Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

BANDAR UDARA INTERNASIONAL

SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN


BALIKPAPAN

Disusun Oleh :

SURYA AJI SANTOSA


NIT. 30617022

PROGRAM STUDI D.III MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA III A


POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA
2019
LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

BANDAR UDARA INTERNASIONAL

SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN


BALIKPAPAN

Disusun Oleh:
SURYA AJI SANTOSA
NIT. 30617022

PROGRAM STUDI D.III MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA III A


POLITEKNIK PENERBANGAN SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ON THE JOB TRAINING (OJT)

BANDAR UDARA INTERNASIONAL

SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

Disusun Oleh:

SURYA AJI SANTOSA


NIT.30617022

Menyetujui,
Airport Operation & Services Airport Security
Department Head Department Head

KUS HENDRATNO ARIF SIRADJUDDIN


NIP. 9472023 NIP. 0767001-A

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

MAX GENTA SULKANI, S.E. ARIYONO SETIAWAN, S.T,M.T


NIP. 19860125 200912 1 005 NIP. 19790328 200502 1 001
On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan On The
Job Training (OJT), di PT.Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan mulai tanggal 4 April 2019 hingga
tanggal 21 Juni 2019 dan menyelesaikan laporan On The Job Training ini.

Laporan On The Job Training ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi setelah melaksanakan praktek kerja di PT.Angksa Pura 1 bandara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Dalam
penulisan laporan On The Job Training ini, terdapat beberapa kendala yang
sedikit menghambat proses penulisannya. Namun berkat bantuan dari beberapa
pihak maka akhirnya laporan ini dapat diselesaikan. Oleh Karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa


2. Orang Tua yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
sehingga dapat melaksanakan kegiatan On Job Training (OJT) ini serta
menyelesaikan laporannya.
3. Bapak Ir. Setiyo, MM., selaku Direktur Politeknik Penerbangan Surabaya.
4. Bapak Ariyono, ST,MT, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya.
5. Bapak Farid Indra Nugraha selaku General Manager PT. Angkasa Pura 1
Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Balikapapan
6. Bapak Sutopo selaku Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan
Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan
7. Bapak Kus Hendratno selaku Airport Operation & Service Department
Head PT. Angkasa Pura 1 Bandara International Sultan Aji Muhammad
Sulaiman Sepinggan Balikapapn
8. Bapak Arif Sirdjuddin selaku Airport Security Department Head PT.
Angkasa Pura 1 Bandara International Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Sepinggan Balikapapn

Manajemen Transportasi Udara iii Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

9. Seluruh senior yang bertugas di Bandara Internasional Sultan Aji


Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikapapn
10. Segenap staff dan karyawan PT Angkasa Pura 1 yang bekerja di Unit
Aviaton Security dan Unit Airport Operation & Service Bandara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan
11. Teman–teman OJT Surabaya dan semua pihak yang telah membantu
penulisan laporan ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan On Job Training (OJT)


ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Surabaya , 21 Juni 2019

Penulis

Manajemen Transportasi Udara iv Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan OJT .......................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI OJT
2.1 Sejarah Singkat ............................................................................ 5
2.1.1 Sejarah singkat PT Angkasa Pura I ................................ 5
2.1.2 Sejarah Singkat Bandara Internasional Sepinggan......... 8
2.2 Data Umum Bandar Udara........................................................... 9
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan................................................... 12
BAB III TINJAUAN TEORI
3.1 Bandar Udara................................................................................ 17
3.2 Terminal Bandara......................................................................... 17
3.3 Apron.......................................................................................... 19
3.4 Aviation Security......................................................................... 20
3.5 Apron Movement Control............................................................ 21
BAB IV PELAKSANAAN OJT
4.1 Ruang Lingkup Pelaksanaan OJT................................................. 24
4.1.1 Unit Aviation Security ................................................... 24
4.1.2 Unit Terminal Service Officer........................................ 33
4.1.3 Unit Airport Operation Control Center .......................... 35
4.1.4 Unit Apron Movement Control....................................... 38
4.2 Jadwal Pelaksanaan OJT ............................................................. 40
4.3 Permasalahan ............................................................................ 41
4.4 Penyelesaian Masalah ................................................................. 43

Manajemen Transportasi Udara v Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 44
5.1.1 Kesimpulan terhadap permasalahan ............................... 44
5.1.2 Kesimpulan pelaksanaan On Job Training...................... 45
5.2 Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 46
LAMPIRAN……………………………………………………………….... 47

Manajemen Transportasi Udara vi Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

DAFTAR GAMBAR dan TABEL

Halaman
Gambar 2.1 Layout Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan................ 10
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Angkasa Pura I...................................... 12
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura 1 Bandara......................
Internasional SAMS Sepinggan............................................................. 15
Gambar 3.1 Kegiatan patroli sebagai Terminal Protection Security.............. 26
Gambar 3.2 Monitoring CCTV...................................................................... 26
Gambar 3.3 Pemeriksaan kendaraan memasuki airside................................. 26
Gambar 3.4 Patroli di publik área dan sisi udara........................................... 27
Gambar 3.5 Flow chart pemeriksaan kendaraan memasuki airside............... 27
Gambar 3.6 Flow chart Drop zone dan Pick Up Zone................................... 28
Gambar 3.7 Pengecekan penumpang di area SCP......................................... 31
Gambar 3.8 Unit TSO membereskan tempat kegiatan posko ramadhan…… 34
Gambar 3.9 Pengoperasian AOCC di bagian airside dan landside............... 37
Gambar 3.10 Random check terhadap kendaraan Catering Lion oleh AMC. 39
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan OJT................................................................ 40

Manajemen Transportasi Udara vii Politeknik Penerbangan Surabaya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING

On the Job Training (OJT) merupakan suatu kegiatan Tridarma


Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian) untuk lebih
mengenal dan menambah wawasan dan ruang lingkup pekerjaan sesuai
bidangnya, disamping itu mendorong taruna untuk menjadi individu yang
kompeten. Perkembangan dunia penerbangan baik secara internasional,
regional maupun domestik nasional mempunyai pengaruh besar terhadap
pengadaan dan pertumbuhan perhubungan udara di Indonesia. Di era ini
bidang penerbangan semakin maju dan berkembang begitu cepat, sejalan
dengan perkembangan transportasi dunia yang menjadi kebutuhan utama
yang dipergunakan oleh masyarakat. Di Indonesia sendiri penerbangan terus
berkembang mulai dari bandara yang sudah ada sampai dengan kemunculan
perkembangan bandara-bandara diberbagai pulau.
Politeknik Penerbangan (POLTEKBANG) Surabaya adalah Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perhubungan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan pendidikan
profesional diploma dibidang Teknik dan Keselamatan Penerbangan. Sebagai
lembaga pendidikan dan/ atau pelatihan yang memiliki tugas utama
mengembangkan dan melatih Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara,
Politeknik Penerbangan Surabaya memiliki komitmen yang kuat dalam
penyelenggaraan fasilitas dan tenaga pengajar yang profesional untuk
mendukung tercapainya keselamatan penerbangan. Program Studi Diploma
III pada Politeknik Penerbangan Surabaya, yaitu Diploma III Teknik Listrik
Bandar Udara (TLB), Diploma III Teknik Telekomunikasi dan Navigasi
Udara (TNU), Diploma III Lalu Lintas Udara (LLU), Diploma III Teknik
Pesawat Udara (TPU), Diploma III Manajemen Transportasi Udara (MTU),

vii
Diploma III Komunikasi Penerbangan (KP) Diploma III Teknik Bangunan
dan Landasan (TBL).
Salah satu syarat kelulusan bagi taruna adalah On the Job Training
(OJT) dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kurikulum pada tiap-tiap
Program Studi dan berfungsi untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang didapat selama mengikuti perkuliahan ke dalam dunia
kerja nyata baik di bandar udara maupun di perusahaan atau industri sesuai
bidang terkait.
Dengan adanya praktek kerja lapangan, nantinya diharapkan para
calon tenaga di bidang manajemen transportasi udara ini, dapat menerapkan
ilmu pengetahuan, mengembangkan daya pikir dan melakukan penalaran dari
permasalahan-permasalahan kompleks yang timbul dan dihadapi pada saat
melaksanakan On the Job Training. Dengan menganalisa serta mengambil
keputusan secara cepat, tepat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas pemberian layanan tranportasi udara. On the Job Training dapat
didefinisikan sebagai latihan kerja pada suatu Bandar Udara yang telah
ditentukan, sekaligus mencetak sumber daya manusia (SDM) yang terampil
cakap dan ahli sesuai persyaratan yang berlaku. Proses pendidikan dan
pelatihan diberikan dengan metode tatap muka dikelas dan praktek di
laboratorium serta mengaplikasikan teori yang didapat di kelas didalam
kegiatan On the Job Training. Dengan adanya praktek kerja lapangan,
nantinya diharapkan para calon tenaga di bidang manajemen transportasi
udara ini, dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mengembangkan daya pikir,
dan melakukan penalaran dari permasalahan-permasalahan kompleks yang
timbul dan dihadapi pada saat melaksanakan On the Job Training. Dengan
menganalisa serta mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas pemberian layanan tranportasi udara. On
the Job Training dapat didefinisikan sebagai latihan kerja pada suatu Bandar
Udara yang telah ditentukan, sekaligus mencetak sumber daya manusia
(SDM) yang terampil cakap dan ahli sesuai persyaratan yang berlaku. Proses
pendidikan dan pelatihan diberikan dengan metode tatap muka dikelas dan

vii
praktek di laboratorium serta mengaplikasikan teori yang didapat di kelas
didalam kegiatan On the Job Training.
Perkembangan dan pertumbuhan industri penerbangan tersebut tidak
terlepas dari peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi udara. Beberapa
alasan konsumen pengguna jasa transportasi udara, diantaranya untuk
kepentingan bisnis, kepentingan pariwisata, dan berbagai urusan lainnya.
Dilihat dari aspek penyelenggaraan penerbangan terdapat dua bentuk kegiatan
penerbangan, yaitu penerbangan komersil dan penerbangan nonkomersil.
Penerbangan komersil atau niaga merupakan bentuk transportasi udara yang
mengenakan biaya bagi penggunanya. Jaminan keselamatan penerbangan
merupakan faktor utama yang sangat penting dalam dunia penerbangan.
Dalam hal tersebutpemerintah berperan untuk melakukan sertifikasi pesawat
dan mengembangkan infrastruktur transportasi udara. Maka perlu adanya
suatu upaya dan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kualitas,
profesionalisme, produktifitas serta etos kerja yang tinggi terhadap sumber
daya manusia yang ada.

