Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ON THE JOB TRAINING

SUMATERA FLIGHT MEDAN EDUCATION CENTER

Disusun Oleh :
Khalilullah Harmaini
20.02.024

SUMATERA FLIGHT MEDAN EDUCATION CENTER


Jln Jamin Ginting Perum Citra Garden Blok A.5 no.12-15 Medan
2020-2021

LEMBAR PENGESAHAN
On The Job Training ( OJT )
Jogja Flight Jakarta

Khalilullah Harmaini
20.02.024

Tempat dan Waktu Pelaksanaan On The Job Training (OJT)

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta Terminal 3

15 April 2021 – 8 Juni 2021

SUMATERA FLIGHT MEDAN

Disetujui dan disahkan oleh :

PEMBIMBING KETUA AKADEMIK

…………………… .………………….…

Mengetahui,
DIREKTUR
SUMATERA FLIGHT MEDAN

…………….…………
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan On The
Job Training (OJT) di PT.Gapura Angkasa dan menyelesaikan penyusunan
laporan OJT dengan baik.

Kegiatan OJT ini dimaksudkan sebagai salah satu bekal dalam menuju
jenjang dunia kerja dan untuk menempuh sikap, mental dan kedisiplinan yang
lebih baik dalam melaksanakan kewajiban sebagai penerus bangsa sehingga
mampu dan siap bekerja.

Terlaksananya kegiatan ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
semua pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT
2. Kedua orang tua
3. Bapak Andi Kurniawan selaku Direktur Jogja Flight
4. Bapak/Ibu selaku Manager Landside dan Manager Airside Garuda Indonesia.
5. Bapak / Ibu selaku Koordinator Supervisor Landside dan Airside.
6. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan, 2021

Khalilullah Harmaini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
BAB I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN........................................................1
1.1 Sejarah singkat Perusahaan/ Industri..........................................................1
1.2 Visi dan Misi Perusahaan/ Industri..............................................................2
1.3 Struktur organisasi Perusahaan/ Industri.....................................................3
1.4 Ruang Lingkup Perusahaan/ Industri..........................................................6
BAB II DESKRIPSI KEGIATAN selama OJT......................................................8
2.1 Alur kerja proses bisnis di Unit OJT.............................................................8
2.2 Spesifikasi tugas yang di laksanakan..........................................................8
2.2.1 Validasi Dokumen ( Rapid Test )..........................................................8
2.2.2 Check In Counter..................................................................................8
a. Memeriksa Tiket.....................................................................................8
Dalam memeriksa tiket, petugas akan memastikan jika tiket yang diberikan
sesuai jadwal dan benar. Tiket yang diberikan juga masih berlaku................8
b. Memeriksa Dokumen..............................................................................8
c. Memasukkan Nama Penumpang ke dalam Passenger list.....................9
e. Memberi Tag Baggage...........................................................................9
f. Menunjukkan Gate.................................................................................9
2.2.3 Security Check Point ( SCP )................................................................9
2.2.4 Gate....................................................................................................10
2.2.5 Loading Master...................................................................................10
2.2.6 Ramp Handling...................................................................................11
2.2.7 Load Control.......................................................................................12
2.2.8 Depco ( Departure Control )................................................................12
2.3 Target yang diharapkan............................................................................13
2.4 Perangkat lunak / keras yang digunakan...................................................14
2.4.1 Perangkat Lunak.................................................................................14
2.4.2 Perangkat Keras.................................................................................14
2.5 Data-data yang diperlukan........................................................................14
2.6 Dokumen-dokumen file-file yang dihasilkan..............................................14
2.7 Kendala-kendala yang dihadapi selama menyelesaikan tugas.................15
2.8 Hal-hal yang dianggap perlu......................................................................15
BAB III TUGAS KHUSUS/ TOPIK KEGIATAN..................................................16
3.1 Penanganan Bagasi Yang Datang............................................................16
BAB IV PENUTUP.............................................................................................19
4.1 Kesimpulan...............................................................................................19
4.1.1 Manfaat dari tugas yang dilaksanakan................................................19
4.1.2 Manfaat OJT bagi siswa.....................................................................19
4.2 Saran........................................................................................................ 19
4.3 Lampiran...................................................................................................20
4.3.1 Dokumentasi.......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I.1 Sejarah singkat Perusahaan/ Industri


PT Gapura Angkasa adalah salah satu perusahaan Ground Handling hasil
patungan antara tiga BUMN, yaitu PT. Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I,
dan PT Angkasa Pura II yang sahamnya 100 % dimiliki oleh pemerintah, namun
statusnya bukan BUMN. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No:
SR-04/MK/016/1998 yang dikeluarkan oleh notaris Imas Fatimah, S.H. dan akte
pendirian nomor 32 tanggal 26 Januari 1998, bukti bahwa kerja sama Antara PT
Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru
yakni PT Gapura Angkasa.

