Disusun Oleh :
Angger Faqih Arridho
(Nama Lapangan : Getas)
NPM :20140012
NPM : 20140012
Anggota muda : 11
Mengetahui,
Pembimbing
Doni Ramadhan
MPA-010/043
Mengetahui,
Doni Ramadhan
MPA-010/043
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan
Rahmat serta karunia-nya kepada kami, tak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada
unit kegiatan Mahasiswa MAHAPALA Universitas Malahayati “Malahayati Pencinta
Alam”,kepada pembimbing musim pengembaraan, serta senior-senior di unit kegiatan
Mahasiswa MAHAPALA Universitas Malahayati “Malahayati Pencinta Alam” yang telah
mendukung kami dan membantu kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan
sebaik-baiknya Laporan ini adalah laporan hasil kegiatan Anggota Muda Angkatan ke-11 UKM-
U MAHAPALA Universitas Malahayati “Malahayati Pencinta Alam” yang telah melakukan
Musim PengembaraanTeknik-teknik Pemanjatan yang terdapat pada beberapa Jalur Panjat
Tebing di Tebing Margodadi.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu ditingkatkan
serta dibenahi lagi, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam
pembuatan laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua Amin.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
iii
2.2.9. Teknik Pemanjatan ............................................................................. 7
3.2. Perlengkapan..................................................................................................... 16
4.1 Pelaksanaan........................................................................................................ 21
4.3.1.Pra Pelaksanaan................................................................................... 22
4.3.2.Pelaksanaan......................................................................................... 23
4.3.3.Pasca pelaksanaan............................................................................... 24
4.4 Pembahasan........................................................................................................ 24
BAB V PENUTUP............................................................................................................... 31
5.1 Kesimpulan......................................................................................................... 31
5.2 Saran................................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 32
LAMPIRAN 1........................................................................................................... 32
LAMPIRAN 2........................................................................................................... 32
LAMPIRAN 3........................................................................................................... 32
iv
LAMPIRAN 4........................................................................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1.............................................................................................................. 3
GAMBAR 4.4.2........................................................................................................... 25
GAMBAR LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Table 3.1..................................................................................................................... 16
Table 3.2..................................................................................................................... 16
Table 3.3..................................................................................................................... 17
Table 3.4..................................................................................................................... 17
Table 3.5..................................................................................................................... 18
Table 3.6..................................................................................................................... 19
Table 3.7..................................................................................................................... 19
Table 3.8..................................................................................................................... 20
Table 3.9..................................................................................................................... 20
Table 4.1..................................................................................................................... 21
Table 4.2..................................................................................................................... 22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perumusan masalah dari penelitian ini yaitu :
1. Apa pemanjatan multipitch?
2. Berapa tinggi tebing margodadi?
3. Bagaimana pemanjatan multipitch?
4. Jalur apa yang di pakai saat pemanjatan multipitch?
1.5 Peserta
1. Peserta Musim pengembaraan
a. Nama : Angger Faqqih Arridho
b. Nama Lapangan : Getas
c. Npm : 20140012
1.6 . Pendamping
a. Nama : Doni Ramadhan
b. Nama Lapangan : Stitch Tara Chandra Naqula
c. Npm : 19140008
d. NIA : MPA-010/043
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tebing Margodadi adalah tebing yang berada di daerah kawasan desa Margodadi
Kec. Padang Cermin Kab.Pesawaran Propinsi Lampung. Tebinng ini memiliki jenis batuan
breaksi, yaitu batuan yang terdiri dari framen-fragmen meneral rusak atau batuan yang
disemen secara bersama-sama oleh matriks berbutir halus yang dapat mirip dengan atau
berbeda dari komposisi fragmen. Breksi mempunyai bentuk menyudut. Kata breksi berasal
dari bahasa italia, yang berarti “lepasan kerikil” atau “batuan yang dibuat oleh kerikilan
yang tersemen”.
