dan

landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap yang disebut taxiway.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 4


4) Terminal (tempat menunggu penumpang)

Bisa dibilang terminal adalah elemen utama (selain landas pacu)

yang mutlak berada di bandara karena di bangunan inilah calon

penumpang pertama kali menginjakkan kakinya. Di dalam terminal ini,

kita dapat membeli tiket, melakukan check-in, menunggu, dan sebagainya.

Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap

terminalnya pun dapat dibagi lagi menjadi bangunan-bangunan yang lebih

kecil yang disebut concourse. Contohnya, ada tiga buah terminal yang

berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta yaitu terminal 1, 2, dan 3.

Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap terminal

(kecuali terminal 3) yaitu terminal 1a, 1b, 1c, dan terminal 2a, 2b, dan 2c.

Jenis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di

beberapa bandara. Terminal ini merupakan bagian yang terpisah dari

terminal utama dan hanya dihubungkan oleh jalan penghubung (misal:

jalan bawah tanah). Sehingga pesawat dapat parkir di setiap sisinya.

5) Jalan masuk (akses)

Jalan masuk (akses) yang di maksud adalah jalak masuk dari jalan

raya ke daerah bandar udara. Hal ini sangat penting karena merupakan

akses pengunjung dari luar ke dalam bandar udara.

6) Parkir

Daerah parkir di tujukan untuk kendaraan penumpang,

pengunjung, karyawan, taxi dan persewaan kendaraan, dll)

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 5


7) Bangunan Kargo (lalu lintas barang)

Luasn bangunan kargo tergantung dari sistem pengelolaan dan

banyaknya muatan yang di tangani supaya bisa berjalan efisien. Bisa

menyatu dengan gedung terminal dan bisa mencakup pos, daerah

pengelolaan pos dan kiriman barang ringan (paket pos) bisa di rencanakan

dekat daerah kargo atau dekat / menjadi satu dengan daerah gedung

terminal penumpang sesuai intenditas kegiatan pos.

8) Hanggar

Hanggar di gunakan untuk parkir pesawat. Luas daerah hanggar di

pengaruhi oleh sifat dan ruang lingkup perawatan. Tergantung dari pola

jaringan udaranya dan fasilitas yang di perlukan di tempat penerbangan-

penerbangan asal, tujuan dan membalik. Kemungkinan perluasan harus di

perhitungkan dalam perencanaannya.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 6


BAB III

HANGGAR

A. DEFINISI

Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, yang berfungsi sebagai tempat

penyimpanan pesawat yang dapat melindungi pesawat dari cuaca dan cahaya

ultraviolet. Untuk kepentingan militer hanggar juga menjadikan pesawat

tersembunyi dari satelit dan pesawat mata-mata. Kebanyakan dari hanggar

terbuat dari logam, namun kayu dan beton juga bisa digunakan.

Hanggar yang digunakan untuk menyimpan pesawat terbang

(transportasi) biasanya lebih besar dari hanggar pesawat konvensional

(helikopter, pesawat kecil yang berkapasitas tidak banyak), terutama

kaitannya dengan tinggi hanggar. Kebanyakan, pesawat terbang terdahulu

menggunakan gas hidrogen untuk memberikan penumpang perasaan senang

untuk terbang, oleh karena itu hanggarnya harus bisa memberikan

perlindungan dari percikan api supaya bisa mencegah gas yang mudah

terbakar meledak. Hanggar yang menyimpan banyak pesawat dengan tipe

yang seperti ini beresiko dari ledakan berantai. Dengan alasan tersebut,

kebanyakan hanggar untuk pesawat yang berbasis gas hidrogen, dibuat

berukuran sama dengan rumah, sehingga hanya bisa menampung satu atau

dua pesawat saja.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 7


B. PERKEMBANGAN HANGGAR

• Pada tahun 1879 di Chalais Meudon, Paris, telah dibangun hanggar

pesawat pertama yang dinamakan Hanggar “Y”, dimana seorang Engineer

Charles Renard dan Arthur Constantin Krebs membuat pesawat mereka

yang pertama “La France”.

Gambar 2. Hanggar Y Chalais Meudon, Paris, Perancis, 2002

• Pada tahun 1899, telah dibangun hanggar yang mengambang di danau

Constance, Manzell.

• Beberapa tahun kemudian dibangun hanggar yang dapat berputar di

Biesdorf, Berlin dan Cuxhaven, Jerman.

• Sebelum perang dunia I dibuat Hanggar dari konstruksi tenda yang mudah

dipindahkan, untuk pesawat ukuran kecil. Seorang kebangsaan Amerika

membangun Hanggar dengan konstruksi tenda yang besar untuk tentara

Perancis.

• Hanggar Zeppelin, dibangun untuk memfasilitasi pesawat jenis Zeppelin,

misalnya di Brazil

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 8


Gambar 2. Hanggar Y Chalais Meudon, Paris, Perancis, 2002

• Di AS, pembangunan hanggar besar mulai dilakukan pada tahun 1921

yaitu hanggar No. 1 di Lakehurst Naval Airship Station.

• Tahun 1923-1926, dibangun dua hanggar dengan konstruksi beton, di

Paris dengan panjang 300 m.

• Pada tahun 2008, sudah bermacam-macam konstruksi yang digunakan

untuk membuat Hanggar, dengan pertimbangan ruang yang cukup luas,

material yang kuat, tahan lama, ekonomis dan estetis.

C. ANALISA STRUKTURAL (KONSTRUKSI)

Pada umumnya, pembagian area di hanggar adalah area servis (area

yang tidak dimasuki pesawat, kantor misalnya) dan area pesawat. Pada

beberapa hanggar terdapat area yang dinamakan mezanin, yang berfungsi

sama seperti area servis namun merupakan bangunan yang ada di dalam

bangunan hanggar, sehingga atap dari bangunan ini ada di dalam bangunan

hanggarnya sendiri.

Maka, terjadi perbedaan jenis bangunan struktur yang digunakan,

tentunya – misalnya – jenis pondasi yang digunakan pada area servis tidak

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 9


sama dengan di area pesawat. Karena beban yang dipikul di area pesawat

pasti lebih berat dari beban yang dipikul di area servis.

Berikut ini diuraikan struktur-struktur pada hanggar, dan

penggunaannya yang berbeda di area servis dan area pesawat. Lebih jelas

dapat dilihat pada diagram, terlampir.

1. Pondasi

Pondasi pada hangar, ditetapkan bedasarkan kondisi tanah yang

mendukung struktur hanggarnya, juga tergantung berdasarkan batasan-

batasan bedasarkan konstruksi diatasnya serta batasan-batasan akibat area

di sekeliling konsruksi.

Berdasarkan konstruksi diatasnya, dapat dibedakan menjadi

pondasi di area servis dan pondasi di area pesawat. Pondasi yang dapat

digunakan di area servis diantaranya adalah pondasi telapak dan pondasi

batu kali (untuk hanggar yang tidak terlalu besar), jika diasumsikan

tanahnya tidak ada masalah. Sedangkan untuk di area pesawat, dapat

digunakan pondasi-pondasi yang mampu memikul beban berat yang

selanjutnya ditentukan berdasarkan kedalaman tanah pendukung, yang

dapat dilihat pada tabel 1.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 10


Tabel 1 Jenis Pondasi Dibedakan Berdasarkan Kedalaman Tanah
Pendukung

2. Kolom

Hanggar adalah bangunan dengan bentang lebar, sehingga kolom

pada bangunan hanggar terletak di bagian samping bangunan saja, artinya

bagian tengah bangunan tidak memiliki kolom sama sekali. Sehingga,

bangunan hanggar harus stabil terhadap gaya angin.

Kolom yang digunakan di hanggar biasanya terbuat dari profil baja

atau komposit. Apabila pada hanggar tersebut menggunakan konstruksi

pelengkung tiga sendi, maka kolom yang digunakan menerima beban

ekstra dari atap hanggar. Sehingga untuk membuat kolom mampu

menerima beban, ada kemungkinan profil kolom diperbesar, atau dibuat

rangkap (double). Tetapi, apabila konstruksi atap dari hanggarnya

merupakan pelengkung sempurna (dome), maka kolom tidak diperlukan.

Karena, pelengkung tersebut langsung meneruskan beban ke pondasi.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 11


3. Balok

Balok pada area servis dan mezanin terbuat dari beton, sama halnya

seperti pada balok di bangunan gedung biasa. Pada area pesawat, balok

yang digunakan adalah profil baja, yang digunakan untuk menopang

penutup atap.

Gambar 3. Mezanin

Apabila pada hanggar tersebut memasang crane, maka akan

dibutuhkan balok tambahan sebagai jalur rel untukcrane yang dipasang.

Sehingga, balok tersebut bukan berfungsi sebagai struktur, melainkan

menjadi beban terhadap struktur.

Gambar 4. Balok Pada Hanggar

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 12


4. Dinding

Pada area servis dan mezanin, material dinding yang digunakan

adalah pasangan batu bata juga dapat digunakan pasangan kon blok,

seperti halnya pada bangunan gedung biasa. Pada mezanin, pada beberapa

tempat ditambahkan pula material sejenis gibsum. Dinding pada hanggar

menggunakan bahan yang tahan terhadap panas, mudah dalam perawatan

dan pemasangan, juga ekonomis.

Pada area pesawat pilihannya menjadi dua yaitu, plat baja profil

(span deck) dan plat aluminium profil. Pada umumnya yang sering

digunakan sebagai dinding pada hanggar adalah span deck, ini karena bila

dibandingkan dengan plat aluminium profil, plat baja profil lebih bisa

menyerap panas, serta lebih kaku. Sehingga, apabila cuaca di luar hanggar

sedang panas, ruangan di hanggar tetap dalam suhu normal.

Material dinding pada hanggar juga tidak selalu span deck, ada

sedikit variasi, yaitu kombinasi dari span deck dengan kon blok. Pada

bagian bawah berupa kon blok sedangkan bagian atas berupa span deck.

Gambar 5. Dinding Hanggar

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 13


5. Struktur Atap

Pada dasarnya, sistem struktur atap yang digunakan di hanggar

adalah sistem struktur batang (trusses structure) yang berupa lengkungan.

Pelengkung yang dibuat dari bahan baja, kayu dan beton dapat menahan

tegangan dan ditandai dengan penggunaan sendi. Penggunaan sendi pada

pelengkung dapat mengontrol bahaya tekuk (bending) yang disebabkan

oleh defleksi maupun muai akibat panas.

Ragam konfigurasi struktur pelenkung :

a. Kondisi kaku (jepit). Batang pelengkung berhubungan langsung

dengan alas sehingga pada saat bahan yang dipakai memuai akibat

panas, pelengkung akan mengalami tekuk.

b. Kondisi dengan dua sendi. Kedua ujung pelengkung yang

berhubungan dengan alas diberi engsel supaya tidak mengalami tekuk

ketika pelengkung memuai. Tekuk akan beralih ke puncak

pelengkung.

c. Kondisi dengan tiga sendi. Pada titik puncak ditambahkan engsel

untuk menghindari terjadinya tekukan. Hal ini akan mengurangi

kekakuan pelengkung. Kondisi ini mengambil sistem kekakuan

segitiga, sehingga lebih dari tiga sendi dianggap sudah tidak stabil

lagi.

Sistem yang menggunakan ikatan (braching) pada bagian alasnya.

Ikatan ini tergantung dari besar dan lebar bentang lengkungan, serta

bahannya dapat dibuat darikabel, baja atau beton.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 14


Penggunaan batang horizontal sebagai batang tarik sangat efektif

dalam memikul gaya keluar yang terjadi ada ujung pelengkungan yang

dibebani, sehingga pondasi hanya diperlukan untuk menahan beban

vertikal

Berikut ini adalah tipe-tipe rangka atap yang biasa digunakan pada

hanggar, di area pesawat:

• Struktur Rangka Ruang (Space Frame Structures)

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yang diatur dan

disusun berbalikan antara modul satu dengan lainnya sehingga gaya-

gaya yang terjadi menjalar mengikuti bentuk modul-modul yang

tersusun. Modul ini satu sama lain saling menguatkan, sehingga

sistem struktur ini tidak mudah goyah. Karena sistem ini

menggunakan modul-modul dalam membentuk suatu bentangan,

maka dibutuhka suatu alat penyambung yang mengikat modul satu

dengan modul lainnya. Ada beberapa variasi sistem konstruksi

penyambungan yang dapat digunakan, diantaranya: Mannesmann;

Unistrud; Takenaka; dan Mero. Sistem penyambungan yang umum

digunakan di Indonesia adalah sistem Mero yaitu menggunakan Steel

Ball Joints, setidaknya diketahui ada 2 instansi di Indonesia yang

menggunakannya, yaitu hanggar maskapai penerbangan GARUDA di

Jakarta dan hanggar PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 15


• Struktur Rangka Bidang (Plane Frame System)

Struktur rangka bidang adalah suatu sistem struktur rangka batang

yang disusun menjadi suatu bidang tegak.

• Kubah Beton Prestressed

• Struktur Batang Kayu

Rangka batang kayu dapat digunakan sebagai struktur atap pada

sebuah hanggar, namun penggunaannya tertentu dan terbatas.

6. Penutup Atap

Penutup atap yang digunakan di hanggar biasanya terbuat dari plat

baja profil , biasa disebut clip lock, yang diberi tambahan lapisan

aluminium foil dan material glass wool yang berfungsi untuk menjaga

suhu udara di dalam hanggar agar senantiasa dalam suhu yang normal, ini

dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada para pekerja yang ada

di dalam hanggar agar dapat memberikan konsentrasi penuh pada pesawat

yang ditanganinya.