Pada awalnya PT Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan


Ground Handling untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan
akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dengan
tanpa mengabaikan unsur keselamatan (Safety), kehandalan (Reliability),
ketepatan waktu (Punctuality) dan kepuasan pelanggan (Costumer Satisfaction),
maka PT Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan
pelaksanaan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa
berkonsentrasi pada operasional pesawat saja. Dari sinilah asal mula
dibentuknya PT GAPURA ANGKASA.

PT Gapura Angkasa telah mempunyai standar khusus untuk pelayanan


penanganan Ground Handling yang dikeluarkan oleh IATA meliputi :
1. Perwakilan dan Akomodasi,
2. Load Control dan Depertemen Komunikasi,
3. Unit Load Device (ULD) Control,
4. Penumpang dan Bagasi,
5. Cargo dan Mail,
6. Ramp Handling,
7. Pelayanan Pesawat,
8. Pelayanan Bahan bakar,
9. Perawatan Pesawat,
10. Flight Operation dan Crew Administration,
11. Transportasi Darat
12. Pelayanan Catering,
13. Pengawasan dan Administrasi, dan
14. Keamanan

Pada bulan April 1998 PT Gapura Angkasa diterima sebagai anggota IATA
Ground Handling Council yang bergerak di bidang jasa pelayanan. Perusahaan
ini dibentuk dengan maksud agar pengelolaan bisnis Ground Handling dapat
lebih optimal dan pemegang saham tersebut dapat berkonsentrasi pada bisnis
intinya masing masing. Hampir 90 % Sumber Daya Manusia (SDM) dan
peralatan Ground Support Equipment (GSE) tersebut berasal dan PT Garuda
Indonesia, karena pada dasarnya bisnis ground handling berpindah dari PT
Garuda Indonesia kepada PT Gapura Angkasa.

Pengalihan kegiatan Ground Handling kepada PT Gapura Angkasa dilakukan


secara bertahap, baik pada bandara yang dilayani maupun jenis produknya.
Secara operasional, kegiatan PT Gapura Angkasa per 1 April 1998 adalah
pelayanan Ramp Handling di tujuh belas bandara di seluruh Indonesia. PT
Gapura Angkasa sebagai joint venture mempunyai beberapa macam status
kepegawaian, yaitu :

1. Pegawai tetap (pengalihan dan PT Garuda Indonesia)


2. Pegawai tetap recruitment oleh PT Gapura Angkasa
3. Pegawai bantuan dari PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II
4. Pegawai kontrak ( pekerja perusahaan).

I.2 Visi dan Misi Perusahaan/ Industri

1. Visi Perusahaan
Visi perusahaan adalah menjadi salah satu perusahaan ground handling
terbaik di asia. Diharapkan akan berkembang menjadi suatu perusahaan
ground handling yang sejajar dengan perusahaan perusahaan ground
handling lainnya di kawasan asia yang telaj memiliki reputasi
Internasional.

2. Misi Perusahaan
a. Memberikan kontribusi positif dalam integrasi bisnis jasa
penerbangan.
b. Memberikan pelayanan jasa yang baik dan berkemampuan tinggi.
c. Memerhatikan aspek keselamatan.
d. Tepat waktu dan kepuasan pelanggan/penumpang.
e. Keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
f. Mewujudkan SDM yang berjiwa dirgantara, professional, dan mampu
mengikuti perkembang teknologi dan moda transportasi udara.
g. Mendorong partisipasi BUMN, swasta, dan koperasi sebagai
penunjang kegiatan penerbangan di bandara.

