Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MAKALAH MASKAPAI YANG PERNAH JATUH

BESERTA PENYEBABNYA

Di Susun Oleh:
Nama : Venti Dwi Anjelina
NIS : 017/SPB/BATCH-1/21/06
Program Pendidikan: Avec

BENGKULU AVIATION TRAINING CENTER


TAHUN PENDIDIKAN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Maskapai Yang
Pernah Jatuh Beserta Penyebabnya " dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran staff penerbangan. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada kak dani selaku staff academy.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.Penulis menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 26 Juli 2021

Venti Dwi Anjelina

ii
2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan. ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Penyebab Kecelakaan Pesawat........................................................ 3
B. Analisis Kasus Maskapai yang Pernah jatuh dan Penyebabnya...... 5

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA
.

iii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kasus kecelakaan pesawat terbang yang terjadi telah menyita perhatian
masyarakat luas, karena selain interval waktu yang berdekatan dan melanda
hampir seluruh maskapai penerbangan, juga yang paling menyorot perhatian
publik adalah timbulnya korban jiwadalam kecelakaan tersebut. Kepercayaan
masyarakat atas kenyamanan dan keselamatan dalam penggunaan moda
transportasi udara tersebut semakin berkurang, meskipun kebutuhan atas
penggunaannya sangat tinggi.
Perusahaan penerbangan selaku operator, oleh masyarakat dianggap lalai
dan tidak profesional dalam pengelolaan perusahaan, disisi lain Pemerintah
selaku regulator juga dianggap lamban dalam mengambil tindakan atas
kondisi yang terjadi di lapangan serta tidak memiliki ketegasan dalam
Pengaturan atas perusahaan-perusahaan penerbangan yang tidak memenuhi
standar keselamatan.
Secara garis besar, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sektor
penerbangan terkait kualitas dari sumber daya manusia operator penerbangan
dan pembuat regulasi sangat rendah. Lemahnya kualitas sumber daya manusia
itu menjadi bahaya laten dalam industri penerbangan. Kelemahan itu diduga
merupakan tindakan melanggar hukum dan atau tidak sesuai dengan norma
etika kerja dari industri penerbangan secara mayoritas.Kondisi kritis pada
sektor penerbangan terjadi karena para pengelola di tingkat regulator dan
operator bukanlah merupakan orang-orang profesional yang lebih
mengutamakan keselamatan dan keamanan umum daripada kepentingan
kelompok-kelompok tertentu yang sangat diuntungkan oleh regulasi
penerbangan yang ada.
Pelanggaran hampir terjadi di semua level, baik di tingkat manajemen
perusahaan maskapai, regulator, awak pesawat, maupun operator di lapangan.
Kurangnya sikap profesionalisme tersebut membahayakan keselamatan

1
pengguna jasa penerbangan, rendahnya sumber daya manusia industri
penerbangan itu sebagai akibat dari penyederhanaan kebijakan (deregulasi)
industri penerbangan.Pemerintah diharapkan dapat merespon kondisi tersebut
dengan membentuk dan/atau melakukan pembenahan atas regulasi yang
berkaitan dengan penerbangan sehingga moda transportasi tersebut dapat
memberikan keamanan dan kenyamanan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Kecelakaan Penerbangan?
2. Bagaimana Kasus Maskapai yang Pernah jatuh dan Penyebabnya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Kecelakaan Penerbangan
2. Untuk mengetahui Kasus Maskapai yang Pernah jatuh dan Penyebabnya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penyebab Kecelakaan Pesawat


