Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN PENERBANGAN DI LANDAS PACU

FACTOR CAUSING THE ACCIDENT FLIGHT ON THE RUNWAY

Welly Pakan
Badan Litbang Perhubungan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat 10110
email: wilpak_1945@yahoo.com

Diterima: 8 Januari 2014, Revisi 1: 28 Januari 2014, Revisi 2: 12 Februari 2014, Disetujui: 21 Februari 2014

ABSTRAK
Komite Nasional Keselamatan Transportasi menyatakan bahwa 32 persen kasus kecelakaan penerbangan
di Indonesia terjadi di bandar udara dan penyebab utama adalah karena licinnya landas pacu dan data
dari ICAO menyatakan bahwa dari tahun 2006 sampai dengan 2012 kecelakaan penerbangan di bandar
udara diseluruh dunia 59 persen diakibatkan karena landas pacu yang kurang memadai dan untuk
mengatasi hal tersebut, Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) mengeluarkan kebijakan tentang
pembentukan runway safety team diseluruh bandar udara. Lokasi pengambilan data opini penumpang/
survei adalah di bandar udara Adi Sucipto Yogjakarta dari tanggal 12-14 Agustus 2013 dan metode
yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan analisis Deskriftif Kualitatif
untuk menggambarkan hasil inventarisasi identifikasi bidang-bidang yang berhubungan dengan
keselamatan penerbangan sedang analisis fish bone digunakan untuk mengetahui penyebab-penyebab
utama dari kecelakaan penerbangan di landas pacu. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa kecelakaan
penerbangan di bandar udara bahwa 37 persen adalah karena landas pacu licin, bergelombang, tergenang
air dan adanya rubber deposit (lapisan ban pesawat yang tersisa akibat kikisan landas pacu) dan sisanya
diakibatkan oleh faktor manusia sebanyak 31 persen, faktor cuaca dan lingkungan sebesar 23 persen dan
faktor management/peraturan sebesar 9 persen.
Kata kunci : kecelakaan, penerbangan, landas pacu.

ABSTRACT
National Transportation Safety Committee stated that 32 percent of cases in Indonesian aviation accident occurred
at airports and the main cause is due to slippery runway and the data from the ICAO states that from 2006 to
2012 aviation accident in airports around the world 59 per cent caused by runway inadequate and to overcome
this, the International Civil Aviation Organization ( ICAO ) issued a policy on the establishment of runway safety
teams throughout the airport. The location of the passenger opinion / survey is at Adisucipto airport of Yogyakarta
on 12-14 August 2013 and the methods used in analyzing the data is to use a qualitative descriptive analysis to
describe the results of an inventory of the identification of areas related to aviation safety analysis of fish bone being
used to determine the main causes of the accident flight on the runway. The results of this analysis is that the
accident flight that 37 per cent is due to the runway slippery , bumpy , stagnant water and the presence of rubber
deposits ( layer remaining aircraft tires due to scraping the runway ) and the rest is caused by human factors as
much as 31 percent , weather factors and environmental factors by 23 percent and management / regulation by 9
percent
Keywords: accidents, flight, runway

PENDAHULUAN
sangat penting sebagai terminal tempat terjadinya
Berdasarkan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 perpindahan antar moda baik penumpang
tentang Penerbangan, bandar udara merupakan maupun barang. Salah satu fasilitas pokok bandar
prasarana yang menjadi simpul dalam sistem udara adalah landas pacu yang kemampuannya
transportasi udara dan mempunyai peran yang harus disesuaikan dengan pesawat udara yang

