Anda di halaman 1dari 110

IATA Ground Operations Manual (IGOM)

Supplement to Airport Handling Manual


IGOM Effective 1 January—31 December 2015

4th Edition
Passenger Handling Procedures—IGOM

Bab 1: Prosedur Penanganan Penumpang

1.1 Keberangkatan Penumpang (Passenger Departure)

1.1.1 Kegiatan Sebelum Keberangkatan ( Pre-Departure Activities)

1.1.1.1 Counter Penjualan Tiket (Ticket Sales Counter)


(a). Tampilkan maskapai penerbangan yang beroperasi, dibutuhkan signage, baik versi elektronik dan manual
(b). Pastikan pemberitahuan Barang Berbahaya (Dangerous Goods) ditampilkan dengan jelas

1.1.1.2 Persiapan Penumpang Sebelum Penerbangan (Passenger Pre-Flight Preparation)


Siapkan check-in untuk penerbangan sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan sebelum membuka web check-in atau di
bandara, dan verifikasi semua data yang diperlukan telah dipindahkan ke sistem check-in dengan benar
(a). Tinjau ulang status pemesanan (booking status)
(b). Untuk code share flights dengan perjanjian block active, periksa peruntukan untuk memastikan blok seat, sesuai
kesepakatan, terjamin juga bagi mitra/pasangannya
(c). Tinjau curtain version (jika ada).
(d). Konfirmasi Daftar Nama Penumpang / Passenger Name List ( (PNL) dan Daftar Penambahan dan Penghapusan /
Additions and Deletions List (ADL) dikirim dengan benar dan sesuai dengan status pemesanan.
(e). Blokir seat untuk petugas keamanan, kru, berat dan keseimbangan, dan jika seat tidak cukup tersedia
(f). Konfirmasi rencana tempat duduk diatur sesuai dengan jenis dan versi pesawat yang sebenarnya.
(g). Tinjau kembali catatan penerbangan (flight remarks), jika ada.
(h). Catat status penumpang di PNR, jika ada.
(i). Tinjau waktu boarding, waktu keberangkatan,dan gate. Briefing singkat staf tentang alasan penundaan.
(j). Terapkan pembatasan muatan, jika ada.
(k). Periksa daftar penumpang untuk penumpang khusus (misalnya WCH, UM, dll.) Dan tentukan sesuai kebijakan maskapai
penerbangan dan menurut jenis pesawat.
(l). Jika tidak dipesan sebelumnya, siapkan seat untuk keluarga yang bepergian dengan bayi atau anak-anak, sesuai dengan
kebijakan maskapai penerbangan.
(m). Jika diterapkan tempat duduk bebas (free/open seating), beritahu kru dan penumpang dan pastikan penumpang kategori
khusus memiliki tempat duduk yang sesuai.
(n). Pastikan status penerbangan open untuk web check-in jika berlaku.
(o). Check-in dibuka setelah persiapan pre-flight selesai.

1.1.2 Persyaratan Counter Check-In (Check-In Counter Requirements)


Sebelum membuka loket check-in
(a). Start and uji / tes peralatan.
(b). Pastikan timbangan berfungsi.
(c). Stok printer boarding card dan bag tag sesuai dengan persyaratan maskapai penerbangan
(d). Pastikan persediaan cukup dari maskapai penerbangan untuk semua yang memerlukan tags .
(e). Tampilkan maskapai penerbangan yang beroperasi, dibutuhkan signage, baik versi elektronik dan manual.
(f). Pastikan pemberitahuan Barang Berbahaya (Dangerous Goods) ditampilkan secara mencolok di area check-in serta kantor
penjualan tiket, area drop-off bagasi, area check-in mandiri (Self-Service Check-In) , dan loket penumpang transfer (transfer
counters)
(g). Siapkan antrian check-in, stanchions, karpet, pengukur bagasi, podium dll, sesuai spesifikasi maskapai penerbangan.

1.1.3 Check-In Penumpang (Passenger Check-In)

1.1.3.1 Tenggat Waktu Check-In (Check-In Deadlines)


Terapkan tenggat waktu check-in sesuai kebijakan maskapai penerbangan, hormati hak penumpang yang berlaku dan
persyaratan keberangkatan tepat waktu.

1.1.3.2 Operating Carrier, Marketing Carrier dan Wet Lease


Sarankan penumpang operating carrier selambat-lambatnya saat check-in, jika berbeda dari yang tercatat sebagai "pembawa"
tiket.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–1


IGOM—Chapter 1

1.1.3.3 Jenis-jenis Check-In (Check-In Types)


Check-in dapat dilakukan/tersedia di check-in counter, melalui metode layanan mandiri seperti web check-in, kios atau
SMS, dan dapat dilakukan dengan menggunakan sistem kontrol keberangkatan /Departure Control System (DCS) atau
secara manual.

1.1.3.4 Manual Check-In


Bila tidak ada sistem DCS yang tersedia atau jika terjadi kegagalan sistem DCS, lakukan prosedur check-in manual yang
telah ada.
Prosedur back-up lokal harus ditetapkan di setiap station dan diuji secara teratur, dan mencakup ketentuan untuk
pengumpulan dan pengiriman data API sesuai kebutuhan.

1.1.3.5 Through Check-In


Lakukan Through Check-in bila memungkinkan dan sesuai kesepakatan interline. Dokumen perjalanan harus diperiksa
untuk semua bagian perjalanan yang diperiksa.
Jika terjadi perubahan bandara, Through Check-in diperbolehkan; Namun, through baggage tagging tidak diizinkan.

1.1.3.6 Return Check-In


Untuk return check-in diijinkan dengan ketentuan :
(a). perjalanan pulang harus setidaknya dalam waktu 24 jam setelah keberangkatan;
(b). tidak ada bagasi tercatat yang diizinkan;
(c). tidak ada perubahan kota tujuan;
(d). diperlukan persetujuan maskapai penerbangan.

1.1.3.7 Self-Service Check-In


Online / web check-in dapat ditawarkan jika kondisi berikut terpenuhi:
(a). perjalanan pulang harus setidaknya dalam waktu 24 jam setelah keberangkatan;
(b). Penumpang memegang tiket elektronik.
(c). Penumpang berangkat dari bandara di mana operasi maskapai penerbangan atau ground handler sistem DCS
digunakan.
(d). Penumpang memenuhi kriteria kualifikasi lain yang ditetapkan oleh maskapai penerbangan yang beroperasi

1.1.3.8 Mobile Check-In


Check-in mobile dapat ditawarkan jika kondisi berikut terpenuhi:
(a). Penumpang memegang tiket elektronik.
(b). Penumpang berangkat dari bandara di mana operasi maskapai penerbangan atau ground handler sistem DCS
digunakan.
(c). Penumpang memenuhi kriteria kualifikasi lain yang ditetapkan oleh maskapai penerbangan yang beroperasi

1.1.3.9 SMS Check-In


SMS Check-in dapat diberlakukan jika kondisi berikut terpenuhi:
(a). Penumpang telah terdaftar untuk SMS Check-in.
(b). Penumpang memegang tiket elektronik.
(c). Penumpang berangkat dari bandara di mana penerbitan mobile boarding card berlaku..

1.1.3.10 Pembukaan Check-In (Check-In Opening)


Lakukan briefing staf untuk check-in agents sebelum loket check-in dibuka dan menerima dan meninjau ulang ringkasan
informasi penerbangan.

1.1.4 Tempat Turunnya Bagasi ( Baggage Drop-Off )


Penumpang yang telah menggunakan fasilitas self-service check-in dapat menurunkan bagasi tercatat mereka di drop-off
bagasi.
(a). Tinjau ulang boarding pass dan tarik data penumpang di sistem check-in.
(b). Verifikasi identitas dan dokumen perjalanan, asses barang bawaan, dan menerima barang bawaan yang telah
diperiksa.
(c). Tambahkan informasi bagasi dan SSR ke DCS jika diperlukan dan terapkan biaya terkait sesuai kebijakan maskapai
penerbangan.

1.1.5 Dokumen Perjalanan dan Verifikasi nya (Travel Documents and Verification)
(a). Periksa keabsahan tiket terkait rencana perjalanan, penerbangan, tanggal, pembawa, status reservasi, kelas, dan
batasan.
(b). Periksa tiket untuk tujuan akhir dan konfirmasikan ke penumpang.
(c). Verifikasi identitas penumpang terhadap dokumen perjalanan yang ditampilkan, termasuk meninjau tanggal lahir, status
kadaluarsa dokumen, perbandingan visual foto dengan penumpang, dan pastikan nama pada dokumen perjalanan
sesuai dengan nama yang dipesan.

IGOM–2 4TH EDITION, JANUARY 2015


Passenger Handling Procedures—IGOM

(d). Verifikasi bahwa dokumen perjalanan berlaku dan berlaku untuk semua orang yang bepergian, karena tidak semua Negara
mengizinkan anggota keluarga untuk terdaftar dalam paspor tunggal.
(e). Laporkan dokumen yang menunjukkan tanda-tanda gangguan.
(f). Cari penumpang di sistem DCS dan tinjau ulang setiap catatan khusus.
(g). Periksa dokumen perjalanan untuk keperluan tujuan dan / atau transit.
(h). Meninjau kondisi atau batasan Visa atau batasan masuk jika diperlukan.
(i). Kumpulkan Advanced Passenger Information (API) jika diperlukan.
(j). Bila Anda mengidentifikasi masalah dengan dokumen, beritahu supervisor Anda yang akan menghubungi bantuan yang
berwenang.

1.1.5.1 Advance Passenger Information (API)


Beberapa pemerintah mensyaratkan maskapai penerbangan untuk mengajukan Advanced Passenger Information (API) pada
waktu tertentu untuk memberangkatkan penumpang.
Informasi umumnya dikumpulkan pada saat check-in, atau disediakan dari data yang dikumpulkan selama pemesanan, dan
diverifikasi saat menyampaikan dokumen perjalanan.
Sesuai petunjuk maskapai penerbangan, kumpulkan data API pada saat check-in, atau tinjau ulang data yang telah disediakan.
Kirimkan data API pada waktu yang telah diatur sebelumnya ke penerima yang ditentukan oleh maskapai . Selalu lindungi
informasi pribadi penumpang dan dengan aman membuang semua dokumen yang tidak tersimpan dalam arsip.

1.1.6 Penerimaan Penumpang ( Passenger Acceptance )

1.1.6.1 Persyaratan Penerimaan Penumpang (Requirements for Passenger Acceptance)


Beberapa kategori penumpang mungkin ditolak untuk melakukan perjalanan sesuai kebijakan maskapai penerbangan. Terapkan
kebijakan penerbangan maskapai penerbangan terkait penerimaan (acceptance).

1.1.6.2 Tempat duduk ( Seating )


Setiap penumpang (kecuali bayi, tidak menempati tempat duduk terpisah) diberi nomor kursi per penerbangan. Maskapai
penerbangan tertentu mengoperasikan kebijakan tempat duduk bebas / terbuka (free/open seating).
(a). Alokasikan tempat duduk untuk kategori penumpang khusus sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.
(b). Penerimaan penumpang (passenger acceptamce) pada daftar tunggu didasarkan pada status pemesanan dan petunjuk
bagian operasi penerbangan

1.1.6.3 Tempat Duduk Dekat Pintu Keluar (Exit Row Seating)


Penumpang yang menempati tempat duduk di pintu keluar darurat harus bertubuh sehat, dan karena itu mengecualikan INF,
UMNR, MEDA, dll. Yang menduduki emergency exit rows dibatasi sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan dan
persyaratan di negara tersebut.

1.1.7 Boarding Penumpang (Passenger Boarding)


(a). Periksa bahwa fasilitas boarding dan monitor gate menampilkan informasi penerbangan.
(b). Memastikan Barang Berbahaya (Dangerous Goods) dan Pemberitahuan Artikel Terlarang ditampilkan di Boarding Gate.
(c). Jika berjalan di apron, pastikan jalur ke pesawat aman dan ditandai dengan jelas untuk penumpang dan staf.
(d). Untuk boarding melalui aviobridge, amankan dan tandai jalur ke pesawat terbang.
(e). Dapatkan izin untuk boarding dari awak pesawat dan sesuai prosedur lokal dan kebijakan maskapai penerbangan.
(f). Ikuti persyaratan keselamatan untuk pengisian bahan bakar sesuai dengan operasi maskapai Ground Operation Manual.
(g). Buat pengumuman boarding sesuai standar maskapai penerbangan.
(h). Ikuti kebijakan untuk penumpang yang membutuhkan bantuan atau pre-boarding.
(i). Verifikasi identitas setiap penumpang sesuai persyaratan.
(j). Periksa nama pada dokumen identitas penumpang dengan yang ada di tiket, dan secara visual sesuai dengan penumpang
dengan foto.
(k). Konfirmasikan boarding acceptance setiap penumpang di DCS sebelum mempersilahkan naik pesawat.
(l). Untuk boarding manual atau non otomatis, periksa nomor penerbangan dan tanggal di boarding card.
(m). Terapkan kebijakan bagasi kabin dari maskapai penerbangan yang beroperasi, dan hitung semua barang-barang yang diberi
gate tagged.
(n). Amankan penerbangan dengan mencocokkan antara penumpang yang telah diperiksa dengan penumpang yang naik pesawat
(o). Berikan jumlah penumpang terakhir kepada awak kabin.
(p). Siapkan dokumen penerbangan yang dibutuhkan untuk awak kabin.
(q). Kirim post flight messages setelah penerbangan selesai.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–3


IGOM—Chapter 1

1.1.7.1 Perbedaan Jumlah Penumpang Boarding (Passenger Boarding Discrepancies)


Jika ada perbedaan jumlah penumpang (minus atau plus), harus diselesaikan sebelum menutup pintu pesawat.
(a). Lakukan setiap usaha untuk menemukan missing passengers dan dapatkan bukti visual tentang boarding dan
dokumen jika mereka berada di pesawat terbang.
(b). Terapkan prosedur maskapai penerbangan dan peraturan pemerintah terkait pemindahan bagasi tercatat dari
penumpang yang check-in tapi gagal naik.
(c). Beritahu crew dan load controller tentang semua perubahan menit terakhir terhadap load penumpang dan / atau
bagasi.

