B. Tugas Latihan
BAB I
1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MATEMATIKA BISNIS
A. Definisi Himpunan
Konsep himpunan adalah suatu konsep yang paling mendasar bagi Ilmu Matematika modern pada
umumnya dan dibidang ilmu ekonomi dan bisnis pada khususnya.
Dalam bidang ekonomi dan bisnis terutama dalam hal pembentukan model kita harus
menggunakan sehimpunan atau sekelompok data observasi dari lapangan
Himpunan :
Set (Himpunan atau kumpulan ) adalah suatu kumpulan atau gugusan dari sejumlah obyek-obyek
yang berbeda
Ex : Nama-nama mahasiswa Piksi Ganesha, merk-merk disket di toko Komputer
Dinotasikan dan hurup besar
Ex : himpunan A, himpunan B, dll.
Obyek dalam himpunan disebut elemen/anggota himpunan
Ex : A = { 1, 2, 3 }, maka elemen-elemen himpunan A adalah 1, 2 dan 3
Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong (empty set) dinotasikan dengan
ф
Menyatakan Himpunan :
Ada 2 cara :
1. Menuliskan tiap-tiap anggota himpunan diantara 2 kurung
kurawal ex : A = { Jhony, Yukiyem, Michael }
2. Menuliskan sifat-sifat semua anggota himpunan diantara 2 kurung kurawal
ex : B = { x / x = bilangan prima yang diawali dari angka 7 }
Perhatikan tabel berikut !
Cara – 1 Cara – 2
A = { 3, 5, 7, 11, 13 } A = { x t bilangan prima | 3 ≤ x ≤ 13 }
A = { ayam, buku, api } B = tidak dapat dinyatakan karena tidak
ada sifat yang sama
Tidak dapat dinyatakan karena jumlah C = < x E bil.bulat | x > 10
anggota C tak terhingga
x A xB
xA
2. Himpunan Bagian x B
Definisi: A dikatakan himpunan bagian dari B, jika setiap unsur
dari A adalah unsur dari B.
A B jika xA xB
Untuk A=B, maka bisa diartikan bahwa A B dan B A atau A dab B saling
himpunan bagian.
Jika A B dan B C, maka berlaku A C.
Diagram Venn adalah suatu cara menggambarkan secara mudah hubungan antara dua himpunan atau
lebih.
1. Komplemen (Complement)
Komplemen dari himpunan A adalah himpunan yang terdiri dari unsur-unsur yang terdapat dalam
himppunan semesta U tapi tidak merupakan unsur dari himpunan A.
U
Notasi A’ atau A maka A’={x/xA}
A
2. Gabungan (Union)
Gabungan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan dimana unsur-unsurnya adalah unsur
yang berada di A atau di B atau dikeduanya.
U
A B
3. Irisan (Intersection)
Irisan dari himpunan A dan B adalah suatu himpunan yang unsur-unsurnya dimiliki oleh A dan
juga dimiliki oleh B secara bersamaan.
U
A B
A
U B
A-B
D. Himpunan Bilangan
Himpunan bilangan yang pertama kita kenal adalah himpunan bilangan bulat positif
(himpunan bilangan asli/bilangan alam), yaitu ,1,2,3,... Notasi nya adalah N.
Himpunan N tertutup terhadap operasi-operasi perkalian dan pertambahan. Artinya bila kita
lakukan operasi-operasi tersebut pada himpunan bilangan asli maka hasilnya juga merupakan
bilangan asli. Tetapi untuk operasi pengurangan dan pembagian tidaklah demikian. Jadi N
tidak tertutup terhadap operasi perngurangan dan pembagian. Artinya bila kita operasikan
operasi tersebut trhadap himpunan bilangan asli maka akan menimbulkan himpunan bilangan
baru.
a – b akan menghasilkan bil asli bila a > b
a : b akan menghasilkan bil asli bila a mrpk kelipatan dari b
Karena bil asli tertutup untuk operasi pengurangan dan pembagian, maka para matematikawan
menciptakan bilangan nol, bilangan bulat negatif dan bilangan pecahan.
Bilangan pecahan dapat ditulis dalam bentuk desimal. Desimalnya selalu berakhir atau
berulang.
Misal: ½ = 0,5
13/11 = 0.1818181818...
