Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINEAR

A. Fungsi Biaya
Selain pengertian biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, dalam konsep biaya di kenal
pula pengertian biaya rata-rata (average cost) dan biaya marginal (marginal cost). Biaya
rata-rata adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan tiap unit produk atau
keluaran, merupakan hasil bagi biaya total terhadap jumlah keluaran yang dihasilkan.
Adapun biaya marjinal ialah biaya tambahan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu
unit tambahan produk.

Biaya tetap : FC =k (k : konstanta)


Biaya Variabel : VC =J (Q)
Biaya Total : C=FC +VC =k + f ( Q )=c (Q)
FC
Biaya tetap rata-rata : AFC=
Q
VC
Biaya Variabel rata-rata : AVC=
Q
C
Biaya rata-rata : AC= = AFC + AVC
Q
∆C
Biaya marginal : MC=
∆Q
Dalam modul ini setiap perkataan “biaya tetap” dan “biaya variabel” maksudnya
adalah “biaya tetap total” dan “biaya variabel total”. Begitu pula setiap perkataan
“biaya” maksudnya adalah “biaya total”. Dengan demikian setiap penulisan
FC , VC dan C sama makna nya dengan TFC , TVC dan TC. Untuk menyatakan rata-
rata senantiasa dicantumkan inisial A (average = rata-rata) seperti AFC, AVC dan
AC. Sedangkan untuk menyatakan marjinal, modul ini akan senantiasa
mencantumkan inisial M (marginal = marjinal), misalnya MC.

Bentuk non linear dari fungsi biaya pada umumnya berupa fungsi kuadrat parabolik dan
fungsi kubik. Hubungan antara biaya total dan bagian-bagiannya secara grafik dapat
dilihat sebagai berikut :
1. Biaya total merupakan fungsi kuadrat parabolik
Andaikan C=a Q 2−bQ+ c
C=a Q2 →VC
c → FC
Maka :
C c
AC= =aQ−b+
Q Q
VC
AVC= =aQ−b
Q
FC c
AFC= =
Q Q
Perhatikan bahwa baik biaya total (C) maupun biaya variabel (VC) sama sama
berbentuk parabola. Perbedaan antara keduanya terletak pada konsanta c, yang
mencerminkan biaya tetap (FC) . secara grafik, kurva C dan kurva VC adalah
sebangun, dengan perbedaan sejarak c.

Karena C dan VC berbentuk parabola, maka dengan memanfaatkan rumus titik ekstrim
parabola, dapat dihitung tingkat produksi (Q) pada C minimum dan VC minimum serta
besarnya C minimum dan VC minimumnya. C dan VC yang yang berbentuk parabola
membawa konsekuensi AC dan AVC berbentuk linear. Sementara AFC asimtotik
terhadap kedua sumbu C dan sumbu Q, sebab FC linear. Perhatikan gambar diatas (a),
C minimum dan VC minimum terjadi pada posisi Q yang sama, tetapi C minimum itu
sendiri tidak sama dengan VC minimum, hanya jika FC=c=0 maka C minimum =VC
minimum. Selanjutnya perhatikan gambar (b), AC=AFC pada posisi Q dimana AVC=0

2. Biaya total merupakan fungsi kubik


Andaikan C=a Q 3−b Q2+ cQ+d
d=FC
Maka :
c d
AC= =a Q 2−bQ+ c+
Q Q
VC
AVC= =aQ 2 −bQ+c
Q
FC d
AFC= =
Q Q