Plat baja profil dipilih karena dapat menjadi peredam suara,

misalnya ketika hujan turun, apabila digunakan plat aluminium profil

tetes-tetes air hujan yang jatuh ke plat di atap suaranya menjadi sangat

mengganggu ke dalam bangunan hanggar. Tapi jika menggunakan plat

baja, suara tersebut dapat diredam oleh plat baja itu sendiri.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 16


7. Lantai

Lantai dalam konstruksi bangunan hanggar merupakan area tempat

berlangsungnya seluruh kegiatan perbaikan dan perawatan pesawat. Oleh

karena itu, lantai hanggar harus kuat terhadap transfer beban yang

diakibatkan oleh berat pesawat, alat-alat berat, dan para pekerja. Sehingga

tidak terjadi retak yang kemudian akan menyebabkan struktur lantai

menjadi hancur.

Konstruksi yang digunakan dalam membuat lantai hanggar, adalah

dengan menggunakan beton yang diperkuat dengan tulangan. Metode

pengecoran beton dilakukan per segmen dengan cara berselang-seling

seperti papan catur, kemudian disambung dengan dowel. Segmen lantai

yang satu dengan lainnya sebenarnya tidak saling melekat tapi hanya

disambung dengan dowel , karena antar segmen lantai diberi duplex

(sejenis bahan kardus), lalu permukaan antar segmen lantai diberi lapisan

sealant (sejenis karet). Kemudian untuk menambah kekuatan beton agar

tahan terhadap benturan, saat proses finishing lantai diberi lapisan floor

hardener.

Keuntungan dari lantai yang bersegmen, yaitu mencegah terjadinya

keretakan yang tidak terpola misalnya di tengah lantai. Kemudian

mencegah terjadinya keretakan lantai yang diakibatkan oleh diferensiasi

settlement (penurunan tanah yang tidak sama pada lantai), sehingga tidak

menggangu segmen di sebelahnya dan mudah untuk diperbaiki.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 17


Gambar 6. Lantai Hanggar yang Bersegmen

8. Aksesoris

Hal-hal lain yang ada pada sebuah bangunan hanggar diantaranya

adalah:

a. Lampu/Penerangan

b. Sign System

c. Safety Line. Berfungsi sebagai batas pengaman untuk pengaturan

lalu lintas kerja alat-alat di hanggar

d. Saluran Utilitas. Biasanya ada di dalam lantai, dan ditutup dengan

plat, sehingga pada waktu-waktu tertentu dapat di cek.

• Saluran pembuangan air

• Saluran untuk pipa angin/pipa tekanan udara

• Saluran untuk kabel-kabel elektrikal

e. Exhaust Vent. Dapat berupa kipas yang dipasang di struktur atap.

Kipas ini bersatu dengan penutup atap.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 18


D. TIPE-TIPE HANGGAR

Sebuah bandara internasional yang sudah besar, dipastikan memiliki

fasilitas hanggar yang memadai sebagai bentuk pemberian pelayanan terbaik

untuk para calon penumpang. Apabila suatu bandara memiliki lebih dari satu

hanggar, biasanya hanggar tersebut memiliki fungsi yang berbeda sehingga

berdasarkan fungsi yang berbeda tersebut, hanggar dibedakan menjadi

beberapa tipe.

Tipe-tipe hanggar pada setiap bandara belum tentu sama, itu

tergantung pada kebijakan setiap bandara untuk mengelompokkan

hanggarnya. Berikut ini akan diuraikan tipe-tipe hanggar yang dimiliki oleh

Maskapai Penerbangan Garuda dan Bandara Internasional Sepinggan.

1. Tipe Hanggar pada Maskapai Penerbangan Garuda

Mengambil tempat di seputar Bandara Soekarno-Hatta

Cengkareng, Maskapai Penerbangan Garuda memiliki luas tanah yang

cukup besar. Di dalamnya terdapat lahan seluas sekitar 48 hektar yang

digunakan sebagai hangar tertutup, tempat penyimpanan suku cadang,

gedung serbaguna, fasilitas pendukung di darat, penyimpanan bahan-

bahan kimia yang akan menjadi pelengkap pelaksanaan pekerjaan,

termasuk juga ruang perkantoran dan kebutuhan lainnya.

Dalam perkembangannya,ruangan-ruangan tersebut ditambah

dengan ruang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan

mesin yang akan dikerjakan dan yang telah dikerjakan sebelum digunakan

pada waktunya (engine shop).

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 19


Sebagai basis kegiatan utamanya, GMF mengoperasikan tiga buah

hangar, yang mulai dimanfaatkan sejak 1992.

a. Hanggar I

Hangar yang pertama (Hangar I) dengan luas sebesar 21.450 m2,

khusus menangani pemeliharaan alat berat atau heavy maintenance

untuk jenis pesawat berbadan lebar (wide body aircraft). Baik Hangar

I maupun Hangar III menggunakan atap dengan sistem space frame,

sehingga diperlukan cranes yang berkemampuan berat bergantungan

di struktur atapnya sehingga mampu menjangkau seluruh titik di

hangar, baik transversal maupun longitudinal. Hangar ini disiapkan

untuk mampu menampung dua buah pesawat Boeing 747 atau DC-10

dan Airbus secara bersamaan. Hangar pertama ini adalah paling kecil

di antara hangar lainnya. Meskipun demikian, hangar ini dilengkapi

dengan enam buah alat pengangkat berat (crane) gantung dan

dikonstruksi dengan rangka baja yang merupakan hasil kerjasama

pengusaha konstruksi Indonesia dan Jepang.

Kelengkapan peralatan yang ada di Hangar I menyebabkan

Maskapai Penerbangan Garuda juga memanfaatkannya sebagai tempat

untuk melakukan modification section 41 dari pesawat Boeing 747.

Untuk itu, hangar ini dilengkapi alat pengangkat dan juga kerangka

penopang untuk melakukan pekerjaan modifikasi Section 41 agar

dapat berjalan dengan lancar, termasuk sembilan zona yang berada di

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 20


dalamnya. Kemampuan yang dimiliki ini adalah termasuk kemampuan

yang khusus untuk perawatan pesawat di wilayah Asia Tenggara

Di samping itu, hangar inipun dirancang agar dapat melakukan

kegiatan hingga dengan D-check bagi pesawat B-747, DC-10 dan

Airbus. Ini berarti, kegiatan di hangar tersebut juga mempunyai

kemampuan untuk dapat melakukan overhaul yang pertama kalinya

dilakukan pada B-747 seri 200 dan 400 setelah 26.000 jam terbang

atau setelah pesawat berusia 60 bulan, mana yang tercapai lebih

dahulu. Setelah kegiatan overhaul, barulah dilakukan D-check setiap

25.000 jam terbang atau mencapai 60 mana 60 bulan, mana yang

tercapai lebih dahulu. Keadaan tersebut sedikit berbeda dengan

kemampuan untuk melaksanakan D-check pada DC-10, di mana

dilaksanakan pada setiap 23.000 jam terbang atau saat pesawat telah

memasuki usia 5 tahun. Setelah pesawat melalui TTL (Total Time

Limit) 60.000 jam terbang, atau 30.000 cycles, interval bagi kegiatan

inspeksi structural diperpendek dari 23.000 jam terbang atau lima

tahun hingga dengan 20.000 jam terbang atau lima tahun mana yang

tercapai terlebih dahulu. Untuk B-747 seri 200, overhaul pertama

dilakukan setelah pesawat menjalani 26.000 jam terbang, atau setelah

berumur 60 bulan, yang akan dilanjutkan pada setiap memasuki

25.000 jam terbang atau 60 bulan berikutnya.

Dengan dicapainya kemampuan untuk melaksanakan D-check pada

B-747 seri 200/400 dan DC-10 saja, sudah dapat dibayangkan

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 21


kesibukan yang akan melanda kegiatan mulai dari A-check dan C-

check. Belum lagi ditambah D-check atau intermediate check pesawat

Airbus B-4 setiap lima tahun atau sembilan tahun sekali mencakup

seluruh check perawatan. Ini berarti hangar yang tersedia serta

kemampuan yang dimiliki dapat mengelola kegiatan yang sangat

berarti besarnya.

b. Hanggar II

Hangar kedua (Hangar II), dibangun di atas tanah seluas 22.500 m2

dan dikhususkan untuk dapat melayani tugas-tugas pemeliharaan

harian (line maintenance), Termasuk pemeliharaan pemeriksaan tipe

A dan B untuk semua jenis pesawat milik Garuda dan pihak ketiga.

Hangar ini dipersiapkan untuk mampu menampung tiga hingga empat

pesawat berbadan lebar masuk secara bersamaan.

Hangar ini tidak terlalu memerlukan peralatan berat. Struktur

atapnya dibangun dengan sistem biasa (plane frame system), sehingga

tidak ada cranes yang bergantung di dtruktur atapnya.

c. Hanggar III

Sementara hangar ketiga ( Hangar III ), yang juga dibangun di atas

tanah seluas 22.500 m2, dipersiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas

pemeliharaan berat bagi pesawat berbadan sempit (narrow body). Di

hangar ini, dipasang secara langsung enam buah perangkat berat yang

bertopang pada rangka baja buatan Kawasaki heavy Industries (

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 22


jepang ), yang melayani kebutuhan pemeriksaan pesawat berat seperti

DC-9,F-28 dan lain sebagainya.

Mengingat fungsinya sebagai heavy maintenance hangar, maka

sistem pembangunan hangar III tidak banyak berbeda dengan hanggar

I. peralatan yang melengkapi hangar ini adalah untuk dapat menopang

kegiatan rutin menghadapi D-check F-28, DC-9 dan B- 737, serta

kegiatan lainnya yang menjadi tumpahan dari hangar-hangar

sebelumnya. Untuk menghadapi kegiatan F-28 saja, berarti hangar ini

disiapkan untuk mampu menghadapi kembalinya pesawat F-28 secara

berkala pada setiap 12.000 jam terbang. Kegiatan di hangar ini

nantinya akan banyak di isi dengan masuknya B-737 ( mulai dari seri

200,300 dan 400 ) kedalam jajaran penerbangan nasional.

Karena hangar I dan III pembangunannya lebih rumit di banding hangar

II, maka ketika membangun seluruh tempat tersebut dimulai dari hangar II,

kemudian hangar III dan yang terakhir hangar I. kerumitan sempat terjadi

ketika pembangunan hangar III dilaksanakan, mengingat sistem space

frame baru pertama kali di gunakan teknologinya di Indonesia. Pengunaan

titik-titik simpul yang berupa bola baja (steel ball joints) masih perlu

diimpor,dan harga bola baja ini cukup mahal.

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 23


2. Tipe Hanggar pada Bandara Internasional Sepinggan

Hangar Type "A"

Lokasi : Daerah Remote Apron (lihat denah)

Jumlah : 2 buah

Luas : @ 42 x 42 m2

Kapasitas : F.28 – B.737

Fasilitas repair /maintenance : crane, compressor

Fasilitas Perkantoran : - Ruang Staf (AC,Non AC);

- Gudang / Store;

- Toilet;

- Pelataran Parker (Car Park);

- Jaringan Listrik, Telepon Dan Air;

- Fire Alarm

Jumlah yang tersedia saat ini : 1 (satu) buah

- hanggar A-2

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 24


Hangar Type "B"

Lokasi : Apron helicopter / heliport (lihat denah)

Jumlah : 6 buah

Luas : @ 28 x 26 m2

Kapasitas : F.28 – B.737

Fasilitas repair /maintenance : crane, compressor

Fasilitas Perkantoran : - Manager room;

- Administration room;

- Crew rest room

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 25


- Passenger waiting room;

- Entrance hall;

- Radio room;

- Maintenance room;

- General store;

- Tool store;

- Parts store;

- Toilet & shower;

- Fire alarm;

- Access road;

- Pelataran Parker (Car Park);

- Jaringan Listrik, Telepon Dan Air;

Jumlah yang tersedia saat ini : 4 (satu) buah

- hanggar B-1

- hanggar B-2

- hanggar B-3

- hanggar B

NURMALA SARI | 312 10 025 | 3 A TRANSPORTASI 26


BAB III
HANGGAR

3.1 Definisi
Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, yang berfungsi sebagai
tempat penyimpanan pesawat yang dapat melindungi pesawat dari
cuaca dan cahaya ultraviolet. Untuk kepentingan militer hanggar juga
menjadikan pesawat tersembunyi dari satelit dan pesawat mata-
mata. Kebanyakan dari hanggar terbuat dari logam, namun kayu dan
beton juga bisa digunakan.
Hanggar yang digunakan untuk menyimpan pesawat terbang
(transportasi) biasanya lebih besar dari hanggar pesawat
konvensional (helikopter, pesawat kecil yang berkapasitas tidak
banyak), terutama kaitannya dengan tinggi hanggar. Kebanyakan,
pesawat terbang terdahulu menggunakan gas hidrogen untuk
memberikan penumpang perasaan senang untuk terbang, oleh
karena itu hanggarnya harus bisa memberikan perlindungan dari
percikan api supaya bisa mencegah gas yang mudah terbakar
meledak. Hanggar yang menyimpan banyak pesawat dengan tipe
yang seperti ini beresiko dari ledakan berantai. Dengan alasan
tersebut, kebanyakan hanggar untuk pesawat yang berbasis gas
hidrogen, dibuat berukuran sama dengan rumah, sehingga hanya
bisa menampung satu atau dua pesawat saja.

3.2 Perkembangan Hanggar


▪ Pada tahun 1879 di Chalais Meudon, Paris, telah dibangun hanggar
pesawat pertama yang dinamakan Hanggar “Y”; dimana seorang
Engineer Charles Renard dan Arthur Constantin Krebs membuat
pesawat mereka yang pertama “La France”.