Melalui OJT tersebut diharapkan para peserta didik dapat menerapkan


segala aspek ilmu dalam tahapan belajar teori, selain itu para peserta didik
dapat menyelesaikan segala masalah yang ada di lapangan. On the Job
Training merupakan salah satu metode untuk mempersiapkan taruna
manajemen transportasi udara sebagai manager yang handal dan bertanggung
jawab di bidang pelayanan keselamatan dan keamanan penerbangan sehingga
pada saat bekerja taruna diharapkan dapat menerapkan pengalaman pada
instansi.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING

Tujuan dari On The Job Training (OJT) di Politeknik


Penerbangan Surabaya pada akhir pendidikan Diploma III semester 4
adalah sebagai berikut :

vii
1. Terwujudnya lulusan yang mempunyai sertifikat kompetensi sesuai
standar nasional dan internasional.
2. Terciptanya lulusan transportasi udara yang memiliki daya saing tinggi
di lingkup nasional dan internasional.
3. Memahami budaya kerja dalam industri penyelenggaraan pemberian
jasa dan membangun pengalaman nyata memasuki dunia industri
(penerbangan)
4. Membentuk kemampuan taruna dalam berkomunikasi pada materi/
subtansi keilmuan secara lisan dan tulisan (laporan On The Job Training
(OJT) dan Tugas Akhir)
5. Untuk melatih kerjasama taruna dengan personil lain, maupun pada unit
– unit yang lain. Sehingga tercipta suasana teamwork dan pribadi yang
disiplin dengan tanggung jawab yang tinggi.

Adapun maksud dalam pelaksanaan On The Job Training (OJT)


di Politeknik Penerbangan Surabaya adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui atau memahami kegiatan yang dilakukan pada saat di dunia


kerja nantinya dengan berpedoman pengalaman saat On Job Training.
2. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan
kerja setelah menyelesaikan studinya.
3. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan
teknologi terapan di tempat On The Job Training (OJT)
4. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak Politeknik
penerbangan surabaya dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.
5. Mengetahui masalah – masalah yang ada di dunia kerja serta cara
penyelesaiannya.

vii
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI ON THE JOB TRAINING

2.1 SEJARAH SINGKAT

2.1.1 PT.Angksa Pura 1

Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) - atau dikenal juga dengan


Angkasa Pura Airports - sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan
secara komersial di Indonesia bermula sejak tahun 1962. Ketika itu
Presiden RI Soekarno baru kembali dari Amerika Serikat. Beliau
menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan dan Menteri
Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara
dengan lapangan terbang di negara maju.

Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan Pemerintah (PP)


Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN)
Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola
dan mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat
itu merupakan satu-satunya bandar udara internasional yang melayani
penerbangan dari dan ke luar negeri selain penerbangan domestik.

Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20


Februari 1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih
secara penuh aset dan operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta
dari Pemerintah RI. Tanggal 20 Februari 1964 itulah yang kemudian
ditetapkan sebagai hari jadi perusahaan. Pada tanggal 17 Mei 1965,
berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan
Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura Kemayoran
berubah nama menjadi PN Angkasa Pura, dengan maksud untuk lebih
membuka kemungkinan mengelola bandar udara lain di wilayah
Indonesia.

vii
Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai (Denpasar),
Pelabuhan Udara Halim Perdanakusumah (Jakarta), Pelabuhan Udara
Polonia (Medan), Pelabuhan Udara Juanda (Surabaya), Pelabuhan
Udara Sepinggan (Balikpapan), dan Pelabuhan Udara Hasanuddin
(Ujungpandang) kemudian berada dalam pengelolaan PN Angkasa
Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan
hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).

Dalam rangka pembagian wilayah pengelolaan bandar udara,


berdasarkan PP Nomor 25 Tahun 1987 tanggal 19 Mei 1987, nama
Perum Angkasa Pura diubah menjadi Perusahaan Umum Angkasa Pura
I. Hal ini sejalan dengan dibentuknya Perum Angkasa Pura II yang
sebelumnya bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng,
secara khusus bertugas untuk mengelola Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta.

Kemudian, berdasarkan PP Nomor 5 Tahun 1992, bentuk Perum


diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) yang sahamnya dimiliki
sepenuhnya oleh Negara Republik Indonesia sehingga namanya
menjadi PT Angkasa Pura I (Persero). Saat ini, Angkasa Pura Airports
mengelola 14 (empat belas) bandara di kawasan tengah dan timur
Indonesia, yaitu:

1. Bandara I Gusti Ngurah Rai - Denpasar

2. Bandara Juanda - Surabaya

3. Bandara Sultan Hasanuddin - Makassar

4. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan - Balikpapan

5. Bandara Frans Kaisiepo - Biak

6. Bandara Sam Ratulangi - Manado

vii
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin

8. Bandara Ahmad Yani - Semarang

9. Bandara Adisutjipto - Yogyakarta

10. Bandara Adi Soemarmo - Surakarta

11. Bandara Internasional Lombok - Lombok Tengah

12. Bandara Pattimura - Ambon

13. Bandara El Tari – Kupang

14. Bandara Internasional Yogyakarta - Yogyakarta

Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak
perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura
Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT
Angkasa Pura Retail.

1.VISI Perusahaan

Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelolah bandar


udara terbaik di Asia

2 MISI Perusahaan

a. Meningkatkan nilai pemangku kepentingan

b. Menjadi mitra pemerintah dan pendorong pertumbuhan ekonomi

c. Mengusahakan jasa kebandarudaraan melalui pelayanan prima


yang memenuhi standar keamanan, keselamatan, dan kenyamanan

d. Meningkatkan daya saing perusahaan melalui kreatifitas dan


inovasi, Memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan
hidup

3. Lima Arah Srategi Perusahaan

vii
Sebagai salah satu perusahaan kebandarudaraan terbesar di
Indonesia, PT.Angkasa Pura I memiliki tujuan menjadi The Best 10
Airport Operators in Asia. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah :

a. Service Excellence meliputi peningkatan Customer Statisfaction


Index (CSI),meremajakan alat-alat produksi, pelaksanaan
pembangunan bandara Ngurah Rai, Terminal 2 (dua) Surabaya
dan Sepinggan Balikpapan, pemenuhan jumlahsumber daya
manusia (SDM) serta fasilitas.

b. Revenue Enhancement dengan mengoptimalkan kerja sama


bersama mitra,pembentukan anak perusahaan serta meningkatkan
pendapatan aeronautika dan non aeronautika.

c. Reasonable Cost mengefektifkan penggunaan anggaran dengan


menjaga keseimbangan peningkatan pendapatan terhadap
peningkatan biaya.

d. Enviroment dilakukan dengan menyalurkan program kemitraan,


pemberiandana program bina lingkungan, dampak sosial dan
ekonomi serta menyeraptenaga kerja lokal terlebih menerapkan
program Eco Green Airport.

e. Sound Organization dengan restrukturisasi organisasi,


memberikan workshop budaya baru perusahaan, merancang
Center For Excelent, manajemen trainingmelalui strategic
partnership, menetapkan master plan IT serta reaktivasi training
untuk berbagai level.

2.1.2 Sejarah Singkat Bandara Internasional SAMS Sepinggan


Balikpapan

vii
Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (IATA: BPN,
ICAO: WALL) adalah bandar udara yang melayani penerbangan untuk
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandar udara ini dioperasikan
oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997.
Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4
terbesar dari 14 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I. Rencana
pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini
terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran dan
mini market.

Dengan lokasi bandar udara di tengah permukiman padat


penduduk, pendaratan di bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman
cukup menegangkan bagi penumpang maupun pilot. Bandar Udara
Sultan Aji Muhammad Sulaiman dituntut warga Sepinggan dan DPRD
Balikpapan karena tingkat kebisingan yang tinggi. Studi Universitas
Indonesia menyatakan kebisingan Bandar Udara Sultan Aji Muhammad
Sulaiman, mengakibatkan 9% penduduk Sepinggan dan Gunung
Bahagia menderita ketulian dan sulit berkomunikasi. Mayoritas
mengalami sulit tidur, berkomunikasi dan pendengaran. Seluruh
responden warga Sepinggan dan Gunung Bahagia merasa terganggu
dan tidak nyaman. Studi Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga
menegaskan, kebisingan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman
sudah kelewat batas (bertentangan dengan Peraturan Pemerintah
40/2012) serta merugikan penduduk Balikpapan di wilayah Sepinggan,
Balikpapan Selatan karena kawasan pemukiman penduduk menjadi
tidak layak ditinggali dalam jangka pendek maupun panjang.

Pembangunan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman


telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda sebelum waktu
kemerdekaan Indonesia. Itu digunakan terutama untuk kegiatan
perusahaan minyak Belanda di daerah Balikpapan. Bandar udara ini
menjadi bandara sipil setelah pengelolaannya diserahkan kepada

vii
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada tahun
1960. Bandar udara ini akhirnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I
(sekarang PT Angkasa Pura I) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)
No.1 pada tanggal 9 Januari 1987.

Bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman telah direnovasi


dua kali selama 1991 sampai 1997. Fase pertama dimulai pada tahun
1991 dan berakhir pada tahun 1994, untuk merenovasi taxy way,
terminal penumpang dan kargo dan juga memperpanjang landasan
pacu. Pada tahun 1995, pemerintah Indonesia mengumumkan bandar
udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman sebagai bandara kelima
Indonesia embarkasi haji untuk kalimantan wilayah yang juga terdiri
dari provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan.

Fase kedua renovasi terjadi pada tahun 1996 untuk merenovasi


hanggar, depot bahan bakar, dan gedung administrasi. Fase kedua
selesai dan bandara akhirnya mulai era baru operasionalnya dengan
bangunan dan fasilitas baru pada tahun 1997.

