MATEMATIKA
EKONOMI
DAN BISNIS
KONSEP DAN PENERAPAN
Mata kuliah matema�ka ekonomi dan bisnis merupakan mata kuliah yang wajib ditempuh oleh
mahasiswa, baik pada Program Studi Manajemen, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Syariah,
maupun Ekonomi Islam. Mata kuliah matema�ka ekonomi dan bisnis menjadi dasar bagi mata kuliah
lanjutannya seper� Matema�ka Keuangan, Sta�s�ka, Akuntansi Biaya, Akuntansi Keuangan, dan lain
sebagainya
Pembelajaran dalam e-book ini menjelaskan berbagai konsep dasar dalam matema�ka serta
bagaimana penerapan dari berbagai konsep tersebut dalam ekonomi dan bisnis. Dengan mempelajari
e-book ini diharapkan mahasiswa dapat memiliki pondasi yang kuat dalam mempelajari ekonomi,
Pengerjaan e-book ini �dak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan secara
riil maupun moril. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terwujudnya e-book ini. Berbagai kekurangan mungkin akan ditemukan dalam buku ini
karena tak ada gading yang tak retak. Krir�k dan saran sangat diharapkan bagi penyempurnaan e-book
ini. Semoga e-book ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan masa depan.
KATA PENGANTAR
I. Analisis IS - LM ............................................................................................................... 39
Dalam ekonomi dan bisnis, banyak berbagai kejadian yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya, sehingga masing-masing dari kejadian tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain.
Misalnya, apabila pendapatan seseorang individu meningkat, maka pengeluaran untuk konsumsi akan
meningkat pula. Contoh lainnya, apabila terjadi kenaikan harga pada suatu barang atau beberapa barang
sedangkan pendapatan yang diterima adalah tetap, maka permintaan terhadap barang tersebut akan
menurun.
Berbagai kejadian ekonomi dan bisnis diatas dapat dinyatakan dengan perubahan nilai variabel.
Variabel merupakan sesuatu yang nilainya berubah-ubah. Biaya, harga, kuan�tas, dan pendapatan
merupakan sedikit contoh dari variabel. Matema�ka mempunyai peran yang pen�ng dalam menganalisis
berbagai kejadian ekonomi dan bisnis tersebut. Dengan menggunakan Matema�ka sebagai alat analisis,
maka dapat diperoleh hasil analisis yang tepat, jelas, konkrit, dan mudah digunakan sebagai dasar peren-
Fn = P + P.i.n
Dimana :
Fn = Akumulasi Pendapatan
P = Pinjaman Pokok (Investasi Awal)
i = �ngkat bunga tahunan
n = jumlah tahun (waktu)
CONTOH :
Jika besarnya pinjaman seseorang sejumlah Rp. 70.000.000,- dengan �ngkat bunga yang
berlaku adalah sebesar 12% per tahun, maka berapakah nilai pengembalian secara keseluruhan
Bunga per tahun adalah I = P.I.n asumsikan bahwa satu tahun adalah 365 hari
Nilai yang terakumulasi selama 5 tahun: satu tahun yaitu 360 hari. Penggunaan 360
112.000.000,-
Jawab :
Bunga tunggal sebebarnya dengan perhitungan satu tahun adalah 365 hari,
50 10
sehingga n = = , sehingga:
365 73
10
Fn = Rp. 5.000.000 (0,08) ( ) = Rp. 54.795,-
73
Bagaimana jika tanggal jatuh tempo telah ditetapkan? Bagaimana cara menentukan jumlah hari
dimana bunga dihitung? Jumlah hari dimana bunga dihitung dapat dicari dengan cara berikut:
a. Waktu sebenarnya
Waktu sebenarnya dihitung menurut hari yang sebenarnya dari seluruh jumlah hari dalam kalen-
der.
b. Waktu pendekatan
Waktu pendekatan dihitung dengan menganggap bahwa �ap bulan terdiri atas 30 hari.