1.1.7.2 Boarding in Case of DCS Breakdown


Bila tidak tersedia sistem DCS atau tidak dapat digunakan, atau jika terjadi kegagalan sistem DCS, lakukan prosedur
boarding manual.
Pastikan perhitungan jumlah check-in terakhir cocok dengan jumlah penumpang yang naik sebelum penutupan pintu dan
bersiap dan naikkan manifest akhir

1.1.8 Dokumen Penerbangan (Flight Documents)


Berikan crew penerbangan dokumen yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi maskapai penerbangan.

1.1.8.1 Daftar Informasi Penumpang (Passenger Information List (PIL)


Daftar Informasi Penumpang (PIL) menyediakan informasi kepada awak kabin tentang penumpang on board, (nama, nomor
kursi, persyaratan layanan khusus).
(a). Berikan PIL kepada senior awak kabin sebelum keberangkatan

1.1.8.2 Dokumen Penerbangan Lainnya (Other Flight Documents)


Dokumen lain yang diperlukan meliputi:
(a). manifest akhir;
(b). daftar tag bagasi untuk penerbangan tujuan ganda;
(c). declare umum jika diperlukan;
(d). informasi khusus lainnya (yaitu dokumen INAD, dll.)

1.1.9 Aktifitas Setelah Keberangkatan Penerbangan (Post Flight Departure Activities)

1.1.9.1 Pesan (Messages)


Pastikan semua pesan yang relevan dikirim ke alamat yang sesuai, sesuai prosedur operasi maskapai penerbangan.
Pesan bisa meliputi:
(a). Teletype Passenger Manifest (TPM)
(b). Passenger Transfer Message (PTM)
(c). Passenger Service Message (PSM)
(d). Passenger Protection Message (PPM)
(e). Seat Occupied Message (SOM)
(f). Industry Discount Message (IDM)
(g). Advance Passenger Information (API)
(h). Electronic Ticket List (ETL)

1.1.9.2 Retensi Dokumen Penerbangan (Flight Document Retention)


Mempertahankan dokumen penerbangan (secara elektronik atau kertas) sesuai prosedur operasi maskapai penerbangan
dan untuk jangka waktu tidak kurang dari tiga bulan kecuali ditentukan lain

1.2 Keamanan Penumpang (Passenger Security)

1.2.1 Keamanan Dokumen (Security of Documents)

1.2.1.1 Boarding Passes, Transit Cards and Baggage Tags


Semua bahan yang digunakan untuk pemrosesan penumpang dan bagasi (misalnya boarding cards, baggage tags, FIMs,
vouchers, stamps) harus dilindungi atau diawasi setiap saat untuk mencegah akses dan penggunaan yang tidak sah

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–5


Passenger Handling Procedures—IGOM

1.2.1.2 Pembuangan Dokumen Cetak (Disposal of Printed Documents)


Materi cetak seperti boarding pass, daftar penumpang, dan handling forms mungkin harus dicetak ulang dan tertinggal sbg sampah.
Buang dokumen tsb sesuai peraturan perlindungan data, karena berisi data penumpang

1.2.1.3 Keamanan Informasi (Information Security)


Sistem kontrol keberangkatan (check-in system) harus dikontrol untuk mencegah akses yang tidak sah.
(a). Ikuti prosedur bandara utk mencegah penggunaan yg tidak sah dan akses boarding pass yg un-issued.
(b). Sebelum meninggalkan counter, lepaskan boarding cards dan baggage tags dari printer atau lock-off.
(c). Sebelum meninggalkan counter, sign-out, log-off dan kunci sistem.
(d). Perhatikan peraturan tentang penggunaan sign in dan password.

1.2.1.4 Daerah Terbatas (Restricted Areas)


Amankan semua gate dan area keberangkatan dgn menjaga pintu selalu tertutup, gunakan barikade yang sesuai saat
mengarahkan penumpang.
(a). Pastikan semua pintu akses tertutup bila tidak digunakan.
(b). Posisikan staf sesuai kebutuhan untuk mengarahkan penumpang.
(c). Jika penumpang harus berjalan di apron ke pesawat terbang, pastikan langsung menuju pesawat terbang.
(d). Jika transportasi harus disiapkan untuk penumpang pindah dari bangunan terminal ke pesawat terbang, pastikan hanya
petugas berwenang dan penumpang yang di screening dibolehkan naik kendaraan

1.2.2 Kesesuaian Penumpang untuk Melakukan Perjalanan


Kaji setiap penumpang dlm hal risiko keamanan dgn mencari anomali dan mengamati karakteristik emosional dan/atau bahasa
tubuh tertentu. Hati-hati terhadap kebugaran secara keseluruhan untuk terbang, termasuk penyakit yang berpotensi menular,
kondisi medis, keracunan, dll.
Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk membantu penilaian penumpang.
(a). Bila Anda mengidentifikasi penumpang bermasalah, beritahukan supervisor Anda.
(b). Pengawas akan menghubungi pihak yang berwenang untuk mendapat bantuan

1.3 Kedatangan Penumpang (Passenger Arrival), Transfer dan Transit

1.3.1 Pre-Arrival
Tinjau informasi pra-kedatangan dari DCS dan/atau pesan.
(a). Siapkan short connections jika tersedia.
(b). Atur fasilitas untuk penumpang yang memerlukan bantuan, misal. UMNR, PRMs.
(c). Periksa persyaratan untuk alat bantu mobilitas untuk sampai ke gate.
(d). Jika terjadi keterlambatan kedatangan, periksa penerbangan connecting selanjutnya dan buat reservasi baru jika diperlukan
dan sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.

1.3.2 Kedatangan (Arrival)


(a). Siapkan aviobridge, pastikan bebas dari puing dan posisikan sesuai tinggi standar jenis pesawat terbang.
(b). Amankan rute kedatangan (disembarkasi) untuk penumpang.
(c). Turunkan (disembarkasi) penumpang sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.
(d). Beri bantuan ke penumpang yg membutuhkan. Komunikasikan penundaan dlm memberi layanan bantuan.

1.3.3 Transfer

1.3.3.1 Penanganan Penumpang di Connecting Airport


Jika diberlakukan, dan sesuai kebijakan maskapai penerbangan:
(a). Periksa inbound / outbound connecting dan jumlah penumpang yang terkena dampak.
(b). Periksa waktu kritis connecting, dan informasikan kepada staf gate untuk melanjutkan transfer.
(c). Siapkan penanganan penumpang yang membutuhkan bantuan.
(d). Temui penumpang transfer saat kedatangan pesawat.
(e). Penumpang direct:
1. penumpang yang melalui pemeriksaan, ke gate keberangkatan yang sesuai;
2. penumpang yang tidak melalui pemeriksaan, ke meja transfer atau gate untuk check-in, tergantung mana yang berlaku.

IGOM–6 4TH EDITION, JANUARY 2015


IGOM—Chapter 1

1.3.4 Transit
Penumpang transit diizinkan untuk turun saat ground time dijadwalkan, saat keadaan dan fasilitas memungkinkan, sesuai dengan
kebijakan maskapai penerbangan. Beberapa kategori penumpang harus dikawal selama waktu transit.
Persyaratan pemerintah lokal harus diterapkan mengenai keamanan penumpang transit sampai dan termasuk persyaratan
screening.

1.3.4.1 Disembarkasi Penumpang Transit

1.3.4.1.1 Prosedur Disembarkasi


(a). Beri tiap penumpang boarding pass transit atau instruksikan untuk menggunakan boarding pass asli mereka.
(b). Informasikan penumpang tentang waktu boarding dan gate dan fasilitas yang tersedia.
(c). Penumpang transit harus di re-secured saat re-boarding pesawat. (dokumen perjalanan diperiksa, status boarding diverifikasi,
transit card dikumpulkan)

1.3.4.1.2 Beberapa Penumpang Transit Tetap di Pesawat


Sesuai kebijakan maskapai penerbangan, mungkin ada kategori penumpang yang tetap berada di pesawat jika diizinkan secara
lokal.

1.3.4.2 Boarding Penumpang Transit

1.3.4.2.1 Prosedur
(a). Boarding kan penumpang transit s
(b). Sebelum local passengers.
(c). Re-secured penerbangan dgn memeriksa dokumen perjalanan dan validasi status boarding dgn mengumpulkan transit card
atau tinjau kembali boarding card yang asli. Validasi juga bisa dilakukan dengan menggunakan manifest penerbangan atau
DCS.

1.3.4.2.2 Penumpang Transit yang Hilang (Missing Transit Passengers)


Penerbangan harus di re-secured sebelum penutupan pintu. Jika penumpang hilang, terapkan prosedur untuk penumpang yang
hilang (missing passengers).

1.3.4.3 Programmed Aircraft Change En Route


(a). Beritahu awak kabin bahwa semua penumpang transit harus turun dgn membawa barang bawaan mereka.
(b). Distribusikan transit boarding passes (atau instruksikan penumpang untuk menggunakan boarding pass asli mereka) dan
informasikan penumpang tentang boarding time dan gate dan fasilitas yang tersedia.
(c). Sediakan bantuan kepada penumpang sesuai kebutuhan.
(d). Jika terjadi perubahan konfigurasi, tetapkan nomor kursi baru penumpang jika ada, atau gunakan tempat duduk bebas
(free/open seating).

1.4 Kategori Penumpang Khusus (Special Categories of Passengers)

1.4.1 Minors Traveling Alone

1.4.1.1 Anak-anak di bawah umur yang tidak didampingi / Unaccompanied Minors (UMNR)

1.4.1.1.1 Tempat duduk (seat)


Seat UMNRs sesuai kebijakan maskapai penerbangan dan tidak menetapkan kursi di baris pintu keluar darurat.

1.4.1.1.2 Pembatasan Penerimaan Penerbangan Lanjutan (Connection Acceptance Restrictions)


Amati kebijakan penerbangan maskapai penerbangan jika ada.

1.4.1.1.3 Prosedur Penanganan Anak-anak yang tidak didampingi


(a). Lengkapi formulir saran / pernyataan penanganan yang memastikan orang dewasa yang bertanggung jawab telah
menandatangani otorisasi dan memberikan bukti identitas.
(b). Bagikan dan simpan salinan sesuai kebutuhan.
(c). Pastikan ucapan dan kode SSR yang benar ada dalam catatan masuk.
(d). Terapkan biaya penanganan jika ada.
(e). Informasikan orang dewasa yang bertanggung jawab untuk tetap berada di bandara sampai pesawat udara mengudara
(f). UMNR tidak boleh tanpa pengawasan sampai diserahkan ke awak kabin.
(g). Sarankan / lepaskan tanggung jawab orang dewasa saat penerbangan mengudara.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–7


Passenger Handling Procedures—IGOM

1.4.1.1.4 Prosedur Transfer Station


(a). Temui, bantu UMNR dan kumpulkan dokumen perjalanan dari awak kabin.
(b). Serahkan UMNR ke awak kabin dari connecting flight.
(c). Dalam hal transfer interline, serahkan UMNR ke agen maskapai penerbangan connecting selanjutnya.
(d). Jika penerbangan dibatalkan di transfer station, UMNR harus ditemani setiap saat

1.4.1.1.5 Prosedur Arrival Station


(a). Temui, bantu UMNR dan kumpulkan dokumen perjalanan dari awak kabin.
(b). Lengkapi formulir saran / pernyataan handling untuk staf maskapai yang bertanggung jawab.
(c). Bila memungkinkan, pastikan bagasi UMNR dikumpulkan
(d). Serahkan UMNR hanya kepada orang dewasa yang tercatat pada handling advice setelah memverifikasi identitas orang ini
dan setelah menerima tanda tangannya untuk menerima UMNR

1.4.2 Bayi dan Anak-anak

1.4.2.1 Bayi
Bayi adalah anak di bawah umur yang belum sampai pada hari ulang tahunnya yang kedua.

1.4.2.1.1 Tempat duduk


Jumlah maksimum bayi yang diperbolehkan per pesawat dibatasi oleh jumlah masker oksigen tambahan yang tersedia di pesawat
terbang.
Bayi dianggap anak-anak dan harus diberi tempat duduk saat dan selama perjalanan, saat mereka mencapai usia 2 tahun.
Pembatasan mungkin ada mengenai jumlah bayi yang diizinkan per penumpang dewasa, atau usia minimum yang harus
bertanggung jawab atas bayi. Terapkan kebijakan operasi maskapai penerbangan.