I.3 Struktur organisasi Perusahaan/ Industri


Di dalam mengoperasikan perusahaan,harus teratur dan
terkoordinir. Setiap perusahaan pasti mempunyai bagian organisasi.
Struktur organisasi ini sangat penting dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya. Kantor PT Gapura Angkasa cabang Bandar Udara
Internasional Kualanamu pimpinan oleh seorang General Manager (GM).
Umumnya, GM mempunyai kekuasaan mutlak. Dalam melaksanakan
tugasnya, General Manager dibantu oleh empat (4) manager seperti
Manajer Keuangan, Manajer Adm & Umum, Manajer Operasional dan
Manajer Teknik.

Setiap manajer di unitnya masing-asing selalu dibantu oleh


supervisor. Mereka selalu bekerja sama dan selalu bertanggung jawab
dengan pekerjaan mereka, untuk membuat perusahaan lebih sukses dan
kualitas semakin meningkat.

Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab yang berdasarkan


pada struktur organisasi perusahaan, antara lain :

1. General Manager
a. Mengatur dan mengawasi semua devisi
b. Bertanggung jawab penuh atas seluruh perusahaan
c. Mengawasi jalanya perusahaan
d. Mengadakan pemeriksaan laporan secara berkala
2. Senior Manager Operation Area
a. Mengatur kegiatan operation area
b. Mengatur kegiatan penerbangan

3. Head Section & Security


a. Memastikan bahwa standart mutu dibidang keamanan
dapat dijalankan
b. Mengontrol proses administrasi keamanan
c. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala

4. Devision Manager Non GA Service


Mengatur kegiatan operasional yang berada diluar penerbangan
Garuda Indonesia.

5. Devision Manager GA Service


Mengatur kegiatan operasional penerbangan Garuda Indonesia.

6. Devision Manager FLT Operation dan Devision Manager GSE


Operation
Menyediakan dan mempersiapkan peralatan peralatan
penerbangan yang dibutuhkan.

7. Devision Manager Cusromer Service


Memberikan pelayanan dan informasi.

8. Devision Manager Technic


Bertanggung jawab atas perawatan semua peralatan kantor.

9. Devision Manager Intem Service


Mengelolah layanan internal, mensortir CV yang masuk dan
membantu memecahkan masalah karyawan.

10. Asistant/Duty Manager GA, GSE, HRD


Membantu atasan dalam menjalankan tugas tugasnya.

11. Asistant Manager Treasury & Budgeting


Mengatur dan merencanakan total biaya (cost) yang dapat dipakai
oleh perusahaan serta mencatat setiap pengeluaran dan pendapatan
dari perusahaan.
12. Liasion Officer Garuda Indonesia
Mengontrol dan mengevaluasi kinerja kerja karyawan Garuda
Indonesia.

13. Asistant Manager Accounting


a. Melakukan audit internal
b. Mengontrol data transaksi dan proyek
c. Melakukan amortisasi biaya

14. Asistant Manager Facility Maintanance


Bertanggung jawab untuk merawat semua fasilitas baik sarana
ataupun prasarana yang ada dalam perusahaan.

I.4 Ruang Lingkup Perusahaan/ Industri


PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan yang bergerak di bidang
usaha penunjang kegiatan di bandara merupakan perusahaan jasa
layanan Ground Handling yang meliputi jasa pelayanan menyeluruh pre-
flight sampai post-flight bagi pelanggan yaitu perusahaan penerbangan
baik domestik maupun internasional bagi para penumpang. Gapura
Angkasa adalah perusahaan perseroan terbatas yang didirikan oleh tiga
perusahaan BUMN yang sudah ada, yaitu

a. PT. Garuda Indonesia selaku Airline terbesar di Indonesia.


b. PT. Angkasa Pura I, selaku pengelola seluruh bandar udara di
Indonesia Timur.
c. PT. Angkasa Pura II, selaku pengelola seluruh bandar udara di
Indonesia Barat.

PT. Angkasa Pura I dan PT. Angkasa Pura II (sebagai pemegang


otoritas dihampir seluruh bandara di Indonesia). Pada tanggal 26 januari
1998 dan bersamaan dengan ulang tahun ke-49 PT. Garuda Indonesia
maka komisaris dari ketiga perusahaan negara tersebut memutuskan
untuk mendirikan PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan pelayanan
darat yang melayani penerbangan domestik dan internasional di
pelabuhan udara. PT Gapura Angkasa terus menerus belajar dari
pengalaman dan menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan.
Tanggung jawab dan kewajiban PT Gapura Angkasa untuk menjadi
pelengkap dan untuk bekerja sama dalam melayani operasional
penerbangan di Indonesia dan untuk memberikan kecakapan dan
ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan mengembangkan
sistem manajemen, peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi
tinggi merupakan kunci dari perjalanan perusahaan.