Biaya total berfungsi kubik seperti diatas selalu membuahkan AC dan AVC berbentuk
parabola terbuka keatas sedangkan AFC tetap asimtotik terhadap sumbu C dan sumbu
Q, sebab FC selalu berupa konstanta yang kurva nya sejajar sumbu Q. Perhatikan
gambar (b), AC minimum dan AVC minimum juga terjadi pada kedudukan Q yang
sama, perbedaan diantara kedua nya adalah sebesar AFC.
Contoh :
Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
C=2 Q 2−24 Q+102. Pada tingkat produksi berapa unit biaya total ini minimum ?
hitunglah besarnya biaya total minimum tersebut. Hitung pula besarnya biaya tetap,
biaya variabel, biaya rata-rata, biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata pada
tingkat produksi tadi. Seandainya dari kedudukan ini produksi dinaikkan dengan 1
unit, berapa besarnya biaya marjinal?
Jawab
Berdasarkan rumus titik ekstrim parabola, C minimum terjadi pada kedudukan

−b 24
Q= = =6 unit (ini ketetapan rumus nya)
2a 4
Besarnya C minimum = 2 Q2−24 Q+102
¿ 2(6)2−24 (6)+102
¿ 30

[C minimum dapat juga dicari dengan rumus ordinat titik ekstrim parabola, yaitu :

b2−4 ac ; hasilnya C minimum = 2 42−4 × 2× 102 −240


= =30 , tidak berbeda].
−4 a −4 ×2 −8
Selanjutnya, pada Q=6 ini :
FC =102
VC =2Q2 −24 Q=2(6)2 −24 ( 6 ) =−72
C 30
AC= = =5
Q 6
FC 102
AFC= = =17
Q 6
VC −72
AVC= = =−12
Q 6

Jika Q=7,

C=2(7)2−24 (7 ) +102=32
∆ C 32−30
MC= = =2
∆Q 7−6
Berarti untuk menaikkan produksi dai 6 unit menjadi 7 unit diperlukan biaya tabahan
(biaya marjinal) sebesar 2.

B. Penerimaan
Bentuk fungsi penerimaan total (total revenue, R) yang non linear pada umumnya berupa
sebuah persamaan parabola terbuka ke bawah. Ini murupakan bentuk fungsi penerimaan
yang lazim dihadapi oleh seorang produsen yang beroperasi di pasar monopoli. Sedangkan
fungsi penerimaan total yang linear, merupakan fungsi penerimaan yang dihadapi oleh
seorang produsen yang beroperasi di pasar persaingan sempurna.

Penerimaan total merupakan fungsi dari jumlah barang, juga merupakan hasil kali jumlah
barang dengan harga barang per unit. Seperti halnya dalam konsep biaya, dalam konsep
penerimaan pun dikenal pengertian rata-rata dan marjinal. Penerimaan rata-rata (average
revenue, AR) ialah penerimaan yang diperoleh per unit barang, merupakan hasil bagi
penerimaan total terhadap jumlah barang. Penerimaan margina (marginal revenue, MR)
ialah penerimaan tambahan yang diperoleh dari setiap tambahan satu unit barang yang
dihasilkan atau terjual.

Penerimaan total : R=Q× P=f (Q)


R
Penerimaan rata-rata : AR=
Q
∆R
Penerimaan marjinal : MR=
∆Q
R R
Mengingat R=Q× P atau P= sedangkan AR= , berarti penerimaan rata-rata (AR) tak
Q Q
lain adalah harga barang per unit (P). Secara grafik, kurva AR adalah juga kurva
permintaan dalam bentuk P=g (Q).
Contoh :
Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopolis ditunjukkan oleh
P=900−1,5 Q. Bagaimana persamaan penerimaan total nya? Berapa besar nya
penerimaan total jika terjual barang sebanyak 200 unit, dan berapa harga jual per unit ?
hitunglah penerimaan marjinal dari penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit.
Tentukan tingkat penjualan yang enghasilkan penerimaan total maksimum dan besarnya
penerimaan total maksimum tersebut.
Jawab :
P=900−1,5 Q → R=Q× P=900−1,5 Q
Jika Q=200, R=900 ( 200 )−1,5 ( 200 )=120.000
P=900−1,5 ( 200 )=600
Atau
R 120.000
P= = =600
Q 200
Jika Q=250, R=900 ( 250 )−1,5 ( 250 )=131.250
∆ R 131.250−120.000
MR= = =225
∆Q 250−200
R=−1,5Q 2+ 900Q
b −900
R maksimum pada Q ¿− = =300
2a −3
b
Besarnya R maksimum ¿− =−1,5(300)2+ 900 ( 300 )=135.000
2a
Dalam membentuk fungsi penerimaan melalui fungsi permintaan, persamaan
permintaannya harus dalam bentuk P=f (Q). Jika persamaan permintaan berbentuk
Q=f (P) maka harus dibalik dulu menjadi bentuk P=f (Q), mengingat penerimaan
merupakan fungsi dari jumlah barang [R=r (Q)¿ dan bukan fungsi dari harga [bukan
R=r (P)¿ .

