Disusun Oleh :
Disusun Oleh :
DISUSUN OLEH
HABIB MUHAMMAD RAFI
D.III PKP 14 CHARLIE
NIT : 34318057
Menyetujui,
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyusun makalah ini.
Untuk memenuhi salah satu pemenuhan pengganti nilai On The Job Training
(OJT) Semester 4 yaitu Project Based Learning (PBL) di Politeknik Penerbangan
Indonesia Curug Program Studi Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadaman Kebakaran dengan judul “Optimalisasi Prosedur Evakuasi Untuk
Mencegah Timbulnya Korban Pada Kecelakaan Pesawat”.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat ......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Optimalisasi Evakuasi................................................................... 5
2.1.1 Petugas Lalu Lintas Udara........................................................ 6
2.1.2 PKP-PK....................................................................................... 7
2.1.3 Aviation Security....................................................................... 8
2.2 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Proses Evakuasi ................... 10
2.3 Menentukan Prioritas Korban Saat Proses Evakuasi.................... 11
2.4 Cara Membawa Korban Kecelakaan Pesawat ............................. 12
2.3.1 Type of Fireman Carry.............................................................. 12
2.4 Cara Memisahkan Korban Setelah di Evakuasi............................ 17
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 21
3.2 Saran ........................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
77% dari total kejadian pesawat terbang, sedangkan 23% merupakan serious
incident.
Pada Sub bagian 139 H Peraturan Menteri Perhubungan nomer KM. 24 tahun
2009 tentang peraturan keselamatan penerbangan bagian 139 (CASR part 139)
tentang bandar udara telah mengatur penyelenggara bandar udara diwajibkan
untuk menyediakan pelayanan pertolongan kecelakaan pesawat dan pemadam
kebakaran (PKP-PK) sesuai standar minimum, seperti diketahui bahwa setiap
kecelakaan penerbangan baik dalam keadaan terbakar maupun tidak terbakar akan
menimbulkan kerugian yang bermacam macam, personil PKP-PK adalah bagian
yang berusaha mencegah dan mengurangi kerugian kerugian tersebut khususnya
korban jiwa manusia.
Kecelakaan pesawat udara di dalam kawasan bandar udara ada yang terbakar
dan mungkin juga tidak terbakar. Demikian juga halnya dengan kondisi
penumpang dan awak pesawat, ada yang mengalami luka ringan, luka sedang,
luka berat, meningal, dan mungkin ada yang tidak luka dan selamat. Terlepas
dari dampak sebagaimana dimaksud di atas, personil PKP-PK tetap akan masuk
kedalam pesawat yang mengalami kecelakaan dan segera mengevakuasi para
korban. Untuk melancarkan operasi pertolongan, para tim penolong (rescue
team) harus mengetahui prosedur operasi pertolongan. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui bagaimana prosedur evakuasi korban kecelakaan pesawat agar
tidak terjadi kesalahan pada saat proses evakuasi.
2
Berdasarkan uraian dan kejadian tersebut, penulis akan membahas mengenai
“Optimalisasi Prosedur Evakuasi Untuk Mencegah Timbulnya Korban Pada
Kecelakaan Pesawat”.
1.3 Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk pemenuhan tugas On The Job Training Semester 4
mengenai “Optimalisasi Prosedur Evakuasi Untuk Mencegah Timbulnya
Korban Pada Kecelakaan Pesawat” serta Taruna dapat mengetahui dan
mencegah terjadinya kesalahan pada saat proses evakuasi.
b) Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari evakuasi
2. Untuk mengetahui apa saja yang harus diperhatikan saat proses
evakuasi
3. Untuk mengetahui bagaimana menentukan korban yang terlebih
dahulu di evakuasi
4. Untuk mengetahui bagaimana cara membawa korban kecelakaan
pesawat
5. Untuk mengetahui apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah
bertambahnya korban
6. Untuk mengetahui cara memisahkan korban setelah evakuasi
3
1.4 Manfaat
a) Untuk Taruna
Makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan
tentang optimalisasi prosedur evakuasi untuk Taruna. Dan dapat dijadikan
referensi bagi taruna apabila mendapat tugas untuk membuat makalah
optimalisasi prosedur evakuasi.
b) Untuk Kampus
Makalah ini dapat menjadi tambahan bahan bacaan di
perpustakaan. Dan dapat di gunakan juga sebagai bahan acuan untuk
mencari referensi tentang optimalisasi prosedur evakuasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
personil PKP-PK dapat mengetahui jenis angkutan dan jenis pertolongan
untuk korban tersebut. Oleh karena itu, personil PKP-PK perlu memahami
dengan serius mengenai teknik evakuasi, proses pertolongan, dan kondisi
korban.