Tebing margodadi memiliki ketinggian 30 – 80 meter di atas permukaan tanah dan
memiliki kurang lebih 12 jalur pemanjatan dengan tingkat kesulitan yang berbeda di setiap
jalurnya. Tebing margodadi sangat cocok bagi para pemanjat karena mempunyai jalur
3
berbeda mulai dari tingkat pemula sampai tingkat tersulit. Tebing ini adalah tempat paling
populer dibanding tebing lain yang berada di lampung karena mempunyai karakteristik
jalur pemanjatan yang sangat beragam, sehingga cocok untuk kegiatan pendidikan
pengenalan panjat tebing dan olahraga panjat tebing.
Untuk menuju ke lokasi Tebing Margodadi, dapat di tempuh dalam waktu kurang
lebih 2 jam dengan kendaraan bermotor dari Bandar Lampung. Disekitar Tebing
Margodadi banyak terdapat kebun pertanian penduduk setempat. Salah satu tanaman paling
banyak ditanan oleh penduduk salah satunya adalah pohon pisang dan pohon coklat.
Beberapa tanaman sayur-sayuran seperti cabai juga banyak terdapat di perkebunan.
Multipitch climbing adalah sebuah teknik pemanjatan tebing yang dibagi menjadi
beberapa bagian (pitch) untuk mempermudah pemanjatan hingga ke puncak tebing. Teknik
ini biasa digunakan karena ada keterbatasan alat (jumlah quick draw yang dimiliki sedikit,
atau panjang tali kurang dari tinggi tebing) dan keterbatasan fisik (tidak memungkinkan
untuk memanjat tanpa istirahat dalam jarak yang sangat panjang).
( Sumber : https://kmpaganesha.itb.ac.id/2020/08/22/dasar-dasar-panjat-tebing-
multipitch/#:~:text=Multipitch%20climbing%20adalah%20sebuah%20teknik,pemanjatan
%20hingga%20ke%20puncak%20tebing. )
FPTI didirikan pada tanggal 21 April 1988, dengan dukungan beberapa pengurus
cabang serta pengurus daerah lain. Dengan tujuan menciptakan pemanjat indonesia yang
mampu berprestasi baik ditingkat nasional maupun internasional. Sebagai pendamping
pemerintah dalam pembinaan dan pengembangan kegiatan panjat tebing indonesia, FPTI
berada di bawah koordinasi Menteri Pemuda dan Olah raga sesuai rapat Paripurna
Nasional I tahun 1991, Tahun 1992 sudah direncanakan menjadi anggota Komite Olahraga
Nasional (KONI) dan Union Internasional Des Associations D`Alpinisme (UIAA)
4
2.2.2. Etika dalam Pemanjatan
Pada dasarnya Pemanjat Tebing dimanapun itu paling alergi dengan peraturan-peraturan
yang resmi. Inilah uniknya dari olahraga yang satu ini, Olahraga ini tidak membutuhkan
aturan tertulis dibandingkan dengan olahraga yang lain. Namun pada perkembangannya
ketika panjat dinding mulai berkembang menyamai olahraga panjat tebing alam sehingga
diperlukan aturan yang tertulis. Untuk itu di bentuk aturan pertandingan yang `Fair` yang
aturan tersebut dibuat dan disesuaikan dengan kondisinya. Maka diciptakan kata `Kode
Etik` yang merupakan adaptasi dari kata `peraturan`.
Pada dasarnya Panjat Tebing adalah suatu olahraga yang mengutamakan kelenturan dan
kekuatan tubuh, kecerdikan serta keterampilan baik menggunakan Peralatan maupun tidak
dalam menyiasati tebing itu sendiri dengan memanfaatkan cacat batuan.
5
2.2.4 Kategori Tebing Berdasarkan Bentuknya
On Belay yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang pemanjat bahwa ia telah
melakukan pemanjatan.
Belay On yaitu Aba-aba yang diucapkan oleh seorang Belayer bahwa ia telah siap
melakukan Pemanjatan.
