Anda di halaman 1dari 21

TINJAUAN PENGADAAN PROGRAM PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN DALAM FUNGSI HEALTH, SAFETY,

SECURITY, AND ENVIRONMENT DI INTEGRATED

TERMINAL TELUK KABUNG TAHUN 2022

Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

LAPORAN MAGANG

GI ILM
S EKO

ATA N

T
E D Z A S A IN I K

OLEH :

NATASYA HESTI PUTRI

NIM : 1903030

PEMBIMBING :

ELIZA TRISNADEWI, MPH

FAHRAN HAMDY

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN SYEDZA SAINTIKA PADANG

TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
TINJAUAN PENGADAAN PROGRAM PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN DALAM FUNGSI HEALTH, SAFETY

SECURITY, AND ENVIRONMENT DI INTEGRATED

TERMINAL TELUK KABUNG

TAHUN 2022

OLEH :

NATASYA HESTI PUTRI

1903030

Laporan Magang ini telah diperiksa oleh

Pembimbing Magang dan disetujui untuk diseminarkan

Padang, Maret 2023

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Eliza Trisnadewi MPH Fahran Hamdi


NIDN:1016018504

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI


TINJAUAN PENGADAAN PROGRAM PERTOLONGAN PERTAMA

PADA KECELAKAAN DALAM FUNGSI HEALTH, SAFETY

SECURITY AND ENVIRONMENT DI INTEGRATED

TERMINAL TELUK KABUNG TAHUN 2022

OLEH :

NATASYA HESTI PUTRI

1903030

Laporan Magang ini telah diseminarkan di depan tim Penguji Seminar Magang
Program Studi Kesehatan Masyarakat

Pada tanggal 2023

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Padang, Maret 2023

Menyetujui,

PENGUJI 1 PENGUJI 2

Mengetahui,

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAPANGAN

ELIZA TRISNADEWI,MPH FAHRAN HAMDI


NIDN : 1016018504
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
berjudul TINJAUAN PENGADAAN PROGRAM PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN DALAM FUNGSI HEALTH, SAFETY,
SECURITY AND ENVIRONMENT DI INTEGRATED TEMINAL TELUK
KABUNG TAHUN 2022”. Shalawat serta salam tak lupa juga penulis sampaikan
kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW. Terima kasih penulis ucapkan
kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syamsul Amar, B.MS Ketua Yayasan Stikes Syedza
Saintika Padang.
2. Bapak Drs. H. Hasrinal, A.Md. Kep, MM Ketua Stikes Syedza Saintika
Padang.
3. Ibu Oktariyani Dasril, SKM, M. Kes Ketua Prodi Kesehatan Masyarakat
Stikes Syedza Saintika Padang.
4. Ibu Eliza Trisna Dewi, MPH Pembimbing akademik dalam kegiatan
magang yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk
dalam menyelesaikan laporan magang
5. Bapak Fahran Hamdi Sr Supervisor HSSE di Integrated Terminal Teluk
Kabung sekaligus pembimbing lapangan dalam kegiatan magang yang
telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan petunjuk dalam
menyelesaikan laporan magang.
6. selaku penguji I dan selaku penguji II dalam laporan magang.
7. Bapak dan Ibu bagian MEDICAL yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan selama magang.
8. Seluruh Karyawan Integrated Terminal Teluk Kabung yang telah banyak
membantu dan memperkenalkan hal baru kepada penulis selama magang.
9. Semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan yang telah mendukung dengan kekompakan
dan saling membantu dalam segala hal.

Dalam Penyelesaian laporan Magang ini penulis menyadari masih banyak


terdapat kekurangan, baik dalam tulisan maupun dalam penyajiannya. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan
masukan untuk penulis dimasa yang akan dating. Akhir kata, semoga laporan
magang ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa
yang akan dating.

