Anda di halaman 1dari 46

E-Book

MATEMATIKA
EKONOMI
DAN BISNIS
KONSEP DAN PENERAPAN

DELLA AYU ZONNA LIA, S.AB. M.AB


KATA PENGANTAR

Mata kuliah matema�ka ekonomi dan bisnis merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh

mahasiswa, baik pada Program Studi Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Syariah,

maupun Ekonomi Islam. Mata kuliah matema�ka ekonomi dan bisnis menjadi dasar bagi mata kuliah

lanjutannya seper� Matema�ka Keuangan, Sta�s�ka, Akuntansi Biaya, Akuntansi Keuangan, dan lain

sebagainya

Pembelajaran dalam e-book ini menjelaskan berbagai konsep dasar dalam matema�ka serta

bagaimana penerapan dari berbagai konsep tersebut dalam ekonomi dan bisnis. Dengan mempelajari

e-book ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki pondasi yang kuat dalam mempelajari ekonomi,

terutama dari aspek kuan�ta�f.

Pengerjaan e-book ini �dak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan secara

riil maupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

membantu terwujudnya e-book ini. Berbagai kekurangan mungkin akan ditemukan dalam buku ini

karena tak ada gading yang tak retak. Krir�k dan saran sangat diharapkan bagi penyempurnaan e-book

ini. Semoga e-book ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan masa depan.

Malang, September 2020


Penulis,

Della Ayu Zonna Lia, S.AB. M.AB

i E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I Teori Ekonomi, Matematika Ekonomi, dan Peranan Matematika

dalam Ekonomi dan Bisnis ................................................................................................. 1

BAB II Penerapan Matematika dalam Ekonomi dan Bisnis ...................................................... 2

A. Bunga Sederhana (Tunggal) .......................................................................................... 2

B. Bunga Majemuk ............................................................................................................. 7

C. Model Perkembangan Usaha ....................................................................................... 10

D. Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, dan Keseimbangan Pasar ........................ 13

E. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar .................................. 19

F. Keseimbangan Pasar untuk Dua Macam Barang ...................................................... 26

G. Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaan, dan Laba ............................................................. 27

H. Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi, dan Investasi .............................................. 34

I. Analisis IS - LM ............................................................................................................... 39

DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................................... 42

INFORMASI PENULIS ...................................................................................................................... 43

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan ii


BAB
Teori Ekonomi,
Matematika Ekonomi,
dan Peranan Matematika
dalam Ekonomi dan Bisnis

Dalam ekonomi dan bisnis, banyak berbagai kejadian yang saling berhubungan satu dengan yang

lainnya, sehingga masing-masing dari kejadian tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Misalnya, apabila pendapatan seseorang individu meningkat, maka pengeluaran untuk konsumsi akan

meningkat pula. Contoh lainnya, apabila terjadi kenaikan harga pada suatu barang atau beberapa barang

sedangkan pendapatan yang diterima adalah tetap, maka permintaan terhadap barang tersebut akan

menurun.

Berbagai kejadian ekonomi dan bisnis diatas dapat dinyatakan dengan perubahan nilai variabel.

Variabel merupakan sesuatu yang nilainya berubah-ubah. Biaya, harga, kuan�tas, dan pendapatan

merupakan sedikit contoh dari variabel. Matema�ka mempunyai peran yang pen�ng dalam menganalisis

berbagai kejadian ekonomi dan bisnis tersebut. Dengan menggunakan Matema�ka sebagai alat analisis,

maka dapat diperoleh hasil analisis yang tepat, jelas, konkrit, dan mudah digunakan sebagai dasar peren-

canaan, alat pengendalian, dan dasar dalam melakukan evaluasi.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 1


BAB
Penerapan Matematika dalam
Ekonomi dan Bisnis

1. Bunga Sederhana (Tunggal) disebut dengan bunga tunggal.

Misalkan P adalah pinjaman atau investasi dan i


Bunga dalam teori ekonomi dan bisnis
adalah �ngkat suku bunga tahunan, maka
merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan
pendapatan bunga pada akhir tahun pertama
apabila kia menggunakan uang. Seseorang mem-
adalah Pi dan nilai akumulasinya adalah (P + Pi).
bayar bunga kepada pihak yang meminjamkan
pada akhir tahun kedua, nilai akumulasinya
uang, misal bank. Sebaliknya, pihak bank memba-
adalah P + P2i dan seterusnya sampai akhir
yar bunga kepada nasabahnya jika nasabah
tahun ke-n, nilai akumulasinya adalah P + Pin.
menginvestasikan uang berupa tabungan atau
Secara sederhana, dapat ditulis sebagai berikut:
deposito di bank.

Selanjutnya, jumlah uang yang dipinjam-

kan atau di investasikan di bank disebut sebagai


I = P.i.n
modal awal atau pinjaman pokok. Modal awal

atau pinjaman pokok dinotasikan dengan huruf P.


Dimana :
Bunga dapa dilihat sebagai pendapatan, tetapi
I = Pendapatan Bunga
juga dapat dilihat sebagai biaya, hal itu tergantung P = Pinjaman Pokok (Investasi Awal)
dari sisi mana kita melihatnya. Jika hanya okok i = �ngkat bunga tahunan
n = jumlah tahun (waktu)
yang berbunga selama masa transaksi, bunga

yang harus dibayar pada akhir tempo

2 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Adapun jumlah akumulasi selama n tahun dengan modal awal P, dinyatakan dengan persamaan:

Fn = P + P.i.n
Dimana :
Fn = Akumulasi Pendapatan
P = Pinjaman Pokok (Investasi Awal)
i = �ngkat bunga tahunan
n = jumlah tahun (waktu)

CONTOH :
Jika besarnya pinjaman seseorang sejumlah Rp. 70.000.000,- dengan �ngkat bunga yang

berlaku adalah sebesar 12% per tahun, maka berapakah nilai pengembalian secara keseluruhan

juka pinjaman tersebut harus selesai dalam waktu 5 tahun?

Bunga tunggal dapat dibagi menjadi:


Jawab:
Diketahui P = Rp. 70.000.000,- a. Bunga tunggal sebenarnya

i = 12% Bunga tunggal yang dihitung dengan meng-

Bunga per tahun adalah I = P.I.n asumsikan bahwa satu tahun adalah 365 hari

I = Rp. 70.000.000,- x 12% x 5 b. Bunga tunggal biasa

= Rp. Rp. 42.000.000,- Bunga tunggal yang dihitung dengan dasar

Nilai yang terakumulasi selama 5 tahun: satu tahun yaitu 360 hari. Penggunaan 360

Fn = P + P.I.n hari dalam satu tahun sangat menyerde-

= Rp. 70.000.000,- + Rp. 42.000.000 hanakan perhitungan dan pertambahan

= Rp. 112.000.000,- bunga.

Jadi jumlah pinjaman nasabah yang diakumu-

lasikan selama 5 tahun adalah sebesar Rp.

112.000.000,-

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 3


CONTOH :
Tentukan bunga tunggal sebenarnya dan bunga tunggal biasa dari dana yang dipinjam sebesar

Rp. 5.000.000,- untuk 50 hari dengan bunga 8%!

Jawab :
Bunga tunggal sebebarnya dengan perhitungan satu tahun adalah 365 hari,
50 10
sehingga n = = , sehingga:
365 73
10
Fn = Rp. 5.000.000 (0,08) ( ) = Rp. 54.795,-
73

Kemudian jika menggunakan bunga tunggal biasa yang menganggap satu


50 5
tahun adalah 360 hari, maka n = = , sehingga:
360 36
5
Fn = Rp. 5.000.000 (0,08) ( ) = Rp. 55.555,-
36

Bagaimana jika tanggal jatuh tempo telah ditetapkan? Bagaimana cara menentukan jumlah hari

dimana bunga dihitung? Jumlah hari dimana bunga dihitung dapat dicari dengan cara berikut:
a. Waktu sebenarnya
Waktu sebenarnya dihitung menurut hari yang sebenarnya dari seluruh jumlah hari dalam kalen-

der.

b. Waktu pendekatan
Waktu pendekatan dihitung dengan menganggap bahwa �ap bulan terdiri atas 30 hari.