2/7 = 0,285714285714... (285714 berulang)
11/13 = 0,846153846153... (846153 berulang)
Gabungan bilangan bulat dan bilangan pecahan disebut bilangan rasional. Ternyata bilangan
rasional juga tidak mampu untuk memenuhi akan bilangan matematika. Maka pada tahun 500
SM, Phytagoras memperkenalkan suatu bilangan yang disebut bilangan Irrasional.
Misal 2 = 1,414213562...
:
= 3,141592654...
e = 2,718281828...
Bilangan riil adalah bilangan yang mungkin bulat, mungkin pecahan dan mungkin
irrasional.
Gambar 1.1
Skema Himpunan Bilangan
Bilangan Kompleks
B. Tugas Latihan
8
BAB II
FUNGSI
A. Fungsi Linier
Fungsi Linier adalah fungsi. Polinom yang variabel bebasnya memiliki pangkat paling
tinggi adalah satu :
y = ao + a1x1
dimana : ao konstanta, nilainya positif, negatif, atau nol
a1 koefisien, nilainya positif, negatif, atau nol
Contoh : y = 4 + 2x
y=4+2x
(0,4)
x
(-2,0)
43y
x= 2 …..1) masuk ke …2)
x + 2y = 1 …2)
43y
[ + 2y = 1] X 2
2
4 – 3y + 4y = 2
- 3y + 4y = 2 – 4
y = -2
b) 2x + 3y = 4
3y = 4 - 2x
4 2x
y = 3 ….1) masuk ke …2)
[x+2
4 2x 3
= 1] X 3
3x + 2 (4 – 2x) = 3
3x + 8 – 4x = 3
- x=3–8
x=5
Jadi himpunan penyelesaiannya { 5, -2 }
2. Eliminasi : 2x + 3y = 4 X 1 maka 2x + 3y = 4
x + 2y = 1 X 2 maka 2x + 4y = 2
y=-2
2x + 3y = 4 X 2 maka 4x + 6y = 8
x + 2y = 1 X 3 maka 3x + 6y = 3
x= 5
Jadi himpunan penyelesaiannya { 5, -2 }
Untuk menggambar, gunakan langkah-langkang menggambar garis lurus:
dimana :
Y = Variabel terikat
X = Variabel bebas
a, b, c = konstanta. Dan a ≠ o
b b 2 4ac
dengan sumbu x dengan menggunakan rumus X1,2 =
2a
diperoleh nilai x1 dan x2 yaitu:
5
x 51
25 4(1) 3 jadi titik nya (3,0)
(6) B
1 1
2 2
5 25 4(1) 51
x2 2 jadi titiknya B2 (2,0)
(6) 2
2
3) Titik puncak, yaitu titik dimana arah dari grafik fungsi kuadrat kembali ke
b (b2 4ac)
,
arah semula. Titik
2a jadi titiknya C(5/2,-1/4)
puncak: 4a
4) Sumbu simetri adalah sumbu yang membagi/membelah dua grafik fungsi
kuadrat tersebut menjadi dua bagian yang sama besar.
Sumbu simetri x=-b/2a jadi sumbu semetrinya adalah: x=5/2
Dengan menggunakan keempat ciri ini maka kita dapat menggambar grafik fungsi
y = x2 - 5x + 6 seperti cara menggambar grafik fungsi linear di atas.
SOAL-SOAL LATIHAN:
1. Gambarlah grafik fungsi
a. y = 9 – 2x
b. y = 2x2 – 9x + 12
c. y = -x2 + 8y - 15
2. Jika diketahui fungsi y = 4 – x2 dan y = 2x2 – 5x + 4
a. Carilah titik potong antara kedua fungsi tersebut
b. Gambarlah grafik kedua fungsi tersebut.
BAB III
PENERAPAN FUNGSI DI BIDANG EKONOMI DAN BISNIS
B. Tugas Latihan
Penerapan fungsi Linier dalam bisnis dan teori ekonomi mikro, yaitu :
Fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar, pengaruh pajak dan subsidi
terhadap keseimbangan pasar, fungsi penerimaan, fungsi biaya dan break-even analisis.
Penerapan fungsi Linier dalam teori ekonomi makro :
Fungsi pendapatan yang terdistribusi menjadi fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
fungsi pendapatan rasional yang dihitung melalui pendekatan pengeluaran.
