Disusun Oleh :
Disusun Oleh:
SURYA AJI SANTOSA
NIT. 30617022
Disusun Oleh:
Menyetujui,
Airport Operation & Services Airport Security
Department Head Department Head
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan On The
Job Training (OJT), di PT.Angkasa Pura 1 Bandara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan mulai tanggal 4 April 2019 hingga
tanggal 21 Juni 2019 dan menyelesaikan laporan On The Job Training ini.
Laporan On The Job Training ini merupakan salah satu syarat yang harus
dipenuhi setelah melaksanakan praktek kerja di PT.Angksa Pura 1 bandara
Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan. Dalam
penulisan laporan On The Job Training ini, terdapat beberapa kendala yang
sedikit menghambat proses penulisannya. Namun berkat bantuan dari beberapa
pihak maka akhirnya laporan ini dapat diselesaikan. Oleh Karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan Pelaksanaan OJT .......................................... 3
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI OJT
2.1 Sejarah Singkat ............................................................................ 5
2.1.1 Sejarah singkat PT Angkasa Pura I ................................ 5
2.1.2 Sejarah Singkat Bandara Internasional Sepinggan......... 8
2.2 Data Umum Bandar Udara........................................................... 9
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan................................................... 12
BAB III TINJAUAN TEORI
3.1 Bandar Udara................................................................................ 17
3.2 Terminal Bandara......................................................................... 17
3.3 Apron.......................................................................................... 19
3.4 Aviation Security......................................................................... 20
3.5 Apron Movement Control............................................................ 21
BAB IV PELAKSANAAN OJT
4.1 Ruang Lingkup Pelaksanaan OJT................................................. 24
4.1.1 Unit Aviation Security ................................................... 24
4.1.2 Unit Terminal Service Officer........................................ 33
4.1.3 Unit Airport Operation Control Center .......................... 35
4.1.4 Unit Apron Movement Control....................................... 38
4.2 Jadwal Pelaksanaan OJT ............................................................. 40
4.3 Permasalahan ............................................................................ 41
4.4 Penyelesaian Masalah ................................................................. 43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 44
5.1.1 Kesimpulan terhadap permasalahan ............................... 44
5.1.2 Kesimpulan pelaksanaan On Job Training...................... 45
5.2 Saran ........................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………. 46
LAMPIRAN……………………………………………………………….... 47
Halaman
Gambar 2.1 Layout Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan................ 10
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT.Angkasa Pura I...................................... 12
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura 1 Bandara......................
Internasional SAMS Sepinggan............................................................. 15
Gambar 3.1 Kegiatan patroli sebagai Terminal Protection Security.............. 26
Gambar 3.2 Monitoring CCTV...................................................................... 26
Gambar 3.3 Pemeriksaan kendaraan memasuki airside................................. 26
Gambar 3.4 Patroli di publik área dan sisi udara........................................... 27
Gambar 3.5 Flow chart pemeriksaan kendaraan memasuki airside............... 27
Gambar 3.6 Flow chart Drop zone dan Pick Up Zone................................... 28
Gambar 3.7 Pengecekan penumpang di area SCP......................................... 31
Gambar 3.8 Unit TSO membereskan tempat kegiatan posko ramadhan…… 34
Gambar 3.9 Pengoperasian AOCC di bagian airside dan landside............... 37
Gambar 3.10 Random check terhadap kendaraan Catering Lion oleh AMC. 39
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan OJT................................................................ 40
PENDAHULUAN
vii
Diploma III Komunikasi Penerbangan (KP) Diploma III Teknik Bangunan
dan Landasan (TBL).
Salah satu syarat kelulusan bagi taruna adalah On the Job Training
(OJT) dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan kurikulum pada tiap-tiap
Program Studi dan berfungsi untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang didapat selama mengikuti perkuliahan ke dalam dunia
kerja nyata baik di bandar udara maupun di perusahaan atau industri sesuai
bidang terkait.