4 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


CONTOH :
Tentukan bunga tunggal sebenarnya dan bunga tunggal biasa apabila seseorang meminjam

dana sebesar Rp. 50.000.000,- untuk 7% mulai 20 April 2019 sampai 1 Juli 2019 dengan meng-

gunakan waktu sebenarnya dan waktu pendekatan!

Jawab :
Waktu sebenarnya adalah 10 + 31 + 30 + 1 = 72 hari
Waktu pendekatan adalah 10 + 30 + 30 + 2 = 71 hari
Perhitungan dengan bunga tunggal sebenarnya:

72
Waktu sebenarnya, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 690.411,-
365

71
Waktu pendekatan, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 680.822,-
365

Perhitungan dengan bunga tunggal biasa:

72
Waktu sebenarnya, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 700.000,-
360

71
Waktu pendekatan, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 690.278,-
360

Metode yang sering digunakan adalah bunga tunggal biasa

untuk waktu sebenarnya. Bagi bank komersial, hal ini disebut

sebagai banker’s rule karena merupakan bunga maksimum

dalam berbagai transaksi.

Untuk surat perjanjian tanpa tambahan bunga, nilai awal

sama dengan nilai akhir. Pada modul ini, nilai akhir dari

promes ditentukan dengan menggunakan:

a. Waktu pendekatan jika jatuh temponya dalam bulan

b. Waktu sebenernya jika jatuh temponya diberikan dalam

hari

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 5


Bila nilai dari masa datang (Fn), �ngkat bunga (i), dan

jumlah tahun (n) telah diketahui maka rumus untuk

memperoleh nilai sekarang (P) adalah sebagai

Contoh:
Saldo tabungan seseorang nasabah bank ABC adalah sebesar Rp. 532.400,-. jika �ngkat bunga bank

yang berlaku adalah 10% per tahun (bunga diasumsikan konstan), berapa besarnya tabungan nasa-

bah tersebut pada �ga tahun sebelumnya?

Jawab :
F = 532.400
n=3
i = 10%
1
Maka P = F
(1 + i) n
1
= 532.400
(1 + 0,1)3
= Rp. 400.000,-
Jadi besarnya tabungan mahasiswa tersebut pada �ga tahun sebelumnya
dengan �ngkat bunga 10% per tahun adalah sebesar Rp. 400.000,-

Kerjakan Soal Berikut !


https://quizizz.com/-
Klik Disini
join?gc=11655648

6 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


2. Bunga Majemuk Contoh:
Seseorang meminjam dana untuk tambahan
Bunga majemuk dapat diar�kan sebagai
modal usaha sebesar Rp. 70.000.000,- kepada
perhitungan modal awal yang diakumulasikan
suatu Bank dengan �ngkat suku bunga sebesar 8%
dengan nilai bunga selama kurun waktu tertentu.
per tahun dengan jangka waktu 10 tahun. Hitun-
Misalkan, suatu investasi dari P rupiah pada
glah berapa besarnya akumulasi pinjaman yang
�ngkat bunga i per tahun, maka pendapatan
harus dibayarkan sampai dengan tahun ke -8!
bunga pada tahun pertama adalah Pi. Pendapatan

bunga pada tahun kedua, modal awal P sudah Jawab:


ditambahkan dengan �ngkat suku bunga i, sehing- Diketahui: P = 70.000.000

ga nilai uang pada akhir tahun pertama (masuk ke i = 8%

tahun kedua), menjadi: n = 10 tahun


Fn = P(1 + i) n
P + Pi = P ( 1 + i ) = 70.000.000 (1+0,08)10
Pada akhir tahun kedua (masuk tahun =
Rp. 151.124.750,-
ke�ga), menjadi:

P ( 1 + i ) + P ( 1 + i ) i = P + Pi + Pi + Pi2
Jadi, akumulasi pinjaman yang harus dibayarkan
= Pi2 + 2Pi + P
oleh nasabah tersebut sampai dengan akhir tahun
= P (1 + i)2
ke-10 adalah sebesar Rp. 151.124.750,-

Apabila pembayaran bunga majemuk dilakukan


Modal awal pada awal tahun ke�ga menjadi P (1
per periode (dilakukan secara kuartal, bulanan,
+ i)2i, dan seterusnya sehingga pada awal tahun
semesteran), dapat dituliskan menjadi:
ke-n, modal awal dapat ditulis menjadi:

Fn = (P + i)n
Dimana :
Dimana : Fn = Nilai uang pada masa yang akan datang
Fn = Modal awal pada awal tahun ke-n P = Nilai awal
P = Investasi i = �ngkat suku bunga per tahun
i = �ngkat suku bunga m = Frekuensi pembayaran bunga dalam
n = jumlah periode (waktu) setahun
n = Jangka waktu

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 7


Dengan contoh di atas, apabila pembayaran dilakukan se�ap bulan maka m = 12
i n.m
Fn = P(1 + )
m
0,08 12.10
= 70.000.000(1 + )
12
= Rp. 155.374.816,42
Jadi, akumulasi pinjaman yang harus dibayarkan oleh nasabah dengan
metode pembayaran dilakukan secara per bulan sampai dengan tahun ke-5
adalah sebesar Rp. 155.374.816,42
Selanjutnya, jika pembayaran dilakukan �ap semester, maka m = 2
i n.m
Fn = P(1 + )
m
0,08 2.10
= 70.000.000(1 + )
2
= Rp. 153.378.620.-
Akumulasi pinjaman yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp. 153.378.620,-

Sebagaimana diketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan terakumulasi di

masa datang menjadi P = (1 + i) pada akhir tahun ke-n dengan �ngkat bunga i per tahun.

Tetapi terkadang perlu untuk menentukan berapa banyak nilai uang dari seseorang yang

harus di investasukan sekarang supaya mempunyai jumlah tertentu pada akhir tahun ke-n.

dengan kata lain, kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang dari sejumlah niali uang
yang telah kita tentukan nilainya di masa datang.

Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai masa

datang dapat diperoleh dengan cara berikut.

Dimana :
FP = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa datang tahun ke-n
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun

8 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Serupa dengan nilai masa datang, pem-

bayaran bunga majemuk pada nilai sekarang Fn


P= (n)(m)
dapat dilakukan beberapa dalam setahun. Misal
 i
frekuensi pembayaran bunga dalam setahun m 1 +
 m 
kali, maka rumus untuk menghitung nilai seka-

rang adalah sebagai berikut.

a. Tuan James merencanakan uang tabungannya di bank pada tahun kelima akan
berjumlah Rp. 100.000.000 dengan bunga yang dimajemukkan. Tingkat bunga
yang berlaku 10% per tahun. Berapakah jumlah uang tabungan Tuan James
saat ini?
Diketahui : F5 = 100.000.000
i = 0,10
n=5
Fn
P=
(1 + i) n
100.000.000 100.000.000 100.000.000
P= = = = 62.092.132
(1 + 0,10)5 (1,10) 5 1,61051
Jadi uang yang seharusnya di investasikan pada tahun pertama adalah Rp.
62.092.132,-.

b. Tuan Roy seorang pengusaha berharap 4 tahun lagi akan mendapatkan


dananya sebesar Rp. 50.000.000. Jika �ngkat bunga yang berlaku saat ini
adalah 15% per tahun dan dibayarkan secara semesteran, berapakah jumlah
dana yang harus di tabung Tuan Roy saat ini?
Diketahui: F4 = Rp. 50.000.000,-; i = 0,15; m = 2; n = 4
Kerjakan Soal Berikut !
Fn
P= (n)(m) https://quizizz.co
 i Klik Disini
m/join?g-
1 + m  c=13318624

50.000.000 50.000.000 50.000.000


P= (4)(2)
= = = 28.034.763
 0,15  (1 + 0,075)8 1,7835
1 + 2 

Jadi Tuan Roy harus meniventasikan sebesar Rp. 28.034.76,- pada tahun
pertama untuk mendapatkan Rp. 50.000.000,- pada tahun keempat.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 9


3 Model Perkembangan Usaha

Apabila perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha misalnya produksi,

biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal, memiliki pola seper� deret

hitung, prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan variabel

tersebut.