Faktor Penyebab Kecelakaan Penerbangan di Landas Pacu, Welly Pakan 169


dioperasikan. Pada tahun 2012 pemerintah melalui TINJAUAN PUSTAKA
Kementerian Perhubungan mengalokasikan dana
Yaddy Supriyadi (2012), menyebutkan bahwa
sebesar 3 triliun rupiah untuk membenahi bandar
kecelakaan pesawat yang sering terjadi di Indone-
udara terutama untuk pemeliharaan landas pacu,
sia menimbulkan tanda tanya tentang kejujuran
karena kebanyakan kecelakaan di bandar udara
dan kepatuhan dalam pengelolahan penerbangan.
terjadi di landas pacu. data dari Komite Nasional
Perlu dipertanyakan mengenai kebenaran yang
Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan
melandasi berbagai kebijakan kelayakan
bahwa kasus kecelakaan penerbangan 32 persen
penerbangan dan kebijakan lainnya yang
terjadi di bandar udara, seperti yang terjadi pada
diterapkan di Indonesia. Jika tidak ada landasan
13 April 2013 Lion Air dari Bandung tujuan Bali
kebenaran yang dapat di pertanggung jawabkan,
Terjatuh di laut dekat Bandara Ngurah Rai-Bali,
maka kebijakan - kebijakan (policy) penerbangan,
saat akan mendarat kejadian ini disebut aricraft
baik kebijakan nasional, umum,pelaksanaan dan
accident/incident penyebab kejadian ini sebagian
teknis akan menjadi kebijakan yang keliru serta
besar karena human error dan miss-communication
tidak akan menghasilkan keamanan dan
Untuk mengatasi jumlah kecelakaan yang banyak keselamatan penerbangan.
terjadi di landas pacu, Internasional Civil Aviation
Sudibyo (2007), menyatakan bahwa “kecelakaan
Organization (ICAO) mengeluarkan kebijakan yang
pesawat dapat terjadi karena banyak faktor,
harus diterapkan di seluruh bandar udara di dunia
diantaranya faktor pesawat itu sendiri,faktor hu-
dengan membentuk runway safety team yang
man error, faktor cuaca, atau bahkan
anggotanya melibatkan sejumlah pakar dari
ketidakberfungsian dari fasilitas-fasilitas bandara.
berbagai disiplin ilmu. Berdasarkan data ICAO dari
Faktor-faktor tersebut pada dasarnya sudah
tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, 59%
menjadi tanggung jawab masing-masing pihak
masalah keselamatan penerbangan terjadi karena
terkait sepepihak pengelola bandara sebagai
landas pacu yang kurang memadai. Terbentuknya
institusi penyedia jasa layanan lalu lintas udara (air
runway safety team di seluruh bandar udara dunia,
traffic service provider), maskapai penerbangan, dan
akan menurunkan tingkat kecelakaan di landas
Kementerian Perhubungan RI selaku regulator.
pacu.
Faktor cuaca, yang sebenarnya bisa diantisipasi,
Appron movement control (AMC) merupakan unit kerap menjadi kambing hitam penyebab musibah
pengatur lalu lintas udara (ATC) yang memberikan itu. Sementara itu beberapa peristiwa kecelakaan,
pelayanan dalam bentuk pengaturan untuk yang melibatkan maskapai penerbangan justru
menciptakan keselamatan, ketertiban, dan menunjukkan bahwa belum seriusnya penegakan
kelancaran lalu lintas pergerakan orang, kendaraan, standar dan prosedur keselamatan dari pemerintah.
dan peralatan/fasilitas ground support equipment
Safety Management System (SMS) merupakan
(GSE) di apron, termasuk pemanduan pesawat
serangkaian upaya yang terencana dan sistematis
udara dalam ruang pergerakannya di bandar
dalam rangka melakukan pemantauan dan
udara agar tidak terjadi tabrakan antar pesawat
pembenahan segala aspek yang mempengaruhi
udara dengan pesawat udara selama berada di
faktor keselamatan (Cooper, 2003)
manouvering area, dan pengaturan alokasi parkir
pesawat udara. Bila diperlukan, petugas AMC M.Thamrin (2012) Pesatnya perkembangan
dapat memberikan pelayanan marshalling kepada transportasi udara, ternyata tidak hanya membawa
pesawat udara terutama bila pesawat udara kesempatan, kemudahan, atau kenyamanan bagi
tersebut belum ada ground-handling agent-nya. penumpang, namun memunculkan rasa
kekhawatiran atas keselamatan. Kecelakaan
Melihat kondisi di atas, keselamatan penerbangan
penerbangan tidak saja terjadi pada pesawat
merupakan faktor utama yang perlu mendapat
berbadan kecil, namun termasuk juga pesawat
perhatian lebih dari pemerintah sebagai regulator/
terbang berbadan besar dan berteknologi canggih.
fasilitator, pengelola bandar udara sebagai
Seperti yang terjadi pada pesawat Lion Air jenis
penyedia prasarana, maupun oleh perusahaan
MD-82 di Solo, kemudian disusul dengan terjadi
penerbangan sebagai operator, dimana ketiga
kecelakaan pesawat Lion Air dengan tipe yang
unsur inilah yang menentukan kualitas dan
sama untuk kedua kalinya di Semarang, Dari
kuantititas sistem transportasi udara serta
beberapa kecelakaan tersebut disebabkan karena
keselamatan penerbangan.
tergelincir, bahkan pihak KNKT pun mengatakan