Pada mulanya PT Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan


secara keseluruhan mulai dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan
pesawat, serta penanganan kargo. Namun setelah dirasakan perlu
adanya profesionalisme dalam pelayanan ground handling maka PT
Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan perusahan baru. Dengan
menempatkan beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia untuk
berkarir di PT Gapura Angkasa ini merupakan salah satu cara untuk
menjaga kepercayaan publik bahwa PT Gapura Angkasa dipegang oleh
tim yang profesional dibidangnya.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No:


SR-04/MK/016/1996 dan akte pendirian nomor 32 tanggal 26 januari
1998, bukti bahwa kerja sama antara PT Garuda Indonesia dengan PT
Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru yakni PT Gapura
Angkasa. Pendirian PT Gapura Angkasa ini diharapkan mampu
menciptakan sinergi kuat hingga tercapainya kinerja perusahaan yang
sehat, profesionalisme yang pada akhirnya mampu mengembangkan misi
perusahaan Ground Handling yang terbaik di Asia.
BAB II
DESKRIPSI KEGIATAN ON JOB TRAINING (OJT)

II.1 Alur kerja proses bisnis di Unit OJT


1. Validasi Dokumen ( Rapid Test )
2. Check in Counter
3. Security Check Point ( SCP )
4. Gate
5. Loading Master
6. Ramp Handling
7. Load Control
8. Depco ( Departure Control )

II.2 Spesifikasi tugas yang dilaksanakan


II.2.1 Validasi Dokumen ( Rapid Test )
a. Penumpang harus menyiapkan dokumen seperti KTP atau tanda
pengenal lainnya dan surat hasil rapid test.
b. Petugas mencocokkan identitas penumpang dengan KTP dan
hasil rapid test tersebut
c. Hasil yang diperbolehkan yaitu Non Reaktif atau Negatif
d. Jika sudah sesuai, maka akan distempel cap validasi dari KKP
e. Validasi tersebut hanya berlaku 1 hari

II.2.2 Check In Counter


a. Memeriksa Tiket
Dalam memeriksa tiket, petugas akan memastikan jika tiket yang
diberikan sesuai jadwal dan benar. Tiket yang diberikan juga
masih berlaku.
b. Memeriksa Dokumen
Dokumen yang akan diperiksa ialah identitas penumpang. Baik
penerbangan domestic atau pun negeri, dokumen yang akan
diperiksa ialah KTP. Sedangkan penerbangan internasional yang
diperiksa ialah paspor dan visa. Paspor dan visa harus
dipastikan masih berlaku sampai 6 bulan ke depan agar tidak
menimbulkan masalah di negara tujuan.
c. Memasukkan Nama Penumpang ke dalam Passenger list
Data dari penumpang yang sudah dicek menggunakan computer
dan valid antara tiket dengan dokumennya, maka dinyatakan
penumpang tersebut sudah melakukan reservasi.
d. Menimbang Barang Bawaan (Bagasi)
Petugas check in selain memeriksa dokumen atau tiket, mereka
juga bertugas memeriksa barang bawaan calon penumpang.
Barang yang kurang dari 7 kg harus dibawa sendiri oleh
penumpang dan tidak diperkenankan masuk bagasi. Barang
tersebut disebut hand carry. Selebihnya harus dimasukkan ke
bagasi dan jika melebih batas yang ditentukan, maka dikenai
biaya tambahan (excess baggage).
e. Memberi Tag Baggage
Bagasi yang sudah lolos penimbangan akan diberi tanda
kepemilikian untuk menghindari barang yang tertukar dan tidak
terbawa di pesawat. Tag yang dipasangkan berisikan tag
number dan merujuk ke identitas pemilik barang. Tag yang
diberikan juga disesuaikan dengan kelas bisnis atau frequent
flyer, sehingga fasilitas lounge yang diberikan kepadanya.
f. Menunjukkan Gate
Tugas check in counter terakhir ialah mengantarkan dan
menunjukkan ke calon penumpang beberapa gate yang harus
dimasuki. Selain gate, petugas juga harus menunjukkan nomor
seat penumpang, jam keberangkatan pesawatnya dan
tentunya tag number bagasi pax miliknya.