Full yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada Belayer untuk
mengencangkan tali pemanjatan.
6
Slag yaitu Aba-aba yang diucapkan seorang climber kepada seorang belayer untuk
mengendurkan Tali pemanjatan.
Alpine Tactics yaitu Sistem Pemanjatan yang ditempuh dengan tujuan mencapai
puncak dengan membawa seluruh prlengkapan dan Peralatan pemanjatan biasanya
climber bermalam diatas tebing/Flying Camp, tanpa kembali lagi ke shelter induk.
Biasanya pada sistem ini seorang climber harus mempunyai kemampuan khusus dalam
penguasaan tehnik-tenhik pemanjatan karena resiko pemanjatannya sangat tinggi.
Himalayan Tactics yaitu Sistem pemanjatan yang dilakukan setahap demi setahap
hingga mencapai puncak tanpa membawa seluruh perlengkapannya dan pemanjat
kembali ke shelter induk.
7
2.2.10. Gerakan Memanjat
8
Mantleshelf yaitu dilakukan apabila menghadapi suatu tonjolan datar (flat) yang
luas sehingga dapat menjadi bidang untuk berdiri.
Friction step yaitu cara menempatkan kaki pada permukaan tebing dengan
menggunakan bagian bawah sepatu (sol) dan mengandalkan gesekan karet sepatu.
Edging yaitu cara kerja kaki dengan menggunakan sisi luar kaki (sepatu). Normalnya
daerah penggunaan edging pada kaki sebelah kiri.
Smearing yaitu tehnik berdiri pada seluruh pijakan di tebing.
Heel Hooking yaitu tehnik yang digunakan untuk mengatasi pijakan-pijakan yang
menggantung ataupun sulit dijangkau oleh tangan, Dengan kata lain kaki dapat di
gunakan sebagai pengganti tangan.
Open grip yaitu pegangan biasa yang mengandalkan tonjolan pada tebing, biasanya di
tonjolan tebing yang agak datar dan lebar.
Cling grip (I) yaitu jenisnya sama dengan di atas namun pegangannya agak sedikit
lebih kecil dan mirip dengan mencubit.
Cling grip (II) yaitu jenisnya sama dengan diatas tetapi ditambah dengan
menggunakan jari untuk menahan kekuatan tangan.
Vertikal grip yaitu pegangan veritkal yang menggunakan berat badan untuk
menariknya kebawah.
Pocket grip yaitu pegangan yang biasa digunakan pada tebing batuan limestone
(kapur) yang sering banyak lubang.
Pinch grip yaitu pegangan yang digunakan untuk memegang tonjolan pada tebing,
bentuknnya seperti mencubit.
( Sumber : https://novaprasetyo505.blogspot.com/2017/02/13-madas-teori-panjat-
tebing.html )
9
2.2.13 Peralatan Panjat dan Pengertiannya
1. Tali Karmantel
Tali merupakan tali yang berfungsi untuk menahan tubuh agar tidak terjatuh. Tali
karmatel ini dibagi menjadi tiga jenis yaitu:
Tali statis memiliki tingkat kelenturan berkisar 10% hingga 15%. Umumnya
menggunakan ukuran 10,5 mm. Tali statis biasa difungsikan untuk rappelling atau
turun dari tempat tinggi.
Tali dinamis memiliki tingkat kelenturan hingga 30%. Tali dinamis ini mempunyai
sifat daya kejut yang cukup tinggi sehingga biasa digunakan untuk climbing dan rock
climbing.
Tali semi statis memiliki tingkat kelenturan diantara tali statis dan dinamis yaitu
berkisar 20%. Tali semi statis biasa juga digunakan untuk rappelling atau climbing.
Serta biasa digunakan untuk misi penyelamatan oleh aparat.
2. Harness
3. Carabiner
10
Carabiner merupakan sebuah logam pengaman yang berfungsi untuk menghubungkan tali
dengan peralatan lainnya.