Contoh:
a. Perusahaan genteng Makmur Sentosa menghasilkan 8.000 buah genteng pada
bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan
peningkatan produk�vitas , perusahaan mampu menambah produksi
sebanyak 700 buah se�ap bulannya. Jika perkembangan produksinya
diasumsikan konstan, hitunglah:
1) Berapa buah genteng yang dihasilkan pada bulan kesepuluh?
2) Berapa jumlah akumulasi genteng yang telah dihasilkan sampai dengan
bulan kesepuluh?
Jawab:
1) Diketahui: a = 8.000
b = 700
n = 10
Produksi yang dihasilkan pada bulan kesepuluh adalah:
S10 = a + (n - 1)b
= 8.000 + (10 - 1)700
= 14.300
2) Jumlah akumulasi produksi genteng sampai dengan bulan kesepuluh adalah:
n
Dn = (a + Sn)
2
10
D10 = (8.000 + 14.300)
2
= 111.500

10 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


b. Pendapatan toserba IndoApril yang berasal dari penjualan barangnya pada
tahun ke-5 adalah sebesar Rp. 720.000.000,- dan pada tahun ke-7 adalah
sebesar Rp. 980.000.000,-. Jika pendapatan berpola deret hitung, maka
hitunglah:
1) Berapa penambahan pendapatan per tahun?
2) Berapa besar penerimaan pada tahun pertama?
3) Pada tahun keberapa pendapatan toserba IndoApril sebesar Rp.
1.370.000.000,-?
Jawab:
Sn = a + (n - 1)b
S7 = 980.000.000 a + 6b = 980.000.000 ................................................ (1)
S5 = 720.000.000 a + 4b = 720.000.000 ................................................ (2)
1) Lakukan eliminasi pada persamaan (1) dan (2)
a + 6b = 980.000.000
a + 4b = 720.000.000
2b = 260.000.000
b = 130.000.000
Jadi besarnya penambahan pendapatan per tahun yang mampu dihasilkan
oleh toserba IndoApril adalah sebesar Rp. 130.000.000,-
2) Masukkan nilai b pada salah satu persamaan di atas, misalnya pada
persamaan (1)
a + 6b = 980.000.000
a = 980.000.000 - 6(130.000.000)
a = 200.000.000
Jadi besarnya pendapatan toserba IndoApril pada tahun pertamanya adalah
sebesar Rp. 200.000.000,-
3) Sn = a + (n - 1)b
1.370.000.000 = 200.000.000 + (n - 1)130.000.000
1.370.000.000 = 200.000.000 + 130.000.000n - 130.000.000
1.370.000.000 = 70.000.000 + 130.000.000n
1.300.000.000 = 130.000.000n

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 11


c. Pabrik Teh Sisri menghasilkan 1.000.000 botol teh pada tahun pertama berdiri
dan 1.600.000 botol pada tahun ketujuh. Andaikan perkembangan
produksinya konstan, tentukan:
1) Berapa tambahan produksinya per tahun?
2) Berapa jumlah produksinya pada tahun ke-11?
3) Pada tahun keberapa produksinya akan mencapai 2.500.000 botol?
4) Berapa botol teh yang akan di produksi sampai pada tahun ke-16?

Jawab:
a = 1.000.000
S7 = 1.600.000
1) S7 = a + 6b = 1.600.000
6b = 1.600.000 - a
6b = 1.600.000 - 1.000.000
6b = 600.000
b = 100.000
Jadi tambahan produksi teh per tahun adalah sebesar 100.000 botol.
2) Produksi pada tahun ke-11 adalah:
S11 = a + (n - 1)b
= 1.000.000 + (11 - 1)100.000
= 2.000.000 botol teh
3) Produksi sebesar 2.500.000 botol teh akan dicapai pada tahun ke - n, yaitu:
Sn = a (n - 1)b
2.500.000 = 1.000.000 + (n - 1)100.000
2.500.000 = 1.000.000 + 100.000n - 100.000
1.600.000 = 100.000n
n = 16 -16 adalah:
4) Jumlah botol teh yang telah diproduksi sampai dengan tahun ke
n
Dn = (a + Sn)
2
Kerjakan Soal Berikut !
16
D16 = (1.000.000 + 2.500.000) https://quizizz.co
2 Klik Disini
m/join?g-
c=13318624

12 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


4. Fungsi Permintaan, Fungsi Penawaran, dan Keseimbangan Pasar

a. Fungsi Permintaan

Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai �ngkat harga. Dalam

hukum permintaan, besar kecilnya jumlah barang yang diminta sangat bergantung pada �ngkat harga

barang tersebut. Apabila keadaan lainnya tetap (ceteris paribus) dengan �ngkat pendapatan yang dan

harga barang tersebut naik maka jumlah yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang

tersebut turun, maka jumlah yang diminta akan bertambah.

Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen

dengan variabel-variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Umumnya varia-

bel-varibel tersebut melipu� (1) harga barang itu sendiri, (2) pendapatan konsumen, (3) harga barang

lain yang saling berhubungan, (4) harga barang yang diharapkan pada periode waktu mendatang, (5)

selera konsumen, dan (6) belanja untuk iklan.

Kurva permintaan (demand curve) menyatakan seberapa banyak kuan�tas barang atau produk

yang bersedia dibeli oleh konsumen di karenakan perubahan harga per unit. Dalam hal ini, kuan�tas

permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh �ngkat harga yang ditetapkan.

Sebagai contoh, fungsi permintaan suatu barang adalah Q = -6P + 30 dimana Q merupakan variabel

kuan�tas barang dan P merupakan variabel harga barang tersebut. Kurva permintaan barang dari fungsi

permintaan diatas terlihat pada gambar berikut.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 13


b. Fungsi Penawaran

Penawaran adalah jumlah yang ditawarkan pada berbagai �ngkat harga. Kurva penawaran suatu barang

merupakan grafik yang menggambarkan pola hubungan antara jumlah yang ditawarkan dari barang

tersebut pada berbagai �ngkat harga.

Dalam hukum penawaran terlihat bahwa besar-kecilnya jumlah barang yang ditawarkan sangat bergan-

tung pada �ngkat harga barang tersebut. Apabila harga dari suatu barang naik maka jumlah barang yang

ditawarkan tersebut akan naik. Hal ini karena produsen berusaha untuk menggunakan kesempatan

tersebut untuk memperbesar keuntungannya. Sebaliknya apabila barang itu turun, jumlah yang ditawar-

kan akan berkurang karena produsen berusaha mengurangi kerugiannya.

c. Keseimbangan Pasar

Kedua kurva (kurva permintaan dan kurva penawaran) saling berpotongan pada jumlah dan harga

keseimbangan (equilibrium price) atau market clearing price. Pada harga ini (P0 dalam gambar dibawah

ini), jumlah penawaran dan permintaan adalah sama (pada Q0), yaitu sampai jumlah penawaran dan

permintaan sama. Pada ��k ini, �dak ada kekurangan ataupun kelebihan penawaran. Juga �dak ada

tekanan terhadap harga untuk berubah lagi. Masing-masing �ngkat harga maupun bergerak sesuai

dengan perubahan �ngkat permintaan dan �ngkat penawaran yang terjadi di pasar.