Padang, April 2023


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) merupakan usaha-usaha
untuk menangani korban kecelakaan di tempat kejadian sebelum pelaksanaan
pertolongan lebih lanjut. Integrated Terminal Teluk Kabung adalah sebuah
perusahaan yang bergerak di dalam bidang penerimaan, penimbunan, dan
penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di Provinsi Sumatera Barat serta beberapa
area S&D Region 1. Dalam proses penerimaan, penimbunan, dan penyaluran
bahan bakar minyak dilakukan berbagai tahap yang sangat kompleks sehingga
menjadikan bahan bakar minyak yang berkualitas. Adapun beberapa jenis Bahan
Bakar Minyak (BBM) yang di distribusikan adalah Aviation Turbing (Avtur),
Pertamax, Pertalite, Premium, Kerosine/minyak tanah, Solar, Marine Fuel Oil
(MFO), Fatty Acid Methyl Ester (FAME) (TBBM Teluk Kabung, 2018).
Kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan dapat terjadi dimana saja
dan kapan saja. Kejadian ini berupa suatu insiden kecil atau suatu bencana yang
melibatkan penderita dalam jumlah besar. Bencana yang baru akan terjadi bila
para korban tidak mendapatkan pertolongan yang baik dan segera. Dalam suatu
peristiwa yang membutuhkan penanganan medis biasanya orang pertama yang
akan memberikan pertolongan adalah mereka yang berada di tempat kejadian atau
anggota keluarga penderita tersebut. Mereka yang berupaya memberikan
pertolongan ini memiliki berbagai tingkatan pengetahuan mulai dari tidak ada
sampai mereka yang terlatih. Ada waktu antara pertolongan oleh tenaga medis di
fasilitas kesehatan sehingga masa tenggang inilah yang harus diisi (LPMP Kaltim
Kemendikbud, 2019).
International Labour Organizing (ILO) memperkirakan setiap tahun adda
2,78 juta pekerja yang tewas karena kecelakaan ditempat kerja atau penyakit
terkait pekerjaan. Dan lebih dari 374 orang yang luka atau jatuh sakit tiap tahun
akibat kecelakaan terkait kerja (ILO, 2019). Sepanjang tahun 2018, BPJS
Ketenagakerjaan mengantongi data kasus kecelakaan kerja sebanyaj 157.313
kasus dengan bebrapa kategori (Kementerian Tenaga Kerja, 2018).

Pertolongan pertama yang diberikan harus tepat, karena apabila


penanganan yang diberikan salah maka keadaan korban dapat bertambah parah
dan dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan. Oleh sebab
itu petugas P3K di tempat kerja harus diberikan pelatihan yang sesuai dan
berkelanjutan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar serta lisesnsi
yang diatur dalam Keputusan Direktur Jendrak Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan Nomor : Kep.53/DJPPK/VII/2009 tentang Pedoman Pelatihan
dan Pemberian Lisensi Petugas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja (Herlinawati, 2016).
Di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor:
Per.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja menimbang bahwa dalam rangka memberikan perlindungan bagi
pekerja/buruh yang mengalami kecelakaan di tempat kerja perlu dilakukan
pertolongan pertama secara cepat dan tepat. Oleh karena itu setiap kecelakaan
kerja yang mengakibatkan cidera pada pekerja harus secepatnya diberikan
pertolongan pertama di tempat (Permenakertrans No. Per.15/MEN/VIII/2008).
Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produktivitas. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan
Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja adalah
melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja. Menjamin setiap sumber produksi dapat digunakan secara efektif
dan efeisen serta meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas (Kemenaker,
2018).
Pengurus atau orang yang memimpin langsung suatu tempat kerja wajib
mematuhi dan menaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.Salah satu kewajiban pengurus adalah mematuhi dan menaati syarat
dalam memberikan pertolongan pada kecelakaan. Pertolongan pertama di tempat
kerja merupakan upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat
kepada pekerja dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami
sakit atau cedera di tempat kerja (Chairunnisa, et al.,2016).

