Anda di halaman 1dari 20

Bab IV | 1

BAB IV

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

















Bab IV | 2



Standar Kompetensi:.
Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan fungsi linier
dan fungsi kuadrat
Kompetensi Dasar:
1. Mendeskripsikan perbedaan konsep relasi dan fungsi
2. Menerapkan konsep fungsi linier
3. Menggambar fungsi kuadrat
4. .Menerapkan konsep fungsi kuadrat
5. Menerapkan konsep fungsi eksponen
6. Menerapkan konsep fungsi logaritma
7. Menerapkan konsep fungsi trigonometri

Prasyarat
Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari bagian ini adalah
mahasiswa telah mempelajari dan mengerti konsep dasar-dasar penjumlahan,
pengurangan, perkalian, perpangkatan, pembagian bilangan real, persamaan
dan pertidaksamaan

Indikator Kinerja:
1. Membedakan konsep relasi dan fungsi dengan jelas
2. Menguraikan jenis-jenis fungsi dan Menunjukkan contohnya
3. Menggambar grafik fungsi linier
4. Menentukan persamaan fungsi linier jika diketahui koordinat titik atau
gradien atau grafiknya.
5. Menentukan fungsi invers dari suatu fungsi linier
6. Menggambar grafik fungsi kuadrat
7. Menentukan persamaan fungsi kuadrat
8. Menggambar grafik fungsi kuadrat melalui titik ekstrim dan titik potong
pada sumbu koordinat
9. Menerapkan fungsi kuadrat untuk menentukan nilai ekstrim
Bab IV | 3

10. Menggambar grafik fungsi eksponen.
11. Menentukan persamaan fungsi eksponen, jika diketahui grafiknya
12. Mendeskripsikan fungsi logaritma sesuai dengan ketentuan
13. Menguraikan sifat-sifat fungsi logaritma
14. Menggambar grafik fungsi logaritma
Kerangka Isi Fungsi Dan Grafik Fungsi


























Relasi dan
Fungsi
mempelajari
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
Terdiri atas
1. Konsep fungsi
logaritma
2. Menggambar grafik
logaritma
3. Menentukan
persamaaan fungsi
logaritma
4. Penerapan fungsi
logaritma dalambidang
Fungsi
Logaritma
1. Konsep fungsi eksponen
2. Menggambar grafik
fungsi eksponen
3. Menentukan persamaaan
fungsi eksponen
4. Penerapan fungsi
eksponen dalam bidang
teknik
Fungsi
Eksponen
1. Konsep fungsi
kuadrat
2. Menggambar grafik
fungsi kuadrat
3. Harga ekstrim
4. Menentukan
persamaaan fungsi
kuadrat
5. Penerapan fungsi
kuadrat dalambidang
teknik
Fungsi
Kuadrat
1. Konsep fungsi linier
2. Menggambar grafik
fungsi linier
3. persamaan fungsi
linier jika diketahui
koordinat titik atau
gradien atau grafiknya
4. invers dari suatu
fungsi linier
Fungsi
Linier
Bab IV | 4



Uraian Materi Fungsi dan Grafik Fungsi

4.1 Fungsi
Dalam berbagai aplikasi, korespondensi/hubungan antara dua himpunan
sering terjadi. Sebagai contoh, volume bola dengan jari-jari r diberikan oleh relasi
3
3
4
r V t = . Contoh yang lain, tempat kedudukan titik-titik ) , ( y x yang jaraknya 1
satuan dari titik pangkal O adalah 1
2 2
= + y x . Ada hal penting yang bisa dipetik
dari contoh di atas. Misalkan X menyatakan himpunan semua absis lebih dari atau
sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1, sedangkan Y himpunan ordinat
lebih dari atau sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1. Maka elemen-
elemen pada X berkorespondensi dengan satu atau lebih elemen pada Y. Selanjutnya,
korespondensi 1
2 2
= + y x disebut relasi dari X ke Y. Secara umum, apabila A dan
B masing-masing himpunan yang tidak kosong maka relasi dari A ke B
didefinisikan sebagai himpunan tak kosong B A R c .