dana sebesar Rp. 50.000.000,- untuk 7% mulai 20 April 2019 sampai 1 Juli 2019 dengan meng-
Jawab :
Waktu sebenarnya adalah 10 + 31 + 30 + 1 = 72 hari
Waktu pendekatan adalah 10 + 30 + 30 + 2 = 71 hari
Perhitungan dengan bunga tunggal sebenarnya:
72
Waktu sebenarnya, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 690.411,-
365
71
Waktu pendekatan, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 680.822,-
365
72
Waktu sebenarnya, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 700.000,-
360
71
Waktu pendekatan, Fn = Rp. 5.000.000 (0,07) ( ) = Rp. 690.278,-
360
sama dengan nilai akhir. Pada modul ini, nilai akhir dari
hari
Contoh:
Saldo tabungan seseorang nasabah bank ABC adalah sebesar Rp. 532.400,-. jika �ngkat bunga bank
yang berlaku adalah 10% per tahun (bunga diasumsikan konstan), berapa besarnya tabungan nasa-
Jawab :
F = 532.400
n=3
i = 10%
1
Maka P = F
(1 + i) n
1
= 532.400
(1 + 0,1)3
= Rp. 400.000,-
Jadi besarnya tabungan mahasiswa tersebut pada �ga tahun sebelumnya
dengan �ngkat bunga 10% per tahun adalah sebesar Rp. 400.000,-
P ( 1 + i ) + P ( 1 + i ) i = P + Pi + Pi + Pi2
Jadi, akumulasi pinjaman yang harus dibayarkan
= Pi2 + 2Pi + P
oleh nasabah tersebut sampai dengan akhir tahun
= P (1 + i)2
ke-10 adalah sebesar Rp. 151.124.750,-
Fn = (P + i)n
Dimana :
Dimana : Fn = Nilai uang pada masa yang akan datang
Fn = Modal awal pada awal tahun ke-n P = Nilai awal
P = Investasi i = �ngkat suku bunga per tahun
i = �ngkat suku bunga m = Frekuensi pembayaran bunga dalam
n = jumlah periode (waktu) setahun
n = Jangka waktu
masa datang menjadi P = (1 + i) pada akhir tahun ke-n dengan �ngkat bunga i per tahun.
Tetapi terkadang perlu untuk menentukan berapa banyak nilai uang dari seseorang yang
harus di investasukan sekarang supaya mempunyai jumlah tertentu pada akhir tahun ke-n.
dengan kata lain, kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang dari sejumlah niali uang
yang telah kita tentukan nilainya di masa datang.
Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai masa
Dimana :
FP = Nilai sekarang
Fn = Nilai masa datang tahun ke-n
i = Tingkat bunga per tahun
n = Jumlah tahun
a. Tuan James merencanakan uang tabungannya di bank pada tahun kelima akan
berjumlah Rp. 100.000.000 dengan bunga yang dimajemukkan. Tingkat bunga
yang berlaku 10% per tahun. Berapakah jumlah uang tabungan Tuan James
saat ini?
Diketahui : F5 = 100.000.000
i = 0,10
n=5
Fn
P=
(1 + i) n
100.000.000 100.000.000 100.000.000
P= = = = 62.092.132
(1 + 0,10)5 (1,10) 5 1,61051
Jadi uang yang seharusnya di investasikan pada tahun pertama adalah Rp.
62.092.132,-.
Jadi Tuan Roy harus meniventasikan sebesar Rp. 28.034.76,- pada tahun
pertama untuk mendapatkan Rp. 50.000.000,- pada tahun keempat.
biaya, pendapatan, penggunaan tenaga kerja, atau penanaman modal, memiliki pola seper� deret
hitung, prinsip-prinsip deret hitung dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan variabel
tersebut.
Contoh:
a. Perusahaan genteng Makmur Sentosa menghasilkan 8.000 buah genteng pada
bulan pertama produksinya. Dengan penambahan tenaga kerja dan
peningkatan produk�vitas , perusahaan mampu menambah produksi
sebanyak 700 buah se�ap bulannya. Jika perkembangan produksinya
diasumsikan konstan, hitunglah:
1) Berapa buah genteng yang dihasilkan pada bulan kesepuluh?
2) Berapa jumlah akumulasi genteng yang telah dihasilkan sampai dengan
bulan kesepuluh?
Jawab:
1) Diketahui: a = 8.000
b = 700
n = 10
Produksi yang dihasilkan pada bulan kesepuluh adalah:
S10 = a + (n - 1)b
= 8.000 + (10 - 1)700
= 14.300
2) Jumlah akumulasi produksi genteng sampai dengan bulan kesepuluh adalah:
n
Dn = (a + Sn)
2
10
D10 = (8.000 + 14.300)
2
= 111.500
Jawab:
a = 1.000.000
S7 = 1.600.000
1) S7 = a + 6b = 1.600.000
6b = 1.600.000 - a
6b = 1.600.000 - 1.000.000
6b = 600.000
b = 100.000
Jadi tambahan produksi teh per tahun adalah sebesar 100.000 botol.