Dengan adanya praktek kerja lapangan, nantinya diharapkan para
calon tenaga di bidang manajemen transportasi udara ini, dapat menerapkan
ilmu pengetahuan, mengembangkan daya pikir dan melakukan penalaran dari
permasalahan-permasalahan kompleks yang timbul dan dihadapi pada saat
melaksanakan On the Job Training. Dengan menganalisa serta mengambil
keputusan secara cepat, tepat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas pemberian layanan tranportasi udara. On the Job Training dapat
didefinisikan sebagai latihan kerja pada suatu Bandar Udara yang telah
ditentukan, sekaligus mencetak sumber daya manusia (SDM) yang terampil
cakap dan ahli sesuai persyaratan yang berlaku. Proses pendidikan dan
pelatihan diberikan dengan metode tatap muka dikelas dan praktek di
laboratorium serta mengaplikasikan teori yang didapat di kelas didalam
kegiatan On the Job Training. Dengan adanya praktek kerja lapangan,
nantinya diharapkan para calon tenaga di bidang manajemen transportasi
udara ini, dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mengembangkan daya pikir,
dan melakukan penalaran dari permasalahan-permasalahan kompleks yang
timbul dan dihadapi pada saat melaksanakan On the Job Training. Dengan
menganalisa serta mengambil keputusan secara cepat, tepat dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan tugas pemberian layanan tranportasi udara. On
the Job Training dapat didefinisikan sebagai latihan kerja pada suatu Bandar
Udara yang telah ditentukan, sekaligus mencetak sumber daya manusia
(SDM) yang terampil cakap dan ahli sesuai persyaratan yang berlaku. Proses
pendidikan dan pelatihan diberikan dengan metode tatap muka dikelas dan
vii
praktek di laboratorium serta mengaplikasikan teori yang didapat di kelas
didalam kegiatan On the Job Training.
Perkembangan dan pertumbuhan industri penerbangan tersebut tidak
terlepas dari peningkatan jumlah pengguna jasa transportasi udara. Beberapa
alasan konsumen pengguna jasa transportasi udara, diantaranya untuk
kepentingan bisnis, kepentingan pariwisata, dan berbagai urusan lainnya.
Dilihat dari aspek penyelenggaraan penerbangan terdapat dua bentuk kegiatan
penerbangan, yaitu penerbangan komersil dan penerbangan nonkomersil.
Penerbangan komersil atau niaga merupakan bentuk transportasi udara yang
mengenakan biaya bagi penggunanya. Jaminan keselamatan penerbangan
merupakan faktor utama yang sangat penting dalam dunia penerbangan.
Dalam hal tersebutpemerintah berperan untuk melakukan sertifikasi pesawat
dan mengembangkan infrastruktur transportasi udara. Maka perlu adanya
suatu upaya dan langkah-langkah nyata untuk meningkatkan kualitas,
profesionalisme, produktifitas serta etos kerja yang tinggi terhadap sumber
daya manusia yang ada.
vii
1. Terwujudnya lulusan yang mempunyai sertifikat kompetensi sesuai
standar nasional dan internasional.
2. Terciptanya lulusan transportasi udara yang memiliki daya saing tinggi
di lingkup nasional dan internasional.
3. Memahami budaya kerja dalam industri penyelenggaraan pemberian
jasa dan membangun pengalaman nyata memasuki dunia industri
(penerbangan)
4. Membentuk kemampuan taruna dalam berkomunikasi pada materi/
subtansi keilmuan secara lisan dan tulisan (laporan On The Job Training
(OJT) dan Tugas Akhir)
5. Untuk melatih kerjasama taruna dengan personil lain, maupun pada unit
– unit yang lain. Sehingga tercipta suasana teamwork dan pribadi yang
disiplin dengan tanggung jawab yang tinggi.