4. Ascender
5. Descender
6. Webbing
11
7. Piton
Angle merupakan piton berbentuk pipih yang digunakan untuk celah sempit. Sedangkan
blade digunakan untuk celah batu yang lebih besar.
8. Hammer
Chock memiliki berbagai bentuk seperti simetris, segi enam, dan paruh burung. Friend
merupakan alat pengait yang berfungsi sebagaii penghubung antara tali dengan carabiner.
12
Chalk bag merupakan wadah untuk menampung magnesium. Magnesium itu sendiri
berfungsi untuk mengeringkan maupun menghapus keringat dari kulit jari pemanjat.
11. Sling
13. Quickdraw/runner
13
Edge roller merupakan pelindung tali yang dibuat untuk mencegah terjadinya gesekan yang
terjadi antara tali dengan sudut bidang, dinding batu, dan lainnya.
15. Padding
Selain itu, helm panjat juga berguna di lingkungan dinding buatan seperti dinding panjat
dalam ruangan.
14
18. Sarung Tangan
19. Autostop
Alat ini dapat juga difungsikan untuk alat belay (belay device) yang bisa menurunkan
korban dari ketinggian, atau juga bisa digunakan untuk ascending dengan tambahan
kombinasi ascender.
Alat ini memiliki desain yang terdiri dari sebuah plat dengan beberapa lubang, yang dapat
ditempati oleh lebih dari 2 pengaman.
Itulah 20 peralatan panjat tebing beserta fungsinya yang dapat Anda ketahui. Peralatan-
peralatan tersebut tentunya digunakan untuk menunjang keselamatan pemanjat.
( Sumber : https://yaletools.com/id/peralatan-panjat-tebing/. )
15
BAB III
MANAJEMEN PERJALANAN
3.2 Perlengkapan.
3.2.1 Perlengkapan Team
16
4 Flysheet 1 Buah
5 Nesting 2 Paket
6 Peralatan makan & minum 1 Paket
7 Korek gas 2 Buah
8 Kamera hp 3 Buah
9 Lampu Aki 2 Buah
10 Pisau 2 Buah
11 Bendera 2 Buah
12 Sleping Bag 3 Buah
13 Tramontina 1 Paket
14 Tali Plastik 1 Gulung
Sumber: pengumpulan data hasil kegiatan
17
2 Carmantel dinamis 1 roll
4 Ascander (Jummar) 1 Buah
5 Descander(Jummar) 1 Buah
6 ATC(Auto Traffic Control) 1 Buah
7 Webbing 17 Buah
8 Harnes 2 Buah
9 Carabiner 11 Buah
11 Figur of eight 2 Buah
12 Etrier 2 Buah
14 Cowstail 4 Buah
15 Runer 9 Buah
16 Magnesium 1 Botol
Perlengkapan Pribadi
1 Helm 3 buah
2 Harnes 3 buah
3 Chalk Bag 2 buah
4 Sepatu Panjat 2 pasang
18
8 Kapas 1 Bungkus
9 Alcohol 1 Botol
Sumber: pengumpulan data hasil kegiatan
3.3.1. Transport
3.3.2. Logistik
19
8 Mie rebus 3 Bungkus Rp. 3.000 Rp. 9.000
9 Bumbu dapur (cabe, 1 Bungkus Rp. 10.000 Rp.
bawang merah,bawang 10.000
putih dan tomat )
10 Jagung 4 biji Rp. 10.000 Rp.
10.000
11 Kopi 6 pics Rp. 9.000 Rp. 9.000
12 Tempe 1 bungkus Rp. 5.000 Rp. 5.000
13 Minyak 2 Bungkus Rp. 10.000 Rp.
10.000
14 Daun sop 1 Bungkus Rp. 5.000 Rp.5.000
15 Bakso 2 Bungkus Rp. 10.000 Rp.10.000
16 Wortel dan kentang 1 Bungkus Rp. 5.000 Rp.5.000
17 Masako 4 Bungkus Rp. 4.000 Rp. 4.000
18. The 1 bungkus Rp. 2.000 Rp. 2.000
19. Akua botol 3 botol Rp. 6.000 Rp.
18.000
Total Rp.
