Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

MATEMATIKA EKONOMI

FUNGSI & RELASI

DOSEN : ETRIANA MEIRISTA, S.Pd,.M.Si

Di susun oleh :

ENDANG SETIA ASIH

NPM : 201962201001

KELAS B
Secara sederhana,relasi dapat diartikan sebagai hubungan. Hubungan yang f(3) = 3 + 5 = 8
dimaksud disini adalah hubungan antara daerah asal (Domain) dan daerah f(4) = 4 + 5 = 9
kawan (Kodomain). Sedangkan fungsi adalah relasi yang memasangkan setiap Df = Daerah Asal
anggota himpunan daerah asal tepat satu kehimpunan daerah kawannya. Df = A = {0,1,2,3,4}
Perbedaan antara relasi dan fungsi terletak pada cara memasangkan anggota Kf = Daerah Kawan
himpunan ke daerah asalnya. Kf = B = {0,1,2,...,10}
Rf = Daerah Hasil
Rf = A = {5,6,7,8,9}

 Sifat-Sifat Fungsi
1. Fungsi Injektif/Fungsi Into (Fungsi Satu-Satu)
Dikatakan fungsi injektif jika anggota kodomain hanya dipasangkan satu
kali dengan anggota domain. Pada fungsi injektif,anggota himpunan daerah
kodomain boleh tidak memiliki pasangan,namun semua anggota kodomain
yang terpasangkan hanya ada satu,tidak boleh ada yang lebih dari satu.

 Daerah Asal,Kawan,dan Hasil


Daerah asal (Domain), daerah kawan (Kodomain), dan daerah hasil (Range).

2. Fungsi Surjektif (Fungsi Onto)


Fungsi surjektif memiliki ciri yaitu anggota kodomainnya boleh memiliki
pasangan lebih dari satu,namun tidak boleh ada anggota kodomain yang
tidak dipasangkan. Fungsi surjektif biasanya dipenuhi apabila jumlah
A. Fungsi atau Pemetaan anggota kodomain sama atau lebih banyak dari anggota domain.
Fungsi atau yang sering disebut juga dengan pemetaan masih termasuk
dalam relasi. Suatu relasi disebut fungsi jika semua anggota himpunan daerah
asal dapat dipasangkan tepat satu ke daerah kawannya. Simbol fungsi yang
memetakan himpunan A ke B adalah : f: A  B
Contoh :
Diketahui himpunan A dan B diberikan seperti di bawah.
A = {0,1,2,3,4}
B = {0,1,2,...,10}
3. Fungsi Bijektif
Didefinisikan fungsi f : A  B dengan F(x) = x + 5. Tentukan hasil pemetaan
Fungsi bijektif merupakan gabungan dari fungsi injektif dan surjektif.
dari  ∈ f, Kf, dan Rf !
Pada fungsi bijektif,semua anggota domain dan kodomain terpasangkan
Pembahasan :
tepat satu.Kebalikan fungsi dari fungsi injektif dan surjektif
f(0) = 0 + 5 = 5
f(1) = 1 + 5 = 6 belum pasti fungsi/pemetaan,namun kebalikan fungsi dari
f(2) = 2 + 5 = 7 fungsi bijektif juga merupakan fungsi/pemetaan.
Contoh 1.
Andaikan F(x) = √ 1 √9 , dengan masing-masing daerah
asal [-1, ) dan [-3, 3]. Carilah rumus untuk : F + G , F . G , F/G, dan F5 serta
berikan daerah asalnya.
Penyelesaian:
Rumus Daerah Asal
4. Fungsi Komposisi  (F + G)(x) = F(x) + G(x) = √ 1 √9 [-1, 3]
Fungsi komposisi merupakan susunan dari beberapa  (F – G)(x) = F(x) – G(x) = √ 1 √9 [-1, 3]
fungsi yang terhubung dan bekerja sama. Sebagai  (F . G)(x) = F(x) . G(x) = √ 1 . √9 [-1, 3]
ilustrasi jika fungsi f dan g adalah mesin yang bekerja

beriringan. Fungsi f menerima input berupa (x) yang akan  (x) = = [-1, 3]
diolah di mesin f dan menghasilkan output berupa f(x).
Kemudian f(x) dijadikan input untuk diproses di mesin g  F5 (x) = [(f(x)]5 = ( √ 1 5 [-1,  )
sehingga didapat output berupa g(f(x)). Ilustrasi tersebut
jika dibuat dalam fungsi merupakan komposisi g dan f  KOMPOSISI FUNGSI
yang dinyatakan dengan gf sehingga : (g  f)(x) = g(f(x))

f(x) = dan g(x) = x  (g  f)(x) = g(f(x)) = g =


Contoh 2.
Andaikan f(x) = dan g(x) = √3 . Pertama cari (f  g)(12); kemudian cari
(f  g)(x).
Penyelesaian:
(f  g)(12) = f(g(12)) = f(36) = f(6) =
√ √ √ √
(f  g)(x) = f(g(x)) = f(3x) =

 Operasi Pada Fungsi Contoh 3.