6
Pimpinan lalu lintas penerbangan pada saat kecelakaan memiliki
beberapa tugas yaitu :
a. Menginformasikan kecelakaan kepada Kepala Bandar Udara;
b. Menginformasikan kepada Emergency Operation Center
(EOC) atau Pusat Pengendalian Operasi Gawat Darurat;
c. Memantau keadaan darurat dan berkoordinasi dengan Kantor
Otoritas Bandar Udara Wilayah dan Kepala Bandar Udara;
d. Berkoordinasi dengan kepala Bandar Udara untuk menutup
landasan pacu bila dibutuhkan;
e. Mengajukan penerbitan NOTAM melalui instansi yang
berwenang setelah mendapatkan persetujuan Kepala Bandar
Udara.
2.1.2 PKP-PK
1. Petugas Watch Room
Pada saat terjadi kecelakaan petugas watch room memiliki
beberapa tugas yaitu :
a. Mengaktifkan alarm kecelakaan (crash alarm) yang ada di
ruangan watch room;
b. Meneruskan informasi kepada Kepala Unit PKP-PK;
c. Menginformasikan kepada unit PKP-PK sebagaimana
disebutkan pada butir;
d. Meminta kepada semua petugas unit PKP-PK yang sedang
tidak bertugas untuk datang ke Bandar Udara bila dibutuhkan;
e. Meneruskan informasi kepada unit/instansi terkait sesuai
dengan kebutuhan setelah mendapat izin Kepala Unit PKP-
PK.
2. Kepala Unit PKP-PK
Pada saat terjadi kecelakaan petugas watch room memiliki
beberapa tugas yaitu :
a. Menginstruksikan personil PKP-PK ke lokasi keadaan
darurat;
b. Menuju lokasi untuk memimpin operasi;
7
c. Memonitor melalui radio dan meneruskan informasi baru
kepada pihak yang memerlukan;
d. Menentukan lokasi pos komando (bila prioritas pertama
pemadaman api).
e. Segera bergabung dengan Emergency Operation Center
(EOC) bilamana diperlukan;
f. Meminta bantuan pemadam kebakaran;
g. Memerintahkan personil PKP-PK untuk kembali ke fire
station bila operasi pemadaman dan pertolongan selesai
dilakukan untuk mempersiapkan kendaraan dan peralatan
PKP-PK untuk siap beroperasi kembali;
h. Menginformasikan kepada pemandu lalu lintas penerbangan
bahwa fasilitas PKP-PK telah kembali ke fire station dan siap
beroperasi kembali;
i. Membuat laporan kepada Kepala Bandar Udara
halhal/tindakan yang dilakukan oleh unit PKP-PK saat mulai
mendapatkan/mengetahui adanya keadaan darurat penuh
sampai dikatakan aman.
2.1.3 Aviation Security
1. Komandan Aviation Security
Pada saat terjadi kecelakaan petugas aviation security memiliki
beberapa tugas yaitu :
a. Memerintahkan anggotanya menuju ke lokasi keadaan darurat
untuk pengamanan;
b. Menginstruksikan anggotanya untuk melakukan pemasangan
security line setelah ada persetujuan dari unit PKP-PK;
c. Memimpin pengawasan agar masyarakat tidak mendekati
tempat kecelakaan;
d. Menginstruksikan anggotanya untuk mengatur jalur lalu
lintas, pengawasan, dan pemeriksaan bagi pihak yang akan
terlibat untuk menuju tempat tertentu yang disediakan untuk
bertemu atau berkumpulnya personil dan kendaraan PKP-PK
8
sebelum menuju staging area dinamakan rendezvous point,
staging area, sampai dengan lokasi kecelakaan;
e. Melaporkan perkembangan kondisi dilapangan secara berkala
kepada Emergency Operation Center (EOC);
f. Mengambil alih posisi on-scene commander dari komando
PKPPK apabila api telah berhasil dipadamkan dan usaha
pertolongan/evakuasi korban dari pesawat udara yang
mengalami kecelakaan telah selesai dilakukan;
g. Meminta bantuan kepada untuk membantu pengamanan bila
diperlukan.
2. Personil Aviation Security di Lokasi Kecelakaan Pesawat Udara
Personil Aviation Security di Lokasi Kecelakaan Pesawat Udara
bertugas sebagai berikut :
a. Mengamankan jalan sepanjang jalur yang akan dilalui
kendaraan PKP-PK dan kendaraan lainnya;
b. Memasang security line di lokasi keadaan darurat.;
c. Menjaga agar masyarakat tidak memasuki bandar udara;
d. Menjaga dan mengamankan barang-barang yang ada
disekeliling kecelakaan;
3. Personil Aviation Security di Rendezvous Point
Personil Aviation Security di Rendezvous Point bertugas sebagai
berikut :
a. Mencegah agar orang-orang yang tidak berkepentingan
memasuki daerah bandar udara;
b. Mengarahkan tenaga bantuan yang datang ke rendezvous point
menuju staging area yang telah ditentukan;
c. Menjaga rendezvous point hingga penanggulangan keadaan
darurat selesai;
4. Personil Aviation Security di Staging area
Personil Aviation Security di Staging area bertugas sebagai
berikut:
9
a. Mencegah agar orang-orang yang tidak berkepentingan
memasuki lokasi keadaan darurat;
b. Mengarahkan tenaga bantuan yang datang agar menunggu
sampai dengan ada panggilan untuk menuju ke lokasi keadaan
darurat;
c. Menjaga staging area hingga ada pemberitahuan selesai;
d. Menjaga keamanan lokasi keadaan darurat sampai tim KNKT
sampai ke lokasi
5. Personil Aviation Security di Pos Komando
Personil Aviation Security di Pos Komando memiliki 2 (dua) tugas
yaitu :
a. Mencatat semua berita/informasi yang masuk;
b. Berkoordinasi dengan pimpinan Aviation Security yang
bertugas di lapangan.
