Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN KEGIATAN ON THE JOB TRAINING

PROGRAM CARGO

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Aditya Hardi Wanto 8. Rismawan Syaputra
2. Daniati 9. Risqi Aji Pangestu
3. Eko Sutrisno 10. Siti Khaeriyah
4. Entin Martini 11. Sri Rahayu
5. Lukita Mullins 12. Usep Junaedi
6. Panji Nurhidayat 13. Yaya
7. Ricky Saeful Barqi

LKP SULTAN BAGUS RANGIN AVIATION


MAJALENGKA
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah


SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW serta keluarga, sahabat
dan umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan On the Job Training
DANGEROUS GOODS (cargo). Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas dari LKP Sultan Bagus Rangin. Semoga laporan ini dapat menambah
wawasan pengetahuan ilmu dibidang cargo dan Dangerous Goods serta ide-ide
bagi mahasiswa/i LKP Sultan Bagus Rangin. Penulis menyadari bahwa selesainya
laporan ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang tulus
dari banyak pihak. Tanpa itu semua sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan laporan ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. M. Ma’shum, HD. AL. Mustawa selaku komisaris utama LKP Sultan Bagus
Rangin
2. Ibu Ira dan Ibu Nila selaku pembibing kami di LKP Sultan Bagus Rangin
yang telah membimbing serta banyak memberi masukan kritik dan saran serta
penyemangat untuk kami.
3. Bapak Priyadi selaku pembimbing teknis sekaligus Instruktur DG yang telah
memberikan arahan, masukan ilmu dan waktu yang tidak sedikit dengan
penuh pengertian dan kesabaran dalam membimbing.
4. Segenap pembimbing serta staff pegawai LKP Sultan Bagus Rangin yang
telah memberikan ilmu, bimbingan, semangat, dan bantuannya.
5. Muhammad Yazid S.E dan M. Khoerul Anwar selaku pemateri cargo di LKP
Sultan Bagus Rangin yang telah memberikan masukan ilmu dan waktu yang
tidak sedikit untuk membimbing kami serta menyemangati kami.
6. Seluruh rekan-rekan LKP Sultan Bagus Rangin, khususnya program cargo
batch 2 tercinta atas dukungan, kebersamaan dan kekeluargaannya.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, banyak terdapat
kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun. Penulis hanya berharap semoga laporan ini
bermanfaat. Amiin.

Majalengka, Mei 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
1.3. Tujuan .................................................................................................. 3
1.4. Manfaat ................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
2.1. Pengertian Cargo dan jenis Cargo ...................................................... 4
2.1.1. General Cargo .................................................................................... 4
2.1.2. Spesial Cargo ..................................................................................... 4
2.1.3. Dangerous Goods (Barang Berbahaya) ............................................... 4
2.2. Tugas Pokok Cargo dan DG................................................................ 7
2.2.1. Tugas pokok cargo ............................................................................. 7
2.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Dangerous Goods ......................... 10
2.3. Fasilitas Keamanan di Bandara ........................................................ 10
2.3.1. Peralatan X-RAY ............................................................................. 10
2.3.2. Walk-Through Metal Detector .......................................................... 11
2.3.3. Hand-Hald Metal Detector ................................................................ 11
2.3.4. CCTV (Closed Circuit Television) .................................................... 12
2.3.5. Explosive Detection System ............................................................. 13
2.3.6. Barang bisa dibawa ke tempat tujuan tetapi harus dibagasikan. ......... 13
2.4. Prosedur Keselamatan ....................................................................... 15
BAB III PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING .................................. 20
3.1. Waktu dan Tempat On the Job Training ......................................... 20
3.2. Jadwal kegiatan ................................................................................. 20
3.3. Alur Penerimaan dan Pengiriman Barang ....................................... 22
BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 23
4.1. Kesimpulan ........................................................................................ 23
4.2. Saran .................................................................................................. 23
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2. 1. Walk Through Metal Detector....................................................... 11
Gambar 2. 2. Hand Held Metal Detector ............................................................ 12
Gambar 2. 3. CCTV (Closed Circuit Television). ............................................... 12
Gambar 2. 4. Explosive Detection System. ......................................................... 13
Gambar 2. 5. Alur Penerimaan dan Pengiriman Barang ...................................... 22
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2. 1. Emergency Procedure ....................................................................... 16
Tabel 3. 1. Jadwal Kegiatan ............................................................................... 20

vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran Dokumentasi ...................................................................................... 26