Untuk memahami mengapa pasar cenderung mengarah ke ��k keseimbangan, misalkan pada

awalnya harga berada di atas �ngkat keseimbangan pasar, katakan P1 pada gambar dibawah ini. Pada

��k ini, produsen akan berusaha memproduksi dan menjual lebih daripada yang bersedia dibeli

konsumen. Akibatnya, akan terjadi surplus, yaitu jumlah penawaran lebih banyak dibandingkan jumlah

permintaan. Untuk menjual surplus ini produsen akan mulai menurunkan harga sampai dengan harga

keseimbangan tercapai.

14 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Hal yang sebaliknya akan terjadi jika harga mula-mula ada dibawah P0, katakanlah P2. Kekuran-

gan akan terjadi karena jumlah permintaan melebihi jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Hal

ini akan mengakibatkan tekanan ke atas terhadap harga karena sesama konsumen akan saling bersaing

untuk mendapatkan penawaran yang ada. Selanjutnya produsen merespons dengan menaikkan harga

dan menambah barang sehingga harga akhirnya akan mencapai harga keseimbangan P0.

c. Perubahan Keseimbangan Pasar


Keseimbangan pasar dapat berubah karena �ga faktor berikut (Al-Arif dan Amalia, 2010).

1) Pergeseran permintaan

Keseimbangan dapat bergeser apabila terjadi perubahan terhadap kurva permintaan masyarakat.

Contoh kasus adalah pada saat hari raya Idul Adha permintaan terhadap hewan kurban meningkat. Hal

ini menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan, sementara kurva penawaran tetap. Perubahan

dalam kurva permintaan ini akan menyebabkan kenaikan harga hewan kurba menjadi di atas harga

keseimbangan, sehingga tercipta suatu harga keseimbangan yang baru. Akan tetapi, setelah Idul Adha

biasanya herga hewan kurban akan kembali turun sehingga kurva permintaan bergeser kembali ke ��k

semula. Hal ini biasa dikenal sebagai mekanisme pasar di masyarakat.

Gambar Perubahan
keseimbangan karena
pergeseran pada
permintaan

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 15


2) Pegeseran Penawaran

Selain pergeseran perminataan, perubahan keseimbangan dapat pula terjadi akibat pergeseran

penawaran. Misalnya, pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pada saat tersebut, industri

proper� banyak berjatuhan akibat melambungnya harga bahan bangunan, terutama semen. Semen

menjadi langka di pasaran, sehingga menyebabkan kenaikan harga. Meskipun permintaan semen tetap,

tetapi biaya produksi yang semakin �nggi menyebabkan banyaknya industri proper� yang jatuh. Pada

kondisi ini, kurva penawaran bergeser ke kiri, sedangkan kurva permintaan tetap. Akibatnya, kenaikan

harga terjadi karena penawaran lebih sedikit dari permintaan.

Gambar Perubahan keseimbangan karena pergeseran pada penawaran

3) Pergeseran perminataan dan penawaran

Pergeseran dapat pula terjadi secara simultan antara permintaan dan penawaran. Misalnya, ke�ka krisis

ekonomi yang melanda Indonesia, dimana harga susu meningkat secara dras�s. Kenaikan harga ini

terjadi karena dua hal. Pertama, pelemahan kurs rupiah pada saat itu menyebabkan kenaikan biaya

produksi sehingga menyebabkan pergeseran kurva penawaran ke arah kiri (kurva penawaran menurun).

Kedua, situasi dan kondisi yang �dak kondusif pada saat itu, menyebabkan sebagian besar masyarakat

mengambil keputusan untuk melakukan penimbunan barang sebagai upaya an�sipasi terhadap kelang-

kaan barang. Keputusan ini menyebabkan kenaikan kurva permintaan bergeser ke kanan atas. Pergeser-

an kurva penawaran ke kiri dan kurva permintaan ke kanan,

16 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Gambar Perubahan
keseimbangan karena
pergeseran pada
penawaran dan
permintaan

Contoh:
a) Apabila diketahui fungsi permintaan akan suatu barang adalah P = 15 - Q,
dan fungsi penawarannya adalah P = 3 + 0,5Q. Hitungkah berapa harga dan
jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar.
Jawab:
Keseimbangan pasar tercipta pada kondisi permintaan = penawaran
P = 15 - Q menjadi Qd = 15 - P
P = 3 + 0,5Q menjadi Qs = -6 + 2p
Qd = Qs
15 - P = -6 + 2P
21 = 3P
P =7
Setelah didapatkan harga keseimbangan di pasar adalah Rp. 7,- selanjutnya
adalah memasukkan nilai tersebut pada salah satu fungsi.
Qd = 15 - P Qs = -6 + 2P
= 15 - 7 = -6 + 2(7)
=8 =8
Jadi, keseimbangan pasar tercipta pada harga keseimbangan Rp. 7,- dan
kuan�tas keseimbangan sebesar 8 unit.

Gambar
Grafik fungsi P = 15 - Q dan P = 3 + 0,5Q

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 17


b) Jika diketahui fungsi permintaan dan penawaran barang adalah
Qd = 16 - 2P dan Qs = 3P - 4 , tentukan besarnya harga dan kuan�tas
keseimbangan!
Jawab:
Keseimbangan pasar tercipta pada kondisi permintaan = penawaran
Qd = Qs
16 - 2P = 3P - 4
20 = 5P
P=4
Setelah didapatkan harga keseimbangan di Pasar sebanyak Rp. 4,- / unit,
selanjtnya adalah memasukkan niali tersebut pada salah satu fungsi.
Qd = 16 - 2P
= 16 - 2.4
=8
Jadi keseimbangan pasar tercipta pada harga keseimbangan Rp. 4,- dan
kuan�tas keseimbangan sebesar 8 unit.

Gambar Grafik fungsi Qd = 16 - 2P dan Qs = 3P - 4

Kerjakan Soal Berikut !


https://quizizz.com/-
Klik Disini
join?gc=55150048

18 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


5. Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar

a. Pajak
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah

terhadap wajib pajak, dimana wajib pajak �dak mendapat balas

jasa langsung. Pajak yang dipungut oleh pemerintah dapat bersifat

pajak langsung dan pajak �dak langsung. Pajak langsung merupa-

kan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak, seper�

pajak kekayaan, pajak pendapatan, dan pajak perseroan. Pajak

�dak langsung merupakan pajak yang dipungut pemerintah secara

�dak langsung dari wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang

kemudian menyetorkan pajak kepada pemerintah, seper� pajak

penjualan dan pajak tontonan.


Dalam pembahasan masalah perpajakan, yang ditekankan adalah pajak �dak langsung yang

berupa pajak penjualan. Dengan dibebankan pajak penjualan, harga yang ditawarkan oleh penjual

(penawar) pada �ngkat jumlah/kuan�tas tertentu akan bertambah sebesar pajak yang dibebankan.

Akibat pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu harga untuk konsumen/pembeli akan

lebih �nggi. Dengan demikian, jumlah yang diminta menjadi berkurang.

Pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu dibagi atas pengenaan pajak per unit dan

pajak persentase.

