Bandar udara (bandara) merupakan tempat bertemunya banyak orang
dari segala penjuru dunia yang datang dan pergi dengan pesawat udara, dan juga tempat berkumpulnya banyak orang yang melakukan kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang lancar, aman dan nyaman. FUNGSI BANDARA • Dengan perkembangan dunia penerbangan dan mobilitas manusia serta barang yang makin tinggi, maka fungsi bandara (bandar udara) makin bertambah penting. Di daerah-daerah penerbangan perintis, bandara masih sederhana, tetapi di kota-kota besar sudah berkembang menjadi besar dan canggih karena merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala penjuru dunia, dan tempat berkumpulnya banyak orang melakukan kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang aman dan nyaman. Untuk itu dalam pengoperasiannya suatu bandara harus menyediakan fasilitas medik untuk dapat menanggulangi gawat darurat penerbangan, gawat darurat medik atau gangguan kesehatan lainnya. Untuk membangun suatu bandar udara harus dipilih lokasi yang cocok. Lokasi ini harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu : 1. Dekat dengan sumber lalu lintas. 2. Bebas dari rintangan. 3. Masih tersedia lahan untuk perluasan/perpanjangan landasan. 4. Kecocokan medan di sekitarnya untuk pendaratan. 5. Kondisi metereologis. 6. Biaya konstruksi dan pemeliharaan. Adapun potensi bahaya yang menyangkut tenaga kerja dan orang lain di bandara meliputi 1. Gawat darurat yang melibatkan pesawat, yaitu : a. Kecelakaan pesawat udara di bandar udara. b. Kecelakaan pesawat udara di sekitar bandar udara. c. Insiden pesawat udara dalam penerbangan. d. Insiden pesawat udara di darat. e. Sabotase, termasuk ancaman bom. f. Pembajakan. Adapun potensi bahaya yang menyangkut tenaga kerja dan orang lain di bandara meliputi 2. Gawat darurat yang tidak melibatkan pesawat yaitu : a. Kebakaran bangunan. b. Sabotase, termasuk ancaman bom. c. Bencana alam. d. Bahaya petir. e. Bahaya listrik Untuk mengatasi permasalahan diatas, perlu adanya undang-undang yang menyangkut tentang keselamatan kerja yaitu Undang-undang No. 1 tahun 1970 yang bertujuan untuk melindungi tenaga kerja dan setiap orang lain yang berada di dalam tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat. Selain itu, bandara harus mempunyai sertifikasi sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomer : KM 47 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara. • Pengendalian terhadap bahaya kebakaran juga harus di perhatikan. Menurut Permenaker RI No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Dimana di dalamnya diatur tentang syarat pemasangan yang meliputi penggunaan apar yang sesuai dengan jenis kebakaran dan juga termasuk pemasangan alarm kebakaran yang mungkin timbul di bandara serta jalur penyelamatan seperti tangga darurat, koridor, pintu kebakaran, lift kebakaran, penerangan darurat dan penunjuk arah keluar, komunikasi darurat, sistem pengendalian asap. • Pengaturan seperti instalasi listrik dan instalasi petir harus disesuaikan dengan peraturan perundangan yang ada seperti Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor : Kep. 75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor : SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (Puil 2000) di Tempat Kerja dengan tujuan 1. Instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik. 2. Terjamin keselamatan manusia 3. Terjamin keselamatan instalasi listrik beserta perlengkapannya 4. Terjamin keamanan gedung dan isinya terhadap kebakaran akibat listrik. 5. Terjamin perlindungan lingkungan. • Selain itu aspek kesehatan di bandara juga perlu mendapat perhatian. Karena banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja maupun orang lain yang berada atau di sekitar bandara. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Bising. 2. Bahan kimia. 3. Debu atau bahan radioaktif. 4. Gelombang mikro dan sinar X. 5. Polusi udara. Dalam hubungannya dengan pesawat tersebut karyawan dibagi dalam golongan, yaitu : 1. Golongan I : Mereka yang bekerja dekat sekali dengan pesawat (kurang dari 8 meter) selama runs up. 2. Golongan II : Mereka yang relatif dekat (8 – 50 m) pesawat, misalnya maintenance personnel, starting crew, dan trouble line personnel. 