vii
BAB II
vii
Secara bertahap, Pelabuhan Udara Ngurah Rai (Denpasar),
Pelabuhan Udara Halim Perdanakusumah (Jakarta), Pelabuhan Udara
Polonia (Medan), Pelabuhan Udara Juanda (Surabaya), Pelabuhan
Udara Sepinggan (Balikpapan), dan Pelabuhan Udara Hasanuddin
(Ujungpandang) kemudian berada dalam pengelolaan PN Angkasa
Pura. Selanjutnya, berdasarkan PP Nomor 37 tahun 1974, status badan
hukum perusahaan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum).
vii
7. Bandara Syamsudin Noor - Banjarmasin
Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak
perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura
Properti, PT Angkasa Pura Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT
Angkasa Pura Retail.
1.VISI Perusahaan
2 MISI Perusahaan
vii
Sebagai salah satu perusahaan kebandarudaraan terbesar di
Indonesia, PT.Angkasa Pura I memiliki tujuan menjadi The Best 10
Airport Operators in Asia. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
adalah :
vii
Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (IATA: BPN,
ICAO: WALL) adalah bandar udara yang melayani penerbangan untuk
Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandar udara ini dioperasikan
oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997.
Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4
terbesar dari 14 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I. Rencana
pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini
terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran dan
mini market.
vii
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada tahun
1960. Bandar udara ini akhirnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I
(sekarang PT Angkasa Pura I) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)
No.1 pada tanggal 9 Januari 1987.
vii
Gambar 2.1 Layout Bandar Udara SAMS Sepinggan Balikpapan
vii
Taxiway -Taxiway A
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway B
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway C
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway D
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway E
Width : 23 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway F
Width : 33 m
Surface : Aspahlt
PCN : 90 F/B/X/T
-Taxiway G
Width : 23 m
Surface : Concrete
PCN : 78 R/C/X/T
-Taxiway NP
Width : 23 m
vii
Surface : Aspahlt
PCN : 76 F/B/X/T
Apron -Apron A
Surface : Concrete
PCN : 63 R/C/X/T
-Apron B
Surface : Concrete
PCN : 75 R/C/X/T
-Apron C
Surface : Concrete
PCN : 76 R/C/X/T
Direksi PT. Angkasa Pura 1 yang bertugas terdiri atas 6 direktur yang
dipimpin oleh seorang Direktur Utama. Adapun susunan direksinya adalah
sebagai berikut:
vii
8 1 11
9 12
2 3 4 5 6 7
10 13
14 17 20 23 26
15 18 21 24 27
16 19 22 25 28
29 31 33 35 36 38 40 42
30 32 34 37 39 41
vii
15. Safety, Health & Environment Group Head
16. Airport Security Group Head
17. Airport Facillities & Readiness Group Head
18. Airport Equipment Readiness Group Head
19. Project Management Office Group Head
20. Business Development Group Head
21. Aviation Marketing Group Head
22. Non Aviation Marketing Group Head
23. Accounting Group Head
24. Finance Group Head
25. Information Technology Group Head
26. Human Capital Group Head
27. Training and Development Group Head
28. General Affair Group Head
29. General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali
30. General Manager Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin
31. General Manager Bandara Juanda Surabaya
32. General Manager Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan
33. General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado
34. General Manager Bandara Sultan Hassanudin Makassar
35. General Manager Bandara Adisutjipto Yogyakarta
36. General Manager Bandara Adi Soemarno Solo
37. General Manager Bandara Lombok Praya
38. General Manager Bandara Achmad Yani Semarang
39. General Manager Bandara El Tari Kupang
40. General Manager Bandara Pattimura Ambon
41. General Manager Bandara Frans Kaisiepo Biak
42. General Manger Bandara International Yogyakarta
vii
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura 1 Bandara Internasional
SAMS Sepinggan Balikpapan
vii
Airport Equipment Readness Department Head : Erik Susanto
Airport Facilities Readness : Sugito
Sales Department Head : Iwan S. Libere
Information Comm. Techn. Department Head : Wida Budi Permono
Finance Department Head : Sjamsuddin
Shared Service Department Head : Ida B.K. Juliadnyana
CS & Hospitality Section Head : Novita Milana
Airport Operation Airside Section Head : Yudi Harri Prasetyo
Airport Operation Landside & Terminal : Putu Gunantara
Section Head
Airport Rescue Fire Fighting Section Head : I Made Madi
Airport Security Screening Section Head : Teguh Istanto
Terminal Protection Security Section Head : Dwi Retmoko
Non Terminal Protection Security Section Head : Aris Taufan
SMS & Occupational Safety Health Section Head : Hari Tugas P.