1.4.2.1.2 Aircraft Baby Bassinets (Keranjang Bayi)


Jika pesawat dilengkapi dengan bassinet bayi, terapkan kebijakan operasi maskapai penerbangan untuk penempatan, hormati
batasan umur dan berat badan.

1.4.2.1.3 Kereta Bayi (Baby Strollers)


Terapkan kebijakan operasi maskapai penerbangan mengenai layanan check in atau pengiriman pada pesawat terbang (DAA)
untuk kereta bayi dan berikan informasi kepada penumpang mengenai prosedur ini, jika ada.

1.4.2.2 Anak-anak
Seorang anak berusia antara 2 dan 12 tahun, telah mencapai ulang tahunnya yang ke 2 tapi bukan ulang tahunnya yang ke 12.

1.4.2.2.1 Tempat duduk


Anak-anak harus menempati kursi penumpang individual dan tidak boleh duduk di baris pintu keluar darurat (emergency exit rows)

1.4.2.2.2 Perangkat Pengekang Anak (Child Restraint Device)


Terapkan prosedur operasi maskapai penerbangan untuk acceptance dan penggunaan jok mobil dan perangkat pengekang lainnya.
Verifikasi kesesuaiannya sesuai spesifikasi penerbangan.
(a) Pastikan perangkat pengekang anak diletakkan di tempat duduk yang tidak akan menghalangi evakuasi penumpang manapun.
(b) Jangan tetapkan tempat duduk untuk perangkat pengekang anak di deretan keluar darurat, atau baris ke depan atau belakang
deretan keluar darurat.
(c) Hormati batasan spesifik maskapai penerbangan yang beroperasi, karena tidak semua kursi mungkin sesuai.

1.4.3 Kelompok

1.4.3.1 Umum
Sebuah kelompok didefinisikan sebagai partai yang terdiri dari setidaknya 09 penumpang (tidak termasuk bayi), bepergian
bersama.

IGOM–6 4TH EDITION, JANUARY 2015


IGOM—Chapter 1

1.4.3.2 Check-in
(a). Check-in dan terima semua penumpang secara terpisah.
(b). Tetapkan kursi bersama, jika diminta, hormati persyaratan tempat duduk khusus.
(c). Terbitkan tag bagasi satu per satu.
1. Setiap potongan bagasi harus sesuai dengan identifikasi penumpang masing-masing
2. Pengecualian: Tag tas untuk anggota keluarga yang bepergian bersama dapat dikeluarkan dengan satu nama
keluarga.

1.4.3.3 Kelompok Non Standar


(a). Kelompok yang tidak biasa, bobot yang berlebihan, atau sesuatu di luar standar perlu dikomunikasikan untuk kontrol
muatan (yaitu tim olahraga dengan bobot penumpang yang lebih tinggi).

1.4.4 Penumpang yang Membutuhkan Bantuan


Bagi penumpang penyandang cacat dan mereka yang membutuhkan atau meminta bantuan;
(a). Tanyakan kepada penumpang apa bantuan yang mereka butuhkan dan bagaimana Anda dapat membantu mereka.
(b). Diskusikan tempat duduk yang paling sesuai berdasarkan kebutuhan masing-masing dan spesifikasi pesawat terbang,
bahkan jika kursi sudah ditetapkan sebelumnya.
(c). Sarankan penumpang, layanan dan bantuan apa yang tersedia berdasarkan kebutuhan mereka.
(d). Anjurkan penumpang pengoperasian peralatan maskapai penerbangan seperti di kursi roda, tanda Braille atau taktil,
WC yang mudah diakses.
(e). Berikan informasi kepada penumpang dalam format alternatif sesuai permintaan.
(f). Pastikan kode SSR yang akurat dan informasi terkait lainnya dicatat dalam DCS.

1.4.4.1 Penumpang dengan Mobilitas Berkurang

1.4.4.1.1 Mengidentifikasi Penumpang dengan Mobilitas Berkurang


Sesuai persyaratan kursi roda yang sesuai dengan kebutuhan spesifik penumpang.-WCHC (Cabin), WCHR, WCHS (Step)

1.4.4.2 Penumpang dengan Kerusakan Visual atau Pendengaran


Layani penumpang yang diidentifikasi sebagai orang yang memiliki gangguan penglihatan atau pendengaran dengan akses
ke informasi yang sama yang diberikan kepada penumpang lainnya.
Pastikan kode SSR yang akurat dan informasi relevan lainnya dicatat di DCS.

1.4.5 Penumpang Membutuhkan Medical Clearance


Sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan, izin medis mungkin diperlukan oleh penumpang yang tampaknya
memiliki penyakit menular atau kondisi yang dapat menimbulkan ancaman langsung terhadap kesehatan dan keselamatan
orang lain dalam penerbangan.
(a). Orang-orang yang kondisi medisnya memberikan keraguan yang wajar bahwa orang tersebut dapat menyelesaikan
penerbangan dengan aman tanpa memerlukan bantuan luar biasa selama penerbangan, misal. orang dengan kondisi
medis akut seperti baru terkena serangan jantung, stroke, embolism, orang-orang baru saja operasi.
(b). Orang yang meminta perawatan medis selama penerbangan, mis. membutuhkan tambahan oksigen atau perawatan
medis lainnya seperti infus.

1.4.5.1 Formulir Informasi Medis IATA (MEDIF)


MEDIF adalah bentuk standar yang digunakan untuk menilai penumpang yang membutuhkan bantuan. Contohnya adalah:
(a). Lampiran A (Lembar informasi untuk penumpang yang memerlukan bantuan khusus) dan;
(b). Lampiran B (Lembar informasi untuk penumpang yang memerlukan izin medis).
Gunakan formulir maskapai penerbangan sendiri jika berlaku.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–9


Passenger Handling Procedures—IGOM

MEDIF–Attachment A
Information Sheet for Passengers Requiring Special Assistance

1. Last name / First name / Title .........................................................................................................................................


2. Passenger name record (PNR) .......................................................................................................................................
3. Proposed itinerary ........................................................................................................ ...................................................
Airline(s), flight number(s) .............................................................................................................................. ...................
Class(es), date(s), segment(s) .............................................................................................................................. ............
4. Nature of disability ..........................................................................................................................................................

IGOM–8 4TH EDITION, JANUARY 2015


IGOM—Chapter 1

5. Stretcher needed onboard? Yes No


6. Intended escorts Yes No
Name……………………………………………………………………………....………. Title…………………………………………….. Age……………..
PNR if different………………………………………………………………………………………………………………………………….
Medical qualification Yes No Language spoken……………….………………………………………

7. Wheelchair needed Yes No


Wheelchair categories WCHR WCHS WCHC Own wheelchair Yes No
Collapsible WCOB Yes No Wheelchair type WCBD WCBW WCMP
8. Ambulance needed (to be arranged by the Airline) Yes No
If yes, specify destination address…………………………………………………………………………………………………………...
If no, specify ambulance company contact………………………………………………………………………………………………….
9. Meet and assist Yes No
If designated person, specify contact……………………………………………………………………………...………………………...
10. Other ground arrangements needed Yes No
If yes, specify…………………………………………………………………………………………………………………………………...
Departure airport……………………………………………………………………………………………………………………………….
Transit airport…………………………………………………………………………………………………………………………………...
Arrival airport……………………………………………………………………………………………………………………………………
11. Special inflight arrangements needed Yes No
If yes, specify type of arrangements (special meal, extra seat, leg rest, special seating)……………………………………………….
Specify equipment (respirator, incubator, oxygen, etc)……………………………………………………………………………………
Specify arranging company and at whose expense……………………………………………………………………………………….
12. Frequent traveler medical card (FREMEC) Yes No
If yes, specify FREMEC number, issued by, expiry date…………………………………………………...……………………………………..

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–9


MEDIF–Attachment B, Part 1
Information Sheet for Passengers Requiring Medical Clearance (to be completed or obtained from the attending physician)

1. Patient’s name……………………………………………………………………………………………………….…………………………..
Date of Birth……………………………………. Sex…………………………. Height………………………… Weight………………......
2. Attending physician………………………………………………………………………………………………………………
E-mail …………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Telephone (mobile preferred), indicate country and area code ………………………………………… Fax ………..…………………
3. Diagnosis (including date of onset of current illness, episode or accident and treatment, specify if contagious)…….
…………………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………………
Nature and date of any recent and/or relevant surgery…………………………………………………………………………………………..
4. Current symptoms and severity………………………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. Will a 25% to 30% reduction in the ambient partial pressure of oxygen (relative hypoxia) affect the passenger’s medical condition?
(Cabin pressure to be the equivalent of a fast trip to a mountain elevation of 2400 meters (8000 feet) above sea level) Yes No Not sure

6. Additional clinical information

IGOM–10 4TH EDITION, JANUARY 2015


a. Anemia Yes No If yes, give recent result in grams of hemoglobin .............
b. Psychiatric and seizure disorder Yes No If yes, see Part 2
c. Cardiac condition Yes No If yes, see Part 2
d. Normal bladder control Yes No If no, give mode of control………………………………….
e. Normal bowel control Yes No
f. Respiratory condition Yes No If yes, see Part 2
g. Does the patient use oxygen at home? Yes No If yes, specify how much……………
h. Oxygen needed in flight? Yes No If yes, specify 2 LPM 4 LPM Other
7. Escort
a. Is the patient fit to travel unaccompanied? Yes No
b. If no, would a meet-and-assist (provided by the airline to embark and disembark) be sufficient? Yes No
c. If no, will the patient have a private escort to take care of his/her needs onboard? Yes No
d. If yes, who should escort the passenger? Doctor Nurse Other
e. If other, is the escort fully capable to attend to all the above needs? Yes No
8. Mobility
a. Able to walk without assistance Yes No b. Wheelchair required for boarding to aircraft to seat
9. Medication list……………………………………………………………………………………………………………………..
10. Other medical information……………………………………………………………………………………………………..

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–11


MEDIF–Attachment B, Part 2
Information Sheet for Passengers Requiring Medical Clearance (to be completed or obtained from the attending physician)
1. Cardiac condition
a. Angina Yes No When was last episode?.........................................................................
• Is the condition stable? Yes No
• Functional class of the patient?
No symptoms Angina with important efforts Angina with light efforts Angina at rest
• Can the patient walk 100 meters at a normal pace or climb 10 -12 stairs without symptoms? Yes No
b. Myocardial infarction Yes No Date…………………………………………………………………………….
• Complications? Yes No If yes, give details…………………………………………………………….
• Stress EKG done? Yes No If yes, what was the result?.............................................................Metz
• If angioplasty or coronary bypass,
can the patient walk 100 meters at normal pace or climb 10–12 stairs without symptoms? Yes No
c. Cardiac failure Yes No When was last episode?.........................................................................
• Is the patient controlled with medication? Yes No
• Functional class of the patient?
No symptoms Shortness of breath with important efforts Shortness of breath with light efforts Shortness of breath at rest
d. Syncope Yes No Last episode………………………………………………………………….
Investigations? Yes No If yes, state results…………………………………………………………..
2. Chronic pulmonary condition Yes No
a. Has the patient had recent arterial gases? Yes No
b. Blood gases were taken on: Room air Oxygen …………………………..LPM
If yes, what were the results ……………………..pCO2 …………………pO2
Saturation…………………………………………………. Date of exam………………………………………………………….
c. Does the patient retain CO2? Yes No
d. Has his/her condition deteriorated recently? Yes No
e. Can the patient walk 100 meters at a normal pace or climb 10-12 stairs without symptoms? Yes No
f. Has the patient ever taken a commercial aircraft in these same conditions? Yes No
• If yes when?.............................................................................................................................................................................
• Did the patient have any problems?.........................................................................................................................................
3. Psychiatric Conditions Yes No
a. Is there a possibility that the patient will become agitated during flight Yes No
b. Has he/she taken a commercial aircraft before Yes No
• If yes, date of travel? .......................................... Did the patient travel alone escorted?
4. Seizure Yes No
a. What type of seizures?.................................................................................................................................................................
b. Frequency of the seizures…………………………………………………………………………………………………………………..
c. When was the last seizure?..........................................................................................................................................................
d. Are the seizures controlled by medication? Yes No
5. Prognosis for the trip Yes No
Physician Signature…………………………………………………………………… Date …………………………………….