1
Hanggar Y Chalais
Meudon, Paris, Perancis
▪ Pada tahun 1899, 2002 hanggar
telah dibangun yang mengambang di
danau Constance, Manzell.
▪ Beberapa tahun kemudian dibangun hanggar yang dapat berputar
di Biesdorf, Berlin dan Cuxhaven, Jerman.
▪ Sebelum perang dunia I dibuat Hanggar dari konstruksi tenda yang
mudah dipindahkan, untuk pesawat ukuran kecil. Seorang
kebangsaan Amerika membangun Hanggar dengan konstruksi
tenda yang besar untuk tentara Perancis.
▪ Hanggar Zeppelin, dibangun untuk memfasilitasi pesawat jenis
Zeppelin, misalnya di Brazil.

Hanggar Zeppelin, Rio de


Jeneiro, Brazil

▪ Di AS, pembangunan hanggar besar mulai dilakukan pada tahun


1921 yaitu hanggar No. 1 di Lakehurst Naval Airship Station.
▪ Tahun 1923-1926, dibangun dua hanggar dengan konstruksi beton,
di Paris dengan panjang 300 m.
▪ Pada tahun 2008, sudah bermacam-macam konstruksi yang
digunakan untuk membuat Hanggar, dengan pertimbangan ruang

2
yang cukup luas, material yang kuat, tahan lama, ekonomis dan
estetis.

3.3 Analisa Struktural (konstruksi)


Pada umumnya, pembagian area di hanggar adalah area servis
(area yang tidak dimasuki pesawat, kantor misalnya) dan area
pesawat. Pada beberapa hanggar terdapat area yang dinamakan
mezanin, yang berfungsi sama seperti area servis namun merupakan
bangunan yang ada di dalam bangunan hanggar, sehingga atap dari
bangunan ini ada di dalam bangunan hanggarnya sendiri.
Maka, terjadi perbedaan jenis bangunan struktur yang digunakan,
tentunya – misalnya – jenis pondasi yang digunakan pada area servis
tidak sama dengan di area pesawat. Karena beban yang dipikul di
area pesawat pasti lebih berat dari beban yang dipikul di area servis.
Berikut ini diuraikan struktur-struktur pada hanggar, dan
penggunaannya yang berbeda di area servis dan area pesawat. Lebih
jelas dapat dilihat pada diagram, terlampir.

1. Pondasi
Pondasi pada hangar, ditetapkan bedasarkan kondisi tanah
yang mendukung struktur hanggarnya, juga tergantung
berdasarkan batasan-batasan bedasarkan konstruksi diatasnya
serta batasan-batasan akibat area di sekeliling konsruksi.
Berdasarkan konstruksi diatasnya, dapat dibedakan menjadi
pondasi di area servis dan pondasi di area pesawat. Pondasi yang
dapat digunakan di area servis diantaranya adalah pondasi
telapak dan pondasi batu kali (untuk hanggar yang tidak terlalu
besar), jika diasumsikan tanahnya tidak ada masalah. Sedangkan
untuk di area pesawat, dapat digunakan pondasi-pondasi yang

3
mampu memikul beban berat yang selanjutnya ditentukan
berdasarkan kedalaman tanah pendukung, yang dapat dilihat
pada tabel 1.

Tabel 1 Jenis Pondasi Dibedakan Berdasarkan Kedalaman Tanah Pendukung


Kedalaman Tanah
Jenis Pondasi
Pendukung
2–3m Pondasi Telapak
10 m dibawah tanah ✓ Pondasi Tiang ; Tiang
Apung
✓ Perbaikan Tanah dasar
20 m dibawah tanah ✓ Pondasi tiang dengan
perbaikan tanah
✓ Pondasi Kaison
30 m dibawah tanah ✓ Pondasi Kaison
✓ Pondasi Tiang
40 m dibawah tanah Pondasi Tiang

2. Kolom
Hanggar adalah bangunan dengan bentang lebar, sehingga
kolom pada bangunan hanggar terletak di bagian samping
bangunan saja, artinya bagian tengah bangunan tidak memiliki
kolom sama sekali. Sehingga, bangunan hanggar harus stabil
terhadap gaya angin.
Kolom yang digunakan di hanggar biasanya terbuat dari
profil baja atau komposit. Apabila pada hanggar tersebut
menggunakan konstruksi pelengkung tiga sendi, maka kolom yang
digunakan menerima beban ekstra dari atap hanggar. Sehingga
untuk membuat kolom mampu menerima beban, ada

4
kemungkinan profil kolom diperbesar, atau dibuat rangkap
(double).
Tetapi, apabila konstruksi atap dari hanggarnya merupakan
pelengkung sempurna (dome), maka kolom tidak diperlukan.
Karena, pelengkung tersebut langsung meneruskan beban ke
pondasi.

3. Balok
Balok pada area servis dan mezanin terbuat dari beton, sama
halnya seperti pada balok di bangunan gedung biasa. Pada area
pesawat, balok yang digunakan adalah profil baja, yang digunakan
untuk menopang penutup atap.

Mezanin

Apabila pada hanggar tersebut memasang crane, maka akan


dibutuhkan balok tambahan sebagai jalur rel untuk crane yang
dipasang. Sehingga, balok tersebut bukan berfungsi sebagai
struktur, melainkan menjadi beban terhadap struktur.

5
Balok di hanggar

4. Dinding
Pada area servis dan mezanin, material dinding yang
digunakan adalah pasangan batu bata juga dapat digunakan
pasangan kon blok, seperti halnya pada bangunan gedung biasa.
Pada mezanin, pada beberapa tempat ditambahkan pula material
sejenis gibsum. Dinding pada hanggar menggunakan bahan yang
tahan terhadap panas, mudah dalam perawatan dan
pemasangan, juga ekonomis.
Pada area pesawat pilihannya menjadi dua yaitu, plat baja
profil (span deck) dan plat aluminium profil. Pada umumnya yang
sering digunakan sebagai dinding pada hanggar adalah span
deck, ini karena bila dibandingkan dengan plat aluminium profil,
plat baja profil lebih bisa menyerap panas, serta lebih kaku.
Sehingga, apabila cuaca di luar hanggar sedang panas, ruangan
di hanggar tetap dalam suhu normal.
Material dinding pada hanggar juga tidak selalu span deck,
ada sedikit variasi, yaitu kombinasi dari span deck dengan kon
blok. Pada bagian bawah berupa kon blok sedangkan bagian atas
berupa span deck.

6
Dinding hanggar dilihat Dinding hanggar dilihat
dari luar dari dalam

5. Struktur Atap
Pada dasarnya, sistem struktur atap yang digunakan di
hanggar adalah sistem struktur batang (trusses structure) yang
berupa lengkungan.
Pelengkung yang dibuat dari bahan baja, kayu dan beton
dapat menahan tegangan dan ditandai dengan penggunaan
sendi. Penggunaan sendi pada pelengkung dapat mengontrol
bahaya tekuk (bending) yang disebabkan oleh defleksi maupun
muai akibat panas.
Ragam konfigurasi struktur pelenkung :
1. Kondisi kaku (jepit). Batang pelengkung berhubungan
langsung dengan alas sehingga pada saat bahan yang dipakai
memuai akibat panas, pelengkung akan mengalami tekuk.
2. Kondisi dengan dua sendi. Kedua ujung pelengkung yang
berhubungan dengan alas diberi engsel supaya tidak
mengalami tekuk ketika pelengkung memuai. Tekuk akan
beralih ke puncak pelengkung.
3. Kondisi dengan tiga sendi. Pada titik puncak ditambahkan
engsel untuk menghindari terjadinya tekukan. Hal ini akan
mengurangi kekakuan pelengkung. Kondisi ini mengambil

7
sistem kekakuan segitiga, sehingga lebih dari tiga sendi
dianggap sudah tidak stabil lagi.
Sistem yang menggunakan ikatan (braching) pada bagian
alasnya. Ikatan ini tergantung dari besar dan lebar bentang
lengkungan, serta bahannya dapat dibuat darikabel, baja atau
beton.
Penggunaan batang horizontal sebagai batang tarik sangat
efektif dalam memikul gaya keluar yang terjadi ada ujung
pelengkungan yang dibebani, sehingga pondasi hanya diperlukan
untuk menahan beban vertikal
Berikut ini adalah tipe-tipe rangka atap yang biasa digunakan
pada hanggar, di area pesawat:
• Struktur Rangka Ruang (Space Frame Structures)
Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yang
diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan
lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti
bentuk modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain
saling menguatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah
goyah.
Karena sistem ini menggunakan modul-modul dalam
membentuk suatu bentangan, maka dibutuhkan suatu alat
penyambung yang mengikat modul satu dengan modul
lainnya. Ada beberapa variasi sistem konstruksi
penyambungan yang dapat digunakan, diantaranya:
Mannesmann; Unistrud; Takenaka; dan Mero. Sistem
penyambungan yang umum digunakan di Indonesia adalah
sistem Mero yaitu menggunakan Steel Ball Joints, setidaknya
diketahui ada 2 instansi di Indonesia yang menggunakannya,

8
yaitu hanggar maskapai penerbangan GARUDA di Jakarta
dan hanggar PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.

• Struktur Rangka Bidang (Plane Frame System)


Struktur rangka bidang adalah suatu sistem struktur rangka
batang yang disusun menjadi suatu bidang tegak.

• Kubah Beton Prestressed

• Struktur Batang Kayu


Rangka batang kayu dapat digunakan sebagai struktur atap
pada sebuah hanggar, namun penggunaannya tertentu dan
terbatas.

5. Penutup Atap
Penutup atap yang digunakan di hanggar biasanya terbuat
dari plat baja profil , biasa disebut clip lock, yang diberi tambahan
lapisan aluminium foil dan material glass wool yang berfungsi
untuk menjaga suhu udara di dalam hanggar agar senantiasa
dalam suhu yang normal, ini dilakukan untuk memberikan
kenyamanan kepada para pekerja yang ada di dalam hanggar
agar dapat memberikan konsentrasi penuh pada pesawat yang
ditanganinya.
Plat baja profil dipilih karena dapat menjadi peredam suara,
misalnya ketika hujan turun, apabila digunakan plat aluminium
profil tetes-tetes air hujan yang jatuh ke plat di atap suaranya
menjadi sangat mengganggu ke dalam bangunan hanggar. Tapi
jika menggunakan plat baja, suara tersebut dapat diredam oleh
plat baja itu sendiri.

9
6. Lantai
Lantai dalam konstruksi bangunan hanggar merupakan area
tempat berlangsungnya seluruh kegiatan perbaikan dan perawatan
pesawat. Oleh karena itu, lantai hanggar harus kuat terhadap
transfer beban yang diakibatkan oleh berat pesawat, alat-alat berat,
dan para pekerja. Sehingga tidak terjadi retak yang kemudian akan
menyebabkan struktur lantai menjadi hancur.
Konstruksi yang digunakan dalam membuat lantai hanggar,
adalah dengan menggunakan beton yang diperkuat dengan
tulangan. Metode pengecoran beton dilakukan per segmen dengan
cara berselang-seling seperti papan catur, kemudian disambung
dengan dowel. Segmen lantai yang satu dengan lainnya sebenarnya
tidak saling melekat tapi hanya disambung dengan dowel , karena
antar segmen lantai diberi duplex (sejenis bahan kardus), lalu
permukaan antar segmen lantai diberi lapisan sealant (sejenis
karet). Kemudian untuk menambah kekuatan beton agar tahan
terhadap benturan, saat proses finishing lantai diberi lapisan floor
hardener.
Keuntungan dari lantai yang bersegmen, yaitu mencegah
terjadinya keretakan yang tidak terpola misalnya di tengah lantai.
Kemudian mencegah terjadinya keretakan lantai yang diakibatkan
oleh diferensiasi settlement (penurunan tanah yang tidak sama
pada lantai), sehingga tidak menggangu segmen di sebelahnya dan
mudah untuk diperbaiki.

10
Lantai hanggar yang
bersegmen
7. Aksesoris
Hal-hal lain yang ada pada sebuah bangunan hanggar
diantaranya adalah:
1. Lampu/Penerangan
2. Sign System
3. Safety Line. Berfungsi sebagai batas pengaman untuk
pengaturan lalu lintas kerja alat-alat di hanggar
4. Saluran Utilitas. Biasanya ada di dalam lantai, dan ditutup
dengan plat, sehingga pada waktu-waktu tertentu dapat di
cek.
 Saluran pembuangan air
 Saluran untuk pipa angin/pipa tekanan udara
 Ssaluran untuk kabel-kabel elektrikal
5. Exhaust Vent. Dapat berupa kipas yang dipasang di struktur
atap. Kipas ini bersatu dengan penutup atap.

3.5 Tipe-Tipe Hanggar


Sebuah bandara internasional yang sudah besar, dipastikan
memiliki fasilitas hanggar yang memadai sebagai bentuk pemberian
pelayanan terbaik untuk para calon penumpang. Apabila suatu
bandara memiliki lebih dari satu hanggar, biasanya hanggar tersebut
memiliki fungsi yang berbeda sehingga berdasarkan fungsi yang
berbeda tersebut, hanggar dibedakan menjadi beberapa tipe.
Tipe-tipe hanggar pada setiap bandara belum tentu sama, itu
tergantung pada kebijakan setiap bandara untuk mengelompokkan
hanggarnya. Berikut ini akan diuraikan tipe-tipe hanggar yang dimiliki
oleh Maskapai Penerbangan Garuda dan Bandara Internasional
Sepinggan.