Quality Management Section Head : Dhani H.I
Risk Management Section Head : Happy P.
Mechanical Section Head : Supriyanto
Electrical Section Head : Aris Munandar
Non Terminal Airside Section Head : Prasojo Nur Putranto
Non Terminal Landside Environment Section Head : -
Terminal Building Section Head : Fendhi Rahmadi
Aviation & Cargo Sales Section Head : Agus Ariansjah
Property Advertising Section Head : Mat Saleh
Retail, Food & Beveradge Section Head : Taufik Permana
CSR Section Head : Edwin Khristian
Application Operation & Support Section Head : Joddy Suryanto
Airport Tech.Network Opr & Support Section Head : Tarjono
Accounting Section Head : Minda Aviani
vii
Treasury Section Head : Wenty Anggraeni
Accounting Receiveble Section Head : Juni Setio W.
Human Capital Section Head : Votia Andra
General Affair Section Head : Erwin Yusfa
Aset Management Section Head :-
Communication & Legal Section Head : Andanina
vii
BAB III
TINJAUAN TEORI
vii
Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan
berganti-ganti, tergantung konfigurasi bandara.
vii
dalam pembangunan terminal. Dimana di ujung yang satu
merupakan tempat pesawat diparkir dan ujung yang satunya lagi
merupakan tempat bus-bus bandara diparkir. Walaupun
penumpang harus menempuh perjalanan yang cukup jauh antara
pesawat menuju tempat bus diparkir, namun dapat mengurangi
waktu tempuh dari check in counter hingga menuju pesawat.
3.3 APRON
Apron adalah suatu daerah atau tempat di bandar udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan
penumpang, kargo, pos, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan
pesawat udara. (SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan dan Tata Tertib
Bandar Udara). Di area apron membutuhkan petugas yang sigap dan
tanggap karena tidak gampang untuk menentukan parkir pesawat. Petugas
tersebut sering disibut dengan AMC. Apron Movement Control adalah
unit yang bertugas menentukan tempat parker pesawat setelah menerima
estimate dari unit ADC (Tower). Sebelum menentukan Parking Stand
pesawat unit AMC harus Sinkronisasi kebijakan antara pemerintah pusat
dan daerah menuntut pemerintah harus dapat memberikan ilmu
pengetahuan terkini tentang peraturan penerbangan menyangkut
operasional penerbangan berkaitan dengan keselamatan penerbangan.
vii
di luar apron (access road) 40 km/jam;
pada jalan-jalan lingkungan perparkiran pesawat udara (service road) 25
km/jam
di daerah make-up / break down area 15 km/jam;
pada daerah lingkungan perparkiran pesawat udara (apron) 10 kmjam:
vii
Menempatkan atau menjalankan kendaraannya di depat pesawat udara
yang sedang bergerak atau ditarik
Menempatkan atau mengemudikan kendaraan pada jarak kurang dari 8
meter di depan atau 80 meter di belakang mesin jet yang dalam keadaan
hidup
Melakukan perbaikan kendaraan
aman.
melindungi diri.
menghindarkan diri.
vii
Lisensi atau surat ijin dari pemerintah untuk melakukan tugasnya
sebagai seorang AVSEC.