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan merupakan fungsi mencerminkan hubungan antara variabel harga (P,
price) suatu barang dengan variabel jumlah barang yang diminta (Qd : quantity demand)
P = f(Qd)
Fungsi ini mencerminkan prilaku konsumen di pasar di mana sifat yang berlaku yaitu
bahwa jika harga barang mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang diminta akan
mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.
Fungsi permintaan suatu barang dicerminkan sbb. :
P
P’
P’
P”
O Qd
Qd Qd Qd
Fungsi Penawaran
fungsi penawaran merupakan fungsi yang mencerminkan hubungan antara variabel harga
(P : Price ) suatu barang dengan variabel jumlah barang yang ditawarkan (Qs : Quantitif
supply) : P = f(Qs)
Fungsi ini mencerminkan prilaku produsen dipasar dimana sifat yang berlaku yaitu bahwa
jika barang mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang ditawarkan akan
mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya.
Fungsi. penawaran suatu barang dicerminkan sbb. :
P
P=f(Qs)
o Qs
B. Keseimbangan Pasar
P = f(Qs)
Pe
P = f(Qd)
o Qe Qd,Qs
Pemerintah mengenakan pajak penjualan kepada para produsen. Pajak penjualan tersebut
dinyatakan dengan tarif pajak (t) = satuan unit uang / satuan unit barang.
Pengaruh pajak terhadap keseimbangan harga / kuantitas di pasar
Sesudah ada pajak
Sebelum ada Pajak
[tarif pajak (t)]
Contoh soal
Diberikan fs permintaan dan fs penawaran sebagai : Qd = 11 – P dan Qs = -4 + 5 kepada
produsen tersebut pemerintah mengenakan pajak dengan tarif pajak sebesar t = 3 / unit
barang
a. carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sesudah ada pajak
b. Gambarkan perubahan akibat pajak tersebut
c. Berapa tarif pajak yang ditanggung konsumen
d. Berapa tarif pajak yang ditanggung produsen
e. Berapa total pajak yang diterima pemerintah
f. Berapa tarif pajak yang ditanggung pemerintah
g. Berapa tarif pajak yang ditanggung produsen
h. Arsirlah total pajak masing-masing pada gambar diatas
Jawab !
Adanya pengenaan pajak dari permintaan kepada produsen ternyata mengakibatkan :
1. Keseimbangan harga setelah ada pajak lebih tinggi dari pada keseimbangan harga
sebelum pajak :
Pe’ = 7 → Pe = 5
Maka Pe’ < Qe
2. Keseimbangan kuantitas setelah ada pajak lebih rendah dari pada keseimbangan
kuantitas sebelum kena pajak :
Pe’ = 4 → Pe = 6
Maka Qe’ < Qe
Tarip pajak yagdikenakan oleh pemerintah kepada produsen t = 3 / unit. Akan tetapi
produksi sebagian dari pajak tersebut dibebankan kepada konsumen. Beban tarif pajak
yang dibebankan a/ produksi kepada konsumen terasa a/ adanya kenaikan keseimbangan
harga dari Pe = 5 terjadi Pe’ = 7, sedangkan yang ditanggung produsen berarti tanggal
masanya terhadap
Pajak | Total Pajak :
Tarif Pajak Total Pajak
Tarif pajak yang dikenakan o/ pemerin Total pajak yang diterima o/ pemerintah
ah kepada produsen
T = 3 / unit T = t x Qe’
= 3 x 4 = 12
Tarif pajak yang dibebankan o/ produ Total pajak yang berasal dari konsumen
sen kepada konsumen
Tk = Pe’ – Pe Tk = tk x Qe’
=7–5=2 =2x4=8
Tarif pajak yang ditanggung o/ produsen Total pajak yang berasal dari produsen
Tp = t – tk Tp = tp x Qe’
=3–2=1 =1x4=4
Contoh soal
Dari soal sebelumnya, diketahui fs permintaan | fs penawaran sbb. : Qd = 11 – P dan Qs = -
4 + 2P kepada produsen tsb. pemerintah memberikan subsidi dengan tarif subsidi sebesar s
= 1 / unit barang
a. Carilah keseimbangan harga dan kuantitas di pasar sesudah ada subsidi
b. Gambarkan perubahan akibat subsidi tersebut
c. Berapa tarif subsidi yang ditanggung konsumen
d. Berapa tarif subsidi yang ditanggung produsen
e. Berapa total subsidi yang diterima konsumen
f. Berapa tarif subsidi yang ditanggung produsen
g. Berapa tarif subsidi yang ditanggung
pemerintah Jawab !