11
3.5.1 Tipe Hanggar pada Maskapai Penerbangan Garuda
Mengambil tempat di seputar Bandara Soekarno-Hatta
Cengkareng, Maskapai Penerbangan Garuda memiliki luas tanah yang
cukup besar. Di dalamnya terdapat lahan seluas sekitar 48 hektar
yang digunakan sebagai hangar tertutup, tempat penyimpanan suku
cadang, gedung serbaguna, fasilitas pendukung di darat,
penyimpanan bahan-bahan kimia yang akan menjadi pelengkap
pelaksanaan pekerjaan, termasuk juga ruang perkantoran dan
kebutuhan lainnya.
Dalam perkembangannya,ruangan-ruangan tersebut ditambah
dengan ruang yang akan digunakan sebagai tempat untuk
menyimpan mesin yang akan dikerjakan dan yang telah dikerjakan
sebelum digunakan pada waktunya (engine shop).
Sebagai basis kegiatan utamanya, GMF mengoperasikan tiga
buah hangar, yang mulai dimanfaatkan sejak 1992.
1. Hanggar I
Hangar yang pertama (Hangar I) dengan luas sebesar 21.450
m2, khusus menangani pemeliharaan alat berat atau heavy
maintenance untuk jenis pesawat berbadan lebar (wide body
aircraft). Baik Hangar I maupun Hangar III menggunakan atap
dengan sistem space frame, sehingga diperlukan cranes yang
berkemampuan berat bergantungan di struktur atapnya sehingga
mampu menjangkau seluruh titik di hangar, baik transversal
maupun longitudinal. Hangar ini disiapkan untuk mampu
menampung dua buah pesawat Boeing 747 atau DC-10 dan
Airbus secara bersamaan. Hangar pertama ini adalah paling kecil
di antara hangar lainnya. Meskipun demikian, hangar ini
dilengkapi dengan enam buah alat pengangkat berat (crane)

12
gantung dan dikonstruksi dengan rangka baja yang merupakan
hasil kerjasama pengusaha konstruksi Indonesia dan Jepang.
Kelengkapan peralatan yang ada di Hangar I menyebabkan
Maskapai Penerbangan Garuda juga memanfaatkannya sebagai
tempat untuk melakukan modification section 41 dari pesawat
Boeing 747. Untuk itu, hangar ini dilengkapi alat pengangkat dan
juga kerangka penopang untuk melakukan pekerjaan modifikasi
Section 41 agar dapat berjalan dengan lancar, termasuk sembilan
zona yang berada di dalamnya. Kemampuan yang dimiliki ini
adalah termasuk kemampuan yang khusus untuk perawatan
pesawat di wilayah Asia Tenggara.
Di samping itu, hangar inipun dirancang agar dapat melakukan
kegiatan hingga dengan D-check bagi pesawat B-747, DC-10 dan
Airbus. Ini berarti, kegiatan di hangar tersebut juga mempunyai
kemampuan untuk dapat melakukan overhaul yang pertama
kalinya dilakukan pada B-747 seri 200 dan 400 setelah 26.000
jam terbang atau setelah pesawat berusia 60 bulan, mana yang
tercapai lebih dahulu. Setelah kegiatan overhaul, barulah
dilakukan D-check setiap 25.000 jam terbang atau mencapai 60
mana 60 bulan, mana yang tercapai lebih dahulu.
Keadaan tersebut sedikit berbeda dengan kemampuan untuk
melaksanakan D-check pada DC-10, di mana dilaksanakan pada
setiap 23.000 jam terbang atau saat pesawat telah memasuki
usia 5 tahun. Setelah pesawat melalui TTL (Total Time Limit)
60.000 jam terbang, atau 30.000 cycles, interval bagi kegiatan
inspeksi structural diperpendek dari 23.000 jam terbang atau lima
tahun hingga dengan 20.000 jam terbang atau lima tahun mana
yang tercapai terlebih dahulu. Untuk B-747 seri 200, overhaul
pertama dilakukan setelah pesawat menjalani 26.000 jam

13
terbang, atau setelah berumur 60 bulan, yang akan dilanjutkan
pada setiap memasuki 25.000 jam terbang atau 60 bulan
berikutnya.
Dengan dicapainya kemampuan untuk melaksanakan D-check
pada B-747 seri 200/400 dan DC-10 saja, sudah dapat
dibayangkan kesibukan yang akan melanda kegiatan mulai dari A-
check dan C-check. Belum lagi ditambah D-check atau
intermediate check pesawat Airbus B-4 setiap lima tahun atau
sembilan tahun sekali mencakup seluruh check perawatan. Ini
berarti hangar yang tersedia serta kemampuan yang dimiliki
dapat mengelola kegiatan yang sangat berarti besarnya.

2. Hanggar II
Hangar kedua (Hangar II), dibangun di atas tanah seluas
22.500 m2 dan dikhususkan untuk dapat melayani tugas-tugas
pemeliharaan harian (line maintenance) , Termasuk pemeliharaan
pemeriksaan tipe A dan B untuk semua jenis pesawat milik
Garuda dan pihak ketiga. Hangar ini dipersiapkan untuk mampu
menampung tiga hingga empat pesawat berbadan lebar masuk
secara bersamaan.
Hangar ini tidak terlalu memerlukan peralatan berat. Struktur
atapnya dibangun dengan sistem biasa (plane frame system),
sehingga tidak ada cranes yang bergantung di dtruktur atapnya.

3. Hanggar III
Sementara hangar ketiga ( Hangar III ), yang juga dibangun
di atas tanah seluas 22.500 m2, dipersiapkan untuk
melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan berat bagi pesawat
berbadan sempit (narrow body). Di hangar ini, dipasang secara

14
langsung enam buah perangkat berat yang bertopang pada
rangka baja buatan Kawasaki heavy Industries ( jepang ), yang
melayani kebutuhan pemeriksaan pesawat berat seperti DC-9,F-
28 dan lain sebagainya.
Mengingat fungsinya sebagai heavy maintenance hangar,
maka sistem pembangunan hangar III tidak banyak berbeda
dengan hanggar I. peralatan yang melengkapi hangar ini adalah
untuk dapat menopang kegiatan rutin menghadapi D-check F-28,
DC-9 dan B-737, serta kegiatan lainnya yang menjadi tumpahan
dari hangar-hangar sebelumnya. Untuk menghadapi kegiatan F-
28 saja, berarti hangar ini disiapkan untuk mampu menghadapi
kembalinya pesawat F-28 secara berkala pada setiap 12.000 jam
terbang. Kegiatan di hangar ini nantinya akan banyak di isi
dengan masuknya B-737 ( mulai dari seri 200,300 dan 400 )
kedalam jajaran penerbangan nasional.

Karena hangar I dan III pembangunannya lebih rumit di


banding hangar II, maka ketika membangun seluruh tempat tersebut
dimulai dari hangar II, kemudian hangar III dan yang terakhir hangar
I. kerumitan sempat terjadi ketika pembangunan hangar III
dilaksanakan, mengingat sistem space frame baru pertama kali di
gunakan teknologinya di Indonesia. Pengunaan titik-titik simpul yang
berupa bola baja (steel ball joints) masih perlu diimpor,dan harga
bola baja ini cukup mahal.

3.5.2 Tipe Hanggar pada Bandara Internasional Sepinggan

15
Hangar di Bandara Sepinggan tersedia sebanyak 2 type, yaitu:
• Hangar type "A", dan
• Hangar type "B"

Hangar Type "A"

Lokasi : daerah remote apron


(lihat denah)

Jumlah : 2 buah

Luas : @ 42 x 42 m2

Kapasitas : F.28 – B.737


Hangar A Lantai dasar

Fasilitas : crane, compressor


repair /
maintenance

Fasilitas : • ruang staf (AC, non


Perkantoran AC);
• gudang / store;
• toilet;
• pelataran parkir (car
park);
• jaringan listrik,
telepon dan air; Hangar A Lantai atas
• fire alarm
Jumlah yang : 1 (satu) buah
tersedia • hanggar A-2
saat ini

Hangar Type "B"

16
Lokasi : Apron helicopter / heliport (lihat denah)

Jumlah : 6 buah
Luas : @ 28 x 26 m2
Kapasitas : helicopter-C.212

Fasilitas repair/ maintenace : crane, compressor

Fasilitas Perkantoran : • Manager room;


• Administration room;
• Crew rest room;
• Passenger waiting room;
• Entrance hall;
• Radio room;
• Maintenance room;
• General store;
• Tool store;
• Parts store;
• Toilet & shower;
• fire alarm;
• Access road;
• Jaringan listrik, air , telepon dan internet;
• pelataran parkir (car park).

Jumlah yang tersedia saat ini : 4 (empat) buah


• hangar B-1, B-3, B-4, B

17
1) Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam
BENTANG LEBAR
beberapa sistem struktur yaitu:
Definisi
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.
c. Struktur Plan dan Grid
Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan
yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang
net (jaring)
lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada
e. Struktur Cangkang
dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak
dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar
2) Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:
kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan
a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
Fungsi
- Struktur Lipatan
Bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
- Struktur Cangkang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk
- Membran dan Struktur Membran
kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung
- Struktur Pneumatik
pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
c. Struktur Kabel dan jaringan

Klasifikasi
Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada
gambar di bawah ini: (Frick, 1998)
STRUKTUR CANGKANG dikembangkan, misalnya beton bertulang yang didesain khusus untuk
membuat permukaan cangkang. Bentuk-bentuk tiga dimensional lain,
Cangkang adalah bentuk structural tiga dimensional yang kaku dan
misalnya kubah pasangan ( bata), mempunyai ketebalan lebihbesar, dan
tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Bentuk yang umum adalah
tidak dapat dikelompokkan sebagai struktur yang hanya memikul
permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu
tegangan dalam bidang karena pada struktur tebak seperti ini, momen
(misalnya, permukaan bola, ellips, kerucut dan parabola), permukaan
lentur sudah mulai dominan. Pada aksi membran yang penting adalah
translasional yang dibentuk dengan menggeserkan kurva bidang diatas
adanya dua kumpulan gaya internal pada permukaan membran yang
kurva bidang lainnya (misalnya permukaan parabola eliptik dan silindris),
mempunyai arah saling tegak lurus. Hal yang juga penting adalah adanya
permukaan yang dibentuk dengan menggeserkan dua ujung segmen garis
tegangan geser tangensial pada permukaan membran, yang juga
pada dua kurva bidang ( misalnya permukaan hiperbolik, paraboloid dan
berfungsi memikul beban.
konoid), dan berbagai bentuk yang merupakan kombinasi dari yang telah
Adanya dua karakteristik inilah, yaitu adanya gaya geser dan dua
disebutkan diatas, bentuk cangkang tidak harus selalu memenuhi
kumpulan gaya aksial, yang membedakan perilaku struktur cangkang dan
persamaan matematis sederhana. Beban- beban yang bekerja pada
perilaku struktur yang dibentuk dari pelengkung yang dirotasikan
permukaan cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan
terhadap satu titik hingga didapat bentuk seperti cangkang. Pada
geser, tarik dan tekan pada arah dalam bidang (in-plane) permukaan
pelengkung tidak ada momen lentur apabila bentuk pelengkungnya
tersebut. Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya
adalah funicular untuk beban tersebut. Apabila beban yang bekerja hanya
tahanan momen yang berarti.
sebagian (parsial), pada pelengkung akan timbul momen lentur. Pada
Sebagai akibat cara elemen struktur ini memikul beban dalam-
cangkang gaya- gaya dalam-bidang (in-planeforces) yang berarah
bidang (terutama dengancara tarik dan tekan) struktur cangkang dapat
meridional diakibatkan oleh beban penuh, ini sama dengan yang terjadi
sangat tipis dan mempunyai bentang relative besar. Perbandingan
pada pelengkung analoginya. Cangkang adalah struktur yang unik.
bentang- tebal sebesar 400 atau 500 dapat saja digunakan [ misalnya
Cangkang dapat disebut bekerja secara funicular untuk banyak jenis
tebal 3 in. mungkin saja digunakan untuk kubah yang berbentang 100
beban yang berbeda meskipun bentuknya tidak benar- benar funicular.
sampai 125]. Cangkang setipis ini menggunakan material yang relatif baru
Gaya meridional pada cangkang yang mengalami beban vertical penuh tidak boleh menimbulkan momen lentur pada permukaan cangkang. Jadi,
selalu adalah gaya tekan (analog dengan gaya yang terjadi pada kondisi jepit harus dihindari.
pelengkung). Sedangkan gaya melingkar dapat berupa tarik maupun
tekan, bergantung padalokasi cangkang yang ditinjau. Pada cangkang SISTEM STRUKTUR TERPILIH
setengah lingkaran, atau cangkang tinggi, ada kecenderungan pada jalur
Dalam tugas bangunan bentang lebar ini, kami memilih untuk
meridional bawah untuk berdeformasi kea rah luar. Jadi, jelas gaya- gaya
menggunakan struktur cangkang / shell dengan bahan beton bertulang.
melingkar yang terjadi adalah tarik. Di dekat puncak cangkang tersebut,
Hal ini karena struktur cangkang dapat sangat tipis dan mempunyai
jalur meridional cenderung berdeformasi ke dalam, yang berarti gaya
bentang relatif besar. Kami menggunakan bahan beton bertulang karena
melingkarnya adalah tekan. Tinjauan desain utama pada cangkang putar
beton bertulang dapat menahan gaya tekan dan gaya tarik.
(shell of revolution) adalah masalah ditumpuannya atau di tepi-tepinya.
Dalam struktur ini, gaya-gaya disalurkan melalui permukaan bidang
Masalah lain pada desain cangkang adalah derajat kelengkungannya.
sebagai gaya-gaya normal, dengan demikian tidak terdapat gaya-lintang
Perilaku bentuk- bentuk structural yang didefinisikan oleh permukaan-
dan gaya lentur. Pada balok, gaya-gaya dipikul oleh materinya, sedangkan
permukaan translasional sangat dipengaruhi oleh proporsi relative
pada cangkang, bentuk itu sendiri memikul gaya. Jadi dalam struktur
cangkang dan kondisitumpuannya. Permulaan ruled yang dibuat dengan
cangkang bentuknya memegang peranan besar sehingga kami
menggerakan dua ujung dari suatu garislurus pada dua garis lurus sejajar,
menggunakan bentuk dome/ kubah lingkaran.
tetapi terpuntir (jadi bukan bentuk yang kompleks),bentuk ini dapat
Kami juga menambahkan struktur tambahan sebagai unsur estetika
dipandang pula sebagai permukaan translasional yang dibentuk
bangunan dengan menggunakan membran. Kami menggunakan
denganmenggerakan parabola cekung pada parabola cembung. Gaya-
membran karena membran tipis dan lebih ringan dari beton walau
gaya melingkar (hoopforces), yang biasa disebut N dan dinyatakan
membran memiliki kekurangan mudah sobek/ bocor sehingga membran
sebagai gaya persatuan panjang, dapat diperoleh dengan meninjau
ini hanya kami gunakan sebagai unsure estetika/ penghias dari entrance.
keseimbangan dalam arah transversal. Kondisi tumpuan kubah sangat
mempengaruhi perilaku dan desain struktur. Secara ideal, tumpuannya
Struktur Bentang Lebar
Struktur Bentang Lebar

Apakah anda pernah melihat Sydney Opera House, Gedung DPR/MPR, Wembley Stadium, atau
Hanggar Pesawat?? Apakah anda pernah memperhatikan struktur di dalamnya?? Jika pernah,
apakah anda berpikir bagaimana bangunan seluas itu dapat berdiri tanpa adanya kolom di
tengahnya?? Dengan Struktur Bentang Lebar, itulah jawabannya.