1. Keselamatan Penumpang.
2. Keselamatan awak pesawat.
3. Keselamatan personil didarat.
4. Keselamatan umum lainnya
vii
pemarkiran yang telah ditetapkan. Dapat ditambahkan bahwa dalam
operasi AMC ikut serta mencegah kemungkinan masuknya kendaraan
yang tidak diwenangkan/ tidak berhati-hati disisi udara.
vii
g. Fungsi pengawasan meliputi :
1. Penerbitan Tanda Ijin Mengemudi (TIM) kendaraan
kepada pengemudi yang berhak, dan pemeriksaan
sewaktu-waktu dilapangan.
2. Pemberian tanda stiker / logo bagi kendaraan operasional
yang berhak, dan pemeriksaan sewaktu-waktu dilapangan.
3. Pengawasan atas jalannya lalu-lintas kendaraan dan
personil di sisi udara (air side).
4. Inspeksi atas semua instalasi dan peralatan yang
merupakan bagian dari fasilitas di apron.
vii
BAB IV
vii
maka sudah dinyatakan memiliki kompetensi untuk melaksanakan
tugas pengamanan penerbangan oleh Direktur Jendral Perhubungan
Udara.
vii
b. Pemeriksaan Khusus Personel Bandar Udara Beserta Barang
Bawaan;
c. Pemeriksaan Barang Konsesioner.
d. Pengawasan Pintu – Pintu ke Daerah keamanan terbatas/pintu
boarding.
e. Patroli daerah keamanan terbatas
f. Patroli Loby Terminal.
g. Pengoperasian CCTV.
vii
Gambar 3.3 Pemeriksaan kendaraan masuk ke airside
vii
Gambar 3.5 Flow chart pemeriksaan kendaraan memasuki airside
vii
Airport Security Screening section ini adalah petugas yang
memeriksa penumpang maupun barang di beberapa tempat, yaitu :
Security Check Point
Out Of Gauge (OOG) Screening
Rekonsilasi
Hold Baggage Screening (HBS)
Di Security Check Point ini terdapat alat pemeriksaan
keamanan, yaitu Gawang Detektor Logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) & X-ray Conveyor Belt. Setiap penumpang,
personel pesawat udara dan orang perseorangan wajib melepas
mantel, jaket, topi, ikat pinggang, ponsel, jam tangan, kunci dan
barang-barang yang mengandung unsur logam dan meletakan kedalam
tas atau wadah (tray) yang disediakan dan diperiksa melalui mesin x-
ray dan diatur oleh personel keamanan bandar udara yang bertugas
sebagai pengatur arus masuk penumpang, personel pesawat udara dan
orang perseorangan serta barang bawaan.
Apabila alarm gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) berbunyi, petugas keamanan bandar udara
(AVSEC) berhak untuk meminta penumpang untuk kembali
memeriksa dan melepas barang yang dibawa atau digunakan serta
meminta penumpang / personel pesawat mengulang kembali
pemeriksaan melalui gawang detektor logam (Walk Through Metal
Detector / WTMD) dan juga pemeriksaan manual secara menyeluruh.
Jika Anda membawa benda tajam atau pun senjata api,
laporkan kepada petugas untuk didaftarkan pada bagasi tercatat atau
security items. Pemeriksaan ini merupakan sebuah keharusan karena
berkaitan dengan keselamatan dan keamanan penerbangan.
Dalam hal ini Peserta On The Job Training (OJT) melakukan
praktek lapangan tentang tata cara pemeriksaan keamaaan di area SCP
Terminal bandar udara internasional SAMS Sepinggan Balikpapan.
vii
Pada daerah SCP taruna On The Job Training (OJT) melaksanakan
pemeriksaan penumpang, personel pesawat udara dan barang bawaan
dan orang perseorangan yang memasuki daerah steril area tidak
membawa barang dilarang (prohibited items) yang dapat digunakan
untuk melakukan tindakan melawan hukum. Tempat pemeriksaan
keamanan (Security Check Point) terletak pada pintu masuk menuju
ruang tunggu. Setiap tempat pemeriksaan keamanan (Security Check
Point) harus memiliki sekurang-kurangnya 1 (satu) jalur pemeriksaan
yang menggunakan peralatan keamanan penerbangan dan mempunyai
peralatan keamanan paling sedikit meliputi: {SKEP 2765/XII/2010}
1. mesin x-ray bagasi kabin
2. gawang detektor logam (Walk Through Metal Detector / WTMD )
dan
3. detektor logam genggam (Hand Held Metal Detector / HHMD).
vii
udara lainnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya .berikut
adalah tugas dan fungsi seorang personel keamanan penerbangan
dalam melakukan pemeriksaan .