1) Pajak Per Unit


Pajak per unit adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Besarnya pajak tersebut

ditentukan dalam jumlah uang yang tetap untuk se�ap unit barang yang dihasilkan. Dalam hal ini

besarnya pajak per unit dinyatakan dengan notasi “t”. Dengan adanya pajak per unit sebesar t, harga

yang ditawarkan oleh penjual akan naik sebesar t. Kenaikan ini untuk se�ap �ngkat jumlah/kuan�tas

yang ditawarkan.

Contoh:
Misalkan diketahui fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan dengan persamaan P = 13 - Q

dan penawaran P = 4 + 0,5Q. apabila terhadap barang tersebut dikenakan pajak spesifik sebesar 3

per unit, hitunglah harga dan kuan�tas keseimbangan sebelum dan sesudah pajak!

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 19


Jawab:
Keseimbangan pasar sebelum pajak.
Pd = 13 - Q menjadi Qd = 13 - P
Ps = 4 + 0,5Q menjadi Qs = -8 + 2P
Qd = Qs
13 - P = -8 + 2P
21 = 3P
P=7 -

Setelah didapatkan harga keseimbangan di pasar adalah Rp. 7,


selanjutnya yaitu memasukkan nilai tersebut pada salah satu fungsi.
Qd = 13 - P
= 13 - 7
=6
Setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 3,- per unit, fungsi penawarannya
saat ini akan berubah menjadi:
Ps’ = 4 + 0,5Q + 3
Ps’ = 7 + 0,5Q atau Qs’ = -14 + 2P
Karena fungsi permintaan tetap, yaitu Qd = 13 - P maka keseimbangan
pasar tercipta menjadi:
Qd = Qs’
13 - P = -14 + 2P
27 = 3P
P=9
Setelah didapatkan harga keseimbangan sebesar P = 9, nilai tersebut
dimasukkan ke dalam salah satu fungsi yang ada.
Qd = 13 - P
= 13 - 9
=4

Jadi kondisi keseimbangan setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 3,- per unit adalah harga keseim-

bangan meningkat dari sebelum pajak 7 menjadi 9 pada saat ini, dan kuan�tas keseimbangan menurun

dari semula 6 unit menjadi 4 unit.

20 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Gambar Kondisi sebelum dan sesudah pajak

Karena produsen mengalihkan sebagian Adapun besarnya bagian dari beban pajak

beban pajak tadi kepada konsumen, melalui harga per unit yang ditanggung oleh produsen adalah

jual yang lebih �nggi, pada akhirnya beban pajak selisih antara besarnya pajak per unit barang dan

tersebut ditanggung bersama oleh produsen dan bagian pajak yang ditanggung oleh konsumen.

konsumen. Pada contoh di atas yaitu 3 - 2 = 1. Hal ini menun-

Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung jukkan bahwa produsen menanggung beban

oleh konsumen adalah selisih antara harga keseim- pajak sebesar 1 per unit.

bangan sesudah pajak dan harga keseimbangan Kemudian besarnya jumlah pajak yang diterima

sebelum pajak. Pada contoh diatas, pajak yang oleh pemerintah dapat dihitung dengan mengka-

ditanggung konsumen adalah 9 - 7 = 2. berar� dari likan jumlah barang yang terjual sesudah penge-

se�ap unit barang yang dibeli, konsumen menang- naan pajak dengan besarnya pajak per unit

gung beban pajak sebesar 2 per unit. barang tersebut. Pada contoh ini adalah 4 x 3 =

12. Jadi besarnya penerimaan pajak oleh pemer-

intah adalah sebesar Rp. 12,-.

2) Pajak Persentase
Pajak persentase adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Pajak tersebut diper-

hitungkan sebesar persentase (%) yang tetap dari hasil penerimanya. Contohnya pajak penjualan.

Dalam hal ini, pajak persentase sebesar “r”, harga yang ditawarkan oleh penjual (penawar) akan naik

sebesar r% dari harga penjualan semula. Hal ini terjadi untuk masing-masing �ngkat jumlah/kuan�tas

yang ditawarkan.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 21


Contoh:
Dengan menggunakan fungsi permintaan dan penawaran yang sama pada contoh di atas, kemudian

pemerintah mengenakan pajak persentase sebesar 20% dari harga jual.

Jawab:
Fungsi permintaan �dak terdampak perubahan, yaitu tetap Pd = 13 - Q,
sedangkan fungsi penawaran mengalami perubahan semenjak dikenakan
pajak proporsional sebesar 20% dari harga jual, sehingga fungsi penawaran
menjadi:
Ps = 4 + 0,5Q atau Qs = -8 + 2P
Qs’ = -8 + 2P + 0,2P
= -8 + 2,2P
Keseimbangan pasar tercipta pada kondisi Qd = Qs
Qd = Qs’
13 - P = -8 + 2,2P
21 = 3,2 P
P = 6,57
Kuan�tas keseimbangan adalah:
Qd = 13 - P
= 13 - 6,57
= 6,43

Jadi sesudah pajak harga keseimbangan berubah menjadi 6,57 dan kuan�tas keseimbangan

berubah menjadi 6,43. Adapun pajak yang diterima oleh pemerintah adalah 0,2 X 6,57 = 1,314

Gambar Kondisi sebelum dan sesudah pajak

22 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


b. Subsidi
Subsidi merupakan bantuan yang diberi- unit barang yang dihasilkan atau dipasarkan
kan pemerintah kepada produsen/supplier dinyatakan dengan s.
terhadap produk yang dihasilkan atau dipasar- Dengan adanya subsidi, maka �ngkat
kannya. Dengan demikian, harga yang berlaku di harga yang berlaku di pasar menjadi lebih rendah.
pasar adalah harga yang diinginkan pemerintah, Hal ini disebabkan sebagian dari biaya-biaya
yaitu harga yang lebih rendah dengan jumlah untuk memproduksi dan memasarkan barang
yang dapat dibeli masyarakat lebih besar. tersebut ditanggung pemerintah, yaitu sebesar
Besarnya subsidi yang diberikan biasanya tetap subsidi. Dengan adanya subsidi, fungsi penawaran
untuk se�ap unit barang yang dihasilkan atau akan turun atau bergerak kebawah, sedangkan
dipasarkan. Notasi besarnya subsidi untuk �ap fungsi permintaan tetap.

Contoh:
Dengan menggunakan fungsi permintaan dan penawaran yang sama pada contoh sebelumnya, yaitu

Pd = 13 - Q dan Ps = 4 + 0,5Q, pemerintah kemudian memberikan subsidi sebesar Rp. 1,5 per unit

barang yang di produksi. Berapakah harga dan kuan�tas keseimbangan setelah subsidi?

Jawab:
Keseimbangan harga dan kuan�tas tanpa subsidi adalah P = 7 dan Q = 6.
Dengan subsidi harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah,
sehingga fungsi penawarannya pun berubah.
Ps = 4 + 0,5Q (sebelum subsidi)
Ps’ = 4 + 0,5 Q - 1,5 (sesudah subsidi)
Ps’ = 2,5 + 0,5Q menjadi Qs’ = -5 + 2P
Kondisi keseimbangan Qd = Qs
13 - P = -5 + 2P
18 = 3P
P=6
Kuan�tas keseimbangan
Qd = 13 - P
= 13 - 6
=7

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 23


Gambar Kondisi sebelum dan sesudah subsidi

Bagian subsidi yang dinikma� oleh Besarnnya bagian dari subsidi yang dinikma�

konsumen meskipun secara �dak langsung oleh produsen adalah selisih antara besarnya subsi-

adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa di per unit barang dan bagian subsidi yang dinikma�

subsidi dengan harga keseimbangan dengan oleh konsumen. Pada contoh ini adalah 1,5 - 1 = 0,5.

subsidi. Dalam contoh ini adalah 7 - 6 = 1. Berar� dari se�ap unit barang yang diproduksi dan

Berar� dari se�ap unit barang yang dibeli, dijual, produsen menerima subsidi sebesar 0,5.

konsumen secara �dak langsung menerima Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah

subsidi sebesar 1 per unit. adalah jumlah barang yang terjual dikalikan dengan

besaran subsidi, yaitu 7 x 1,5 = 10,5.

