Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seperti telah kita ketahui bahwa matematika merupakan salah satu ilmu
yang sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya
konsep dasar fungsi yang hamper mendasari seluruh cabang matematika.
fungsi sendiri berhubungan erat dengan keseharian kita, dengan belajar
fungsi kita di harapkan mampu memanami dari materi fungsi itu sendiri yang
mungkin bermanfaat dalam kehidupan kita.
Semoga setelah kita mempelajarinya kita menjadi lebih mengerti mengenai
fungsi dalamm matematika.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah yang dapat diangkat
antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimana definisi fungsi?
b. Bagaimana cara menyajikan fungsi?
c. Ada berapa macam fugsi itu?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui tentang fungsi, syarat agar dapat di sebut sebagai fungsi
dan ketentuan-ketentuan lainnya dari fungsi.
BAB II
FUNGSI
A. Pengertian Fungsi
Antara anggota-anggota dari suatu himpunan dapat terjadi suatu relasi
dengan anggota-anggota dari himpunan yang lain. Misalnya antara anggota-
anggota himpunan semua pria dengan anggota-anggota semua wanita
dapat diadakan relasi “ suami “.
Secara matematis suatu relasi R antara anggota-anggota himpunan A
dengan anggota-anggota himpunan B dapat dipandang sebagai himpunan
bagian dari produk Cartesius kedua himpunan itu.

R  A x B.

Misalnya : A = { 1, 3, 5 } dan B = { 2, 0, 4 }, maka relasi ”lebih kecil” antara


anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B dapat
disajikan dengan: R = { (1, 2), (1, 4), (3, 4) }  A x B.
Fungsi atau pemetaan adalah suatu relasi khusus antara anggota-
anggota dua buah himpunan. Sehingga fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut.

Suatu relasi antara anggota-anggota himpunan A dengan anggota-


anggota himpunan B disebut Fungsi (pemetaan) bhb relasi itu
mengkaitkan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.
Suatu fungsi biasanya disajikan dengan lambang f. Jika fungsi f
mengkaitkan anggota-anggota himpunan A, maka dikatakan bahwa f adalah
fungsi dari A ke B dan disajikan dengan lambang:

f:A B

A disebut daerah asal (daerah sumber, domain ) dari fungsi f, sedangkan B


disebut daerah kawan. (daerah jajahan , kodomain) dari fungsi f. Jika xA oleh
fungsi f dikaitkan (dikawankan) dengan suatu anggota dari B, maka anggota
dari B itu disebut ”bayangan dari x” dan disajikan dengan lambang ”f(x)”. f(x)
seringkali juga disebut ”nilai fungsi” untuk x.
Secara simbolis matematis, definisi fungsi f dapat disajikan sbb.

f : A  B bhb. (  xA).(  ! yB) . y = f (x)

Perhatikan bahwa suatu fungsi f dari A ke B adalah suatu relasi yang


mempunyai dua sifat khusus, yaitu:
a. Setiap anggota himpunan A (daerah asal) dikawankan dengan anggota
himpunan B (Seringkali dikatakan bahwa ”daerah asal dihabiskan”
b. Kawan dari anggota-anggota himpunan A (daerah asal) adalah
tunggal. Sifat ini dapat dinyatakan secara simbolis:
(  x 1 , xA). x 1 = x 2  f (x 1 ) = f (x 2 )

Pada umumnya, untuk suatu fungsi f : A  B, anggota-anggota dari


himpunan B (daerah kawan ) tidak perlu mempunyai kawan anggota
himpunan A (daerah kawan tidak perlu di habiska), dan jika anggota himpunan
B mempunyai kawan anggota himpunan A, kawannya diA itu tidak harus
tunggal.
Suatu fungsi f dari A ke B dapat diilustrasikan dengan diagram panah
sebagai berikut.
f

x y

A B
Himpunan semua anggota himpunan B yang merupakan bayangan dari
suatu anggota himpunan A disebut daerah hasil (range) dari fungsi f dan
disajikan dengan R f . Jadi:

R f = { yB (  xA). y = f (x) }

Misalnya untuk fungsi f : A  B yang disajikan dengan diagram panah


sebagai berikut.

1 6

2 7

3 8
4 9
5  10
 11

A
B

f (1) = f (2) = 7 ; f (3) = 9 ; F (4) = f (5) = 10


R f = { 7, 9, 10 }
Seperti telah diuraikan di atas, jika suatu anggota dari daerah kawan
mempunyai kawan anggota dari daerah asal, maka kawannya itu tidak harus
tunggal. Himpunan semua anggota dari daerah asal yang merupakan kawan
dari suatu anggota daerah kawan disebut bayangan invers dari y dan disajikan
dengan lambang f 1 (y). Jadi:

f 1 (y) = {xA y = f (x) }

Pada contoh fungsi : f : A  B di atas:


f 1 ( 7 ) = { 1, 2 };
f 1 ( 9 ) ={ 3 } ;
f 1 ( 10 ) ={ 4, 5 };
f 1 ( 6 ) = f 1 ( 8 ) = f 1 ( 11 ) =  .