Dalam hal ini taruna On The Job Training (OJT) yang bertugas
di area SCP hanya bertugas sebagai pengatur flow control dan
memeriksa bagasi penumpang yang mencurigakan pada saat
vii
dilakukan pemeriksaan di X-Ray. berikut adalah tugas pengatur flow
control dan pemeriksa bagasi penumpang antara lain :
vii
b. memerintahkan pemilik untuk membuka bagasi dengan
memperhatikan reaksi dari pemilik
c. melakukan pemeriksaan bagasi dengan seijin dan disaksikan
pemilik
d. melakukan pemeriksaan bagasi secara keseluruhan dari luar ke
dalam untuk menemukan benda yang diinformasikan oleh operator
mesin x-ray
e. apabila bagasi telah selesai diperiksa, harus mengembalikan semua
barang kedalam tas dan penumpang dapat membantu untuk
merapikan kembali tasnya
f.apabila barang tidak dapat diperiksa secara manual maka barang
tersebut diperiksa secara terpisah dengan menggunakan mesin x-
ray
g. apabila benda yang dikategorikan mencurigakan telah ditemukan
dan teratasi, maka bagasi tersebut harus diperiksa ulang
menggunakan mesin x-ray dan
h. apabila tampilan bagasi atau barang bawaan di layar monitor
terdeteksi berupa benda berwarna hitam, dilakukan pemeriksaan
terhadap benda tersebut dan dilakukan pemeriksaan di belakang.
Benda tersebut dikeluarkan dan bagasi tersebut harus diperiksa
ulang dengan mesin x-ray.
vii
Pada pemeriksaan di SCP International tidak terlau beda
dengan SCP Domestik, akan tetapi di penerbangan International
terdapat pembatasan barang bawaan berupa Liquid, Aerosol dan Gel
(LAG) yang diatur dalam SKEP 43/III/2007.
3
4
4.1
4.1.2 UNIT TERMINAL SERVICE OFFICER
Unit Terminal Service Officer Bandara Internasional SAMS
Sepinggan Balikpapan sebagi unit pelaksana tugas melakukan
Inspeksi di seluruh daerah terminal bandara dan memberikan
pelayanan bagi pengguna jasa di bandara khususnya terminal.
Terminal Service Officer memiliki beberapa tugas pokok.
1. Operasional
Tujuan dari prosedur operasional dalam terminal inspector
cargo ini adalah untuk memberikan pelayanan bagi pengguna jasa
terminal di Bandar udara SAMS Sepinggan Balikpapan. Yang
bertanggung jawab dalam fungsi pengelolahan pelayanan operasi
Bandar Udara adalah Terminal Service Officer bertanggung jawab
dalam memberikan rasa, kenyamanan, ketertiban, dan kelancaran
kepada pengguna jasa di terminal bandara.
vii
Gambar 3.8 Unit TSO membereskan tempat kegiatan posko ramadhan
vii
s.d. 20.00 WITA, dan shift malam dimulai pada pukul 20.00 WITA
s.d. 08.00 WITA Setiap shift dipimpin oleh seorang team leader dan 5
anggota tim.
vii
Pengaturan operasional bandara yang lebih terkontrol dalam
satu kendali di AOCC dapat memaksimalkan layanan atas utilitas
bandara padat yang dikelola Angkasa Pura I. Hal ini pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi operasional bandara seperti
penghematan penggunaan lampu, pendingin ruangan, listrik dan
lainnya melalui pengelolaan penumpang di boarding gate atau area
check in secara efektif.