Note: Cabin attendants are not authorized to give special assistance (e.g. lifting) to particular passengers, to the detriment of their service to other
passengers. Additionally, they are trained only in first aid and are not permitted to administer any injection, or to give medication.
Important: Fees, if any, relevant to the provision of the above information and for carrier-provided special equipment are to be paid by the
passenger concerned.
1.4.5.2 Frequent Travelers Medical Card (FREMEC)
Jika penumpang adalah seorang traveller yang sering bepergian dan memiliki kondisi medis yang stabil yang ditetapkan
oleh clearance medis awal, maka kartu medis traveller yang sering (FREMEC) dapat dikeluarkan oleh maskapai
penerbangan yang beroperasi.

1.4.5.3 Pemberitahuan Awal


Penumpang diminta untuk memberi tahu maskapai tentang kebutuhan mereka pada saat pemesanan.
Pemberitahuan sebelumnya diperlukan untuk hal berikut, tergantung pada persetujuan dan persetujuan penerbangan:
(a). Penumpang yang bepergian dengan tandu.
(b). Penggunaan oksigen di atas pesawat dan penggunaan konsentrator oksigen portabel pribadi, ventilator atau respirator
onboard.
(c). Pengangkutan inkubator.

1.4.5.4 Tempat duduk


Penumpang MEDA berhak mendapatkan tempat duduk yang paling sesuai sesuai kebutuhan mereka, termasuk
penyimpanan peralatan medis atau peralatan medis.
Tempat duduk yang tepat, sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan dan kebutuhan penumpang, harus ditetapkan
kepada:
(a). penumpang yang membutuhkan oksigen tambahan di pesawat;
(b). penumpang yang bepergian dengan tandu;
(c). penumpang yang benar-benar tidak bergerak;
(d). penumpang yang bepergian dengan service animal;
(e). penumpang dengan kaki yang menyatu atau tidak bergerak.
Menyediakan tempat duduk yang berdekatan, seperti yang berlaku untuk:
(a). petugas perawat pribadi;
(b). asisten keamanan;
(c). pembaca / juru bahasa dalam hal penglihatan atau gangguan pendengaran. PRM (Reduced Mobility) / MEDA dan
PRM / Non-MEDA mungkin tidak duduk di pintu darurat.

1.4.5.5 Permintaan Bantuan tanpa Pemberitahuan Lanjutan


Jika kebutuhan khusus penumpang tidak dikomunikasikan pada saat pemesanan, atau penumpang diidentifikasi sebagai
PRM atau kasus MEDA potensial saat keberangkatan, lakukan semua upaya yang wajar untuk mengakomodasi
penumpang. Ajukan pertanyaan yang sesuai dan catat kode yang dibutuhkan di DCS.

1.4.6 Penumpang tidak memerlukan izin medis


Sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan, beberapa penumpang mungkin tidak diharuskan memberikan izin
medis. Sebagai contoh:
(a). calon ibu sampai dengan sebelum tanggal kelahiran yg ditetapkan;
(b). orang dengan patah tulang atau luka sederhana;
(c). orang-orang yang berkurang dalam mobilitas karena usia;
(d). kode SSR WCHR, WCHS atau WCHC (ditambah kode Barang Berbahaya WC) asalkan kondisinya tetap tidak berubah
setidaknya selama enam bulan terakhir;
(e). orang-orang yang secara visual atau tuna rungu;
(f). orang dengan masalah kesehatan mental.

1.4.6.1 Penanganan
Periksa bahwa kebutuhan tambahan telah dikomunikasikan melalui kode SSR masing-masing dan dimasukkan ke DCS,
dan verifikasi jika persyaratan pendamping terpenuhi, jika berlaku.

1.4.6.2 Penolakan Kasus PRM dan / atau MEDA


Jangan menolak penumpang kecuali ada alasan sah untuk menolak, sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.

1.4.6.2.1 Hak Penolakan


Kasus PRM dan / atau MEDA dapat ditolak berdasarkan Ketentuan Umum Pengangkutan (Hak untuk menolak
pengangkutan).

1.4.6.2.2 Alasan Penolakan


Jangan menolak penumpang kecuali salah satu dari alasan berikut berlaku, dan sesuai dengan kebijakan maskapai
penerbangan yang beroperasi:
(a). Orang tersebut memiliki tingkat kelemahan fisik sedemikian rupa sehingga perjalanan tersebut kemungkinan akan
mengakibatkan komplikasi (misalnya pengalihan) atau kematian.
(b). Orang tersebut memerlukan keperawatan atau perawatan individu selama penerbangan, jika tidak disertai dengan
pendamping yang sesuai.

IGOM–12 4TH EDITION, JANUARY 2015


(c). Orang yang, karena kondisi fisik atau medisnya, merupakan ancaman langsung terhadap kesehatan atau keselamatan
penumpang lain, properti mereka, pesawat terbang atau awak pesawat yang tidak dapat dihilangkan dengan memberikan
bantuan tambahan atau layanan atau dengan cara lain ( misalnya masker wajah, tempat duduk terpisah).
(d). Orang tersebut gagal atau menolak mengikuti kondisi pengangkutan tertentu yang dipersyaratkan oleh peraturan maskapai
penerbangan yang beroperasi.
(e). Informasi diperlukan tentang kondisi medis penumpang (diagnosis) di mana dokter penumpang sendiri menolak untuk
mengungkapkan informasi tersebut ke Pelayanan Kesehatan yang Berhak.
(f). Orang tersebut memiliki penyakit menular.

1.4.6.2.3 Penanganan
Dalam kasus penolakan kasus PRM dan / atau MEDA, informasikan kepada penumpang dan jelaskan alasan penolakan dengan
mengacu pada Ketentuan Umum Pengangkutan.
Terapkan kebijakan penerbangan maskapai penerbangan sehubungan dengan rebooking ke kemudian hari, dan / atau membuat
semua upaya untuk mengakomodasi penumpang pada penerbangan berikutnya, jika berlaku, atau pengembalian tiket.
(a). Masukkan semua informasi yang relevan tentang alasan penolakan ke PNR atau dalam laporan maskapai penerbangan
operasional mis. pax menolak [penerbangan / tanggal] due to kurangnya asisten keselamatan [alamat SITA / nama agen]
(b). Teruskan PNR (Pax Name Record) atau laporkan kebagian terkait. Dokumentasikan semua rincian kejadian dan kirimkan
sesuai yang ditentukan oleh maskapai penerbangan.

1.4.7 Service Animal


Sesuai dengan kebijakan penerimaan maskapai penerbangan, mintalah penumpang dengan service animal bersertifikat ke dalam
kabin, dan berikan tempat duduk yang sesuai untuk penumpang dan hewan, termasuk ruang lantai tambahan di tempat yang
dimandatkan dan sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.

1.4.8 Stretcher Transport

1.4.8.1 Umum
Jika diterima oleh maskapai penerbangan, pengangkutan dengan tandu dapat diatur asalkan pemberitahuan terlebih dahulu
diberikan agar penumpang diangkut dalam posisi berbaring.
(a). Jika tandu transportasi telah dikonfirmasi pada saat pemesanan, terima penumpang sesuai dengan kebijakan maskapai
penerbangan.
(b). Rincian status akan diperbarui dalam catatan masuk.
Penerimaan kasus tandu dikaitkan dengan:
(a). Kondisi penerimaan kasus PRM / MEDA.
(b). Ketentuan pemasangan tandu di atas pesawat.

1.4.9 Oksigen untuk Penggunaan Medis

1.4.9.1 Penerimaan
Setelah maskapai penerbangan bero
perasi menerima:
(a). mengatur pre-boarding untuk penumpang;
(b). tambahkan kode SSR yang sesuai untuk bantuan;
(c). kursi penumpang sesuai kebijakan maskapai penerbangan yang memungkinkan penyimpanan peralatan.

1.4.10 Inadmissible Passengers and Deportees

1.4.10.1 Penumpang yang Tidak Dapat Diterima (INAD)


INAD adalah seorang penumpang yang tidak dapat diterima yang akan ditolak masuk ke suatu Negara oleh otoritasnya.

1.4.10.1.1 Perjalanan tanpa didampingi atau didampingi


Secara umum, INAD melakukan perjalanan tanpa disertai. INAD perlu ditemani jika:
(a). INAD secara fisik menolak pengangkutan;
(b). dia telah ditolak bepergian oleh perusahaan penerbangan lain;
(c). ada tanda bahaya yang membahayakan keselamatan penerbangan atau penumpang.
Untuk alasan di atas, INAD yang tidak ditemani juga dapat ditolak pada tahap apapun.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–35


1.4.10.1.2 Penolakan
Jika INAD ditolak pengangkutan atau menimbulkan anggapan bahwa dia akan menjadi sumber gangguan bagi penumpang atau
awak pesawat lainnya, maka hanya terima dia sesuai prosedur untuk DEPA.
Menolak pengangkutan orang yang dideportasi atau penumpang yang tidak dapat diterima jika mereka cenderung:
(a). melibatkan risiko terhadap keselamatan penerbangan;
(b). melibatkan bahaya atau risiko terhadap dirinya sendiri, penumpang atau awak pesawat lainnya;
(c). menyebabkan ketidaknyamanan atau membuat penumpang lain dapat keberatan thd dirinya;
(d). memerlukan bantuan khusus dari ground staf atau in-flight.

1.4.10.2 Deportees
DEPO digunakan untuk menunjuk seorang deportee:
(a). seseorang yang secara formal diperintahkan oleh pihak berwenang untuk meninggalkan Negara tersebut;
(b). seseorang yang ditangkap yang harus diangkut ke Negara lain karena alasan hukum;
(c). seseorang yang mengajukan permohonan suaka dan dipindahkan ke negara yang bertanggung jawab atas permohonannya;
(d). dijelaskan pd istilah "Konvensi Dublin" sebagai reasons for transportation.
DEPA-deportee accompanied (didampingi)
(a). Seorang deportee yang dikawal oleh pengawal keamanan selama penerbangan
DEPU-deportee unaccompanied (tidak didampingi)
(a). Seorang deportee yang tidak dikawal oleh pengawal keamanan selama penerbangan
Tanggung jawab untuk dideportasi sepenuhnya terletak pada negara yang bersangkutan.
Deportees akan diterima untuk pengangkutan hanya atas permintaan Otoritas dan saat persetujuan operasi maskapai penerbangan.

1.4.10.2.1 Tempat duduk


Tetapkan penumpang inadmissible, deportees dan kursi pendamping mereka di bagian belakang kabin, namun tidak berbatasan
langsung dengan pintu keluar, sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.

1.4.10.2.2 Dokumen Perjalanan


Serahkan dokumen perjalanan ke crewu jika diminta oleh pemerintah setempat, peraturan daerah atau prosedur penerbangan
maskapai.

1.4.10.2.3 Penanganan
Beritahu crew dan Pilot-in-Command INAD, DEPA dan DEPU carriage.

1.4.11 Unruly Passengers (Penumpang yg tidak patuh)

1.4.11.1 Kondisi Umum Pengangkutan Penumpang


Operator dapat menolak pengangkutan atau pengangkut penumpang setiap saat karena alasan keselamatan untuk mencegah
pelanggaran terhadap peraturan, peraturan, atau perintah yang berlaku dari negara bagian manapun atau negara yang akan
diterbangkan dari dan ke negara tsb.

1.4.11.2 Penanganan Unruly Passengers Selama Check-In atau Boarding


Laporkan kepada supervisor tentang perilaku penumpang yang tidak patuh yang Anda amati saat check-in, di lounge, atau di
boarding gate, dan letakkan bagasi penumpang tersebut pd kondisi standby.

1.4.11.3 Jika Penumpang Denied Carriage (Ditolak utk diangkut)


(a). Turunkan/keluarkan penumpang di DCS dan turunkan/keluarkan barang bawaannya.
(b). Dokumentasikan kasus ini di laporan bandara atau maskapai penerbangan, dengan rincian kondisi penumpang (misalnya mabuk,
penganiayaan umum, dll.).

1.4.11.4 Jika Penumpang Diterima untuk Bepergian


(a). Informasikan kepada Pilot-in-Command dan anggota awak kabin senior.
(b). Dokumentasikan kasus ini di laporan bandara atau maskapai penerbangan dengan rincian kondisi penumpang.
(c). Laporkan kejadian tersebut ke departemen yang berlaku dan bandara selanjutnya.

IGOM–34 4TH EDITION, JANUARY 2015


1.5 Passenger Irregularities
1.5.1 Pedoman Passenger Irregularity Umum

1.5.1.1 Informasi dan Komunikasi kepada Penumpang


Secara umum, berikan informasi segera dan akurat secara berkala.
(a). Pastikan staf diberi pengarahan untuk menyampaikan informasi secara konsisten.
(b). Memberikan penumpang informasi tertulis tentang hak-hak mereka sesuai peraturan yang berlaku, atas permintaan atau sesuai
kebutuhan.
(c). Berikan informasi dalam format alternatif kepada penumpang dengan gangguan.