II.2.3 Security Check Point (SCP)


a. Sebelum penumpang masuk ke gate, penumpang harus
melewati SCP. Tujuannya untuk mengecek kembali identitas
penumpang dengan boarding pass yang dibawa.
b. Penumpang menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya,
surat hasil rapid test, dan boarding pass.
c. Setelah sesuai selanjutnya akan diarahkan untuk menempatkan
bagasi cabin nya, HP, gesper/ sabuk, jam tangan ke X-Ray
Baggage dan penumpang melewati Walk-Through Metal
Detector. Jika alat Walk-Through Metal Detector berbunyi, maka
akan diperiksa lagi menggunaan Hand-Held Metal Detector oleh
AVSEC.
d. Jika sudah selesai pemeriksaan, selanjutnya akan langsung
diarahkan ke gate.

II.2.4 Gate

a. Front Desk
Mencatat keluar masuknya penumpang, memonitor, dan
menandai boarding pass. Ia juga berperan untuk mencocokkan
identitas penumpang dengan tiket.
b. Main Desk
Memberikan informasi kepada penumpang mengenal
keterlambatan sekaligus mengurus pembuatan manifest
passengers.
c. Check Gate
Mengarahkan penumpang menuju pesawat sekaligus melakukan
pendataan dan perhitungan.

II.2.5 Loading Master


a. Memeriksa kelengkapan data yang ada di Load Plan / Loading
Instruction
b. Melakukan koordinasi dengan unit terkait untuk memastikan dan
mengantisipasi kendala-kendala operasional berkaitan dengan
GSE.
c. Memastikan ketersediaan GSE dalam rangka loading yang akan
dilaksanakan
d. Mencatat waktu mulai aktivitas Loading (pemuatan).
e. Menghitung dan mencatat jumiah AWB/SAWB (SMU) dari
cargo/mail sesuai dengan flight number, destination dan kategori
resikonya (Risk Category).
f. Melakukan proses loading sesuai dengan loading instruction dan
memastikan bahwa aircraft compartment terisi sesuai dengan
loading Instruction.
g. Memastikan bahwa semua alat pengaman pada aircraft
compartment (seperti net, stud fitting dan lock) sudah terpasang
pada tempatnya.
h. Melihat secara fisik kondisi cargo/mail terhadap kemungkinan
kerusakan kemasan/ pelindung.
i. Menyakinkan bahwa Dangerous Goods / Perishable item / Live
Animal / barang-barang lainnya yang membutuhkan penanganan
khusus telah ditangani dan ditempatkan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
j. Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila
diketemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada
barang.
k. Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila
terjadi Volume Minus (space yang tidak mencukupi) sehingga
terjadi kemungkinan perubahan Load Sheet.
l. Melakukan koordinasi atau klarifikasi dengan Load Control apabila
dirasa menemui Load Planning yang tidak ideal sehingga
mempengaruhi Weight & Balance (out of Trim).
m. Melaporkan ke Load Control muatan aktual (actual load) yang
dapat dimuat ke pesawat terbang agar dapat dibuat final Load
Sheet.
n. Melaporkan jika ada penyimpangan atau kerusakan pada sistem
pesawat yang terjadi selama proses loading/unloading.
o. Menutup dan meyakinkan bahwa seluruh pintu cargo sudah
terkunci dengan baik.
II.2.6 Ramp Handling
a. Ramp Handling check list harus dilaksanakan secara sesuai
aturan di dalam station manual.
b. Ramp Activity Check List harus ditandatangani oleh
PIC/FSM/Ramp Staff. Semua pihak harus setuju dengan isi dari
Ramp Activity Check List yang dibuat.
c. Ramp Staff selalu berkordinasi dengan boarding. Gate
Staff/PIC/FSM sebelum memberikan informasi bahwa
passengger diperbolehkan naik ke pesawat.
d. Ramp Checklist berisi data–data aktual selama berada di Apron.