Jika f : A  B adalah suatu fungsi dari A ke B, maka yang dimaksud


1
dengan invers dari fungsi f, disajikan dengan f , adalah relasi yang
mengkaitkan anggota-anggota himpunan B dengan anggota-anggota
himpunan A. Jelaslah bahwa pada umumnya invers dari suatu fungsi tidak
merupakan fungsi (dari B ke A) melainkan hanyalah merupakan suatu relasi
biasa.
B. Cara menyajikan fungsi
Ada dua macam cara untuk menyajikan suatu fungsi , yaitu :
a. Cara aturan : fungsi itu disajikan dengan cara menyatakan aturan yang
menentukan relasi antara angggota – anggota daerah asal dengan
anggota – anggota daerah kawannya.
Contoh :
f: R  R dimana f (x) = x 2

R = himpunan semua bilangan nyata.


b. Cara himpunan : Seperti halnya relasi, maka fungsi f dari A ke B dapat
dipandang sebagai himpunan bagian ( khusus ) dari A x B.
Maka fungsi f : R  R dimana f ( x ) = x 2
dapat juga disajikan
sebagai suatu himpunan, yaitu himpunan bagian dari R x R :
f = { (x,y) x R, y  R y = x 2 }

Fungsi f : A  B yang digambarkan dengan diagram panah pada contoh


diatas dapat juga disajikan sebagai :
f = { (1,7),(2,7),(3,9),(4,10),(5,10)}
Perhatikan bahwa dalam penyajian fungsi dengan cara himpunan, setiap
anggota dari daerah asalnya muncul tepat satu kali sebagai komponen
yang pertama dari anggota – anggota himpunan itu.
c. Penyajian pasangan berurutan
cara ini efektif hanya jika himpunannya terbatas dan anggotanya "diskrit"
d. Grafik kartesius
e. Dalam bentuk aturan-aturan atau dengan kata-kata, misalnya:
a) Tambah 1 dan (kemudian) kuadratkan.
b) Kuadratkan dan (kemudian) tambah 1
f. Aturan seperti e. a) dan b) dapat dinyatakan dalam bentuk aljabar.
a) (x + 1)2 atau f(x) = (x + 1)2  yang terakhir ini disebut persamaan fungsi.
b) x2 + 1 atau f(x) = x2 + 1  yang terakhir ini disebut persamaan fungsi.
g. Dalam bentuk persamaan :
eksplisit, misalnya y = 2x + 3 dengan y = f(x). dalam hal ini x disebut peubah
bebas, y peubah terikat.
implisit, misalnya 2x – y + 3 = 0
h. penyajian parametrik :
Jika sebuah fungsi f: x  y = f(x) atau bentuk relasi tertentu disajikan dalam
dua fungsi secara terpisah dalam bentuk x = f1(t) dan y = f2(t), t dinamakan
sebuah parameter.
𝑥 = 2𝑡 1
contoh : {𝑦 = 1 𝑡 merupakan bentuk parameter dari y = 4 𝑥 , yang
2

diperoleh dengan mengeleminasi t dari kedua


persamaan.
i. Fungsi kuadrat yang persamaannya f(x) = x2 dengan domain himpunan
semua bilangan cacah kurang dari 11 mungkin lebih mudah dipahami
dengan menyajikan dalam bentuk tabel :
x 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X2 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100

contoh 1 :
Diagram disamping adalah fungsi karena
pertama, terdapat relasi (yang melibatkan
2. 1.
3. 2. dua himpunan yakni A dan B) dan kedua,
4. 3. pemasangan Isetiap elemen A adalah
5. 4.
6. 5. secara tunggal
6.

Contoh 2:
Diagram disaming bukan merupakan funsi
a. .x karena ada elemen A yang dipasang kan
b. .y
.z tidak secara tunggal dengan elemen pada
c.
d. .u B

A f B
Contoh 3 :
grafik Di samping menyajikan sebuah fungsi,
namakanlah fungsing adalah f.
Misalnya domainnya Df dan rangnya Rf maka
fugsi itu dapat didefinisikan f: x f(x) = x2.
 Df = {-2, -1, 0, 1, 2}, Rf = {0, 1, 4}.

 4 disebut bayangan (peta) dari 2 dan dari – 2. karena f(2) =4 dan


jika f(- 2) = 4.
 - 2 dan 2 disebut prapeta dari f, dan dilambamgkan f-1 (4) = 2 atau -
2.
 Nilai f bernilai 0 untuk x = 0. Nilai yangbmenyebabkan f bernilai 0
disebut pembuat nol atau harga nol fungsi. Misalnya : f(x) = x2 – 2x,
maka ada dua pembuat nol yaitu 0 dan 2.
Contoh 4:
diketahui A = {x │-3 ≤ x < 3, x  R} dan suatu fungsi f: A  R
Ditentukan oleh rumus f(x) = x2 + 1
a. Carilah f(-1), f(0) dan prapeta dari 5
b. dengan melukis grafik, tentukan daerah hasil dari f.
c. jelaskan bahwa f adalah suatu fungsi.
jawab :
a. f ( x)  x 2  1  f (1) 2  (1) 2  1  2

f (0)  0 2  1  1

Prapeta dari 5  x 2  1  5  x 2  4  x  2
Sehingga prapeta dari 5 adalah 2 atau -2
b. f(-3) = (-3)2 + 1 = 10
f(3) = (3)2 + 1 = 10
titik balik (0, 1)
jadi daerah hasil dari funsi f adalah:
R = {y│1 ≤ y ≤ 10, y  R }, karena
nilai f(x) = y terletak pada interval
tersebut sebagaimana terlihat pada
sumbu y.
c. Karena f suatu relasi dimana setiap elemen pada domain A (sumbu x)
dipasangkan secara tunggal maka f merupakan fungsi.
C. Kesamaan dua buah fungsi.
Dua buah fungsi f : A  B dan g : A  B dikatakan sama jika kedua fungsi
itu mengkaitkan anggota-anggota dari daerah asalnya dengan anggota-
anggota yang sama di daerah kawannya.