192.000
Sumber: pengumpulan data lapangan hasil kegiatan
3.3.2 Dokumentasi
Kamera Hp Total=,-
Total keseluruhan :
20
Jumlah total Rp. 242.000
Sumber: pengumpulan data lapangan hasil kegiatan
21
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Pelaksanaan
Tabel 4.1. Pelaksanaan Kegiatan pengembaraan
Hari/Tanggal Waktu Tempat Keterangan
Sabtu, 24 10.30 Dikosan Packing alat pribadi
September 13.14 Sekret Persiapan berangkat ( foto)
2022 13.25 Sekret Berangkat menuju tebing
13.52 Pom Mengisi bensin
13.58 Pom Menuju kelokasi
14.23 Di bakung Neduh karena hujan
14.23 Bakung Berangkat kelokasi
14.27 Dipabrik great Berhenti hujan
14.33 Dipabrik great Jalan menuju lokasi
14.44 Indomart Berhenti membeli rokok
14.46 Indomart Jalan menuju lokasi
14.49 Lempasing Berhenti hujan
15.08 Lempasing Jalan menuju lokasi
15.54 Margodadi Sampai rumah pak rt
16.09 Margodadi Jalan menuju tebing
16.21 Margodadi Sampai ditebing
16.37 Margodadi Masak
17.44 Margodadi Makan Bersama
17.51 Margodadi Selesai makan dan langsung
memasang tenda
18.20 Margodadi Membuat api
18.38 Margodadi Mengulas materi
22.27 Margodadi Tidur
22
September memasak
2022 06.55 Margodadi Makan
07.56 Margodadi Menyiapkan alat dan pemanasan
08.15 Margodadi Mulai pemanjatan
12.54 Margodadi Selesai pemanjatan dan langsung
packing alat
13.55 Margodadi Pulang menuju secret
15.36 Secret Sampai disekret
4.3.2. Pelaksanaan
23
Pada tanggal 24 September 2022 pada pukul 13.00 WIB. Kami berkumpul di
kesekertariatan UKM-U MAHAPALA untuk melakukan pelepasan dengan ketua umum UKM-U
MAHAPALA dan anggota lain. Lalu setelah pelepasan kami berangkat dari kampus malahayati
atau sekret UKM-U MAHAPALA pada pukul 13.30 WIB. Menuju ke Tebing Margodadi kec.
Padang Cermin ( Margodadi 2 ). Di perjalanan kami berhenti di bakung di karekan hujan setelah
hujan reda kita kembali lagi melanjutkan perjalanan, tidak lama kemudian hujan kembali turun
lalu kami kembali lagi meneduh di pinggir jalan masih tidak jauh dari tempat pertama, tidak
lama kemudian hujan pun reda kami melanjutkan perjalanan kembali menuju Tebing Margodadi
Padang Cermin, Sesampainya kami di lempasing hujan kembali turun lalu kami meneduh
kembali di pinggir jalan 20 menit berlalu hujan telah reda lalu kami melanjutkan perjalanan
kembali.
Setelah 1 jam perjalanan tepatnya pukul 15.55 kami sampai di rumah pak RT, kami
meminta izin untuk melakukan kegiatan lalu tidak lama kami berjalan menuju tempat camp pada
pukul 16.10 sesampainya di camp kami membersihkan area camp yang tertutup rumput setelah
itu kami memasang tenda/dome setelah selesai mendirikan tenda/dome kami membagi pekerjaan
ada yang memasak dan ada yang mencari kayu bakar, setelah selesai memasak lalu kami makan
bersama setelah makan kami membuat api unggun lalu kami mengulas kembali materi tentang
Rock Climbing atau Panjat Tebing, tidak terasa waktu sudah larut malam dan kami pun istirahat
tidur pada pukul 22.30.