C. Keuntungan, Kerugian dan Pulang Pokok


Tingkat produksi yang menghasilkan keuntungan, kerugian dan keadaan pulang pokok
secara grafik dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1
Tingkat produksi Q 1 dan Q 4 mencerminkan keadaan pulang pokok, sebab penerimaan total
sama dengan pengeluaran (biaya) total, R=C. Area disebelah kiri Q 1dan disebelah kanan
Q 4 mencerminkan keadaan rugi, sebab penerimaan total lebih kecil dari pada pengeluaran
total, R<C. Sedangkan area diantara Q 1 dan Q 4 encerinkan keadaan unung, sebab
penerimaan total lebih besar dari pada pengeluaran total, R>C. Tingkat produksi Q 3,
mencerminkan tingkat produksi yang memberikan penerimaan total maksimum.

Besar kecilnya keuntungan dicerminkan oleh besar kecilnya selisih positif antara R dan C.
Secara grafik, hal ini ditunjukkan oleh jarak antara kurva R dan kurva C. Semakin besar
jarak positif tersebutsemakin besar keuntungan yang diperoleh. Jarak positif terlebar antara
kurva R dan kurva C terjadi pada posisi dimana lereng (slope) dari kedua kurva itu sama
besar, dan ini mencerminkan keuntungan terbesar atau maksimum. Dalam gambar 1
diatas, hal ini terjadi pada kedudukan Q2 ; lereng kurva R dan kurva C pada tingkat
produksi ini sama besar (perhatikan : garis garis singgung yang di tarik pada kedua kurva
tersebut sejajar).
Satu hal yang penting dicatat ialah bahwa jarak positif terlebar antara kurva R dan kurva C
tidak selalu terjadi pada saat kurva R mencapai maksimum, juga tidak mesti terjadi pada
saat kurva C encapai minimum. Dalam gambar diatas, R mencapai maksimum pada Q 3
sedangkan jarak positif terlebar antara R dan C terjadi pada Q 2. Ini berarti keuntungan
maksimum tidak selalu terjadi pada saat R maksimum atau C minimum. Dengan perkataan
lain, R maksium atau C minimum tidak selalu menghasilkan keuntungan maksimum.

Contoh :
Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
R=−0,10 Q2+ 20Q , sedangkan biaya total yang dikeluarkan C=0,25 Q3−3 Q2 +7 Q+20.
Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 10 dan 20 unit.

Jawab :
π=R−C=−0,10 Q 2 +20 Q−0,25 Q 3 +3 Q 2−7 Q−20
π=−0,25Q3 +2,90 Q2 +13 Q−20
Q=10 → π=−0,25(1000)+ 2,90(100)+13 (10)−20
π=−250+ 290+130−20=150 (keuntungan)

Q=20 → π=−0,25(8000)+ 2,90(400)+13( 20)−20


π=−2000+ 1160+260−20=−600 (keuntungan)

Latihan :
Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan ditunjukkan oleh persamaan
R=−0,5 Q 2+ 300Q , sedangkan biaya total yang dikeluarkan C=0,25 Q 3−0,3 Q 2 +7 Q+20.
Hitunglah profit perusahaan ini jika dihasilkan dan terjual barang sebanyak 20 dan 25 unit.

Anda mungkin juga menyukai