Adanya pemberian subsidi dari pemerintah kepada produsen teryata menghasilkan :
1. Keseimbangan harga setelah ada subsidi lebih rendah dari pada keseimbangan harga
sebelum ada subsidi :
Pe’ = 4,33 → Pe = 5
Maka
Pe’ < Pe
2. Keseimbangan kuantitas setelah ada subsidi lebih tinggi dari pada keseimbangan
kuantitas sebelum ada subsidi :
Qe’ = 6,67 → Qe = 6
Maka Qe’ > Qe
Tarif subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada produsen s = 4 / unit. Akan tetapi
: produsen tidak menikmatiya sendiri. Sebagian dari subsidi tersebut diberikannya kepada
konsumen.
Tarif subsidi yang diberikan c/ produsen kepada konsumen terasakan o/ adanya penuntas
keseimbangan harga dari Pe = 5 menjadi Pe’ = 4,33, sedangkan yang diberikan produsen.
Tarif Subsidi | Total Subsidi :
Tarif subsidi yang diterima o/ produ Total subsidi yang berasal dari
sen kepada konsumen konsumen
Sk = Pe – Pe’ Sk = sk x Qe’
= 5 – 4,33 = 0,67 = 0,67 x 6,67
= 4,47
Tarif subsidi yang ditanggung o/ produ Total subsidi yang diminati produsen
sen Sp = sp x Qe’
Sp = s – sk = 0,33 x 6,67 = 2,20
= 1 – 0,67 = 0,33
Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)
Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output : R = f(Q) dengan Q = jumlah produk
yang laku terjual. Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan
jumlah barang yang dip[roduksi dan laku dijual :
Jika P adalah harga jual perunit, maka :
R = P x Q dengan P = harga jual per unit
R = jumlah produk yang dijual
Contoh :
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit barang, bagaimanakah fungsi
permintaannya ?
Gambarkan fungsi pemerintah tersebut pada grafik
Penyelesaian :
R=PxQ
R = 5.000Q
Gambar :
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fs penerimaan di gambarkan melalui titik (0,0)
dengan gradien positif :
R R = 5000
Q
o
E. Fungsi Penerimaan
Fungsi penerimaan disebut juga fungsi pendapatan atau fungsi hasil penjualan
dilambangkan dengan R (Revenue) atau TR (Total Revenue)
Fungsi Penerimaan merupakan fungsi dari output : R = f(Q) dengan Q = jumlah produk
yang laku terjual. Fungsi penerimaan merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan
jumlah barang yang dip[roduksi dan laku dijual :
Jika P adalah harga jual perunit, maka :
R=PxQ dengan P = harga jual per unit
R = jumlah produk yang dijual
Contoh :
Misalkan suatu produk dengan harga Rp. 5.000 per unit barang, bagaimanakah fungsi
permintaannya ?
Gambarkan fungsi pemerintah tersebut pada grafik
Penyelesaian :
R=PxQ
R = 5.000Q
Gambar :
Karena intersepnya tidak ada (nol) maka fs penerimaan di gambarkan melalui titik (0,0)
dengan gradien positif :
R R = 5000
Q
o
F. Fungsi Biaya
Diimbangkan dengan C (Cost) atau TC (Total Cost) terdiri atas dua jenis fungsi gaya.
1. Fixed cost atau fungsi biaya tetap (FC) merupakan fungsi yang tidak bergantung pada
jumlah produk yang diproduksi. Jadi fungsi biaya tetap adalah fungsi konstanta
FC = k dengan k konstanta positif
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap sebesar Rp. 100.000.000
Bagaimanakah fungsi biaya tetapnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik
kartesius
Jawab : FC = 100.000.000
FC
FC =
o Q
2. Variabel cost atau fungsi biaya yang berubah-ubah (VC)
Merupakan fungsi biaya yang besarnya bergantung dari jumlah produk yang diproduksi
Jadi : VC = f(Q) merupakan hasil kali antara harga jual perunit dengan jumlah barang
yang diproduksi.