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem transportasi udara di Indonesia semakin berperan dalam
pengembangan perekonomian dan merupakan kewenangan transportasi udara
untuk dapat melayani seluruh wilayah nusantara, terutama dalam kaitannya
dengan percepatan arus informasi, barang, penumpang dan lain sebagainya.
Bandar Udara yang selanjutnya disingkat Bandara merupakan prasarana
pendukung transportasi udara yang sangat penting karena daerah-daerah yang
sebelumnya sulit di jangkau melalui jalur transportasi darat kini dapat diatasi
melalui jalur transportasi udara untuk berhubungan dalam bidang ekonomi,
pemerintahan, pariwisata dan lain-lain.
Untuk menunjang keamanan serta keselamatan penerbangan suatu
bandara ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pengelola bandara.
Pertama, sumber daya manusia yang handal. Dalam hal ini semua personil
keamanan penerbangan Aviation Security (AVSEC) adalah Personil
Keamanan Penerbangan yang telah (wajib) memiliki lisensi atau surat tanda
kecakapan petugas (STKP) yang diberi tugas dan tanggung jawab dibidang
keamanan penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor : SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9).
AVSEC di Indonesia sendiri pengamanan Bandar Udara (Aviation
Security) adalah sebuah unit kerja yang dibentuk oleh PT. Angkasa Pura
dalam memenuhi aturan-aturan internasional dan nasional sebagai pengelola
dan penyedia jasa keamanan bandara harus mempunyai lisensi yang
dipersyaratkan sesuai posisi. Kedua, peralatan keamanan yang memadai dan
sesuai kebutuhan. Artinya, selain memenuhi jumlah minimal yang harus
dimiliki peralatan keamanan tersebut juga harus dalam kondisi baik dan lulus
uji test keamanan alat. Ketiga, prosedur yang digunakan harus jelas dan
dilaksanakan secara benar. Prosedur tersebut juga harus mengacu pada
regulasi keamanan penerbangan nasional maupun internasional. Antara

1
2

penerapan prosedur dilapangan dan yang tercantum dalam aturan yang ada
harus sesuai. Baik itu prosedur tentang pemeriksaan keamanan maupun
prosedur tentang pengoperasian alat keamanan.
ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) yaitu organisasi dunia
yang menangani penerbanganan sipil. Badan ini mempunyai fungsi dan tugas
membuat peraturan-peraturan penerbangan dan melakukan pengawasan
terhadap implementasi peraturan-peraturan tersebut, yang wajib dipatuhi oleh
seluruh negara anggota ICAO, termasuk Indonesia. Semakin meningkatnya
taraf perekonomian masyarakat menyebabkan peningkatan gaya hidup
masyarakat, sehingga pemanfaatan transportasi udara sudah menjadi
kebutuhan masyarakat dalam bepergian antar daerah.
Peningkatan penumpang pesawat udara menuntut pihak pengelola
bandara untuk menjamin keamanan penerbangan. Pengelola bandara harus
melakukan pemeriksaan terhadap semua orang beserta barang bawaannya
yang akan memasuki area terbatas bandara tanpa terkecuali melalui X-Ray
yang dilakukan oleh petugas Avsec untuk memilah-milah barang yang boleh
dibawa dan tidak atau dibagasikan.
Dengan majunya teknologi yang pesat, saat ini setiap orang dapat
memesan atau mengirim barang dengan cepat, salah satunya pengiriman
melalui udara, Selain prasarana untuk penumpang, bandara udara juga dapat
menerima barang yang akan dikirim memlui udara yang akan di bawa
pesawat, barang ini biasanya disebut cargo. barang yang di bawa bermacam-
macam, mulai dari benda mati sampai benda hidup.
Barang yang diangkut oleh pesawat tentunya memerlukan perlakuan atau
penanganan yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan demi keamanan pesawat.
Untuk barang yang tidak berbahaya tentunya tidak perlu penengan khusus
dalam pengangkutan pesawat sedangkan untuk barang yang berbahaya yang
akan diangkut dengan pesawat udara dengan angkutan darat dibawa kedalam
udarabatau menuju Bandar udara, persyaratan pengangkutan yang
berlakubharus sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Modul Initial CGU).
3

1.2. Rumusan Masalah


Fokus permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian cargo dan jenis cargo serta contohnya?
2. Bagaimana tugas pokok petugas cargo dan DG?
3. Apa saja fasilitas keamanan bandara?
4. Bagaimana prosedur keselamatannya?

1.3. Tujuan
Laporan ini mempunyai tujuan, yaitu:
1. Mengetahui pengertian cargo dan dapat menganalisa jenis cargo serta
contohnya.
2. Mengetahui tugas pokok petugas cargo dan DG.
3. Mengetahui dan memahami fasilitas keamanan.
4. Mengetahui prosedur keamanan jika terjadi bahaya.