Struktur bentang lebar adalah suatu struktur yang diciptakan untuk bangunan yang memiliki
bentangan yang sangat lebar atau luas, dengan pemanfaatan ruang secara maksimal (dapat berupa
pentiadaan kolom di tengahnya). Jenis-jenis struktur bentang lebar pun sangat beragam. Beberapa
yang saya pelajari adalah Struktur Portal, Struktur Kabel, Struktur Membran, Struktur Cangkang,
Struktur Rangka Ruang, Struktur Pneumatik (Balon). Berikut ini adalah sedikit gambaran mengenai
struktur-struktur tersebut.

[1]. Struktur Portal

Struktur Portal adalah struktur yang terdiri dari rangka batang-batang dan saling berhubungan satu
sama lain, biasanya struktur tersebut membentuk segitiga yang statis 2 dimensi ( contoh seperti
kuda-kuda). Dimana untuk menghubungkan batang-batang tersebut harus menggunakan sistem
joint. Jenis-jenis sistem joint tersebut adalah :

- Sistem Mero

- Sistem Oktaplate

- Sistem Mannesman

- Sistem Unistrut

- Sistem Tridome

- Sistem Triodetik

- Sistem Conrad Wachsmann


[2]. Struktur Kabel

Adalah salah satu jenis struktur yang kuat terhadap gaya tarik.

[3]. Struktur Membran

Adalah struktur yang menyerupai tenda, biasanya struktur ini berdiri dengan bantuan struktur
kabel. Terbuat dari bahan yang ringan seperti contoh paying dari kain, sangat cocok untuk
daerah berangin kencang dan beriklim ekstrim seperti daerah gurun yang terdapat di Timur
Tengah. Seklet dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain dan memperkuat seluruh
permukaan bidang terhadap tekanan angin.

[4]. Struktur Rangka Ruang

Adalah struktur yang terbentuk dari batang-batang juga, hampir sama dengan struktur portal.
Namun, pada struktur ini batang-batang yang terbentuk, membentuk suatu ruang 3 dimensi
seperti limas. Untuk penghubungnya tetap menggunakan sistem joint.
[5]. Struktur Cangkang

Adalah struktur yang terinspirasi dari bentuk-bentuk cangkang yang berada di alam,
contohnya saja seperti cangkang telur, cangkang kura-kura, kepiting, dll. Struktur ini dapat
terbentuk dari berbagai macam bahan seperti beton bertulang dan bentuknya melengkung
sehingga tampak dinamis. Beban seutuhnya disalurkan melalui dinding strukturnya.

[6]. Struktur Lipat

Adalah struktur yang terbentuk dari lipatan-lipatan, semakin banyak lipatan maka semakin
kuat struktur yang menopang beban. Lipatan tersebut dihubungkan dengan pengaku atau
yang disebut Steffener. Contoh Struktur ini adalah Mesjid Raya di Kuala Lumpur, Malaysia.

[7]. Struktur Pneumatik (balon)

Adalah struktur dimana ruang yang ada terbentuk dengan memanfaatkan tekanan udara
lengkungan kubah adalah bentuk yang cocok untuk struktur ini, karena dapat menutupi ruang
dan dapat ditekan oleh udara yang besarnya atau kecepatannya sama ke semua arah.
[8]. Struktur Hibrid

Adalah sturktur campuran, yang menggunakan 2 buah sistem struktur atau lebih.
SISTEM BANGUNAN BENTANG LEBAR

Bangunan bentang lebar merupakan sistem bangunan yang memungkinkan penggunaan

ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secar

umum digolongkan menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks.

1. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan

langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk

yang ada.

2. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang

melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap

beberapa sistem struktur bentang lebar.

Contoh-Contoh Bangunan Bentang Lebar, Baik Sederhana Maupun Kompleks:

Berdasarkan pengertian yang diuraikan, secara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar

sederhana dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:

Bangunan bentang lebar sederhana


Contoh Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks

Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-

kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan

olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan

kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa

hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur

bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)

Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:

a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang

b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung

c. Struktur Plan dan Grid

d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)

e. Struktur Cangkang Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:

- Struktur ruang, yang terdiri atas Konstruksi bangunan petak disebut Struktur rangka batang

dan Struktur Rangka Ruang.

- Struktur permukaan bidang terdiri atas Struktur Lipatan, Struktur Cangkang, Struktur

Membran, Struktur Pneumatik, Struktur Kabel dan jaringan

Struktur dan konstruksi merupakan suatu bagian dari ilmu arsitektur dengan fungsi seperti

yang dikemukakan sebelumnya sebagai pendukung pencapaian bentuk dalam arsitektur.

Sebagai sebuah ilmu, merupakan suatu hal yang penting untuk menpelajari dan
mendalaminya, penguasaan struktur dan konstruksi sangat penting, mengingat peranannya

sebagai penentu kekuatan bangunan


Struktur Bentang Lebar BAGIAN 2
STRUKTUR SHELL
Definisi Struktur
Definisi yang sangat sederhana tentang struktur dalam hubungannya dengan bangunan
ialah bahwa struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban yang diakibatkan
penggunaan dan/atau kehadiran bangunan diatas tanah.
Stabilitas Geometrik
Stabilitas Geometrik merupakan sifat yang mempertahankan geomerti pada sebuah
struktur dan memungkinkan elemen-elemennya untuk beraksi bersama-sama menahan
beban
Kekuatan dan Kekakuan
Penerapan beban pada struktur menghasilkan gaya-gaya dalam pada elemen dan gaya
reaksi luar pada pondasi. Elemen serta pondasi tersebut harus mempunyai kekuatan dan
kekakuan yang cukup untuk menahan beban-beban ini.
Klasifikasi Permukaan (Surface)
Sesuai dengan terjadinya bentuk shell, maka shell digolongkan dalam tiga macam:
Rotasional Surface : Adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung yang
datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan rotasional dapat dibagi tiga
yaitu Spherical Surface, Eliptical Surface, Parabolic Surface.

Spherical Surface Eliptical Surface Parabolic Surface


• Ruled Surface
Adalah bidang yang diperoleh bilamana ujung-ujung suatu garis lurus digeser pada dua
bidang sejajar. Shell dengan permukaan transasional dibagi dua yaitu cylindrical surface
dan eliptic paraboloid.cylindrical surface eliptic paraboloid

• Translational surface
Adalah bidang yang diperoleh jika suatu garis lengkung yang datar digeser sejajar diri
sendiri terhadap garis lengkung yang datar lainnya. Shell dengan permukaan ruled ada
dua macam, yaitu Hyperbolic Paraboloid dan Conoid.

Hyperbolic Paraboloid Conoid.


Single Curved Shell
Shell dengan single curvature yang arah lengkungannya dalam satu arah serta
permukaannya tidak diputar/digeser, dan dibentuk oleh konus yang sama.
Single curved dibentuk oleh:
Konus
Silinder
Contoh : Lengkung Barrel

Double Curved Shell


Yaitu shell dengan double curvature yang arah lengkungannya dalam dua arah.
Terdiri dari 2 macam:
Double Curved Shells yang arah lengkungnya ke satu arah (Synclastic shells)
Contoh: Spherical Dome Shell

Double Curved Shells yang arah lengkungnya ke arah yang berbeda (Anticlastic)
Contoh Bangunan Yang Menggunakan Struktur Shell

STRUKTUR FOLDED PLATE


Folded Plate Merupakan struktur yang baru dalam arsitektur dan merupakan bukan
histories
a. kehidupan sehari hari
• Folding screen

• Acordion

Tak banyak bahan bahan alam yang dapat dikatakan mempunyai prinsip floded plate
.sehingga adalah sulit untuk menjelaskan ide floded flate dengan analogi yang
diketemukan dalam alam . dan salah satu cara yang baik dalah dengan menggunakan suatu
model bahan bahan yang digunakan untuk suatu floded plate tentunya hanya memmenuhi
syarat syarat tertentu :
• harus cukup kuat untuk menahan lenturan , ini berarti bahwa strktur demikian harus
dapat menahan tarikan, tekanan maupun geseran
• harus di buat dari bahan yang tipis / setipis mungkin dqan tidak terlalu berat.
Fan Shape Folded
Adalah struktur floded dmana bidang-bidang lipat menuju kasatu titik pusat . tinggi
lipatan di satu ujung yang sama dengan ujung yang lainnya. dan shape fold ini digunakan
untuk menutupi ruang dengan denah trapezium
Comber Floded
adalah struktur Floded dimana bidang bidang lipat an bolak balik
Pada konstruksi Floded Plate berat sendiri dan di bebankan ke ujung-ujung Plate.Ujung ini
harus merupakan konstruksi yang rigrid yang merupakan beban-beban kepondasi.
• Stifener Berbentuk Rangka
• Stifener Berupa Balok beban berat sendiri yang di tampung oleh balok yang rigrid
• Stifener berupa tiang tiang Berbentuk “V”(V Support)
• Stifener Berupa Flode Plate berat sendiri dan beban di tampung oleh bidang lipatan juga

STRUKTUR KABEL
Pengertian Struktur Kabel
Adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas
kabel baja, sendi, batang, dsb yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin
tertutupnya sebuah bangunan. (Makowski, 1988)
Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur tarik dan tekan, karena pada
kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-tiang
pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. (Sutrisno, 1983).
Sejarah Struktur Kabel
Struktur kabel merupakan salah satu struktur tradisional yang awalnya berupa jembatan
dan tenda. Jembatan dengan sistem kabel tarik awalnya diterapkan pada daerah
pegunungan seperti Himalaya atau di daerah hutan hujan seperti Peru. Kemudian
berkembang hingga Eropa yang diprakarsai oleh Faustus Verantinus pada tahun 1616 yang
menggunakan rantai sebagai pengganti kabel yang dingkurkan pada menara.
Pada saat itu hingga menjelang abad ke-20, kabel hanya menjadi sistem yang membantu
perkuatan karena belum dapat mengatasi factor beban angin. Bentuk tenda sering
digunakan oleh suku nomaden di Eropa Utara, Asia dan Timur Tengah. Tenda-tenda
tersebut dapat dikelompokkan atas tiga jenis, yaitu :
• Bentuk kerucut dengan penutup dari kulit
Merupakan bentuk yang paling sederhana dengan satu atau lebih tiang utama di dalam dan
beberapa tiang pembentuk yang menyatu di puncak tiang utama.
• Bentuk silinder dengan atap perpaduan bentuk kubah dan kerucut
Dinding silinder dibentuk dengan batang-batang yang saling menyilang dengan batang
pembentuk atap menyatu ditengah dan diperkuat dengan cincin3. Bentuk black tent.
Bentuk ini hanya menggunakan kabel tarik yang ditutupi terpal tanpa batang pengaku.
Fungsi utamanya adalah sebagai perlindungan terhadap matahari dan temperature yang
rendah pada malam hari.
Struktur kabel pada abad ke 19
Sistem struktur yang sering digunakan adalah struktur rangka sedangkan struktur kabel
jarang digunakan. . Namun terdapat beberapa contoh yang dapat diklasifikasikan menjadi
:
• Perpaduan struktur kabel dengan elemen jembatan
Bangunan pertama adalah sebuah pabrik di pelabuhan Perancis yang dibangun tahun 1839.
Terdiri atas dua gedung memanjang dengan ruang diantaranya sepanjang 40 m yang
tertutup atap tanpa dinding. Atap didikat oleh sistem kabel catenary yang diangkurkan
pada tower bangunan.
• Atap dengan rantai dan kabel tarik
Jaringan rantai besi atau kabel digunakan sebagai penutup atap, sebagai alternatif atap
yang tahan api.
• Jaringan kabel dua arah pada lantai
Jaringan kabel dan batang besi digabung membentuk suatu plat lantai yang pre-tension.
• Masted Structure
Diilhami oleh tuntutan bangunan berbentang lebar yang ringan, biaya rendah dan
konstruksi yang tahan api, maka digunakan prinsip jembatan dengan mengikat rantai atau
kabel (sebagai rangka atap) padakolom yang diteruska ke atas.
Klasifikasi Struktur Kabel
Secara Garis Besar, Struktur kabel dapat dibedakan menjadi:
1. Struktur Kabel Tunggal Sistem Roda Sepeda ( Single Layer Sistem)
Pada sistem ini dipakai satu susunan kabel yang menghubungkan cincin dinding luar dari
beton sebagai penahan tiang yang silindris ke cincin dalam di titik pusat lingkaran dari
baja. Dinding tepi melingkar dibuat dari beton tulang yang tipis.
Penutup atap terdiri dari pelat beton prefabrikasi berbentuk baja yang didukung oleh
kabel-kabel radial. Ujungnya ditekuk ke atas pada tulangan pelat. Agar stabil, pelat-pelat
dibebani bata atau kantong-kantong berisi pasir sementara untuk memberi tarik tambahan
pada kabel. Lubang-lubang diantara dua pelat sebagai cetakan diisi adukan beron.
Bilamana beton mongering, atap menjadi pelat yang monolit dan merupakan bundaran.
Kabel akan memendek tetapi ditahan oleh beton tepi yang merupakan silinder yang telah
membantu.
Jadi atap beton yang melengkung ke bawah itu mendapat prategang dari kabel-kabel,
sehingga cukup kaku untuk menahan flutter effect (mengepak seperti sayap).
Drainase air hujan dilakukan dengan memompa air yang ada di atas atap melalui pipa-
pipa.Struktur Kabel Ganda Sistem Roda Sepeda (Double Layer Sistem)
Sistem kabel ganda terdiri atas dua susunan kabel yang letaknya tidak sebidang, tidak
berpotongan tetapi bersilang. Kedua susunan kabel ini merupakan struktur utama dari
atap, susunan yang satu melengkung ke atas dan susunan yang lainnya melendut ke bawah.
Kedua susunan kabel dijaga supaya tetap pada tempatnya oleh penunjang-penunjang
tekan dengan berbagai panjang yang masing-masing dapat disetel.
Bahan atap terdiri dari pelat metal prefabrikasi. Atap bebas dari bahaya flutter effect
karena gaya tarik dalam kabel yang cukup besar membuat susunan keseluruhan lebih kaku
daripada kabel-kabel yang digantungkan.
Deformasi Struktur Kabel
Beban merata pada struktur kabel menyebabkan terbentuknya 2 macam kurva, yaitu :
• Kurva parabola, terjadi akibat beban horizontal yang merata.
• Kurva katenari, terjadi akibat beban merata searah kabel.
Sistem Stabilitas
Beberapa sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada
struktur kabel antara lain :
• Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material dengan berat yang memadai dan
merupakan material yang homogen sehingga diperoleh beban yang terdistribusi merata.
• Pengaku busur dengan arah berlawanan (inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha mencapai bentuk yang kaku
dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian menghasilkan suatu jaring-jaring
(cable net structure).
• Penggunaan batang-batang pembentang (spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai pemisah antara dua kabel
sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
6. Dari segi teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan diri
pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang berarti dari
tegangan.
7. Cocok untuk bangunan bersifat permanen.
Kelemahan struktur kabel
Pembebanan yang berbahaya untuk struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat
bertahan dengan sempuna terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang
disebabkan oleh pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar. Dalam hal gejala
resonansi yang umum dikenal dapat timbul dan mengakibatkan robohnya bangunan.