1.5.2 Penundaan (Delays)

1.5.2.1 Prosedur Penanganan


(a). Penumpang harus diberitahu dan dinotifikasi akan penundaan, dan terus diinformasikan secara berkala.
(b). Bila memungkinkan, berikan pemberitahuan penundaan atau informasi hak penumpang dan dalam format alternatif untuk
penumpang dengan gangguan.
(c). Briefing Staf mengenai perkiraan waktu keberangkatan, perkiraan waktu kedatangan, dan ketentuan yang ditawarkan.

1.5.2.2 Delay Diketahui Sebelum Check-In


(a). Memperbarui waktu revisi di DCS.
(b). Jika berlaku dan sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan penerbangan, rebook penerbangan yang menghubungkan
sesuai dengan urutan prioritas penerbangan.
(c). Periksa penumpang dan bagasi melalui penerbangan rebooked.

1.5.2.3 Delay Diketahui Sebelum Boarding


(a). Konfirmasikan kembali gate keberangkatan dan waktu, dan perbarui waktu yang telah direvisi di DCS.
(b). Advise penumpang dgn demikian secara berkala.
(c). Terapkan prosedur khusus penerbangan untuk kategori penumpang tertentu.

1.5.3 Misconnections / Pembatalan / Pengalihan


Tangani Misconnections sesuai dengan Ketentuan Umum Pengangkutan.

1.5.4 Perubahan Kelas secara tidak disengaja


Perubahan kelas yang tidak disengaja harus ditangani sesuai dengan kebijakan maskapai penerbangan.

1.5.5 Denied Boarding karena Unavailability Kursi


1.5.5.1 Umum
Penumpang yang memiliki reservasi yang telah dikonfirmasi dapat ditolak untuk boarding karena alas an penyimpangan, misalnya:
(a). overbooking penerbangan;
(b). mengurangi kapasitas tempat duduk pesawat karena peralatan yang tidak dapat dilayani (pintu kabin, luncuran, dll.);
(c). mengurangi kapasitas beban / kursi karena pembatasan muatan;
(d). perubahan type/versi pesawat terbang.
Terapkan kebijakan operasi maskapai yang beroperasi untuk denied boarding.
(a). Jika berlaku, mintalah sukarelawan dan tawarkan kompensasi dan / atau reproteksi sesuai dengan kebijakan maskapai
penerbangan.
(b). Memberikan pemberitahuan tertulis sesuai peraturan pemerintah.
(c). Terapkan kebijakan denied boarding tanpa disengaja jika tidak ada sukarelawan yang diminta.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–35


IGOM—Chapter 4

Bab 4: Prosedur Penanganan Pesawat Terbang


Bab ini menyediakan prosedur penanganan pesawat terbang, termasuk prosedur keselamatan.

4.1 Keselamatan Jalan dalam Penanganan Pesawat Terbang


4.1.1 Pendahuluan

Aturan dan prosedur keselamatan mengamanatkan ground handling yang aman. Oleh karena itu, peraturan dan prosedur
keselamatan minimum yang ditetapkan di bagian ini harus selalu diterapkan dan dipahami oleh semua personil yang bekerja di
ramp.

Kerusakan pesawat bisa membahayakan penumpang, karyawan dan pesawat terbang. Gangguan juga dapat berdampak negatif
terhadap operasi maskapai yang aman.

Bahkan sedikit goresan atau penyok pada pesawat terbang bisa mengakibatkan kecelakaan serius.

Jika Anda melihat atau menyebabkan kerusakan pesawat terbang, Anda HARUS melaporkannya. Lihat kebijakan maskapai
penerbangan mengenai pelaporan kerusakan pesawat terbang

4.1.2 Keselamatan Ramp Umum

4.1.2.1 Area Bahaya

Ada risiko kerusakan atau cedera akibat exhaust atau intake mesin pesawat terbang. Resiko meningkat lebih lanjut jika karena
alasan apapun pesawat berhenti dan kemudian menerapkan dorongan tambahan yang diperlukan untuk " break away " dan
melanjutkan manuvernya.
Kendaraan dan personil harus tetap bersih dari bahaya pesawat saat pesawat terbang dan / atau lampu anti collision /tabrakan
menyala.

(a) Untuk mencegah insiden dan kecelakaan yang disebabkan oleh mesin pesawat terbang, Anda tidak boleh memposisikan diri
atau peralatan di area kritis berikut sebelum atau selama keberangkatan dan kedatangan pesawat:

1. Area Intake Mesin


2. Area Semburan/Blast Mesin
3. Area Rotasi Propeller (jika ada)

Catatan: Panjang area ini bervariasi untuk setiap jenis pesawat berdasarkan apakah mesin berada pada IDLE atau BREAKAWAY
dorong. Lihat masing-masing manual tipe pesawat terbang untuk jarak yang sesuai.

Berbahaya:
Petugas darat dan / atau peralatan lepas harus tetap bersih dari area intake and blast areas.

4.1.2.2 Area Intake Mesin

(a) Pastikan area intake mesin bebas/clear:


1. pada saat kedatangan, sampai mesin dimatikan dan spooling down;
2. pada saat keberangkatan atau sesaat sebelum pushback;
3. setiap saat sementara mesin sedang berjalan.

(b) Dilarang melewati daerah “blast area” saat mesin sedang berjalan.

Lihat GOM maskapai penerbangan untuk jarak yang sesuai dengan tipe pesawat khusus yang terlibat dalam operasi. Area
Bahaya Mesin Sampel A330-300 dan A330-200.

IGOM–34 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

IDLE POWER

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–37


IGOM—Chapter 4

BREAKAWAY POWER

IGOM–36 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.1.2.3 Peralatan Pengaman Area / Equipment Restraint Area & Peralatan Pengendalian Line /
Equipment Restraint Line

The Equipment Restraint Area (ERA) didefinisikan sebagai daerah batas/tepi apron yang dibatasi oleh garis merah yang
dikenal sebagai Equipment Restraint Line -atau sebaliknya ditunjukkan-di mana sebuah pesawat diparkir saat operasi darat.
ERA harus bebas dari penghalang dan Obyek Asing Puing / Foreign Object Debris (FOD) sebelum dan selama kedatangan
pesawat dan keberangkatan.

4.1.2.4 FOD–Foreign Object Debris

Foreign Object Debris (FOD) adalah istilah umum yang berlaku untuk semua benda lepas yang membahayakan
keselamatan dan integritas pesawat terbang dan oleh karena itu, tidak boleh ditinggalkan di area mana pun yang merupakan
bahaya.
Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa risiko kerusakan pesawat terbang dari FOD diminimalkan.
Semua FOD harus disingkirkan dan dibuang dengan benar segera setelah ditemukan.
Seringkali kehadiran FOD adalah karena kecerobohan personil yang bekerja di airside dan kurangnya pemahaman akan
konsekuensinya, atau pergerakan FOD ke lokasi airside saat angin kencang.

Contoh FOD:
Plastik dan kertas, tas / lembar, lap
Logam: mur dan baut, kaleng minyak kosong dan kaleng cairan hidrolik, alat dan peralatan
Benda alam: batu, kerikil dan kayu
Puing-puing lainnya: burst ballast bags, handle bagasi dan roda koper, dll.

Caution:
Kesimpulan FOD:
Benda asing yg dapat tertelan mesin pesawat terbang yang menyebabkan kerusakan yang menyebabkan kerusakan mesin.
Hal ini sangat penting jika terjadi dalam penerbangan, terutama selama fase take-off.
Selain itu, kerusakan yang disebabkan oleh FOD dapat terjadi pada ban, undercarriage, sistem kontrol dan bagian lain dari
badan pesawat. Semua kerusakan semacam itu bisa menyebabkan kegagalan pada tingkat tertentu.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–39


IGOM—Chapter 4

Cek FOD

Pemeriksaan berikut harus dilakukan sebelum operasi pesawat terbang atau operasi perawatan:
(a) Periksa staging peralatan dan area parkir yang dekat dengan area operasi.
(b) Pastikan pemeriksaan rutin dilakukan utk peralatan ground (termasuk lantai kabin tertutup).
(c) Di area ramp , pastikan bahwa apapun yang dibawa di dalam atau diatas kendaraan dijamin keamanannya.
(d) Sebelum kedatangan pesawat terbang, lakukan cek FOD berjalan dari tempat parkir pesawat , dan keluarkan/singkirkan
semua FOD yang ditemukan.
(e) Angkat dan buang semua FOD ke tempat sampah yang ditentukan, jika tersedia.

4.1.3 Petunjuk Keselamatan untuk Kendaraan Bermotor Operasi pada Ramp

4.1.3.1 Petunjuk Keselamatan Umum utk Peralatan Pendukung di Darat (Ground Support Equipment
/ GSE)

Terapkan prosedur ini setiap kali mengoperasikan GSE di ramp.


Hanya menyetir atau mengoperasikan GSE jika Anda dilatih dan diberi wewenang untuk jenis peralatan tertentu.

Peringatan
Saat mengoperasikan peralatan, periksa zona kontak peralatan untuk kemungkinan kerusakan pesawat dan segera laporkan
kerusakan yang ditemukan.
Gunakan semua perangkat keselamatan yang terpasang pada GSE (misalnya bemper, pegangan tangan, stabilizer, dll.) Saat
menangani dan melayani pesawat terbang.
Pastikan bumper pelindung karet TIDAK menekan badan pesawat terbang

4.1.3.2 Persyaratan Dasar Dasar Operasional untuk GSE

(a) Periksa semua GSE yang terlibat dalam penanganan pesawat pada awal shift (setidaknya satu kali per hari), khususnya
rem "parkir", bemper pelindung karet, sistem keselamatan dan semua sensor kedekatan jarak/ proximity lainnya.
(b) Lakukan berkeliling kendaraan / peralatan utk memeriksa sebelum penggunaannya.
(c) Terapkan rem parkir dan letakkan selektor gigi di posisi "PARK" atau "NEUTRAL" pada semua GSE saat diparkir atau
diposisikan.
(d) Saat memposisikan GSE, pastikan: bahwa jarak dijaga antara semua GSE dan pesawat terbang untuk memungkinkan
pergerakan vertikal pesawat selama proses penanganan seluruh ground handling - cegah kontak antara pesawat terbang
dan peralatan.
(e) Jangan membawa personil ekstra selama pergerakan GSE tanpa kursi yang disetujui - terapkan prinsip "tidak ada kursi-
tidak naik".
(f) Jangan mengoperasikan kendaraan atau peralatan saat menggunakan perangkat elektronik portabel genggam.
(g) Setelah memposisikan peralatan di pesawat terbang, naikkan semua rel pengaman pada conveyor belts, pemuat dan
perangkat tinggi lainnya-kecuali jika dibatasi oleh jenis pesawat terbang.
(h) Jangan meninggalkan kendaraan tanpa pengawasan dengan mesinnya yang menyala.
(i) Jika dilengkapi dengan stabilisator, pastikan dipasang sebelum operasi.
(j) Jangan mengendarai GSE dengan perangkat pengangkat di posisi mengangkat, kecuali posisi akhir GSE ke pesawat
terbang.
(k) Jangan biarkan GSE seperti traktor, palet yang diangkut, gerobak bagasi / kargo dan boneka bergerak atau diposisikan di
bawah badan pesawat.
(l) Jangan pindahkan GSE, termasuk passenger boarding bridges, ke pesawat terbang kecuali jika semua kriteria berikut
terpenuhi:
1. Pesawat telah berhenti total;
2. Mesin telah dimatikan dan spooling down;
3. Lampu anti benturan dimatikan;
4. Chocks roda diposisikan;
5. Komunikasi Ground / Flight Crew telah ditetapkan, dan izin diberikan, jika ada.

Catatan: Di atas tidak berlaku untuk ground power units / GPU.

4.1.3.3 GSE Non-Motorized

(a) Saat diparkir, semua GSE non-motorized harus dlm keadaan rem aktif atau diganjal chocks di tempat yg tidak terhubung
dengan kendaraan bermotor.
(b) ULD harus diamankan pada lori/gerobak(atau trailer / truk) dengan menggunakan batasan yang sesuai.
(c) Lori/gerobak Pallet dan container hanya bisa ditarik dengan turntable pada posisi terkunci ("lurus ke depan"), dan diputar
hanya saat berada di platform loader.