1.4.Manfaat
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan referensi dalam ilmu penerbangan sehingga dapat
memperkaya dan menambah wawasan.
2. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti untuk mengetahui
barang-barang apa saja yang bisa dibawa kepesawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Cargo dan jenis Cargo


Cargo adalah barang kiriman atau paket yang dikirim melalui jalur darat,
uadara dan laut. cargo diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu general
cargo dan spesial cargo.

General

Cargo Non
Radioactive
Dangerous e
Spesial Goods
Radioactive

2.1.1. General Cargo


General cargo adalah barang-barang umum yang tidak memerlukan
penanganan khusus, namun harus tetap memenuhi persyaratan
yang ditetapkan dan safety. Contohnya adalah garmen, tas, baju,
sepatu dan lain-lain.

2.1.2. Spesial Cargo


Barang-barang yang memerlukan penanganan khusus Special
handling) dan harus memenuhi persyaratan dan penanganan secara
khusus sesuai dengan regulasi IATA atau pengangkut.

2.1.3. Dangerous Goods (Barang Berbahaya)


Dangerous goods adalah benda/bahan/zat yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap kesehatan, keselamatan, harta benda atau
lingkungan sebagaimana tertulis dalam petunjuk teknis atau yang
diklasifikasikan dalam Annex 18, Doc.9284/ AN-905. Dangerous
goods dibagi menjadi 2 bagian yaitu non radioactive dan
radioactive yang dibagi dalam 9 kelas, yaitu:

4
5

1) Class 1 - Explosive (Bahan peledak)


Bahan yang mudah meledak. Contoh: Dinamit, TNT,
Nitrogliserin, Senjata, Amunisi, Peluru, Kembang Api. dimana
kelas 1 ini dibagi menjadi 6 divisi, yaitu:
a. Divisi 1.1. Mempunyai ledakan besar.
b. Divisi 1.2. Mempunyai bahaya proyektil dan tanpa ledakan
besar.
c. Divisi 1.3. Mempunyai bahaya api, bahaya kecil proyektil,
bahaya kecil tekanan/blast & tanpa ledakan besar.
d. Divisi 1.4. Tidak menimbulkan bahaya yang cukup berarti.
e. Divisi 1.5. Tidak sensitive & mempunyai bahaya ledakan
besar.
f. Divisi 1.6 Sangat tidak sensitive dan tidak mempunyai
bahaya ledakan besar.

2) Class 2 - Gases (Bahan gas)


a. Divisi 2.1. Flammable gas, semua bahan gas, termasuk gas
yang telah dikompresi. Baik itu gas mudah terbakar.
b. Divisi 2.2. Non Flammable Gas, gas tidak mudah terbakar
(telah dikompresi), gas Beracun.
3) Flammable Liquids (Bahan cair mudah terbakar)
Benda cair yang mudah terbakar dibawah suhu 35°C
dan tekanan dibawah 101.3 kPa. Contoh: Diethyl ether, Carbon
disulfide, Gasoline (Bensin), Acetone, Kerosene, Paraffin,
Diesel (Soilar), Paint(Cat), Alcohol.
4) Flammable solid (Bahan padat Mudah terbakar)
a. Divisi 4.1. Flammable solid, Bahan Padat yang mudah
terbakar akibat gesekan. Contoh: Korek Api, Phospor,
Kalsium, Karbid.
b. Spontaneous combustion, zat yang mudah terbakar ketika
berinteraksi dengan udara.
6

5) Oxidizing Subtance
a. Divisi 5.1. Oxidizer, benda-yang mengandung oksigen.
b. Divisi 5.2. Organic peroxide, Bahan yang bila terkena
oksigen mempunyai daya rusak. Contoh: Kalsium Klorat,
Ammonium nitrate, Hydrogen peroxide, Potassium
permanganate, Benzoyl peroxide, Organic peroxides.
6) Toxic (Bahan beracun dan menular) dan Infectious substance
a. Divisi 6.1 Toxic, Bahan beracun ataupun zat beracun, virus
(diatur oleh WHO – World Health Organization) yang bisa
menyebabkan luka, infeksi dan menular, contoh: rabies
b. Infectious Subtance, Barang yang mengandung
mikroorganisme, contoh: Pestisida
7) Radioactive material (bahan radioaktif)
Bahan atau zat maupun kombinasinya yang mengeluarkan sinar
radiasi sehingga membahayakan bagi manusia, binatang dan
barang. Contoh: Uranium, Plutonium.
8) Corrosive (Bahan korosif)
Bahan atau zat yang dapat melarutkan jaringan organik
atau menimbulkan korosi (karat) pada logam. Contoh: Asam
sulfat, Asam klorida, Alkali-kalium hidroksida, Alkali-natrium
hidroksida.
9) Miscellaneous Dangerous Goods (Barang/barang yang tajam)
Barang atau benda-benda lainnya yang dianggap dapat
membahayakan serta dapat menimbulkan resiko terhadap
manusia (petugas), pesawat apabila tidak ditangani dengan baik.
Contoh: Gunting, Pisau atau Cutter, Obeng, dll.
7