Penyebab kecelakaan pesawat biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor ,
diantaranya yaitu: faktor manusia dan faktor cuaca .kecelakaan penerbangan
di Indonesiayang masuk kelompok serius insiden lebih tinggi dari pada
kelompok accident. Hal ini merupakan masalah yang cukup rumit. Mekanisme
penyelidikan yang dilakukan KNKT menggunakan pedoman berdasarkan
pada peraturan nasional dan internasional yang konsisten. Tujuan tunggal
penyelenggaraan penyelidikan kecelakaan oleh KNKT adalah mencari setiap
penyebab yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan.
Selanjutnya hasil dari penyelidikan ini dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kondisi dan tindakan keselamatan penerbangan guna mencegah
kecelakaandengan penyebab yang sama dikemudian hari. Berdasarkan uraian
tersebut maka rekomendasi yang diberikan KNKT adalah tidak komprehensif,
hanya berdasarkan atas dasar tiap kejadian, padahal kecelakaan pesawat
terbang yang paling penting adalah dengan mengungkap kondisi
“Latent/tersembunyi” yang harus diungkap, maka analisis yang komprehensif
diperlukan untuk mengamati akar permasalahan yang paling dalam.
Tujuan penyelenggaraan penerbangan nasional dalam Undang-
undangNomor Tahun 2009 tentang Penerbangan diantaranya adalah
mewujudkan penyelenggaraan penerbangan yang tertib, teratur, selamat,
aman, nyaman, dengan harga wajar dan menghindari praktek persaingan usaha
yang tidak sehat. Penyelenggaraan yang selamat dan aman diatas, merupakan
jaminan terpenting dalam penerbangan, ini mengingat akan bahaya dan
kecelakaan yang mudah ditimbulkan oleh penggunaan suatu pesawat
udara.Dari 10 negara di ASEAN, level keselamatan penerbangan Indonesia
berada di posisi terakhir. Poin yang dinilai dalam audit ini mulai dari kondisi
regulator, lisensi, operasional, kebandarudaraan, navigasi udara, penanganan
kecelakaan, hingga kelengkapan penerbangan.

3
Hal sama dikeluarkan oleh otoritas penerbangan Amerika Serikat, Federal
Aviation Administration(FAA). FAA memberi peringkat level 2 atau di bawah
standar untuk kategori International Aviation Safety Assessment (IASA)
kepada Indonesia. Sementara menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 2009
tentang Penerbangan pada Pasal 1, Ayat 48 menyatakan bahwa “Keselamatan
Penerbangan adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan
dalam pemanfaatan wilayah udara, pesawat udara, bandar udara, navigasi
penerbangan, serta fasilitaspenunjang dan fasilitas umum lainnya.” Berkaitan
dengan ini berarti tingkat keselamatan penerbangan dapat dicapai hanya
dengan berfungsinya semua bagian dari industri penerbangan.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas, maka penting sekali
melakukan penelitian “Analisis Kecelakaan Penerbangan di Indonesia untuk
Peningkatan Keselamatan Penerbangan”, sehingga dalam kurun waktu
mendatang peringkat keselamatan penerbangan di Indonesia dapat naik dan
dapat mempertahankannya.
Kecelakaan PenerbanganBerdasarkan International Investigation
Standards Annex 13-Aircraft Accident and Incident Investigation, tenth
Edition-July 2010,incorporating Amendment 14 and supplement, Undang–
Undang Nomor: 1Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 62 Tahun 2013, tentang Investigasi
KecelakaanTransportasi, Pasal 9 menyatakan bahwa Kecelakaan Pesawat
Udara dapat terdiri atas: a.Pesawat Udara yang jatuh pada saat tinggal landas,
lepas landas, atau selama penerbangan;
1. Tabrakan antar Pesawat Udara atau antar Pesawat Udara dengan fasilitas
dibandar udara;
2. Pesawat Udara yang hilang atau tidak dapat diketemukan; dan/atau;
3. Pesawat Udara yang mengalamiKejadian Serius (serious incident).
Pada penelitiannya(Sentot S., 2012) menyatakan bahwa: insiden (incident)
dapat berupa sebagai suatu kejadian yang hampir atau nyaris (near-miss)
menyebabkan terjadinya suatu kecelakaan. Dengan melihat definisi dari
accident(kecelakaan) dan incident(insiden) yang dijelaskan diatas, maka dapat