Contoh:
Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Qd = 34 - P dan fungsi penawaran adalah Qs =

-20 + 8P. Hitunglah: a) Harga dan kuan�tas keseimbangannya; b) Bagaimanakah harga dan kuan�tas

keseimbangan jika pemerintah mengenakan pajak spesifik sebesar 2 per unit?; c) Bagaimanakah

harga dan kuan�tas keseimbangan jika pemerintah mengenakan subsidi sebesar 1 per unit.
Jawab:
a) Harga dan kuan�tas keseimbangan
Qd = Qs
34 - P = -20 + 8P
54 = 9P
P=6
Maka jumlah keseimbangan yaitu
Qd = 34 - P
= 34 - 6 = 28

24 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


b) Jika pemerintah mengenakan pajak sebesar 2 per unit.
Qs = -20 + 8P
8P = 20 + Q
Ps = 2,5 + 0,125Q
Setelah pemerintah mengenakan pajak sebesar 2 per unit
Ps’ = 2,5 + 0,125Q + 2
= 4,5 + 0,125Q atau Qs = 36 - 8P
Kondisi keseimbangan adalah Qd = Qs
Qd = Qs’
34 - P = 36 - 8P
7P = 70
P = 10
DiperolehQd = 34 - P
= 34 - 10
= 24
Jadi harga dan kuan�tas keseimbangan setelah pajak adalah P = 10 ; Q = 24

c) Setelah pemerintah memberikan subsidi sebesar 1 per unit


Ps’ = 2,5 + 0,125Q - 1
= 1,5 + 0,125Q
Qs = 12 - 8P
Kondisi keseimbangan adalah Qd = Qs
Qd = Qs Kerjakan Soal Berikut !
34 - P = 12 - 8P https://quizizz.com/-
Klik Disini join?gc=11655648
22 = 7P
P = 3,14
DiperolehQd = 34 - P
= 34 - 3,14
= 30,86 (dibulatkan menjadi 31)
Jadi harga dan kuan�tas keseimbangan setelah subsidi adalah P = 3,14 dan
Q = 31

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 25


6. Keseimbangan Pasar untuk Dua Macam Barang

Persamaan fungsi permintaan yang berbentuk Q = a - bP mencerminkan hubun-


gan fungsional antara jumlah permintaan dan harga barang tersebut. Bentuk persa-
maan ini mengandung asumsi bahwa permintaan hanya dipengaruhi oleh harga
barang itu sendiri, sedangkan faktor lain dianggap tidak berpengaruh. Adapun dalam
kenyataan, ada barang-barang tertentu yang sifat permintaannya tidak hanya dipen-
garuhi oleh harga barang itu sendiri, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor atau varia-
bel-variabel lain.
Hubungan antara dua jenis barang dapat bersifat saling menggantikan, misalnya
Sandal dan Sepatu. Jenis barang ini disebut memiliki hubungan substitusi. Selain itu,
ada pula hubungan yang bersifat komplementer atau saling melengkapi, misalnya
kopi dan gula

Contoh:
Misalkan diketahui fungsi permintaan dan penawaran atas Sandal (X) adalah Qdx = 9 - 3Px + 2Py dan

Qsy = -1 + 2Px. Kemudian fungsi permintaan dan penawaran untuk Sepatu (Y) adalah Qdy = 7 - Py +

2Px dan Qsy = -5 + 3Py. Berapakah harga dan kuan�tas keseimbangan untuk masing-masing barang

tersebut?

Jawab:
Keseimbangan untuk Sandal (X):
9 - 3Px + 2Py = -1 + 2Px
5Px - 2Py = 10 ................................................................................ (1)
Keseimbangan untuk Sepatu (Y):
7 - Py + 2Px = -5 + 3Py
-2Px + 4Py = 12 .............................................................................. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) dilakukan eliminasi:
5Px - 2Py = 10 x2 10Px - 4Py = 20
-2Px + 4Py = 12 x1 -2Px + 4Py = 12
+
8Px = 32
Px = 4

26 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Masukkan nilai Px = 4 pada salah satu persamaan:
5Px - 2Py = 10
5(4) - 2Py = 10
20 - 10 = 2Py
Py = 5
Harga dari masing-masing mainan tersebut selanjutnya dikembalikan pada
fungsi asalnya:
Untuk Sandal
Qdx = 9 - 3Px + 2Py
= 9 - 3(4) + 2(5)
=7
Untuk Sepatu
Qdy = 7 - Py + 2Px
= 7 - 5 + 2(4)
= 10
Jadi harga dan kuantitas keseimban-
gan untuk Sandal adalah 4 dan 7, sedangkan
harga dan kuantitas keseimbangan Sepatu
adalah 5 dan 10.

7. Fungsi Biaya, Fungsi Penerimaan dan Laba

a. Fungsi Biaya
Biaya produksi dapat diartikan Biaya dapat dibedakan menjadi tiga hal,
sebagai semua pengeluaran yang yaitu biaya total (total cost), biaya tetap
dilakukan oleh perusahaan untuk total (total fixed cost), dan biaya berubah
memperoleh faktor-faktor produksi total (total variable cost). biaya total (total
dan bahan-bahan mentah yang cost) adalah keseluruhan jumlah biaya
akan digunakan untuk memproduk- tetap total (TFC - Total Fixed Cost) dan biaya
si barang-barang oleh perusahaan berubah total (TVC - Total Variable Cost).
tersebut.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 27


Secara matematis, biaya total dapat ditulis dengan TC = TFC + TVC. Biaya tetap
total (TFC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor pro-
duksi (input) yang tidak dapat diubah jumlahnya. Jadi, berapa pun tingkat produksi
yang dihasilkan produsen, ia harus menanggung biaya yang sama besarnya. Contoh,
biaya tetap total adalah sewa bangunan/gedung/pabrik. Berapa pun jumlah produksi
yang dihasilkan - termasuk ketika perusahaan tidak berproduksi jumlah biaya yang
harus dikeluarkan adalah tetap.
Biaya berubah total (TVC) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya sesuai dengan jumlah
produksi yang dihasilkan.
Biaya rata-rata dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu biaya tetap rata-rata (average fixed
cost), biaya berubah rata-rata (average variable cost), dan biaya total rata-rata (average
total cost).

Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah biaya tetap total (TFC) untuk
memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut,
Secara matema�s dapat ditulis:
TFC
AFC =
Q

Biaya berubah rata-rata (AVC) adalah biaya berubah total (TVC) untuk
memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya
berubah rata-rata dihitung dengan rumus:
TVC
AVC =
Q

Biaya total rata-rata (AC) adalah biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Secara
matema�s dapat ditulis sebagai:
TC
AC = atau AC = AFC + AVC
Q

28 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Biaya marjinal (MC) adalah kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk
menambah produksi sebanyak satu unit. Dengan demikian, secara matema�s,
biaya marjinal dapat ditulis sebagai:
MC n = TC n − TC n -1

Keterangan: MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n, TCn adalah biaya total
pada waktu jumlah produksi n, dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah
produksi n-1. Pada umumnya, pertambahan satu unit faktor produksi akan menam-
bah beberapa unit produksi.

Contoh:
Apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap se�ap bulannya sebesar Rp.

2.000.000,-, sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC = 2.000Q. Tunjukkan

persamaannya dan kemudian hitung berapa biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan tersebut

memproduksi 400 unit barang.