2.2. Tugas Pokok Cargo dan DG

2.2.1. Tugas pokok cargo


Dalam pelaksanannya, petugas cargo memiliki tugas, diantaranya:
1) Menyiapkan semua cargo/surat pos yang akan dikirim.
2) Menyiapkan manifest muatan.
3) Melaporkan jumlah cargo/mail (surat pos) yang akan diberangkatkan
kebagian operasional
4) Menyimpan barang di gudang ekspor sampai tiba waktunya untuk
dimasukkan ke dalam pesawat.
5) Menyimpan barang di gudang impor setelah diturunkan dari pesawat
dan menunggu pemilik cargo/pos surat datang mengambilnya sesuai
dengan Air Way Bill yang tercantum.
Inilah document document yang ada dan di isi oleh acceptance
eksport:
 Airwaybill
 SLI
 BTB (bukti timbang barang)
 X-ray
 MSDS
 Shipdeck Declaration
 Checklist DG
 Shipper Instruction (diisi Shipper)
6) Penandaan Barang- Barang Berbahaya dan Pelabelan
Pada tulisan ini saya ingin membahas tentang penandaan dan
pelabelan DG (Dangerous Goods). Apa itu DG ? DG merupakan
benda padat, gas atau cair yang dapat membahayakan kesehatan,
keselamatan jiwa dan harta benda serta keselamatan selama
transportasi, maupun penyimpanan. Karena tingkat bahaya yang
ditimbulkan sangat tinggi, maka kemasan yang digunakan utnuk DG
8

ini harus mengikuti persyaratan/ regulasi yang berlaku secara


internasional/ nasional.
Siapakah yang bertanggung jawab dalam melakukan
marking dan labelling DG ini? Yang bertanggung jawab untuk
semua panandaan dan pelabelan dari setiap kemasan barang-barang
berbahaya dan setiap kemasan terluar yang berisi barang berbahaya
adalah PENGIRIM. Bagaimana cara untuk penandaan DG? untuk
setiap kemasan dan kemasan terluar membutuhkan tanda, sehingga
pengirim harus :
a. Memeriksa bahwa apapun tanda yang berhubungan pada
kemasan/ kemasan terluar sudah pada kemasan dan lokasi yang
benar, sesuai dengan kualitas dan persyaratan spesifikasi dari
peraturan tersebut.
b. Menghapus/memindahkan semua tanda yang tidak terkait yang
ada pada kemasan/kemasan terluar.
c. Memastikan bahwa setiap kemasan luar/kemasan tunggal
digunakan untuk barang berbahaya.
d. Menggunakan semua tanda baru yang sesuai pada tempat yang
benar, dan memastikan kalau kulaitasnya tahan lama dan
spesifikasinya sudah benar.
e. Memastikan bahwa tanggung jawab untuk menandai secara
lengkap dipenuhi bila kemasan/kemasan terluar diserahkan ke
pengelola untuk dikirim.
Ada berapa macam tipe penandaan? Ada 2 tipe penandaan
yaitu penandaan spesifikasi UN dan penandaan kualitas terbatas.
Apa saja penandaan yang wajib dibuat oleh pengirim? Ada empat
penandaan yang wajib dikirim ( mandatory markings ) yaitu ;
nomor UN, nama pengapalan yang tepat, nama dan alamat
pengirim barang, nama dan alamat penerima barang. Tetapi,
pengirim barang juga membuat 5 penandaan tambahan, yaitu
9