Bangun tidur pada pukul 06.00 WIB. Setelah memasak dan dilanjutkan sarapan pagi dan
slesai pada pukul 07.00 WIB. Dilanjutkan menyiapkan alat panjat dan pemanasan, kemudian
pada pukul 08.15 WIB. Sebelum melakukan pemanjatan kami melakukan orientasi medan
(ormet) lalu kami mulai melakukan pemanjatan Simulasi Multipitch di Tebing Margodadi,
setelah pemanjat pertama naik sampai picth satu lalu memasang pengaman setelah dirasa sudah
aman lalu pemanjat pertama beralih menjadi belayer dan belayer sebelumnya/pemanjat kedua
naik menuju pitch satu dan di belay dari pitch satu, pemanjat kedua memanjat sambil
mengeclean setelah pemanjat kedua mencapai pitch satu lalu memasang pengaman dan
mempersiapkan diri untuk menjadi belayer setelah belayer siap kemudian pemanjatan di
lanjutkan kembali dengan pemanjat pertama melanjutkan pemanjatan menuju pitch dua, setelah
pemanjat pertama sampai di pitch 2 pemanjat pertama kembali menjadi belayer setelah belayer
24
siap pemanjat kedua kembali melanjutkan pemanjatan menuju pitch 2, lalu pemanjat pertama
melakukan pemanjatan kembali ke pitch 3 dirasa jalur menuju pitch 3 tidak memungkinkan
untuk di panjat maka pemanjat pertama tidak melakukan pemanjatan lagi di karenakan kondisi
jalur yang tidak memungkinkan, lalu pemanjat kembali turun ke pitch 2 setelah kurang lebih 30
menit di pitch 2 lalu kami kembali turun dan pada pukul 12.55 kami sudah di bawah semua
setelah itu kami melakukan pengecekan alat kembali dan di rapihkan kembali di dalam carier
lalu setelah pengecekan selesai kami lanjut pecking alat untuk pulang, pada pukul 13.55 WIB.
Kami sudah slesai pecking lalu kami menuju rumah pak RT, tetepi pak RT, tidak di rumah
setelah menunggu beberapa lama lalu kami memutuskan untuk pulang kembali ke sekret UKM-
U MAHAPALA dan sampai di sekret pukul 15.36 WIB. Lanjut membereskan alat setelah selesai
lalu kami pulang ke rumah masing masing untuk istirahat.
Setelah pelaksanaan musim pengembaraan selesai, saya beritirahat untuk beberapa hari
setelah membersihkan alat dan mengembalikannya. Kemudian saya membuat laporan
pertanggungjawaban kegiatan musim pengembaraan yang saya laksanakan di tebing Margodadi.
4.4. Pembahasan
Seorang leader bertugas memasang pengaman dari stasiun pitch ke stasiun berikutnya,
membuat tambatan untuk fix rope yang nantinya digunakan jumarer, dan bergantian
menjadi belayer dari stasiun pitch atas.
Belayer akan melakukan belay selama leader memanjat dan melakukan cleaning dari
bawah setelah leader mencapai stasiun pitch atas.
Multipitch climbing adalah sebuah teknik pemanjatan tebing yang dibagi menjadi
beberapa bagian (pitch) untuk mempermudah pemanjatan hingga ke puncak tebing. Teknik ini
biasa digunakan karena ada keterbatasan alat (jumlah quick draw yang dimiliki sedikit, atau
25
panjang tali kurang dari tinggi tebing) dan keterbatasan fisik (tidak memungkinkan untuk
memanjat tanpa istirahat dalam jarak yang sangat panjang).
Stasiun pitch atau pitch merupakan tempat yang cukup nyaman untuk melakukan istirahat atau
pergantian leader dan belayer dalam pemanjatan.
26
Gambar 4.4.2. pemanjatan multipicth
Berikut ini adalah peran masing-masing anggota tim, yaitu leader, belayer.