Jawab:
FC = 2.000.000
VC = 2.000Q
TC = VC + FC
= 2.000Q + 2.000.000
Jika Q = 400 unit, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah:
TC = 2.000Q + 2.000.000
= 2.000(400) + 2.000.000
= 2.800.000
Jadi biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada saat
memproduksi 400 unit barang adalah sebesar Rp. 2.800.000,-

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 29


b. Fungsi Penerimaan
Penerimaan (revenue) adalah penerimaan produsen dari hasil penjualan produksinya.
Ada beberapa konsep penerimaan yang penting dalam melakukan analisis perilaku
produsen.

1) Penerimaan total (total revenue), yaitu total penerimaan produsen dari hasil
penjualan produksinya (output). dalam hitungan nominal, penerimaan total
adalah jumlah produksi yang terjual dikalikan dengan harga jual produk.
TR = Pq x Q
2) Penerimaan rata-rata (average revenue), yaitu penerimaan produsen per unit
produk yang mampu dijual oleh produsen.
TR Pq.Q
AR = = = Pq
Q Q
Jadi AR �dak lain adalah harga (jual) produk per unit.
3) Penerimaan marjinal (marginal revenue), yaitu kenaikan dari penerimaan
total (TR) yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit produk (output).
∆TR
MR =
∆Q

Contoh:
Apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap setiap bulannya
sebesar Rp. 2.000.000,-, sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan
VC = 2.000Q. Tunjukkan persamaannya dan kemudian hitung berapa biaya yang
harus dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 400 unit barang.

Jawab:
Persamaan penerimaan adalah:
TR = P x Q
= 12.000 x Q
= 12.000Q
Apabila perusahaan mampu menjual sebanyak 500 unit maka:

30 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


TR = 12.000Q
= 12.000(500)
= 6.000.000
Jadi apabila perusahaan mampu menjual sebanyak 500 unit, penerimaan
yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 6.000.000,-

c. Fungsi Keuntungan
Produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output dimana ia bisa mendapatkan
keuntungan total yang maksimum. Apabila produsen telah mencapai posisi ini, dika-
takan produsen telah berada pad posisi equilibrium. Disebut posisi equilibrium karena
pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah output (dan harga
output)-nya. Apabila ia mengurangi (atau menambah) volume output (penjualannya),
keuntungan totalnya justru menurun. Hal ini terjadi karena pada posisi equilibrium
jumlah output dan harga output yang optimal untuk mendapatkan keuntungan maksi-
mum telah tercapai.

Contoh:
1) Apabila biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan dengan
persamaan C = 2.000.000 + 2.000Q dan penerimaan totalnya R = 10.000Q. pada
tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi pulang-pokok
(break-even point)? Apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi sebesar 200 unit
dan 800 unit?
Jawab:

π = R −C
Break even point terjadi pada kondisi π = 0 atau R = C
R=C
10.000Q = 2.000.000 + 2.000Q
8.000Q = 2.000.000
Q = 250
Jadi, perusahaan berada pada posisi pulang-pokok ke�ka memproduksi
sebesar 250 unit.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 31


Jika perusahaan memproduksi sebesar 200 unit, maka:
π=R-C
= 10.000Q - (2.000.000 + 2.000Q)
= 10.000(200) - (2.000.000 + 2.000(200))
= 2.000.000 - 2.400.000
= - 400.000
Hal ini berarti apabila perusahaan memproduksi sebesar 200 unit, ia akan mengalami
kerugian sebesar Rp. 400.000,-
Jika perusahaan memproduksi sebesar 800 unit, maka:
π=R-C
= 10.000Q - (2.000.000 + 2.000Q)
= 10.000(800) - (2.000.000 + 2.000(800))
= 8.000.000 - 3.600.000
= 4.400.000
Hal ini berarti, apabila perusahaan memproduksi sebesar 800 unit, ia akan mengalami
keuntungan sebesar Rp. 4.400.000,-

2) Misalkan, suatu perusahaan memiliki biaya variabel rata-rata sebesar 55%


dari harga jual produknya dan biaya tetapnya adalah sebesar Rp. 5.000,-. Perusahaan
tersebut menjual produk dengan harga Rp. 40,-. Hitunglah: a) Berapa jumlah produk
yang harus dihasilkan agar produsen tersebut pada posisi break even? b) Berapa
keuntungannya jika ia memproduksi sebanyak 800 unit?

Jawab:
a) Biaya variabel rata-rata (AVC) = 55% x 40 = 22
Biaya variabelnya adalah AVC x Q = 22Q
Biaya total adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
TC = FC + VC
= 5.000 + 22Q
Penerimaan dari produksi (TR) adalah harga dikalikan dengan kuan�tas
TR = P x Q
= 40Q

32 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Posisi break-even terjadi pada saat kondisi π = 0 atau TR = TC
TR = TC
40Q = 5.000 + 22Q
18Q = 5.000
Q = 277,7 (dibulatkan menjadi 278)

b) Jika perusahaan memproduksi sebanyak 800 unit, penerimaan dari


produsen adalah:
TR = P x Q
= 40 x 800
= 32.000
Biaya yang harus dikeluarkan oleh produsen pada saat memproduksi
sebanyak 800 unit adalah:
TC = 5.000 + 22Q
= 5.000 + 22(800)
= 22.600
Jadi, keuntungan yang akan diperoleh adalah:
π = TR - TC
= 32.000 - 22.600
= 9.400

Kerjakan Soal Berikut !


Klik Disini
https://quizizz.com/-
join?gc=15525344

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 33


8. Fungsi Konsumsi, Tabungan, Pendapatan, dan Investasi

Dalam makroekonomi, pendapatan


masyarakat suatu negara secara keseluru-
han (pendapatan nasional) dialokasikan
pada dua hal, yaitu konsumsi dan tabun-
gan. Jika pendapatan disimbolkan dengan
Y, sedangkan konsumsi dan tabungan
disimbolkan dengan C dan S, maka:

Y=C+S

Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya merupakan


fungsi dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan pendapatan
nasional. Semakin besar pendapatan, semakin besar pula konsumsi dan tabungannya,
begitu pula sebaliknya.

a. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional,
yang secara umum dapat disimbolkan dengan

C = f(Y) = C0 + cY

C0 adalah konstanta yang menunjukkan besarnya konsumsi nasional pada kondisi


pendapatan nasional sebesar nol. Koefisien c menunjukkan kecenderungan kon-
sumsi masyarakat (marginal propensity to consume / MPC), dimana nilanya berkisar
0 < c < 1.

34 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


b. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan dengan pendapatan nasi-
onal. Secara umum, dapat dituliskan menjadi:

S = f(Y) = S0 + sY

S0 adalah konstanta yang menunjukkan besarnya tabungan pada kondisi pendapa-


tan sebesar nol (biasanya S0 akan memiliki tanda negatif ). Koefisien s menunjukkan
kecenderungan menabung masyarakat (marginal propensity to saving / MPS),
dimana nilainya berkisar 0 < s < 1. Nilai MPS ditambah dengan nilai MPS akan sama
dengan 1.

Contoh:
Apabila konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C = 60 +
0,75Y, bagaimanakah fungsi tabungannya? Berapa besar konsumsi jika tabungannya
sebesar 30?

Jawab:
S=Y-C
= Y - (60 + 0,75Y)
= -60 + 0,25Y
Jika S = 30, maka:
30 = -60 + 0,25Y
90 = 0,25Y
Y = 360
Akibatnya,
C=Y-S
= 360 - 30
= 330
Jadi pada saat tabungan sebesar 30, besarnya konsumsi masyarakat adalah
sebesar 330.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 35


c. Fungsi Pendapatan
Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total dari pendapatan
semua sektor di dalam suatu negara. Pendapatan disposabel (Yd) adalah pendapatan
nasional yang secara nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat. Dengan kata lain,
pendapatan disposabel, yaitu pendapatan bersih yang diterima oleh masyarakat
pada suatu negara.