170 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 3, Maret 2014


pesawat tergelincir akibat cuaca buruk atau Bone adalah dengan memberikan gambaran
landasan pacu yang basah. penyebab-penyebab utama dari kecelakaan
pesawat di bandar udara.
Muhammad Syukur (2008) Dari sederet kejadian
kecelakaan pesawat udara yang terjadi, kiranya Penggunaan diagram fish bone (sebab-akibat) dapat
dapat ditarik suatu garis merah bahwa jatuhnya mengikuti langkah-langkah berikut:
pesawat udara tersebut menurut FAA (Federal
· Dapatkan kesepakatan tentang masalah
Aviation Administration) terdapat tiga faktor
produktivitas yang terjadi dan ungkapkan
penyebab kecelakaan yaitu faktor cuaca sebesar 13,2
masalah produktivitas itu sebagai suatu
%, armada (pesawat udara) yang digunakan
pertanyaan masalah (problem question).
sebesar 27,1 %, dan manusia (human) sebesar 66
%. Faktor manusia memang potensial menjadi · Bangkitkan sekumpulan penyebab yang
pemicu penyebab kecelakaan dan ada beberapa hal mungkin menggunakan teknik brainstorming
melatar belakangi antara lain kesalahpahaman, atau membentuk anggota tim kerja sama yang
kelelahan mental, kurang pengalaman, dan memiliki ide-ide berkaitan dengan masalah
masalah budaya. Dari faktor manusiapun dapat produktivitas yang sedang dihadapi.
ditarik beberapa hal yang menjadi mata rantai dari · Gambarkan diagram sebab-akibat dengan
faktor kesalahan seperti tingkat kedewasaan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi
seorang pilot dan kopilot pada saat mengalami kanan (membentuk kepala ikan) dan kategori
suatu keadaan yang tidak diinginkan secara tiba- utama seperti: perencanaan, pengorganisasian,
tiba. pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi,
ditempatkan pada cabang utama (membentuk
METODOLOGI PENELITIAN tulang-tulang besar dari ikan). Kategori utama
ini dapat diubah sesuai kebutuhan. Dan pada
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 (dua) cara
kecelakaan pesawat di landas pacu
yaitu : pengumpulan data primer dan sekunder,
berdasarkan informasi KNKT dan hasil dari
pengumpulan data primer dilakukan di Bandara
kuesioner ditetapkan 4 (empat) penyebab utama
Adi Sucipto Yogjakarta pada tanggal 12- 14
yaitu : faktor manusia, faktor mesin, faktor
Agustus 2013 dengan menyebarkan 150 kuesioner
managemen (peraturan) dan faktor lingkungan
dan yang layak di analisa adalah 130 kuesioner,
dari faktor penyebab utama ini kemudian
sedang pengumpulan data sekunder adalah dengan
ditemukan beberapa akar penyebab langsung
melalui library research.
dari kecelakaan pesawat di landas pacu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis
· Interpretasikan diagram sebab-akibat itu
deskriftif kualitatif, dan fish bone, analisis Deskriftif
dengan cara melihat penyebab-penyebab yang
Kualitatif untuk menggambarkan hasil
muncul secara berulang, kemudian dapatkan
inventarisasi dan identifikasi bidang-bidang dalam
kesepakatan melalui konsensus tentang
perhubungan udara yang berhubungan dengan
penyebab itu, dan fokuskan perhatian pada
keselamatan penerbangan, sedangkan analisis Fish
penyebab yang dipilih melalui konsensus itu.