f=g bhb (  xA). f(x) = g (x)

Contoh :
f : R  R dengan f (x) = 2(x+1) (x-2), dan g : R  R dengan g(x) = 2 x 2 -2x-4
Karena f (x) = 2(x+1) (x-2) = 2( x 2 -x-2) = 2 x 2 -2x-4 = g (x), maka f = g
D. Macam-macam Fungsi
1. Beberapa fungsi khusus
jika daerah asal dari fungsi tidak dinyatakan maka yang dimaksud
adalah himpunan semua bilangan real (R). untuk fungsi-fungsi pada R kita
kenal beberapa fungsi khusus antaralain sebagi berikut.
1) Fungsi konstan (fungsi tetap)
Fungsi konstan adalah fungsi yang dinyatakan dalam rumus f(x) = c,
dengan c suatu konstanta. Grafiknya jika dilukis dalam suatu sumbu
koordinat dimana domainnya sumbu x merupakan garis yang sejajar
dengan sumbu x. Fungsi konstan ditulis sebagai:

f: x  c f(x) = c
Contoh :
fungsi f: x  3
y
3 y = f(x) = 3 f(-2) = 3
f(0) = 3
f(-2)=3 f(5)= 3 f (5) = 3
2 5 x

2) Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota
domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi
dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis
lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya
sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x) = x.
Fungsi R  R yang didefinisikan sebagai:
I : x  x disebut fungsi identitas
Grafik fungsi identitas y = x adalah garis lurus yang melalui O(0,0).

3) Fungsi Modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini
memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga
mutlaknya.
Nilai mutlak (modulus) suatu bilangan real x didefinisikan sebagai:
𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
|𝑥| = {
– 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0
Misalnya : |3| = 3 ; |−3| = 3
Fungsi M : x M(x) disebut fungsi modulud jika M(x) = |𝑓(𝑥)|
Contoh:
grafik fungsi f yang didefinisikan oleh f(x) = |𝑥 − 3| adalah :

4) Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Suatu fungsi f(x) disebut fungsi ganjil apabila berlaku f(–x) = –f(x) dan
disebut fungsi genap apabila berlaku f(–x) = f(x). Jika f(–x) ≠ –f(x) maka
fungsi ini tidak genap dan tidak ganjil.
Contoh :
1. Fungsi f : x x2 adalah fungsi genap , sebab f(-x) = (-x)2 = x2 = -f(x)
2. Fungsi f : x x3 – 2x adalah fungsi ganjil
3. Fungsi f : x x2 – x adalah bukan fungsi genap maupun ganjil
sebab f(- x) = (-x)2 – (-x) = x2 + x dimana bentuk terakhir ini tidak sam
dengan f(x) maupun –f(x).
5) Fungsi Tangga atau Fungsi Nilai Bulat Terbesar
Yang dimaksud dengan pembulatan terbesar, adalah :
[[x]] = {b│b ≤ x < b + 1, b bilangan buat, x  R}
Contoh :
Jika – 2 ≤ x < -1 maka [[x]] = - 2
-1 ≤ x < 0 maka [[x]] = -1
0 ≤ x < 1 maka [[x]] = 0
7 ≤ x < 8 makaa [[x]] 7
Fungsi f : x [[x]] disebut fungsi nilai bulat terbesar.
Grafik fungsi f(x) =[[x]], untuk x  R, diperlihatkan sebagaimana kurva
dibawah :
Oleh karena grafiknya mempunyai
tangga, maka f(x) = [[x]], sering disebut
fungsi tangga

6) Fungsi Linier
Fungsi f : R R yang didefinisikan : f(x) = ax + b, a dan b konstan
dengan a ≠ 0 disebut dengan fungsi linier.
7) Fungsi Kuadrat
Fungsi f : R R yang didefinisikan : f(x) = ax2 + bx + c dengan a, b, c
 R dan a ≠ 0 disebut fungsi kuadrat.
8) Fungsi Turunan
Fungsi f : R R adalah suatu fungsi yang diketahui dan f' ditentukan
oleh :
f ( x  h)  f ( x )
f ' ( x)  lim maka f' disebut fungsi turunan.
h 0 h

E. Fungsi – fungsi Khusus.


Beberapa fungsi khusus yang diberi sebutan karena sifat-sifat/
karakteristiknya adalah sebagai berikut.
a. Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi surjektif dari A kepada (onto) B jika
setiap anggota B merupakan bayangan dari suatu anggota A. Jadi pada
fungsi yang surjektif, daerah hasilnya berimpit dengan daerah kawan (atau
daerah kawannya dihabiskan ).
f : A  B adalah fungsi surjektif bhb.
(  yB) (  xA). y = f (x) bhb R f = B bhb (  yB) f 1
(y)  