1. Seorang leader bertugas memasang pengaman dari stasiun pitch ke stasiun berikutnya,
membuat tambatan untuk fix rope yang nantinya digunakan , dan bergantian menjadi belayer dari
stasiun pitch atas.
2. Belayer akan melakukan belay selama leader memanjat dan melakukan cleaning dari bawah
setelah leader mencapai stasiun pitch atas.
Sebelum melakukan pemanjatan multipitch, tentunya anggota tim harus melakukan riset yang
mendalam tentang rutenya, mulai dari dimana mulainya, jalurnya itu sendiri, dan akhirnya. Lalu,
para pemanjat juga harus mempelajari bagaimana turun, memiliki copy dari topografi, mencari
informasi tentang lama pemanjatan, dan mengetahui gear/peralatan yang dibutuhkan.
Berikut ini adalah prosedur singkat dari sebuah pemanjatan multipitch tipikal dari sebuah tim
yang terdiri atas 3 orang.
28
Leader tersebut lalu akan memasangkan kedua cowstailnya ke dua bolt yang ada, dan
meneriakkan ”Belay off!” kepada belayer.
Lalu, ia akan mengeluarkan carabiner screw dan memasangkannya kepada bolt, membuat
simpul pangkal dengan tali panjatnya dan mengaitkannya ke carabiner screw, sebagai pengaman
ketiga setelah dua cowstail sebelumnya.
Lalu, ia akan mengambil tali statis yang terikat di gearloop belakangnya dan membuat simpul
playboy dan mengaitkan kedua telinganya pada dua carabiner screw. Lalu ia akan
menyampaikan kepada jumarer bahwa fix rope sudah aman. Lalu, ikan menyaipkan semua alat
SRT, membawa semua logistik di ranselnya, dan mulai naik dengan teknik SRT.
Leader akan mulai membuat sistem belay untuk belayer, yang akan menjadi pemanjat kedua
sekaligus menjadi seorang cleaner. Leader akan memasang quick draw pada bolt di atasnya dan
mengaitkan tali dinamisnya di situ, membentuk semacam sistem katrol. Leader juga akan
memasang alat belay pada harnessnya. Sang belayer/pemanjat kedua akan melepas alat belay
dan menggantikannya dengan simpul 8, mengenakan chalk bag dan sepatu panjat, lalu mulai
memanjat setelah meneriakkan ”Pull!” sampai leader menarik tali dinamisnya agar tegang, lalu
”Climbing!” sketika sudah mau memanjat. Belayer lalu memanjat sembari mengambil setiap
quickdraw yang dilewatinya.
Harnest
Cowstill
Pengaman
Runner
Carabiner
Carmantel
29
4.4.4. Kelebihan dan Kekurangan Pemanjatan Multipitch
1. Kelebihan
Dapat digunakan karena ada keterbatasan alat (jumlah quick draw yang dimiliki
sedikit, atau panjang tali kurang dari tinggi tebing) dan keterbatasan fisik (tidak
memungkinkan untuk memanjat tanpa istirahat dalam jarak yang sangat
panjang).
2. Kekurangan
Kekurangan pemanjatan multipitch ini hanya menggunakan alat yang seadanya
untuk melakukan pemanjatan menuju pitch pada tebing yang di panjat.
4.4.5. Simpul-simpul
2. Penentuan jalur yang akan dipanjat , Mengenal dan mengamati keseluruhan Medan
agar bisa menentukan Langkah-langkah selanjutnya dalam pemanjatan. Jalur yang
memungkinkan untuk dipanjat pada permukaan tebing biasanya memiliki tangga tangga
(teras-teras kecil), melakukan tonjolan-tonjolan pada tebing, celah pada tebing dan sudut-
sudut atau Corner pada tebing. Orientasi Medan pada tebing dapat memudahkan
Pemanjat dalam melakukan pemanjatan, di mana Pemanjat dapat memilih jalur yang
bentuknya seperti crack, tonjolan-tonjolan, overheang atau nantinya diharuskan
menggunakan sistem Traverse. Penting bagi Pemanjat agar leader bisa menentukan
30
peralatan apa saja yang akan dipergunakan dengan menyesuaikan kondisi tebing itu
sendiri.
