“Lapangan Terbang”
Disusun oleh :
Dosen pengampu :
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga laporan makalah ini
bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
I
DAFTAR ISI
Ii
BAB I
PENDAHULUAN
Angkutan udara baik internasional maupun domestik mempunyai peranan dan fungsi
yang makin lama makin penting dalam kehidupan umat manusia. Khusus bagi Indonesia
sebagai negara kepulauan angkutan udara mempunyai peran yang sangat penting dan
strategis dalam mewujudkan Wawasan Nusantara.
Kemajuan di bidang hukum udara erat kaitannya dengan kepadatan arus lalu lintas
udara yang semakin dirasakan dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya sebagai
konsumen pemakai jasa/penumpang. Seringkali terjadi kecelakaan dalam penerbangan,
pelanggaran suatu wilayah udara yang dilalukan oleh pesawat udara di negara lain yang
mengakibatkan bahwa penumpang tidak selamat. Unsur keselamatan di dalam penerbangan
menempati urutan utama karena langsung mengenai kepentingan penumpang yaitu yang
menyangkut jiwa
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas mata kuliah lapangan terbang
dan selanjutnya untuk menambah wawasan tentang kapasitas pengendalian lalu lintas udara.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemandu Lalu Lintas Udara (bahasa Inggris: Air Traffic Controller, ATCer) atau
Pemandu Lalu Lintas Penerbangan adalah merupakan profesi atau bidang pekerjaan yang
umumnya berfungsi memberikan layanan pemanduan lalu lintas di udara, terutama terhadap
lalu lintas penerbangan pesawat udara, seperti pesawat terbang, helikopter dan lainnya.
Pesawat udara harus melalui jalu-jalur penerbangan (airways) yang telah ditentukan dan sama
sekali tidak diperkenankan menyimpang dari airways kecuali dengan izin (clearance) dari
ATC, ada alat bantu navigasi di darat dan peralatan navigasi di pesawat yang dapat dijadikan
panduan agar pesawat berada pada jalur yang benar , ATC mengawasinya antara lain dengan
radio komunikasi antara pengawas penerbangan dengan pilot atau penerbang dan dibantu
juga dengan menggunakan radar, agar proses navigasi pesawat dapat terbantu dari titik
keberangkatan hingga tujuan, demikian pula keperluan pengamatan terhadap penerbangan.
Peran Pemandu Lalu Lintas Udara merupakan komponen penting dalam pemberian
pelayanan lalu lintas penerbangan, pencegahan agar pesawat udara tidak terlalu dekat satu
dan lainnya, pencegahan terjadinya tabrakan antar pesawat udara, pencegahan terjadinya
tabrakan antar pesawat udara dengan halangan dan rintangan yang ada di sekitarnya selama
beroperasi. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller juga memiliki peran penting
dalam efisiensi serta kelancaran arus lalu lintas penerbangan. ATC adalah rekan kerja
terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam mencapai tujuan keselamatan
penerbangan. ATC membantu pilot dalam mengendalikan keadaan-keadaan darurat,
memberikan informasi yang dibutuhkan pilot selama penerbangan seperti informasi cuaca,
informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara
Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air traffic control service), pada ruang
udara terkontrol atau Controlled Airspace terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu
1. Aerodrome Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan
Alerting Service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di
bandar udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan
yang berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas (control
tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Aerodrome
Control Tower (ADC).
2. Approach Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan
Alerting Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar
udara, baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi
penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti
aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR). Unit yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Approach Control Office (APP).
3. Area Control Service
Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan
Alerting Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route
flight) terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang
bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Area Control Centre (ACC).
4. Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)
Flight Information Service adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan berita
dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi
bagi penerbangan.
5. Pelayanan keadaan darurat (alerting service)
Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberitahukan
instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search
and rescue unit dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.
Ketika pengoperasian pesawat terbang di bawah VFR tidak aman, karena isyarat
visual luar pesawat dikaburkan oleh cuaca atau kegelapan, Instrumen Peraturan Penerbangan
harus digunakan sebagai gantinya. IFR memungkinkan pesawat untuk beroperasi dalam
Kondisi Meteorologi Instrumen (IMC), yang pada dasarnya kondisi cuaca kurang dari VMC
tetapi di mana pesawat masih bisa beroperasi dengan aman.
Penggunaan IFR juga diperlukan ketika terbang di "Kelas A" wilayah udara terlepas
dari kondisi cuaca. Kelas A wilayah udara membentang dari 18.000 kaki di atas permukaan
laut dengan tingkat penerbangan 600 (60.000 kaki Tekanan ketinggian). Penerbangan di
Kelas A wilayah udara membutuhkan pilot dan pesawat menjadi instrumen dilengkapi /
diberi nilai dan akan beroperasi di bawah Instrumen Flight Rules (IFR).
Banyak negara pesawat komersial dan pilot harus beroperasi di bawah IFR karena
mayoritas penerbangan masukkan wilayah udara Kelas A, Namun, pesawat yang beroperasi
sebagai pesawat komersial harus beroperasi di bawah IFR bahkan jika rencana penerbangan
tidak mengambil kerajinan ke Kelas A wilayah udara, seperti dengan penerbangan regional
yang lebih kecil.