4
disimpulkan dengan tujuan untuk memudahkan pengertian dari kedua istilah
tersebut diatas. Kesimpulannya adalah sebagai berikut:
1. Accidentdan incidentmerupakan kejadian yang tidakdiinginkan atau tidak
direncanakan.
2. Accident dan incidentdisebabkan oleh banyak faktor dan memiliki urutan
kejadian yang memberikan dampak atau efek berupa: injury, disease,
damage, near miss dan loss.
3. Semua kecelakaan (accident) dapat dikatakan sebagai incident(insiden)
4. Semua insiden (incident) tidak dapat dikatakan sebagai kecelakaan
(accident)
5. Semua injurydiakibatkan oleh terjadinya accident(kecelakaan)
6. Semua kecelakaan (accident) tidak selalu menghasilkan injury

B. Kasus Maskapai yang Pernah jatuh dan Penyebabnya


Pada 30 November 2004, maskapai penerbangan Lion Air JT 583
tergelincir saat hendak transit dan mendarat di Bandar Udara Adisumarno,
Solo, Jawa Tengah. Pesawattersebut membawa 146 penumpang dengan rute
penerbangan Jakarta-Surabaya.
Kecelakaan tersebut menewaskan 26 orang, dan penumpang lainnya
mengalami luka ringan hingga berat.Berdasarkan hasil penyelidikan Tim
Investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), penyebab
pesawat Lion Air tergelincir adalah hydroplaning atau kondisi saat pesawat
mendarat pada suatu landasan yang basah danberakibat efektifitas pengereman
pesawat pada saat mendarat hilang.
Ketua KNKT kala itu, Kapten Ertata Lananggalih mengatakan, kecelakaan
pesawat itulantaran fungsi sistem pendaratan pesawat yang tidak optimal
ditambah cuaca buruk. Lantaran landasan pacu yang tergenang air membuat
pesawat tidak dapat dikendalikan dan mengalami overshoot/overrun atau
meluncur keluar landasan dan berujung berhenti di pemakaman umum sekirar
bandara.
Sementara itu, menurut Ertata, penyebab banyaknya korban yang

5
meninggal atau lukaberat yang menimpa penumpang di kursi depan atau kursi
nomor 1-11 adalah karena tertabraknya fondasi antena localizer di daerah
Runway End Safety Area (RESA) pada lokasi 140 meter dari ujung landasan
pacu. Sehingga bagian depan pesawat terkoyak.
Selain itu, tertutupnya panel perusak gaya angkat dibagian sayap (Spoiler)
dan pintu pembalik arah gaya dorong mesin (Reverser) juga menjadi penyebab
kecelakaan. Hal ituditambah aktivitas awan di sekitar bandara telah
menyebabkan timbulnya angin buritan sebesar 13 knots yang mengakibatkan
bertambahnya jarak meluncur pesawat saat mendarat. Dari penelusuran
tersebut, KNKT merekomendasikan review prosedur pengoperasianpesawat
pada saat mendarat dalam kondisi hujan, review pengawasan maintenance,
dan peninjauan kembali kelayakan pesawat MD-82.
Manajer Humas Lion Air saat itu, Hasyim Arsal Alhabsi membantah jika
kecelakaanyang terjadi itu disebabkan karena kondisi pesawat Lion Air yang
tidak laik terbang. Mandala Airline dengan nomor penerbangan RI 091 jatuh
di kawasan Padang Bulan, Medan, pada 5 September 2005. Kecelakaan
tersebut terjadi saat pesawat sedang lepas landas dari Bandar Udara Polonia,
Medan, dengan rute penerbangan Medan- Jakarta. Diketahui, terdapat 112
penumpang dalam pesawat. Kecelakaan tersebut menewaskan 100 orang serta
49 warga Padang Bulan. Pesawat Mandala Airlines dengan nomor
penerbangan RI 091 jatuh sesaat setelah lepas landas dari Bandara Polonia
Medan, Sumatra Utara, pada Senin 5 September 2005. Pesawat Boeing 737-
200itu tercatat berangkat dari Medan menuju Jakarta pada pukul 09.40 WIB.
Dalam catatan Sejarah Hari Ini yang dihimpun Liputan6.com, pesawat
tersebut jatuh menimpa sekitar 20 bangunan dan iring-iringan mobil di Jalan
Jamin Ginting, Padang Bulan, sekitar 100 meter dari Bandara Polonia sebelum
akhirnya terbakar dan meledak. Pesawat jenis Boeing 737-200 mengangkut
112 penumpang dan lima kru. Dua di antara penumpang adalah Gubernur
Sumut Rizal Nurdin, mantan Gubernur Sumut Raja Inal, dan anggota DPRD
Sumut Abdul Haris.
Sultan Tanjung, saksi mata, menuturkan, dia mendengar suara ledakan