Jika P adalah biaya produksi per unit, dimana biaya produksi per unit senantiasa lebih
kecil dibandingkan harga jual perunit barang, maka
VC = P x Q dengan P = biaya produksi per unit dan
Q = produk yang diproduksi
Contoh :
Suatu produk diproduksikan dengan biaya produksi Rp. 3.000 per unit. Bagaimana
fungsi biaya variabelnya dan gambarkan fungsi tersebut pada grafik
Jawab : VC = P x Q
= 3.000 Q
karena intersepnya td F ada (nol) maka fungsi biaya variabelnya di gambarkan
mmelalui titik (0,0) dengan gradiennya positif.
VC
VC = 8.000 Q
o Q
3. Fungsi Total Cost (TC) merupakan penjumlahan antara biaya tetap dengan biaya
variabel TC = FC + VC
Contoh :
adalah contoh diatas, dimana biaya tetap yang dikeluarkan sebuah perusahaan sebesar
Rp. 100.000.000,- dan biaya variabelnya : 3.000 Q,maka TC = 100.000.000 + 3.000 Q.
Ternyata intersep dari fungsi total biaya adalah sama dengan biaya tetapnya dan
gradiennya sama dengan gradien fungsi biaya t etap. Hal ini mencerminkan bahwa
T
penggambaran fungsi total biaya harulah melalui titik (0,FC) dan sejajar dengan grafik
VC.
B. Tugas Latihan
26
BAB IV
BARISAN DAN DERET
Sn = a + (n-1)b
Dimana : Sn = nilai suku ke-n
a = nilai suku pertama
n = banyaknya suku
b = selisih atau beda (b bisa positif, bisa negative tetapi b ≠0)
Jumlah dari seluruh bilangan yang membentuk suatu barisan hitung disebut dengan
deret hitung.
n
Dn s i
i 1
Atau Dn = S1 + S2 + S3 + S4 +… + Sn
Dengan memasukkan nilai-nilai setiap suku barisan hitung sebagaimana
diuraikan sebelumnya, diperoleh :
Dn = a + (a+b) + (a + 2b) + (a + 3b) + … + a + (n-1)b
Apabila suku terakhir, yaitu a + (n-1)b tetap dituliskan dengan Sn, maka :
Dn = a + (a+b) + (a + 2b) + (a + 3b) + … + Sn
Jika deret hitung Dn ditulis dua kali dengan urutan yang berlawanan dan
kemudian dijumlahkan, diperoleh :
Dn = a + (a + b) + (a + 2b) + (a + 3b) + … +Sn
Dn = Sn + ( Sn – b) + ( Sn – 2b) + ( Sn – 3b) + … + a +
2Dn = (a + Sn) + (a + Sn) + (a + Sn) +(a + Sn) + … + (a + Sn)
2Dn = n(a + Sn)
Dn n
(a S )
n
2
Dn n
a a (n 1)b
2
Dn n
2a (n 1)b
2
Maka rumus jumlah deret hitung dari barisan hitung dari suku ke-n adalah sbb :
D
n
n 2a (n 1)b
2
CONTOH SOAL
Contoh 1
Hitung suku ke-16 dan jumlah deret hitung sampai suku ke-16 dari barisan hitung
berikut :
a. 10, 12, 14, 16, 18, …
b. 80, 75, 70, 65, 60, …
Contoh 2
Nilai suku pertama dari suatu barisan hitung adalah 20 dan nilai suku ke-10 adalah
38. Hitung :
a. Beda antara dua suku yang berurutan,
b. Nilai dari suku ke-21
c. Suku ke berapa yang bernilai 100,
d. Jumlah deret hitung sampai suku ke-41.
Contoh 3
Suku ke-5 suatu barisan hitung adalah 2000 dan suku ke-14 adalah 4250. Hitung :
a. Beda antara dua suku yang berurutan
b. Suku pertama dan suku ke-17
c. Jumlah deret hitung sampai suku ke-17
S2 Sn ... r
S3 S1
S4 Sn
S
S2 1
Jika suku pertama dari deret ukur adalah a dan rasio antara dua suku yang
berurutan adalah r, maka nilai masing-masing suku dari deret ukur tersebut dapat
dihitung dengan cara sbb :
S1 = a
S2 = S1 r = a r
S3 = S 2 r = a r r = a r 2
S4 = S3 r = a r2 r = a r3.
.