3. Marka di Apron
Daerah atau tempat di bandar udara yang telah ditentukan guna
menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan penumpang,
kargo, pos, pengisian bahan bakar dan perawatan ringan pesawat udara.
Apron adalah bagian penting dari bandar udara yang digunakan sebagai
tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat
(Apron) digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang,
dan menaikkan penumpang pesawat terbang. Apron berada pada sisi
bandar udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan
bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway)
yang menuju ke landas pacu.
Jenis Fungsi
Apron Adalah garis merah pada apron yang lebarnya 0.20 meter
Boundary/ yang berfungsi sebagai penunjuk batas antara apron,
Security Line taxiway, aircraft stand taxi line atau daerah parking stand.
Marking
Apron Safety Merupakan marka atau garis merah tidak terputus pada
Line Marking apron dengan lebarnya 0.15m. Fungsinya adalah
menunjukkan batas yang aman bagi pesawat udara dari
pergerakan peralatan pelayanan darat (GSE). Suatu daerah
tertutup tempat pesawat udara di parkir selama pelayanan
grown handling diberikan.
Equipment Garis putih yang berfungsi sebagai suatu area yang terletak
parking Area pada jarak aman diluar aircraft safety area yang digunakan
Marking/Equip sebagai pembatas parkir dan pesawat udara
ment Staging
Area
Apron Lead-in Garis kuning di apron dengan lebar 0.15m sebagai pedoman
dan Lead-out yang digunakan oleh pesawat udara untuk melakukan
Line Marking ancangan ke dalam atau keluar apron
Aircraft Nose Tanda berupa garis berwarna kuning sebagai tempat berhenti
Wheel pesawat udara yang parkir. terletak di apron area pada
Stopping perpanjangan lead-in dan berjarak 6 meter dari akhir garis
Position lead-in.
Marking
Apron Edge Garis kuning di sepanjang tepi apron untuk menunjukkan
Line Marking batas tepi apron
Parking Stand Tanda di apron berupa huruf dan angka yang berwarna
Number kuning dengan latar belakang hitam yang berfungsi sebagai
Marking penunjuk nomor tempat parkir pesawat udara
Aviobridge Tanda di apron berupa garis-garis merah yang yang terletak
Safety Zone di dekat aircraft parking stand berbentuk trapesium berfungsi
Marking sebagai penunjuk daerah aerobridge atau garbarata.
Garbarata merupakan sarana berupa jembatan yang dapat
diatur langsung ke pintu pesawat udara, digunakan untuk
naik atau turun penumpang, dari dan ke ruang tunggu.
No Parking Tanda berbentuk persegi panjang dengan garis-garis
Area Marking berwarna merah yang tidak boleh digunakan untuk parkir
peralatan
Service Road Tanda berupa dua garis pararel sebagai batas pinggir jalan
Marking dan garis putus-putus sebagai petunjuk sumbu jalan,
berwarna putih dengan lebar garis 0.15m sebagai jalan
pelayanan umum bagi kendaraan atau peralatan yang
membatasi sebelah kanan dan kiri yang memungkinkan
pergerakan peralatan (GSE) terpisah dengan pesawat udara
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemandu Lalu Lintas Udara (bahasa Inggris: Air Traffic Controller, ATCer) atau
Pemandu Lalu Lintas Penerbangan adalah merupakan profesi atau bidang pekerjaan yang
umumnya berfungsi memberikan layanan pemanduan lalu lintas di udara, terutama terhadap
lalu lintas penerbangan pesawat udara, seperti pesawat terbang, helikopter dan lainnya.
Tujuan pelayanan sistem lalu lintas udara yang diberikan oleh ATS
berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) :
1. Mencegah tabrakan antarpesawat.
2. Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di
area tersebut.
3. Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
4. Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan
dan efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
5. Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam
pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan
sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.
Visual flight rule merupakan seperangkat peraturan di mana pilot
mengooperasikan pesawat terbang dalam kondisi cuaca yang umumnya
cukup jelas untuk memungkinkan pilot melihat arah dalam penerbangan
nya.
Marka adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas permukaan jalan
yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis
serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus lalu lintas dan
membatasi daerah kepentingan lalu lintas.
3.2 SARAN
Penulisan menyadari bahwa makalah diatas masih banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
http://angkasasena.blogspot.com/2010/02/pemanduan-lalu-lintas-udara.html
https://www.beritasatu.com/ekonomi/341912/menhub-resmikan-sistem-pengendalian-lalu-
lintas-udara-handal-di-makassar
https://docplayer.info/89518808-Manajemen-lalu-lintas-udara.html
https://www.arah.com/article/5687/inggris-indonesia-berbagi-pengalaman-kendalikan-lalu-
lintas-udara.html
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7826/MjAzODI=/Pengendalian-lalu-lintas-
penerbangan-komersial-di-PT-PERSERO-Angkasa-Pura-1-bandara-Adi-Sumarmo-Surakarta-
abstrak.pdf