6
yang sangat keras. Lelaki yang mengaku berada sekitar 50 meter dari tempat
kejadian mengatakan,asap langsung membumbung tinggi tak lama setelah.
Dia menambahkan, beberapa detik setelah take off, tiba-tiba bagian ekor
pesawat yangsudah menempuh 50 ribu jam terbang itu menabrak tiang listrik
dan jatuh menimpa deretan pertokoan serta rumah warga.
Puluhan rumah dan toko yang ditimpa badan pesawat juga ikut terbakar.
Beberapapejalan kaki serta penumpang angkutan umum yang tengah melintas
di Jalan JaminGinting turut menjadi korban. Korban meninggal yang
dievakuasi dalam kondisi mengenaskan akibat luka bakar. Korban kemudian
dibawa ke Rumah Sakit Adam Malik, RS Pirngadi, dan RS Polda Sumut.
143 Meninggal
Total korban meninggal dalam insiden tersebut 143 orang, yaitu 99
penumpang pesawat dan 44 masyarakat yang berada di jalan Jamin Ginting
kala itu. Sejumlahpenumpang selamat.
Mereka yang selamat duduk di kursi nomor 20A hingga 20F di bagian
belakang pesawat.Diduga, mereka selamat karena kapal terbang nahas itu
jatuh dengan posisi menukik. Mereka berhasil keluar sesaat sebelum pesawat
Boeing 737-200 itu meledak danterbakar.
Berdasarkan manifes penerbangan, pesawat mengangkut 117 orang, terdiri
dari 112 penumpang dan lima kru. Burung besi produksi 1981 itu dipiloti
Askar Timur dengan co- pilot Dhaufir. Sedangkan tiga pramugari yang ikut
menjadi korban masing-masingAgnes Retnariny, Novi Maulana dan Dewi
Setiasih.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Harian Mandala Airlines, Mayjen TNI
Asril Tanjung kepada SCTV di Kantor Pusat Mandala Airlines pada Senin 5
September 2005 mengatakan, sebatas laporan yang diterima, penyebab
jatuhnya pesawat kemungkinankarena gagal take off.
Pesawat buatan tahun 1981 yang jatuh tersebut, terakhir kali melakukan
pemeriksaan pada 7 Juni 2005 dan dinyatakan laik terbang. Artinya, pesawat
masih mampu terbang dengan kecepatan maksimum 943 kilometer per jam
dan daya jelajah sekitar 3.700 kilometer. Dengan mengantongi 50 ribu jam