2.2 DATA UMUM BANDAR UDARA

Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman


Sepinggan Balikpapan merupakan bandar udara yang melayani penerbangan
untuk kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandar udara ini dioperasikan
oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997. Bandara
ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari
13 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura 1.

vii
Gambar 2.1 Layout Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan

Berikut data umum Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan :

Data Administratif Nama Bandara : Sultan Aji Muhammad Sulaiman


Sepinggan
Alamat : Jl. Marsma R. Iswahyudi, Balikpapan
Telpon : (+62-542) 7577000
E-mail : humas.bpn@ap1.co.id
Klasifikasi Kelas IA
Longtitude 116.893889 116° 53' 38" BT
Latitude -1.267222 1° 16' 2" LS
Elevation 3,66 mdpl (12,00 ft dpl)
Jam Operasi 07:00 - 21:00 WITA
Runway Ukuran / Dimension : 2.500 m x 45 m
Surface : Asphalt
Designations : 07-25
PCN : 90 F/B/X/T

vii
Taxiway -Taxiway A
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway B
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway C
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway D
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway E
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway F
Width : 33 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway G
Width : 23 m
Surface : Concrete
PCN : 78 R/C/X/T
-Taxiway NP
Width : 23 m

vii
Surface : Aspahlt
PCN : 76 F/B/X/T
Apron -Apron A
Surface : Concrete
PCN : 63 R/C/X/T
-Apron B
Surface : Concrete
PCN : 75 R/C/X/T
-Apron C
Surface : Concrete
PCN : 76 R/C/X/T

2.3 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

Direksi PT. Angkasa Pura 1 yang bertugas terdiri atas 6 direktur yang
dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Adapun susunan direksinya adalah
sebagai berikut:

vii
8 1 11

9 12
2 3 4 5 6 7

10 13

14 17 20 23 26

15 18 21 24 27
16 19 22 25 28

29 31 33 35 36 38 40 42
30 32 34 37 39 41

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Angkasa Pura 1

1. Direktur Utama : Faik Fahmi


2. Direktur Operasi : Wendo Asrul Rose
3. Direktur Teknik : Lukman F. Laisa
4. Direktur Pemasaran dan Pelayanan : Devy Suradji
5. Direktur Hub. Intl dan Pengembagnan Usaha : Sardjono Jhony T.
6. Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi : Novrihandri
7. Direktur SDM dan Umum : Adi Nugroho
8. Head of Internal Audit
9. Head of Risk Management Corporate Planning
10. Head of Corporate Social Responsibility
11. Corporate Secretary
12. Head of Legal & Compliance
13. Head of Proucerement
14. Airport Service Group Head

vii
15. Safety, Health & Environment Group Head
16. Airport Security Group Head
17. Airport Facillities & Readiness Group Head
18. Airport Equipment Readiness Group Head
19. Project Management Office Group Head
20. Business Development Group Head
21. Aviation Marketing Group Head
22. Non Aviation Marketing Group Head
23. Accounting Group Head
24. Finance Group Head
25. Information Technology Group Head
26. Human Capital Group Head
27. Training and Development Group Head
28. General Affair Group Head
29. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
30. General Manager Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin
31. General Manager Bandara Juanda Surabaya
32. General Manager Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan
33. General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado
34. General Manager Bandara Sultan Hassanudin Makassar
35. General Manager Bandara Adisutjipto Yogyakarta
36. General Manager Bandara Adi Soemarno Solo
37. General Manager Bandara Lombok Praya
38. General Manager Bandara Achmad Yani Semarang
39. General Manager Bandara El Tari Kupang
40. General Manager Bandara Pattimura Ambon
41. General Manager Bandara Frans Kaisiepo Biak
42. General Manger Bandara International Yogyakarta

vii
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura 1 Bandara Internasional
SAMS Sepinggan Balikpapan

Bandar Udara International SAMS Sepinggan Balikpapan terdiri atas 9


Department Head yang dipimpin oleh seorang General Manager yang di bantu
oleh Airport Duty Manager dan Procurement Section Head. Adapun susunan
direksinya adalah sebagai berikut:

 General Manager : Farid Indra Nugraha


 Airport Duty Manager :
o Sutopo
o Indrata
o Siswantono
o Gunardi
 Procurement Section Head : I Gede Wira Sarana
 Airport Opertaion and Services Department Head : Kus Hendratno
 Airport Security Department Head : Arif Siradjuddin
 Airport Safety and QM Department Head : Darji

vii
 Airport Equipment Readness Department Head : Erik Susanto
 Airport Facilities Readness : Sugito
 Sales Department Head : Iwan S. Libere
 Information Comm. Techn. Department Head : Wida Budi Permono
 Finance Department Head : Sjamsuddin
 Shared Service Department Head : Ida B.K. Juliadnyana
 CS & Hospitality Section Head : Novita Milana
 Airport Operation Airside Section Head : Yudi Harri Prasetyo
 Airport Operation Landside & Terminal : Putu Gunantara
Section Head
 Airport Rescue Fire Fighting Section Head : I Made Madi
 Airport Security Screening Section Head : Teguh Istanto
 Terminal Protection Security Section Head : Dwi Retmoko
 Non Terminal Protection Security Section Head : Aris Taufan
 SMS & Occupational Safety Health Section Head : Hari Tugas P.
 Quality Management Section Head : Dhani H.I
 Risk Management Section Head : Happy P.
 Mechanical Section Head : Supriyanto
 Electrical Section Head : Aris Munandar
 Non Terminal Airside Section Head : Prasojo Nur Putranto
 Non Terminal Landside Environment Section Head : -
 Terminal Building Section Head : Fendhi Rahmadi
 Aviation & Cargo Sales Section Head : Agus Ariansjah
 Property Advertising Section Head : Mat Saleh
 Retail, Food & Beveradge Section Head : Taufik Permana
 CSR Section Head : Edwin Khristian
 Application Operation & Support Section Head : Joddy Suryanto
 Airport Tech.Network Opr & Support Section Head : Tarjono
 Accounting Section Head : Minda Aviani

vii
 Treasury Section Head : Wenty Anggraeni
 Accounting Receiveble Section Head : Juni Setio W.
 Human Capital Section Head : Votia Andra
 General Affair Section Head : Erwin Yusfa
 Aset Management Section Head :-
 Communication & Legal Section Head : Andanina

vii
BAB III

TINJAUAN TEORI

3.1 BANDAR UDARA

Bandar udara  merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat


terbang dapat lepas landas dan mendarat Bandar udara yang paling
sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara
besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator
layanan penerbangan maupun bagi penggunanya

Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation


Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau
perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk
kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat. Sedangkan
definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah
"lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang
merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas
bagi angkutan udara untuk masyarakat". Deliar Noer
(1990). Mohammad Hatta: Biografi Politik. LP3ES. hlm. 100

3.2 TERMINAL BANDARA

Suatu terminal bandar udara merupakan sebuah bangunan di


bandar udara di mana penumpang berpindah antara transportasi darat
dan fasilitas yang membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan
pesawat. Di terminal, penumpang membeli tiket, menitipkan
bagasinya, dan diperiksa pihak keamanan. Bangunan yang
menyediakan akses ke pesawat (melalui gerbang) disebut 'concourse.

vii
Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan
berganti-ganti, tergantung konfigurasi bandara.

Bandara kecil memiliki sebuah terminal sementara bandara


besar memiliki beberapa terminal dan/atau concourse. Di bandara
kecil, bangunan terminal tunggal melayani semua fungsi sebuah
terminal dan concourse. Beberapa bandara besar memiliki terminal
yang terhubung dengan banyak concourse melalui jalan setapak,
jembatan layang, atau terowongan bawah tanah (seperti Bandar Udara
Internasional Denver. Beberapa bandara besar memiliki lebih dari satu
terminal, masing-masing dengan satu concourse atau lebih (seperti
Bandar Udara La Guardia New York). Bandar udara besar lainnya
memiliki terminal ganda di mana masing-masing telah termasuk
fungsi sebuah concourse (seperti Bandar Udara Internasional
Dallas/Fort Worth).

Ada beberapa konsep yang dibentuk pada pembangunan


Bandar udara:

 Pier adalah konsep desain terminal yang sederhana karena terdiri


dari sebuah bangunan yang di kedua sisinya terdapat pesawat
yang parkir. Salah satu ujung bangunan terhubung ke area
baggage claim dan area kepengurusan tiket. Tapi dibalik
kesederhanaannya, konsep ini justru membuat jarak tempuh dari
check in counter menuju gate pesawat menjadi jauh.
 Terminal Satelit adalah konsep bangunan yang terpisah dari
bangunan bandara lain, namun membutuhkan penghubung.
Contohnya, Bandar Udara London Gatwick yang menggunakan
sebuah terowongan pejalan kaki untuk menghubungkan antara
terminal satelit dan terminal utama.
 Terminal berbentuk setengah lingkaran adalah konsep yang
menggunakan bentuk setengah lingkaran yang diaplikas8kan

vii
dalam pembangunan terminal. Dimana di ujung yang satu
merupakan tempat pesawat diparkir dan ujung yang satunya lagi
merupakan tempat bus-bus bandara diparkir. Walaupun
penumpang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh antara
pesawat menuju tempat bus diparkir, namun dapat mengurangi
waktu tempuh dari check in counter hingga menuju pesawat.

3.3 APRON

Apron adalah suatu daerah atau tempat di bandar udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan
penumpang, kargo, pos, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan
pesawat udara. (SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan dan Tata Tertib
Bandar Udara). Di area apron membutuhkan petugas yang sigap dan
tanggap karena tidak gampang untuk menentukan parkir pesawat. Petugas
tersebut sering disibut dengan AMC. Apron Movement Control adalah
unit yang bertugas menentukan tempat parker pesawat setelah menerima
estimate dari unit ADC (Tower). Sebelum menentukan Parking Stand
pesawat unit AMC harus Sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat
dan daerah menuntut pemerintah harus dapat memberikan ilmu
pengetahuan terkini tentang peraturan penerbangan menyangkut
operasional penerbangan berkaitan dengan keselamatan penerbangan.

Berikut tata tertib berlalu lintas di daerah pergerakan sesuai Kep.