STRUKTUR RANGKA RUANG

Rangka ruang (space frame) adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang membentang
dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem
tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang (strusses structure).
Space struktur adalah elemen elemen ruanag dalam arsitektur dimana strukturnya daslam
tiga dimensi yang bagian konstruksinya dbekerja secara keseluruhan. sebagai
perbandingan Bingkai, tidak sama dengan berbadan tegap unit, tidak tergantung pada self-
weight dari material untuk menyediakan integritas struktural. Sebagai kekuatan dari
penyusunan material, dan khususnya koneksi mereka, menyediakan kekakuan dan
kekuatan yang diperlukan. bingkai Struktur memerlukan beberapa format salut, tidak
sama dengan berbadan tegap unit yang pada umumnya bertindak sebagai bagian
dalam/pedalaman dan bagian luar/lahir penghabisan.
Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yang diatur dan disusun berbalikan
antara modul satu dengan lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar mengikuti
bentuk modul-modul yang tersusun.
Modul ini satu sama lain sating menguatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah
goyah.
Karena sistem ini menggunakan modul-modul dalam mem¬bentuk suatu bentangan, maka
dibutuhkan suatu alai penyambung-penyambung yang mengikat modul satu dengan modul
lainnya.
Modul Unit Ruang
Modul unit ruang yang digunakan di dalam menyusun rangka spaceftaine berupa unit
dengan bentuk :
1.unit segitiga horizontal dengan empat bidang segitiga miring.
2.unit segiempat horizontal dengan empat bidang segitiga miring.
3.unit segienam horizontal dengan enam bidang segitiga.
Penyangga (Support)
Penyangga dibutuhkan untuk mendirikan suatu susunan space frame. Dibutuhkan minimal 3
(tiga) penyangga supaya space, frame dapat berdiri.
1. Penyangga di setiap sudut space frame structure
2. Penyangga di dua sisi garis yang berseberangan, dengan 0
membuat lebih banyak tiang penyangga, sehingga bentangan dapat dibuat lebih besar.
3. Kolom penyangga merupakan titik penyaluran dari tiga,
empat atau enam dari titik dasar space frame.

STRUKTUR MEMBRAN
Struktur membran mempunyai sifat fleksibel, permukaan yang dapat meregang sesuai
dengan adaptasi terhadap bentuk yang diinginkan.Struktur membran sanaat sensitif
terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan kibaran pada permukaan dan
peru¬bahan bentuk yang terjadi. Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan
mem¬berikan tekanan dari dalam membran (internal rigid structures) dengan cara
memberikan volume dalam membran sampai pada batas maksimal yang jugs didukung oleh
sistem-sistem peregangan sehingga sifat permukaan membran menjadi kaku.
Struktur membran dengan penompang tiang dan kabel:
Simple Saddle Membrane
Struktur membran tipe pelana sederhana dengan sepasang tumpuan linear berlawanan.

Ridge Type Membrane


Struktur membran tipe punggung bukit dengan tumpuan linear internal

Arch Type Membrane


Struktur membran tipe lengkung dengan tumpuan linear internal menerus.

Arch Type Membrane


Struktur membran tipe lengkung dengan tumpuan linear internal menerus.
Hnggar adalah struktur bangunan tertutup untuk
menampung pesawat atau pesawat ruang angkasa . Hangar
terbuat dari logam, kayu, atau beton. Kata hangar berasal dari
bahasa Perancis Tengah hanghart ("kandang dekat rumah"),
asal Jerman, dari Frankish * haimgard ("rumah-kandang",
"pagar di sekitar sekelompok rumah"), dari * haim ("rumah,
desa , hamlet ") dan gard (" yard ").

Diagram potong hanggar

Tampilan luar hanggar di Pangkalan Militer RAF

Hangar digunakan untuk perlindungan dari cuaca, sinar matahari langsung dan
untuk perawatan, perbaikan, pembuatan, perakitan dan penyimpanan pesawat.
Sejarah

Learn more

Artikel ini membutuhkan kutipan tambahan untuk verifikasi .


The Wright Flyer di luar hanggar darurat pesawat

Wright bersaudara menyimpan dan memperbaiki pesawat mereka di hanggar kayu


yang dibangun pada tahun 1902 di Kill Devil Hills di North
Carolina untuk glider mereka. Setelah menyelesaikan desain dan konstruksi Wright
Flyer di Ohio , kedua bersaudara itu kembali ke Kill Devil Hills hanya untuk
menemukan hangar mereka rusak. Mereka memperbaiki struktur dan membangun
bengkel baru sambil menunggu Flyer dikirimkan.

Hanggar Carl Richard Nyberg untuk Flugannya (terbang) dari tahun 1908, Täcka udden
di Lidingö , Swedia

Carl Richard Nyberg menggunakan hanggar untuk menyimpan


1908 Flugan (lalat) miliknya pada awal abad ke-20 dan pada tahun 1909, Louis
Bleriot mendarat darurat di sebuah pertanian Prancis utara di Les
Baraques (antara Sangatte dan Calais ) dan menggulirkan pesawat
monoplane miliknya ke dalam ternak petani. pena. Bleriot berlomba untuk menjadi
orang pertama yang menyeberangi Selat Inggris dengan pesawat yang lebih berat
dari udara , dan dia mendirikan markas besarnya di gudang yang tidak terpakai. Di
Inggris, hanggar pesawat yang paling awal dikenal sebagai gudang pesawat , dan
yang tertua yang selamat berada di Larkhill , Wiltshire. Ini dibangun pada tahun
1910 untuk Sekolah Terbang Bristol dan sekarang menjadi
bangunan Terdaftar Kelas II *. Perintis penerbangan Inggris Alliott Verdon
Roe membangun salah satu gudang pesawat pertama pada tahun 1907
di Brooklands , Surrey, dan replika ukuran penuhnya serta biplan 1908 Roe
dipajang di Museum Brooklands .
Ketika penerbangan menjadi mapan di Inggris sebelum Perang Dunia I, desain
standar hanggar secara bertahap muncul dengan jenis militer juga seperti hanggar
Bessonneau dan gudang pesawat bukaan samping pada tahun 1913, keduanya
segera diadopsi oleh Royal Flying Corps . Contoh yang terakhir bertahan di
lapangan terbang Farnborough , Filton dan Montrose . Selama Perang Dunia I,
desain standar lainnya termasuk RFC General Service Flight Shed dan Admiralty F-
Type of 1916, General Service Shed (menampilkan karakteristik atap rangka
Belfast dan berbagai ukuran built-in) dan gudang pesawat Handley Page ( 1918).
Konstruksi
Konstruksi baja
Gudang yang dibangun untuk kapal udara yang kaku bertahan di Moffett Field,
California ; Akron, Ohio ; Weeksville, Carolina Utara ; Lakehurst, New
Jersey ; Pangkalan Angkatan Udara Santa Cruz di Brasil; dan Cardington,
Bedfordshire . Hanggar pesawat baja kaku adalah beberapa yang terbesar di dunia.
Hangar 1, Lakehurst, terletak di Naval Air Engineering Station
Lakehurst (sebelumnya Naval Air Station Lakehurst), New Jersey. Strukturnya
selesai pada tahun 1921 dan merupakan desain hanggar pesawat khas Perang
Dunia I. Situs ini terkenal karena bencana Hindenburg , ketika pada tanggal 6 Mei
1937, pesawat udara Jerman Hindenburg jatuh dan terbakar saat mendarat. Hangar
No. 1 di Lakehurst digunakan untuk membangun dan
menyimpan USS Shenandoah Amerika. Hanggar juga menyediakan layanan dan
penyimpanan untuk kapal udara USS Los Angeles , Akron , Macon , serta Graf
Zeppelin dan Hindenburg .
Hanggar terbesar yang pernah dibangun termasuk Goodyear Airdock berukuran
1.175x325x211 kaki [1] dan Hangar One (Mountain View, California) berukuran
1.133 kaki × 308 kaki × 198 kaki (345 m × 94 m × 60 m). Goodyear Airdock , berada
di Akron, Ohio dan strukturnya selesai pada tanggal 25 November 1929. Airdock
digunakan untuk pembangunan USS Akron dan kapal saudaranya, USS Macon .
Hangar One di Moffett Federal Field (sebelumnya Naval Air Station Moffett Field ),
terletak di Mountain View , California. Strukturnya selesai pada tahun 1931. Itu
menampung USS Macon .
Konstruksi kayu

Enam balon udara berisi helium disimpan di salah satu dari dua hanggar di bekas Pangkalan Udara
Korps Marinir AS Tustin

Angkatan Laut AS mendirikan lebih banyak operasi pesawat selama Perang Dunia
II. Sebagai bagian dari ini, sepuluh pangkalan "lebih ringan dari udara" (LTA) di
seluruh Amerika Serikat dibangun sebagai bagian dari rencana pertahanan
pantai; total 17 hanggar dibangun. Hanggar di pangkalan ini adalah beberapa
struktur kayu berdiri bebas terbesar di dunia. [2] Pangkalan dengan hanggar kayu
termasuk: Stasiun Udara Angkatan Laut di South Weymouth , Massachusetts (1
hanggar); Lakehurst, New Jersey (2); Weeksville, Carolina Utara (1); Glynco,
Georgia (2); Richmond, Florida (3); Houma, Louisiana (1); Hitchcock, Texas
(1); Tustin (Santa Ana), California (2); Moffett Field, California (2) dan Tillamook,
Oregon (2). Dari tujuh belas, hanya tujuh yang tersisa, Lapangan Federal Moffett ,
(sebelumnya NAS Lapangan Moffett), California (2); mantan Tustin,
California (sebelumnya NAS Santa Ana dan MCAS Tustin), California (2); Museum
Udara Tillamook / Bandara Tillamook (sebelumnya NAS Tillamook), Oregon (1)
dan Pangkalan Gabungan McGuire-Dix-Lakehurst / Naval Support Activity
Lakehurst (sebelumnya NAS Lakehurst), New Jersey (2). [3]
Konstruksi kain
Artikel utama: CargoLifter

Sebuah hangar untuk Cargolifter dibangun di Brand-Briesen Airfield dengan


panjang 1.180 kaki (360 m), lebar 705 kaki (215 m), dan tinggi 348 kaki (106 m),
serta merupakan konstruksi "mangkuk-tong" kubah baja berdiri bebas yang cukup
besar agar sesuai dengan Menara Eiffel di sisinya. Perusahaan
mengalami kebangkrutan dan pada bulan Juni 2003, fasilitas tersebut dijual
dan hanggar pesawat diubah menjadi resor liburan dalam ruangan bertema 'surga
tropis' yang disebut Kepulauan Tropis , yang dibuka pada tahun 2004.
Alternatif dari hanggar tetap adalah tempat penampungan portabel yang dapat
digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan pesawat. Struktur kain portabel
dapat dibuat dengan lebar hingga 215 kaki (66 m), tinggi 100 kaki (30 m) dan
panjang berapa pun. Mereka mampu menampung beberapa pesawat dan dapat
ditingkatkan ukurannya dan bahkan direlokasi bila perlu. [ butuh rujukan ]
Struktur dan ukuran
Hanggar membutuhkan struktur khusus untuk dibangun. Lebar pintu harus
besar; ini termasuk pintu masuk pesawat. Semakin besar pesawat yang akan
diluncurkan, semakin kompleks struktur yang dibutuhkan. Menurut rentang
hanggar, ukuran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Ukuran Rentang (meter)