Pada kondisi tidak terdapat pajak, maupun transfer, maka:

Yd = Y
Dalam hal terdapat pajak, maka:

Yd = Y - T
Dalam hal terdapat transfer, maka:
Yd = Y + Tr
Pada kondisi terdapat pajak dan transfer, maka:

Yd = Y - T + Tr

Contoh:
1) Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh fungsi C = 60 +
0,75Yd. Jika pemerintah menerima pendapatan pajak sebesar 20 miliar dan mem-
berikan transfer berupa subsidi sebesar 8 miliar, berapakah konsumsi nasional sean-
dainya pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 400 miliar? Berapa pula
tabungan nasional negara tersebut?

Jawab:
Yd = 400 - 20 + 8
= 388
Besar konsumsi nasional pada pendapatan sebesar 400 miliar adalah:
C = 60 + 0,75Y
= 60 + 0,75(388)
= 351

36 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Besarnya tabungan nasional pada kondisi pendapatan nasional negara
tersebut sebesar 400 miliar adalah:
S = Yd - C
= 388 - 351
= 37

2) Jika diketahui konsumsi otonomos masyarakat di suatu negara adalah


sebesar 600, sedangkan kecenderungan konsumsi adalah sebesar 0,7. a)
Bagaimanakah fungsi konsumsi dan fungsi tabungannya? b) Berapa besar konsumsi
dan tabungan jika tingkat pendapatan nasional adalah 15.000?

Jawab:
a = 600
B = 0,7
Fungsi konsumsinya adalah C = a + bY
= 600 + 0,7Y
Fungsi tabungan adalah S = Y - C
= Y - 600 - 0,7Y
= -600 + 0,3Y
Jika pendapatan nasional (Y) sebesar 15.000, konsumsinya sebesar.
C = 600 + 0,7Y
= 600 + 0,7(15.000)
= 600 + 10.500
= 11.100
Dan tabungannya sebesar:
S = -600 + 0,3Y
= -600 + 0,3(15.000)
= -600 + 4500
= 3.900

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 37


d. Fungsi Investasi
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi disim-
bolkan dengan I dan tingkat bunga dilambangakan dengan i atau r (i melamban-
gankan tingkat bunga nominal dan r melambangkan tingkat bunga real yang sudah
terdapat inflasi di dalamnya), secara umum fungsi investasi dapat ditulis sebagai:

I = f(i)
= I0 - P.i

Permintaan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Hal ini dapat dipa-
hami secara logika ekonomi, dimana apabila tingkat bunga tinggi, orang akan
menaruh dananya pada tabungan dibandingkan dengan berinvestasi. Selain itu,
tingginya tingkat bunga akan memberikan beban tambahan pada dunia usaha.

Contoh:
Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 300 - 600i, berapa besarn-
ya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku sebesar 10%? Berapa pula
investasi jika tingkat bunga sebesar 15%?

Jawab:
I = 300 - 600i
Jika i = 10% = 0,1 maka:
I = 300 - 600i
= 300 - 600(0,1)
= 300 - 60
= 240
Kerjakan Soal Berikut !
Jika i 15% = 0,18maka:
I = 300 - 600i Klik Disini https://quizizz.com/-
join?gc=02221536

= 300 - 600(0,18)
= 300 - 108
= 192

38 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


9. Analisis IS - LM

Analisis IS - LM merupakan salah satu analisis dasar dalam makro-ekonomi untuk


melihat keseimbangan yang terjadi di pasar barang (Investment-Saving/IS) dan dipasar
uang (Liquidity Money/LM). Keduanya menunjukkan hubungan antara pendapatan
nasional dan tingkat bunga.
Pada model ekonomi sederhana (dua sektor), persamaan kurva IS dapat dibentuk
dengan menyamakan persamaan investasi terhadap persamaan tabungan.

I = I0 - Pi
S = S0 + sY
I=S
I0 - Pi = S0 + sY
I 0 − S0 P
Y= − i
s s
(I 0 − S0 ) P
Misalkan, = Yb dan = b , bentuk persamaan IS dapat ditulis
s s
menjadi:
Y = f(i) = Yb - bi
Persamaan LM dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan
uang (liquidity preference) dengan persamaan penawaran uang (money).

Permintaan uang : L = L0 + kY - hi
Penawaran uang: M = M0
L=M
L0 + kY - hi = M0
M 0 − L0 h
Y= − i
k k

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 39


(M 0 − L 0 ) h
Misalkan, = Yb dan = u , bentuk persamaan kurva LM dapat
k k
ditulis menjadi:
Y = f(i) = Yu + ui

Contoh:
Apabila diketahui fungsi konsumsi suatu negara adalah C = 600 + 0,80Y,
fungsi investasi adalah I = 2.700 - 6.000i, jumlah uang beredar (penawaran uang)
sebesar 12.000, dan fungsi permintaan uang oleh masyarakat sebesar L = 15.000 +
0,4Y - 30.000i, buatlah persamaan IS - LM serta keseimbangannya?

Jawab:
Persamaan IS
C = 600 + 0,80Y, maka S = -600 + 0,20Y
I = 2.700 - 6.000i
I=S
2.700 - 6.000i = -600 + 0,20Y
2.700 - 6.000i = 0,20Y
Y = 13.500 - 30.000i
Persamaan LM:
L=M
L = 15.000 + 0,4Y - 30.000i = 12.000
0,4Y = -3.000 + 30.000i
Y = -7.500 + 75.000i

40 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


Keseimbangan IS - LM
IS = LM
13.500 - 30.000i = -7.500 + 75.000i
21.000 = 105.000i
i = 0,20
Masukkan nilai i = 0,2 ke salah satu persamaan IS atau LM:
IS -- Y = 13.500 - 30.000i
= 13.500 - 30.000(0,20)
= 13.500 - 6.000
= 7.500
LM -- Y = -7.500 + 75.000i
= -7.500 + 75.000(0,20)
= -7.500 + 15.000
= 7.500

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 41


DAFTAR RUJUKAN

Al-Arif, M. Nur R. (2013). Matematika Terapan untuk Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.

Dumairy. (2012). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.

Hoi, Michel., et al. (2011). Mathematics for Economics. Third Edition. Massachusetts: The

MIT Press.

Jacques, Ian. (2018). Mathematics for Economics and Business. Ninth Edition. Harlow, United

Kingdom : Pearson Education.

Kalangi, Josep Bintang. (2018). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Edisi 4 - Buku 1. Jakarta:

Salemba Empat

Kalangi, Josep Bintang. (2018). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Edisi 4 - Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat

O’Sullivan, Sheffrin dan Perez. (2012). Economics : Principles, Applications, and Tools. Ed.

Internasional. Boston : Pearson Education, Inc.

42 E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan


INFORMASI PENULIS

Della Ayu Zonna Lia lahir di Batu pada tanggal 9 Mei 1994

menyelesaikan studi S-1 pada jurusan Administrasi Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya pada tahun 2015 dan menyele-

saikan studinya pada S-2 Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya

pada tahun 2018. Sejak tahun 2019, ia aktif mengajar di Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Mata kuliah yang diampu adalah Matematika Ekonomi dan

Bisnis, Akuntansi Keuangan, Administrasi Keuangan, Pengantar Ilmu

Ekonomi, Pengantar Bisnis, Aspek Hukum Ekonomi dan Bisnis, Bisnis

Internasional, serta Hubungan Masyarakat.

E-Book Matematika Ekonomi dan Bisnis Berbasis Penerapan 43

Anda mungkin juga menyukai