Contoh :
1. A = {x x = bilangan bulat }
B = {x x = bilangan cacah}

f : A  B dimana f(x) = x

2.
Misal A = {a, b, c, d} dan B = {x, y , z} dan
fungsi f: A B disamping adalah suatu fungsi
yang surjektif karena daerah hasil f adalah
sama dengan kodomain dari f (himpunan B)

b. Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi injektif bila anggota – anggota dari B


yang merupakan bayangan dari A, merupakan bayangan dari tepat satu
anggota A. Dengan perkataan lain f : A  B adalah fungsi injektif bhb.(  x

1 , x 2 A ). x 1  x 2  f(x 1 )  f (x 2 ) bhb. (  x 1 , x 2 A ). f(x 1 ) = f (x 2 )  x 1

=x2

Contoh:
1. A = {x x = bilangan asli}

B = {x x = bilangan nyata}

Fungsi f ini adalah fungsi yang injektif, karena jika f (x 1 ) = f (x 2 ), maka

x1 -1 = x2 1 sehingga x 1 = x 2 .

Fungsi f ini tidak surjektif karena ada anggota B yang tidak merupakan
bayangan dari suatu anggota A, misalnya ½ B.

2. Adapun fungsi pada A= {bilangan asli} yang


didefinisikan dengan f(x) = 2x adalah fungsi satu-
satu, sebab kelipatan dua dari setiap dua bilangan
yang berlainan adalah berlainan pula.
c. Suatu fungsi f : A  B yang sekaligus surjektif dan injektif disebut daerah
kawannya merupakan bayangan dari tepat suatu anggota dari daerah
asalnya. Dengan demikian jika f adalah fungsi bijektif maka setiap anggota
dari daerah asal mempunyai satu kawan di daerah kawan dan sebaliknya
setiap anggota dari daerah kawan mempunyai satu kawan di daerah asal.
Karena itu fungsi bijektif seringkali disebut juga korespondensi satu-satu.

Contoh :
A = {x x = bilangan positif}

B = {x x = bilangan nyata}

f : A  B di mana f (x) = log x


Fungsi f surjektif karena setiap yB merupakan bayangan suatu xA,
yaitu x = 10 y .
Fungsi f ini injektif karena jika f (x 1 ) = f (x 2 ), maka log x 1 = log x 2 , sehingga

10 log x1 = 10 log x2
x1 = x 2.

Dengan demikian f adalah fungsi bijektif. Mudah dibuktikan bahwa f adalah


fungsi bijektif bhb. f 1 merupakan fungsi.
Invers dari suatu fungsi bijektif disebut fungsi invers.
Jadi jika f : A  B adalah fungsi bijektif, maka fungsi inversnya adalah f
1
: B  A.
Pada contoh diatas fungsi invers dari fungsi bijektif f : A  B di mana f
(x) = log x ialah f 1 : B  A dimana f 1 ( y )= 10 y .
d. Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi konstan jika bayangan semua anggota
A adalah satu anggota yang sama dari B.
f : A  B adalah fungsi konstan bhb (  !cB) (  xA) . f ( x ) = c
e. Suatu fungsi f : A  B disebut fungsi indentitas jika bayangan dari setiap
anggota dari A ialah dirinya sendiri. ( Daerah asal dan saerah kawan dari
suatu fungsi identits adalah himpunan yang sama ).
f : A  A adalah fungsi indentitas bhb.(  xA). f ( x ) = x
Jelaslah bahwa suatu fungsi identitas adalah fungsi yang bijektif.
F. Aljabar Fungsi
1. Jumlah dan selisih Dua Fungsi
Apabila f dan g masing-masing adalah fungsi dengan domain Dr dan Dg
dan peta-peta f(x) dan g(x) ada pada kedua doamain tersebut maka:
1) Jumlah fungsi f dan g pada kedua domain tersebut maka :
f + g : x  f(x) + g(x)
2) Selisih fungsi f dan g ditulis dengan simbol f – g adalah suatu fungsi :
f – g :  f(x) – g(x)
Adapun domain dari f + g dan f – g adalah irisan dari Dr dan Dg (Dr ∩ Dg)
Contoh :
Diketahui fungsi f dan g masing-masing pada R yang didefinisikan
dengan f(x) = x2 dan g(x) = 2x + 3. tentukan:
a. f + g
b. f – g
c. prapeta dari 12 untuk fungsi f – g
Jawab :
a. f + g : x  f(x) + g(x) = x2 + (2x + 3) = x2 + 2x +3
jadi (f + g) (x) = x2 + 2x + 3
b. f – g : x  f(x) – f(g) = x2 – (2x + 3) = x2 – 2x – 3
jadi (f – g) (x) = x2 – 2x – 3
c. (f – g) (x) = 12  x2 – 2x – 3 =12
 x2 – 2x – 15 = 0
 (x + 3) (x – 5) = 0
 x = -3 atau x = 5
2. Perkalian dan Pembagian Dua fungsi
Apabila f dang masing-masing adalah fungsidengan domain Dr dan Dg
dan peta-peta f(x) dan g(x) ada pada kedua domain tersebut maka :
1) hasil kali fungsi f dan g ditulis dengan f x g didefinisikan dengan :
f x g : x  f(x) x g(x)
2) Hasil bagi fungsi f dan g ditulis dengan f/g didefinisikan dengan :
f f ( x)
:x dengan g(x) ≠ 0
g g ( x)