explosives, untuk Dry Ice, untuk item lain, untuk RIS (div 6.2),
untuk RIS dari UN3373.
Dibawah ini adalah contoh-contoh kasus yang sering terjadi
lapangan :
a. Dilakukan oleh pemilik barang (Shipper) yang akan
mengirimkan barangnya melaui jasa cargo udara, dengan
memberi laporan palsu terhadap barang yang dikirimkannya
itu kepada perusahaan ekpedisi sebagai barang bukan
kelompok barang berbahaya. Padahal pengiriman barang
berbahaya ini bisa dilakukan, asalkan memenuhi ketentuan
yang ditetapkan oleh International Civil Aviation Organization
(ICAO). Terjadi manipulasi pada pemeriksaan dokumen
dengan jenis barang.
b. Dilakukan oleh staff perusahaan penerbangan (airlines) yang
mengangkut barang tersebut, yaitu barang langsung
dimasukkan ke dalam X-Ray oleh porter tanpa periksa.
c. Dilakukan oleh si pengirim barang (acceptance) digudang
kargo, barang langsung masuk gudang tetapi tidak melalui
prosedur. Bukti-bukti pengiriman sudah lengkap, seakan-akan
sudah melalui proses dan barang kirim dengan menggunakan
tariff yang tinggi diluar ketentuan tariff yang berlaku.
d. Kejadian pemalsuan data cargo yang menyembunyikan
keterangan isi barang (dangerous goods) yang sebenarnya
mengakibatkan barang-barang lain dalam sebuah pesawat
terbakar saat barang mau dibongkar.
e. Terdapat paket yang dilaporkan oleh petugas penerima kiriman
paket berisi dokumen ternyata berisi cat yang termasuk
kategori barang berbahaya (dangerous goods) yang tidak bisa
begitu saja dibawa dalam kargo pesawat.
10

Itulah kenyataan yang terjadi di lapangan. Seharusnya


staff airlines dan si pengirim barang sadar, kalau apa yang
mereka lakukan akan sangat menganggu keamanan dan
keselamatan penumpang dalam penerbangan.

2.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Petugas Dangerous Goods


Menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dari
tindakan yang mengancam dari tindakan yang melawan hukum
sesuai dengan Anex 17 ICAO, Doc 8973, Undang undang nomor 1
tahun 2009 pasal 334, 335, 436 tentang penerbangan, dengan
melakukan pemeriksaan terhadap orang dan barang yang masuk
kedaerah keamanan terbatas.
 Melakukan pemeriksaan barang dengan menggunakan peralata
X-Ray mesin , Explosive detector system yang masuk ke daerah
keamanan terbatas
 Pemeriksaan terhadap orang dengan WTMD , HHMD yang
masuk ke daerah keamanan terbatas.

2.3. Fasilitas Keamanan di Bandara

2.3.1. Peralatan X-RAY


X-ray merupakan peralatan detector yang digunakan untuk
mendeteksi secara visual semua barang bawaan calon penumpang
pesawat udara yang dapat membahayakan keselamatan penerbangan
dengan cepat tanpa membuka kemasan barang tersebut. Peralatan X-
Ray dapat diklasifikasikan menurut fungsi dan kapasitasnya yaitu :
 X-Ray Cabin
 X-Ray Baggage
 X-Ray Cargo.
Di Bandar udara halim perdana kusuma jakarta ada 2 SCP, yaitu :
11

1) SCP 1 adalah area pemeriksaan Pertama yang terletak tepat di pintu


masuk terminal keberangkatan, Yang diperiksa di SCP 1 hanyalah
barang bawaan saja seperti tas, koper, kardus.
2) SCP 2 adalah area pemeriksaan kedua setelah melalui pemeriksan
pertama yang terletak di pintu masuk ruang tunggu keberangkatan.
Yang diperiksa di SCP 2 meliputi jam, ikat punggang, topi, jaket,
tas, elektronik, sepatu safety dan seluruh barang bawaan.

2.3.2. Walk-Through Metal Detector


Walk-Through Metal Detector merupakan peralatan detector
berupa pintu yang digunakan untuk mendeteksi semua barang bawaan
yang berada dalam pakaian/badan calon penumpang pesawat udara
yang terbuat dari metal dan dapat membahayakan keselamatan
penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang
sejenis.

Gambar 2.1. Walk-Through Metal Detector

2.3.3. Hand-Hald Metal Detector


Hand-Held Metal Detector merupakan peralatan detector tangan
yang digunakan untuk mendeteksi posisi/letak semua barang bawaan
yang terdapat pada pakaian/badan calon penumpang pesawat udara
12

yang terbuat dari bahan metal dan dapat membahayakan keselamatan


penerbangan, seperti senjata api, senjata tajam dan benda lain yang
sejenis.

Gambar 2.2. Hand-Held Metal Detector

2.3.4. CCTV (Closed Circuit Television)


CCTV (Closed Circuit Television) merupakan peralatan kamera
yang digunakan untuk memantau situasi dan kondisi secara visual pada
semua ruang/wilayah di lingkungan terminal bandara dalam rangka
pengamanan.

Gambar 2.3. CCTV (Closed Circuit Television)


13

2.3.5. Explosive Detection System


Explosive Detection System merupakan peralatan detector yang
digunakan untuk mendeteksi bahan peledak atau barang berbahaya lain
yang mudah meledak dan dapat membahayakan keselamatan
penerbangan, seperti bom dan bahan lain yang sejenis pada semua
barang bawaan calon penumpang pesawat udara.