Gambar 1. Fishbone Diagram

Faktor Penyebab Kecelakaan Penerbangan di Landas Pacu, Welly Pakan 171


MAN
MACHINE

Kelelahan Pilot

Petugas kebersihan
Perawatan pesawat
Landas Pacu

Kerusakan pesawat
Petugas ATC
Meminimalkan
Kecelakaan
Penerbangan

Keadaan Runway /Landasan Pacu


Tergenang air
Jadwal Kalibrasi pemeliharan
pesawat

Cuaca/Hujan

Prosedur Kespen

Gangguan
Burung/ternak

MANAGEMENT LINGKUNGAN/
CUACA

Gambar 2. Diagram Umum Sebab Akibat (Fishbone Diagram) Kecelakaan Penerbangan

M ANU SIA LAN DA S PA CU

Kelelahan Pilo t ak ibat jadwal


Bergel omb ang , Lici n
penerbangan yang padat
dan tergenang air/hujan
Kega galan ko muni kasi
Memin imalk an
(Commu nic ation Failu re) Tidak ada R esa
Kecelakaan
antara P ilot dan pihak Pesaw at di
navi gasi
L an das Pacu
Frekuensi Kal ibr asi
H ujan dan tidak ada alat
Per alatan N avi gas i yang
Standin g water
tidak teratur

Padatny a LL
Gangg ua n Burung
penerb angan

MANA GEMEN T
LIN GK UNG AN / CUA CA

Sebab Akibat
Gambar 3. Analisa Fish Bone Kecelakaan Pesawat Berdasarkan Opini Penumpang Lokasi
Survei di Bandara Adi Sucjipto Yogyakarta

172 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 3, Maret 2014


Dari jumlah kuesioner pengambilan data yang spoiler ( yaitu suatu bagian pada sayap pesawat
didapat diketahui bahwa permasalahan yang pal- yang dikeluarkan untuk mengurangi daya
ing dikuatirkan oleh penumpang dibandara Adi angkat dan laju pesawat.
Sucipto adalah yang diakibatkan oleh keadaan run- b. Reverse thrust (pembalikan daya dorong
way atau landas Pacu yang tidak memenuhi pesawat )
standar keselamatan penerbangan, seperti
c. Wheel braking (dengan pengereman).
keadaannya bergelombang, licin akibat air hujan/
adanya oli pesawat yang tercecer di landasan pacu, Hilangnya atau tidak berfungsinya salah satu atau
tidak ada RESA (Runway and Safety Area) di ujung beberapa faktor  tersebut akan berpengaruh pada
landasan, tidak ada peralatan pedeteksi ketinggian daya pengurangan kecepatan.  Pesawat akan terus
air yang tergenang dilandas pacu akibat hujan atau melaju bahkan  keluar landasan, misalnya karena
sering disebut standing water.  landing flaps yang  tidak pada posisi full , ground
spoiler yang tidak berfungsi atau kurangnya run-
way friction  karena licin akibat  adanya air yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
tergenang atau rubber deposit (lapisan ban yang
Kecelakaan pesawat di landas pacu didominasi tersisa akibat kikisan ban pesawat dan landasan).
pada saat pesawat landing dan landing merupakan Terlebih lagi  kecepatan pesawat yang tinggi  pada
fase terakhir dari sebuah penerbangan, yaitu saat pendaratan. Dan tak kalah pentingnya adalah
kembalinya pesawat ke landasan. titik ketika roda2 pesawat menyentuh landasan.
Jumlah kecelakaan akibat hard landing melebihi Pesawat di harapkan harus menyetuh landasan
jumlah kecelakaan yang disebabkan oleh runway pada area yang disebut touch down zone (zona
overruns landing, excursions off the sides of runways pendarat pesawat). Bilamana pendaratan  melewati
saat landing, dan controlled flight into terrain. zona itu maka landasan tersisa untuk deceleration
(pelambatan laju pesawat) menjadi berkurang
Hard landing dapat terjadi akibat beberapa kondisi biasanya zona ini adalah berkisar antara  500-1500
seperti: kaki dari permulaan  ujung landasan atau aiming
a. Unstabilized approach saat situasi yang sulit. Oleh point 300m)*.
karena itu, kriteria stabilized approach harus Dari hasil perhitungan persentase berdasarkan
selalu dipenuhi karena dipercaya dapat opini 130 penumpang di Bandara Adi Sucipto
mengurangi resiko terjadinya hard landing Yogjakarta didapat suatu jawaban bahwa :
secara signifikan.
Faktor Utama Landas Pacu
b. Kehilangan air speed saat extended flare dapat
a. Faktor keadaan Landas pacu yang
menyebabkan kehilangan ketinggian (altitude)
bergelombang, licin dan tergenang air
yang cepat, mendadak dan hard landing.
merupakan penyebab paling besarnya perannya
c. Pada beberapa kasus, hard landing dapat dalam kecelakaan pesawat di landas pacu yaitu
disebabkan oleh wind shear atau fenomena sebesar 37 persen (opini 48 penumpang) ,
cuaca downdraft saat fase terakhir approach b. Faktor bandara tidak mempunyai RESA sebesar
sebelum landing. 27 persen.
Fase landing terjadi memang hanya sekitar 1 persen Faktor Utama Manusia
dari total waktu penerbangan (untuk penerbangan
1,5 jam), namun memberikan kontribusi terhadap Sebesar 31 persen (40 opini) dan itu terdiri atas faktor
22 persen kecelakaan fatal. Persentase jumlah kelelahan pilot sebesar 20 persen termasuk
penumpang dan awak pesawat yang meninggal didalamnya adalah mengantuk (fatique) dan 11
akibat kecelakaan saat landing merupakan ketiga persen akibat kegagalan komunikasi/salah
terbesar setelah kecelakaan saat cruise dan initial pengertian dengan petugas ATC), Bandara Licin
approach (Boeing, Juni 2011). Christian Basara 2013, (Roundtable puslitbang udara).