2) Produksi pada tahun ke-11 adalah:
S11 = a + (n - 1)b
= 1.000.000 + (11 - 1)100.000
= 2.000.000 botol teh
3) Produksi sebesar 2.500.000 botol teh akan dicapai pada tahun ke - n, yaitu:
Sn = a (n - 1)b
2.500.000 = 1.000.000 + (n - 1)100.000
2.500.000 = 1.000.000 + 100.000n - 100.000
1.600.000 = 100.000n
n = 16 -16 adalah:
4) Jumlah botol teh yang telah diproduksi sampai dengan tahun ke
n
Dn = (a + Sn)
2
Kerjakan Soal Berikut !
16
D16 = (1.000.000 + 2.500.000) https://quizizz.co
2 Klik Disini
m/join?g-
c=13318624
a. Fungsi Permintaan
Permintaan adalah berbagai jumlah barang yang diminta pada berbagai �ngkat harga. Dalam
hukum permintaan, besar kecilnya jumlah barang yang diminta sangat bergantung pada �ngkat harga
barang tersebut. Apabila keadaan lainnya tetap (ceteris paribus) dengan �ngkat pendapatan yang dan
harga barang tersebut naik maka jumlah yang diminta akan berkurang. Sebaliknya, jika harga barang
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh konsumen
dengan variabel-variabel lain yang mempengaruhinya pada suatu periode tertentu. Umumnya varia-
bel-varibel tersebut melipu� (1) harga barang itu sendiri, (2) pendapatan konsumen, (3) harga barang
lain yang saling berhubungan, (4) harga barang yang diharapkan pada periode waktu mendatang, (5)
Kurva permintaan (demand curve) menyatakan seberapa banyak kuan�tas barang atau produk
yang bersedia dibeli oleh konsumen di karenakan perubahan harga per unit. Dalam hal ini, kuan�tas
permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh �ngkat harga yang ditetapkan.
Sebagai contoh, fungsi permintaan suatu barang adalah Q = -6P + 30 dimana Q merupakan variabel
kuan�tas barang dan P merupakan variabel harga barang tersebut. Kurva permintaan barang dari fungsi
Penawaran adalah jumlah yang ditawarkan pada berbagai �ngkat harga. Kurva penawaran suatu barang
merupakan grafik yang menggambarkan pola hubungan antara jumlah yang ditawarkan dari barang
Dalam hukum penawaran terlihat bahwa besar-kecilnya jumlah barang yang ditawarkan sangat bergan-
tung pada �ngkat harga barang tersebut. Apabila harga dari suatu barang naik maka jumlah barang yang
ditawarkan tersebut akan naik. Hal ini karena produsen berusaha untuk menggunakan kesempatan
tersebut untuk memperbesar keuntungannya. Sebaliknya apabila barang itu turun, jumlah yang ditawar-
c. Keseimbangan Pasar
Kedua kurva (kurva permintaan dan kurva penawaran) saling berpotongan pada jumlah dan harga
keseimbangan (equilibrium price) atau market clearing price. Pada harga ini (P0 dalam gambar dibawah
ini), jumlah penawaran dan permintaan adalah sama (pada Q0), yaitu sampai jumlah penawaran dan
permintaan sama. Pada ��k ini, �dak ada kekurangan ataupun kelebihan penawaran. Juga �dak ada
tekanan terhadap harga untuk berubah lagi. Masing-masing �ngkat harga maupun bergerak sesuai
dengan perubahan �ngkat permintaan dan �ngkat penawaran yang terjadi di pasar.
Untuk memahami mengapa pasar cenderung mengarah ke ��k keseimbangan, misalkan pada
awalnya harga berada di atas �ngkat keseimbangan pasar, katakan P1 pada gambar dibawah ini. Pada
��k ini, produsen akan berusaha memproduksi dan menjual lebih daripada yang bersedia dibeli
konsumen. Akibatnya, akan terjadi surplus, yaitu jumlah penawaran lebih banyak dibandingkan jumlah
permintaan. Untuk menjual surplus ini produsen akan mulai menurunkan harga sampai dengan harga
keseimbangan tercapai.
gan akan terjadi karena jumlah permintaan melebihi jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Hal
ini akan mengakibatkan tekanan ke atas terhadap harga karena sesama konsumen akan saling bersaing
untuk mendapatkan penawaran yang ada. Selanjutnya produsen merespons dengan menaikkan harga
dan menambah barang sehingga harga akhirnya akan mencapai harga keseimbangan P0.