f
Adapun domain dari f x g dan adalah irisan dari Dr dan Dg (Dr ∩ Dg)
g

Contoh :
Dikeyahui fungsi f dan g masing-masing pada R yang ditentukan oleh f(x)
= 2x + 3 dan g(x) = x – 1. Tentukan :
a) rumus fungsi f x g dan (f x g) (2)
f
b) rumus fungsi c dan domain
g

jawab :
a) f x g : x  f(x) x g(x) = (2x + 3) (x – 1) = 2x2 + x – 3
jadi rumus fungsi (f x g )(x) = 2x2 + x – 3 dan (f x g) (2) = 7
f f ( x) 2 x  3
b) :x  
g g ( x) x 1

f 2x  3
Jadi rumus fungsi (x) = dan
g x 1
f
domain dari fungsi adalah Dr ∩ Dg = R – {x│x- 1 =0 } = {x│x  R , x ≠ 1}.
g

G. Fungai Komposisi
1. Menentukan fungsi Komposisi
misalkan fungsi f memetakkan himpunan A ke dalam himpunan B, dan
fungsi g memetakan himpunann B ke dalam C sebagaimana ilustrasi
sibawah ini :

Untuk a  A maka petanya f(a) berada di B yang juga merupakan


domain dari fungsi g, oleh sebab itu pasti diperoleh peta dari f(a) di
bawah pemetaan g yaitu g (f(a)). Dengan demikian kita mempunyai
suatu aturan yang menentukan setiap elemen a  A dengan tepat satu
elemen g(f(a))  C. Fungsi baru inilah yang disebut fungsi komposisi dari f
dan g, yang dinyatakan dengan notasi g o f (dibaca "g bundaran f").
Secara sigkat, jika f : A  sedemikian hingga (g o f) (a) = g(f(a)).
Perhatikan bahwa fungsi komposisi g o f adalah penggandaan fungsi
yang mengerjakan f dahulu,baru kemudian mengerjakan g.

dengan memperhatikan definisi dari fungsi komposisi diatas, dua fungsi f :


A  B, dan g: C  D dapat diperoleh fungsi komposisi g o f apabila
daerah hasil dari fungsi f atau Rf merupakan himpunan bagian dari C
(domain g atau Dg). Demikian juga agar diperoleh fungsi komposisi f o g
maka syaratnya daerah hasil dari fungsi g yakni Rg haruslah menjadi
himpunsn bagian dari domainf, yaitu Rg  A
Contoh 1 :
Misalkan f : A  B dan g : B  C yang didefinisikan sebagai berikut :

(g o f) : A  C ditentukan oleh :
(g o f) (a) = g(f(a)) = g(x) = s
(g o f) (b) = g(f(b)) = g(y) = r
(g o f) (c) = g(f(c)) = g(z) = s
Contoh 2 :
Fungsi f : R  R, g : R  R yang didefinisikan oleh rumus f(x) = x + 2, g(x) =
3x2 dan h(x) = 2x – 3
Tentukan:
a) (g o f) (1) dan (f o g o h) (1)
b) rumus unutk (g o f), (f o g) dan (f o g o h)
jawab :
a) (g o f) (1) = g(f(1)) = g(1 + 2) = g(3) = 3(32) = 27
(f o g o h) (1) =f (g(h(1))) = f(g(-1)) = f(3) = 3 + 2 = 5
b) (g o f) : x  (g o f) (x) = g(f(x)) = g (x + 2) = 3 (x + 2)2 = 3x2 + 12x + 12
Sehingga (g o f) : x  3x2 + 6x + 12
(f o g) : x  (f o g) (x) = f (g(x)) = f(3x2) = 3x2 + 2
Sehingga (f o g) : x  3x2 + 2
(f o g o h) : x  (f o g o h) (x) = f(g(h(x)))
= f(g(2x – 3))
= f(3(2x – 3)2 = f(12x2 – 36x +27) = 122 – 36x + 27
Sehingga (f o g o h) : x  122 – 36x + 27
2. Sifat-sifat Komposisi fungsi
Dua buah fungsi f dan g dikatakan sama (f = g) apabilakedua fungsi
tersebut mempunyai domain yang sama. Dan setiap elemen di domain e
 D diperoleh peta yang sama dari kedua fungsi, yaitu f(a) = g(a). Dari
definisi kesamaan fungsi didapat sifat-sifat komposisi fungsi sebagai
berikut :
1) kompoaiai fungsi tidak bersifat komutatif (contah 2b di atas bahwa
gof ≠fog)
2) komposisi fungsi bersifat asosiatif fo(goh) = (fog)oh
3) Fungsi I yang memetakan I : x  x disebut fungsi identitas atau fungsi
netral sehingga Iof = foI = f
4) Jika untuk fungsi f : x  f(x) dan fungsi g : x  g(x) yang terdefinisi pada
suatu domain sedemikian sehingga diperoleh fog = gof = I dengan I
fungsi identitas maka g dapat dikatakansebagai fungsi invers dari f
ditulis dengan f-1. Jadi fof-1 = f-1of = I
H. Fungsi Invers
1. Invers Suatu fungsi
Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalam B dan misalkan untuk suatu a  A
petanya adalah f(a) = b  B, maka invers dari b (dinyatakan dengan f-
1(b)) adalah elemen-elemen dalam A yang memiliki b  B sebagai
petanya.
Secara singkat, jika f : A  B sedemikian hingga f : x  f(x) maka yang
dimaksudkan dengan inves fungsi f adalah : f-1(b) = {x│xԑA,f(x) = g} (notasi
f-1 dibaca "f invers")
Contoh :
misalkan f : A  B didefinisikan sebagaimana diagram panah berikut :
a. x. f-1(x) = b