Secara umum   ada 3 faktor yang mempengaruhi Faktor Utama Management atau Peraturan
 pengurangan laju pesawat pada saat pendaratan Sebesar 9 persen (12 opini) dan itu terdiri atas faktor
di landas pacu yaitu  : padatnya lalu lintas penerbangan sebesar 5 persen
a. Aerodynamic drag (pengereman aerodinamis ) dari dan 4 persen karna faktor tidak teraturnya frekuensi
full landing flaps ( kepak pendarat ) dan ground kalibrasi peralatan navigasi,

Faktor Penyebab Kecelakaan Penerbangan di Landas Pacu, Welly Pakan 173


Faktor Utama Cuaca waktu take off dan landing sebuah pesawat,
sedangkan jadwal pemeriksaan atau kalibrasi
Sebesar 23 persen (30 opini) yang terdiri atas faktor
peralatan pesawat tidak teratur berperan besar juga
tidak adanya peralatan (standing water) yang
dalam terjadinya kecelakaan di landas pacu.
memberi keterangan tentang tingginya air di
landasan pacu sebesar 16 persen dan 7 persen akibat Faktor cuaca, memberi kotribusi kecelakaan di
karena lingkungan adanya gangguan burung/ landas pacu Bandara Adi Sucipto cukup besar
angin/hujan yang kencang. seperti gangguan burung yang tiba-tiba terbang atau
masuk ke mesin pesawat atau adanya angin/hujan
Permasalahannya : Bandara Adi Sucipto
kencang .
Jogyakarta tidak dapat lagi di perpanjang dan di
perluas karena letaknya berada di tengah kota Selain faktor-faktor tersebut diatas ada beberapa
karena itu untuk membuat resa diujung landasan kesalahan yang kadang terjadi di landas pacu yaitu :
sudah tidak bisa dilaksanakan, demikian juga
a. Menyebrang (crossing) landas pacu tanpa izin
dengan perbaikan landas pacu akan mengganggu
dari ATC
frekuensi penerbangan karena landas pacunya
cuma satu. b. Taking off without clearance
Faktor manusia yaitu kelelahan pilot yang jadwal c. Landing without clearance
penerbangannya sangat padat dan itu sering terjadi d. Memberikan ijin sebuah pesawat udara untuk
pada pilot maskapai Lion Air, sedang faktor masuk ke landas pacu sementara pesawat udara
petugas ATC yang kadang tidak jelas informasinya yang lain akan mendarat di landas pacu yang
ke pilot membuat pilot mendaratkan pesawatnya sama.
secara gambling;
e. Memberikan izin lepas landas sementara di
Faktor manajemen atau peraturan adalah karena landas pacu masih ada pesawat dara atau
padatnya jadwal penerbangan ke bandara Adi kendaraan lain.
Sucipto menyebabkan sering tidak teraturnya
Tabel 1. Data Kecelakaan di Landas pacu Dari Tahun 2002-2013
No Tanggal dan Tahun Maskapai Penyebab
1 14 Januari 2002 Gagal mengudara dan terjerembab setelah badan pesawat
Lion Air penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-
200 rute Jakarta-Pekanbaru-Batam meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II,
Pekanbaru, lebih dari lima meter. Tujuh orang penumpang luka-luka
dan patah tulang dalam insiden ini