1) Pergeseran permintaan
Keseimbangan dapat bergeser apabila terjadi perubahan terhadap kurva permintaan masyarakat.
Contoh kasus adalah pada saat hari raya Idul Adha permintaan terhadap hewan kurban meningkat. Hal
ini menyebabkan kurva permintaan bergeser ke kanan, sementara kurva penawaran tetap. Perubahan
dalam kurva permintaan ini akan menyebabkan kenaikan harga hewan kurba menjadi di atas harga
keseimbangan, sehingga tercipta suatu harga keseimbangan yang baru. Akan tetapi, setelah Idul Adha
biasanya herga hewan kurban akan kembali turun sehingga kurva permintaan bergeser kembali ke ��k
Gambar Perubahan
keseimbangan karena
pergeseran pada
permintaan
Selain pergeseran perminataan, perubahan keseimbangan dapat pula terjadi akibat pergeseran
penawaran. Misalnya, pada saat krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Pada saat tersebut, industri
proper� banyak berjatuhan akibat melambungnya harga bahan bangunan, terutama semen. Semen
menjadi langka di pasaran, sehingga menyebabkan kenaikan harga. Meskipun permintaan semen tetap,
tetapi biaya produksi yang semakin �nggi menyebabkan banyaknya industri proper� yang jatuh. Pada
kondisi ini, kurva penawaran bergeser ke kiri, sedangkan kurva permintaan tetap. Akibatnya, kenaikan
Pergeseran dapat pula terjadi secara simultan antara permintaan dan penawaran. Misalnya, ke�ka krisis
ekonomi yang melanda Indonesia, dimana harga susu meningkat secara dras�s. Kenaikan harga ini
terjadi karena dua hal. Pertama, pelemahan kurs rupiah pada saat itu menyebabkan kenaikan biaya
produksi sehingga menyebabkan pergeseran kurva penawaran ke arah kiri (kurva penawaran menurun).
Kedua, situasi dan kondisi yang �dak kondusif pada saat itu, menyebabkan sebagian besar masyarakat
mengambil keputusan untuk melakukan penimbunan barang sebagai upaya an�sipasi terhadap kelang-
kaan barang. Keputusan ini menyebabkan kenaikan kurva permintaan bergeser ke kanan atas. Pergeser-
Contoh:
a) Apabila diketahui fungsi permintaan akan suatu barang adalah P = 15 - Q,
dan fungsi penawarannya adalah P = 3 + 0,5Q. Hitungkah berapa harga dan
jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar.
Jawab:
Keseimbangan pasar tercipta pada kondisi permintaan = penawaran
P = 15 - Q menjadi Qd = 15 - P
P = 3 + 0,5Q menjadi Qs = -6 + 2p
Qd = Qs
15 - P = -6 + 2P
21 = 3P
P =7
Setelah didapatkan harga keseimbangan di pasar adalah Rp. 7,- selanjutnya
adalah memasukkan nilai tersebut pada salah satu fungsi.
Qd = 15 - P Qs = -6 + 2P
= 15 - 7 = -6 + 2(7)
=8 =8
Jadi, keseimbangan pasar tercipta pada harga keseimbangan Rp. 7,- dan
kuan�tas keseimbangan sebesar 8 unit.
Gambar
Grafik fungsi P = 15 - Q dan P = 3 + 0,5Q
a. Pajak
Pajak merupakan pungutan yang ditarik oleh pemerintah
kan pajak yang dipungut secara langsung dari wajib pajak, seper�
�dak langsung dari wajib pajak, tetapi melalui wajib pungut yang
berupa pajak penjualan. Dengan dibebankan pajak penjualan, harga yang ditawarkan oleh penjual
(penawar) pada �ngkat jumlah/kuan�tas tertentu akan bertambah sebesar pajak yang dibebankan.
Akibat pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu harga untuk konsumen/pembeli akan
Pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu dibagi atas pengenaan pajak per unit dan
pajak persentase.
ditentukan dalam jumlah uang yang tetap untuk se�ap unit barang yang dihasilkan. Dalam hal ini
besarnya pajak per unit dinyatakan dengan notasi “t”. Dengan adanya pajak per unit sebesar t, harga
yang ditawarkan oleh penjual akan naik sebesar t. Kenaikan ini untuk se�ap �ngkat jumlah/kuan�tas
yang ditawarkan.