Pertolongan pertama adalah bagian dari pelayanan kesehatan tenaga kerja.


Pertolongan pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakatn umum,
karywan, tenaga kerja, dan semua individu sehubung dengan keselamatan dan
kesehatan kerja pada tingkat perusahaan. Pertolongan pertama ini bertujuan
menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan dan mencegah agar
tidak lebih parah serta mempertahankan jiwa penderita hingga pertolongan lebih
lanjut diberikan (Wulandari, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis saat melakukan kegiatan magang di


TBBM Teluk Kabung, peneliti melihat lansung dilapangan pengadaan program
P3K yang merupakan bagian dari fungsi HSSE sudah berjalan sesuai dengan
peraturan K3 secara nasional dan internasional. Dalam pelaksanaann magang,
untuk pelaksanaan program P3K yang dijalankan di TBBM Teluk Kabung sudah
cukup baik dengan adanya kegiatan pengadaan kotak P3K di setiap area kerja,
pengecekan terjadwal pada kelengkapan kotak P3K yang ada di setiap divisi dan
juga monitoring dan evalusi pada program P3K. Namun ada beberapa kegiatan
yang berjalan kurang baik seperti pada kegiatan pengecekan kotak P3K oleh
petugas yang sudah ditunjuk tidak berjalan dengan baik dan masih adanya kotak
P3K yang kosong di beberapa area kerja yang harusnya secepatnya dilengkapi isi
kotak P3K agar jika suatu waktu terjadi kecelakaan kerja dapat dilakukan
pertolongan pertama pada korban.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik membahas


tentang “TINJAUAN PENGADAAN PROGRAM PERTOLONGAN
PERTAMA PADA KECELAKAAN DI FUNGSI HEALTH, SAFETY,
SECURITY AND ENVIRONMENT DI INTERGRATED TERMINAL
TELUK KABUNG TAHUN 2022”

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui kegiatan


perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring serta
evaluasi yang ada di unit pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di
Integrated Terminal Teluk Kabung.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Diketahuinya tinjauan perencanaan program P3K di Integrated
Terminal Teluk Kabung tahun 2022
2. Diketahuinya tinjauan pengorganisasian program P3K di Integrated
Terminal Teluk Kabung tahun 2022
3. Diketahuinya tinjauan pelaksanaan program P3K di Integrated
Terminal Teluk Kabung tahun 2022
4. Diketahuinya tinjauan monitoring dan evaluasi program P3K di
Integrated Terminal Teluk Kabung tahun 2022
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman belajar melalui keterlibatan lansung di
Integrated Terminal Teluk Kabung tahun 2023.
2. Memperkaya pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja.
3. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dibangku
perkuliahan dalam kegiatan magang.
4. Menambah wawasan sesuai bidang keilmuan yang dimiliki.
1.3.2 Bagi Program Study
1. Bahan masukan dan tambahan referensi kepustakaan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Melihat perkembangan konsep berfikir mahasiswa yang magang di
Integrated Terminal Teluk Kabung tahun 2023.
1.3.3 Bagi Integrated Terminal Teluk Kabung

Bagi Integrated Terminal Teluk Kabung diharapkan dapat


digunakan referensi dan masukkan bagi perusahaan yaitu sebagai
penyempurnaan sistem yang ada pada perusahaan khususnya tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup dalam laporan magang ini meliputi tinjauan
pelaksanaan manajemen program pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
melalui yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan
evaluasi bidang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di Integrated
Terminal Teluk Kabung. Magang dilaksanakan pada bulan Maret-April 2023
selama empat minggu di Integrated Terminal Teluk Kabung dengan kegiatan
magang yang dilaksanakan pada Fungsi Health, Safety, Security, and
Environment.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