II.2.7 Load Control


a. Melakukan penyesuaian aircraft data,
b. Memastikan Dry Operating Weight (DOW) dan Dry Operating
Index (DOI) benar sesuai tipe pesawat, versi, jumlah awak kabin
(crew), dan pantry.
c. Menyesuaikan konfigurasi seat dan zona seating.
d. Menerima rencana pemakaian Fuel dari Flight Plan/ Flops pada
setiap penerbangan.
e. Membuat load plan dan EZFW ( Estimate Zero Fuel Weight ).
f. Menghitung payload
g. Membuat perhitungan awal loadsheet dan pastikan bahwa load
plan dibuat dengan baik dan benar serta tidak melebihi batasan
maksimal struktur pesawat (berat pesawat) dan batas aman
keseimbangan pesawat (CG within limits).
h. Melakukan penempatan/ pendistribusian bagasi, kargo, dan pos
di kompartemen pesawat. Untuk pesawat Narrow Body dan
menerbitkan konfigurasi pemakaian ULD/ kontainers dan pallets
untuk bagasi, kargo, dan pos pada penerbangan yang
menggunakan jenis pesawat Wide Body.
i. Melakukan koordinasi dan melakukan konfirmasi dengan unit-
unit terkait unit ULD Control, Warehouse, dan Baggage Handling
untuk memastikan bahwa ULD sesuai dengan konfigurasi yang
tertuang dalam Loading Instruksi agar tidak terjadi kesalahan
penetapan konfigurasi ULD dalam proses penerbitan LIR.
j. Meminta laporan nomor-nomor ULD yang akan digunakan baik
untuk bagasi, kargo, maupun pos.
k. Menyerahkan loadsheet kepada PIC (Pilot In Command)

II.2.8 Depco ( Departure Control )


a. Memonitor perrubahan/ editing Schedule winter-summer/
summer-winter.
b. Mendistribusikan Daily Log ke unit terkait.
c. Melakukan filling GFIS yang telah dilaksanakan sebagai file
d. Memastikan registrasi pesawat dengan Daily Log dan telex
perubahan dari Airlines.
e. Melakukan pengecekan schedule dan registrasi yang telah
dibuat sesuai telex dan daily log airline.
f. Melakukan pencetakan/ print out schedule
g. Melakukan perubahan pada ALTEA untuk penempatan gate
dengan berkoordinasi dengan pihak pasasi. Terutama jika
perubahan gate lebih dari satu kali.
h. Memastikan jika ada flight yang RTB pada system ALTEA untuk
ditambahkan, flight number diikuti dengan huruf “R” (contoh :
GA400R).
i. Memastikan flight yang posponed pada ALTEA untuk
ditambahkan, flight number diikuti dengan huruf “D” (contoh :
GA500D).
j. Setelah pesawat berangkat maka bagian operasi akan mengirim
ATD (Actual Time Departure) waktu nyata pesawat tinggal
landas ETA (Estimate Time Arrival)
k. Mengirim MVT (Movement)

II.3 Target yang diharapkan


a. Tercapainya Service of Excellent/ Kepuasaan Prima pada penumpang
b. Tercapainya On Time Performance (OTP)
c. Pesawat terbang dengan aman dan selamat (safety and security)
d. sInformasi terkait penerbangan tersampaikan dengan baik oleh unit
terkait sehingga jika ada perubahan informasi diterima dengan cepat
dan akurat.
e. Berkenaan dengan pemuatan, diharapkan muatan tidak melebihi
batasan struktur pesawat agar tidak terjadi offfload yang berakibat
pesawat akan delay.
f. Terhindar dari kesalahan baik itu teknik maupun non teknik sebelum
boarding, untuk itu ramp cheklist harus diisi sesuai keadaan aktual di
lapangan.

II.4 Perangkat lunak / keras yang digunakan


II.4.1 Perangkat Lunak
a. Sistem GFIS ( Garuda Flight Information System)
b. Amadeus ALTEA
c. ACARS
d. Zimbra
e. Flight Radar

II.4.2 Perangkat Keras


a. Komputer
b. CPU
c. Printer
d. HT (Handy Talky)
e. Wifi

II.5 Data-data yang diperlukan


a. Surat Pernyataan Ibu Hamil
b. Surat Pernyataan WCHR
c. Loading Instruction Report/ Load Plan
d. Load Distribution Message (LDM)
e. Container Pallet Message (CPM)
f. Daily Log
g. Loading Checklist
h. Ramp Checklist
II.6 Dokumen-dokumen file-file yang dihasilkan
a. GenDec (General Declaration)
b. Departure Handling Checklist Activity
c. Ramp Activity Checklist
d. Movement
e. Loadsheet

II.7 Kendala-kendala yang dihadapi selama menyelesaikan tugas


a. Belum secara detail memahami sistem-sistem yang ada
b. Masih belum terlalu memahami istilah-istilah dalam penerbangan