2 31 Oktober 2003 Lion Air penerbangan 787, MD-82 rute Ambon- Keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Makassar-Denpasar

3 3 Juli 2004 Lion Air penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta- Mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin
Palembang II, Palembang.

4 30 November 2004 Lion Air penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Tergelincir saat mendarat di Bandara Adisumarmo, Solo. Sebanyak
Jakarta-Solo-Surabaya. 26 penumpang tewas dan 142 penumpang luka-luka.

5 10 Januari 2005 Lion Air penerbangan 789, MD-82, Gagal mengudara di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari, akibat
salah satu bannya kempes.

6 3 Februari 2005 Lion Air penerbangan 791, MD-82 rute Ambon- Tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Makassar

7 12 Februari 2005 Lion Air penerbangan 1641, MD-82 rute Tergelincir roda depannya keluar landasan sekitar setengah meter di
Mataram-Surabaya sebelah utara pinggir landasan pacu, ketika akan take off di Bandara
Selaparang, Mataram

8 5 September 2005 Pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines RI 091 Gagal take off, lalu menerobos pagar bandara dan menabrak
dari Bandara Polonia Medan -Jakarta perumahan penduduk dan masyarakat di Jl. Jamin Ginting Medan.
Dari 117 orang penumpang dan awak, hanya 17 yang selamat.
Korban dari masyarakat di darat, 41 orang dinyatakan tewas
9 24 Desember 2005 Lion Air penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta- Tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Makassar-Gorontalo

174 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 3, Maret 2014


No Ta ng gal dan Tahun Maskapai Penyebab

10 18 Januari 2006 Li on Ai r penerb ang an 778, MD -82 Tergeli ncir saat mendarat di Bandara Has anuddin, Mak ass ar.
rute Amb on-M akas sar-Surab aya,

11 4 M aret 2 006 Li on Ai r penerb ang an 8987, MD -82 Tergeli ncir saat mendarat di Banda ra Juanda, S ura baya karena
rute Denpas ar-Surabay a cuaca buruk

12 5 M ei 2006 Batavi a Ai r 843 Jurusan Jak arta - Setel ah beberapa saat meng udar a pilo t meminta bal ik ke
U jung Pandang - Merauke bandara, pada saa t mendarat ban pecah dan pes awat
terg eli ncir di l andas an pacu Bandar a So ek arno Hatta, 127
penumpang sel amat, 4 o rang luk a-l uk a
13 24 Des em ber 2006 Li on Ai r 792, PK-LIJ Bo eing 737-400 Tergeli ncir saat mendarat di Bandara Has anuddin, Mak ass ar.
rute Ja karta-M aka ssar-Go rontal o

14 7 Januari 2007 Batavi a Ai r 524 tujuan Ja karta dan Gagal l epas landas dari Bandara Depati
BandaraDepati Amir , Pa ng kalpi nang Ami r, Pa ng kalpi nang k arena k erus akan di ro da k eti ka
pes awat bergera k di landasan pacu. Ak iba tnya pes awat
berjal an o leng .
15 17 Januari 2007 M andala Airl ines 660 tujuan Jak arta- Terpaksa kemb ali k e Bandara Soeka rno -Hatta Ceng kareng.
M aka ssar-Amb on Pes awat i ni sempat meng udar a 30 meni t namun kemudian
dik etahui meng alami kerusak an ro da.