2.1.1 Defenisi P3K
Pertolongan pertama pada kecelakan di tempat kerja selanjutnya
disebut dengan P3K di tempat kerja, adalah upaya memberika pertolongan
pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja/buruh dan atau orang lain
yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau cedera di tempat
kerja (Permenakertrans No. PER 15/MEN/VIII/2008). Pertolongan
pertama adalah bagian dari pelayanan kesehatan tenaga kerja. Pertolongan
pertama pada kecelakaan berguna untuk masyarakat umum, karyawan,
tenaga kerja, dan semua individu sehubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja pada tingkat perusahaan. Pertolongan pertama ini
bertujuan menyelamatkan jiwa penderita, meringankan penderitaan dan
mencegah agar tidak lebih parah serta mempertahankan jiwa penderita
hingga pertolongan lebih lanjut diberikan (Wulandari, 2012).
Pertolongan Pertama (first aid) merupakan usaha dalam
memberikan pertolongan terkait masalah kecelakaan di jalan, tempat kerja,
sekolah amupun di rumah. Peristiwa kecelakaan atau musibah yang tidak
diinginkan dapat terjadi dimana dan kapan saja. Dalam suatu peristiwa
yang membutuhkan penanganan medis, biasanya orang pertama yang akan
memberikan pertolongan adalah mereka yang berada di tempat kejadian
atau angggota keluarga korban tersebut. Prinsip kemanusiaan yang utama
adala mengurangi penderitaan korban dan memebrikan pertolongan segera
dengan sebaik baiknya (Irawan, 2019).
Pertolongan pertama merupakan tindakan sementara untuk
menangani penderita sesegera mungkin di tempat kejadian sebelum tenaga
medis melanjutka/menangani penderita (palang merah Indonesia, 2016).
Pertolongan pertama pada kecelakaan di tempat kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat kepada pekerja
atau orang lain yang berada di tempat kerja, yang mengalami sakit atau
cedera di tempat kerja ( Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia, 2008).
2.1.2 Tujuan dan Pedoman P3K

Tujuan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah


(Palang Merah Indonesia, 2018):
1. Menyelamatkan jiwa penderita.
2. Mencegah cacat.
3. Memberikan rasa nyaman dan
4. Menunjang proses penyembuhan.
Pedoman Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah
PATUT, yaitu (Anggraini et.al, 2018):
P: Penolong mengamankan sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
A: Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga bebas
dari bahaya
T: Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu
ada kecelakaan
U: Usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang
berwajib polisi atau keamanan setempat
T: Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan paling tepat
2.1.3 Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
Berdasarkan (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun, 1970) pasal 3 ayat (1), salah satu syarat keselamatan kerja adalah
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja (P3K).
Pertolongan pertama yang diberikan harus tepat dan cepat karena apabila
penanganan yang diberikan salah atau kurang tepat maka keadaan korban
akan bertambah parah dan akan memberikan kerugian yang besar untuk
perusahaan. Pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah:
1. Jangan panic
Meskipun situasi dan kondisi selama kecelakaan berlangsung
tegang, cobalah untuk tetap tenang dan segera mengambil
tindakan dengan benar dan cepat.

2. Jauhkan korban dari kecelakaan berikutnya


Menjauhkan korban kecelakaan dari tempat semula berfungsi
untuk menghindari kecelakaan susulan yang mungkin terjadi.
Selain itu, dengan menghindari lokasi kecelakaan, pekerja
pertolongan pertama akan dapat lebih fokus dalam merawat
para korban.
3. Perhatikan pernapasan, detak jantung, perdarahan, dan tanda-
tanda syok
Jika korban kecelakaan mengalami masalah pernapasan,
pendarahan, dan tanda-tanda syok, segera berikan pertolongan
pertama sesuai dengan standar operasional yang berlaku.
4. Jangan memindahkan korban dengan tergesa-gesa
Jangan pindahkan korban sebelum diketahui persis jenis dan
tingkat keparahan cidera yang dialami, kecuali jika tempat itu
tidak lagi memungkinkan untuk melakukan perawatan. Jika
korban mengalami pendarahan dan harus dibawa menuju
rumah sakit, hentikan pendarahan terelebih dahulu dan
pastikan korban mendapat penanganan terbaik sebelum
dipindah ke rumah sakit.
5. Segera merujuk ke pusat medis terdekat
Pertolongan pertama pada kecelakaan pada prinsipnya adalah
bantuan sementara. Jika korban terluka parah, jangan ragu
untuk merujuk ke pusat medis terdekat seperti fasilitas
kesehatan, dokter spesialis, maupun rumah sakit.