Gambar 2.4. Explosive Detection System

2.3.6. Barang bisa dibawa ke tempat tujuan tetapi harus dibagasikan.


1) Senjata, senjata api dan perangkat lain yang dapat melontarkan
proyektil yang mampu, atau tampak mampu, digunakan untuk
mencederai secara serius yang disebabkan oleh pemakaian sebuah
proyektil.
2) Semua jenis senjata api, seperti: pistol, revolver, senapan, shotguns;
Senjata Mainan, replika senjata dan senjata api tiruan yang dapat
disalah gunakan untuk mengelabui sebagai senjata nyata;
Komponen senjata api, termasuk teleskopis; Senjata yang
menggunakan tekanan angin, seperti pistol angin, senapan pelet,
senapan angin dan senapan pelontar bola, Pistol suar dan pistol
starter, Busur, busur silang, Senjata tombak, Ketapel
3) Perangkat yang dirancang khusus untuk membuat
pingsan/melumpuhkan antara lain:
14

4) Perangkat untuk melumpuhkan, seperti: senjata bius, pistol setrum


(tasers) dan peralatan setrum, Perangkat pelumpuh hewan (stunner)
dan perangkat pembunuh hewan, Bahan kimia, gas dan semprotan
yang dapat melumpuhkan, seperti: semprotan merica, semprotan
Capsicum, gas air mata, semprotan asam dan semprotan pembasmi
hewan;
5) Objek dengan ujung atau sisi yang tajam yang mampu digunakan
untuk menyebabkan cedera serius, antara lain:
6) Item yang dirancang untuk memotong, seperti: kapak dan parang,
Kapak es dan pengait es, Silet; Pisau lipat, pisau cutter; Pisau
dengan panjang lebih dari 5 (lima) cm dari titik tumpu/pegangan;
Gunting dengan panjang lebih dari 5 (lima) cm dari titik
tumpu/pegangan; Peralatan seni bela diri dengan ujung atau sisi
yang tajam; Pedang; Pembuka tutup botol.
7) Alat kerja yang dapat digunakan untuk menyebabkan cedera serius
atau mengancam keamanan pesawat udara,antara lain:
8) Linggis, pencong, cangkul; Bor, termasuk alat bor tanpa kaber,
Alat dengan ujung atau sisi yang tajam dengan panjang lebih dari 5
(lima) cm dari titik tumpu/pegangan yang mampu digunakan
sebagai senjata, seperti: obeng, pahat, betel, Gergaji; Blowtorches,
Alat yang menembakkan paku dan baut;
9) Alat tumpul yang mampu digunakan untuk menyebabkan cedera
serius ketika digunakan untuk memukul, antara lain:
10) Pemukul Baseball, kriket dan softball, Kelompok tongkat, seperti:
tongkat pemukul, pemukul blackjacks dan tongkat keamanan,
hokkey, golf, biliard; Raket yang digunakan untuk badminton,
tennis, squash; Peralatan Seni bela diri.
11) Bahan peledak, zat pembakar dan bahan/zat lainnya yang mampu,
dan dapat digunakan untuk menyebabkan cedera serius atau
mengancam keamanan pesawat udara, antara lain:
15

12) Amunisi, Blasting caps, Detonator dan sekering, Replika atau


imitasi alat peledak, Ranjau, granat dan lain alat/bahan peledak
yang digunakan militer, Petasan, Kembang api dan sejenisnya,
Tabung atau alat yang dapat mengeluarkan asap, Dinamit, mesiu
dan bahan peledak plastik.

2.4. Prosedur Keselamatan


Dalam dunia penerbangan, barang yang masuk dalam pesawat, baasi
khususnya, harus benar-benar diperhatikan. Barang yang masuk kedalam
pesawat, baik masuk kedalam bagasi pesawat ataupun barang yang dibawa
loleh penumpang. hal ini dikarenakan ditakutkan dapat membahayakan
pesawat atau keselamatan penumpang, oleh karena itu, ada hal-hal yang harus
diperhatikan oleh petugas keamanan khususnya atupun petugas cargo.
dibawah ini merupaka prosedur keselamatan ketika terjadi suatu kecelakaan
atau insiden mengenai bahan atau barang kelas DG dapat dilihat pada table
2.1 yaitu table procedur emergency.
RESIKO RESIKO TERHADAP RESIKO TERHADAP PROSEDUR PROSEDUR PERTIMBANGAN
NOMOR MELEKAT PESAWAT UDARA ORANG PENANGANAN PEMADAMAN TAMBAHAN
DRILL TUMPAHAN ATAU KEBAKARAN
KEBOCORAN
Ledakan dapat Kebakaran dan/atau Seperti diindikasikan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
menyebabkan ledakan oleh huruf drill (drill dilarang merokok tersedia, gunakan prosedur tekanan secara tiba-tiba
kegagalan letter) standar kebakaran
struktural
1