Dirjen Hubud SKEP/140/VI/1999 pasal 28.

setiap pengemudi suatu kendaraan di daerah pergerakan dilarang


mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan maksimum yang
ditentukan, yaitu:

vii
 di luar apron (access road) 40 km/jam;
 pada jalan-jalan lingkungan perparkiran pesawat udara (service road) 25
km/jam
 di daerah make-up / break down area 15 km/jam;
 pada daerah lingkungan perparkiran pesawat udara (apron) 10 kmjam:

Berikut beberapa hal yang dilarang jika berada di kawasan sisi


udara atau apron :

 Meninggalkan kendaraan tanpa pengawasan


 Mendahului kendaraan lain yang menuju, ke arah yang sama
 Memarkir kendaraan pada atau di dekat pergerakan atau pada jalur lalu
lintas kendaraan dan lintas garbarata, selain daerah yang diijinkan untuk
itu, kecuali kendaraan tersebut sedang memberikan pelayanan terhadap
pesawat udara
 Mengemudikan kendaraan menuju atau menghentikan kendaraan di
bawah sayap, ekor dan atau badan pesawat udara kecuali kendaraan
tersebut sedang memberikan pelayanan ke pada pesawat udara.
 Menghidupkan mesin kendaraan pada jarak kurang dari 15 meter dari
pesawat udara yang sedang mengisi bahan bakar
 Memundurkan atau menyebabkan kendaraan berjalan mundur ke arah
pesawat udara, kecuali kendaraan tersebut sedang memberikan
pelayanan kepada pesawat udara dan dipandu oleh petugas yang
berwenang.
 menjalankan kendaraan menuju pesawat udara yang mesinnya dalam
keadaan hidup
 Menarik kendaraan lainnya, bilamana tidak menggunakan kendaraan
khusus untuk maksud tersebut
 Mengisi bahan bakar
 Mengemudikan kendaraan sedemikian rupa sehingga membahayakan
kendaraan lain atau orang disekitarnya

vii
 Menempatkan atau menjalankan kendaraannya di depat pesawat udara
yang sedang bergerak atau ditarik
 Menempatkan atau mengemudikan kendaraan pada jarak kurang dari 8
meter di depan atau 80 meter di belakang mesin jet yang dalam keadaan
hidup
 Melakukan perbaikan kendaraan

3.4 AVIATION SECURITY (AVSEC)

Istilah Avsec adalah singkatan dari dua kata yaitu Aviation


Security dalam bahasa indonesia adalah Keamanan Penerbangan
(KAMPEN). Security asal katanya dari bahasa latin yaitu SECURUS
yang artinya :

 aman.
 melindungi diri.
 menghindarkan diri.

Security/Keamanan memiliki arti yg sangat luas, tidak hanya


dalam penerbangan tetapi dalam berbagai macam hal di luar dunia
penerbangan. Aviation Security (AVSEC) juga memiliki arti yang luas,
tidak hanya berlaku untuk seorang petugas keamanan penerbangan di
bandar udara, tetapi juga untuk semua benda atau fasilitas yang
berfungsi mendukung penerbangan. Jadi pengertian Avsec
sesungguhnya adalah : Melindungi penerbangan Sipil dari tindakan
melawan hukum terhadap penumpang, awak pesawat di darat,
masyarakat, pesawat udara dan instalasi.

Petugas Aviation Security adalah seorang Petugas keamanan


Penerbangan yang dididik untuk menjadi seorang petugas keamanan
Penerbangan yang mampu bekerja sesuai dengan Regulasi yang
ditetapkan secara Internasional maupun Nasional dan telah di berikan

vii
Lisensi atau surat ijin dari pemerintah untuk melakukan tugasnya
sebagai seorang AVSEC.

Pertimbangan utama Upaya pengamanan penerbangan dari


kejahatan penerbangan adalah :

1. Keselamatan Penumpang.
2. Keselamatan awak pesawat.
3. Keselamatan personil didarat.
4. Keselamatan umum lainnya

3.5 APRON MOVEMENT CONTROL (AMC)

Dalam pengertian luas apron movement control (AMC) adalah


ditujukan untuk pengawasan atas semua pergerakan lalu lintas diarea
apron yang terdiri dari lalu lintas udara, kendaraan dan personil yang
berada dibandara, pengawasan dalam terminologi disini memberikan
arti tindak langkah yang diperlukan untuk mecegah terjadinya dalam
hal ini kasus tabrakan diantara ketiga unsur pembentuk lalu lintas
apron, dimana mereka melakukan kegiatan bersama. Di samping itu
pengawasan juga dimaksud agar pengaturan lalu lintas dapat
berlangsung dengan lancar.

Unit Apron Movement Control (AMC) sendiri berada di


bawah naungan Dinas Airport Operasi Bandara dan kepalai oleh
Section Head Sisi Udara.

System operasi apron movement control (AMC) mencakup


pemberian petunjuk serta pengawasan terhadap semua kendaraan dan
personil yang karena fungsi mereka harus memang memerlukan
beroperasi di daerah pergerakan pesawat udara. Disamping itu
mencakup juga pemberian bantuan pesawat udara yang menuju lokasi

vii
pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat ditambahkan bahwa dalam
operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan masuknya kendaraan
yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara.

Penyelengara sistem AMC dilakukan dengan memperhatikan


faktor keserasian dan keterpaduan operasiaonal antar unit-unit yang
terlibat dalam pengaturan lalu lintas pesawat udara di apron. Terutama
dengan operasi lalu lintas terminal.

Unit AMC memiliki tugas sebagai penanggung jawab kegiatan


pelayanan operasi penerbangan, pengelolaan apron dan semua orang
yang berkepentingan di daerah sisi udara (air side). Dalam
Managemen Operasi Sisi Udara (AMC) melakukan kordinasi dalam
pelayanan yang terdiri dari pengaturan parkir pesawat udara, Docking
dan De-Docking, Visual Docking Guidance System (VDGS), Push
Back dan Start Engine, marshalling, follow me car, pengawasan
kendaraan di sisi udara, penerbitan ijin kendaraan operasional dan
Ground Support Equipment (GSE), penerbitan Tanda Ijin Mengemudi
(TIM) apron, kebersihan apron, penanganan tumpahan bahan bakar
(Fuel spillage).

Dalam pelaksanaan tugasnya, unit AMC berfungsi sebagai unit


pelayanan dan pengawasan di sisi udara (air side) yang meliputi :

f. Fungsi pelayanan operasional meliputi :


1. Pelayanan operasional Aviobridge.
2. Pelayanan marshalling bagi pesawat yang membutuhkan.
3. Pemberian pelayanan pencatatan data penerbangan untuk
kebutuhan CIS (Central Information System).
4. Pelayanan BCB (baggage Conveyor Belt).
5. Pengkoordinasian tugas-tugas untuk pelayanan
operasional berbagai unit sewaktu-waktu diperlukan serta
pemeliharaan Apron dan instalasinya.

vii
g. Fungsi pengawasan meliputi :
1. Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan
kepada pengemudi yang berhak, dan pemeriksaan
sewaktu-waktu dilapangan.
2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional
yang berhak, dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.
3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan
personil di sisi udara (air side).
4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang
merupakan bagian dari fasilitas di apron.

vii
BAB IV

PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING

4.1 RUANG LINGKUP PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING

Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan


merupakan tempat menggali ilmu yang sesuai dikarenakan Bandara tersebut
memiliki fasilitas yang lengkap dengan pergerakan pesawat yang tidak
terlalu sibuk. Maka dari itu kami dalam melaksanakan On Job Training
(OJT) dapat menerima ilmu dari dalam maupun luar.

Dalam melaksanakan On The Job Training (OJT) taruna DIII


Manajemen Transportasi Udara, MTU III Politeknik Penerbangan Surabaya
ditempatkan di beberapa tempat wilayah kerja termasuk di Bandara
Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan . Berikut wilayah kerjanya
antara lain meliputi:

 Unit Aviation Security


 Unit Terminal Service Officer
 Unit Airport Operation Control Center
 Unit Apron Movement Control
4.1.1 UNIT AVIATION SECURITY

AVSEC (Aviation Security) adalah personil yang telah


(WAJIB) memiliki lisensi / Surat Tanda Kecakapan Petugas (STKP)
yang diberi tugas & tanggung jawab di bidang keamanan
penerbangan. (Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara
Nomor:SKEP/2765/XII/2010 Bab I butir 9)

Dalam lisensi tersebut dijelaskan kewenangan petugas


keamanan penerbangan (AVSEC) dan jika sudah memiliki lisensi

vii
maka sudah dinyatakan memiliki kompetensi untuk melaksanakan
tugas pengamanan penerbangan oleh Direktur Jendral Perhubungan
Udara.

Pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan barang


bawaan serta perorangan .Setiap penumpang, personel pesawat udara
dan orang perseorangan yang memasuki daerah keamanan terbatas
harus dilakukan pemeriksaaan keamaan yang telah di atur dalam
SKEP 2765/XII/2010 .

Tugas dari Aviation Security itu sendiri adalah sebagai:

1. menyiapkan , melaksanakan , mengendalikan dan melaporkan


kegiatan pelaksanaan orang dan barang yang memasuki daerah
terbatas (RPA/NPA) di terminal penumpang maupun daerah
kargo termasuk terminal khusus
2. menyiapkan, melaksanakan, mengendalika dan melaporkan
kegiatan penjagaan pengamanan, ketertiban umum, pengoprasian
CCTV security, patrol di kawasan terminal dan airside bandara.
3. menyiapkan, melaksanakan , mengendalikan dan melaporkan
kegiatan penjagaan pengamanan, ketertiban umum ,patrol di
kawasan non terminal, objek vital, perkantoral

Ruang lingkup wilayah kerja devisi Aviation Security


Department dibagi menjadi 3 antara lain:

1. Terminal Protection Security Section


Avsec ini melakukan pengamanan dan pemeriksaan pada tempat –
tempat tertentu di PT. Angkasa Pura I Bandar Udara SAMS
Sepinggan Balikpapan, yang terdiri dari :

a. Pemeriksaan Ijin Masuk daerah keamanan terbatas/Pas Bandar


Udara;

vii
b. Pemeriksaan Khusus Personel Bandar Udara Beserta Barang
Bawaan;
c. Pemeriksaan Barang Konsesioner.
d. Pengawasan Pintu – Pintu ke Daerah keamanan terbatas/pintu
boarding.
e. Patroli daerah keamanan terbatas
f. Patroli Loby Terminal.
g. Pengoperasian CCTV.