b. y. f-1(y) = a

c. z. f-1(z) = c

A B
2. Fungsi Invers
f
Misalkan f adalah suatu fungsi dari A ke dalam B. Pada umumnya f-1(b)
untuk suatu b  B dapat terdiri lebih dari suatu elemen atau mungkin tidak
ada. Jika f : A  B adalah suatu fungsi yakni bijektif, maka untuk setiap b 

B, invers f-1(b) akan terdiri dari sebuah elem tunggal dalam A. Dengan
demikian kita mendapatkan suatu aturan yang menetapkan untuk setiap

b  B dengan suatu elemen tunggal f-1(b) dalam A. Oleh sebab itu f-1
adalah suatu fungsi dari B ke dalam A, dan kita tulis fungsi f-1 : B  A.
Disini fungsi f-1 kita sebut "fungsi invers dari f"
Catatan : suatu fungsi f : A  B akan diperoleh fungsi invers f : B  A
hanya apabila f suatu fungsi yang bijektif, injektif dan surjektif sekaligus.
Secara umum jika f adalah fungsi bijektif maka f menentukan setiap x  A
ke y  B, dan f-1 menentukan setiap y  B ke x  A, sehingga : f(x) = y  f-
1(y) =x
3. menetukan Rumus Fungsi Invers
telah diuraikan sebelumnya bahwa jika f dan f-1 adalah fungsi-fungsi
yang saling invers, maka f(x) = y  f-1(y) = x
perhatikan gambar sebagai berikut :
Untuk menentukan rumus fungsi invers dari fungsi f dapat dilakukan
langkah-langkah:
 Memisalkan f(x) = y
 Menyatakan x dalam y
 menentukan rumus dari f-1(x) dengan mngingat f-1(y) = x dan
mengganti variabel y dengan x
Cara menentukan fungsi invers dari beberapa bentuk fungsi antara lain :
a) Menentukan rumus umum fungsi invers dari fungsi linier
Unttuk fungsi f(x) = ax + b dapat dicari fungsi inversnya sebagai berikut
:
misalnya : f(x) = y  y  ax  b  ax  y  b
y b
x
a

1 y b
 f ( y) 
a
1 y b
Jadi, jika f(x) = ax + b, maka f ( y) 
a
Contoh :
x 3
jika f(x) = 2x + 3 maka f-1 (x) =
2
b) Menentukan Rumus umum fungsi invers dari fungsi rasional
ax  b d  dx  b a
bjika f(x) = ;x  makaf 1 ( x)  ; x  (buktikan)
cx  d c cx  a c
Contoh:
 2x  4 5 1  5x  4 2
1. jika f(x) = ,x maka  f ( x)  ,x
3x  5 3 3x  2 3
3x  4 1 1  2x  4 1
2. jika f(x) = , x  maka  f ( x)  ,x
 6x  2 3  6x  3 2
1 1 1 1 1 1
x  0x  x
3. jika f(x) = 2 3 , x  0maka  f 1 3 2 3 3 4
( x)   ,x2
1 1 1 1 1 1 3x  6
x x x0 x
4 4 2 4 4 2
2 0x  2
4. jika f(x) =  , x  6
2 2
x4 x4
3 3
1  4 x  2  4 x  2  12 x  6  6  3
maka f ( x)     ,x0
2 2 2x x
x0 x
3 3
c) Menentukan rumus umum fungsi invers dari fungsi kuadrat.
f(x) = ax2 + bx + c
misal : f(x) = y
y  ax 2  bx  c  ax 2  bx  y  c
b yc
 x2  x
a a
yc  b 
2 2
b  b 
 x2  x    
a  2a  a  2a 
y  c b2
2
 b 
 x    2
 2a  a 4a
4a ( y  c ) b 2
2
 b 
 x    2
 2a  4a 2 4a
4ay  4ac  b 2
2
 b 
 x  
 2a  4a 2
4ay  b 2  4ac
2
 b 
 x  
 2a  4a 2
4ay  b 2  4ac
2
 b 
 x   
 2a  4a 2
4ay  b 2  4ac
2
 b 
 x   
 2a  2a
b 4ay  b 2  4ac
x 
2a 2a
 b  4ay  b 2  4ac
x
2a
1  b  4ay  b 2  4ac
 f ( y) 
2a
1  b  4ay  b 2  4ac
 f ( x) 
2a
jadi, jika f(x) = ax2 + bx + c

1  b  4ay  b 2  4ac
maka f ( x) 
2a

Invers fungsi akan merupakan fungsi jika dipenihu syarat-syarat sebagai


fungsi,
Contoh :
1. Jika f(x) = x2 + 2x – 3 = (x + 1)2 – 4 maka f-1 (x) =  1  x  4 , x  4