Sn = Sn-1 r = a rn-2 r = a rn-1
Maka rumus untuk menghitung nilai suku ke-n suatu deret ukur dapat tulis sbb :
Sn = a rn-1
Dimana : Sn = nilai suku ke-n
a = nilai suku pertama
n = banyaknya suku
r = rasio atau pembanding (r bisa positif, bisa negative tetapi
r ≠ dan r ≠ 1)
Bila bilangan-bilangan S1, S2, S3, S4,…, Sn dapat ditentukan yang
membentuk suatu barisan ukur dijumlahkan, hasilnya disebut dengan deret ukur.
Misalkan jumlah deret ukur sampai suku ke-n adalah Dn, maka :
n
Dn s i
i 1
Atau Dn = S1 + S2 + S3 + S4 +… + Sn
Dengan mensubtitusikan nilai masing-masing suaku deret ukur, diperoleh :
Dn = a + ar + ar2 + … + arn-1
rDn = ar + ar2 + … + arn-1 + arn
Dn - rDn= a - a rn
(1 – r)Dn = a(1 + rn)
n
a(1 r )
Dn
1 r
Maka rumus jumlah deret ukur dari suku ke-n adalah sbb :
n
a(1 r )
Dn jika r < 1 atau
1
r
n
a( r 1)
Dn jika r > 1
r
1
Contoh 4
Hitunglah suku ke-10 dan jumlah deret hitung sampai suku ke-10 dari barisan ukur
berikut :
a. 2, 6, 18, 54, 162, …
b. 10, - 20, 40, - 80, 160, …
c. 1, (1.05), (1.05)2, (1.05)3, (1.05)4, …
Contoh 5
Nilai suku ke-4 dari suatu barisan ukur adalah 1600 dan nilai suku ke-6 adalah
25600. Hitung :
a. Rasio antara dua suku yang berurutan
b. Suku pertama dan suku ke-9
c. Jumlah deret ukur sampai suku ke-9
Contoh 6
Seseorang menulis suatu surat berantai dan mengirimkannya kepada lima orang
temannya (tahap pertama). Oleh kelima orang ini, surat tersebut digandakan dan
kemudian mengirimkannya lagi ke masing-masing lima temannya (tahap kedua).
Jika pada tahap-tahap berikutnya, setiap orang yang menerima surat menggandakan
dan mengirimkannya lagi ke masing-masing lima temannya, hitung jumlah orang
yang sudah mendapatkan surat berantai sampai tahap ke-10
B. Tugas Latihan
33
B. Teori Nilai uang
Contoh 4
Albert meminjam uang sebesar Rp.5.000.000 dari “Koperasi Karyawan“ di
lingkungan kerjanya dan berjanji akan membayar secara cicilan sebesar Rp.250.000
tiap akhir bulan dengan membayar bunga 15% per tahun dari sisa hutangnya.
Hitung total bunga yang dibayar sampai dengan pinjamannya lunas.
Jawab : 62.500, 59.375, 56.250, 3.125
jadi a= 62.500 ; b = - 3.125 ; n = 20
atau Dn = n
a S
n
2
20
jadi D20 = 62.500 3.125
2
= 10 ( 65.625) = Rp 656.250,00
Contoh 5
Ricahardo meminjam uang sebesar Rp.10.000.000 dari suatu lembaga perkreditan
dan berjanji akan membayarnya secara angsuran sebesar Rp. 400.000 tiap akhir 3
bulan ditambah dengan bunga 18% per tahun dari sisa hutangnya. Hitung :
a. Jumlah bunga yang dibayar pada angsuran yang terakhir?
b. Jumlah bunga yang dibayar sampai dengan pinjamannya lunas?
c. Jumlah uang yang harus dibayar dalam melunasi pinjaman tersebut?
Contoh 6
Suatu lembaga pendidikan berencana untuk membentuk suatu dana yang akan
dihadiahkan dalam bentuk beasiswa secara abadi kepada sejumlah mahasiswa yang
berprestasi dengan jumlah beasiswa sebesar Rp.20.000.000 per semester. Untuk
mencapai tujuan tersebut, berapa jumlah dana yang harus disetor lembaga tersebut
sekarang dalam suatu rekening yang menghasilkan suku bunga 15% dimajemukkan
secara semesteran apabila pembayaran pertama beasiswa tersebut dilakukan
sekarang juga.