S Kurang dari 30 m

M 30–60 m

L 60–90 m

XL 90–120 m

XXL Lebih dari 120 m

Hangar XXL dibangun untuk pesawat terbesar di dunia seperti Airbus


A380 , Boeing 747 dan Antonov 225 , yang paling rumit untuk didirikan. [4]
Regulasi
Hangar biasanya diatur oleh kode bangunan di negara dan yurisdiksi dan bandara
tempat mereka tinggal. Pada Agustus 2014, FAA Amerika mengusulkan undang-
undang tentang bagaimana hanggar dapat digunakan di lapangan udara yang
menerima dana pemerintah. Definisi aktivitas yang diizinkan termasuk perakitan
akhir pesawat. [5]
Proteksi kebakaran
Sistem AFFF tingkat rendah digunakan di beberapa hangar besar. [6] , [7] , [8] Parit
dengan bentuk dasar "vee" digunakan untuk meminimalkan bau dan
serangga. Parit memiliki beberapa sambungan pembuangan, diberi jarak setiap 80
kaki, sehingga tumpahan bahan bakar jet dengan cepat dialirkan dari parit ke pipa
pengumpulan saluran beton bawah tanah. [9] , [10]
Hanggar pesawat
Hanggar pesawat atau gudang kapal udara umumnya lebih besar dari hanggar
pesawat konvensional, terutama tingginya. Sebagian besar kapal udara awal
menggunakan gas hidrogen untuk memberi mereka daya apung yang cukup untuk
penerbangan, sehingga hanggar mereka harus memberikan perlindungan dari
percikan api yang menyimpang agar gas tidak meledak. Hangar yang menampung
beberapa kapal udara berisiko mengalami ledakan reaksi berantai. Untuk alasan
ini, sebagian besar hanggar untuk kapal udara berbasis hidrogen dibangun untuk
menampung hanya satu atau dua pesawat semacam itu. Selama "Zaman Keemasan"
perjalanan kapal udara dari tahun 1900, tiang dan gudang tambat dibangun untuk
membangun dan menampung airships. Pemerintah Inggris membangun gudang
di Karachi untuk R101 , pemerintah Brasil membangun satu di Rio de Janeiro , pt:
Hangar do Zeppelin untuk Zeppelin Jerman, dan pemerintah AS
membangun Lapangan Moffett , Mountain View , California dan Lakehurst Naval Air
Station , Lakehurst, New Jersey .
Hanggar di atas kapal

Hanggar helikopter dari kapal perusak kelas Akizuki .

Banyak kapal perang membawa pesawat dan seringkali memiliki hanggar untuk
penyimpanan dan pemeliharaan. Hanggar semacam itu dapat ditempatkan
berdekatan dengan dek penerbangan di kapal penjelajah , kapal perusak ,
dan fregat atau di bawah dek penerbangan dengan elevator untuk mengangkat
pesawat di kapal induk dan kapal serbu amfibi . Pada beberapa kapal yang
ruangnya pendek, hanggar dan dek penerbangan berbagi ruang yang sama, dengan
hanggar yang disimpan untuk operasi penerbangan.
Galeri


Hangar dapat menampung pesawat sayap tetap , pesawat
sayap putar ( helikopter ), dan kapal ringan dari udara .


Hangar No. 2 di bekas Pangkalan Udara Korps Marinir Tustin memiliki panjang
1.072 kaki (327 m), lebar 292 kaki (89 m), dan tinggi 192 kaki (59 m).


Sebuah Airbus A319 sedang menjalani perawatan di hanggar.

Hangar untuk pesawat amfibi Angkatan Udara Kekaisaran Rusia di
pelabuhan Tallinn - beberapa dari struktur beton bertulang pertama


General Dynamics F-16 Fighting Falcon di depan Hardened Aircraft Shelter ,
sejenis hanggar khusus


Hanggar helikopter dari kapal penelitian Jerman Polarstern


Hanggar pesawat berukuran sedang di Bandara Kemble , Inggris


Hangar of Iberia Airlines (rentang XXL-150m) Bandara Barcelona , Spanyol


Hanggar beton bundar di Grimbergen Airfield , Belgia.

Private Hangar di sebuah peternakan di Namibia (2017

Konstruksi baja
Gudang yang dibangun untuk kapal udara yang kaku bertahan di Moffett Field,
California ; Akron, Ohio ; Weeksville, Carolina Utara ; Lakehurst, New
Jersey ; Pangkalan Angkatan Udara Santa Cruz di Brasil; dan Cardington,
Bedfordshire . Hanggar pesawat baja kaku adalah beberapa yang terbesar di dunia.
Hangar 1, Lakehurst, terletak di Naval Air Engineering Station
Lakehurst (sebelumnya Naval Air Station Lakehurst), New Jersey. Strukturnya
selesai pada tahun 1921 dan merupakan desain hanggar pesawat khas Perang
Dunia I. Situs ini terkenal karena bencana Hindenburg , ketika pada tanggal 6 Mei
1937, pesawat udara Jerman Hindenburg jatuh dan terbakar saat mendarat. Hangar
No. 1 di Lakehurst digunakan untuk membangun dan
menyimpan USS Shenandoah Amerika. Hanggar juga menyediakan layanan dan
penyimpanan untuk kapal udara USS Los Angeles , Akron , Macon , serta Graf
Zeppelin dan Hindenburg .
Hanggar terbesar yang pernah dibangun termasuk Goodyear Airdock berukuran
1.175x325x211 kaki [1] dan Hangar One (Mountain View, California) berukuran
1.133 kaki × 308 kaki × 198 kaki (345 m × 94 m × 60 m). Goodyear Airdock ,
berada di Akron, Ohio dan strukturnya selesai pada tanggal 25 November 1929.
Airdock digunakan untuk pembangunan USS Akron dan kapal saudaranya,
USS Macon .
Hangar One di Moffett Federal Field (sebelumnya Naval Air Station Moffett Field ),
terletak di Mountain View , California. Strukturnya selesai pada tahun 1931. Itu
menampung USS Macon .
Konstruksi kayu

Enam balon udara berisi helium disimpan di salah satu dari dua hanggar di bekas Pangkalan Udara
Korps Marinir AS Tustin
Angkatan Laut AS mendirikan lebih banyak operasi pesawat selama Perang Dunia
II. Sebagai bagian dari ini, sepuluh pangkalan "lebih ringan dari udara" (LTA) di
seluruh Amerika Serikat dibangun sebagai bagian dari rencana pertahanan
pantai; total 17 hanggar dibangun. Hanggar di pangkalan ini adalah beberapa
struktur kayu berdiri bebas terbesar di dunia. [2] Pangkalan dengan hanggar kayu
termasuk: Stasiun Udara Angkatan Laut di South Weymouth , Massachusetts (1
hanggar); Lakehurst, New Jersey (2); Weeksville, Carolina Utara (1); Glynco,
Georgia (2); Richmond, Florida (3); Houma, Louisiana (1); Hitchcock, Texas
(1); Tustin (Santa Ana), California (2); Moffett Field, California (2) dan Tillamook,
Oregon (2). Dari tujuh belas, hanya tujuh yang tersisa, Lapangan Federal Moffett ,
(sebelumnya NAS Lapangan Moffett), California (2); mantan Tustin,
California (sebelumnya NAS Santa Ana dan MCAS Tustin), California (2); Museum
Udara Tillamook / Bandara Tillamook (sebelumnya NAS Tillamook), Oregon (1)
dan Pangkalan Gabungan McGuire-Dix-Lakehurst / Naval Support Activity
Lakehurst (sebelumnya NAS Lakehurst), New Jersey (2). [3]
Konstruksi kain
Artikel utama: CargoLifter

Sebuah hangar untuk Cargolifter dibangun di Brand-Briesen Airfield dengan


panjang 1.180 kaki (360 m), lebar 705 kaki (215 m), dan tinggi 348 kaki (106 m),
serta merupakan konstruksi "mangkuk-tong" kubah baja berdiri bebas yang cukup
besar agar sesuai dengan Menara Eiffel di sisinya. Perusahaan
mengalami kebangkrutan dan pada bulan Juni 2003, fasilitas tersebut dijual
dan hanggar pesawat diubah menjadi resor liburan dalam ruangan bertema 'surga
tropis' yang disebut Kepulauan Tropis , yang dibuka pada tahun 2004.
Alternatif dari hanggar tetap adalah tempat penampungan portabel yang dapat
digunakan untuk penyimpanan dan pemeliharaan pesawat. Struktur kain portabel
dapat dibuat dengan lebar hingga 215 kaki (66 m), tinggi 100 kaki (30 m) dan
panjang berapa pun. Mereka mampu menampung beberapa pesawat dan dapat
ditingkatkan ukurannya dan bahkan direlokasi bila perlu. [ butuh rujukan
)
Struktur Portal adalah struktur yang terdiri dari
rangka batang-batang

Jenis Struktur Bentang Lebar yang Bisa Dijadikan Bangunan dengan Skala Menengah –
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang
bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya
digolongkan secara umum menjadi dua, yaitu bentang lebar sederhana dan bentang
lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang
ada digunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan
modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan
bentuk struktur bentang lebar yang dilakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan
kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Struktur bentang lebar adalah suatu struktur yang diciptakan untuk bangunan yang
memiliki bentangan yang sangat lebar atau luas, dengan pemanfaatan ruang secara
maksimal (dapat berupa pentiadaan kolom di tengahnya). Jenis-jenis struktur bentang
lebar pun sangat beragam. Beberapa yang saya pelajari adalah Struktur Portal, Struktur
Kabel, Struktur Membran, Struktur Cangkang, Struktur Rangka Ruang, Struktur
Pneumatik (Balon). Berikut ini adalah sedikit gambaran mengenai struktur-struktur
tersebut,yang bisa diaplikasikan pada bangunan skala menengah.

▪ Struktur Portal
Struktur Portal adalah struktur yang terdiri dari rangka batang-batang dan saling
berhubungan satu sama lain, biasanya struktur tersebut membentuk segitiga yang
statis 2 dimensi ( contoh seperti kuda-kuda). Dimana untuk menghubungkan batang-
batang tersebut harus menggunakan sistem joint. Jenis-jenis sistem joint tersebut
adalah :

▪ – Sistem Mero
▪ – Sistem Oktaplate
▪ – Sistem Mannesman
▪ – Sistem Unistrut
▪ – Sistem Tridome
▪ – Sistem Triodetik
▪ – Sistem Conrad Wachsmann
▪ Struktur Kabel
Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan
gaya horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan mirinlp

Gaya vertikal yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai
bentangan yang sama dan tinggi yang berada adalah selalu sama, sedangkan
gaya horizontalnya akan selalu berubah tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya,
semakin kecil sudut kabel terhadap tiang utamanya, maka semakin kecil gaya
horizontalnya.

▪ Struktur Membran
Adalah struktur yang menyerupai tenda, biasanya struktur ini berdiri dengan
bantuan struktur kabel. Terbuat dari bahan yang ringan seperti contoh paying dari kain
sangat cocok untuk daerah berangin kencang dan beriklim ekstrim seperti daerah gurun
yang terdapat di Timur Tengah. Seklet dari rusuk-rusuk baja menerima tarikan dari kain
dan memperkuat seluruh permukaan bidang terhadap tekanan angin.

Ada dua karakter dasar dari kemampuan membran. Tegangan Membran terdiri atas
Tarik dan geser, yang selalu ada dalam permukaan bidang membran dan tidak tegak
lurus di atas bidang itu. Aksi membran pada dasarnya tergantung pada karakteristik
bentuk geometrinya, yaitu dari lengkungan dan miringnya beban membran.

▪ Struktur Rangka Ruang


Adalah struktur yang terbentuk dari batang-batang juga, hampir sama dengan struktur
portal. Namun, pada struktur ini batang-batang yang terbentuk, membentuk suatu
ruang 3 dimensi seperti limas. Untuk penghubungnya tetap menggunakan sistem joint.

▪ Struktur Cangkang
Adalah struktur yang terinspirasi dari bentuk-bentuk cangkang yang berada di alam,
contohnya saja seperti cangkang telur, cangkang kura-kura, kepiting, dll. Struktur ini
dapat terbentuk dari berbagai macam bahan seperti beton bertulang dan bentuknya
melengkung sehingga tampak dinamis. Beban seutuhnya disalurkan melalui dinding
strukturnya.

Struktur cangkang selalu memerlukan penggunaan cincin tarik pada tumpuannya.


Dikarenakan tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya tahan momen
yang berarti struktur cangkang sangat cocok digunakan untuk memikul beban merata
pada atap gedung.

▪ Struktur Lipat
Adalah struktur yang terbentuk dari lipatan-lipatan, semakin banyak lipatan maka
semakin kuat struktur yang menopang beban. Lipatan tersebut dihubungkan dengan
pengaku atau yang disebut Steffener. Contoh Struktur ini adalah Mesjid Raya di Kuala
Lumpur, Malaysia.

▪ Struktur Pneumatik (balon)


Adalah struktur dimana ruang yang ada terbentuk dengan memanfaatkan tekanan udara
lengkungan kubah adalah bentuk yang cocok untuk struktur ini, karena dapat menutupi
ruang dan dapat ditekan oleh udara yang besarnya atau kecepatannya sama ke semua
arah. Struktur Pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang
digunakan pada gedung.
ARSITEKTUR UPI 2010

ARSITEKTUR BENTANG LEBAR

Advertisements
Ad

A. Pengertian Bangunan Bentang Lebar

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang


bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar secara umum
terdiri dari 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar
sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada.
Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang
melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan
terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.

Guna dan fungsi bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang
membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga
berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan
kegiatan pameran atau gedung exhibition.

Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya.
Kerumitan yang timbul dipengaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut.

Dalam Schodek 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur
yaitu :

1. Struktur Rangka Batang dan Rangka Ruang.


2. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
3. Struktur Plan dan Grid
4. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent (tenda) dan net (jarring)
5. Struktur Cangkang

Sedangkan Sutrisno 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu :

• Struktur ruang, yang terdiri atas :

– Konstruksi bangunan petak (Struktur rangka batang)

– Struktur rangka ruang

• Struktur permukaan bidang, terdiri atas :


– Struktur Lipatan

– Struktur Cangkang

– Membran dan Struktur Membran

– Struktur Pneumatik

• Struktur Kabel dan Jaringan

B. Pengelompokan Struktur Bentang Lebar

Secara umum bangunan bentang lebar terbagi atas empat sistem struktur, yaitu :

a. Form Active Structure System

1. Cable System (Sistem Struktur Kabel)

Prinsip dasar dari struktur kabel adalah penahanan beban oleh sebuah elemen yang
berfungsi sebagai penarik. Gaya yang bekerja pada kabel adalah gaya vertikal dan gaya
horizontal dengan asumsi bahwa kabel selalu berada dalam keadaan miring. Gaya vertikal
yang bekerja pada berbagai macam jenis kabel dengan berbagai bentangan yang sama dan
tinggi yang berada adalah selalu sama, sedangkan gaya horizontalnya akan selalu berubah
tergantung tingginya. Semakin tinggi tiangnya, semakin kecil sudut kabel terhadap tiang
utamanya, maka semakin kecil gaya horizontalnya.

2. Tent System (Sistem Struktur Tenda)

Tenda atau membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban
dengan mengalami terutama tegangan tarik. (Sumber: Struktur. Daniel L. Schodek:431)

Struktur membran sangat sensitif terhadap tekanan angin yang dapat mengakibatkan
kibaran pada permukaan dan perubahan bentuk yang terjadi.

Supaya tidak terjadi kibaran, dilakukan cara dengan memberikan tekanan dari dalam
membran (internal rigid structures) dengan cara memberikan volume dalam membran
sampai pada batas maksimal yang juga didukung oleh sistem- sistem peregangan sehingga
sifat permukaan struktur membrann menjadi kaku.

3. Pneumatic System

Struktur pneumatik biasanya digunakan untuk konstruksi pneumatik khusus yang


digunakan pada gedung. Ada dua kelompok utama pada struktur pneumatik: struktur yang
ditumpu udara (air-suported structure) dan struktur yang digelembungkan udara (air-
infalated structure). Struktur yang ditumpu udara terdiri atas satu membran (menutup
ruang yang beguna secara fungsional) yang ditumpu oleh perbedaan tekanan internal
kecil.

Struktur yang digelembungkan udara ditumpu oleh kandungan udara bertekanan yang
menggelembungkan elemen-elemen gedung. Volume internal udara gedung tetap sebesar
tekanan udara Struktur yang digelembungkan udara mepunyai mekanisme pikul beban
yang lain. Uadara yang ditekan digunakan untuk menggelembungkan bentuk-bentuk
(misalmya pelengkung, dinding, ataukolom) yang digunakan untuk penutup gedung.

Ada dua jenis utama dari struktur yang digelembungkan udara yang banyak digunakan,
yaitu struktur rib tergelembung dan struktur dinding rangkap. Untuk mendapat kestabilan,
struktur yang digelembungkan udara biasanya memerlukan tekanan tekanan yang lebih
besar dari pada yang dbutukkan oleh struktur yang ditumpu udara. Hal ini karena karena
tekanan internal tidak dapat langsung digunakan untuk mengimbangi beban eksternal,
tetapi harus digunakan untuk memberi bentuk pada struktur. Pada umumnya,sistem
struktur yang ditumpu udara dapat mempunyai bentang lebih besar daripada struktur yang
digelembungkan.

4. Arch System

Sistem struktur busur termasuk golongan struktur funikular karena telah digunakan
bangsa Romawi dan Yunani, terutama untuk membuat bangunan yang memerlukan
bentangan yang besar/luas. Pada zaman itu maupun saat ini sistem struktur busur dibuat
dengan bahan padat yaitu batu, atau batu buatan/bata/masonry. Juga dikembangkan
dengan menggunakan bahan bangunan yang modern dari kayu, besi/baja.

Busur menggunakan sendi lebih dari tiga sudah tidak stabil laggi dan dapat
mengakibatkan keruntuhan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh struktur busur dengan
kekuatan struktur yang baik tanpa mengalami tekuk (bending) dapat digunakan pengikat
(bracing) pada bagian dasarnya. Bahan pengikat tergantung dari dimensi ketebalan busur
dan luas bentang busur dapat dibuat dari kabel, baja, besi, kayu maupun beton.

b. Bulk Active Structure System

1. Beam System

Struktur yang dibentuk dengan cara meletakkan elemen kaku horisontal di atas elemen
kaku vertikal. Elemen horizontal (balok) memikul beban yang bekerja secara transversal
dari panjangnya dan menyalurkan beban tersebut ke elemen vertikal (kolom) yang
menumpunya. Kolom dibebani secara aksial oleh balok, dan akan menyalurkan beban
tersebut ke tanah. Balok akan melentur sebagai kibat dari beban yang bekerja secara
transversal, sehingga balok sering disebut memikul beban secara melentur. Kolom tidak
melentur ataupun melendut karena pada umumnya mengalami gaya aksial saja. Pada suatu
bangunan struktur balok dapat merupakan balok tungga di atas tumpuan sederhana
ataupun balok menerus. Pada umumnya balok menerus merupakan struktur yang lebih
menguntungkan dibanding balok bentangan tunggal di atas dua tumpuan sederhana.

2. Frame System

Frame system atau sistem struktur rangka adalah sistem struktur yang terdiri dari batang-
batang yang panjangnya jauh lebih besar dibandingkan dengan ukuran penampangnya
Bentuk kontruksi rangka adalah perwujudan dari pertentangan antara gaya tarik bumi dan
kekokohan; dan kontruksi rangka yang modern adalah hasil penggunaan baja dan beton
secara rasional dlm bangunan.
Kerangka ini terdiri atas komposisi dari kolom-kolom dan balok-balok. Unsur vertikal,
berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya menuju tanah, sedangkan balok adalah unsur
horizontal yg berfungsi sebagai pemegang dan media pembagian lentur. Kemudian
kebutuhan-kebutuhan terhadap lantai, dinding dan sebagainya untuk melengkapi
kebutuhan bangunan untuk hidup manusia, dapat diletakkan dan ditempelkan pada kedua
elemen rangka bangunan tsb diatas.

Jadi dapat dinyatakan disini bahwa rangka ini berfungsi sebagai struktur bangunan dan
dinding-dinding atau elemen lainnya yg menempel padanya merupakan elemen yg tidak
struktural. Bahan- bahan yg dapat dipakai pada struktur ini adalah kayu, baja, beton atau
lain-lain bahan yg tahan terhadap gaya tarik, tekan, punter, dan lentur. Umtuk masa kini
banyak digunakan baja dan beton yg mampu menahan gaya-gaya tsb dalam skala besar.

3. Beam Grid and Slab System

Struktur balok grid terdiri atas balok-balok yang saling bersilangan, dengan jarak yang
relatif rapat, yang menumpu pelat atas yang tipis. Sistem ini dimaksudkan untuk
mengurangi berat sendiri pelat, sehingga lendutan dari pelat yang besar dapat dikurangi.
Sistem ini dinilai efisien untuk bentangan besar dan juga dapat didesain sesuai selera.

a) Struktur Plat

(1) Struktur Plat Satu Arah

Beberapa hal perlu menjadi perhatian dalam pembahasan struktur plat satu arah, yaitu:

Beban Merata

Struktur plat berperilaku hampir sama dengan struktur grid. perbedaannya adalah bahwa
pada struktur plat, berbagi aksi terjadi secara kontinu melalui bidang slab, bukan hanya
pada titik- titik tumpuan. Plat tersebut dapat dibayangkan sebagai sederetan jalur balok
yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan terhubung satu sama lain di seluruh bagian
panjangnya.

Beban Terpusat

Plat yang memikul beban terpusat berperilaku lebih rumit. Plat tersebut dapat
dibayangkan sebagai sederetan jalur balok yang berdekatan dengan lebar satu satuan dan
terhubung satu sama lain di seluruh bagian panjangnya. Karena adanya beban yang
diterima oleh jalur balok, maka balok cenderung berdefleksi ke bawah. Kecenderungan
itu dikurangi dengan adanya hubungan antara jalurjalur tersebut. Torsi juga terjadi pada
jalur tersebut. Pada jalur yang semakin jauh dari jalur dimana beban terpusat bekerja, torsi
dan geser yang terjadi akan semakin berkurang di jalur yang mendekati tepi plat. Hal ini
berarti momen internal juga berkurang. Jumlah total reaksi harus sama dengan beban total
yang bekerja pada seluruh arah vertikal. Jumlah momen tahanan internal yang terdistribusi
di seluruh sisi plat juga harus sama dengan momen eksternal total. Hal ini didasarkan atas
tinjauan keseimbangan dasar.

Plat Berusuk

Plat berusuk adalah sistem gabungan balok-slab. Apabila slab mempunyai kekakuan yang
relatif kaku, maka keseluruhan susunan ini akan berperilaku sebagai slab satu arah, bukan
balok- balok sejajar. Slab transveral dianggap sebagai plat satu arah menerus di atas balok.
Momen negatif akan terjadipada slab di atas balok.

(2) Struktur Plat Dua Arah

Bahasan atas struktur plat dua arah akan dijelaskan berdasarkan kondisi tumpuan yang
ada, yaitu sebagai berikut:

– Plat sederhana di atas kolom

– Plat yang ditumpu sederhana di tepi-tepi menerus

– Plat dengan tumpuan tepi jepit menerus

– Plat di atas balok yang ditumpu kolom

b) Struktur Grid

Pada struktur grid, selama baloknya benar-benar identik, beban akan sama di sepanjang
sisi kedua balok. Setiap balok akan memikul setengah dari beban total dan meneruskan
ke tumpuan. Apabila balok-balok tersebut tidak identik maka bagian terbesar dari beban
akan dipikul oleh balok yang lebih kaku. Apabila balok mempunyai panjang yang tidak
sama, maka balok yang lebih pendek akan menerima bagian beban yang lebih besar
dibandingkan dengan beban yang diterima oleh balok yang lebih panjang. Hal ini karena
balok yang lebih pendek akan lebih kaku. Kedua balok tersebut akan mengalami defleksi
yang sama di titik pertemuannya karena keduanya dihubungkan pada titik tersebut. Agar
defleksi kedua balok itu sama, maka diperlukan gaya lebih besar pada balok yang lebih
pendek. Dengan demikian, balok yang lebih pendek akan memikul bagian beban yang
lebih besar. Besar relatif dari beban yang dipikul pada struktur grid saling tegak lurus, dan
bergantung pada sifat fisis dan dimensi elemen-elemen grid tersebut. Pada grid yang lebih
kompleks, baik aksi dua arah maupun torsi dapat terjadi. Semua elemen berpartisipasi
dalam memikul beban dengan memberikan kombinasi kekuatan lentur dan kekuatan torsi.
Defleksi yang terjadi pada struktur grid yang terhubung kaku akan lebih kecil
dibandingkan dengan defleksi pada struktur grid terhubung sederhana.

C. Vector Active Structure System

1. Flat Truss System (rangka batang bidang)

Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang
secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal.

2.Curved Truss System

Merupakan kombinasi dari struktur rangka batang rata yang membentuk lengkungan.
Sistem struktur rangka bentang lengkung ini sering disebut juga sistem fame work. Sistem
ini dapat mendukung beban atap smpai denganbentang 75 meter, seperti pada hanggar
bangunan pesawat, stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.

3. Space Truss System (rangka batang ruang)


Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang
secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi (ruang).Sering disebut juga sebagai
space frame.

Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang
membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik
saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang.

Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan
antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar
mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling mengatkan,
sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah.

D. Surface Active Structure System

1.Prismatic Folded Structure System

Struktur bidang lipat merupakan bentuk struktur yang memiliki kekakuan satu arah yang
diperbesar dengan menghilagkan permukaan planar sama sekali dan membuat deformasi
besar pada pelat sehingga tinggi struktural pelat semakin besar.

Karakteristik suatu struktur bidang lipat adalah masing- masing elemen pelat berukuran
relatif rata (merupakan sederetan elemen tipis yang saling dihubungkan sepanjang
tepinya).

Struktur bidang lipat akan mengusahakan sebanyak mungkin material terletak jauh dari
bidang tengah stuktur. Elemen pelat lipat ini mempunyai kapasitas pikul beban besar
hanya jika tekuk lateral daerah yang tertekan dapat dicegah sehingga daerah tekan pada
setiap pelat akan selalu dapat dikekang pelat sebelahnya.

Bentuk bidang lipat mempunyai kekuatan yang lebih besar dari bidang datar karena
momen energinya lebih besar.

2.Pyramidal Folded Structure System

Bentuk piramidal yaitu bentuk lipatan yang terdiri dari bidang lipatan yang berbentuk
segitiga.

3.Rotational Shell System

Rotational Shell System adalah bidang yang diperoleh bilamana suatu garis lengkung
yang datar diputar terhadap suatu sumbu. Shell dengan permukaan ratisional dapat
dibagi tiga yaitu, Spherical Surface, Elliptical Surface, Parabolic Surface.

4.Anticlastic Shell System

Struktur bidang lengkung rangkap berbalikan merupakan suatu bentuk pelana dengan
arah lengkungan yang berbeda pada setiap arahnya. Struktur bidang lengkung rangkap
berbalikan dapat dibagi menjadi beberapa macamtipe.
• Advertisements

Anda mungkin juga menyukai