vii
Gambar 3.9 Pengoperasian AOCC di bagian airside dan landside
vii
landside dan telah diajarkan beberapa materi seperti menentukan gate
pesawat saat penumpang melakukan boarding, memberikan
pengumuman boarding, second call, last call suatu pesawat. Kami juga
sering berkomunikasi dengan pihak airlines untuk memastikan jadwal
open gate, boarding, airborne pesawat.
vii
Kegiatan Pelayanan AMC
vii
Gambar 3.10 Random check terhadap kendaraan Catering Lion oleh AMC
vii
Pelaksanaan On The Job Training dilakukan selama tiga bulan
terhitung mulai tanggal 4 April 2019 sampai dengan 30 Juni 2019 di PT
Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional SAMS Sepinggan
Balikpapan
No Tanggal Kegiatan
1 5 April – 17 Mei Melaksanakan OJT di AVSEC
Melaksanakan OJT di Airport Operation &
2 27 Mei – 22 Juni
Service
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan OJT
Waktu pelaksanaan OJT AVSEC dilaksanakan sesuai jam dinas atau jam staff
pada :
Hari Senin s.d. Jumat : pukul 08.00 WITA s.d. pukul 17.00 WITA
Untuk waktu kegiatan OJT di Airport Operation & Service sesuai jam dinas atau
jam staff pada :
Hari Senin s.d. Kamis : pukul 08.00 WITA s.d. pukul 17.00 WITA
Selama kegiatan On the Job Training (OJT) berlangsung, taruna dibimbing serta
diawasi oleh Supervisor di masing – masing divisi.
vii
4.
4.3 PERMASALAHAN
Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman
Sepinggan adalah salah satu unit pelaksana teknis dibawah PT. Angkasa
Pura I (Persero) yang melayani rute penerbangan domestik dan
internasional yang berlokasi di Balikpapan. Dimana terdapat banyak
aktivitas yang dilakukan di bandara sehingga wajib untuk melakukan
pemeriksaan keamanan bagi penumpang, orang, personel pesawat udara
dan barang yang akan masuk ke daerah keamanan terbatas dan/atau
ruang tunggu di gedung terminal bandara. Pergerakan-pergerakan harus
senantiasa dipantau, baik pergerakan pesawat maupun pergerakan-
pergerakan lainnya khususnya pengawasan di sisi udara.
Setelah melaksanakan kegiatan OJT di PT Angkasa Pura I
(Persero) Kantor Cabang Bandar Udara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan ini selama 3 bulan, ada beberapa
masalah yang penulis temukan di lapangan yang mempengaruhi
keamanan, keselamatan penerbangan dan efisiensi pemeriksaan
penumpang dan juga kurang maksimalnya kinerja dari para karyawan di
tiap-tiap unit yang penulis tempati.
Permasalahan 1
vii
a. Basic Aviation Security (BASIC AVSEC)
Basic Avsec memiliki tugas yaitu untuk melihat profiling seseorang
yang tugasnya memeriksa orang secara manual, memeriksa tubuh,
melihat wajahnya, apakah ada sesuatu yang mencurigakan atau tidak,
pemeriksaan dari kaki sampai ke atas, itu Basic (Avsec).
b. Junior Aviation Security (JUNIOR AVSEC)
Junior Avsec memiliki tugas yaitu mengoperasikan perangkat X-Ray
dan memantaunya di monitor.
c. Senior Aviation Security (SENIOR AVSEC)
Senior Avsec bertugas sebagai supervisor, yaitu mengawasi cara
kerja para avsec secara keseluruhan.