3. Pemeriksaan peralatan dan simpul alat. Sebelum di lokasi, sebaiknya alat yang akan
dipergunakan diperiksa dulu kelayakan alat-alat tersebut, mulai dari simpul sampai hal
yang sekecil-kecilnya agar tidak mendatangkan bahaya pada saat pemanjatan yang
dimulai oleh leader
4. Adanya kekompakan Tim antara leader, bilayer dan cleaner. Biasanya yang menjadi
leader adalah pemanjat yang memiliki kemampuan lebih dari yang lain tetapi tidak
menutup kemungkinan leader bisa bergantian dengan yang lain yang memiliki
kemampuan yang sama.
31
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
1. Sebelum melakukan sebuah pengembaraan lebih baik melakukan survei lokasi terlebih
dahulu agar mengetahui stuasi, medan jalur dan situasi di lingkungan tebing
2. Sebelum melakukan pengembaraan anggota muda harus mempersiapkan fisik yang
matang.
3. Alat yang di gunakan simulasi pemanjatan multipitch sebaiknya lebih lengkap sehingga
dalam pelaksanaan pemanjatan miltipicth lebih maksimal.
4. Pematangan materi saat sebelum melaksanakan kegiatan pengembaraan di Panjat
Tebing.
32
DAFTAR PUSTAKA
https://kmpaganesha.itb.ac.id/2020/08/22/dasar-dasar-panjat-tebing-multipitch/
#:~:text=Multipitch%20climbing%20adalah%20sebuah%20teknik%20pemanjatan%20tebing
%20yang,%28pitch%29%20untuk%20mempermudah%20pemanjatan%20hingga%20ke
%20puncak%20tebing.
https://novaprasetyo505.blogspot.com/2017/02/13-madas-teori-panjat-tebing.html
https://yaletools.com/id/peralatan-panjat-tebing/
https://search.yahoo.com/
search;_ylt=Awr90OwuQlFj.3QMRBNXNyoA;_ylc=X1MDMjc2NjY3OQRfcgMyBGZyA21jY
WZlZQRmcjIDc2EtZ3Atc2VhcmNoBGdwcmlkA0xIZEhFSkw3UnFtejFYMXZVYlRVUUEEbl
9yc2x0AzAEbl9zdWdnAzEwBG9yaWdpbgNzZWFyY2gueWFob28uY29tBHBvcwMxBHBxc3
RyA3R1Z2FzBHBxc3RybAM1BHFzdHJsAzQ1BHF1ZXJ5A3R1Z2FzJTIwY2xpbWJlciUyMG
RhbiUyMGJlbGF5ZXIlMjBkYWxhbSUyMHBhbmphdCUyMHRlYmluZwR0X3N0bXADMT
Y2NjI2OTc3MgR1c2VfY2FzZQM-?
p=tugas+climber+dan+belayer+dalam+panjat+tebing&fr2=sa-gp-
search&fr=mcafee&type=E211US885G
33
LAMPIRAN
Dokumentasi di ambil saat pemanjat menuju pitch 3, di rasa jalur tidak memungkinkan untuk di
panjat maka pemanjat kembali lagi turun ke pitch 2.
34
Dokumentasi belayer di pitch 2 waktu pemanjat menuju pitch 3.
Dokumentasi saat di pitch 2 saat itu kita berfota berdua dengan mengibarkan mendera mahapal.
35
Dokumentasi di ambil saat di pitch 2 ini adalah gambar tambatan saat di pitch di mana saat itu
pemanjat pertama bersiap siap untuk melakukan pemanjatan menuju pitch 3.
36
Ini merupakan dokumentasi di pitch 2, ini merupakan gambar tambatan dengan memanfaatkan
celah tebing untuk membuat ancor/tambatan, di situlah kami melakukan foto bersama seperti
foto di atas.
37