II.8 Hal-hal yang dianggap perlu


a. Jujur
b. Attitude yang baik
c. Penampilan menarik (grooming)
d. Bertanggung jawab
e. Disiplin
f. Bisa bekerja sama dengan team
g. Tepat waktu
h. Kerja cepat dan teliti
i. Ramah
BAB III
TUGAS KHUSUS/ TOPIK KEGIATAN

III.1 Penanganan Bagasi Yang Datang


Penurunan bagasi dari pesawat Langsung dikirim ke delivery
bagareadi kedatangan. Petugas lost and found telah siap di kedatangan
sebelum penumpang turun, agar pada waktu bagasi datang diumumkan
kepada penumpang siap di conveyor belt untuk mengambil bagasinya.
Petugas lost and found meminta claim tag bag dan mencabut labelnya
waktu pengambilan bagasi dan mencocokannya. Hal ini untuk
menghindari penumpang salah ambil bagasi atau mengantipasi orang lain
mengambil bagasi yang bukan miliknya. Untuk bagasi yang belum
diambil, segera diamankan di gudang serta dicatat dalam buku found bag
record. Jika terjadi missing/ damage bagasi maka segera dibuatkan PIR
(property irregularity report) dan di record untuk segera ditangani lebih
lanjut lagi.

Beberapa kasus yang pernah terjadi di lost and foundadalah :

1. Salah ambil (wrong taken)


2. Bagasi hilang
3. Found baggage / on hand baggage / surplus baggage
a. Jika ada bagasi identifikasi, dapat langsung dikirim ke stasiun
kehilangan denganmenggunakan label rush tag.
b. Jika tanpa ada tanda idenfikasi, maka akan disimpan di
gudang yang ada di lost and found.
4. Damage / plifered baggage
a. Damage baggage: bagasi rusak
b. Pilfered baggage: bagasi berkurang isinya
5. Temuan bagasi ex cabin
6. Courtesy case; passenger bagasi, tapi dokumen yang dimiliki
oleh penumpang tidak lengkap.
7. Kurang Terima Bagasi
a. Apabila terjadi kurang terima bagasi, penumpang diharapkan
melapor ke kantor lost and found.
b. Petugas lost and foundharus menanyakan ciri-ciri bagasi
tersebut.
c. Petugas harus mencari barang yang dimaksud.
d. Apabila bagasi ditemukan, bagasi tersebut harus diserahkan
kepada penumpang
e. Apabila bagasi penumpang tidak ditemukan, petugas harus
menyampaikan kepada penumpang bahwa bagasi belum
ditemukan.
f. Jika bagasi tersebut masih tertinggal di station
keberangkatan/transit, petugas lost and found harus segera
di informasikan kepada penumpang dan menanyakan
kepada penumpang apakah bagasinya akan ditunggu atau
diantar ke alamat penumpang.
g. Apabila belum ada kejelasan mengenai bagasi yang hilang
tersebut, petugas harus meminta penumpang untuk mengisi
property irregularity report (PIR).

8. Lebih Terima Bagasi


a. Apabila ada bagasi yang tidak diambil oleh penumpang di
arrival hall/conveyer, petugas lost and found harus
mengamankan bagasi tersebut.
b. Petugas lost and found harus mencatat nomor label, berat,
stationasal, nomor penerbangan pada bagasi tersebut.
c. Petugas lost and found harus mengirim berita ke station
erkait disertai data lengkap bagasi.
d. Jika ada permintaan dari station lain petugas lost and found
harus segera mengirim pada kesempatan pertama.
e. Pengiriman bagasi lebih menggunakan rush tag label dan
disertai pemberitahuan tertulis ke station tujuan.
9. Penanganan Bagasi Rusak
a. Apabila terjadi laporan mengenai bagasi yang diterima
penumpang rusak, petugas harus mengecek, mencatat
kondisi kerusakan bagasi dan meminta baggage claim tag.
b. Petugas lost and found harus berkoordinasi dengan station
keberangkatan dan transit mengenai kondisi bagasi yang
dimaksud, apakah pada saat penerimaan bagasi dalam
kondisi baik atau rusak. Apabila bagasi yang dimaksud
dalam kondisi rusak, maka pihak airlines tidak bertanggung
jawab terhadap perbaikan/penggantian kerusakan bagasi.
Dan jika sebaliknya, bagasi yang dimaksud diterima dalam
kondisi baik pada station keberangkatan atau transit, maka
petugas harus mengisi form damage report untuk
pelaksanaan perbaikan dan penggantian.