7
terbang, seharusnya RI-091 ini masih dapatdigunakan selama delapan tahun
lagi.
Memiliki lebar sayap sekitar 28 meter dan panjang mencapai 30 meter
lebih, pesawat ini mempunyai berat 27 ribu kilogram lebih saat kosong dan 52
ribu kilogram saat lepas landas. Mandala Airlines masih mengoperasikan 12
pesawat bermesin jet JT8D-15/17ini untuk jalur penerbangan domestik.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membeberkan
penyebab kecelakaan Boeing 737-200 milik Mandala Airlines jatuh di Medan,
Sumatra Utara.
Hasil KNKT yang diumumkan Ketua Tim Investigasi Frans Wenas di
Jakarta, Kamis 12Oktober 2006 menyebutkan, diduga, karena pilot tidak
melakukan prosedur checklist dan konfigurasi pesawat tidak sesuai
persyaratan. Akibatnya kondisi flat dan slat ataualat untuk menambah daya
angkat pesawat, tidak turun.
Alarm peringatan lepas landas juga tidak terdengar. Namun, mesin
pesawat secaraumum bekerja dengan baik. Menanggapi hal ini, Presiden
Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin, mengatakan kedua pilot memiliki
sertifikasi lengkap dan layak terbang. Diono juga menyatakan tidakakan
mengomentari hasil investigasi KNKT.
Pada 1 Januari 2007 sebuah pesawat boeing 747-400, Adam Air KI 574
dinyatakan hilang kontak. Pesawat dengan rute penerbangan Surabaya-
Manado tersebut diketahui tenggelam di perairan Sulawesi. Pada 27 Agustus
2007, blackboxatau kotak hitam ditemukan di kedalaman sekitar 2.000 meter
perairan Majene, Sulawesi Barat. Sebanyak102 penumpang termasuk 6 awak
kabin dikabarkan tewas dalam kecelakaan tersebut.Fajar 2007 baru
menyingsing beberapa jam sebelumnya. Di Surabaya, penumpang dan 6 awak
pesawat Adam Air KI-574 menikmati penerbangan menuju Menado. Pesawat
berangkat pukul 12.55 WIB. Semestinya pesawat tiba di Bandara
SamRatulangi pukul 16.14 Wita.
Pada 14.53 Wita, datang kabar mengejutkan: pesawat putus kontak dengan
Pengatur lalu-lintas udara (ATC) Bandara Hasanuddin Makassar. Pada kontak

8
terakhir, posisi pesawat berada pada jarak 85 mil laut barat laut Kota Makassar
pada ketinggian 35 ribukaki. Pada 1 Januari itu, salah satu tragedi transportasi
terbesar di Indonesia terjadi.
Pencarian mulai dilakukan. Disertai dengan kesimpangsiuran informasi.
Sehari setelahnya, terdengar kabar penemuan pesawat Adam Air di kawasan
perbukitan diKecamatan Matangnga, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Berita penemuan pesawat Adam Air bernomor penerbangan KI-574 ini
bermula dari laporan warga Desa Rangoan kepada kepala desa setempat.
Warga ini mengaku melihat sebuah pesawat yang terbang rendah dan
menghilang setelah mengeluarkanasap di sekitar perbukitan. Warga itu
melihat pesawat berada di sekitar perbukitan setempat sekitar pukul
17.00WITA. Laporan warga ini langsung disampaikan ke pemerintah
setempat untuk ditindaklanjuti.
Tim search and rescue (SAR) menuju lokasi dan berkoordinasi dengan
warga setempat untuk melaksanakan pencarian pesawat Adam Air. Sejumlah
personel Kepolisian Sulbarbeserta 700 anggota Badan SAR Nasional yang
menyisir lokasi kejadian tidak menemukan apa-apa. Beberapa saat kemudian
Menteri Perhubungan Hatta Rajasa menegaskan berita penemuan pesawat
Adam Air tidak benar. "Data itu sama sekali tidak betul," kata Menteri
Perhubungan saat itu Hatta Rajasa, 3 Januari 2007 [baca: Simpang Siur
BeritaPenemuan Pesawat Adam Air]. Pencarian terus dilakukan. Hasilnya
nihil.
Pada 27 Agustus, kotak hitam ditemukan di perairan Majene, Sulawesi
Barat. Selain perekam data penerbangan (flight data recorder; FDR), juga
ditemukan perekam suarakokpit (cockpit voice recorder atau CVR) di
kedalaman 2.000 meter.
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus bekerja
berdasarkan temuanitu. Akhirnya, Pada 25 Maret 2008, KNKT
mengumumkan hasil penyelidikan mereka.
Awalnya, alat navigasi pesawat atau Internal Reference System (IRS)
rusak. Menurut KNKT, kedua pilot terkonsentrasi memperbaiki kerusakan dan