Jadi fungsi inversnya adalah : f-1(x) =  1  x  4 , x  4 atau


f-1(x) =  1  x  4 , x  4

2. f(x) = 4 x 2  16 x  25  4( x 2  4 x)  25  4( x 2  4 x  4  4)  25

 4( x 2  4 x  4)  16  25
 4( x  2) 2  9

d) menentukan rumus umum fungsi invers dari fungsi dalam bentuk akar

f ( x)  n ax  b
 y  n ax  b
 y n  ax  b
 ax  y n  b
yn b
x
a
yn b
 f 1 ( y ) 
a
1 xn b
jadi, f ( x) 
a

Jika f ( x)  n ax  b ,maka f 1 ( x)  x  b
n

Contoh :
Tentukan rumus fungsi invers dari
1. f ( x)  x  3

2. f ( x)  3 2 x  5

3. f ( x)  5  3 x  4

Jawab
x2  3
1) f 1 ( x) 
1
 x2  3

2) f 1 ( x)  x  5
3

3) f 1 ( x)  x  4
5

3

4. Fungsi invers dari fungsi Komposisi


Misalkan fungsi h merupakan fungsi komposisi dari fungsi f dan g ditulis h =
gof maka invers dari fungssi h adalah fungsi invers dari fungsi komposisi h
dapat ditulis dengan notasi h-1= (gof)-1.
Untuk menentukan fungsi (gof)-1jika masing-masing fungsi f dan g
diketahui, salah satu jalan yang dapat ditempuh dengan menentukan
terlebih dahulu fungsi komposisi gof kemudian menentukan fungsi
inversnya. Dapat juga karena dari difat komposisi fungsi bahwa (gof)-1
adalah fungsi yang jika dikomposisikan dengan gof akan diperoleh fungsi
(gof)-1 = f-1 dan g-1.
Contoh :
Jika f dan g adalah fungsi pada R yang didefinisikan f(x) = x + 3 dan g(x) =
2x – 1.
Tentukan:
a) f-1 dan g-1
b) g-1 o f-1 dan f-1o g-1
c) (gof)-1 dan (fog)-1
Jawab :
x 1
a) f-1(x) = x – 3 dan g-1(x) =
2
( x  3)  1 x  2
b) ( g 1 of 1
)( x)  g 1 ( f 1
( x))  g 1 ( x  3)  
2 2
 x 1 x 1 x 5
( f 1 og 1 )( x)  f 1
( g 1 ( x))  f 1
  3 
 2  2 2

c) ( gof )( x)  g ( f ( x))  g ( x  3)  2( x  3)  1  2 x  5
Misalkan : (gof)(f) = y  2x + 5 = y
 2x  y  5
y 5
x
2
x 5
 ( gof ) 1 ( x) 
2
x 5
Jadi (gof)-1(x) =
2
( fog )( x)  f ( g ( x))  f (2 x  1)  (2 x  1)  3  2 x  2

misalkan (fog)(x) = y  2x + 2= y
 2x  y  2
y2
x
2

x2
 ( fog) 1 ( x) 
2

x2
Jadi (f o g)-1(x) =
2
I. SOAL-SOAL DAN PEMBAHASAN

1. Diketahui fungsi f dan g dirumuskan oleh f(x) = 3x2 – 4x + 6 dan g(x) = 2x –


1. Jika nilai (f o g)(x) = 101, maka nilai x yang memenuhi adalah …

A. dan -2

B. dan 2

C. dan 2

D. dan -2

E. dan -2

PEMBAHASAN :

(f o g)(x) = f(g(x))

= f(2x – 1)

= 3(2x – 1)2 – 4(2x – 1) + 6

= 3(4x2 – 4x + 1) – 8x + 4 + 6

= 12x2 – 12x + 3 – 8x + 4 + 6
(f o g)(x) = 12x2 – 20x + 13

101 = 12x2 – 20x + 13

12x2 – 20x – 88 = 0

4(3x2 – 5x – 22) = 0

4(3x-11)(x+2) = 0

x = 11/3 atau x = -2

JAWABAN :

2. Diketahui (f o g)(x) = 42x+1 Jika g(x) = 2x – 1, maka f(x) = …

A. 4x+2

B. 42x+3

C. 24x+1 + 1/2

D. 22x+1 + 1/2

E. 22x+1 + 1

PEMBAHASAN :

y = 2x -1

x=

g-1(x) =

f(x) = (f o g o g-1)(x)

= (f o g)(g-1(x))

= (f o g)( )

= 42( )+1

= 4x+1+1
= 4x+2

JAWABAN : A

3. Jika f(x) = dan (f o g)(x) = , maka fungsi g(x) = …

A. 2x – 1

B. 2x – 3

C. 4x – 5

D. 4x + 3

E. 5x – 4

PEMBAHASAN :

y=

y2 = x + 1

x = y2 – 1

f-1(x) = x2 – 1

g(x) = (f-1 o f o g)(x)

= f-1(f o g(x))

= f-1( )

=( )2 – 1

= 4(x+1) – 1

= 4x + 3

JAWABAN : D

4. Ditentukan g(f(x)) = f(g(x)). Jika f(x) = 2x + p dan g(x) = 3x + 120, maka nilai
p=…

A. 30
B. 60

C. 90

D. 120

E. 150

PEMBAHASAN :

g(f(x)) = g(2x + p)

= 3(2x + p) + 120

= 6x + 3p + 120

f(g(x)) = f(3x + 120)