SOAL UNTUK LATIHAN
1. Carilah suku ke-n dan jumlah deret ukur sampai suku ke-n dari setiap barisan
ukur berikut, untuk n yang ditentukan.
a. 54, 162, 486, 1458, … untuk n = 20
b. 320, -160, 80, -40, … untuk n = 15
c. ½, 1/8, 1/16, … untuk n = 10
d. 1, (1.12), (1.12)2, (1.12), … untuk n = 24
2. Tentukan suku pertama , rasio antara dua suku-sukunya yang berurutan dan
suku ke-15 dari suatu barisan ukur, apabila pada barisan ukur tersebut
diketahui:
a. S4 = 3200 dan S8 = 819200 c. S3 = dan S7 = 4
b. S7 = (1.02)13 dan S10 = (1.02)19 d. SS5 = (1.05)-4 dan S9 = 1
3. PT. Chyntiasari memperoleh hasil penjualan sebesar Rp 460.000.000 pada
tahun ke-3 dan Rp 850.000.000 pada tahun ke-6. Apabila pertambahan hasil
penjualan perusahaan mengikuti pola barisan hitung, tentukan :
a. Pertambahan hasil penjualan perusahaan per tahun
b. Hasil penjualan perusahaan pada tahun pertama,
c. Pada tahun berapakah hasil penjualan perusahaan menjadi Rp
1.370.000.000?
36
BAB VI
BUNGA DAN DISKONTO SEDERHANA
B. Tugas Latihan
37
Apabila persamaan (3) ditulis kebali dilihat dari segi P diperoleh:
Atau
S
rt= -1
P
S
r=( - 1) : t
P
S
t=( - 1) : r
P
Persamaan (4) merupakan formula untuk menghitung nilai sekarang dari sejumlah uang
pada masa yang akan dating,dimana [1 + r t ] disebut faktor diskonto dari Rp 1 per periode
proses perhitungan sekarang P dari nilai akhir S disebut mendiskonto.
b. apabila periode waktu dinyatakan dalam hari, maka ada dua cara menghitung
bunga sederhana yaitu:
Contoh 1
Tuan A meminjam Rp 10.000.000,00 selama 3 tahun yang dikenakan suku bunga
sederhana 15%. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari pinjaman tersebut!
Contoh 2
Tuan B membuka suatu rekening tabungan pada bank yang mengenakan suku bunga
sederhana 20%. Jika selama 3 tahun nilai rekening tabungannya menjadi Rp 8.000.000
berapa tabungan pokok yang setor tuan B ?
Contoh 3
Tuan C meminjam Rp 10.000.000 pada suku bunga sederhana 18%, hitung jumlah
bunga dan nilai akhir dari pinjaman dengan menggunakan :
a. Bunga sederhana selama 5 bulan
b. Bunga eksak selama 146 hari
c. Bunga ordinary selama 240 hari
Contoh 4
Setelah dua tahun 73 hari, tuan D mengembalikan pinjamannya termasuk
bunga sebesar Rp 7.640.000. Jika bunga atas pinjaman tersebut adalah 24%, hitung
jumlah uang yang sebenarnya telah dipinjam dengan
menggunakan : a. Bunga eksak b. Bunga ordinary
Waktu kiraan :
Tanggal Bulan Hari
25 Agustus 8 25
20 Januari 1 20
Waktu kiraan 7 5
Waktu kiraan = 7 bulan 5 hari
= 7 x 30 hari + 5 hari = 215 hari
Contoh 6
Hitung waktu eksak dan waktu kiraan dari 15 Februari sampai 10 Desember
pada tahun yang sama untuk tahun kabisat.
Contoh 7
Hitung waktu eksak dan waktu kiraan dari 10 September sampai 24 Juni
satu tahun berikutnya?
Contoh 10
Pinjaman selama 10 bulan terhitung dari tanggal 31 januari akan jatuh
tempo pada tanggal 30 november tahun yang sama. Pinjaman selama 11 bulan yang
dimulai pada tanggal 31 maret akan jatuh tempo pada tanggal 28 februari (atau
pada tanggal 29 februari untuk tahun kabisat).
a. Jika pinjaman dimulai pada tanggal tertentu dan berlangsung selama beberapa
bulan atau beberapa hari dan ternyata tanggal jatuh tempo pinjaman tersebut
tepat berada pada hari libur, maka tanggal jatuh tempo akan diundur ke hari
kerja berikutnya dan tambahan hari tersebut akan diperhitungkan dalam periode
pembayaran bunga.