9
lupa memerhatikan instrumen yang lain. Mereka tidak menyadari pesawat
miring dan turun
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia GA 200 mengalami kecelakaan
pada 7 Maret 2007 saat hendak mendarat di Bandar Udara Adi Sudjipto,
Yogyakarta. Diketahui, badanpesawat terbelah menjadi dua, dan salah satu
sayap pesawat pecah. Pesawat tersebut membawa 133 penumbang dengan rute
penerbangan Jakarta-Yogyakarta. Kecelakaan tersebut menewaskan 22 orang
termasuk 1 awak kabin. Pesawat Garuda Indonesia Penerbangan GA-200 yang
terbang dari Jakarta sesaat lagi mendarat di landasan Bandara Adisucipto.
Namun, pendaratan berlangsung jauh dari mulus. Kapal terbang yang
dipiloti Kapten Marwoto Komar itu turun dalam kondisi miring tajam.Oleng.
Kecepatan pesawat melampaui kecepatan operasi dengan wing flaps.
Lalu, sistem peringatan bahaya Ground Proximity Warning System
(GPWS) meraung- raung selama 15 kali. 'Go around, go around (terbang
kembali)," teriak sang kopilot Gagam Saman Rohmana. GA-200 mendarat
pada daerah touch down zone atau kuranglebih 650 meter dari ujung landasan
pacu (departure runway) 09.
Setelah menyentuh landasan, pesawat mengalami bouncing 2 kali. Saat
kembali menyentuh landasan kali ketiganya, roda pendarat depan patah
menyisakan batangan logam. Gesekan logam pada landasan menimbulkan
percikan api pada sisa landasan pacu. Pesawat pun gagal berhenti di titik yang
ditentukan, terus meluncur dengan kecepatan tinggi hingga menabrak pagar
besi bandara. Roda menabrak tanggul, sementara sayapbagian kanan patah
akibat menghantam tanah di lahan pertanian.
Patahannya kemudian terlempar ke arah kiri pesawat, sehingga bertumpuk
pada sayap kiri. Akibatnya, bahan bakar yang tertampung di bagian sayap
tumpah dan menyebar ke area persawahan. GA-200 kemudian berhenti di area
persawahan dalam kondisi terbakar. Asap hitammengepul. Suara ledakan
terdengar mengerikan.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebab kecelakaan pesawat biasanya diakibatkan oleh beberapa faktor ,
diantaranya yaitu: faktor manusia dan faktor cuaca .kecelakaan penerbangan
di Indonesiayang masuk kelompok serius insiden lebih tinggi dari pada
kelompok accident. Pada setiap terjadinya kecelakaan pesawat terbang, semua
orang akan segera bertanya, apa gerangan yang menjadi penyebabnya./?
Sebagai produk dari sebuah hasil teknologi mutakhir, konon pesawat terbang
adalah moda transportasi yang paling aman di dunia.
Mungkin tidak begitu banyak yang memahami bahwa pada setiap produk
teknologi mutakhir ada sebuah mekanisme yang harus dikerjakan dalam
pengoperasiannya.Itu sebabnya maka dalam dunia penerbangan tuntutan akan
kepatuhan terhadap aturan ketentuan regulasi dan prosedur tidak mengenal
kompromi.

B. Saran
Meningkatkan kapasitas sistem pemandu lalu lintas udara. Salah satunya
adalah dengan melakukan pemasangan peralatan radar, sehingga dalam
pelayanan lalu lintas udara menggunakan prosedur radar.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://kasuskecelakaanpesawaticha.blogspot.com/2018/01/makalah-kecelakaan-
pesawat.html
Sentot S., (2012), Analisis Resiko Kecelakaan pada Kegiatan Pelayanan Sisi
Udara Pesawat Udara di Bandara Soekarno-Hatta, Tesis Peminatan
Keselamatan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia.
Silvia, M., (2014)., Pengaruh Service Quality Terhadap Customer Satisfaction
dan Behavioral Intention pada Industri Penerbangan Low Cost Carriers
Rute Domestik di Surabaya, : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya Vol.3 No.2 (2014)

12

Anda mungkin juga menyukai