Maka dari itu pada gambar diatas bisa dikenakan UU No.9 tahun
2009 Pasal 423 ,bahwa Personil bandara yang mengoperasikan dan /
memelihara fasilitas bandara tanpa memiliki lisensi atau sertifikat
kopetensi dipidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling
banyakRp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) (PS 423)
Permasalahan 2
Penulis menemukan hal yang bisa dianggap masalah pada saat OJT
di Apron Movement Control, masalahnya adalah kendaraa yang berjalan
di airside melebihi batas kecepatan yang ditentukan terutama pada service
road. Padahal masalah tersebut sudah diatur pada Kep. Dirjen Hubud
SKEP/140/VI/1999 Tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasion
Kendaraan di Sisi Udara. Pada aturan tersebut pasal 28 dikatakan setiap
pengemudi kendaraan di daerah pergerakan dilarang mengemudikan
kendaraan melebihi kecepatan maksimum yang ditentukan, yaitu:
vii
2. pada jalan-jalan dilingkungan perparkiran pesawat udara (Service Road
25 km/ jam;
Penyelesaian Masalah 1
Penyelesaian Masalah 2
vii
1. Memasang Speed Gun pada tempat tertentu dengan AMC sebagai
monitoring. Kemudian apabila ditemukan melebihi batas bisa langsung
melakukan pengecekan disertai pengecekan lanjut.
2. Menambah personel AMC untuk memantau pergerakan kendaraan di
sisi udara.
3. Meningkatkan kembali intensitas patroli di sisi udara
vii
On the Job Training Bandara Internasional SAMS Sepinggan Balikpapan
BAB V
PENUTUP
4
5
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kesimpulan terhadap Permasalahan
Selama melaksanakan On The Job Training (OJT) taruna/I
banyak mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bekerja di
lapangan. Taruna/I juga banyak menemukan masalah, diantaranya
yang penulis paparkan di Bab III. Karena adanya permasalahan
tersebut taruna/I jadi mendapatkan pengetahuan bagaimana masalah
itu bisa terjadi atau penyebab masalah itu dan bagaimana cara
menyelesaikan masalah tersebut.
Prosedur dapat diterapkan asal tidak menyimpang dari
peraturan baku yang telah ditetapkan serta sesuai untuk kondisi kerja
di lokasi tersebut. Karena diperlukan sistem regulasi atau peraturan
dan prosedur yang baik dan sesuai dengan kondisi lapangan, serta
pemberian pelayanan sebagai mana mestinya dan maksimal.
Dari masalah yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya
dapat diambil kesimpulan bahwa hal itu terjadi karena kurangnya
Sumber Daya Manusia yang professional serta kurangnya
pengawasan. Akibatnya para supervisor terpaksa membiarkan hal
tersebut dikarenakan kurangnya personil avsec. Kemudian untuk di
sisi udara karena pengawasan yang kurang akibatnya para petugas
merasa tidak diawasi dan berbuat seenaknya.
Penulis berharap agar dapat dijadikan evaluasi bagi PT
Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan untuk meningkatkan sistem
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Sultan_Aji_Muhammad_S
ulaiman
KP 262 Tahun 2017
Tentang standar teknis dan operasional peratuan keselamatan
penerbangan sipil bagian 139 (Manual Of Standard CASR – Part 139 Volume 1
Aerodrome)
SKEP/140/VI/1999
Tentang Persyaratan dan Prosedur Pengoperasion Kendaraan di Sisi Udara
SKEP 2765/XII/2010 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang,
Personel Pesawat Udara dan Barang Bawaan yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
dan Orang Perseorangan
LAMPIRAN
NIT : 30617022
LAMPIRAN
Kegiatan avsec perimeter dalam mengecek kendaraan yang akan masuk ke daerah
sisi udara (airside)
Kegiatan avsec perimeter di bagian cargo dalam pengecekan barang yang dating
Kegiatan pengisian block on dan block off pesawat di Airport Operation Control
Center (AOCC)
Kegiatan inspeksi runway Aiport Facility didampingi oleh AMC dan ARFF
Kegiatan avsec dalam pengecekan petugas yang bekerja pada bagian make up area
di sisi udara