A B







Gambar 4.1 Relasi dari himpunan A ke B

J ika R adalah relasi dari A ke B dan A x e berelasi R dengan B y e maka
ditulis:
) ( atau atau ) , ( a R b aRb R b a = e
Apabila diperhatikan secara seksama, ternyata dua contoh di atas mempunyai
perbedaan yang mendasar. Pada contoh yang pertama setiap 0 > r menentukan tepat
a
1
a
2
a
3
b
1
b
2
b
3
b
4

Bab IV | 5

satu 0 > V . Sementara pada contoh yang ke dua, setiap ] 1 , 1 [ e x berelasi dengan
beberapa (dalam hal ini dua) nilai ] 1 , 1 [ e x yang berbeda. Relasi seperti pada
contoh pertama disebut fungsi.

Definisi 4.1.1 Diketahui R relasi dari A ke B. Apabila setiap A x e berelasi R
dengan tepat satu B y e maka R disebut fungsi dari A ke B.


J adi, relasi R dari A ke B disebut fungsi jika untuk setiap A x e terdapat tepat satu
B y e sehingga ) (a R b = .

Sebagai contoh, misalkan { ; { ; 6 , 3 dan 2 , 1 = = Y X . Himpunan { ; ) 3 , 2 ( ), 3 , 1 (
merupakan fungsi dari X ke Y, karena setiap anggota X berelasi dengan tepat satu
anggota Y. Demikian pula, himpunan { ; ) 3 , 2 ( ), 6 , 1 ( merupakan fungsi dari X ke Y.
Sementara himpunan { ; ) 3 , 2 ( ), 6 , 1 ( ), 3 , 1 ( bukan merupakan fungsi dari X ke Y, karena
ada anggota X, yaitu 1, yang menentukan lebih dari satu nilai di Y.
Fungsi dinyatakan dengan huruf-huruf: f, g, h, F, H, dst. Selanjutnya, apabila
f merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka dituliskan:
f : A B
Dalam hal ini, himpunan A dinamakan domain atau daerah definisi atau daerah
asal, sedangkan himpunan B dinamakan kodomain atau daerah kawan fungsi f.
Domain fungsi f ditulis dengan notasi D
f
, dan apabila tidak disebutkan maka
disepakati bahwa domain fungsi f adalah himpunan terbesar di dalam R sehingga f
terdefinisikan atau ada. J adi:

{ ; ) ikan terdefinis ( ada ) ( : x f x D
f
R e =

Himpunan semua anggota B yang mempunyai kawan di A dinamakan range
atau daerah hasil fungsi f, ditulis
f
R atau Im(f) (Perhatikan Gambar 2.1.2).

Bab IV | 6




J ika pada fungsi f : A B , sebarang elemen x e A mempunyai kawan y
e B, maka dikatakan y merupakan bayangan x oleh f atau y merupakan nilai
fungsi f di x dan ditulis y = f(x).
A B



Gambar 4.3 f fungsi dari himpunan A ke B.

Selanjutnya, x dan y masing-masing dinamakan variable bebas dan variabel tak
bebas. Sedangkan y =f(x) disebut rumus fungsi f.

Contoh 4.1 Tentukan domainnya.
a.
2
1
) (
+
=
x
x f b.
1
) (
2

=
x
x
x f c.
) 6 ln(
5
1
) (
2
+
+
= x x
x
x f
Penyelesaian:
a. Suatu hasil bagi akan memiliki arti apabila penyebut tidak nol. Oleh karena itu,
{ ; } 2 { 0 2 : ikan terdefinis
2
1
: = = + e =
)
`

+
e = R R R x x
x
x D
f






f
R

Gambar 4.2

x

y
f
A B
Bab IV | 7

b. Karena akar suatu bilangan ada hanya apabila bilangan tersebut tak negatif,
maka:
{ ; ). , 1 ( ] 0 , 1 ( 1 atau 0 1 :
0
1
: ada
1
:
2 2
= > s < e =
)
`