Jika f (3) = 3, f '(3) = 2, maka tentukan (f ○ f) '(3) !
Fungsi-fungsi , , diperkenalkan dengan cara yang analog. Dengan
Jawab:
anggapan bahwa f dan g mempunyai daerah asal mula. Dari rumus (f ○ g) '(x) = f ' (g(x)) g '(x), maka
Rumus Daerah asal (f ○ f) '(3) = f ' (f(3)) f ' (x)
 (f + g)(x) = f(x) + g(x) = √ [0, ) = f '(3) f '(3) ...........(karena f(3) = 3)
=2x2
 (f – g)(x) = f(x) – g(x) = √ [0, )
=4
 (f . g)(x) = f(x) . g(x) = √ [0, ) Contoh 4.
 (0, )
√ Diberikan fungsi f dan g yang aturan pemetaannya Diberikan
seperti tabel di bawah ini.
Suatu fungsi dengan fn: f2(x) = [f(x)]2 = 2= dan g3(x) = [g(x)]3
x 1 2 3 4 5 6
= (x )3 =
f(x) 3 1 4 2 2 5
g(x) 6 3 2 1 2 3
Tentukan nilai dari: antara anggota himpunan yang satu dengan anggota himpunan yang lain.
a. (f ○ g)(2) Misalkan sebuah relasi menyatakan hubungan perkalian. Hasil relasi tersebut
b. (g ○ f)(2) dapat dinyatakan dalam himpunan pasangan terurut x dan y dan dapat juga
c. (2f ○ 3g)(2) digambar pada bidang kartesius. Relasi dapat dinyatakan dengan 3 cara yaitu:
d. (f ୦ (g ୦ f)) (1)
1. Diagram Panah
Jawab:
a. (f ○ g)(2) = f(g(2)) = f(3) = 4
b. (g ○ f)(2) = g(f(2)) = g(1) = 6
c. (2f ○ 3g)(2) = 2 f(2) + 3 g(2) = 2(1) + 3(3) = 2 + 9 = 11
d. (f ୦ (g ୦ f)) (1) = f [(g ୦ f)(1)] = f [ g (f(1)) ] = f [ g(3) ] = f(2) = 1
Contoh 5.
Diberikan fungsi-fungsi f dan g sebagai berikut:
f(x)=2x−4,x≥0f(x)=2x−4,x≥0
g(x)=|x|,x≤2g(x)=|x|,x≤2 2. Himpunan Pasangan Berurutan
Tentukan fungsi-fungsi berikut ini beserta dengan daerah asalnya: {(Via, permen),(Via, coklat),(Tomi, coklat),(Tomi, es-krim),(Ita, es-krim)}
a.
3. Diagram Cartesius
b. f ౦ g

Jawab:
Daerah asal dari fungsi f dan fungsi g adalah sebagai berikut:
Df={x∈R∣x≥0}=[0,∞) Df={x∈R∣x≥0}=[0,∞)
Dg={x∈R∣x≤2}=(−∞,2] Dg={x∈R∣x≤2}=(−∞,2]

a. Diperoleh sebagai berikut ini:


(gf)(x)=g(x)f(x)=|x|2x−4(gf)(x)=g(x)f(x)=|x|2x−4
=Dg ∩ Df−x{x∣f(x)=0} =Dg∩Df−x{x∣f(x)=0}
=[(−∞,2]∩[0,∞)]−{x∣2x−4=0}=[(−∞,2]∩[0,∞)]−{x∣2x−4=0}
=[0,2]−{2}=[0,2]−{2}
=[0,2)=[0,2) Cara menyatakan hasil relasi perkalian antara A dan B dapat dilihat pada
b. Diperoleh sebagai berikut: contoh permasalahan di bawah.
(f∘g)(x)=f(g(x))=f(|x|)=2|x|−4(f∘g)(x)=f(g(x))=f(|x|)=2|x|−4 A = {1,2,3,.}
Df∘g={x∈Dg,g(x)∈Df}Df∘g={x∈Dg,g(x)∈Df} B = {2,3,.}
={x≤2,|x|≥0}={x≤2,|x|≥0}
={x≤2,x∈R}={x≤2,x∈R}
=(−∞,2]=(−∞,2]
B. Relasi
Seperti yang telah dijelaskan secara singkat diatas, relasi dapat diartikan
sebagai hubungan. Relasi dapat terbentuk apabila terdapat dua buah atau
lebih himpunan/kelompok yang memiliki anggota yang akan dipasangkan satu
dengan yang lain. Relasi dapat terbentuk apabila ada aturan yang mengaitkan
Jika A = {1,2,3,4} dan relasi R didefinisikan sebagai R =
 SIFAT – SIFAT RELASI {(1,1)(1,2),(1,3),(2,1),(2,2),(2,3),(3,1),(3,2),(3,3),(4,4)}. Maka R adalah
1. Refleksi relasi kesetaraan.
Relasi R pada himpunan A disebut refleksi jika (a,a) ∈ R.  Operasi Relasi
Contoh : Operasi dalam sistem matematika.
Misalkan A = {1,2,3,...} dan relasi R = {(1,1),(1,3),(2,2),(2,1),(2,3),(3,3)}
adalah relasi refleksi. Definisi 1: {kesamaan dua buah bilangan}

2. Setangkup (symmetric)  Dua bilangan a dan b dikatakan sama (ditulis “ a = b ”) jika


Relasi R pada himpunan A disebut setangkup jika (a,b) ∈ R maka (b,a) ∈ R, dan hanya jika a dan b menyatakan nama-nama untuk
untuk semua a,b ∈ A. suatu bilangan.
Contoh :
Misalkan A = {1,2,3,4} dan relasi r didefinisikan sebagai R = Definisi 2: {Operasi Biner}
{(1,1),(1,2),(2,1),(2,3),(3,2),(4,4)}. Maka R adalah relasi setangkup.
 Suatu operasi biner pada himpunan S dinyatakan
3. Tolak Setangkup (antisymmetric) mengawankan secara tunggal (tepat satu) setiap pasangan
Relasi R pada himpunan A disebut tolak setangkup jika (a,b) ∈ R maka (b,a) berurutan (a,b) anggota dari S x S dengan a * b. Catatan:
∈ R maka a=b untuk semua a,b ∈ A. Operasi biner didefinisikan sebagai fungsi dengan domain S
Contoh : X S. Sifat tertutup dalam operasi biner Untuk setiap a, b
Misalkan A = {1,2,3} dan relasi R = {(1,1),(2,2),(1,2)}. Maka R adalah anggota S, maka a * b anggota dalam S.
relasi tolak setangkup.
Definisi 3: {Penjumlahan Bilangan Cacah}
4. Menghantar ( transitive)
Relasi R pada himpunan A disebut transitive jika (a,b) ∈ R maka (b,c) ∈ R  Jika b = n(B), k = n(K), maka b + k = n (B U K)
untuk semua a,b,c ∈ A.
Contoh : Definisi 4: {Aturan Penjumlahan Bilangan cacah}
Misalkan A = {1,2,3,4} dan relasi R didefinisikan sebagai R =
{(1,2),(1,3),(2,3),(3,4),(1,4),(2,4)}. Maka R adalah relasi transitive.  Jika a, b, c, d dan e adalah Bilangan-bilangan cacah maka
berlaku :
 1. a + b + c = (a + b) + c
 2. a + b + c + d = {(a + b) + c} + d
 3. a + b + c + d + e = [{(a + b) + c} + d] + e

Definisi 5: {Perkalian Bilangan Cacah}

 Jika p dan q bilangan-bilangan cacah sedemikian hingga p =


n(P) dan q = n(Q), maka operasi biner p x q adalah n(P x Q).
5. Kesetaraan ( equivalence relation) p x q disebut hasil kali p dan q masing-masing disebut
Relasi R pada himpunan A disebut relasi kesetaraan jika ia faktor.
reflektif,setangkup, dan menghantar.
Contoh :
Definisi 6: {Aturan Perkalian Bilangan Cacah} Definisi 10: {Relasi lebih kecil}

 Jika p, q, r, s dan t adalah bilangan-bilangan cacah maka Jika a dan b bilangan-bilangan cacah, a lebih kecil dari b (a < b)
berlaku : jika dan hanya jika terdapat bilangan asli c sedemikian hingga
 1. p x q x r = (p x q) x r a + c = b.
 2. p x q x r x s = {(p x q) x r} x s
 3. p x q x r x s x t = [{(p x q) x r} x s] x t Definisi 11: {Relasi lebih besar}

Jika a dan b bilangan-bilangan cacah, a lebih besar dari b (a >


Definisi 7: {pengurangan bilangan cacah}
b) jika dan hanya jika b < a.
Dari definisi 10 dan 11 diperoleh :
 Jika a, b dan c adalah bilangan-bilangan cacah, maka a – b =
Sifat Trikotomi Bilangan Cacah :
c jika dan hanya jika a = b + c. Pengurangan bilangan cacah
Jika a dan b bilangan-bilangan cacah maka hanya salah satu
juga dapat dinyatakan dalam definisi sebagai berikut: a dan
dari tiga relasi berikut yang benar.
b bilangan-bilangan cacah sedemikian hingga a = n(A) dan
a<b a=b a>b
b = n(B) serta A subset B maka a – b = n(A – B)
 Definisi 7 dapat dinyatakan sebagai :
Definisi 12: {invers dan identitas penjumlahan}
 a = b + (a – b) {rumus pengurangan bilangan cacah},
Kemudian dengan sifat komutatif penjumlahan menjadi a =
Jika n bilangan bulat maka n + (-n) =(-n) + n = 0. (-n) disebut
(a – b) + b
dengan Invers Penjumlahan dari n, dan 0 disebut elemen
identitas dari penjumlahan.
Definisi 8: {Apabila a, b dan (a – b) bilangan-bilangan cacah}
 (a – b) + c = (a + c) – b
Definisi 13: {Sistem bilangan bulat terdiri atas himpunan}
Bukti :
 (a – b) + c = (a + c) – b dapat dipandang sebagai
B = {…, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,…} dengan operasi (+) dan (x). Untuk
pengurangan, sehingga
a, b, dan c bilangan-bilangan bulat sembarang, sifat-sifat sistem
 (a + c) sebagai terkurang, b sebagai pengurang dan {(a – b)
bilangan bulat adalah :
+ c} sebagai hasil pengurangan. Sehingga diperoleh (a + c) =
b + {(a – b) + c}
1. Sifat tertutup penjumlahan : (a + b) dalam B.
 Bentuk inilah yang akan kita buktikan.
2. Sifat tertutup perkalian : (a x b) dalam B.
 (a + c) = b + {(a – b) + c}
3. Sifat Komutatif Penjumlahan : a + b = b + a.
 = b + {(a – b) + c} {sifat asosiatif penjumlahan}
4. Sifat Komutatif Perkalian : a x b = b x a.
 = {b + (a – b)} + c {rumus pengurangan}
5. Sifat Asosiatif Penjumlahan : (a + b) + c = a + (b + c).
 = a+c
6. Sifat Asosiatif Perkalian : (a x b) x c = a x (b x c).
7. Sifat Distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan
Definisi 9: {pembagian bilangan-bilangan cacah}
a x (b + c) = (a x b) + (a x c).
8. Sifat Distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan
 Jika e, f dan g bilangan-bilangan cacah, dan f tidak sama
(a + b) x c = (a x c) + (b x c).
dengan nol, maka e : f = g jika dan hanya jika e = g x f
Rumus Pembagian Bilangan Cacah : (g = e : f disubtitusi ke
e = g x f)
Definisi 14: {Pengurangan Bilangan Bulat}

Jika a, b dan k bilangan-bilangan bulat, maka a – b = k bila dan


hanya bila a = b + k. Sifat tertutup pengurangan bilangan bulat
Untuk setiap a dan b bilangan-bilangan bulat selalu ada
tunggal bilangan bulat (a – b).

Definisi 15: {pembagian bilangan bulat}


Jika a, b, c bilangan-bilangan bulat dengan b tidak sama dengan
nol a : b = ca = bc.
Berdasarkan definisi 14 dan sifat 13 diperoleh :
v ab : (-a) = (-b)
v ab : (-b) = (-a)

Berdasarkan definisi 15 dan sifat 12 diperoleh :


-(ab) : a = (-b)
-(ab) : b = (-a)
-(ab) : (-a) = b
-(ab) : (-b) = a

Jadi, didapat rumus-rumus Pembagian Bilangan Bulat :


1. ((-a) : b) x b = (-a)
2. (a : (-b)) x b = (-a)
3. ((-a) : b) x (-b) = a
4. (a : (-b)) x (-b) = a
5. ((-a) : (-b)) x b = a
6. ((-a) : (-b)) x (-b) = (-a)

Anda mungkin juga menyukai