Gambar 3.1 Kegiatan patroli sebagai Gambar 3.2 Monitoring CCTV


Terminal Protection Security

2. Non Terminal Protection security section


Standar Operasi Prosedur (SOP) PA & Perimeter ini,
digunakan sebagai petunjuk dalam proses dan pelaksanaan
pengamanan Publik Area dan Sisi Udara di Bandar Udara yang
dikelola oleh PT. Angkasa Pura I, yang terdiri dari :
a. Pemeriksaan kendaraan masuk sisi udara;

vii
Gambar 3.3 Pemeriksaan kendaraan masuk ke airside

b. Pengamanan daerah publik area ;


c. Patroli di daerah publik area dan sisi udara;

Gambar 3.4 Patroli di publik area dan sisi udara

d. Menjaga keamanan dan ketertiban publik area;


e. Pengamanan sisi udara;
f. Pengamanan perimeter;
g. Daerah kargo;
h. Gedung Administration Operation Building (AOB);
i. Daerah Service Road ;
j. Drop Zone dan pick up zone.

vii
Gambar 3.5 Flow chart pemeriksaan kendaraan memasuki airside

Gambar 3.6 Flow chart Drop zone dan Pick Up Zone

3. Airport Security Sreening section

vii
Airport Security Screening section ini adalah petugas yang
memeriksa penumpang maupun barang di beberapa tempat, yaitu :
 Security Check Point
 Out Of Gauge (OOG) Screening
 Rekonsilasi
 Hold Baggage Screening (HBS)
Di Security Check Point ini terdapat alat pemeriksaan
keamanan, yaitu Gawang Detektor Logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) & X-ray Conveyor Belt. Setiap penumpang,
personel pesawat udara dan orang perseorangan wajib melepas
mantel, jaket, topi, ikat pinggang, ponsel, jam tangan, kunci dan
barang-barang yang mengandung unsur logam dan meletakan kedalam
tas atau wadah (tray) yang disediakan dan diperiksa melalui mesin x-
ray dan diatur oleh personel keamanan bandar udara yang bertugas
sebagai pengatur arus masuk penumpang, personel pesawat udara dan
orang perseorangan serta barang bawaan.
Apabila alarm gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) berbunyi, petugas keamanan bandar udara
(AVSEC) berhak untuk meminta penumpang untuk kembali
memeriksa dan melepas barang yang dibawa atau digunakan serta
meminta penumpang / personel pesawat mengulang kembali
pemeriksaan melalui gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) dan juga pemeriksaan manual secara menyeluruh.
Jika Anda membawa benda tajam atau pun senjata api,
laporkan kepada petugas untuk didaftarkan pada bagasi tercatat atau
security items. Pemeriksaan ini merupakan sebuah keharusan karena
berkaitan dengan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Dalam hal ini Peserta On The Job Training (OJT) melakukan
praktek lapangan tentang tata cara pemeriksaan keamaaan di area SCP
Terminal bandar udara internasional SAMS Sepinggan Balikpapan.

vii
Pada daerah SCP taruna On The Job Training (OJT) melaksanakan
pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan barang bawaan
dan orang perseorangan yang memasuki daerah steril area tidak
membawa barang dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan
untuk melakukan tindakan melawan hukum. Tempat pemeriksaan
keamanan (Security Check Point) terletak pada pintu masuk menuju
ruang tunggu. Setiap tempat pemeriksaan keamanan (Security Check
Point) harus memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) jalur pemeriksaan
yang menggunakan peralatan keamanan penerbangan dan mempunyai
peralatan keamanan paling sedikit meliputi: {SKEP 2765/XII/2010}
1. mesin x-ray bagasi kabin
2. gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector / WTMD )
dan
3. detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector / HHMD).

Dan untuk Setiap tempat pemeriksaan keamanan (Security


Check Point) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, SKEP
2765/XII/2010 harus tersedia :

a. tempat tertutup untuk pemeriksaan khusus yaitu penumpang yang


karena alasan kondisi kesehatan fisik, dan permintaan khusus
dapat dilakukan pemeriksaan khusus di ruangan yang telah
disediakan.
b. kotak transparan yang memadai dan terkunci untuk menyimpan
barang dilarang (prohibited items) semua barang bawaan
penumpang yang termasuk barang dilarang memasuki daerah
steril disita semantara dan dimasukkan ke dalam kotak
transparan.

Taruna On The Job Training (OJT) yang melakukan


pemeriksaan di area SCP akan di awasi oleh seorang squad leader
yang bertugas mengatur serta mengawasi personel keamanan bandar

vii
udara lainnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya .berikut
adalah tugas dan fungsi seorang personel keamanan penerbangan
dalam melakukan pemeriksaan .

a. pengatur arus masuk penumpang, personel pesawat udara dan


orang perseorangan serta barang bawaan ( flow control)
b. operator mesin x-ray
c. pemeriksa bagasi dan
d. pemeriksa penumpang menggunakan hand held metal detector

Gambar 3.7 Pengecekan penumpang di area SCP

Dalam hal ini taruna On The Job Training (OJT) yang bertugas
di area SCP hanya bertugas sebagai pengatur flow control dan
memeriksa bagasi penumpang yang mencurigakan pada saat

vii
dilakukan pemeriksaan di X-Ray. berikut adalah tugas pengatur flow
control dan pemeriksa bagasi penumpang antara lain :

a. memeriksa izin masuk ke daerah keamanan terbatas dan ruang


tunggu
b. mengatur, memeriksa dan mengarahkan serta memastikan, antara
lain:
1. Bagasi atau barang bawaan yang ditempatkan pada conveyor
belt mesin x-ray pada posisi yang tepat untuk pemeriksaan dan
memastikan jarak antara dua bagasi atau barang bawaan
2. Mantel, jaket, topi, ikat pinggang, ponsel, jam tangan, kunci dan
barang-barang yang mengandung unsur logam diperiksa
melalui mesin x-ray
3. laptop dan barang elektronik lainnya dengan ukuran yang sama
dikeluarkan dari tas/bagasi dan diperiksa melalui mesin x-ray
4. semua cairan, aerosol dan gel diperiksa melalui mesin x-ray; dan
5. setiap penumpang, personel pesawat udara, orang perseorangan
dan barang bawaan masuk melalui jalur pemeriksaan pada
Tempat Pemeriksaan Keamanan (Security Check Point/SCP)
c. mengatur antrian penumpang, personel pesawat udara dan orang
perseorangan yang akan dilakukan pemeriksaan .

Untuk pemeriksaan bagasi dilaksanakan apabila Bagasi atau


barang bawaan dikategorikan mencurigakan yang terlihat pada layar
monitor mesin x-ray terdapat tampilan benda yang mencurigakan,
maka operator mesin x-ray menginformasikan kepada pemeriksa
bagasi mengenai keterangan detail dari benda yang mencurigakan
untuk dilakukan pemeriksaan secara manual dan pemeriksaan diawasi
oleh pemilik barang tersebut. Berikut langka-langka pemeriksaan
bagasi penumpang antara lain:

a. memastikan kepemilikan bagasi atau barang bawaan

vii
b. memerintahkan pemilik untuk membuka bagasi dengan
memperhatikan reaksi dari pemilik
c. melakukan pemeriksaan bagasi dengan seijin dan disaksikan
pemilik
d. melakukan pemeriksaan bagasi secara keseluruhan dari luar ke
dalam untuk menemukan benda yang diinformasikan oleh operator
mesin x-ray
e. apabila bagasi telah selesai diperiksa, harus mengembalikan semua
barang kedalam tas dan penumpang dapat membantu untuk
merapikan kembali tasnya
f.apabila barang tidak dapat diperiksa secara manual maka barang
tersebut diperiksa secara terpisah dengan menggunakan mesin x-
ray
g. apabila benda yang dikategorikan mencurigakan telah ditemukan
dan teratasi, maka bagasi tersebut harus diperiksa ulang
menggunakan mesin x-ray dan
h. apabila tampilan bagasi atau barang bawaan di layar monitor
terdeteksi berupa benda berwarna hitam, dilakukan pemeriksaan
terhadap benda tersebut dan dilakukan pemeriksaan di belakang.
Benda tersebut dikeluarkan dan bagasi tersebut harus diperiksa
ulang dengan mesin x-ray.

Apabila Personel keamanan bandar udara yang melakukan


pemeriksaan bagasi dan memastikan hasil pemeriksaan aman maka
Personel keamanan yang memeriksa bagasi tercatat harus memasang
label security check dan Label security check terlekat kuat, dan tidak
dapat digunakan untuk kedua kalinya apabila bagasi tercatat dibuka.
Sedangkan untuk operator x ray dan pemeriksaan penumpang
menggunakan alat HHMD taruna On The Job Training (OJT) tidak
diperbolehkan untuk mengoprasikannya dikarenakan belum memiliki
licence .

vii
Pada pemeriksaan di SCP International tidak terlau beda
dengan SCP Domestik, akan tetapi di penerbangan International
terdapat pembatasan barang bawaan berupa Liquid, Aerosol dan Gel
(LAG) yang diatur dalam SKEP 43/III/2007.

3
4
4.1
4.1.2 UNIT TERMINAL SERVICE OFFICER
Unit Terminal Service Officer Bandara Internasional SAMS
Sepinggan Balikpapan sebagi unit pelaksana tugas melakukan
Inspeksi di seluruh daerah terminal bandara dan memberikan
pelayanan bagi pengguna jasa di bandara khususnya terminal.
Terminal Service Officer memiliki beberapa tugas pokok.

Berikut beberapa tugas dari Terminal Service Officer Bandara


Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan :

1. Operasional
Tujuan dari prosedur operasional dalam terminal inspector
cargo ini adalah untuk memberikan pelayanan bagi pengguna jasa
terminal di Bandar udara SAMS Sepinggan Balikpapan. Yang
bertanggung jawab dalam fungsi pengelolahan pelayanan operasi
Bandar Udara adalah Terminal Service Officer bertanggung jawab
dalam memberikan rasa, kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran
kepada pengguna jasa di terminal bandara.

vii
Gambar 3.8 Unit TSO membereskan tempat kegiatan posko ramadhan

2. Memfasilitasi Pelayanan Terminal


Tujuan dari prosedur operasional dalam Terminal Service
Officer ini adalah untuk memastikan pelayanan bagi pengguna jasa
di terminal dengan tugas :
a) Memantau ketersediaan fasilitas di area gedung terminal
b) Memantau kondisi toilet, kantin dan musholah
c) Memantau kegiatan pelayanan Customer Service
d) Memantau ketersediaan petunjuk arah
e) Memantau pergerakan di terminal
f) Memantau pelayanan dibagian check in counter
g) Memantau kondisi parkiran dan petugas parkir
h) Mengawasi kegiatan pelayanan PORTER
i) Memastikan kelancaran flow kendaraan
Personel Terminal Service Officer (TSO) Bandar Udara SAMS
Sepinggan Balikpapan berjumlah 24 orang yang terdiri dari 4 orang
team leader dan 20 orang anggota tim. Dalam melakukan tugasnya
TSO dibagi menjadi 3 shift. Shift pagi dimulai pada pukul 08.00
WITA s.d. 14.00 WITA, shift siang dimulai pada pukul 14.00 WITA

vii
s.d. 20.00 WITA, dan shift malam dimulai pada pukul 20.00 WITA
s.d. 08.00 WITA Setiap shift dipimpin oleh seorang team leader dan 5
anggota tim.