Contoh:
Misalkan diketahui fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan dengan persamaan P = 13 - Q
dan penawaran P = 4 + 0,5Q. apabila terhadap barang tersebut dikenakan pajak spesifik sebesar 3
per unit, hitunglah harga dan kuan�tas keseimbangan sebelum dan sesudah pajak!
Jadi kondisi keseimbangan setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 3,- per unit adalah harga keseim-
bangan meningkat dari sebelum pajak 7 menjadi 9 pada saat ini, dan kuan�tas keseimbangan menurun
Karena produsen mengalihkan sebagian Adapun besarnya bagian dari beban pajak
beban pajak tadi kepada konsumen, melalui harga per unit yang ditanggung oleh produsen adalah
jual yang lebih �nggi, pada akhirnya beban pajak selisih antara besarnya pajak per unit barang dan
tersebut ditanggung bersama oleh produsen dan bagian pajak yang ditanggung oleh konsumen.
Besarnya bagian dari beban pajak yang ditanggung jukkan bahwa produsen menanggung beban
oleh konsumen adalah selisih antara harga keseim- pajak sebesar 1 per unit.
bangan sesudah pajak dan harga keseimbangan Kemudian besarnya jumlah pajak yang diterima
sebelum pajak. Pada contoh diatas, pajak yang oleh pemerintah dapat dihitung dengan mengka-
ditanggung konsumen adalah 9 - 7 = 2. berar� dari likan jumlah barang yang terjual sesudah penge-
se�ap unit barang yang dibeli, konsumen menang- naan pajak dengan besarnya pajak per unit
gung beban pajak sebesar 2 per unit. barang tersebut. Pada contoh ini adalah 4 x 3 =
2) Pajak Persentase
Pajak persentase adalah pajak yang dikenakan terhadap suatu barang tertentu. Pajak tersebut diper-
hitungkan sebesar persentase (%) yang tetap dari hasil penerimanya. Contohnya pajak penjualan.
Dalam hal ini, pajak persentase sebesar “r”, harga yang ditawarkan oleh penjual (penawar) akan naik
sebesar r% dari harga penjualan semula. Hal ini terjadi untuk masing-masing �ngkat jumlah/kuan�tas
yang ditawarkan.
Jawab:
Fungsi permintaan �dak terdampak perubahan, yaitu tetap Pd = 13 - Q,
sedangkan fungsi penawaran mengalami perubahan semenjak dikenakan
pajak proporsional sebesar 20% dari harga jual, sehingga fungsi penawaran
menjadi:
Ps = 4 + 0,5Q atau Qs = -8 + 2P
Qs’ = -8 + 2P + 0,2P
= -8 + 2,2P
Keseimbangan pasar tercipta pada kondisi Qd = Qs
Qd = Qs’
13 - P = -8 + 2,2P
21 = 3,2 P
P = 6,57
Kuan�tas keseimbangan adalah:
Qd = 13 - P
= 13 - 6,57
= 6,43
Jadi sesudah pajak harga keseimbangan berubah menjadi 6,57 dan kuan�tas keseimbangan
berubah menjadi 6,43. Adapun pajak yang diterima oleh pemerintah adalah 0,2 X 6,57 = 1,314
Contoh:
Dengan menggunakan fungsi permintaan dan penawaran yang sama pada contoh sebelumnya, yaitu
Pd = 13 - Q dan Ps = 4 + 0,5Q, pemerintah kemudian memberikan subsidi sebesar Rp. 1,5 per unit
barang yang di produksi. Berapakah harga dan kuan�tas keseimbangan setelah subsidi?
Jawab:
Keseimbangan harga dan kuan�tas tanpa subsidi adalah P = 7 dan Q = 6.
Dengan subsidi harga jual yang ditawarkan oleh produsen menjadi lebih rendah,
sehingga fungsi penawarannya pun berubah.