IGOM–38 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.1.3.4 Peralatan Boarding Penumpang

(a) Operator passenger boarding bridge harus dilatih dan diberi wewenang untuk mengoperasikan boarding bridge.
(b) Bila penempatan peralatan di pintu dan pengemudi / visi operator terbatas, gunakan pemandu.
(c) Pastikan pemandu berada dalam posisi yg akurat utk menilai jarak bebas dan mengkomunikasikan sinyal ke pengemudi /
operator.
(d) Berhenti segera jika kontak visual dengan pemandu hilang. Pemandu tidak diperlukan jika peralatan dilengkapi dengan
sistem (misal: sensor) yang memungkinkan operator menilai secara akurat jarak bebas dan memposisikannya dengan
benar ke dan dari pesawat terbang.
(e) Pastikan peralatan tidak menyentuh ujung sayap terkemuka fairing yang membentang di bawah pintu akses kabin tertentu
dan ataupun sensor atau fairings lainnya.
(f) Pastikan rel geser dan kanopi pada peralatan dicabut sepenuhnya selama penentuan posisi, dan hanya diperpanjang
sekali setelah peralatan berada pada posisinya.
(g) Jika rel geser peralatan tidak dapat diperpanjang sampai pintu dibuka, pastikan segera diperpanjang saat pintu dibuka.
(h) Jika peralatan boarding tidak dilengkapi dengan fitur auto-level, posisikan lantai perangkat boarding 6 in / 15 cm di bawah
ambang pintu. Hal ini mengurangi kemungkinan bahwa pintu pesawat akan berada pada perangkat boarding jika pesawat
menetap saat bongkar muat.
(i) Laporkan kerusakan boarding bridge kepada orang / otoritas yang tepat.
1. Periksa apakah boarding bridge ini bisa diservis sebelum digunakan.
2. Boarding bridge harus ditarik sepenuhnya sebelum kedatangan pesawat dan keberangkatan.
3. Penahan pengaman harus dipasang setiap kali boarding bridge tidak berada di pesawat terbang.
4. Pastikan jalur gerakan clear sebelum memindahkan boarding bridge.
5. Hanya operator boarding bridge yang berada di boarding bridge saat sedang bergerak.
6. Gerakkan boarding bridge perlahan ke arah pesawat sampai boarding bridge menyentuh pesawat - menghindari sensor
pesawat terbang apapun.
7. Jaga jarak yang cukup antara boarding bridge dan bagian bawah pintu kabin atau seperti yang diarahkan oleh tanda
pintu kabin.
8. Libatkan semua sistem keselamatan dan fitur auto-leveler jika berlaku. Jika boarding bridge tidak dilengkapi dengan
auto-leveler, boarding bridge harus dihadiri oleh operator setiap kali diposisikan di pesawat terbang.
9. Tutup pintu kabin sebelum melepas boarding bridge.
10. Bila penentuan posisi selesai, kontrol boarding bridge harus di isolated dgn sesuai.

4.1.3.5 Tangga Penumpang

(a) Periksa apakah tangga penumpang sudah serviceable sebelum digunakan.


(b) Periksa apakah permukaan utk berjalan aman untuk digunakan.
(c) Tangga penumpang harus berada di luar Equipment Restraint Area (ERA) sebelum kedatangan dan keberangkatan
pesawat.
(d) Pastikan jalur pergerakan sudah clear sebelum memindahkan tangga penumpang.
(e) Gerakkan tangga penumpang perlahan ke pesawat terbang, hindari sensor pesawat terbang, sampai bumper pelindung
hanya menyentuh pesawat terbang atau sensor kedekatan peralatan menghentikan gerakan.
(f) Jaga jarak yang cukup antara tangga penumpang dan bagian bawah pintu kabin, atau seperti yang diarahkan oleh tanda
pintu kabin.
(g) Libatkan sistem keamanan dan fitur auto-leveler otomatis jika ada. Jika tangga penumpang tidak dilengkapi dengan auto-
leveler otomatis, ketinggian tangga penumpang harus dipantau dan disesuaikan sesuai kebutuhan.
(h) Sebar stabilisator jika terpasang.
(i) Perluas rel samping setelah pintu kabin dibuka.
(j) Pastikan tangga penumpang diposisikan sehingga pintu kabin bisa dijadikan jalan keluar yang tidak terhalang jika terjadi
keadaan darurat / evakuasi.
(k) Jika tangga penumpang ditarik, lepaskan dari traktor dan posisikan secara manual pada pesawat terbang.
(l) Tutup pintu kabin sebelum melepas tangga penumpang.
(m) Setelah pintu kabin ditutup, konfirmasikan tidak ada staf di tangga sebelum mencabut stabilizers.
(n) Jika tangga tidak diposisikan di pesawat terbang, pesawat harus ditarik kembali secukupnya untuk memungkinkan
penyebaran slide jika terjadi keadaan darurat.

Berbahaya:
Pintu kabin hanya berada pada posisi terbuka jika ada GSE atau perangkat boarding yang berada di pintu. Pintu
kabin mungkin tidak akan pernah dibuka tanpa peralatan yang diposisikan di pesawat terbang.
Ada risiko jatuh saat mengoperasikan pintu kabin.
Penyebaran slide bisa berakibat fatal. Jika sebuah pintu bersenjata mulai terbuka, jangan berusaha menahan pintu,
karena Anda berisiko terluka parah atau terbunuh dengan melakukan hal itu

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–41


IGOM—Chapter 4

4.1.3.6 Peralatan Pemuatan Pesawat ( Aircraft Loading Equipment )

Belt Loader
Tindakan pencegahan berikut harus dilakukan saat mengoperasikan alat belt loader:
(a) Tiang belt loader tidak boleh diposisikan di dalam ruang kargo pesawat terbang apapun.
(b) Posisikan dan pindahkan belt loader dalam garis lurus dengan pintu penahan kargo pada sudut 90 derajat ke badan pesawat
terbang.
(c) Pastikan tiang booming aman dari pesawat terbang atau rintangan lainnya sebelum berbelok.
(d) Bumper karet pada conveyor belt loader harus tidak pernah kontak dengan pesawat terbang. Jarak minimum yang harus
dijaga setiap saat adalah 1 in / 2,5 cm dari badan pesawat.
(e) Selalu angkat pegangan tangan samping segera setelah belt loader diposisikan. Pastikan tidak menyentuh badan pesawat.
(f) Pegangan tangan samping dapat diturunkan untuk menampung barang berukuran besar selama pemuatan dan
pembongkaran.
(g) Jangan berdiri atau berjalan di sabuk saat rel tangan diturunkan.
(h) Belt Loader yang dirancang khusus (misalnya, Ramp Snake atau Powerstow) memerlukan peralatan untuk diposisikan di
dalam kargo.
(i) Jangan duduk atau berdiri di atas sabuk pengaman saat sedang beroperasi (atas atau bawah).

ULD Loader
(a) Periksa apakah ULD loader dapat digunakan sebelum penggunaan.
(b) Periksa apakah permukaan berjalan dan permukaan muat aman untuk digunakan.
(c) Turunkan kedua platform selama manuver loader ULD.
(d) ULD loader harus berada di luar ERA sebelum kedatangan dan keberangkatan pesawat.
(e) Pastikan jalur gerakan sudah jelas sebelum memindahkan loader ULD.
(f) Jangan sekali-kali menggerakkan loader ULD di bawah sayap pesawat terbang.
(g) Gerakkan loader ULD perlahan ke arah pesawat terbang, hindari sensor pesawat terbang atau wing canoe fairings.
(h) Jika jarak pandang terbatas atau jenis pesawat mengharuskan pemuat ULD berada di dekat badan pesawat atau wing trailing
edge, maka panduan marshaller harus digunakan.
(i) pemuat ULD harus tidak pernah melakukan kontak dengan pesawat terbang. Posisikan loader ULD tidak lebih dekat dari 2 in /
5 cm atau sampai sensor kedekatan menghentikan gerakan (jika dilengkapi).
(j) JANGAN buka / tutup pintu kompartemen kargo pesawat sambil berdiri di atas loader ULD. Gunakan langkah-langkah teknis
atau belt loader dengan rel keselamatan samping yang terangkat, dan pasang penstabil jika dilengkapi. (Tidak berlaku untuk
pintu kargo dek utama).
(k) Libatkan sistem keamanan dan fitur auto-leveler jika tersedia. Jika loader ULD tidak dilengkapi dengan auto-leveler, tingkat
pemuat ULD harus dipantau dan disesuaikan sesuai kebutuhan.
(l) Sebarkan stabilisator jika dipasang dan angkat rel pengaman.
(m) Terus pantau bagian-bagian pesawat yang bisa bersentuhan dengan loader (misalnya tepi pembukaan kargo, pintu kargo
pesawat, pintu panel kontrol, fairings pada badan pesawat dan sayap).
(n) Sesuaikan platform depan loader saat memuat sesuai kebutuhan saat tingkat pesawat bervariasi saat beban berubah.

4.1.3.7 Ground Support Equipment Safety Driving and Parking Inside ERA

Terapkan tindakan pencegahan berikut saat menyetir atau parkir Ground Support Equipment (GSE) di dalam ERA:
(a) Lakukan minimal satu perhentian penuh dengan semua kendaraan bermotor / peralatan sebelum memasuki ERA.
1. Lakukan "Pemeriksaan Rem " atau " Safety Stop " dengan penghentian secara sempurna untuk memastikan kemampuan
sistem rem pada kendaraan dan untuk menguji permukaan apron.
2. Tindakan ini HARUS dilakukan meski tidak ada Equipment Restraint Line ditandai di apron.
3. Stop ini harus dilakukan pada jarak tidak kurang dari 5 m / 15 kaki dari pesawat terbang.
(b) Jangan mendorong GSE lebih cepat dari pada kecepatan berjalan.
(c) Manuver GSE dengan hati-hati untuk mencegah cedera personil dan / atau kerusakan pesawat udara.
(d) Saat membalikkan kendaraan atau peralatan dengan visibilitas jarak pandang terbatas di dalam Equipment Restraint Area,
pastikan Anda:
1. Dipandu oleh agen yang menggunakan tanda/sign IATA standar, dan / atau
2. Dibantu dengan sarana video atau kaca belakang.
(e) Setiap kendaraan penggerak yang tidak berada pada pesawat terbang harus berada di operational safety buffer zone.
(f) Jangan mengemudi atau parkir di bawah pesawat pesawat terbang dan / atau sayap.

Pengecualian:
(a) GSE dan kendaraan yang dibutuhkan untuk servis pesawat terbang (misalnya truk pengisian bahan bakar pesawat, water
servicing truck, toilet servicing truck).
(b) Pada station atau dengan jenis pesawat terbang dimana konfigurasi posisi pesawat terbang perlu untuk menarik lori di bawah
sayap selama (off) pemuatan kargo bagian belakang pesawat terbang berbadan lebar. Dalam situasi seperti itu: Tow hanya
lori kosong di bawah bagian paling belakang sayap kanan saja.

IGOM–40 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.2 Potable Water Servicing


Pelayanan air tidak boleh dilakukan oleh staf yang telah melakukan perawatan toilet selama shift yang sama. Hanya
uplift water jika diizinkan oleh maskapai penerbangan.
Mengisi ulang tangki pesawat sesuai dengan instruksi maskapai penerbangan, operasi - penyimpangan apapun harus
dilaporkan ke supervisor atau perwakilan maskapai penerbangan.

4.2.1 Tindakan Pencegahan Kebersihan Umum (General Hygiene Precautions)


Untuk melakukan servis air Anda harus:
(a) memakai pakaian bersih;
(b) cuci tangan dengan sabun sebelum memulai perawatan air:
1. Jangan mengisi unit potable water service dari sumber air yang sama dengan unit layanan toilet.
2. Jangan memarkir unit potable water service dan unit toilet service di area yang sama.
3. Jangan melayani toilet dan air di pesawat pada waktu bersamaan. Jenis pesawat tertentu dikecualikan dari
peraturan ini. (Untuk pengecualian, lihat Airline GOM)

4.2.2 Prosedur Potable Water Service

4.2.2.1 Pengisian Aircraft Water Tanks


(a) Isi sistem air pesawat terbang sedekat mungkin dengan waktu keberangkatan pesawat terbang.
(b) Sebelum menghubungkan selang pengisian pesawat ke pesawat terbang, siram selang.
(c) Setiap jenis pesawat memiliki persyaratan khusus untuk pengisian dan pengeringan. Lihat GOM maskapai
penerbangan untuk petunjuk servis tertentu.

Catatan: Bila selang pengisian tidak digunakan, nosel atau konektor harus dilindungi dari kontaminasi baik dengan
penggunaan penutup yang sesuai atau dengan merendamnya di wadah yang mengandung air yang mengandung
chlorinated.

4.2.2.2 Pelayanan Air Selama Kondisi Pembekuan


Tindakan berikut harus diikuti untuk mencegah pembekuan air di tangki air dan jalur udara selama kondisi beku:
(a) Keringkan tangki air pesawat udara jika diinstruksikan oleh maskapai penerbangan beroperasi sesuai prosedur
penerbangan maskapai penerbangan.
(b) Pastikan fill line benar-benar dikeringkan sebelum menutup tutup untuk mencegah pembekuan cairan di dalamnya.

Peringatan:
Jaga agar pintu kargo udara tertutup untuk mencegah saluran air agar tidak membeku saat kompartemen muatan tidak
dimuat atau tidak dimuat.
Jangan mencoba mengeluarkan zat beku ke dalam garis pengisi atau sambungan atau pada panel servis. Segera
hubungi perawatan.

4.3 Toilet Servicing


4.3.1 Pendahuluan
Prosedur lengkap untuk melayani tangki pembuangan toilet pesawat terbang terdiri dari 3 langkah berikut:
(a) Pengeringan tangki limbah;
(b) Pembilasan tangki limbah;
(c) Menambah jumlah produk prekondisi deodoran konsentrat dan / atau deodoran terkonsentrasi – jika berlaku.