Gas tidak Minimal Seperti diindikasikan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
mudah oleh huruf drill (drill buat dan jaga ventilasi tersedia, gunakan prosedur tekanan secara tiba-tiba
terbakar, letter) maksimum untuk huruf drill standar kebakaran
tekanan dapat (drill letter) "A", "I",atau
2 menghasilkan "P"
bahaya api

Cairan atau Kebakaran dan/atau Asap,bau dan panas dan Gunakan oksigen 100%,buat Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
bahan padat ledakan sperti yang dan jaga ventilasi tersedia, selain air tekanan secara tiba-tiba
mudah diindikasikan oleh huruf maksimum,dilarang untukhuruf drill (drill
terbakar drill (drill letter) merokok,meminimalkan letter) "W"
3 listrik

16
17

Mudah Kebakaran dan/atau Asap,bau dan panas dan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
terbakar ledakan sperti yang buat dan jaga ventilasi tersedia, selain air tekanan secara tiba-tiba,
secara tiba- diindikasikan oleh huruf maksimum untukhuruf drill (drill minimalisasi listrik jika
tiba ketika drill (drill letter) letter) "W" huruf drill (drill
4 terpapar udara letter)"F"atau "H"

Pengoksidasi, Kebakaran dan/atau Iritasi mata,hidung dan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
dapat memicu ledakan,dapat tenggorokan buat dan jaga ventilasi tersedia, selain air untuk tekanan secara tiba-tiba
api material menyebabkan maksimum huruf drill (drill letter)
lain,dapat kerusakan korosi "W"
5 meledak bila
terkena panas
api

Bahan Kontaminasi bahan Keracunan akut, efek Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
beracun, dapat padat atau cairan mungkin tertunda buat dan jaga ventilasi tersedia, selain air untuk tekanan secara tiba-tiba,
berakibat fatal beracun maksimum, jangan disentuh huruf drill (drill letter) minimalisasi listrik jika
bila tanpa sarung tangan "W" huruf drill (drill
6 terhirup,tertela pelindung letter)"F"atau "H"
n atau
terserapoleh
kulit
18

Radiasi dari Kontaminasi tumpahan Terpapar radiasi dan Jangan pindahkan Semua peralatan yang Hubungi personal yang
paket yang material radioaktif kontaminasi personal paket,hindari kontak tersedia memiliki kualifikasi untuk
rusak/tidak mendekati pesawat udara
terlindungi
7

Korosif, uap Dapatmenyebabkan Iritasi mata,hidung dan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
yang kerusakan korosi tenggorokan buat dan jaga ventilasi tersedia, selain air untuk tekanan secara tiba-tiba,
melumpuhkan maksimum, jangan disentuh huruf drill (drill letter) minimalisasi listrik jika
jika terhirup tanpa sarung tangan "W" huruf drill (drill
8 atau pelindung letter)"F"atau "H"
bersentuhan
dengan kulit

Tidak ada Seperti diindikasikan Seperti diindikasikan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Tidak ada
resiko bawaan oleh huruf drill (drill oleh huruf drill (drill buat dan jaga ventilasi tersedia, selain air untuk
letter) letter) maksimum jika huruf drill huruf drill (drill letter)
(drill letter) "A" "W"
9
19

Gas mudah Kebakaran dan/atau Asap,bau dan panas dan Gunakan oksigen 100% , Semua peralatan yang Kemungkinan kehilangan
terbakar, ledakan sperti yang buat dan jaga ventilasi tersedia tekanan secara tiba-tiba
resiko tinggi diindikasikan oleh huruf maksimum, dilarang
terhadap api drill (drill letter) merokok,minimalisasi listrik
10 jika terdapat
sumber
penyulut

Zat terinfeksi Kontaminasi zat Infeksi tertunda pada Jangan Semua peralatan yang Hubungi personal yang
yang dapat terinfeksi manusia atau hewan disentuh,minimumkan tersedia, selain air untuk memiliki kualifikasi untuk
mempengaruhi sirkulasi dan ventilasi pada huruf drill (drill letter) mendekati pesawat udara
manusia atau area yang terpengaruh "Y"
hewan jika
terhirup,
11
tertelan atau
terserap
melalui
membran
mukosa atau
luka terbuka
BAB III
PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING

3.1.Waktu dan Tempat On the Job Training


On the job training ini dilakukan selama 2 hari (Rabu, 16 Mei 2018
sampai Kamis, 17 Mei 2018) di Regulated Agent PT. Cardig Garda Utama
Bandara Internasional Halim Perdana Kusuma, Jakarta timur.