16 17 Januari 2007 Batavi a Air Bo ei ng 737- Dengan 147 penum pang dengan em pat pramugari gag al
400 rute Ma nado-Bali kpapan-Jakarta melanjutka n perjalanan karena satu r oda pesawat rus ak
17 21 Feb ruari 2007 Bo ei ng 737-300 Adam Air Tergeli ncir saat mendarat di Bandara Juanda, Surab aya.
Penerbangan KI 17 2 Jak arta-Surab aya Pes awat mengalami kerusak an namun semua penumpangnya
sela ma t

18 7 M aret 2 007 Ga ruda Indonesia Penerbangan GA - Saat mel akukan pendaratan, 22 o rang tewas. Terdiri dari 21
200 penumpang dan 1 awak kab in.
19 12 M aret 200 7 Batavi a A ir Penerbanga n 200 deng an Batal berangk at dari Bandar U dar a Tji lik
tujuan Jakar ta-Palangk araya Ri wut di Palangk araya kar ena seorang penumpang meng aku
mendengar ledakan keras yang diduga dari bag ian mes in saat
pes awat telah melaju seki tar 500 meter di landasan pacu
bandara. Pilo t m engerem pesawat, lalu pesawat k embali ke
apron
20 23 M aret 2 007 M erpati Nusantara A irli nes Boeing Pecah kaca depanny a dal am penerbangan
737 -300 dari D enpasar k e Kupang. Pesawat dengan 96 penumpang
mendara t dengan s elamat di Kupang, nam un penerbangan
kemb ali k e Jak arta harus di tunda.
21 1 9 April 2007 Tri gana Ai r Fo kk er 27 Mel akukan pendarata n darurat di ujung Bandar Udara
Wamena , Papua, s etelah s alah satu b anny a pecah. Tak ada
ko rban yang jatuh.
22 27 Ag ustus 2008 S riwijaya Air Pener bangan 62 Tergeli ncir saat mendarat di Jambi. 13 o rang luk a.
23 9 M ei 2009 Li on Air PK-LIL M D-90 Tergeli ncir di Bandara So ekarno-Hatta, Jakarta

24 3 Novem ber 2010 Li on Ai r 712 PK-LIQ Boeing 737-400 Tergeli ncir di Bandara S upadio , Ponti anak .
rute Ja karta-Po ntianak-Jakarta

25 14 Feb ruari 2011 Li on A ir 598, Boei ng 737-900 ER rute Tergeli ncir saat mendarat di Bandara S ul tan S yari f Kas im II,
Jak arta-Pekanbaru, Pek anbaru. Semua penumpang s el amat

26 15 Feb ruari 2011 Li on Air http://www.go nl a.co m/ JT Tergeli ncir di Pek anb aru. Seluruh r oda pes awat k el ua r da ri
0295, Bo ei ng 737-900 ER r ute Medan- li ntasan bandara. Semua penumpang s el amat dan tidak l uk a
Peka nb aru-Jakar ta

27 23 O ktob er 20 11 Li on Air JT 673 Tergeli ncir s ejauh 15 meter hi ng ga menyentuh a rea ujung
landasan di Bandar a Sepingg an, Balik papan, Kal imantan
Timur

28 30 Des em ber 2012 Li on Air pukul 22.00 WIB Tergeli ncir di Bandara Supadio, Ponti anak. Kedua roda
pes awat terpero sok .Ro da s eb elah k ana n pes awat ambl as
dalam k ejadi an i tu

29 1 3 April 2013 Li on Air dari Bandung tujuan Bali Terjatuh di laut dekat Banda ra Ngurah Ra i-Bal i, saat akan
mendara t.