10. Penelusuran Bagasi


a. Petugas harus mengirimkan berita mengenai ciri-ciri dari
bagasi yang kurang terima ke semua station terkait.
b. Semua station terkait harus aktif merespon dan menjawab
berita kurang terima bagasi tersebut.
c. Apabila telah diperoleh jawaban daristation terkait bahwa
bagasi tersebut telah ditemukan, maka station terkait
mengirim bagasi tersebut ke station yang mengalami
kekurangan sesuai prosedur.
d. Petugas lost and found harus memberitahukan kepada
penumpang tentang keberadaan bagasi tersebut 1×24 jam.
e. Apabila bagasi yang dimaksud telah ditemukan,
informasikan kepada penumpang untuk pengaturan
pengambilan bagasi.
f. Apabila dalam 7 x 24 jam sejak berita kurang terima bagasi
dikirimkan dan bagasi tersebut belum ditemukan, maka
bagasi tersebut dinyatakan hilang dan harus segera
dilakukan penggantian sesuai prosedur dan ketentuan
yang berlaku.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
IV.1.1 Manfaat dari tugas yang dilaksanakan

1. Mengetahui proses pelayanan yang baik terhadap penumpang.


2. Menerapkan teori yang dipelajari saat pendidikan dengan kondisi
actual dilapangan.
3. Mengetahui tugas-tugas Ground Handling.

IV.1.2 Manfaat OJT bagi siswa

1. Membuat kita lebih disiplin dan bertanggung jawab.


2. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam dunia
penerbangan.
3. Lebih memahami hal-hal terkait Ground Handling karena sudah
praktek lapangan.

IV.2 Saran
1. Pada kegiatan embarkasi/ boarding para petugas ground handling harus
melakukan tugasnya dengan baik sehingga tidak menimbulkan kendala
dalam embarkasi/ boarding tersebut.
2. Para petugas ground handling diharapkan dapat bersifat loyal kepada
penumpang untuk memberikan jasa pelayanannya.
3. Dalam melaksanakan kegiatan Ground Handling, PT. Gapura Angkasa
harus mengedepankan keselamatan (safety), ketepatan waktu
(punction), dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction).

IV.3 Lampiran
IV.3.1 Dokumentasi

Gambar I. Check In Counter Gambar II. Validasi

Gambar III. Gate Gambar IV. UM GA176

Gambar IV. Compartment Gambar V. Belt Conveyor Loader


Gambar VI.High Lift Loader Gambar VII. DG

Gambar VIII. SIC/SIB Gambar IX. Loadsheet

Gambar X. System Sabre Gambar XI. Loadsheet


Gambar XII. Ramp Checklist I Gambar XIII. Treemsheet VNA

Gambar XIV.Movement Gambar XVI.Container


Gambar XVII. Ramp Checklist Gambar XVIII. System MVA

Gambar XVI. Garbarata Gambar XVII. TD Penjemputan

Gambar XVIII.WCHC Gambar XIX.Membuat FDS


Gambar XIX. Loading Intruction Gambar XX. Table Pallet

Gambar XXI.Cargo Nerrow Body Gambar XXII.Bagasi Rusak

Gambar XXIII.Unloading MPA Gambar XXIV.UM GA176 PKU

Gambar XXV. Buka System ALTEA GambarXXVI. DO Unloading


Gambar XXVII. DO Loading Gambar XXVIII. Bagasi Report

Gambar XXIX. Loading Checklist Gambar XXX. ULD & CPM

Gambar XXXI. Baggage Surplus Gambar XXXII. STA LL


Gambar XXXIII.Baggage Label Gambar XXXIV.Wrong Taken
DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/322601257.pdf, Diakses pada 19 Februari 2021,


2021

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18433/132204018.pdf?
sequence=1, Diakses pada 19 Februari 2021, 2021

https://www.scribd.com/document/381999220/Govinda-Gapura-Ojt-Copy,
Diakses pada 20 Februari 2021

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14160/06.%20BAB
%20lll.pdf?sequence=6&isAllowed=y, Diakses 21 Februari 2021

Anda mungkin juga menyukai