Peringatan:
Cairan toilet bersifat korosif.
Sebelum melakukan servis, periksa panel servis toilet di pesawat untuk mengetahui tanda-tanda kebocoran. Jika ada
goresan biru horizontal, garis biru harus dibersihkan sebelum diperbaiki. Setelah dibersihkan, lihat lagi tanda-tanda
kebocoran. Penumpukan es biru di ketinggian yang lebih tinggi dapat mempengaruhi kelaikan udara. Jika terjadi
kemungkinan kebocoran, segera informasikan kepada perwakilan perusahaan penerbangan, engineer di darat, atau
saran awak pesawat.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–43


IGOM—Chapter 4

4.3.2 Tindakan Pencegahan Kebersihan

(a) Kenakan sarung tangan karet, pelindung wajah penuh dan pakaian pelindung terhadap limbah berbahaya saat melakukan
servis toilet.
(b) Jangan memarkir unit layanan toilet di area yang sama dengan unit layanan air atau di tempat pengisian air.

Peringatan:
Begitu agen telah melakukan servis toilet di pesawat terbang, agen yang sama TIDAK BISA melakukan servis air selama shift
yang sama.

4.3.3 Prosedur Pelayanan Toilet

Setiap jenis pesawat terbang memiliki persyaratan khusus untuk servis toilet dan jumlah precharge dan / atau produk prekondisi
deodoran terkonsentrasi. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk petunjuk khusus tipe pesawat terbang untuk lebih jelasnya.

4.3.3.1 Umum

(a) Sebelum membuka panel servis toilet, periksa noda di sekeliling panel.
(b) Saat membuka panel servis,pastikan tetap bersih dan perhatikan tanda-tanda kebocoran.
(c) Pastikan tetap bersih dari tutup pas saluran pembuangan saat membuka, dan perhatikan tanda-tanda kebocoran.
(d) Jika diperlukan untuk toilet resirkulasi, aduk isi tangki limbah dengan tongkat yang sesuai.
(e) Pastikan Y-fitting coupling selang pembuangan terhubung dengan benar, sebelum gagang katup penguras ditarik.
(f) Kosongkan waste tank.
(g) Siram waste tank dua kali dan kosongkan lagi.
(h) Isi tangki dengan jumlah air dan desinfektan yang benar.
(i) Isi waste tank dengan jumlah air yg benar dan paket precharge deodoran konsentrat atau cairan pra-campuran yg sesuai.
Untuk pesawat terbang yang dilengkapi dengan sistem toilet konvensional, isilah tangki pembuangan dengan jumlah air dan
precharge yang benar, atau deodoran terkonsentrasi precharge.
(j) Setelah perawatan, pastikan tidak ada kebocoran pada tutup saluran pembuangan dan ujung selang sela Y-fitting coupling.
(k) Tutup nosel dengan kuat untuk mencegah akumulasi es selama penerbangan dan bersihkan sisa air dan desinfektan.
(l) Periksa kemungkinan kebocoran.
(m) Setelah services, tutup dan kunci fitting caps dan pintu panel servis.

Catatan: Informasikan petugas perawatan pesawat atau awak pesawat, jika:


(a) kebocoran cairan teramati.
(b) Katup pembuangan tidak dapat terbuka atau tangki pembuangan tidak dapat dikeringkan.
(c) Laporkan tumpahan limbah kepada supervisor.

4.3.3.1.1 Pengeringan

(a) Keringkan sistem pembuangan limbah pesawat ke dalam tangki limbah Unit Layanan Toilet.
(b) Amati selang pembuangan limbah selama pengeringan untuk memastikan bahwa tangki limbah benar-benar dikosongkan.
Selang juga akan bergetar selama beberapa detik karena isi tangki limbah masuk ke tangki limbah Unit Layanan Toilet.

Catatan: Keringkan tangki limbah satu per satu untuk hasil yg optimal.

4.3.3.2 Perawatan Selama Kondisi Pembekuan

Lakukan tindakan berikut untuk mencegah pembekuan cairan di tangki toilet pesawat terbang dan jalur selama kondisi beku:
(a) Keringkan tangki limbah jika pesawat diparkir di tempat terbuka selama beberapa jam tanpa catu daya listrik dan suhu, atau
diperkirakan berada di bawah titik beku, sesuai dengan prosedur maskapai penerbangan.
(b) Isi sistem toilet pesawat hanya setelah catu daya listrik telah dipulihkan, dan sedekat mungkin dengan waktu keberangkatan
pesawat.
(c) Pastikan fill line dikeringkan sepenuhnya sebelum menutup tutup untuk mencegah pembekuan cairan di saluran pengisian.

Peringatan:
Jangan mencoba mengeluarkan zat beku ke dalam fill line atau sambungan atau pada panel servis. Segera hubungi petugas
perawatan.

IGOM–42 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.3.3.3 Sistem Toilet Tak Beroperasi

Jika kerusakan sistem toilet menhalangi servis secara teratur:


(a) Minta staf teknis yang memenuhi syarat - jika ada - untuk bantuan (misalnya pemindahan panel, dll.). Jika tidak ada staf
teknis yang tersedia, informasikan kepada Flight Crew atau perwakilan maskapai penerbangan.

4.4 Keselamatan Selama Fueling / Defueling


4.4.1 Zona Keamanan Pengisian Bahan Bakar (Fueling Safety Zone)
Zona Pengaman Pengisian Bahan Bakar (FSZ) didefinisikan sebagai area yang berjarak minimal 3 meter ke segala arah dari
titik tengah semua pintu keluar bahan bakar, colokan pengisian bahan bakar, lubang pengisian bahan bakar pesawat terbang ,
fuel hydrants, selang bahan bakar dan kendaraan pengisian bahan bakar. Jarak ini dapat ditingkatkan lebih lanjut seperti yang
disyaratkan oleh peraturan bandara atau penerbangan sipil setempat.

3m
(9 ft)
Radius

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–45


IGOM—Chapter 4
Di dalam Zona Keselamatan Bahan Bakar / Fueling Safety Zone (FSZ), semua personil harus memastikan bahwa mereka:

(a) TIDAK merokok;


(b) Jangan gunakan perangkat elektronik portabel yang genggam, termasuk ponsel, pemutar musik portabel, unit permainan
portabel atau earpiece atau headset;
(c) Gunakan radio dan telepon radio, pager, obor, lampu dan lampu penerangan yang dikeluarkan dan disetujui oleh perusahaan.
Pengisi baterai tidak boleh dioperasikan;
(d) Masukkan FSZ hanya jika diminta oleh penanggung jawab tugas pekerjaan Anda saat ini;
(e) Asumsikan bahwa pengisian bahan bakar terjadi kapan saja, kendaraan bahan bakar berada pada tempatnya saat pesawat
dan selang bahan bakar terhubung;
(f) Jangan biarkan mesin kendaraan hidup dlm keadaan tidak diperlukan;
(g) Posisikan semua GSE dan kendaraan sehingga tidak menghalangi jalan keluar kendaraan bahan bakar;
(h) Jangan biarkan penumpang masuk FSZ;
(i) Hindari penggunaan GSE yg bermotor di dalam FSZ;
(j) Jangan memarkir peralatan apapun di FSZ;
(k) Pastikan selang bahan bakar terlindungi dan semua peralatan ground dijaga minimal 1 meter dari selang bahan bakar apapun
pada dudukan yang dihubungkan antara truk bahan bakar dan pesawat terbang.

4.4.2 Tumpahan Bahan Bakar (Fuel Spillage)


Ikuti langkah-langkah keselamatan berikut setiap kali tumpahan bahan bakar terjadi:
(a) Aktifkan emergency shut-off valve (katup darurat) yang terpasang.
(b) Peringatkan orang yang bertanggung jawab atas pengisian bahan bakar dan / atau Pilot in Command terhadap spillage.
(c) Hubungi pemadam kebakaran setempat jika belum terselesaikan.
(d) Verifikasi dengan pihak berwenang / supervisor apakah akan menghentikan semua aktivitas di sekitar pesawat terbang.
(e) Sedapat mungkin, batasi semua aktivitas di dalam dan di luar area tumpahan untuk mengurangi risiko menyala.
(f) Amankan area 15 meter dari area yang terkontaminasi.

IGOM–44 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.4.3 Refueling/Defueling dengan Penumpang di Pesawat (Onboard)


Saat refueling dengan penumpang onboard Anda harus:

(a) pastikan arah menuju pintu keluar darurat tetap bebas hambatan. Jalan keluar darurat bisa berupa bridge ke gedung terminal,
pintu kabin atau truk tangga penumpang yg diposisikan di pintu kabin yg terbuka.
(b) pastikan bahwa semua area yang berada di bawah pintu keluar terjada bebas dari peralatan dan kendaraan yang akan
menghalangi pelaksanaan pelarian/escaped
(c) tidak menghalangi rute pelarian/escaped penumpang di pesawat dengan memastikan bahwa tangga dan bridge penumpang
bebas FOD.

Lihat kebijakan maskapai penerbangan penerbangan mengenai refuelling serta bandara lokal dan peraturan yg disyaratkan. Hal di
atas berlaku sebagai standar minimum.

4.5 Kondisi Cuaca Buruk

Kondisi cuaca buruk mungkin berdampak negatif pada penanganan pesawat dan keselamatan di darat.

4.5.1 Kondisi Apron pd Musim Dingin atau Licin (Winter or Slippery Apron Conditions)

Cuaca musim dingin membawa bahaya ekstra yang membutuhkan kesadaran dan perawatan lebih pada personil yg bekerja pd
apron utk mencegah kecelakaan. Tindakan pencegahan berikut utk mengurangi risiko kecelakaan harus dilakukan:

(a) Rencanakan waktu tambahan untuk semua ramp activities dan berhati-hatilah saat berjalan di permukaan apron yang bisa licin.
(b) Berhati-hatilah saat mengemudi, terutama mendekati pesawat terbang. Ingat bahwa kendaraan membutuhkan jarak yang lebih
jauh untuk berhenti dengan aman.
(c) Operator potable water dan kendaraan servis toilet harus waspada bhw tidak ada tumpahan atau kebocoran yg dpt
menyebabkan pembekuan berikutnya. Perhatian harus dilakukan utk menjaga agar tumpahan dan meluap seminimal mungkin.
(d) Tutup semua pintu masuk dan pintu kargo sesegera mungkin dan jagalah agar tetap tertutup untuk menghindari pengendapan
atau salju masuk ke pesawat terbang.
(e) Kurangi kecepatan dlm kondisi apron yg licin. Sesuaikan semua aktivitas dan operasi di jalan yg sesuai dgn kondisi saat itu.

4.5.2 Badai petir (Thunderstorm)

Rujuk ke kebijakan bandara setempat atau kebijakan maskapai. Thunderstorm communication dapat diterapkan dalam fase
waspada dan berikut ini merupakan standar minimum.

Bahaya:
Jangan memakai headset yang terhubung ke pesawat saat terjadi badai petir atau jika ada peringatan yang dikeluarkan.

Saat ada petir:

(a) jangan berkomunikasi dengan flight deck menggunakan headset komunikasi yang terhubung. Jika perlu, komunikasikan
menggunakan sinyal tangan standar seperti ditunjukkan pada bab ini.
(b) jangan berada di tempat terbuka, di bawah loading bridge pesawat terbang atau di dekat tiang.
(c) hentikan semua operasi ground handling.

Fueling

Pengisian bahan bakar pesawat harus segera dihentikan dan dilarang selama aktivitas badai.

4.5.3 Kondisi Angin Kencang

Angin kencang menimbulkan risiko kerusakan yang besar, dan tindakan pencegahan minimum berikut harus dilakukan:

(a) Pastikan keselamatan pesawat dgn memasang chocks tambahan dan lepaskan semua peralatan dari sekitar pesawat
(b) Hati-hati saat membuka atau menutup pintu pesawat.
(c) Pastikan rem parkir dipasang pada semua GSE yang diparkir.
(d) Setel rem parkir dan amankan dengan sarana tambahan jika perlu, semua peralatan jalan non-bermotor. (yaitu gerobak bagasi
dan lori ULD).

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–47


IGOM—Chapter 4

4.5.4 Tabel Aktivitas pd Saat Angin Kencang

Tindakan berikut harus dilakukan saat angin dan / atau hembusan angin melebihi 25 Knots diprediksi;

48 to 72 72 to 111 Above 111


km/h (30 km/h (45 km/h
to 45 mph) to 70 mph) (70 mph)
Amankan tas / gerobak barang bawaan, lori, tangga / posisi maintenance dan tow bars x x x
dan tempatkan di dekat atau menempel bangunan
Pastikan rem parkir dipasang pd semua peralatan GSE x x x
Pastikan ULDs kosong diamankan dan pintu/gorden ditutup x x x
Bersihkan FOD and pindahkan ULDs dari posisinya. x x x
Kosongkan wadah FOD dan bawa kedalam jika tdk aman. x x x
Tangguhkan penggunaan selang udara pre-conditioned dan simpan dengan aman. x x x
Pindahkan marka kerucut.
Pastikan landing gear diganjal untuk kondisi angin kencang x x x
Jangan mengangkat layanan kabin / katering highlift dan tangga penumpang yg tidak x x x
dilengkapi dengan stabilizer
Jangan mengangkat layanan kabin / katering highlift dan tangga penumpang yg x x
dilengkapi dengan stabilizer
Tutup pintu kargo / penumpang. Lihat Airline GOM. x x
Tutup semua panel akses pesawat terbang. x x
Jangan mengangkat booms diatas deicers. x x
Pindahkan GSE dari pesawat terbang dan amankan di posisi di luar ERA yang aman dari x x
pesawat terbang
Amankan boarding bridge dan posisinya untuk meminimalkan permukaan yang terpapar x x
kekuatan langsung angin
Tarik dan rendahkan boarding bridge. Posisikan agar posisi boarding bridge menjauh x
dari angin.