Sumber: KNKT, 2013

Faktor Penyebab Kecelakaan Penerbangan di Landas Pacu, Welly Pakan 175


Dari 29 kejadian pada tabel 1, 17 kejadian atau memadai, mempercepat pembangunan bandara
58% terjadi karena pesawat udara tergelincir saat baru di Kulonprogo Yogjakarta, sebagai bandara
akan mendarat maupun lepas landas di landas pengganti Adi Sucipto.
pacu, 6 (enam) kejadian atau 21% masalah pada
roda pesawat udara dan 6 (enam) kejadian atau UCAPAN TERIMA KASIH
21% masalah teknis pada pesawat udara. Dari
beberapa uraian tersebut diatas terlihat bahwa Ucapan terima kasih pada pihak pengelola Bandara
kejadian kecelakaan yang terjadi dilandas pacu Adi Sucipto Yogyakarta, dan pihak-pihak lain yang
memiliki resiko tingkat kecelakaan paling tinggi. membantu sampai terkumpulnya data-data yang
dibutuhkan.
Kesimpulan :
Keadaan landas pacu (runway) yang tidak DAFTAR PUSTAKA
memenuhi standard dapat menyebabkan : Run-
Bahan Ajar Diklat Wajib Departemen Perhubungan
way overruns atau pendaratan (landing) pesawat
Angkatan VIII, Juni 2008. Badan Diklat
yang melewati landasan yang tersedia, runway ex-
Perhubungan dengan LAKESPRA Angkatan
cursions pesawat tergelincir dan berhenti setelah
Udara RI;
melewati ujung landasan, runway incrusions karena
tidak adanya peralatan standing water yang Cholid, Christian, Basuku, Adi, Pengertian dan
merupakan peralatan yang memberi informasi Istilah Penerbangan Sipil 2010, Jakarta PT. Raja
kepada pilot tentang ketinggian air yang terdapat Grafindo Persada
di landas pacu, sehingga pilot hanya berspekulasi
Evaluasi “Kebijakan Keselamatan Penerbangan”
mengira-ngira dalam pendaratan pada waktu
Pusat Litbang Perhubungan Udara, 2007;
hujan. Faktor utama lainnya penyebab kecelakaan
pesawat di landas pacu Bandara Adi Sucipto H.K. Martono, 2009, Hukum Penerbangan
adalah : Faktor kelelahan (fatique) pilot, petugas berdasarkan UURI No.1 Tahun 2009, Jakarta,
ATC, kemudian faktor kalibrasi yang tidak teratur CV. Mandar Maju
dan faktor cuaca dan gangguan burung di bandara. Kajian Kelompok Puslitbang Perhubungan Udara
Tidak lengkapnya prasarana keselamatan “Kecelakaan Penerbangasn di Landas Pacu “
penerbangan seperti tidak tersedianya peralatan Tahun 2013
standing water di landas pacu yaitu peralatan yang
memberi informasi kepada petugas ATC dan pilot PT. Angkasa Pura I, 2013, Statistik Lalu Lintas
tentang tingginya air yang tergenang di landas pacu . Angkutan Udara.
Pusat Litbang Perhubungan Udara Studi
SARAN “Pengembangan Kelembagaan Keselamatan
Penerbangan,”, PT. Wajana Mitra Kencana,
Perbaikan landas pacu yang bergelombang dan
Jakarta 2008;
bermasalah karena frekuensi penerbangnya di
bandara ini cukup tinggi, regulasi yang perlu Pusat Litbang Perhubungan Udara Studi “Analisis
disempurnakan, sarana transportasi yang tidak Kecelakaan Penerbangan Di Indonesia” PT.
memenuhi persyaratan teknis dan kalaikan perlu Jakarta Indokonsul tahun 2013
di benahi dan diperbaruhi, kurangnya koordinasi M. Syukur, 2012, Kasus Pengkajian Kinerja Pilot
antar instansi terkait dibidang safety, penegakan Dalam Menunjang Keselamatan Penerbangan
hukum dan peraturan yang kurang konsisten, Yaddy Supriyadi, 2012, Keselamatan Penerbangan
belum terwujudnya budaya safety, training pada Teori dan Problematika, Jakarta PT. Telaga Ilmu
SDM Keselamatan Penerbangan yang kurang Indonesia

176 Warta Penelitian Perhubungan, Volume 26, Nomor 3, Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai