Anda di halaman 1dari 38

FUNGSI.

3.1. PENDAHULUAN

Salah satu konsep yang teramat penting dalam matematika adalah konsep fungsi. Konsep ini selalumuncul dan memegang peranan penting di hampir semua cabang matematika.

Istilah peta atau pemetaan (mapping) ataupun transformasi kerapkali digunakan menggantikan istilah fungsi. Istilah mana yang dipakai tergantung pada kebiasaan dan kesenangan masing-masing pengguna.

3.2. FUN G S I

Pandang bahwa untuk setiap anggota himpunan A dikaitkan dengan satu dan hanya satu anggota himpunan B, koleksi dari pengaitan semacam itu disebut suatu fungsi dari A ke B.

Himpunan A disebut domain atau ramah dan himpunan B disebut Codomain dari fungsi.

Fungsi biasa kita beri nama seperti f, g, dan sebagainya. Di sini kita tulis fungsi f sebagai f : a -~ B.

Jika a E A, maka anggota himpunan B yang merupakan kaitan dari a dapat kita tulis sebagai f(a). Elemen f(a) tersebut dinamakan nilai fungsi dari a, atau peta dari a. Himpunan semua peta disebut daerah nilai (range) dari fungsi f. Daerah nilai merupakan himpunan bagian dari codomian.

Fungsi acapkali disajikan dalam bentuk rumus (persarnaan) maternatika, Misalnya f adaIah fungsi f : R -7 R, R adalah himpunan bilangan riil, yang memetakan setiap x E R ke kuadratnya.

Di sini rumus matematikanya adalah f(x) = X2, yang: dapat ditulis pula sebagai x -7 x2•

Kadang-kadang ditulis pula Y = f(x) = x2

Dalam penulisan di atas, x disebut variabel bebas dany disebut variabel bergantung. Nilai y bergantung dari pengambilan nilai x.

Bila kita simpulkan pembicaraan di atas, makajelaslah bahwa fungsi merupakan suatu relasi yang khusus. Di sini fungsi dapat disajikan sebagai hirnpunan pasangan

84

terurut (x,y) seperti halnya relasi. Yang perlu diperhatikan setiap anggota domain satu dan hanya satu kali muneul sebagai kornponan pertama pasangan.

Contoh 3.1. :

Hirnpunan [(l,a), (2,b), (3,e)] merupakan fungsi dari a [1,2,3,4] ke B = [a,b,e,d], sedangkan [(l,a), (l,b), (2,a), (3,d), (4,a)] bukan fungsi karena elernen I E A dipetakan ke a serta ke b. Demikian pula [(I,a), (2,b), (3,e)] bukan fungsi karena 4 E A tidak mernpunyai peta di B.

Catatan (1) :

Grafik dari fungsi dapat kita garnbar serupa seperti grafik dari relasi. Ka1au fungsi f : R ~ R, rnaka kita dapat rnenggarnbar surnbu rnendatar sebagai surnbu X dan surnbu tegak sebagai sumbu Y.

3.3. FUNGSI SATU-SATU, FUNGSI PADA

Suatu fungsi f : A ~ B disebut satu-satu bila setiap elernen yang berbeda dari A mernpunyai peta yang berbeda pula di B. Dengan perkataan lain bila al ~ a2 rnaka f(a) ~ f(a2).

Contoh 3.2. :

Pandang A = [1,2,3]. B = [a,b,e,d] rnaka f : A~ B berikut ini : [t l,c), (2,b), (3,d)] rnerupakan fungsi satu-satu, Sedangkan g : A ~ B berikut ini : [(I,a), (2,b), (3,b)] bukan fungsi satu-satu.

Contoh 3.3. :

Misalkan fungsi f : R# ~ R# didefinisikan oleh rurnus f(x) = x2• Maka f bukan fungsi satu-satu karena f(2) = f(-2) = x, yaitu peta dari dua bilangan riil yang berbeda yakni 2 dan -2, adalah bilangan yang sarna, yaitu 4.

85

Contoh 3.4~ :

Misalkan Fungsi f : R# ~ R# didefinisikan oleh rumus f(x) = X3• Maka f adalah peta satu-satu karena pangkat tiga dari dua bilangan riil yang berbeda juga berbeda.

Contoh 3.5. :

Fungsi f yang menetapkan tiap-tiap negara di dunia ibukota-ibukota yang berbeda, yaitu, tidak ada kota yang adalah ibukota dari dua negara yang berbeda.

FUNGSIPADA

Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalarn B. Maka daerah nilai f(A) dari fungsi f adalah sub-hirnpunan B, yaitu f(A) c B.Jika f(A) = B, yaitu, jika setiap anggota B rnuncul sebagai peta dari sekurang-kurangnya satu elernen A, rnaka kita katakan "f adalah suatu fungsi dari A pada B", atau "f rnernetakan A pada B", atau "f adalahsuatu fungsi pada (onto function)".

Contoh 3.6. :

Misalkan fungsi f : R# -:7 R# didefinisikan oleh rurnus f(x) = x2• Maka f bukan suatu fungsi pada karena bilangan-bilangan negatif tak rnuncul dalarn daerah nilai dari f, yaitu tidak ada bilangan negatif yang rnerupakan kuadrat sebuah bilangan riil.

Contoh 3.7. :

Misalkan f : A ~ B adalah suatu fungsi dalam Contoh 1.3. Perhatikan bahwa f(A) = (b, c). Karena B = (a.b,c), daerah nilai dari f tidak sarna dengan kodomain, yang berarti J tidak pada.

Contoh 3.S. :

, Misalkan f : A ~ B adalah fungsi di dalarn Contoh 1.5. Perhatikan bahwa f(A) = (x,y,z) = B

yaitu, daerah nilai f sarna dengan kodornain B. Jadi f rnernetakan A pada B, yang berarti f suatu peta pada.

86

Catatan (2) :

Misalkan A sebarang himpunan. Misalkan fungsi f : A ~ A didefinisikan oleh rumus f(x) = x, yaitu, misalkan f menetapkan tiap-tiap elemen dalam A elemen yang bersangkutan itu sendiri. Maka f disebut fungsi satuan (identity function) atau transformasi satuan (identity transformation) pada A. Kita nyatakan fungsi ini dengan I atau dengan I A.

Catatan (3) :

Suatu fungsi f dari A ke dalam B disebut fungsi konstan jika elemen b E B yang sarna ditetapkan untuk setiap elemen dalam A. Dengan perkataan lain, f : a ~ B adalah suatu fungsi konstan jika daerah nilai dari f hanya terdiri dari satu elemen.

Contoh 3.9

Misalkan fungsi f didefinisikan oleh diagram :

Maka f bukan fungsi konstan karena jangkau dari f terdiri atas I dan 2.

Misalkan fungsi f didefinisikan oleh diagram :

Contoh 3.10 :

87

Maka f adalah fungsi konstan karena 3 ditetapkan untuk setiap elemen A.

Contoh 3.11 :

Misalkan f : R# ~ R# didefinisikan oleh rumus f(x) = 5. Maka f adalah fungsi konstan karena 5 ditetapkan untuk setiap elemen.

3.4. ,HASIL KALI (PRODUK) FUNGSI

Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalam B dan g dari B ke dalam C di mana B adalah kodomain dari f. Kita ilustrasikan fungsi-fungsi di bawah.

g

misalkan aE B; maka petanya yaitu f(a) berada dalam B. Di sini B adalah domain dari g. Oleh sebab itu, kita dapat memperoleh peta dari f(a) di bawah peta g, yaitu g(f(a». Jadi kita mempunyaiaturan yang menetapkan tiap-tiap elemen " E A dengan suatu elemen yang terangkaikan dengannya g(f(a» E C. Dengan perkataan lain, kita mempunyai suatu fungsi dari A ke dalam C. Fungsi baru ini disebut hasilkali fungsi (product function) atau fungsi komposisi dari f dan g yang dinyatakan oleh

( g 0 f ) atau ( gf )

Secara lebih singkat, jika f : A ~ B dan g : B ~ C maka kita definisikan suatu fungsi ( g 0 f) : A ~ .C dengan

( g 0 f ) ( a ) == g ( f (a) )

Di sini == dipergunakan untuk.mengartikan sarna menurut definisi. Kita sekarang dapat lengkapi diagram di atas.

-------gof~

88

Contoh 3.12 :

Misalkan f : A -7 B dan g : B -7 C didefinisikan oleh diagram-diagram :

A

f

B

g

C

Kita menghitung (g 0 f) : A -7 C menurut definisinya : (g 0 f) (a) == g (f(a» = g(y) = t

(g 0 f) (b) == g (f(b» = g(z) = t

ts" f) (c) == g (f(c» = g(y) = t

Perhatikan bahwa fuhgsi (g 0 f) adalah ekivalen dengan "mengikuti anak-anak panah" dari A ke C dalam diagram-diagram dari fungsi-fungsi f dan g.

Contoh 3.13 :

Untuk tiap-tiap bilangan riil, rnisalkan f menetapkan kuadratnya yaitu f(x)

= x2.

Untuk tiap-tiap bilangan riil, misalkan g menetapkan bilangan yang bersangkutan ditambah 3, yang berarti g(x) = x + 3. maka

(f 0 g) (2) == f(g(2»= f(5) = 25 (g 0 f) (2) == g(f(2» = g(4) = 7

Perhatikan bahwa hasilkali fungsi (f 0 g) dan (g 0 f) bukanlah fungsi yang sarna. Kita menghitung suatu pemyataan umum untuk hasilkali fungsi ini :

89

(f 0 g) (x) == f(g(x)) = f(x + 3) = (x + 3)2 = x2 + 6x + 9 (g 0 f) (x) == g(f(x)) = g(X2) = X2 + 3

Catatan (4) :

Misalkan f : A ~ B. Maka

1B 0 f = f dan f 0 lA = f

yaitu, hasilkali dari sebarang fungsi dan fungsi satuan adalah fungsi itu sendiri.

Catatan (5) :

SIFAT ASOSIATIF DAR HASILKALI FUNGSI

Misalkan f : A ~ B, g : B ~ C dari h : C ~ D. Maka, sebagairnana diilustrasikan dalarn Garnbar 4-1, kita dapat rnernbentuk hasilkali fungsi g 0 f : A ~ C dan kemudian fungsi h 0 (g 0 f) : A ~ D.

f

gof

h

(ho)gof

Dengan cara yang sarna, sebagairnana diilustrasikan dalarn Garnbar (2)'kita dapat rnernbentuk hasilkali fungsi h=g ; B ~ D dan kernudian (h 0 g ) 0 i.. A ~ D.

g

(hog)of

Baik h 0 (g 0 f) dan (h 0 g) 0 f adalah fungsi dan A ke dalarn D. Suatu teorerna dasar rnengenai fungsi-fungsi rnenyatakan bahwa fungsi ini sarna. Tegasnya,

Berarti : Misalkan f : A ~ B, g : B'~ C dan h : C ~ D. Maka

(h 0 g) 0 f = h 0 (g 0 f)

90

Mengingat hal di atas kita dapat menulis

tanpa tanda-kurung apapun.

3.5. INVERS DARI FUNGSI

Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalam B, dan misalkan b @ B. Makainvers dari b, dinyatakan oleh

yang terdiri ataselemen-elemen A yang dipetakan 'pada b, yaitu elernen-elemen dalam A yang memiliki b sebagai bayangkanr..ya. Secara lebh singkat, jika f: A -+ B maka

tJ'- (b) (x I x E A, I(x) =b)

Perhatikan bahwa t' (b)adalah selalu sebuah suh-himpunan dari A. Kita membaca tl sebagai "f invers".

Contoh 3.14 :

Misalkan fungsi f : A -+ B didefinisikan oleh diagram :

A

B

91

Maka r' (x) = (b, c), karena b dan c keduanya memiliki x sebagai titik peta mereka. Juga, tl (y) = (a), karena banya a yang dipetakan kepada y.Invers dari z, t' (z), adalah himpunan nol f1j,Jeai'ena tak ada elemennya A yang dipetakan kepada z.

Contoh 3.15 :

Misalkan f : R# ~ R#, bilangan-bilangan riil yang didefmisikan oleh bentuk f(x) = x2. Maka fl (4) = (2, -2), karena 4 adalah peta dari 2 dan -2 dan tidak ada bilangan riillain yang kuadratnya adalah 4. Perhatikan bahwa t' (-3) ::. 16, karena tak ada unsur dalam R# yang kuadratnya adalah -3.

Contoh 3.16 :

Misalkan f suatu fungsi dari bilangan-bilangan kompleks ke dalam bilanganbilangan Kompleks, di mana f didefinisikan oleh bentuk f(x) = x2• Maka f-I (-3) = Chi, - ·,hi), karena kuadrat dari tiap-tiap bilangan ini adalah -3.

Perhatikan bahwa fungsi-fungsi dalam Contoh 3.15 dan 3.16 berbeda meskipun mereka didefinsikan oleh bentuk yang sarna.

Sekarang kita perluas definisi invers dari fungsi. Maka f : A ~ B dan rnisalkan D suatu himpunan-bagian dari B, yaitu DeB. Maka invers dari D di bawah peta f yang dinyatakan oleh fl (D), terdiri atas elernen-elemen dalam A yang dipetakan pada beberapa elemen dalam D. Secara lebih singkat,

fl (D) = x I X E A, f(x) E D)

Contoh 3.17 :

Misalkan fungsi f : A ~ B didefinisikan oleh diagram

A

B

Maka fJ (r,s) = (y), karena hanya y yang dipetakan kepada r atau s. Juga fJ (r.t) = (x, y, z) = A, karena tiap-tiap elemen dalam A merniliki r atau t sebagai inversnya.

92

Contoh 3.18 :

Misalkan f : R#·~ R# didefinisikan oleh f(x) = X2, dan ambilkan D = [4,9] = (x I 4 ~ x ~ 3)

Maka

r' (D) = (x I -3 s x s -2 atau 2 s x s 3)

Contoh 3.19 :

Misalkan f : A ~ B adalah sebarang fungsi. Maka r (B) = A, karena setiap elemen dalam A memiliki bayangan dalam B. Jika f(A) rnenyatakan daerah nilai dari fungsi f.

fl (f(A» = A

Selanjutnya, jika b E B, maka t' (b) = r «i»

Di sini fl mempunyai dua arti, yaitu sebagai invers dari sebuah elemen B dan sebagai invers dari subhimpunan B .

. 3.6. FUNGSIINVERS

Misalkan f suatu fungsi dari A ke dalam B.Pada umumnya, fl (b) dapat terdiri atas lebih dari satu elemen atau mungkin adalah himpunan kosong 111. Jika sekarang f : A ~ B adalah suatu fungsi satu-satu dan suatu fungsi pada, maka untuk tiap-tiap b E B, invers fl (b) akan terdiri dari sebuah elemen tunggal dalam A. Dengan demikian, kita mempunyai suatu aturan yang menetapkan untuk tiaptiap b E B. Suatu elemen tunggal fl (b) dalam a. Oleh sebab itu, fl adalah suatu fungsi dari B ke dalam a dan kita dapat menulis.

fl: BE A

Dalam keadaan ini, bila f : A ~ B adalah satu-satu dan pada, maka kita menyebut fl fungsi invers dari f.

Contoh 3.20 :

Misalkan fungsi f : A -7 B didefinisikan oleh diagram

f

A

B

Perhatikan bahwa f adalah satu-satu dan pada. Dengan demikian r, yaitu fungsi invers, ada. Kita menggambarkan f' : B -7 A dengan diagram

f-I

B

A

ferhatikan selanjutnya, bahwa jika kita arahkan anak-anak panah dalarn arah yang terbalik dari diagram f maka kita pada dasarnya memperoleh diagram dari fl.

Contoh 3.21 :

Misalkan fungsi f : A -7 B didefinisikan oleh diagram

f

A

B

Karena f(a) = y dan f(c) = y, maka fungsi f tidak satu-satu. Dengan demikian fungsi infers tl tidak ada. Jika t' (y) = (a, c), maka kita tidak dapat menetapkan a dan c kedua-duanya untuk elemen yE B.

94

Contoh 3.22 :

Misalkan f : R# ~ R#, bilangan-bilangan riil yang didefmisikan oleh f(x) = x3. Perhatikan bahwa fadalah satu-satu dan pada. Oleh karena itu f' ; R# -7 ;.;# ada. Pada kenyataannya kita mempunyai suatu bentuk yang mendefinisikan fungi. invers ini, yaitu f' (x) '= 3...Jx.

3.7. KELASBERINDEKS PAN HIMPUNAN

Akan kita definisikan suatu jenis fungsi yang khusus, disebut dengan fungsi indeks. Misal I sebarang himpunan yang tidak kosong dan rnisal S adalah klas dari himpunan. Fungsi indeks dari Ike S adalah fungsi f :" I ~ S. Untuk sebarang i E I, kita notasikan image f (i) dengan A,. Jadi fungsi indeks f biasanya dinotasikan dengan [A, : i E I] atau [A,]j E K atau disederhanakan dengan Himpunan I dikatakan himpunan berindeks dan elemen dari I dikatakan INDICES. Jika f adalah fungsi satu-satu, maka S dikatakan diberi indeks oleh I.

Kita dapat mendefinisikan konsep gabungan dan irisan pada klas berindeks . dari himpunan dengan :

u i E I A = [x : x E A untuk beberapa i E I

1 . 1

dan

(I i E I AI = [x ; X E A untuk semua i E I]

. 1

Dalam hal I himpunan hingga definisi di atas masih berlaku. Jika 1 adalah N, kita dapat menyatakan gabungan dari irisan dengan

Contoh (3.23) :

Misal I adalah himpunanbilangan bulat Z. U ntuk setiap bilangan bulat n dihubungkan dengan sub himpunan dari R

95

A = [x : x ~ n]

n

(Dengan perkataan lain, A adalah interval tak hingga (--, nj]. Untuk sebarang

n /

bilangan riil a, terdapat bilangan bulat nl dan n2 sedemikian sehingga nl < a < n2;

dan a E An2 tetapi a ~ AnI·

Jadi,

a E un An tetapi a ~ no An oleh karena itu

un An = R tetapi rm An = jIj

3.8. KARDINALITAS

Dua himpunan A dan B dikatakan mempunyai kardinalitas yang sarna jika terdapat korespondensi satu-satu f : A ~ B. Himpunan A dikatakan hingga jika A adalah kosong atau jika A mempunyai kardinalitas S sarna dengan himpunan [1, 2 ... , n] untuk beberapa bilangan bulat positip n. Himpunan dikatakan tak hingga jika himpunan tersebut tidak hingga. Contoh-contoh yang sudah kita kenal dari himpunan tak hingga adalah bilangan asli N, bilangan bulat Z, bilangan rational Q dan bilangan riil R. Sekarang akan dikenalkan bilangan kardinal. Kita akan menganggap bilangan kardinal sebagai simbol yang dihubungkan dengan himpunan, dengan cara 2 himpunan dihubungkan dengan simbol yang sarna jika dan hanya jika ke 2 himpunan tersebut mempunyai kardinalitas yang sarna. Bilangan kardinal dari himpunan a dinyatakan dengan IAI, n (A), # (A) atau kard (A). Yang biasa digunakan adalah IAI. Kita menggunakan simbol bilangan kardinal untuk himpunan yang hingga. 0 dihubungkan dengan himpunan kosong (jIj) dan n dihubungkan dengan himpunan [1, 2, ... , n] yang berakibat bahwa A mempunyai n elemen.

Bilangan kardinal dari himpunan tak hingga N dari bilangan bulat positif adalah No ("aleph-naught") simbol ini dikenalkan oleh Cantor. Jadi IAI = No. Jika dan hanya jika A mempunyai kardinalitas yang sarna dengan N.

96

Contoh (3.24) :

(a) I{x, y, z]l = 3 dan 1[1, 3, 5, 7, 9]1 = 5

(b) Misal E = [2, 4, 6, . . .J himpunan bilangan bulat positif. Fungsi f :. N ~ E didefinisikan dengan f (n) = 2 n adalah suatu kore.spondensi satu-satu antara bilangan bulat positif N dan E. Jadi E mempunyai kardinalitas yang sarna dengan N. Maka kita dapat menuliskan dengan lEI = No.

Himpunan dengan kardinalitas No dikatakan DENUMERABLE atau COUNTABLY INFINITE. Himpunan yang hingga atau denumerable dikatakan countable. Dapat ditunjukkan bahwa himpunan Q bilangan rational adalah

/

countable sebenarnya kita mempunyai teorema berikut yang kita akan gunakan

secara berurutan. . I

Teorema:

Gabungan countable dari himpunan-himpunan countableadalah countable. Dengan perkataan lain, jika AI' ~ ... masing-masingadalah himpunan countable maka gabungan

AI uA2 u~ u ...

adalah countable juga.

Contoh yang penting dari himpunan tak hingga adalah tak countable.

Sehubungan dengan itu diberikan teorema berikut :

Teorema:

Himpunan I dari semua bilangan riil antara 0 dan 1 adalah tidak countable.,

97

3.9. SOAL & PENYELESAIANNYA

325. Apakah diagram panah berikut menyajikan fungsi dari A = (a, b, c) ke B =

(x, y,z) ? '

(1)

(2)

(3)

Pemecahan:

(1) Tidak. Tidak ada yang ditetapkan untuk elemen b E A.

(2) Tidak. Dua elemen, x dan z, ditetapkan untuk elemen c E A. Dalam suatu fungsi, hanyalah satu elemen yang ditetapkan bagi elemen dalam domain.

(3) Ya. Adalah mungkin dalam fungsi dimana elemen yang sarna dalam kodomainditetapkan bagi lebih dari satu elernen dalam domain.

3.26. Pergunakan suatu rumus untuk mendefinisikan kembali fungsi berikut : (1) Untuk tiap-tiap bilangan riil, t, menetapkan pangkat tiganya

(2) Untuk tiap-tiap bilangan riil, i2 menetapkan bilangan 5

(3) Untuk tiap-tiap bilangan positif, i, menetapkan kuadratnya dan untuk bilangan-bilangan riil lainnya, t, menetapkan bilangan 4.

Pemecahan:

t(1) Fungsi i, yang mana dalah pemetaan dari R# ke dalam R# dapat didefinisikan oleh il (x) = x3•

99

(2) Karena f2 menetapkan 5 untuk setiap bilangan kita dapat mendefmisikan

f2 dengan f2 (x) = 5 '

(3) Karena . ada dua aturan yang berbeda yang mana dipergunakan dalarn mendefmisikan f3' maka kita mendefinisikan i, sebagai berikut :

x2jika x > 0

f3 (x) = 4 jika x ::;; 0

3.27. Yang mana dari pemyataan-pertanyaan berikut ini berbeda satu sarna lain,

mengapa ? '

(1) f .suatu fungsi dari A ke dalarn B.

(2) f: A ~B

(3) f: x ~ f(x)

(4) A~ B

(5) f suatu pemetaan dari A ke dalam B.

Pemecahan:

(3) Berbeda dari yang lainnya. Karena kita tidak diberitahu apa domain dan kodomain dalarn (3), mengingat untuk yang lainnya kita diberitahu bahwa A adalah domain dan B kodomain.

3.28. Misalkan f(x) = x2 mendefmisikan suatu fungsi pada selang tertutup -2 ::;; x s 8. Carilah

(1) f(4),

(2) f(~3)

(3) f(t - 3)

Pemecahan: (1) f(4) = 42 = 16

(2) f(-3) tidak mempunyai arti, yang berarti tidak terdefinisikan karena -3 tidak berada dalam ranah dari fungsi.

(3) l(t - 3) = (t - 3)2 = t2 - 6t + 9. Tetapi rumus ini hanyalah benar apabila t - 3 berada dalarn ranah, yang berarti apabila -2 ::;; t - 3 ::;; 8.

Dengan perkataan'Iain, t hams memenuhi 1 ::;; t - 3 ::;; 9. Dengan perkataan lain, t hams memenuhi 1 ::;; t ::;; 11.

99

3.29. Misalkan fungsi f : R# ~ R# didefinisikan oleh

1 jika x rasional

f(x) =

-1 jika x irasional

(R# adalah .himpunan bilangan riil). (a) Nyatakan f dalam kata-kata.

(b) Carilah f(1/2), f(1t), f(2.1313 ... } dan f(,./2).

Pemecahan:

(a) Fungsi f menetapkan bilangan 1 untuk tiap-tiap bilangan rasionaldan bilangan -1 untuk tiap-tiap irasional.

(b) Karena 1/2 adalah bilangan rasional maka f(1'z) = 1. Karena 1t adalah bilangan rasional maka f(1t) = 2,1313 ... adalah desimal berulang yang mana menyatakan suatu bilangan rasional maka f(2, 1313 ... ) = 1. Karena ..J adalah irasional maka f(..J2) = -1.

3.30. Misalkan fungsi f : R# ~.R# didefinisikan oleh : 3x - 1 jika x > 3

f(x) = x2 - 2 jika -2 S; x S; 3

2x + 3 jika x < -2

Carilah (a) f(2), (b) f(4), (c) f(-l), (d) f(-3)

Pemecahan:

(a) Karena 2 termasuk selang tertutup [i/2 - 2,4], maka kita pergunaka:n rumus f(x) = x2 - 2. Oleh karena itu.f(2) = 22 - 2 = 4 - 2 = 2.

(b) Karena 4 termasuk selang (3, 00) maka kita pergunakan rumus f(x) = 3x - 1. Jadi f(4) ::: 3(4) - 1 = 12 - 1 = 11.

(c)· Karena -1 berada dalam selang [-1,2], maka kita pergunakan rumus f(x) = x2 - 2. Dengan menghitung, f(-l) = (_1)2 - 2 = 1 - 2 = 1. ___

(d): Karena -3 lebih keeil daripada -2, berarti -3 termasuk selang terbuka (-00, -2) maka kita pergunakan rumus f(x) = 2x + 3.

Jadi f(-3) = 2(-3) + 3 = -6 + 3 = -3

100

Perhatikan bahwa hanya terdapat satu fungsi yang didefmisikan meskipun ada tiga rumus yang dipergunakan untuk mendefinsikan f. Pembaca seharusnya tidak keliru antara rumus dan fungsi.

3.31. MisaIkan A = (a.b,c) dan B = (1,0). Berapa banyak terdapat fungsi-fungsi yang berbeda dari A 'ke daIam B, dan apa saja ?

Pemecahan:

Kita daftarkan semua fungsi dari a ke daIam B dengan diagram-diagram. DaIam tiap-tiap fungsi kita tetapkan 1 atau 0 tetapi tidak kedua-duanya untuk tiap-tiap elemen daIam A.

Perhatikan bahwa ada terdapat delapan buah fungsi.

DAERAH NILAI FUNGSI

3.32. MisaIkan A = (1,2,3,4,5). Definisikan fungsi f : A --7 A dengan diagram

101

Tentukan daerah nilai dari fungsi f ?

Pemecahan:

Daerah nilai terdiri atas semua titik bayangan. Karena hanya bilangan-bilangan 2,3 dan 5 yang muncul sebagai titik-titik bayangan, maka daerah nilai dari f adalah himpunan (2,3,5).

3.33. Ambilkan W = (a.b.c.d), Misalkan fungsi f dari W ke dalam W didefmisikan oleh f(a) = a, feb) = c, f(c) = a, fed) = a. Carilah daerah nilai dari fungsi f:W~W.

Pemecahan:

Daerah nilai dari f terdiri atas elemen-elemen yang muncul sebagai titik-titik bayangan. Hanyalah a dan c yang muncul sebagai titik-titik bayangan dari elemen-elemen W. Oleh sebab itu, daerah nilai dari f adalah (a,c).

3.34. Ambil V = (-2, -1, 0, 1,2). Misalkan fungsi g : v~ R# didefmisikan oleh rumus

j(x) = x2 + 1

Carilah daerah nilai dari g.

Pemecahan:
"
Kita menghitung bayangan dari tiap-tiap elemen V.
g(-2) = (_2)2 + 1 = 4 + 1 = 5
g(-I) = (_1)2 + 1 = 1 + 1 = 2
g(O) = (0)2 + 1 = 0 + 1 = 1
g(1) = (1)2 + 1 = 1 + 1 = 2/-
g(2) = (2)2 + 1 = 4 + 1 = 5 Jadi daerah dari g adalah himpunan dari titik-titik bayangan (5~ 2, 1, 2,5), yaitu himpunan (5, 2, 1).

/102

3.35. Tiap-tiap rurnus berikut rnendefinisikan suatu fungsi dari R# ke dalarn R#.

Carilah daerah nilai dari tiap-tiap fungsi.

(1) f(x) = x", (2) g(x) = sin x, (3) h(x) = x2 + 1

Pemecahan

(1) Setiap bilangan riil a rnemiliki suatu akar pangkat tiga yang riiI3.ya; oleh karena itu

Dengan perkataan lain, daerah nilai dari f adalah hirnpunan dari seluruh bilangan-bilangan riil.

(2) Sinus dari sebarang bilangan riil terletak dalarn selang-tertutup [-1,1].

Juga, sernua bilangan-bilangan dalam selang ini adalah sinus dari sebarang bilangan riil. Maka daerah nilai dari g adalah selang [-1,1].

(3) Jika kita tarnbahkan 1 pada tiap-tiap bilangan riil, kita peroleh hirnpunan bilangan-bilangan yang lebih besar daripada atau sarna dengan 1. Dengan perkataan lain, daerah nilai dari h adalah selang tak berhingga [1, 00).

3.36. Misalkan fungsi-fungsi i; f2' f3' t, dari R# ke dalarn R# didefinisikan oleh (a) f/x) = x2 (c) f3(z) = Z2

(b) f2(y) = y2 (d) i, rnenetapkan tiap-tiap bilangan riil kuadratnya.

Yang mana dari fungsi-fungsi ini yang sarna ?

Pemecahan:

Mereka sernuanya sarna. Huruf-huruf hanyalah variabel-variabel dumi. Tiaptiap fungsi rnenetapkan bilangan yang sarna untuk setiap bilangan riil.

3.37. Misalkan fungsi-fungsi f, g dan h didefinisikan oleh (a) f(x) = x2 dirnana 0 ~ x ~ 1

(b) g(y) = y2 dirnana 2 s Y s 8

(c) h(z) = Z2 dirnana z E R#

Yang mana dari fungsi-fungsi ini yang sarna?

103

'--~ -----

Pemecahan:

Tidak ada satu fungsipun yang sarna. Meskipun aturan-aturan korespondensi sarna, daerah definisinya berbeda. Jadi fungsi-fungsinya berbeda.

FUNGSI SATU-SATU

3.38. Arnbilkan A = (a,b,c,d,e), dan B hirnpunan dari huruf dalarn abjad. Misalkan i, g dan h dari A ke dalarn B didefinisikan oleh :

(1) f(a) = r, feb) = a, f(c) = s, fed) = r, fee) = e

(2) g(a) = a, g(b) = c, g(c) = 3, g(d) = r, gee) = s

(3) h(a) = z,h(b) = y, h(c) = x, h(d) = y, h(e) = z.

Nyatakan apakah tiap-tiap fungsi di atas satu-satu atau tidak.

Pemecahan:

Perhatikan bahwa agar suatu fungsi adalah satu-satu, ia harus rnenetapkan bayangan-bayangan yang berbeda untuk elernen-elernen yang berbedadalarn domain.

(1) f bukanlah fungsi satu-satu karena f menetapkan r nntuk.a dan d keduaduanya, yaitu f(a) = fed) = r.

(2) g adalah fungsi satu-satu

(3) h bukanlah fungsi satu-satu karen a h(a) = h(e).

3.39. Nyatakan apakah fungsi berikut satu-satu atau tidak.

(1) Untuk tiap-tiap penduduk bumi, tetapkan bilangan yang berkaitan dengan usainya.

(2) Untuk tiap-tiap negara di dunia, tetapkan jurnlah penduduk negara-negara itu.

(3) Untuk tiap-tiap buku yang ditulis oleh seorang pengarang, tetapkan pengarangnya.

(4) Untuk tiap-tiap negara di dunia yang rnernpunyai perdana rnenteri, tetapkan perdana rnenterinya.

Pemecahan:

(1) Banyak orang di dunia yang rnernpunyai usia sarna; oleh karena itu fungsi ini tidak satu-satu.

104

(2) Meskipun dua buah negara mungkin mempunyai jumlah penduduk yang sarna, statistik memperlihatkan bahwa dewasa ini tidaklah demikian; oleh karena itu fungsi ini satu-satu.

(3) Adalah mungkin untuk dua buah buku yang berbeda mempunyai . pengarang yang sarna; oleh karena itu fungsi ini tidak satu-satu.

(4) Tidak ada dua negara yang berbeda di dunia ini yang mempunyai perdana menteri yang sarna; oleh karena itu fungsi ini satu-satu.

3.40. Ambilkan A [-1,1] = (x I -1 s x s 1), B = [1,3] dan C = [-3,-1].

Misalkan fungsi-fungsi f1 : A ---7 R#, i, : B E R# dan f3 : C ---7 R# didefinisikan oleh aturan : Untuk tiap-tiap bilang:m, tetapkan kuadratnya. Yang mana dari fungsi-fungsi ini satu-satu ?

Pemecahan:

Fungsi f, : A ---7 R# tidaklah satu-satu karena f'('/2) = ft<-'/2)' yaitu karena dua bilangan yang berbeda dalarn daerah-definisi ditetapkan peta yang sarna.

Fungsi f 2 : B ---7 R# adalah satu-satu karen a kuadrat dari bilangan-bilangan positif yang berbeda adalah berbeda.

Perhatikan, sekali lagi, bahwa suatu rumus sendiri tidaklah mendefinisikan suatu fungsi. Kenyataannya, seperti telah kita lihat bahwa rumus yang sarna memberikan fungsi-fungsi yang berbeda yang memiliki sifat-sifat yang berbeda.

3.41. Carilah selang "terbesar" D pada rumus f(x) = x2 mendefmisikan suatu fungsi satu-satu.

Pemecahan:

Selama selang D mengandung bilangan-bilangan positif atau negatif, tetapi tidak kedua-duanya maka fungsinya adalah satu-satu. Jadi D dapatlah berupa selang-selang terbuka [0, 00] atau [-00, 0]. Ada terdapat selang-selang takberhingga lainnya pada mana f adalah satu-satu, tetapi mereka akan berupa sub-himpunan dari salah satu dari keduanya ini.

105

3.42. Dapatkah suatu fungsi konstan satu-satu?

Pemecahan:

Jika domain suatu fungsi mengandung elemen tunggal, maka fungsinya akan berupa fungsi konstan dan juga satu-satu,

3.43. Pada himpunan-himpunan A yang mana fungsi satuan 1 A : A --7 A satu-satu?

Pemecahan:

A dapat berupa sebarang himpunan. Fungsi.satuan selalu satu-satu. Dalam Soal3.31 kita daftarkan semua fungsi-fungsi yang mungkin dari A = (a,b,c) ke dalam B = (1,0). Yang manakah dari fungsi-fungsi ini adalah satu-satu.

Pemecahan:

Tak satupun dari fungsi-fungsi itu satu-satu. Dalam tiap-tiap fungsi, sekurangkurangnya dua elemen mempunyai peta yang sarna.

3.44. Misalkan f : A --7 B. Carilah f(A), yaitu daerah nilai dari f, jika f adalah fungsi pada.

Pemecahan:

Jika f adalah fungsi pada maka setiap elemen dalam pasangan domain f adalah dalam daerah nilai, oleh karena itu f(A) = B.

Apakah fungsi f : A --7 A dalam Soal 3.32 pada ?

Pemecahan:

Bilangan-bilangan 1 dan 4 dalam kodomain bukanlah peta-petadari sebarang elemen dalam domain.

3.45. Ambillah A = [-1, 1]. Misalkan fungsi-fungsi t. g dan h dari A ke dalam didefinisikan oleh :

106

(1) f(x) = x2, (2) g(x) = x', (3) h(x) = sin x

Fungsi yang mana merupakan fungsi pada.

Pemecahan:

(1) Tak ada bilangan-bilangan negatif yang muncul dalam daerah nilai dari i, oleh karena itu f bukanlah fungsi pada.

(2) Fungsi g adalah pada, yaitu, g(A) = A.

(3) Fungsi h bukanlah pada. Karena tidak ada bilangan x dalam A sehingga sin x = 1.

3.46. Dapatkah fungsi konstan menjadi suatu fungsi pada ?

Pemecahan:

Jika pasangan daerah definisi fungsi f terdiri atas eIemen tunggal, maka f selalu suatu fungsi konstan dan adalah pada.

3.47. Pada himpunan-himpunan A yang mana, fungsi satuan 1A : A ~ A akan pada.

Pemecahan:

Fungsi satuan selalu pada; oleh karena itu A dapat berupa himpuan apapun. Dalam Soal 3.31 didaftarkan semua fungsi-fungsi yang mungkin dari A = (a,b,c) kedalam B = (1,0) yang mana dari fungsi-fungsi ini adalah fungsi pada.

Pemecahan ':

Sernua fungsi-fungsi itu adalah pada kecuali t, dan t;

107

. HASILKALI FUNGSI

3.48. MisaIkan fungsi f : A ~ B dan g : B ~ C didefinisikan oleh diagram panah

A

B

C

(a) Carilah hasilkali fungsi (g 0 f) : A ~ C. (b) Carilah daerah nilai dari f, g dan g 0 f.

Pemecahan:

(a) Kita pergunakan definisi hasilkali fungsi dan menghitung : (g 0 f) (a) == g(f(a)) = g(y) = t

(g 0 f) (b) == g(f(b)) = g(x) = s

. (g 0 f) (c) - g(f(c)) = g(y) = t

Perhatikan bahwa kita mendapatkan jawaban yang sarna jika kita "mengikuti tanda panah" :

(b) Menurut diagram, daerah nilai dari f adalah (x, y), dan jangkau dari g adalah (r, s, t), Menurut (a), daerah nilai dari s" f adalah (s, t). Perhatikan bahwa daerah nilai dari g dan g 0 f berbeda.

3.49. MisaIkan A = (1,2,3,4,5) dan fungsi-fungsi f : A ~ A dan g : A ~ A didefinisikan oleh :

f(l) = 3, g(l) = 4,

f(2) = 5, g(2) = 1,

f(3) = 3, f(4) = 1,

g(3) = 1, g(4) = 2,

f(5) = 2 g(5) = 3

Carilah fungsi-fungsi komposisi fOg dan g 0 f

108

Pemecahan:
Kita pergunakan definisi hasilkali fungsi dan menghitung :
(f 0 g)(1) - f(g(1» = f(4) = 1
(f 0 g)(2) - f(g(2» = f(1) = 3
(f 0 g)(3) - f(g(3» = f(1) = 3
(f 0 g)(4) - f(g(4» = f(2) = 5
(f 0 g)(5) - f(g(5» = f(3) = 3
Juga,
(g 0 f)(1) - g(f(1» = f(3) = 1
(g 0 f)(2) - g(f(2» = f(5) = 3
(g 0 f)(3) =' g(f(3» = f(3) = 1
(g 0 f)(4) - g(f(4» = f(1) = 4
(g 0 f)(5) - g(f(5» = f(2) = 1 Perhatikan bahwa fungsi-fungsi fOg dan g 0 f tidaklah sarna.

3.50. Misalkan fungsi f : R# ~ R# dan g : R# didefinisikan oleh f(x) = 2x + 1, g(x) = x2 - 2

Carilah rumus-rumus yang mendefinisikan hasilkali funsi g 0 f dan fOg.

Pemecahan:

Pertama kita menghitung g 0 f : R# ~ R#. Pada dasamya kita ingin mensubsitusikan rumus untuk f di dalam rumus untuk g. Kita pergunakan definisi hasilkali fungsi sebagai berikut :

(g 0 flex) == g(f(x» = g(2x + 1) = (2x + 1)2 - 2 = 4x2 + 4x - 1

Mungkin pembaca lebih terbiasa dengan proses ini jika fungsi-fungsi di

defmisikan sebagai .

y = f(x) = 2x + 1, Z = g(y) = y2 - 2

109

Kemudian y dielirninasikan dari kedua rumus :

Z = y2 - 2 = (2x - 1)2 - 2 = 4x2+ 4x - 1

Pembaca sebaiknya menjadi terbiasa dengan metoda pertama. Perlu disadari bahwa x hanyalah suatu variabel dumi. Kita sekarang menghitung t':«. R# -7R#:

(f °g)(x) == f(g(x» = f(x2 - 2) = 2(X2 - 2) + 1 = 2X2 - 3.

3.51 Misalkan fungsi-fungsi f dan g pada bilangan riil R# didefinisikan oleh

f(x) = x2 + 2x - 3, g(x) = 3x - 4

(1) Carilah rumus-rumus yang mendefinisikan g ° f dan fOg.

(2) Periksalah rumus-rumus itu dengan memperlihatkan (g ° f)(2) =-~ g(f(2» dan (f ° g)(2) = f(g(2».

Penyelesaian :

(1) (g ° f)(x) == g(f(x» = g(X2 + 2x - 3) = 3(X2 + 2x - 3) - 4 := 3x2 + 6x - 13

(rg(x) == f(g(x» = f(3x - 4) == (3x _4)2 + 2(3x - 4) - 3 = 9x2 18x + 5

(2) (g ° f)(2) = 3(2)2 + 6(2) - 13 = 12 + 12 - 13 == 11 g(f(2» = g(22 + 2(2) - 3 = g(5) = 3(5) - 4 :;= 11 (f ° g)(2) = 9(2)2 - 18(2) + 5 = 36 - 36 + 5 = 5 f(g(2» = f(3(2» = 22 + 2(2) - 3 = 5

3.52. Buktikan: Jika f : A -7 B pada dan g : B -7 C pada maka fungsi hasilkali (g ° f) : A -7 C .adalah pada.

Pemecahan:

Misalkan c sebarang elemen dalam C. Karena g pada, maka terdapat suatu elemen b E B sehingga g(b) = c. Juga kar cna f pada maka terdapat suatu elemen a E A sehingga f(a) = b. Sekarang (g ° f)(a) == g(f(a» == g(b) = c. Jadi kita telah memperlihatkan bahwa untuk sebarang c E C, terdapat sekurangkurangnya satu elemen a e A sehingga s " f)(a) = c. Dengan demikian s" f adalah fungsi pada.

3.53. Buktikan: Misalkan f : A -7 B, g : B -7 C dan h . C -7 D; maka (h ° g) ° f=hO(g0f)

110

Pemecahan:

Kedua fungsi adalah sarna jika mereka menetapkan peta yang sarna dalam ranah, yaitu jika

«h ° g) ° /)(x) = (h" (g ° f)(x) untuk setiap x E A. Dengan menghitung,

«h ° g) ° f)(x) == (h ° g)(j(x» == h(g(j(x»

dan

(h ° (g ° f)(x) == h(g ° f)(x» == h(g(j(x» Oleh karena itu

(h ° g) ° f = h ° (g 0 f)

INVERS FUNGSI

3.54 Ambilkan A = (l,2,3,4,5). Misalkan fungsi f : A -) A didefinisikan oleh diagram

Carilah (1) fl (2), (2) fl (3), (3) fl (4), (4) fl (1,2), (5) fl (2,3,4).

Pemecahan:

(1) fl (2) terdiri atas elemen-elemen yang petanya adalah 2. Hanya 4 yang mempunyai peta 2; oleh karena itu i-I (2) = (4).

(2) fl (3) = ~ karena 3 bukanlah peta dari elemen apapun dalarri domain. (3) fl(4) = (1,3,5) karena f(1) = 4, f(3) = 4, f(5) = 4 dan karena 4 . bukanlah peta elemen yang lainnya.

(4) fl (1,2) terdiri atas elemen-elemen ysngpetanya 1 atau 2; oleh karen .. itu fl (1,2) = (2,4).

111

(5) {I (2,3,4) = karena tiap-tiap bilanganini, dan tidak yang lainnya, memiliki 2, 3 atau 4 sebagai titik peta.

3.55. Misalkan fungsi f : R# ~ R# didefinisikan oleh f(x) = x2• Carilah :

(1) {I (25), (2) {I (-9), (3) {I ([-1,1]), (4) r «-00,0]), (5) {I ([4,25]).

Pemecahan:

(1) {I (25) = (5, -5) karena f(5) = 25 dan f(-5) = 25 dan karena tidak ada bilangan lain yang kuadratnya adalah 25.

(2) {I (-9) = 0 karena tidak ada bilangan riil yang kuadratnya adalah -9, yaitu persamaan x2 = -9 tidak mempunyai akar riil.

(3) {I ([-1,1]) = [-1,1] karena jika Ixl ~ 1 maka berarti Ix21 ~ 1 yaitu jika x termasuk [-1,1] maka f(x) = x2 juga termasuk [-1,1].

(4) {I «-00,0] = (0) karena Q2 = 0 E [-00,0] dan karena tidak ada bilangan lainnya yang kuadratnya termasuk (-00,0].

(5) {I ([4,25]) terdiri atas bilangan-bilangan yang kuadratnya termasuk [4,25], yaitu bilangan-bilangan x sehingga 4 ~ x2 ~ 25. Oleh karena itu {I ([4,25] = (x I 2 s x s 5 atau -5 s x ~ -2)

3.56 Misalkan f : A ~ B. Carilah r (f(A», yaitu, carilah invers dari jangkau f.

Pemecahan:

Karena peta dari setiap elemen A berada dalam jangkau f, maka : r (f(A» = A

untuk semua keadaan.

3.57 Misalkan f : A ~ B, dan f memiliki fungsi invers {I : B ~ A. Sebutkan dua sifat dari fungsi f.

Pemecahan:

Fungsi f haruslah satu-satu dan pada.

112

3.58. Misalkan W = (1,2,3,4,5), dan fungsi f : W ~ W, g : W ~ W dan h :

W - ~ W didefinisikan oleh diagram-diagram di bawah

Manakah dari fungsi-fungsi ini yang memiliki fungsi invers.

Pemecahan:

Agar suatu fungsi memiliki invers, maka fungsi itu haruslah satu-s.su dan pada. Hanyalah h yang satu-satu dan pada, oleh karena itu hanyalah h yang memiliki fungsi invers.

3.59 Ambil selang A = [-1,1]. Misalkan fungsi fl, f2, i, dan t, dari A ke dalam A didefinisikan oleh

(1) fl(x) = x2, (2) f2(x) = x5, (3) f3(x) = sin x, (4) fix) = sin '/icx Nyatakan apakah fungsi memiliki invers atau tidak.

Pemecahan:

(1) i, tidaklah satu-satu dan pada; oleh karena itu t, tidak memiliki invers. (2) f2 adalah satu-satu karena jika x "* y maka x5 "* v'. Juga, f2 pada. Oleh

karena itu f2 memiliki fungsi invers.

(3) t, adalah fungsi satu-satu tetapi tidak pada; oleh karena itu t, tidak memiliki invers.

(4) i, memiliki invers karena ia adalah satu-satu dan pada.

113

3.60 Buktikan: Misalkan f : A ~ B dan g : B ~ C rnemiliki fungsi-fungsi invers fl : B ~ A dan p.l : C ~ B. Maka fungsi-kornposisi g 0 f : A ~ C rnemiliki fungsi invers flOg-I : C ~ A.

Pemecahan:

Menurut kita harus rnernperlihatkan bahwa

(J-I 0 gil) 0 (g 0 f) = } dan (g 0 f) 0 fl 0 go') = l

Dengan rnernpergunakan berulang-ulang, bukan asosiatif untuk kornposisi fungsi-fungsi maka kita rnenghitung

/

(J-I 0 g-I) 0 (g 0 f) = t' 0 (gil 0 (g 0 f) = fl 0 «g_IO g) 0 f)

= i' 0 (I 0 f) = fl 0 f = I

Perhatikan bahwa kita rnernpergunakan sifat bahwa s' 0 g adalah fungsi satuan dan hasilkali I yaitu fungsi satuan dan fadalah f. Dengan cara yang sarna.

(g 0 f) 0 (J-I 0 g-I) = g 0 (f 0 (J-I 0 g-I) = g 0 «f 0 fl) 0 g-I) = g 0 (lOg-I) = gOg-I = 1

3.61 Misalkan f : R# ~ R# didefinisikan oleh f(x) = 2x - 3. Perhatikan bahwa f satu-satu dan pada, sehingga f rnerniliki fungsi invers fl : R# ~ R#. Carilah rumus yang rnendefinisikan fungsi invers fl.

Pemecahan:

Misalkan y adalah peta -x di bawah fungsi fl. yaitu, y = f(x) = 2x - 3

Akibatnya, x akan rnerupakan peta y di bawah fungsi invers fl. yaitu, x = f' (y)

Dengan mernecahkan untuk x dalarn y dari pcrsarnaan di atas, x = (y + 3)/2

_\1aka

fi(y) = (y + 3)/2

114

adaIah rumus yang mendefinisikan fungsi invers. Perhatikan bahwa y hanyaIah sebuah variabel dumi; oleh karena itu

fl(X) = (x + 3)/2

juga mendefinisikan fungsi invers. Lagi pula, pernyataan terakhir ini lebih baik karena x biasanya dipegunakan untuk mendefinisikan fungsi.

3.62 Misalkan f : R# -+ R# didefinisikan oleh f(x) = x3 + 5. Perhatikan bahwa f adalah satu-satu dan pada, sehingga f memiliki fungsi invers. Carilah rumus yang mendefinisikan fl.

Pemecahan:

Pecahkan x dalam y : y = x3 + 5, y - 5 = x3, dan x = 3"y -5. Maka fungsi invers adalah f'(x) = 3--Jx - 5.

3.63 Ambil A = R# - (3) dan B = R# - (1). Misalkan fungsi f: A -+ B didefmisikan oleh

f(x) =

x - 2 x - 3

Maka f adalah satu-satu dan pada. Carilah rumus yang mendefinisikan t'

Pemecahan:

x-2

Pecahkan y = untuk x dalam y, maka kita peroleh

x - 3

2 - 3y

X=---

1 - Y

2 - 3x Oleh karena itu, fungsi inversnya adalah fl(X) = --I - x

3.64 Pandang himpunan X = [1,2,3,4]'

Tetapkan apakah relasi pada X berikut ini merupakan fungsi ? (a) f = [(2,3), (1,4), (2,1), (3,2), (4,4)]

115

117

116

-

118

3.69. Tentukan banyaknya fungsi yang berbeda dari [a, h] ke [1, 2, 3]

3.70. Misal g : R ~ R didefinisikan dengan g (x) = x2 - 3 x jika x ~ z

x + 2 jika x > z

Carilah g (5), g (0) dan g (-2).

3.71. Misal W = (a, b, c, d]. Tentukan apakah setiap himpunan dari pasangan terurut adalah fungsi dari W ke W.

(a) [(b, a), (c, d), (d, a), (c, d), (a, d)] (b) [(d, d), (c, a), (a, b), (d, b)]

(c) [(a, b), (b, b), (c, b), (d, b)]

(d) [(a, a), (b, a), (a, b), (c, d)]

3.72. Misal fungsi g menunjuk setiap nama-nama dalam himpunan (Betty, Martin, David, Alon, Rebecca) dengan banyaknya huruf yang berbeda diperlukan untuk mengeja nama tersebut. Carilah graph g yaitu yang menulis g sebagai himpunan dari pasangan terurut.

3.73. Misal W = [1, 2, 3,4] dan misal g : W ~ W didefinisikan seperti pada gambar berikut :

(a) Tuliskan g sebagai himpunan pasangan berurut (b) Carilah image dari g

(c) Tuliskan fungsi komposisi gog sebagai pasangan berurut.

3.74. Misal V = [1,2,3,4]. Tentukan apakah himpunan titik pada setiap koordinator dari V x V (lihat gambar) yaitu fungsi dari V ke V

4 I----.----r--.-----e

3 1------+--+----1

2 I----I----/---t-----'-l

2 3 4

(a)

4 1-----,---,---.----,

3 1-------/-------1

21---+-""_-f---e

2 3 4

(c)

4 I-----,-----r--_--.

31-_'>--+-+---I

2 1----I----a--_+_--6

4

3

2

2 3 4

(b)


.--
234 (d)

3.75. Diagram pada gambar berikut mendefinisikan fungsi f, g dan h yang memetakan himpunan [1, 2, 3, 4] ke dirinya sendiri.

(a) Carilah image dari f, g dan h.

(b) Carilah fungsi komposisi (1) fog, (2) hof, (3) g', atau gog

3.76. Misalkan fungsi f(x) = x2 + 3x + I dan g(x) = 2x - 3.

Carilah formula yang mendefinisikan fungsi komposisi

(a) fog (b) gof.

119

CONTOH PROGRAM

126

1-

127

128

Anda mungkin juga menyukai