= 2(3x + 120) + p

= 6x + 420 + p

karena g(f(x)) = f(g(x)), maka berlaku :

6x + 3p + 120 = 6x + 420 + p

2p = 300

p = 150

JAWABAN : E

5. Fungsi f : R R didefinisikan sebagai f(x) = , . Invers dari fungsi f


adalah f –1(x) = …

A. ,

B. ,

C. ,

D. ,
E. ,

PEMBAHASAN :

y=

y(3x + 4) = 2x – 1

3xy + 4y = 2x – 1

3xy – 2x = -1 – 4y

x(3y – 2) = -1 – 4y

x= ,

atau

f-1(x) = ,

JAWABAN : C

6. Diketahui f(x) = , dan f–1(x) adalah invers dari f(x). Rumus f–1(2x –
1) = …

A. ,

B. ,

C. ,

D. ,

E. ,

PEMBAHASAN :

y=

y(2x – 1) = x – 1

2xy – y = x – 1
2xy – x = y – 1

x(2y – 1) = y – 1

x=

atau

f-1(x) =

f–1(2x – 1) =

JAWABAN :

7. Diketahui fungsi f(x) = 6x – 3, g(x) = 5x + 4, dan (f o g)(a) = 81. Nilai a = …

A. -2

B. -1

C. 1

D. 2

E. 3

PEMBAHASAN :

(f o g)(x) = f(5x + 4)

= 6(5x + 4) – 3

= 30x + 21

(f o g)(a) = 30a + 21 = 81

30a = 60

a=2

JAWABAN : D
8. Diketahui fungsi f(x) = 2x + 1 dan (f o g)(x + 1) = –2x2 – 4x – 1. Nilai g(–2) = …

A. -5

B. -4

C. -1

D. 1

E. 5

PEMBAHASAN :

f(x) = 2x + 1

f(x + 1) = 2(x + 1) + 1 = 2x + 3

y = 2x + 3

x=

f-1(x – 1) =

g(x + 1) = (f-1 o f o g)(x + 1)

= f-1 ((f o g)(x + 1))

agar diperoleh g(-2) maka subsitusi x = -3 ke fungsi g(x + 1)

g(-2)=

=5

JAWABAN : E
9. Diketahui f(x) = , . Jika f–1(x) adalah invers fungsi f, maka f–1(x – 2)
=…

A. ,

B. ,

C. ,

D. ,

E. ,

PEMBAHASAN :

y=

y(4x + 1) = 2 – 3x

4xy + y = 2 – 3x

4xy + 3x = 2 – y

x(4y + 3) = 2 – y

x=

f-1(x) =

f-1(x – 2) =

JAWABAN : A

2  3x
10. Diketahui f ( x)   , jika f 1 adalah invers dari f, maka f 1
( x)  ........
2
2 3
A. (1  x) D.  ( x  1)
3 2
2 2
B. (1  x) E.  ( x  1)
3 3
3
C. (1  x)
2
Pembahasan
Invers Fungsi
2  3x
f ( x)  
2
 (2  3x)  2 f ( x)
 2  3 x  2 f ( x)
3 x  2 f ( x)  2
2
x  ( f ( x)  1)
3
invers dari
2
f 1 ( x)  (1  x)
3
Jawab : A
x 1
11. Diketahui fungsi f ( x)  ,  3dang ( x)  x 2  x  1 nilai komposisi fungsi gof
x3
2=…
A. 2
B. 3
C. 4
D. 7
E. -8
Penyelesaian :
Nilai fungsi komposisi diperoleh dari gof 2 dari: g f(2).
2 1
karena f (2)=  3, maka :
23
g f (2)  g  3  32  3  1  7

Jawaban: D
1  5x 1
12. Diketahui f ( x)  , x  2 dan f ( x) adalah invers dari f(x). nilai
x2
f 1 (3)  ........
4
A.
3
B. 2
5
C.
2
D. 3
7
E.
2
Penyelesaian:
1  5x 1
Misal y = f ( x)  ,  2 , maka f ( x) = x yang dapat diperoleh dengan
x2
cara:
y x + 2 = 1 – 5x
 yx  5 x  1  2 y
 xy  5  1  2 y
1 2y
x
y5
1  2x
 f 1 ( x) 
x5
Sehingga :
1  2(3) 7
f 1 (3)  
(3)  5 2

Jawaban: E
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari pembahasan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa
1. Fungsi adalah Antara anggota-anggota dari suatu himpunan dapat
terjadi suatu relasi dengan anggota-anggota dari himpunan yang lain
2. fungsi terdiri dari beberapa macam, antara lain : Fungsi Konstan, Fungsi
Identitas, Fungsi Modulus, Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil, Fungsi
Tangga atau Fungsi Nilai Bulat Terbesar, fungsi linier, fungsi kuadrat, Fungsi
turunan.
3. Fungsi memiliki beberapa fungsi-fungsi khusus, diantaranya : fungsi
Surjektif, Fungsi Inejtif , koresponden satu-satu, fungsi konstan, fungsi
identitas.
B. SARAN
Saran yang dapat penyusun berikan sehubungan dengan hasil
pembahasan ini adalah Sebaiknya kita terapkan fungsi dalam kehidupan
sehari-hari seperti pengelolaan manajemen baik diperusahaan maupun
dilingkungan keluarga..

Anda mungkin juga menyukai