B. Metode-metode Menghitung Bunga Sederhana
Contoh 11
Pada tanggal 13 Maret, seseorang meminjam Rp 30.000.000 dari suatu bank
yang menggunakan suku bunga sederhana 15% dan akan melunasinya pada tanggal
20 Desember dalam tahun yang sama. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir
pinjaman tersebut dengan menerapkan :
a. Metode bunga eksak dan waktu eksak
b. Metode bunga ordnary dan waktu eksak
c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan
d. Metode bunga ordnary dan waktu kiraan
Contoh 12
Pada tanggal 8 Agustus seseorang menginvestasikan Rp 10.000.000
dengan suku bunga sederhana 18%. Hitung jumlah bunga dan nilai akhir dari
investasi tersebut pada tanggal 21 Desember satu tahun yang berikutnya dengan
menerapkan :
a. Metode bunga eksak dan waktu eksak
b. Metode bunga orinary dan waktu eksak
c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan
d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan
Contoh 13
Pada tanggal 1 agustus seseorang, memperoleh sejumlah pinjaman dari
suatu bank yang mengenakan suku bunga sederhana 18%. Jika pada tanggal 17
November satu tahun berikutnya dia mengembalikan pinjaman beserta bunga
sebesar Rp 12.365.000 hitung berapakah jumlah pinjaman pokoknya dengan
menerapkan :
a. Metode bunga orinary dan waktu eksak
b. Metode bunga eksak dan waktu kiraan
c. Metode bunga eksak dan waktu kiraan
d. Metode bunga ordinary dan waktu kiraan
C. Menghitung Suku Bunga dan Periode Waktu
1. Menghitung Suku Bunga
Contoh 14
Hitung suku bunga sederhana dari suatu tabungan sebesar Rp 10.000.000
jika tabungan tersebut menghasilkan jumlah bunga sebesar Rp 750.000 selama 6
bulan.
Contoh 15
Hitung suku bunga eksak dari pinjaman pokok sebesar Rp 6.250.000 jika
selama 292 hari menghasilkan nilai akumulasi sebesar Rp 7.250.000.
292
Jawab : P = 6.250.000 ; S = 7.250.000 ; t =
365
Contoh 16
Pada tanggal 5 maret seseorang meminjam Rp 15.000.000 dari suatu bank
dan akan membayar sebesar Rp 16.875.000 termasuk bunga pada tanggal 30
desember tahun yang sama. Jika bank menerapkan banker’s rule (metode bunga
ordinary dan waktu eksak), hitung suku bunga yang dikenakan oleh bank.
Contoh 17
Berapa harikah pinjaman pokok sebesar Rp 2.500.000 berlangsung sehingga
menghasilkan bunga sebesar Rp 300.000 apabila bunga dihitung menggunakan
bunga ordinary 16% ?
Jawab : P=2.500.000 ; I = 300.000 ; r = 0.16
1
Periode waktu : t =
Pr
300.000
t =
2.500.0000.16
t = 0,75 tahun
Dalam bunga ordinary . 1 tahun = 360 hari, jadi 0,75 tahun = 0,75 x 360 = 270 hari
Contoh 18
Berapa bulankah tabungan pokok sebesar Rp 3.000.000 berlangsung
sehingga menghasilkan nilai akhir sebesar Rp 4.125.000, Apabila tabungan tersebut
menghasilkan suku bunga sederhana 15% ?
B. Tugas Latihan
45
BAB VII
BUNGA DAN DISKONTO MAJEMUK
1 + j4 = 1.03031
4
j4 = 0.03031
4
j4 = 0.121204 = 12 %
Contoh 18:
Berapakah suku bunga nominal j3 yang membuat sejumlah uang pokok
menjadi 3 kali lipat dalam waktu 6 tahun?
Jawab:
Misal x = jumlah uang pokok
P = x ; S = 3x ; n=18
Menghitung suku bunga j3 secara aljabar
S = P (1 + i)n
3x = x(1+ i)18
(1 + i)18 = 3
1+i = 31/18
diperoleh i = 0,06293507
j3 = 3 i
= 0,188805211 ~ 18.88%
Menghitung suku bunga j3 secara logaritma
S = P (1 + i)n
3x = x(1+ i)18
(1 + i)18 = 3
18 log (1 + i) = log 3
diperoleh i = 0,06293507
j3 = 3 i
= 0,188805211 ~ 18.88%