Anda di halaman 1dari 35

Pertemuan 5

FUNGSI DAN GRAFIKNYA

1. Fungsi
a. Definisi Relasi
Sebelum mempelajari fungsi, terlebih dahulu kita pelajari mengenai “Relasi”.
Relasi adalah suatu aturan yang menghubungkan anggota daerah asal (domain/Df)
ke anggota daerah kawan (kodomain/Kf). Dalam relasi, tidak ada aturan khusus
yang harus dipenuhi untuk memasangkan anggota himpunan daerah asal ke
anggota daerah kawan.

Setiap anggota himpunan daerah asal (Df) bisa mempunyai pasangan lebih dari satu
atau boleh juga tidak memiliki pasangan sama sekali.

Relasi dari dua buah himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara yaitu:
 Diagram Panah
 Diagram Cartesius
 Himpunan Pasangan Berurut

Diagram Panah
Diagram ini akan membentuk pola dari suatu relasi ke dalam bentuk gambar arah
panah yang menyatakan hubungan dari anggota himpunan A ke anggota himpunan
B.

Diagram Cartesius
Diagram Cartesius adalah sebuah diagram yang terdiri dari sumbu X dan sumbu Y.
Dalam diagram Cartesius, anggota himpunan A terletak pada sumbu X, sedangkan
anggota himpunan B terletak pada sumbu Y. Relasi yang menghubungkan
himpunan A ke B ditunjukkan dengan titik.
Himpunan Pasangan Berurut
Cara penulisannya yaitu anggota himpunan A ditulis pertama, sedangkan anggota
himpunan B yang menjadi pasangannya ditulis kedua.

Contoh:
Himpunan A = Indonesia, Jepang, Korea, Perancis
Himpunan B = Tokyo, Paris, Jakarta, Seoul
Tentukan himpunan pasangan berurut dari negara dan ibu kotanya.

Penyelesaian :
{(Indonesia,Jakarta), (Jepang,Tokyo), (Korea,Seoul), (Perancis,Paris)}

b. Definisi Fungsi
Fungsi adalah relasi khusus dari himpunan A ke himpunan B. Suatu fungsi f adalah
suatu aturan padanan yang menghubungkan setiap objek x dalam satu himpunan
yang disebut sebagai daerah asal dengan tepat satu ke himpunan kedua. Himpunan
nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah nilai fungsi tersebut.

Fungsi dari dua buah himpunan juga dapat dinyatakan dengan tiga cara yaitu:
 Diagram Panah
 Diagram Cartesius
 Himpunan Pasangan Berurut

Misalkan suatu fungsi yang mempunyai daerah asal A dan daerah hasil B dengan nama
fungsi f dan aturan fungsinya y = f(x) yang dapat ditulis :
f:AB
x  f(x) = y
yang berarti fungsi f memetakan unsur di A ke B dengan aturan fungsi y = f(x), dalam
hal ini x dinamakan variabel bebas dan y adalah varibel tergantung (tidak bebas).

Fungsi f : A  B dapat ditulis sebagai himpunan pasangan berurut (a, f(a)) dengan
a A, f(a) B.

c. Perbedaan Relasi dengan Fungsi


Relasi : Setiap anggota himpunan daerah asal boleh mempunyai pasangan lebih
dari satu atau boleh juga tidak memiliki pasangan.

Fungsi : Setiap anggota himpunan daerah asal mempunyai pasangan dan hanya
tepat satu dipasangkan dengan daerah kawannya.

Contoh 1 :
Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {a, b, c}

Rf = {a, c}
f = {(1,a), (2,a), (3,c)} adalah
fungsi.

sedangkan

g = {(1,a), (1,b), (3,c)} bukan


merupakan fungsi, tetapi
Rf = {a, b, c} termasuk relasi.

Kesimpulan

Setiap relasi belum tentu fungsi,


namun setiap fungsi pasti merupakan relasi
Contoh 2 :
Diketahui A = {0, 1, 2, 3, 4}
B = {0, 1, 2, 3, … , 10}
Didefinisikan fungsi f : A  B dengan f(x) = x + 5
Tentukan hasil pemetaan dari x A oleh fungsi f , Df , Kf , dan Rf !