3. Golongan lII : Mereka yang kadang-kadang harus bekerja tidak jauh dari pesawat (50 – 120 m), misalnya pramugari darat, personel kargo, dsb. • Untuk mencegah/mengurangi akibat gangguan bising perlu dilakukan Hearing Conservation Program, dengan cara : 1. Pemeriksaan audiometris secara berkala pada karyawan tersebut di atas. 2. Dilakukan usaha-usaha pencegahannya, di antaranya ialah memakai : a. Helmet : Dipakai bila bekerja dekat sekali dengan pesawat yang run-up. Diperkirakan sebagian bising diserap oleh tulang-tulang kepala, jadi perlu helmet. b. Ear muff : Dibuat dari plastik atau karet dengan ukuran small, medium dan large. c. Golongan I memakai helmet dan ear plug. d. Golongan II memakai ear muff. e. Golongan III cukup memakai ear plug. • Selain itu perlu juga diketahui nilai ambang batas bahan kimia yang diperbolehkan sebagai upaya pengendalian. Peraturan yang mengatur tentang bahan kimia adalah SE Menaker No. SE 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia di udara lingkungan kerja dan juga Kepmenaker No. KEP 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kima berbahaya di tempat kerja. Di dalamnya diatur tentang Nilai Ambang Batas bahan kimia dan juga mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, akibat penggunaan bahan kimia berbahaya di tempat kerja maka perlu diatur pengendaliannya. • Dalam Kepmenaker No. Kep 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja menyatakan bahwa NAB untuk gelombang mikro . Sinar X juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan, yaitu dapat menyebabkan mutasi gen, munculnya kanker dan lain sebagainya. Dalam penanganannya, ada beberapa cara yaitu : 1. Mengatur waktu pemajanan dengan memberikan jam istirahat. 2. Isolasi sumber sinar X. 3. Bekerja dengan menggunakan remote control. 4. Tenaga kerja harus menggunakan APD. • Polusi udara terjadi karena asap yang keluar dari mesin pesawat, kendaraan ground handling, dan mobil yang lalu lalang. Juga hembusan yang kuat (jet blast) yang keluar dari exhaust pesawat menyebabkan debu beterbangan; ini akan menambah tingkat polusi yang sudah ada. Untuk itu perlu usaha pencegahan yaitu : 1. Pemakaian masker. 2. Sarung tangan. 3. Baju pelindung. 4. Penyuluhan kesehatan bagi tenaga kerja. • Masalah hygiene dan sanitasi di bandara juga perlu di perhatikan sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan sanitasi di bandar udara akan menyangkut empat masalah,yaitu : 1. Penyediaan air (water supply). 2. Kebersihan makanan (food hygiene). 3. Pembuangan sampah dan kotoran (waste disposal). 4. Pemberantasan serangga/binatang yang dapat menularkan penyakit (vector control). Hygiene dan sanitasi di bandar udara harus ditangani dengan sungguh- sungguh, karena bila tidak, dapat membahayakan keselamatan penerbangan dan orang lain di lingkungan bandara.. K3 pada Teknisi atau Engineer Kepala merupakan bagian tubuh yang paling diutamakan untuk dilindungi karena dalam kerangka kepala terdapat otak yang mempunyai fungsi vital dalam tubuh karena itu kita harus memberikan perlindungan khusus dengan memakai helm yang berguna untuk melindungi kepala kita dari risiko terkena benda yang membentur kepala baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti halnya telinga yang tidak bisa menerima bising suara, mata kita pun harus kita jaga dari risiko terkena benda tajam, bahan kimia, atau percikan api. Setiap pekerjaan yang membutuhkan kacamata pasti mempunyai spesifikasinya sendiri tergantung paad situasi dan tempat dari lingkungan kerja. berfungsi sebagai pelindung tangan agar tidak terkena cidera, bahan kimia yang berbahaya jika bersentuhan langsung dengan tubuh, terhindar dari panas, dll. Tentu saja spesifikasi setiap sarung tangan dengan setiap tempat atau pekerjaan berbeda – beda. Sepatu berfungsi untuk melindungi kita dari bahaya, umumnya agar tidak terpeleset karena becek atau licin, tidak bersentuhan langsung dengan benda panas an cairan kimia, tidak terkena sengatan listrik, dan sepatu ini kebanyakan dilapisi metal sehingga dapat melindungi kaki dari benda tajam atau berat. Pada beberapa lingkungan kerja, kita akan membutuhkan ear plug ini untuk melindungi telinga kita dari kebisingan atau suara yang memekakkan telinga. Telinga kita tidak akan mampu menerima suara dengan intensitas yang tinggi dengan frekuensi yang tidak sesuai untuk ukuran telinga manusia. Misalnya saat kita bekerja di lapangan udara, maka kita tidak akan mampu menahan suara bising yang berasal dari pesawat.