Dalam hal ini kami taruna On Job Training (OJT) selama


berada di Terminal Service Officer (TSO) mengikuti serta mengamati
segala kegiatan TSO itu sendiri. Mulai dari pengecekan kondisi umum
terminal, pengecekan fasilitas, pengecekan suhu ruangan terminal,
pengecekan kebersihan dari segala ruangan di terminal bandara. Kami
juga mengamati cara penyelesaian masalah dari penumpang yang
memecahkan kaca di centralize karena terburu – buru serta marah saat
dilakukan pemeriksaan yang memerlukan waktu.

4.1.3 UNIT AIRPORT OPERATION CONTROL CENTER

Secara umum, Airport Operation Control Center (AOCC)


berfungsi sebagai suatu control center untuk mengawasi aktivitas
operasional di sisi udara (airside) dan sisi darat (landside) serta
mencakup seluruh aktivitas kedatangan dan keberangkatan di bandara.
AOCC di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan merupakan wadah
kolaborasi seluruh pemangku kepentingan di bandara yang terdiri dari
unsur 4A yaitu Airport Operator, Airline Operators, Air Navigation,
dan Authorities seperti bea cukai, imigrasi, karantina, kepolisian, dan
lainnya. Keberadaan seluruh perwakilan pemangku kepentingan
dalam satu ruangan yang sama, berdampak positif terhadap
pembuatan keputusan bersama mengenai berbagai hal operasional
yang dapat diambil secara cepat dan tepat sebagai pelaksanaan Airport
Collaborative Decision Making (A-CDM).

vii
Pengaturan operasional bandara yang lebih terkontrol dalam
satu kendali di AOCC dapat memaksimalkan layanan atas utilitas
bandara padat yang dikelola Angkasa Pura I. Hal ini pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi operasional bandara seperti
penghematan penggunaan lampu, pendingin ruangan, listrik dan
lainnya melalui pengelolaan penumpang di boarding gate atau area
check in secara efektif.

Secara lebih rinci AOCC bertujuan:

1. Sebagai pusat kontrol, koordinasi, dan kolaborasi antar unit serta


instansi dalam pengoperasian bandara;
2. Membangun kemampuan proses Airport Collaborative Decision
Making (seluruh stakeholder pada end to end process operasional
bandara untuk efektifitas operasional bandara untuk kondisi normal
maupun khusus/ situasional.
3. Pencapaian KPI On Time Performance (OTP) sehingga kapasitas,
sumber daya bandara dan ketersediaan slot time dapat digunakan
secara efektif dan efisien yang pada akhirnya memberikan
peningkatan kepuasan pengguna dan efisiensi di sisi penyelenggara
jasa penerbangan.
4. Menjaga 3S + 1C (Safety, Security, Service & Compliance) yang
diamanahkan pada UU no. 1 tahun 2009.

vii
Gambar 3.9 Pengoperasian AOCC di bagian airside dan landside

Personel AOCC Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan


terdiri dari personel AOCC Airside yang berjumlah 4 personel dan
personel AOCC Landside yang berjumlah 4 personel. Dalam
melaksanakan tugasnya personel AOCC memiliki masing – masing
shiftnya sesuai bagiannya. Personel AOCC Airside mengikuti shift
sesuai AMC yaitu dibagi 2 shift dan personel AOCC Landside
mengikuti shift sesuai TSO yaitu dibagi 3 shift.

Dalam hal ini kami taruna On Job Training (OJT) selama


bertugas di unit AOCC mengikuti, mengamati, serta membantu
personel disana. Kami selama di AOCC airside belajar bagaimana
caranya mengisi block on, block off pesawat, estimasi kedatangan
serta keberangkatan pesawat, menentukan parking stand pesawat, dll.
Kami selama di AOCC juga berkomunikasi menggunakan Handy
Talky (HT) atau telepon dengan beberapa petugas seperti AMC,
operator garbarata, petugas airlines. Kemudian pindah ke AOCC

vii
landside dan telah diajarkan beberapa materi seperti menentukan gate
pesawat saat penumpang melakukan boarding, memberikan
pengumuman boarding, second call, last call suatu pesawat. Kami juga
sering berkomunikasi dengan pihak airlines untuk memastikan jadwal
open gate, boarding, airborne pesawat.

4.1.4 UNIT APRON MOVEMENT CONTROL

Tugas dari AMC atau Apron Movement Control adalah


sebagai penanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
operasi penerbangan, pengawasan pergerakan pesawat udara, lalu
lintas kendaraan, orang dan barang, kebersihan di sisi udara serta
pencatatan data penerbangan dan penulisan laporan tugas.

Personel AMC sebagai pengatur pergerakan pesawat udara


(Apron Movement Control /AMC) sebagaimana dimaksud,
merupakan personel bandar udara yang memiliki lisensi dan rating
untuk melaksanakan pengaturan dan pengawasan terhadap ketertiban,
keselamatan pergerakan lalu lintas di apron serta pemarkiran atau
penempatan pesawat udara.

Fungsi Unit Kerja AMC :

1. Mengatur pergerakan pesawat udara dengan tujuan untuk


menghindarkan adanya tabrakan antara pesawat udara dan antara
pesawat udara dengan obstacle.
2. Mengatur masuknya pesawat udara ke apron dan
mengkoordinasikan pesawat udara yang keluar dari apron dengan
ADC.
3. Menjamin keselamatan dan kecepatan serta kelancaran
pergerakan kendaraan dan pengaturan yang tepat dan baik bagi
kegiatan lainnya.

vii
Kegiatan Pelayanan AMC

1. Menyiapakan aircraft parking stand allocation terlebih dahulu,


untuk memudahkan pemarkiran dan handling pesawat udara
bersangkutan.
2. Mengadakan pengaturan terhadap engine run up, aircraft towing,
memonitor start up clearence yang diberikan control tower untuk
meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas di apron.
3. Menyediakan marshaller dan follow me service.
4. Memberikan/menyebarkan informasi kepada para operator
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan adanya suatu kegiatan
yang sedang berlangsung yang berpengaruh terhadap kegiatan
operasi lalu lintas di apron.
5. Menyediakan dukungan dan bantuan bagi pesawat udara yang
sedang dalam keadaan emergency.
6. Membuat/mengadakan suatu pengaturan security seperti
identifikasi bagasi di parking stand, dll.
7. Mengadakan control terhadap disiplin di apron dengan
mengeluarkan ketentuan/aturan yang berkaitan dengan
pengemudi dan kendaraan yang beroperasi di apron.

vii
Gambar 3.10 Random check terhadap kendaraan Catering Lion oleh AMC

8. Menjamin kebersihan apron dengan melaksanakan dan


menetapkan suatu program inspeksi dan standar pencemaran yang
ketat.
9. Menjamin bahwa kondisi fasilitas penunjang di apron selalu
dalam keadaan baik setiap saat.
10. Mengoperasikan Aviobridge/Garbarata.

Personel Apron Movement Control (AMC) Bandar Udara


SAMS Sepinggan Balikpapan berjumlah 32 orang yang terdiri dari 4
orang team leader, 8 orang anggota AMC dan 20 orang operator
garbarata. Dalam melakukan tugasnya AMC dibagi menjadi 2 shift.
Shift pagi dimulai pada pukul 07.00 WITA s.d. 19.00 WITA,
sementara shift malam dimulai pada pukul 19.00 WITA s.d. 07.00
WITA. Setiap shift dipimpin oleh seorang team leader, 2 orang
anggota AMC dan 5 orang operator garbarata.

Dalam hal ini taruna On the Job Training (OJT) selama


bertugas di unit Apron Movement Control (AMC) mengikuti kegiatan
pemeriksaan keadaan apron, pemeriksaan terhadapan kelaikan Ground
Support Equipment (GSE), pengawasan pergerakan kendaraan di sisi
udara dan mengamati pengoperasian garbarata. Kami juga mengikuti
kegiatan inspeksi runway yang di terdiri dari beberapa unit, mulai dari
Airport Facility, Airport Rescue Fire Fighting (ARFF), dan AMC
sendiri.

4.2 JADWAL PELAKSANAAN OJT

vii
Pelaksanaan On The Job Training dilakukan selama tiga bulan
terhitung mulai tanggal 4 April 2019 sampai dengan 30 Juni 2019 di PT
Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional SAMS Sepinggan
Balikpapan

No Tanggal Kegiatan
1 5 April – 17 Mei Melaksanakan OJT di AVSEC
Melaksanakan OJT di Airport Operation &
2 27 Mei – 22 Juni
Service
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan OJT

Dalam pelaksanaan On the Job Training (OJT):

Waktu pelaksanaan OJT AVSEC dilaksanakan sesuai jam dinas atau jam staff
pada :

Hari Senin s.d. Jumat : pukul 08.00 WITA s.d. pukul 17.00 WITA

Istirahat : pukul 12.00 WITA s.d. pukul 13.30 WITA

Libur : Sabtu dan Minggu

Untuk waktu kegiatan OJT di Airport Operation & Service sesuai jam dinas atau
jam staff pada :

Hari Senin s.d. Kamis : pukul 08.00 WITA s.d. pukul 17.00 WITA

Istirahat : pukul 12.00 WITA s.d. pukul 13.30 WITA

Hari Jumat : shift malam pukul 20.00 WITA s.d 08 WITA

Libur : Sabtu dan Minggu

Selama kegiatan On the Job Training (OJT) berlangsung, taruna dibimbing serta
diawasi oleh Supervisor di masing – masing divisi.

vii
4.
4.3 PERMASALAHAN
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Sepinggan adalah salah satu unit pelaksana teknis dibawah PT. Angkasa
Pura I (Persero) yang melayani rute penerbangan domestik dan
internasional yang berlokasi di Balikpapan. Dimana terdapat banyak
aktivitas yang dilakukan di bandara sehingga wajib untuk melakukan
pemeriksaan keamanan bagi penumpang, orang, personel pesawat udara
dan barang yang akan masuk ke daerah keamanan terbatas dan/atau
ruang tunggu di gedung terminal bandara. Pergerakan-pergerakan harus
senantiasa dipantau, baik pergerakan pesawat maupun pergerakan-
pergerakan lainnya khususnya pengawasan di sisi udara.
Setelah melaksanakan kegiatan OJT di PT Angkasa Pura I
(Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan ini selama 3 bulan, ada beberapa
masalah yang penulis temukan di lapangan yang mempengaruhi
keamanan, keselamatan penerbangan dan efisiensi pemeriksaan
penumpang dan juga kurang maksimalnya kinerja dari para karyawan di
tiap-tiap unit yang penulis tempati.