Ps = 4 + 0,5Q (sebelum subsidi)
Ps’ = 4 + 0,5 Q - 1,5 (sesudah subsidi)
Ps’ = 2,5 + 0,5Q menjadi Qs’ = -5 + 2P
Kondisi keseimbangan Qd = Qs
13 - P = -5 + 2P
18 = 3P
P=6
Kuan�tas keseimbangan
Qd = 13 - P
= 13 - 6
=7
Bagian subsidi yang dinikma� oleh Besarnnya bagian dari subsidi yang dinikma�
konsumen meskipun secara �dak langsung oleh produsen adalah selisih antara besarnya subsi-
adalah selisih antara harga keseimbangan tanpa di per unit barang dan bagian subsidi yang dinikma�
subsidi dengan harga keseimbangan dengan oleh konsumen. Pada contoh ini adalah 1,5 - 1 = 0,5.
subsidi. Dalam contoh ini adalah 7 - 6 = 1. Berar� dari se�ap unit barang yang diproduksi dan
Berar� dari se�ap unit barang yang dibeli, dijual, produsen menerima subsidi sebesar 0,5.
konsumen secara �dak langsung menerima Besarnya subsidi yang diberikan oleh pemerintah
subsidi sebesar 1 per unit. adalah jumlah barang yang terjual dikalikan dengan
Contoh:
Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah Qd = 34 - P dan fungsi penawaran adalah Qs =
-20 + 8P. Hitunglah: a) Harga dan kuan�tas keseimbangannya; b) Bagaimanakah harga dan kuan�tas
keseimbangan jika pemerintah mengenakan pajak spesifik sebesar 2 per unit?; c) Bagaimanakah
harga dan kuan�tas keseimbangan jika pemerintah mengenakan subsidi sebesar 1 per unit.
Jawab:
a) Harga dan kuan�tas keseimbangan
Qd = Qs
34 - P = -20 + 8P
54 = 9P
P=6
Maka jumlah keseimbangan yaitu
Qd = 34 - P
= 34 - 6 = 28
Contoh:
Misalkan diketahui fungsi permintaan dan penawaran atas Sandal (X) adalah Qdx = 9 - 3Px + 2Py dan
Qsy = -1 + 2Px. Kemudian fungsi permintaan dan penawaran untuk Sepatu (Y) adalah Qdy = 7 - Py +
2Px dan Qsy = -5 + 3Py. Berapakah harga dan kuan�tas keseimbangan untuk masing-masing barang
tersebut?
Jawab:
Keseimbangan untuk Sandal (X):
9 - 3Px + 2Py = -1 + 2Px
5Px - 2Py = 10 ................................................................................ (1)
Keseimbangan untuk Sepatu (Y):
7 - Py + 2Px = -5 + 3Py
-2Px + 4Py = 12 .............................................................................. (2)
Dari persamaan (1) dan (2) dilakukan eliminasi:
5Px - 2Py = 10 x2 10Px - 4Py = 20
-2Px + 4Py = 12 x1 -2Px + 4Py = 12
+
8Px = 32
Px = 4
a. Fungsi Biaya
Biaya produksi dapat diartikan Biaya dapat dibedakan menjadi tiga hal,
sebagai semua pengeluaran yang yaitu biaya total (total cost), biaya tetap
dilakukan oleh perusahaan untuk total (total fixed cost), dan biaya berubah
memperoleh faktor-faktor produksi total (total variable cost). biaya total (total
dan bahan-bahan mentah yang cost) adalah keseluruhan jumlah biaya
akan digunakan untuk memproduk- tetap total (TFC - Total Fixed Cost) dan biaya
si barang-barang oleh perusahaan berubah total (TVC - Total Variable Cost).
tersebut.
Biaya tetap rata-rata (AFC) adalah biaya tetap total (TFC) untuk
memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut,
Secara matema�s dapat ditulis:
TFC
AFC =
Q
Biaya berubah rata-rata (AVC) adalah biaya berubah total (TVC) untuk
memproduksi sejumlah barang dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Biaya
berubah rata-rata dihitung dengan rumus:
TVC
AVC =
Q
Biaya total rata-rata (AC) adalah biaya total (TC) untuk memproduksi
sejumlah barang tertentu dibagi dengan jumlah produksi tersebut. Secara
matema�s dapat ditulis sebagai:
TC
AC = atau AC = AFC + AVC
Q
Keterangan: MCn adalah biaya marjinal produksi ke-n, TCn adalah biaya total
pada waktu jumlah produksi n, dan TCn-1 adalah biaya total pada waktu jumlah
produksi n-1. Pada umumnya, pertambahan satu unit faktor produksi akan menam-
bah beberapa unit produksi.