Penyelesaian :
Pemetaan dari x A oleh fungsi f yaitu y = f(x) = x + 5
f(0) = 0 + 5 = 5
f(1) = 1 + 5 = 6
f(2) = 2 + 5 = 7
f(3) = 3 + 5 = 8
f(4) = 4 + 5 = 9

Jadi,
Daerah Asal (Df) = A = {0, 1, 2, 3, 4}
Daerah Kawan (Kf ) = B = {0, 1, 2, 3, … , 10}
Daerah Hasil/Range (Rf) = {5, 6, 7, 8, 9}

Contoh 3 :
Diketahui f(x) = , cari dan sederhanakan !
a. f(2)
b. f(2+h)
c. f(2+h) – f(2)
d. [f(2+h) – f(2)]/h
Penyelesaian : (Silahkan dikerjakan)

Contoh 4 :
Untuk g(x) = 1/x , cari dan sederhanakan [g(a + h) – g(h)]/h

Penyelesaian : (Silahkan dikerjakan)

d. Daerah Asal dan Daerah Hasil


Daerah asal adalah himpunan dari anggota-anggota sedemikian sehingga fungsi itu
mempunyai nilai. Daerah asal fungsi f dinamakan domain dan ditulis Df .
Daerah hasil adalah himpunan nilai-nilai dari daerah asal yang dihasilkan oleh fungsi
tersebut. Daerah hasil dari fungsi f dinamakan daerah nilai atau Range dan ditulis Rf .

Contoh 1 :
Jika f(x) adalah fungsi dengan aturan f(x) = x2 + 3. Tentukan daerah asal dan daerah
hasil !
Penyelesaian :
Jika daerah asalnya adalah {-2, -1, 0}, maka daerah hasilnya {3, 4, 7}

Suatu fungsi dengan daerah asal tidak diketahui, maka daerah asalnya adalah
himpunan bilangan real yang terbesar sehingga aturan fungsi ada maknanya dan
memberikan nilai bilangan real yang disebut sebagai daerah asal alamiah.

Contoh 2 :
Tentukan daerah asal alamiah fungsi berikut :
a. ( )
b. ( ) √
c. ( ) √

Penyelesaian :
a. Daerah asal alamiah f adalah Df = { | } dibaca himpunan x anggota R
(bilangan real) sedemikian hingga x tidak sama dengan 4. Dihindari bilangan 4 hal
ini untuk menghindari pembagian oleh bilangan 0.

b. Daerah asal alamiah f adalah Df = { |√ }. Dengan bentuk


notasi lain Df = { | }.

c. Daerah asal alamiah f adalah Df = { |√ } dengan


mensyaratkan { | }. Dengan bentuk notasi lain
Df = { | Jika ditulis dalam bentuk interval dapat dinyatakan
dengan [-4, 4].
2. Jenis-jenis Fungsi

Ditinjau
Pembagian Fungsi Syarat Kesimpulan Contoh
dari
Jika Boleh kosong Ada pada contoh soal di bawah
, maka tetapi tidak tabel
( ) boleh
( ) atau bercabang
Fungsi Injektif
Jika
( )
( ),
maka