2.2 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Proses Evakuasi.
Evakuasi adalah pemindahan makhluk hidup dari daerah yang berbahaya,
misalnya bahaya perang, bahaya banjir, meletusnya gunung berapi,
kecelakaan, dan suatu tindakan untuk membuat makhluk hidup menjauh dari
ancaman atau kejadian yang sangat berbahaya termasuk kecelakaan pesawat.
Seseorang yang melakukan evakuasi wajib mengetahui prosedur evakuasi dan
teknik teknik evakuasi. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat proses
evakuasi adalah sebagai berikut :
1. Pertolongan korban
10
merupakan korban kecelakaan pesawat udara. Oleh sebab itu
personil PKP-PK dalam tugas penolongan tidak memilih antara
penumpang dengan bukan penumpang dan yang paling penting to
save live (menyalamatkan jiwa manusia)
2. Prosedur ke dalam pesawat yang mengalami kecelakaan
c. Bila emergency exit tidak bisa dibuka, tidak ada cara lain kecuali
membobok / memotong badan pesawat agar rescue team masuk
dengan paksa;
Force entry adalah jalan masuk secara paksa yang dibuat oleh
rescue team dan hanya dapat dibuat pada daerah yang bertanda di titik
potong (cutting point) ataupun sepanjang badan pesawat (fuselage)
biasanya diberikan tanda garis membentuk siku siku warna merah atau
kuning. Berikut ini adalah cara membuat pintu masuk paksa (force entry):
11
a. Percikan bunga api ketika pemotongan badan pesawat;
b. Tidak mengenai penumpang yang ada didalam pesawat udara;
c. Hindari hal hal yang menyebabkan kebakaran.
12
Type of Fireman carry atau dapat diartikan sebagai jenis-jenis
angkutan pemadam kebakaran dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu :
A. Angkutan Perorangan
1. Assist to Walk
2. Craddle in Arms
13
korban. Penolong menggenggam kedua tangan korban
melingkar mengelilingi leher penolong dan posisi korban
diatas punggung penolong dan berjalanlah dengan
merangkak/berjongkok.
6. Fireman Drag
14
kan korban pada posisi berbaring atau telentang.
Setelah itu masukkan kedua tangan korban yang sudah di
ikat ke atas leher penolong (kalungkan melingkar) lalu
korban diseret dengan merangkak dengan posisi penolong
diatas korban (roll in).
7. Blanket Drag
8. Clothes Drag
B. Angkutan Beregu
15
Penolong berlutut membuat kedua tangan masing- masing
penolong berpegangan untuk membuat kursi. Penolong
pertama membuat sandaran dan penolong kedua membuat
tempat duduk. Setelah itu korban di dudukan dan diangkut
dengan posisi kedua tangan korban merangkul leher
penolong.
4. Chair Carry
16
kaki kursi depan ke atas pinggulnya, penolong di belakang
mengangkat sandaran kursi dengan posisi korban lebih
kurang 45% sudutnya.
5. Extremities Carry
17
c. P3. Non Urgen
d. P4/0. Meninggal
a. P1. Merah
Warna merah menandakan korban dalam keadaan gawat
darurat dengan waktu respon 0 menit. Korban dengan label warna
merah memiliki ciri ciri sebagai berikut :
1) Masalah Airway (jalan nafas)-Breathing (nafas)-Circulation
(sirkulasi) atau disingkat dengan A-B-C;
2) Kesulitan bernafas;
3) Cidera kepala berat;
4) Korban mengalami kejang.
18
5) Korban merasa pusing dan kepala terasa seperti berputar
putar.
c. P3. Hijau
Warna hijau menandakan korban dalam keadaan tidak
darurat dan tidak darurat dengan waktu respon 60 menit. Korban
dengan label warna hijau memiliki ciri ciri sebagai berikut :
19
dengan label warna hijau dapat dideskripsikan sebagai berikut :
4. Care area
Suatu daerah tertentu yang berjarak lebih kurang 500 feet dari
lokasi kecelakaan/kebakaran pesawat udara yang dipergunakan
sebagai tempat untuk memberikan pertolongan pertama bagi korban
kecelakaan pesawat.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Personil PKP-PK harus memegang prinsip tubuh sehat dan bugar, hal ini
dikarenakan proses evakuasi merupakan sesuatu yang sangat fatal jika dilakukan
21
dengan salah. Oleh karena itu sebagai seseorang yang langsung berhubungan
dengan korban maka diperlukan pengetahuan tentang prosedur evakuasi.
DAFTAR PUSTAKA
22