Contoh:
Apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap se�ap bulannya sebesar Rp.
persamaannya dan kemudian hitung berapa biaya yang harus dikeluarkan jika perusahaan tersebut
Jawab:
FC = 2.000.000
VC = 2.000Q
TC = VC + FC
= 2.000Q + 2.000.000
Jika Q = 400 unit, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah:
TC = 2.000Q + 2.000.000
= 2.000(400) + 2.000.000
= 2.800.000
Jadi biaya total yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada saat
memproduksi 400 unit barang adalah sebesar Rp. 2.800.000,-
1) Penerimaan total (total revenue), yaitu total penerimaan produsen dari hasil
penjualan produksinya (output). dalam hitungan nominal, penerimaan total
adalah jumlah produksi yang terjual dikalikan dengan harga jual produk.
TR = Pq x Q
2) Penerimaan rata-rata (average revenue), yaitu penerimaan produsen per unit
produk yang mampu dijual oleh produsen.
TR Pq.Q
AR = = = Pq
Q Q
Jadi AR �dak lain adalah harga (jual) produk per unit.
3) Penerimaan marjinal (marginal revenue), yaitu kenaikan dari penerimaan
total (TR) yang disebabkan oleh tambahan penjualan 1 unit produk (output).
∆TR
MR =
∆Q
Contoh:
Apabila suatu perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap setiap bulannya
sebesar Rp. 2.000.000,-, sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan
VC = 2.000Q. Tunjukkan persamaannya dan kemudian hitung berapa biaya yang
harus dikeluarkan jika perusahaan tersebut memproduksi 400 unit barang.
Jawab:
Persamaan penerimaan adalah:
TR = P x Q
= 12.000 x Q
= 12.000Q
Apabila perusahaan mampu menjual sebanyak 500 unit maka:
c. Fungsi Keuntungan
Produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output dimana ia bisa mendapatkan
keuntungan total yang maksimum. Apabila produsen telah mencapai posisi ini, dika-
takan produsen telah berada pad posisi equilibrium. Disebut posisi equilibrium karena
pada posisi ini tidak ada kecenderungan baginya untuk mengubah output (dan harga
output)-nya. Apabila ia mengurangi (atau menambah) volume output (penjualannya),
keuntungan totalnya justru menurun. Hal ini terjadi karena pada posisi equilibrium
jumlah output dan harga output yang optimal untuk mendapatkan keuntungan maksi-
mum telah tercapai.
Contoh:
1) Apabila biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukkan dengan
persamaan C = 2.000.000 + 2.000Q dan penerimaan totalnya R = 10.000Q. pada
tingkat produksi berapa unit perusahaan ini berada dalam posisi pulang-pokok
(break-even point)? Apa yang terjadi jika perusahaan memproduksi sebesar 200 unit
dan 800 unit?
Jawab:
π = R −C
Break even point terjadi pada kondisi π = 0 atau R = C
R=C
10.000Q = 2.000.000 + 2.000Q
8.000Q = 2.000.000
Q = 250
Jadi, perusahaan berada pada posisi pulang-pokok ke�ka memproduksi
sebesar 250 unit.
Jawab:
a) Biaya variabel rata-rata (AVC) = 55% x 40 = 22
Biaya variabelnya adalah AVC x Q = 22Q
Biaya total adalah biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
TC = FC + VC
= 5.000 + 22Q
Penerimaan dari produksi (TR) adalah harga dikalikan dengan kuan�tas
TR = P x Q
= 40Q
Y=C+S
a. Fungsi Konsumsi
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan nasional,
yang secara umum dapat disimbolkan dengan
C = f(Y) = C0 + cY
S = f(Y) = S0 + sY
Contoh:
Apabila konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C = 60 +
0,75Y, bagaimanakah fungsi tabungannya? Berapa besar konsumsi jika tabungannya
sebesar 30?
Jawab:
S=Y-C
= Y - (60 + 0,75Y)
= -60 + 0,25Y
Jika S = 30, maka:
30 = -60 + 0,25Y
90 = 0,25Y
Y = 360
Akibatnya,
C=Y-S
= 360 - 30
= 330
Jadi pada saat tabungan sebesar 30, besarnya konsumsi masyarakat adalah
sebesar 330.
Yd = Y
Dalam hal terdapat pajak, maka:
Yd = Y - T
Dalam hal terdapat transfer, maka:
Yd = Y + Tr
Pada kondisi terdapat pajak dan transfer, maka:
Yd = Y - T + Tr
Contoh:
1) Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh fungsi C = 60 +
0,75Yd. Jika pemerintah menerima pendapatan pajak sebesar 20 miliar dan mem-
berikan transfer berupa subsidi sebesar 8 miliar, berapakah konsumsi nasional sean-
dainya pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 400 miliar? Berapa pula
tabungan nasional negara tersebut?