3.2. Jadwal kegiatan


Kegiatan On the Job Training siswa/i dibagi menjadi 3 shift, yaitu
pukul 08.00-16.00 WIB, 16.00-00.00 WIB, dan 00.00-08.00 WIB.
Susunan/look bookyang dilakukan selama On The Job Training dapat dilihat
pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
NO Hari, Kegiatan Katerangan
Tanggal
1. Rabu, Absensi, 1. Mengisi absen dan memakai
16/05/2018 memeriksa barang tanda visitor.
dengan X-Ray, 2. Memeriksa barang yang datang
melebel barang, yang akan dikirim melalui
menyalin SMU, pesawat dengan menggunakan X-
menjaga atau ray. Hal ini dilakukan agar dapat
mencatat daftar mengetahui isi barang apa saja
tamu yang akan di bawa ke pesawat.
Barang-barang yang masuk dalam
kategori bahaya tidak
diperbolehkan dibawa.
3. Melebel barang (Checked
Security) yang sudah melewati X-
Ray yang diawasi oleh petugas.
hal ini dilakukan untuk memberi
tanda pada barang bahwa barang

20
21

aman.
4. Menyalin SMU yang diberikan
oleh petugas X-Ray berdasarkan
barang dan tanggal atau tingkat
bahaya barang.
5. mencatat daftar tamu ketika ada
orang luar dari RA yang masuk
kedalam RA.
2. Kamis, Absensi, 1. Mengisi absen dan memakai
17/05/2018 memeriksa barang tanda visitor.
dengan X-Ray, 2. Memeriksa barang yang datang
melebel barang, yang akan dikirim melalui
menyalin SMU, pesawat dengan menggunakan X-
menjaga atau ray. Hal ini dilakukan agar dapat
mencatat daftar mengetahui isi barang apa saja
tamu yang akan di bawa ke pesawat.
Barang-barang yang masuk dalam
kategori bahaya tidak
diperbolehkan dibawa.
3. Melebel barang (Checked
Security) yang sudah melewati X-
Ray yang diawasi oleh petugas.
hal ini dilakukan untuk memberi
tanda pada barang bahwa barang
aman.
4. Menyalin SMU yang diberikan
oleh petugas X-Ray berdasarkan
barang dan tanggal atau tingkat
bahaya barang.
5. mencatat daftar tamu ketika ada
orang luar dari RA yang masuk
22

kedalam RA.

3.3. Alur Penerimaan dan Pengiriman Barang

Barang datang

Front Office
(Acceptance)

X-Ray

Loading

Pengawalan ke pesawat

Gambar 3.1. Alur penerimaan dan pengiriman barang


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dapat dari laporan ini yaitu:
1. Cargo adalah barang kiriman atau paket yang dikirim melalui jalur darat,
udara dan laut. cargo diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu general
cargo dan spesial cargo.
2. Menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan dari tindakan yang
mengancam dari tindakan yang melawan hukum sesuai dengan Anex 17
ICAO, Doc 8973, Undang undang nomor 1 tahun 2009 pasal 334, 335,
436 tentang penerbangan, dengan melakukan pemeriksaan terhadap orang
dan barang yang masuk kedaerah keamanan terbatas.
3. Demi menjamin keselamatan penumpang dan pesawat, barang yang akan
dibawa oleh pesawat ataupun penumpang tentunya harus benar-benar
aman. Oleh karena itu pihak bandara harus mempunyai fasilitas kemaanan
bandara yang baik contohnya X-Ray, Walk Thtogh Metal Detector, Hand-
Held Metal Detector, CCTV dan lain sebagainya.
4. Untuk hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadi kecelakaan ataupun
insiden terkait barang DG, setiap petugas tentunya harus mengetahui
penanganan (procedure emergency), baik yang terjadi di darat maupun di
udara.

4.2. Saran
1. Dalam melancarkan pelayanan jasa yang handal dan berkemampuan tinggi
hendaknya para staf memperhatikan, aspek keselamatan, kehandalan, tepat
waktu dan kepuasan pelanggan.
2. Para staf hendaknya lebih teliti dan cermat untuk mengurangi resiko
terjadinya penghambatan pada proses penerbangan.
3. Para staf hendaknya jangan membawa masalah pribadi ke dalam lingkungan
kerja, sehingga dapat merusak suasana hati kerja dan para staf lainnya ikut

23
24

terganggu. Dan jika ada terjadi masalah,sebaiknya jangan langsung di


bicarakan pada saat itu juga melainkan setelah melakukan sesuatu kegiatan
dengan melakukan pertemuan atau brefeing semua staf yang terlibat tadi.
LAMPIRAN

25
26

Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Anda mungkin juga menyukai