>

e =
)
`

e =
x x x
x
x
x
x
x
x D
f
R
R R

c. Suatu jumlahan memiliki arti apabila masing-masing sukunya terdefinsikan.
Sehingga:
{ ;
{ ;
{ ; { ; ) 3 dan 5 : atau 2 dan 5 :
) 3 atau 2 ( dan 5 :
0 ) 6 ( dan 0 5 :
ada ) 6 ln( dan ada
5
1
:
ada ) 6 ln(
5
1
:
2
2
2
> = e < = e =
> < = e =
> = + e =
)
`


+
e =
)
`

+
+
e =
x x x x x x
x x x x
x x x x
x x
x
x
x x
x
x D
f
R R
R
R
R
R

= ) , 3 ( ) 2 , 5 ( ) 5 , (

Contoh 4.2 J ika ) 1 ( 3 ) (
2
x x x f + = , maka tentukan:
a. ) 1 ( f b. ) 2 ( + x f c. ) 1 ( x f d. ) ( x x f A +
Penyelesaian:
a. 2 ) 1 1 ( ) 1 .( 3 ) 1 (
2
= + = f .
b. ) 2 ( 1 12 12 3 ) 2 ( 1 ) 2 ( 3 ) 2 (
2 2
+ + + + = + + + = + x x x x x x f .
c. , x x
x
x x f + = + =
2 2
3
1
1
) 1 .( 3 ) 1 ( .
d. ) ( 1 ) ( . 6 3 ) ( 1 ) .( 3 ) (
2 2 2
x x x x x x x x x x x x f A A A A A A + + + + = + + + = + .

a. Fungsi Surjektif, Fungsi Injektif, dan Fungsi Bijektif
Berikut diberikan beberapa fungsi yang memenuhi syarat-syarat tertentu
. Diberikan fungsi B A f : .
(i). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai kawan anggota himpunan
A, maka f disebut fungsi surjektif atau fungsi pada (onto function).
Bab IV | 8







Gambar 4.1.4 f fungsi surjektif dari himpunan A ke himpunan B

(ii). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai yang kawan di A, kawannya
tunggal, maka f disebut fungsi injektif atau fungsi 1-1 (into function).

A B




(iii). J ika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f
disebut fungsi bijektif atau korespodensi 1-1. Mudah dipahami bahwa
korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus injektif.

A B





Grafik fungsi linier banyak digunakan dalam keadaan sehari-hari. Contoh, pada
gambar di
a

a

a

a



b
1
b
2
b
3

a
1

a
2

a
3


b
1
b
2
b
3

b
4

b
5

a
1
a
2
a
3

a
4

b
1

b
2

b
3

b
4


A B
Gambar 4.1.5 Fungsi injektif dari A ke B
Gambar 41.6 Korespondensi 1 1.
Bab IV | 9

samping, grafik fungsi linier digunakan untuk menyatakan hubungan antara waktu
(time), dalam menit (minutes), dengan jarak (distance), dalam kilometer (km).
4.2 Fungsi Linier
Fungsi linier mempunyai persamaan y = ax +b, a, b e R dan a = 0. Grafik fungsi
linier berupa garis lurus. Untuk menggambar grafik fungsi linier ada dua cara,
yaitu: dengan tabel dan dengan menentukan titik potong pada sumbu x dan
sumbu y.
Contoh:
Gambarlah grafik fungsi y = 2x +2
Penyelesaian:
1. Dengan tabel
x 1 0 1
y = 2x +2 0 2 4








2. Dengan titik potong sumbu x dan sumbu y
Persamaan garis y = 2x +2
Titik potong grafik dengan sumbu x:
syarat y = 0 0 = 2x +2
2x = 2
x = 1
sehingga titik potong grafik dengan sumbu x adalah ( 1,0)
Titik potong grafik dengan sumbu y:
syarat x = 0 y = 2 . 0 +2 = 2
sehingga titik potong grafik dengan sumbu y adalah ( 0,2)
Dari tabel diperoleh titiktitik berupa
pasangan koordinat, kita gambar titik
tersebut dalam bidang kartesius
kemudian dihubungkan sehingga
tampak membentuk garis lurus.
(gambar 2.6)
0 1 2 3 4
1
-
1
-
X
Y
Gb. 4.6. grafik fungsi linier
2
3
4 -
y = 2x +2
Bab IV | 10

Kedua titik potong tersebut digambar dalam bidang kartesius kemudian
dihubungkan sehingga tampak membentuk garis lurus (gambar 2.7).










1. Gradien
Persamaan garis biasa juga ditulis y = mx +c, dengan m, c e 9. Dalam hal
ini m dan c adalah konstanta, dengan m melambangkan gradien (koefisien
arah) garis lurus.
Gradien adalah konstanta yang menunjukkan tingkat kemiringan garis.
Dilihat dari gambar 2.8 maka m dapat dicari sebagai berikut:











Pada gambar 2.8, misalkan o adalah sudut antara garis horisontal (sejajar
sumbu x) dan grafik fungsi linier dengan arah putaran berlawanan arah
, ,
1 2
1 2
1 2
1 2
x x
x f x f
x x
y y
x
y
m

=
A
A
=

0 1 2 3 4

4
3
2
1
-
1
-
X
Y
Gb. 4.7. Grafik fungsi linier
y = 2x +2
-
-
X
Y
Gb. 4.8. Gradien
x
1
x
2
y
2

y
1

y

x
o
O
Bab IV | 11

y y
1
= m (x x
1
)
dengan arah putaran jarum jam, maka gradien dapat pula didefinisikan
dengan o =
A
A
= tan
x
y
m .
J adi m =tan o

Sebagai catatan bahwa
a) J ika m = 0 maka grafik sejajar dengan sumbu x dan ini sering disebut
sebagai fungsi konstan.
b) J ika m > 0 maka grafik miring ke kanan (0< o < 90)
c) J ika m < 0 maka grafik condong ke kiri (90< o < 180)

2. Menentukan persamaan garis melalui satu titik dan bergradien m
Misalkan garis y = mx + c melalui titik P(x
1
,y
1
), setelah titik (x
1
,y
1
)
disubstitusikan ke persamaan garis tersebut diperoleh:
y = mx + c
y
1
= mx
1
+c
y y
1
= m (x x
1
)
J adi rumus persamaan garis melalui titik P(x
1
,y
1
) dan bergradien m adalah


Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui P(3,9) dan bergradien 6.
Penyelesaian:
Titik P(3,9) dan gradien m = 6 disubstitusikan ke persamaan diatas
y y
1
= m(x x
1
)
y 9 = 6(x 3)
y = 6x 18 +9
y = 6x 9
J adi persamaan garisnya adalah y = 6x 9.
3. Menentukan persamaan garis melalui dua titik
Persamaan garis melalui dua titik A(x
1
,y
1
) dan B(x
2
,y
2
) dapat dicari dengan
langkah sebagai berikut:

Bab IV | 12

1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


persamaan garis melalui titik A(x
1
,y
1
) dan dengan memisalkan gradiennya m
adalah
y y
1
= m (x x
1
) . (i)
karena garis ini juga melalui titik B(x
2
,y
2
), maka y
2
y
1
= m (x
2
x
1
),
sehingga diperoleh gradien

1 2
1 2
x x
y y
m

= . (ii)
persamaan (ii) disubstitusikan ke (i) diperoleh
1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


J adi persamaan garis melalui dua titik A(x
1
,y
1
) dan B(x
2
,y
2
) adalah



Contoh:
Tentukan persamaan garis yang melalui titik (1,6) dan (3,8).
Penyelesaian:
Kedua titik (1,6) dan (3,8) disubstitusikan ke persamaan garis melalui dua
titik.

1 2
1
1 2
1
x x
x x
y y
y y


1 3
1
6 8
6

x y


2
1
2
6
=
x y

y 6 = x 1
y = x +5
J adi persamaan garisnya adalah y = x +5


4. Menentukan titik potong antara dua garis
Misalkan dua garis g
1
dan g
2
saling berpotongan di titik P(x,y), maka nilai x
dan y harus memenuhi kedua persamaan garis tersebut. Titik potong dua
garis dapat dicari dengan metode substitusi atau eliminasi.
Contoh:
Bab IV | 13

Tentukan titik potong dari dua garis g
1
: y = 3x +2 dan g
2
:

y = x +8
Penyelesaian:
Soal di atas dapat diselesaikan dengan 2 metode
a. Metode substitusi
Nilai y pada persamaan g
2
diganti dengan nilai y persamaan g
1

y = x +8
3x +2 = x +8
2x = 6
x = 3
x = 3 dimasukkan ke persamaan g
2
diperoleh
y = x +8 = 3 +8 = 11
jadi titik potong g
1
: y = 3x +2 dan g
2
:

y = x +8 adalah (3,11)
b. Metode eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menyamakan koefisien salah satu
variabel untuk menghilangkan salah satu variabel lainnya. Karena kedua
persamaan tersebut memiliki koefisien variabel y yang sama maka
langsung dieliminasikan
y = 3x + 2 x = 3 dimasukkan ke persamaan g
2

y = x + 8 y = x +8 = 3 +8 = 11
0 = 2x 6
2x = 6 x = 3

jadi titik potong g
1
: y = 3x +2 dan g
2
:

y = x +8 adalah (3,11)
Catatan:

a. Garis g
1
yang bergradien m
1
dikatakan sejajar dengan g
2
yang
bergradien m
2
jika memenuhi m
1
= m
2

Contoh:
Apakah garis y = 5x +12 sejajar dengan y = 5x 8
Penyelesaian:
Karena m
1
= m
2
= 5 maka kedua garis tersebut sejajar.
+
Bab IV | 14

b. Garis g
1
yang bergradien m
1
dikatakan tegak lurus dengan g
2
yang
bergradien m
2
jika memenuhi m
1
. m
2
= 1
Contoh:
Apakah garis 2y = 6x +12 dan 9y = 3x +8 saling tegak lurus?
Penyelesaian:
g
1
: 2y = 6x +12 y = 3x +6 m
1
= 3
g
2
: 9y = 3x +8 y =
9
8
3
1
+ x m
2
=
3
1

m
1
. m
2
= 3 . |
.
|

\
|

3
1
= 1 sehingga kedua garis saling tegak lurus.
4.3 Fungsi Kuadrat
Bentuk umum fungsi kuadrat adalah y = ax
2
+bx +c dengan a, b, c e R dan a
= 0. Grafik fungsi kuadrat berbentuk parabola maka sering juga disebut fungsi
parabola.
J ika a > 0 , parabola terbuka ke atas sehingga mempunyai titik balik minimum
(gambar 2.9.a)
J ika a < 0 , parabola terbuka ke bawah sehingga mempunyai titik balik
maksimum (gambar 2.9.b)









Langkahlangkah menggambar grafik fungsi kuadrat y = ax
2
+bx +c :
1. Menentukan pembuat nol fungsi y = 0 atau f(x) = 0
Gb. 2.9.a. grafik parabola
Y
X
P(x,y)
O
Gb. 2.9.b. grafik parabola
Y
X
P(x,y)
O
Bab IV | 15

Pembuat nol fungsi dari persamaan kuadrat y = ax
2
+bx +c diperoleh jika
ax
2
+bx +c = 0. Sehingga diperoleh nilai x yang memenuhi ax
2
+bx +c =
0.
2. Menentukan sumbu simetri
a
b
x
2

=
3. Menentukan titik puncak P (x, y) dengan
a
b
x
2

= dan
a
y
4
D

=
Dengan nilai diskriminan D = b
2
4ac.
J ika ditinjau dari nilai a dan D maka sketsa grafik parabola sebagai berikut:
a <0, D >0



a <0, D = 0

a <0, D <0

a >0, D >0


a >0, D = 0



a >0, D <0




Catatan:
persamaan kuadrat ax
2
+bx +c = 0 dapat dicari akarakarnya dengan:
Pemfaktoran
Kuadrat sempurna
Rumus abc: x
12
=
a
ac b b
2
4
2


Contoh:
Gambarlah sketsa grafik fungsi y = x
2
6x +8
Penyelesaian:
a. Menentukan pembuat nol fungsi
Dengan pemfaktoran diperoleh
Definit positif


Definit negatif


X
2
X
1
- -
X
2
X
1
- -

X
1
= X
2

-
X
1
= X
2

-
Bab IV | 16

Y
X
1
-
2 3
-
4
1
0
-
Gb. 4.10. contoh grafik parabola
x
2
6x +8 = 0
(x 2) (x 4) = 0
x = 2 atau x = 4
b. Menentukan sumbu simetri
3
2
6
1 . 2
) 6 (
2
= =

=

=
a
b
x
c. Menentukan titik puncak P (x, y)
Karena x sudah dicari maka tinggal mencari nilai y dengan substitusi x = 3
ke fungsi y diperoleh
y = 3
2
6(3) +8
= 9 18 +8
= 1
J adi puncaknya adalah titik (3,1).


Sehingga sketsa grafiknya adalah







4.4 Fungsi Eksponensial

Misal a bilangan riel positif yang tidak sama dengan 1, maka untuk setiap bilangan
riel x dapat ditentukan bilangan riel a
x
yang tunggal. Dengan demikian f: x ->a
x

merupakan suatu fungsi yang memetakan x ke a
x
. Karena x pada a
x
merupakan
pangkat atau eksponen, maka f: x ->a
x
disebut fungsi eksponen.
J adi untuk 1 , 0 = > a a , fungsi f dengan rumus: f(x) =a
x

Bab IV | 17

disebut fungsi eksponensial. Grafik fungsi eksponensial diperlihatkan pada gambar
berikut:



Grafik y =a
x
, untuk a >1, memiliki sifat-sifat:
- terdefinisi untuk semua x e R;
- jika x bernilai kecil sekali dan bertanda negatip maka y mendekati nol
dan
- bertanda positip;
- jika x bernilai besar sekali dan bertanda positip maka y bernilai besar
sekali dan
- bertanda positip;
- untuk x =0 , y =1.
Grafik y =a
x
, untuk a <1, memiliki sifat-sifat:

- terdefinisi untuk semua x e R;
- jika x bernilai kecil sekali dan bertanda negatip maka y besar sekali
dan bertanda positip;
- jika x bernilai besar sekali dan bertanda positip maka y bernilai
mendekati nol dan bertanda positip;
1 , > = a a y
x

1 0 , < < = a a y
x

1
Gambar 4.2.13
Bab IV | 18

- untuk x =0 , y =1.



Contoh:
Gambarlah grafik dari y =2
x
.; x e R
Penyelesaian:
Untuk menggambar grafik dari y =2
x
terlebih dahulu dibuat tabel harganya
sebagai berikut:

x
..
-2 -1 2
1

0 2
1

1 2 3
.
y=2
x


0.25 0.5 0.7071068 1 1.414214 2 4 8



Gambarlah grafik dari
x
2
1
|
.
|

\
|
; x e R
Penyelesaian:
Untuk menggambar grafik dari
x
2
1
|
.
|

\
|
terlebih dahulu dibuat tabel harganya
sebagai berikut:

Bab IV | 19







4.5 Fungsi Logaritma

Untuk 1 , 0 = > a a ,
y a
a x x y = = log . Sebagai contoh:
, 27 3 1 karena 3 27 log
8 2 karena 3 8 log
3 3 1
3 2
= =
= =


Selanjutnya, fungsi f dengan rumus:
x x f
a
log ) ( =
disebut fungsi logaritma. Dalam hal ini { ; 0 : > e = x x D
f
R . Grafik fungsi
logaritma diperlihatkan pada gambar dibawah.

Bab IV | 20


Grafik y =
a
log x, untuk 0 <a <1, memiliki sifat-sifat:

- terdefinisi untuk semua x >0;
- jika x mendekati nol maka y besar sekali dan bertanda positip;
- untuk x =1, y =0
- untuk x lebih besar dari 1, y berharga negatip. J ika x semakin besar,
maka y semakin kecil;

Grafik y =
a
log x, a >1, memiliki sifat-sifat:

- terdefinisi untuk semua x >0;
- jika x mendekati nol maka y kecil sekali dan bertanda negatip;
- untuk x =1, y =0
- duntuk x lebih besar dari 1, y berharga positip. J ika x semakin besar,
maka y semakin besar pula;



1 , log > = a x y
a
1 0 , log < < = a x y
a
1
Gambar 2.2.14

Anda mungkin juga menyukai