2.1.4 Petugas dan Fasilitas P3K di Tempat Kerja


Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang ditunjuk
oleh pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan untuk
melaksanakan P3K di tempat kerja.Untuk mendukung pelaksanaan P3K di
tempat kerja maka petugas P3K harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam tindakan pertolongan pertama. Hal ini sangat penting
agar kasus kecelakaan kerja dapat ditangani dengan baik dan risiko akibat
kecelakaan dapat berkurang (Mubaroq, 2018).
Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K dengan
persyaratan sebagai berikut:
1. Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau
lebih sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja.
2. Tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di gedung
bertingkat sesuai jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya
di tempat kerja.
3. Tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
Petugas P3K memiliki tugas diantaranya sebagai berikut:
1. Melaksanakan tindakan P3K di tempat kerja.
2. Merawat fasilitas P3K di tempat kerja.
3. Mencatat setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan.
4. Melaporkan kegiatan P3K kepada pengurus.
Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep 53/DJPPK/VIII/2009 tentang Pedoman
Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas P3K di Tempat Kerja. Petugas
P3K di tempat kerja harus seseorang yang terlatih dan memahami prosedur
tindakan darurat medis awal (Mubaroq, 2018).
Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana dimaksud
dalam Permenakertrans No. PER 15/MEN/VIII/2008 yaitu (Sunaryo et.al,
2017):
1. Mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih
2. Mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dengan
potensi bahaya tinggi.
Persyaratan ruang P3K meliputi:
a. Lokasi ruang P3K: 1) Dekat dengan toilet/kamar mandi, 2) Dekat
jalan keluar, 3) Mudah dijangkau dari area kerja, 4) Dekat dengan
tempat parkir kendaraan.
b. Mempunyai luas minimal cukup untuk menampung satu tempat
tidur pasien dan masih terdapat ruang gerak bagi seorang petugas
P3K Serta penempatan fasilitas P3K lainnya.
c. Bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang
cukup lebar untuk memindahkan korban.
d. Diberi tanda dengan papan nama yang jelas dan mudah dilihat.
e. Sekurang-kurangnya dilengkapi dengan: 1) wastafel dengan air
mengalir, 2) kertas tisue/lap, 3) usungan/tandu, 4) bidai/spalk, 5)
kotak P3K dan isi, 6) tempat tidur dengan bantal dan selimut, 7)
tempat untuk menyimpan alat-alat, seperti: tandu dan/atau kursi
roda, 8) sabun dan sikat , 9) pakaian bersih untuk penolong , 10)
tempat sampah , 11) kursi tunggu bila diperlukan.
Kotak P3K harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar
putih dengan lambang P3K berwarna hijau
b. Isi kotak P3K sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan
Menteri ini dan tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di tempat kerja
c. Penempatan kotak P3K: 1) Pada tempat yang mudah dilihat dan
dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup cahaya serta mudah
diangkat apabila akan digunakan, 2) Disesuaikan dengan jumlah
pekerja/buruh, jenis dan jumlah kotak P3K sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini, 3) Dalam hal tempat
kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-
masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh, 4) Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda
di gedung bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh.
2.2 Jenis-jenis Kecelakaan Dan Pedomannya

2.3
Jenis-jenis Kecelakaan dan Pedomannya

2.2 Kewajiban Pelaku Pertologan Pertama


2.3 Peraturan Terkait P3K di Perusahaan
2.4

Anda mungkin juga menyukai