Jawab:
Yd = 400 - 20 + 8
= 388
Besar konsumsi nasional pada pendapatan sebesar 400 miliar adalah:
C = 60 + 0,75Y
= 60 + 0,75(388)
= 351
Jawab:
a = 600
B = 0,7
Fungsi konsumsinya adalah C = a + bY
= 600 + 0,7Y
Fungsi tabungan adalah S = Y - C
= Y - 600 - 0,7Y
= -600 + 0,3Y
Jika pendapatan nasional (Y) sebesar 15.000, konsumsinya sebesar.
C = 600 + 0,7Y
= 600 + 0,7(15.000)
= 600 + 10.500
= 11.100
Dan tabungannya sebesar:
S = -600 + 0,3Y
= -600 + 0,3(15.000)
= -600 + 4500
= 3.900
I = f(i)
= I0 - P.i
Permintaan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Hal ini dapat dipa-
hami secara logika ekonomi, dimana apabila tingkat bunga tinggi, orang akan
menaruh dananya pada tabungan dibandingkan dengan berinvestasi. Selain itu,
tingginya tingkat bunga akan memberikan beban tambahan pada dunia usaha.
Contoh:
Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 300 - 600i, berapa besarn-
ya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku sebesar 10%? Berapa pula
investasi jika tingkat bunga sebesar 15%?
Jawab:
I = 300 - 600i
Jika i = 10% = 0,1 maka:
I = 300 - 600i
= 300 - 600(0,1)
= 300 - 60
= 240
Kerjakan Soal Berikut !
Jika i 15% = 0,18maka:
I = 300 - 600i Klik Disini https://quizizz.com/-
join?gc=02221536
= 300 - 600(0,18)
= 300 - 108
= 192
I = I0 - Pi
S = S0 + sY
I=S
I0 - Pi = S0 + sY
I 0 − S0 P
Y= − i
s s
(I 0 − S0 ) P
Misalkan, = Yb dan = b , bentuk persamaan IS dapat ditulis
s s
menjadi:
Y = f(i) = Yb - bi
Persamaan LM dapat dibentuk dengan menyamakan persamaan permintaan
uang (liquidity preference) dengan persamaan penawaran uang (money).
Permintaan uang : L = L0 + kY - hi
Penawaran uang: M = M0
L=M
L0 + kY - hi = M0
M 0 − L0 h
Y= − i
k k
Contoh:
Apabila diketahui fungsi konsumsi suatu negara adalah C = 600 + 0,80Y,
fungsi investasi adalah I = 2.700 - 6.000i, jumlah uang beredar (penawaran uang)
sebesar 12.000, dan fungsi permintaan uang oleh masyarakat sebesar L = 15.000 +
0,4Y - 30.000i, buatlah persamaan IS - LM serta keseimbangannya?
Jawab:
Persamaan IS
C = 600 + 0,80Y, maka S = -600 + 0,20Y
I = 2.700 - 6.000i
I=S
2.700 - 6.000i = -600 + 0,20Y
2.700 - 6.000i = 0,20Y
Y = 13.500 - 30.000i
Persamaan LM:
L=M
L = 15.000 + 0,4Y - 30.000i = 12.000
0,4Y = -3.000 + 30.000i
Y = -7.500 + 75.000i
Al-Arif, M. Nur R. (2013). Matematika Terapan untuk Ekonomi. Bandung: Pustaka Setia.
Dumairy. (2012). Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE.
Hoi, Michel., et al. (2011). Mathematics for Economics. Third Edition. Massachusetts: The
MIT Press.
Jacques, Ian. (2018). Mathematics for Economics and Business. Ninth Edition. Harlow, United
Kalangi, Josep Bintang. (2018). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Edisi 4 - Buku 1. Jakarta:
Salemba Empat
Kalangi, Josep Bintang. (2018). Matematika Ekonomi dan Bisnis. Edisi 4 - Buku 2. Jakarta:
Salemba Empat
O’Sullivan, Sheffrin dan Perez. (2012). Economics : Principles, Applications, and Tools. Ed.
Della Ayu Zonna Lia lahir di Batu pada tanggal 9 Mei 1994