Range = Tidak boleh Ada pada contoh soal di bawah


Kodomain kosong, tetapi tabel
Fungsi Surjektif
boleh
bercabang
Injektif dan Semua Ada pada contoh soal di bawah
Surjektif anggota tabel
terpenuhi domain dan
Fungsi Bijektif
kodomain
terpasangkan
tepat satu
1. Pemet Jika A = B f(a) = a, a
aan f : dan A
Jenis-
A B f(a) = a
jenis
untuk
Fungs
setiap a
i Fungsi Identitas
A, maka f
disebut
dengan
fungsi
identitas.
Jika fungsi f Setiap
bersifat (Semua)
bahwa unsur/anggota
setiap unsur di A
di A memetakan
memetakan pada satu
Fungsi Konstan pada satu unsur/anggota
unsur b b B
B, maka f
disebut
fungsi
konstan
dari A ke B
Suatu fungsi y = f(x) 1. y = x cos 3x
2. Letak dimana 2. y = 4x – log x
Fungsi Eksplisit
Varibel kedua 3. y = – 3x – 4
variabelnya
terpisah
dalam
kedua ruas,
disimbulkan
dengan
y = f(x)
Suatu fungsi f(x,y) = 0 1. y + x2 – 3x – 4 = 0
dimana 2. yx2 – 4yx – 4x – y = 0
kedua
variabelnya
terdapat
Fungsi Implisit
dalam satu
ruas,
disimbulkan
dengan
f(x,y) = 0
Setiap fungsi eksplisit selalu dapat ditulis menjadi fungsi implisit, tetapi sebaliknya setiap
fungsi implisit belum tentu dapat ditulis dalam bentuk fungsi eksplisit.
Fungsi Aljabar Fungsi yang - 1. (Fungsi
1. Fungsi Rasional melibatkan Rasional)
2. Fungsi Irrasional operasi 2. (Fungsi Rasional)
aljabar (+, -
3. √ (Fungsi
, x, : , ^,
Irrasional)
mencari
akar)
Fungsi Transenden Fungsi yang 1. Fungsi 1. y = 4 + log x (F. Log)
1. Fungsi Logaritma tidak Logaritma 2. y = 4x – 5 log x (F. Log)
2. Fungsi melibatkan adalah 3. y = log (x2 – 4x + 3) (F.
Trigonometri operasi suatu fungsi Log)
3. Fungsi Eksponen aljabar (+, - yang 4. y = cos 4x (F. Trigon)
4. Fungsi Siklometri , x, : , ^, variabelnya 5. y = 3 cotan 5x (F. Trigon)
3. Opera 5. Fungsi Hiperbolik mencari ada yang 6. y = e3x – 4 (F. Ekspo)
si akar) memuat 7. y = 6x – 9 (F. Ekspo)
dalam logaritma. 8. y = arc cos 6x (F. Siklo)
Fungsi 2. Fungsi 9. y = 3 arc tan 5x (F. Siklo)
Trigonomet 10. y = arc sin 2x (F. Siklo)
ri adalah 11. y = cosh 4x (F. Hiperbola)
suatu fungsi 12. y = 3 cotanh 5x (F.
variabelnya Hiperbola)
memuat sin,
cos, tan, csc,
sec, dan
cotan.
3. Fungsi
Eksponen
adalah
suatu fungsi
yang
variabelnya
terletak
pada
pangkat.
4. Fungsi
Siklometri
adalah
suatu fungsi
yang
variabelnya
memuat
invers fungsi
trigonometr
i
5. Fungsi
Hiperbolik
adalah
suatu fungsi
yang
variabelnya
memuat
sinh, cosh,
tanh,
cosech,
sech, dan
ctanh.
Fungsi Ganjil Suatu f(-x) = -f(x) y = x3 + x
fungsi f: A y = 4x3 + 5x
→ B untuk
setiap x
A berlaku
f(x) = -f(-
x), maka
f(x) adalah
fungsi
4. Harga genap.
Fungsi Fungsi Genap Suatu f(-x) = f(x) 1. y = 4x2 + 8
fungsi f: A 2. y = 4x4 – 3x2 – 9
→ B untuk
setiap x
A berlaku
f(x)=f(-x)
maka f(x)
adalah
fungsi
genap.
1) Ditinjau dari Pemetaan f : A  B
a. Fungsi Satu-satu/Into (Injektif)
Jika , maka ( ) ( ) atau

Jika ( ) ( ), maka

Kesimpulan

Pada fungsi Injektif, anggota himpunan daerah kodomain


boleh tidak memiliki pasangan, namun semua anggota
kodomain yang terpasangkan hanya ada satu, tidak boleh ada
yang lebih dari satu.

Contoh 1 :
Contoh 2 :

b. Fungsi Onto (Surjektif)


Jika daerah hasil (Range) sama dengan daerah kawan (Kodomain)
(Range = Kodomain)

Kesimpulan

Pada fungsi surjektif, tidak boleh ada anggota himpunan daerah


kodomain yang tidak dipasangkan, namun semua anggota
kodomain yang terpasangkan boleh ada yang lebih dari satu.

Contoh :
c. Fungsi Korespondensi Satu-satu (Bijektif)
Jika fungsi tersebut merupakan fungsi injektif sekaligus juga fungsi surjektif.

Kesimpulan

Pada fungsi bijektif, semua anggota domain dan kodomain


terpasangkan tepat satu

Contoh :
Contoh Soal : (Silahkan Dikerjakan)

1. Dari fungsi-fungsi yang disajikan dalam diagram panah berikut, manakah


yang merupakan fungsi Injektif, Surjektif, dan Bijektif !
a.

b.

2.
3.

4.

5.

6.
7.

8.
d. Fungsi Identitas

Contoh :

Dari contoh di atas, silahkan Anda nyatakan dalam bentuk :

a. Pasangan Terurut
b. Diagram Panah
e. Fungsi Konstan

Contoh :

Dari contoh di atas, silahkan Anda nyatakan dalam bentuk :

a. Pasangan Terurut
b. Diagram Panah

2) Ditinjau dari Harga Fungsi


a. Fungsi Genap
b. Fungsi Ganjil

Ganjil.
3. Operasi Pada Fungsi

Contoh 1 :

Penyelesaian : (Silahkan Dikerjakan)

Contoh 2 :

𝑔(𝑥) √𝑥 . Tentukan :

Penyelesaian : (Silahkan Dikerjakan)


4. Komposisi Fungsi
a. Definisi Komposisi Fungsi

b. Sifat-sifat Komposisi Fungsi


 Operasi komposisi pada fungsi tidak bersifat “Komutatif”, artinya
( ) ( ), jika fungsi f dan g “tidak sama”.

 Operasi komposisi pada fungsi bersifat “Komutatif”, artinya ( ) ( ),


jika fungsi f dan g “sama”.

 Pada komposisi fungsi berlaku sifat “Assosiatif”, yaitu ( ) ( )

 Misal I adalah fungsi f(x) = x dan memenuhi , maka


I adalah “Fungsi Identitas”.

Contoh Soal 1 :

Penyelesaian : (Silahkan Dikerjakan)


Contoh Soal 2 :

Jika ( ) √ dan ( )( ) . Tentukan ( ).

Penyelesaian : (Silahkan Dikerjakan)

5. Invers Suatu Fungsi dan Fungsi Invers


a. Mengenal Invers Suatu Fungsi
Jika fungsi f memetakan A ke B dan dinyatakan dalam pasangan berurut
f ={(x,y) I x A dan y B}, maka invers fungsi f (dilambangkan dengan f -1) adalah
relasi yang memetakan B ke A dalam pasangan berurut yang dinyatakan dengan
f -1 ={(x,y) I x B dan y A}.

b. Fungsi Invers
Invers suatu fungsi yang merupakan fungsi disebut fungsi invers. Invers
fungsi f merupakan suatu fungsi invers.
Sehingga, suatu fungsi f : A → B dikatakan mempunyai fungsi invers f -1: B → A
jika dan hanya jika fungsi f merupakan fungsi bijektif.

Langkah-langkah dalam menentukan Fungsi Invers :


1. Misalkan f(x) =y kemudian ubah menjadi bentuk x = f(y)
2. Tuliskan x sebagai f -1(y)
3. Ubah huruf y dengan x sehingga rumus invers menjadi f -1(x)

Contoh Soal :
b. ( )

c. ( )

6. Fungsi Invers Dari Fungsi Komposisi


 Teorema 1
Jika f : A B bijektif dan f adalah fungsi invers dari f , maka :

( )( ) ( )( )
( ( )) ( )

Jika g : A B bijektif dan g adalah fungsi invers dari g, maka :

( )( ) ( )( )
( ( )) ( )

 Teorema 2
Misalkan f : A B bijektif dan g : C D bijektif maka f o g : C B bijektif dan
gof:A C bijektif, maka :

( ) ( ) ( )( ) ( ( ))
( ) ( ) ( )( ) ( ( ))

Contoh Soal :
Diketahui f : R ke R dan g : R ke R dengan ( ) dan ( )
Tentukan :
a. ( ) ( ) e. ( ) ( ) h. ( )( )

b. ( ) ( ) f. ( )( ) i. ( )( )

c. ( )( ) g. ( )( ) j. ( )( )

d. ( )( )

Penyelesaian : Silahkan Dikerjakan


2. Grafik Fungsi

a. Grafik Fungsi Aljabar


1) Grafik Fungsi Suku Banyak
a) Grafik Fungsi Linier
b) Grafik Fungsi Kuadrat
c) Grafik Fungsi Kubik
2) Grafik Fungsi Rasional
3) Grafik Fungsi Irrasional

b. Grafik Fungsi Khusus


a) Grafik Fungsi dengan Banyak Persamaan
b) Grafik Fungsi dengan Nilai Mutlak
c) Grafik Fungsi Bilangan Bulat Terbesar

c. Pergeseran Grafik
d

d. Kesimetrisan Grafik Fungsi

Anda mungkin juga menyukai