Permasalahan 1

Penulis menemukan masalah di lapangan yang mempengaruhi dari


efisiensi keamanan penerbangan yaitu avsec yang masih memiliki lisensi
basic sudah di perbolehkan untuk mengoperasikan X-Ray .

Padahal sudah jelas bahwa pendidikan & pelatihan dasar bagi


Personel Keamanan, Meliputi :

vii
a. Basic Aviation Security (BASIC AVSEC)
Basic Avsec memiliki tugas yaitu untuk melihat profiling seseorang
yang tugasnya memeriksa orang secara manual, memeriksa tubuh,
melihat wajahnya, apakah ada sesuatu yang mencurigakan atau tidak,
pemeriksaan dari kaki sampai ke atas, itu Basic (Avsec).
b. Junior Aviation Security (JUNIOR AVSEC)
Junior Avsec memiliki tugas yaitu mengoperasikan perangkat X-Ray
dan memantaunya di monitor.
c. Senior Aviation Security (SENIOR AVSEC)
Senior Avsec bertugas sebagai supervisor, yaitu mengawasi cara
kerja para avsec secara keseluruhan.

Maka dari itu pada gambar diatas bisa dikenakan UU No.9 tahun
2009 Pasal 423 ,bahwa Personil bandara yang mengoperasikan dan /
memelihara fasilitas bandara tanpa memiliki lisensi atau sertifikat
kopetensi dipidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling
banyakRp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) (PS 423)

Permasalahan 2

Penulis menemukan hal yang bisa dianggap masalah pada saat OJT
di Apron Movement Control, masalahnya adalah kendaraa yang berjalan
di airside melebihi batas kecepatan yang ditentukan terutama pada service
road. Padahal masalah tersebut sudah diatur pada Kep. Dirjen Hubud
SKEP/140/VI/1999 Tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasion
Kendaraan di Sisi Udara. Pada aturan tersebut pasal 28 dikatakan setiap
pengemudi kendaraan di daerah pergerakan dilarang mengemudikan
kendaraan melebihi kecepatan maksimum yang ditentukan, yaitu:

1. di luar apron (access road) 40 km/jam;

vii
2. pada jalan-jalan dilingkungan perparkiran pesawat udara (Service Road
25 km/ jam;

3. di daerah make-up / break down area 15 km/jam;

4. pada daerah lingkungan perparkiran pesawat udara (apron) 10 km/jam;

4.4 PENYELESAIAN MASALAH

Penyelesaian Masalah 1

Dari masalah tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hal itu


terjadi karena kurangnya Sumber Daya Manusia yang profesional dan
mempunyai Lisensi junior . Para supervisor terpaksa membiarkan hal
tersebut dikarenakan kurangnya personil avsec. Pemecahan masalah
menurut pemikiran penulis adalah dengan :

1. Menambah Personel Avsec yang lebih professional dan paham regulasi.


2. Memberikan pendidikan kepada basic avsec agar dapat menjadi junior
avsec.
3. Mengingatkan kembali kepedulian kita terhadap keamanan
penerbangan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
4. Menjaga kualitas pelayanan serta peningkatan kepedulian (awareness)
terhadap keamanan penerbangan.

Penyelesaian Masalah 2

Dari permasalahan tersebut penulis diambil kesimpulan bahwa hal


itu terjadi karena kurangnya profesionalisme petugas di sisi udara
akibatnya mereka terburu – buru dalam melakukan sesuatu. Pemecahan
masalah menurut penulis dapat di tangani dengan :

vii
1. Memasang Speed Gun pada tempat tertentu dengan AMC sebagai
monitoring. Kemudian apabila ditemukan melebihi batas bisa langsung
melakukan pengecekan disertai pengecekan lanjut.
2. Menambah personel AMC untuk memantau pergerakan kendaraan di
sisi udara.
3. Meningkatkan kembali intensitas patroli di sisi udara

vii
On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

BAB V
PENUTUP

4
5
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan terhadap Permasalahan
Selama melaksanakan On The Job Training (OJT) taruna/I
banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bekerja di
lapangan. Taruna/I juga banyak menemukan masalah, diantaranya
yang penulis paparkan di Bab III. Karena adanya permasalahan
tersebut taruna/I jadi mendapatkan pengetahuan bagaimana masalah
itu bisa terjadi atau penyebab masalah itu dan bagaimana cara
menyelesaikan masalah tersebut.
Prosedur dapat diterapkan asal tidak menyimpang dari
peraturan baku yang telah ditetapkan serta sesuai untuk kondisi kerja
di lokasi tersebut. Karena diperlukan sistem regulasi atau peraturan
dan prosedur yang baik dan sesuai dengan kondisi lapangan, serta
pemberian pelayanan sebagai mana mestinya dan maksimal.
Dari masalah yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya
dapat diambil kesimpulan bahwa hal itu terjadi karena kurangnya
Sumber Daya Manusia yang professional serta kurangnya
pengawasan. Akibatnya para supervisor terpaksa membiarkan hal
tersebut dikarenakan kurangnya personil avsec. Kemudian untuk di
sisi udara karena pengawasan yang kurang akibatnya para petugas
merasa tidak diawasi dan berbuat seenaknya.
Penulis berharap agar dapat dijadikan evaluasi bagi PT
Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan untuk meningkatkan sistem

Manajemen Transportasi Udara 44 Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

keamanan dan keselamatan penerbangan. Penulis menyadari adanya


kekurangan dalam penyusunan laporan OJT ini dan mengharapkan
kritik dan saran yang dapat membangun bagi kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca di masa
yang akan datang.
5.1.2 Kesimpulan pelaksanaan On the Job Training
Salah satu syarat kelulusan bagi taruna adalah On The Job
Training (OJT) dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kurikulum
pada tiap-tiap Program Studi dan berfungsi untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang didapat selama mengikuti
perkuliahan ke dalam dunia kerja nyata baik di bandar udara maupun
di perusahaan atau industri sesuai bidang terkait.
On The Job Training merupakan suatu kegiatan Tridarma
Perguruan Tinggi (Pendidikan , Penelitian dan Pengabdian ) untuk
lebih mengenal dan menambah wawasan dan ruang lingkup pekerjaan
sesuai bidangnya, disamping itu mendorong taruna untuk menjadi
individu yang kompeten dan mampu bersaing karena mempunyai
sertifikat kompetensi sesuai standar nasional dan internasional .
Kami sudah sangat terbantu dengan adanya kegiatan OJT ini.
Personel di bandar udara Sepinggan sangat tanggap terhadap keluhan
ataupun pertanyaan seputar pelaksanaan OJT dan pemaparan yang
diberikan sesuai dengan pelajaran yang kami dapat di kelas
sebelumnya. jadi kami tidak perlu khawatir terhadap kekeliruan
informasi atau apapun yang dapat merugikan dalam pelaksanakan
OJT. Para Pegawai dan Staff sangat membantu saya untuk mengetahui
dan mempelajari seluk beluk tentang AVSEC, TSO, AOCC, dan
AMC.
5.2 Saran

Manajemen Transportasi Udara 45 Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

Ada beberapan saran yang dapat disimpulkan dari Pelaksanaan On The


Jon Training di Bandara International SAMS Sepinggan dalam pelayanan,
keselamatan dan keamanan penerbangan, yaitu
1. Perlunya dukungan terhadap fasilitas teknologi dan fasilitas bandar udara
yang lebih baik dari sebelumnya . Karena menurut penulis ada beberapa
alat-alat yang di gunakan sudah terlalu tua dan perlu di Upgrade lagi agar
pelayanan menjadi maksimal . Tidak hanya Fasilitas Alat , SOP yang
digunakan juga perlu di Update lagi karena setiap tahun perkembangan
terus meningkat .
2. AVSEC adalalah personel keamanan penerbangan yang tugasnya penting
di bandara dari sisi luar maupun dalam. Saya menyarankan untuk
menambah keamanan dengan mengadopsi keamanan TSA di luar negeri
yaitu menggunakan hewan pelacak di bagian perimeter agar lebih
memperketat keamanan di akses masuk sisi udara. Setelah mengamati
bahwa SDM punya sifat yang sering berubah yang mengakibatkan kinerja
yang berubah – ubah juga. Dari sana lah saya berpikiran untuk
meningkatkan keamanan dengan hewan pelacak. Bukan hanya di
perimeter, mungkin di terminal dan screening bisa menggunakan hal
tersebut untuk menambah keamanan.
3. Airside adalah tempat vital dimana seluruh kegiatan pergerakan pesawat
dilakukan. Saya terpikirkan bahwa dibagian ini diperlukan SDM yang
unggul dan professional dikarenakan sedikit kesalahan dapat
menimbulkan masalah yang fatal dan dapat merugi dengan dana yang
banyak. Maka dari itu untuk bagian diharapkan dapat menyaring lagi
pegawai maupun petugas yang unggul dan profesional.
4. Wilayah Bandara yang sangat luas tidak memungkinkan untuk dipelajari
hanya 1-2 minggu di setiap unit . Jadi penulis menyarankan agar adanya
penambahan jangka waktu pelaksanaan On The Job Training agar dapat
menambah pengalaman untuk menghasilkan output dan budaya aman,
nyaman, efektif dan efisien pada dunia kerja nantinya.

Manajemen Transportasi Udara 46 Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman On The Job Training, Politeknik Penerbangan Surabaya. 2016.


Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan
International Civil Aviation Organization (ICAO). Aerodrome,Annex 14
Volume 1 Aerodrome Design and Operations.
International Civil Aviation Organization (ICAO).Security,Annex 17.
International Civil Aviation Organization (ICAO).The Safe Transport of
Dangerous Goods by Air,Annex 18.
International Civil Aviation Organization (ICAO).Facilitation,Annex 9.
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia. PM 94 Tahun 2016
tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional.
2016.
Informasi umum PT Angkasa Pura 1 https://ap1.co.id/id
Sejarah terbentuknya Angkasa Pura 1 https://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa_Pura_I
Informasi umum Bandar Udara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Sultan_Aji_Muhammad_S
ulaiman
KP 262 Tahun 2017
Tentang standar teknis dan operasional peratuan keselamatan
penerbangan sipil bagian 139 (Manual Of Standard CASR – Part 139 Volume 1
Aerodrome)
SKEP/140/VI/1999
Tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasion Kendaraan di Sisi Udara
SKEP 2765/XII/2010 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang,
Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
dan Orang Perseorangan

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

LAMPIRAN

JURNAL PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pelaksanaan OJT Harian

Nama : Surya Aji Santosa

NIT : 30617022

Lokasi/OJT : PT. Angkasa Pura 1 Bandara Internasional SAMS Sepinggan


Balikpapan

No. Tanggal Uraian Kegiatan


1. Kamis, 4 April 2019 Taruna tiba di lokasi dan diserahterimakan oleh
dosen pengatar kepada pihak bandara.
2. Jumat, 5 April 2019 -Pembagian divisi Avsec dan Operasi.
-Taruna menuju kantor otban untuk pengarahan
pembuatan pas bandara.
3. Senin, 8 April 2019 -Pengisian form pas bandara di kantor AP.
-Menuju Divisi Aviation Security untuk
mendapatkan pengarahan serta orientasi
kegiatan AVSEC di bandara.
4. Selasa, 9 April 2019 Sosialisasi Security Awareness oleh pihak otban
dan penerimaan pas bandara.
5. Rabu, 10 April 2019 -Pembagian jadwal OJT dengan mengikuti jam
kerja kantor di Divisi Avsec.
-Menuju Posko Perimeter untuk memantau
kegiatan pertama di Avsec.
-Perkenalan di unit Avsec Perimeter.
6. Kamis, 11 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Jaga Posko Perimeter Avsec.
-Mengamati kegiatan pemeriksaan orang serta

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

kendaraan yang masuk ke daerah airside.


-Mengikuti inspeksi di tol gate masuk
dikarenakan status siaga pemilu.
7. Jumat, 12 April 2019 Jam Operasional (08.00-15.30) :
-Mengikuti patroli avsec perimeter di seluruh
area bandara kecuali terminal.
-Mengatasi pelaporan layang-layang oleh tower.
8. Senin, 15 April 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Pindah jaga di avsec kargo.
-Orientasi kegiatan avsec kargo di ingoing dan
outgoing barang.
9. Selasa, 16 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Mengamati pengecekan pegawai kargo.
-Belajar penggunaan X-ray dan Handheld Metal
Detector.
-Mengamati alur pengiriman barang kargo.
10. Kamis, 18 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Mengamati alur pengiriman barang kargo dari
terminal kargo hingga ke pesawat.
11. Senin, 22 April 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Pindah unit Airport Security Screening (ASS)
-Mengamati serta membantu kegiatan avsec di
bagian Out Of Gauge (OOG) dari pengecekan
barang, pencocokan label dan meloloskan
barang ke pesawat.
12. Selasa, 23 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Mengamati serta membantu kegiatan avsec
ASS di bagian centralize atau SCP dari
pengecekan orang dan barang secara detail.
13. Rabu, 24 April 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

- Mengamati serta membantu kegiatan avsec


ASS di bagian SCP international serta centralize.
14. Kamis, 25 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Mengamati serta membantu kegiatan avsec
ASS di bagian transit.
15. Jumat, 26 April 2019 Jam Operasional (08.00-15.30) :
- Mengamati serta membantu kegiatan avsec
ASS di bagian Rekonsilasi yang tugasnya
pengawasan dan pengecekan barang saat turun
check in ke make up.
16. Senin, 29 April 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Mengamati kegiatan avsec ASS di bagian Hold
Baggage Screening (HBS) yang tugasnya
sebagai pengecek barang yang ada di
rekonsilasi.
17. Selasa, 30 April Jam Operasional (08.00-16.30) :
2019 -Mengatur flow penumpang di centralize dan
akses transit.
18. Kamis, 2 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut membantu membongkar barang di
rekonsilasi dikarenakan ada powerbank di dalam
bagasi.
19. Jumat, 3 April 2019 Jam Operasional (08.00-15.30) :
- Ikut mengecek barang bagasi di HBS untuk di
loloskan ke make up area.
20. Senin, 6 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Pindah ke unit Avsec Terminal
- Ikut patroli keliling daerah terminal bandara.
21. Selasa, 7 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

-Mengamati serta membantu kegiatan di akses


karyawan dengan mengecek pas bandara.
22. Rabu, 8 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut Walking Patrol (WP) di daerah lantai 1,
23. Kamis, 9 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut WP bersama polisi K-9 keseluruh area
terminal bandara.

24. Jumat, 10 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-15.30) :


-Mengamati serta membantu penjagaan di
arrival gate
25. Senin, 13 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Mengamati penangkapan kasus pencurian HP
serta mengintrogasi
26. Selasa, 14 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut membantu WP dan daily test alat screening
di SCP regu Terminal
27. Rabu, 15 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Belajar dalam kegiatan monitoring di CCTV
Terminal
28. Kamis, 16 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Belajar kegiatan playback atau mengulang
kejadian apabila ada insiden melalui CCTV
Terminal
29. Jumat, 17 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-15.30)
-Memantau kegiatan di terminal bandara melalui
CCTV
30. Senin, 20 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

-Pindah ke unit Terminal Service Officer


-Mengamati kerja AOCC Landside dengan
monitoring waktu di checkin, gate, dan baggage
stand
31. Selasa, 21 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut berkeliling di daerah Oscar 3 atau Waiting
Room sekaligus mengeccek kondisi fasilitas dari
toilet, kursi, fids, suhu, dll
-Menghitung Level of Service (LOS) di
centralize
32. Rabu, 22 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Ikut berkeliling di Oscar Landside atau daerah
bandara meliputi tempat parker, tol gate,
bandara lama, drop & pick up zone.
-Mengecek fasilitas di area landside dan
menghitung Level of Service (LOS)

33. Kamis, 23 Mei .2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Ikut berkeliling di Oscar 1 atau ground floor
seerta mengecek fasilitas di toilet, pick up zone,
suhu ruangan, kantor airline, baggage claim,
lobby, makeup area.
-Menghitung Level of Service di Pick up zone

34. Jumat, 24 Mei 2019 Shift Malam (20.00-08.00)


-Kegiatan keliling malam di Oscar Landside
serta mengecek fasilitas dan menghitung Level
of Service di tol gate masuk dan keluar.

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

35. Senin, 27 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Kegiatan keliling Oscar 4 atau lobby
keberangkatan.
-Mengecek fasilitas di lobby keberangkatan serta
menghitung Level of Service di check in area
36. Selasa, 28 Mei 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Kegiatan keliling di Oscar 2 atau lantai
mezzanine dengan mengecek fasilitas ruangan,
fasilitas di lorong avio, toilet, dll
-Menghitung Level of Service di bea cukai

37. Senin, 10 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Pindah unit Airport Operation Control Center
(AOCC)
-Belajar block on dan block off disaat pesawat
masuk parkir dan keluar

38. Selasa, 11 Juni 2019 -Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Belajar berkomunikasi di AOCC Airside
dengan telepon pada pihak yang membutuhkan
informasi tentang ploting parking stand serta
pengisian estimasi dan actual arrival time.

39. Rabu, 12 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Belajar di AOCC Airside mengisi data ACDM
untuk laporan yang isinya Arival (Aircraft ID,
Operator, Type, Registrasi, Origin, Destinasi,
STA, ELT, TMO, ATA, On block, Bay) dan
Departure (Aircraft ID, Operator, Type,

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

Registrasi, Origin, Destinasi, STD, ETD, off


block, ATD)
40. Kamis, 13 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :
-Kegiatan AOCC Landside mengisi waktu open
check-in.
-Menginfokan boarding, second call, last call
dan pemberian remarks
--Kegiatan AOCC Landside mengangkat untuk
melanjutkan request (perubahan jadwal, gate,
delay, dll)

41. Jumat, 14 Juni 2019 Shift Malam (20.00-08.00) :


-Kegiatan AOCC malam plotting parking stand,
membuat flight schedule, checkin schedule,
baggage belt.

42. Senin, 17 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Pindah unit AMC
-Kegiatan rutin pengecekan sisi udara dari
apron, service road, garbarata, storage, taman,
make up area, breakdown area, hanggar, access
road, parking stand, dll
-Runway Inspection, monitoring airport
facilities dalam pengecekan kondisi runway

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

43. Selasa, 18 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Kegiatan di AMC mengisi sheet operator
garbarata dan melanjutkan request lewat telepon.
-Memahami kerja administrasi AMC

44. Rabu, 19 Juni 2019 Jam Operasional (08.00-16.30) :


-Kegiatan di SUB AMC mengamati dan mengisi
kegiatan di apron B dan apron C yang berisi
helicopter dan pesawat sekelas ATR dan Cesna.
-Melakukan kegiatan random check terhadap
petugas disisi udara dengan mengecek TIM,
Pass, kondisi kendaraan, beacon, apar, dll.

45. Kamis, 20 Juni 2019 Shift Malam (20.00-08.00)


-Kegiatan rutin pengecekan sisi udara.
-Belajar mengoperasikan garbarata.

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

LAMPIRAN

FOTO KEGIATAN ON JOB TRAINING

Pemberian materi tentang avsec di akses masuk airside

Pemberian materi avsec tentang penanganan barang di bagian Rekonsilasi

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

Kegiatan avsec perimeter dalam mengecek kendaraan yang akan masuk ke daerah
sisi udara (airside)

Kegiatan avsec perimeter di bagian cargo dalam pengecekan barang yang dating

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

Kegiatan pengisian block on dan block off pesawat di Airport Operation Control
Center (AOCC)

Kegiatan inspeksi runway Aiport Facility didampingi oleh AMC dan ARFF

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya


On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan

Kegiatan Operator Garbarata dalam undocking garbarata saat pesawat akan


pushback

Kegiatan avsec dalam pengecekan petugas yang bekerja pada bagian make up area
di sisi udara

Manajemen Transportasi Udara Politeknik Penerbangan Surabaya

Anda mungkin juga menyukai