4.6 Kerucut Keamanan (Safety Cones)


Kerucut keamanan adalah tanda peringatan bagi pengemudi untuk menjaga jara aman yg disyaratkan. Kerucut melindungi bagian
pesawat dari benturan oleh GSE.

4.6.1 Penempatan dan Pemindahan Safety Cone


(a) Sebelum kedatangan pesawat, pastikan ada safety cones yg cukup berguna utk melindungi jenis pesawat yg akan ditangani.
(b) Jangan dekatkan pesawat ke posisi safety cones kecuali jika semua kriteria berikut terpenuhi:
1. Pesawat telah berhenti total.
2. Mesin telah shut down dan are spooling down.
3. Lampu anti tumbukan dimatikan.
4. Pesawat terbang telah diganjal.
(c) Tempatkan safety cones di darat sesuai dengan diagram berikut-setidaknya jarak maksimum 1 meter ke luar dari titik pesawat
yang terlindungi. safety cones tidak boleh ditempatkan pada kondisi angin kencang.
(d) safety cones tambahan mungkin diperlukan sesuai dengan persyaratan operasional atau peraturan daerah.
(e) GSE tidak harus mendekati pesawat sampai semua safety cones ditempatkan.
(f) Semua safety cones yang dibutuhkan harus tetap ada sampai GSE dan aktivitas kendaraan di sekitar pesawat berhenti sebelum
keberangkatan pesawat.
(g) Pastikan semua GSE telah dipindahkandari zona aman.
(h) Pindahkan safety cones dari sekitar pesawat.
(i) Bila tidak digunakan, letakkan safety cones di tempat penyimpanan yang ditentukan.

IGOM–46 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

4.6.1.1 Penempatan Safety Cone untuk Pesawat Terbang Wing-Mounted Twin Engine Jet

CONE max 1m behind tail

CONE max 1m from wing tip

CONE max 1m from wing tip

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–49


IGOM—Chapter 4

CONE max 1m in front of engine CONE max 1m in front of engine

CONE max 1m in front of nose

Safety cones tambahan utk ditenpatkan saat parkir di apron terbukan yg berdekalatan dgn
service road

IGOM–48 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.6.1.2 Penempatan Safety Cone untuk Pesawat Fuselage-Mounted Twin Engine Commuter

CONE max 1m behind tail

CONE max 1m from wing tip.


CONE max 1m from wing tip.

CONE max 1m in front of nose

Safety Cone tambahan untuk ditempatkan saat diparkir di apron terbuka yang
berdekatan dengan service road dan selalu di pesawat dengan ground clearance
rendah (misalnya CRJ100/200, ATR 42/72).
4.6.1.3 Penempatan Safety Cone untuk Pesawat Wing-Mounted Twin Propeller

CONE max 1m behind tail

IGOM–50 4TH EDITION, JANUARY 2015


CONE max 1m behind engine CONE max 1m behind engine

CONE max 1m from wing tip CONE max 1m from wing tip

CONE max 1m in front of engine CONE max 1m in front of engine

Safety Cone tambahan untuk ditempatkan saat diparkir di apron terbuka yang
berdekatan dengan service road dan selalu di pesawat dengan ground clearance
rendah (misalnya CRJ100 / 200, ATR 42/72)

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–51


4.6.1.4 Penempatan Safety Cone untuk Pesawat Wing-Mounted Four Engine Jet
4.7 Ganjal Pesawat ( Aircraft Chocking )
4.7.1 Penempatan Wheel Chock

(a) Pastikan jumlah chocks yg disyaratkan tersedia dengan mempertimbangkan jenis pesawat dan / atau kondisi cuaca
(b) Chock harus dijaga tetap clear dari area manuver saat kedatangan pesawat
(c) Jangan dekatkan pesawat ke posisi chock sebelum pesawat berhenti dgn sempurna
(d) Salah satu anggota ground staff yang ditunjuk segera menempatkan chock ke depan dan belakang (jika jenis pesawat
memungkinkan) nose wheel. Ini adalah tindakan pertama yang terjadi di sekitar pesawat terbang, dan harus diselesaikan
sebelum aktivitas lainnya dilakukan.
(e) Sebelum mendekati roda utama (main gear) , tunggu sampai:
1. Mesin telah switched off dan are spoolling down.
2. Lampu anti tumbukan dimatikan.
(f) Tempatkan chock didepan dan belakang roda utama sesuai dgn diagram penempatan chock normal yg berlaku. Chocks harus
menyentuh ban dgn ringan.
(g) Beritahu awak dek penerbangan (crew) bahwa chocks telah dipasang
(h) Berjalanlah menuju roda utama di jalur yang sejajar badan pesawat.
(i) Singkirkan chock nose gear yg ditempatkan sementara, jika ada
(j) Berikan hand signal / sinyal tangan 'Chocks Inserted' ke awak dek penerbangan.

IGOM–52 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.7.1 Diagram Penempatan Chock

Turnaround (aircraft in service/attended)


Aircraft with single axle main-gear bogie Aircraft with double axle main-gear bogie
Note : No Nose Gear Chock on aircraft with spray Note : (also applies w/center bogie)
deflector
Aircraft Handling Procedures—IGOM

Pesawat Parkir Out of Service/Night-Stop/High Winds


Aircraft with single axle main-gear bogie Note: Aircraft with double axle main-gear bogie
No nose gear chocks on aircraft with spray (also applies w/center bogie)
deflectors

Aircraft with triple axle main-gear bogie Aircraft with triple axle center and body-gear bogies

Note: Refer to the Operating Airline's GOM for any Variations in High Wind Chocking Conditions.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–101


IGOM—Chapter 4

4.7.3 Regional Aircraft Chocking

IGOM–54 4TH EDITION, JANUARY 2015


Aircraft Handling Procedures—IGOM

Normal Turnaround
Regional Aircraft
On arrival, first chock nose gear only
Once the propellers have been safely secured using appropriate tie-down straps, chocks are placed forward and aft of left
main gear.
CRJ–only nose gear to be chocked (do not chock mains).

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–101


Normal Turnaround
Parking aircraft out of service/Night-Stop/High Winds
Regional Aircraft
Once the propellers have been safely secured using appropriate tie-down straps, chocks are placed forward and aft of left
main gear.
CRJ–only nose gear to be chocked (do not chock mains).

IGOM–56 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8 Sinyal Tangan (Hand Signals)
4.8.1 Pendahuluan
Untuk menstandardisasi komunikasi "ground staff ke ground staff" atau " ground staff ke awak pesawat ", sinyal-sinyal tangan
berikut didefinisikan:

(a) Guide Man Hand Signals-untuk digunakan oleh pemandu khusus yang berhubungan langsung dengan operator peralatan
untuk memfasilitasi pergerakan jenis GSE manapun.
(b) Marshalling Hand Signals - untuk digunakan oleh staf lapangan, untuk membantu awak pesawat saat melakukan manuver
pesawat dan engine starting.
(c) Technical/Servicing Hand Signals -untuk digunakan oleh staf lapangan untuk mengkomunikasikan informasi teknis / servis
kepada awak pesawat, dan oleh awak pesawat untuk mengkomunikasikan informasi teknis / servis kepada staf lapangan.
(d) Pushback Hand Signals - untuk digunakan selama proses penghubungan / pemisahan tractor/towbar, dan pada awal dan
akhir operasi pushback.

4.8.2 Kondisi Menggunakan Hand Signals


Orang yang memberi hand signals harus:

(a) Gunakan hanya hand signals yang disetujui.


(b) Teridentifikasi dengan jelas untuk menghindari kemungkinan kebingungan.
(c) Menjaga peran yang sama selama prosedur berlangsung.
(d) Teruslah berkomunikasi konstan dan kontak dengan staf lapangan lainnya dan awak pesawat sepanjang manuver. Jika kontak
visual hilang, operasi harus berhenti dan tidak dimulai kembali sampai kontak visual dimulai kembali.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–57


4.8.3 Panduan Hand Signals Manusia (For GSE)

4.8.3.1 Untuk Menarik Perhatian dan Perintah ke Operator (To Attract Operator’s Attention dan
Take Command):

Lengan ditahandi atas kepala di posisi vertikal dengan telapak tangan menghadap ke depan. Artinya: Saya bertanggung
jawab atas manuver ini. Anda akan menerima perintah hanya dari saya.

4.8.3.2 Gerakan Maju - Menuju Manusia (Forward Movement - Toward Man):

Lengan sedikit ke samping dan berulang kali bergerak ke atas, mundur, memberi isyarat dan seterusnya.

IGOM–58 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.3.3 Gerakan Mundur / Kebelakang ( Backward Movement ):

Lengan disamping, telapak tangan menghadap ke depan, tersapu ke depan dan ke atas berulang kali.

4.8.3.4 Belok Kanan (Turn Right):

Kiri lengan ke bawah, tangan diperpanjang, lengan kanan berulang kali bergerak ke atas ke belakang. Kecepatan gerakan lengan
menunjukkan tingkat belokan.

4.8.3.5 Belok Kiri (Turn Left):

Lengan kanan ke bawah, tangan dilebarkan, lengan kiri berulang kali bergerak ke atas ke belakang. Kecepatan gerakan lengan
menunjukkan tingkat belokan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–59


4.8.3.6 Angkat (Lift):

Regangkan kedua lengan ke arah beban atau peralatan, telapak tangan ke atas, gerakan tangan ke arah atas.

4.8.3.7 Turunkan (Lower) :

Regangkan kedua lengan ke arah beban atau peralatan, telapak tangan ke bawah, gerakan tangan ke arah bawah.

IGOM–60 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.3.8 Pergerakan Tanpa Didampingi ( Accompanied Movement ):

Datanglah dengan Load atau peralatan. Pertahankan kontak mata dengan operator atau pengemudi. Ayunkan lengan berlawanan.

4.8.3.9 Berhenti (Stop):

Lengan berulang kali disilangkan di atas kepala (kecepatan gerakan lengan harus terkait dengan urgensi berhenti).
Perhentian segera (Immediate stop): Tangan melintang di atas kepala dengan tinju mengepal.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–61


4.8.3.10 Menunjukkan Jarak ( Indicate Distance ):

Jarak yang ditunjukkan antara tangan harus sesuai persis dengan margin yang ada

4.8.3.11 OK. Semua Clear atau Lanjutkan dgn Your Own atau Drive Away:

Angkat lengan kanan yang membentang, tangan tertutup, ibu jari diacungkan.

IGOM–62 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.3.12 Chocks Disisipkan (Inserted); Penstabil (Stabilizers) On:

Lengan ke bawah, tangan tertutup menghadap ke dalam, jempol diacungkan, gerakkan lengan ke dalam.

4.8.3.13 Chocks Disingkirkan (Removed) ; Penstabil (Stabilizers) Off:

Lengan ke bawah, tangan tertutup menghadap ke luar, jempol diperpanjang, gerakkan lengan ke arah luar.

4.8.3.14 Utk Memutuskan Sumber Tenaga – Listrik, Bahan Bakar, Udara (to Interrupt Power Source
(Electricity, Fuel, Air):

Lengan kanan dan tangan sejajar dengan bahu, telapak menghadap ke bawah secara horisontal berayun dari lengan yang
diperpanjang ke arah tenggorokan

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–63


4.8.3.15 Matikan Mesin (Stop Engine):

Lengan kanan dan tangan sejajar dengan bahu, telapak tangan ke bawah, tangan di atas tenggorokan membuat gerakan horisontal ke
kanan, melewati tangan di tenggorokan.

4.8.3.16 Menyambungkan atau Memutuskan (to Connect or Disconnect):

Angkat lengan kiri dan tangan, dengan jemari kiri diperpanjang secara horisontal
Sambungkan: Tangan kanan dengan kepalan mengepal bergerak ke atas untuk menyentuh telapak tangan kiri
Putus: Tangan kanan dengan tinju mengepal meninggalkan telapak tangan kiri ke bawah.

4.8.3.17 Rem ( Brakes ) On/Off:

Lengan kanan dan tangan diangkat secara horizontal di depan tubuh.


Rem rem: Dengan tinju terkatup, lalu pegang jari, telapak ke dalam.
Melibatkan rem: Dengan jemari yang melebar, telapak ke dalam, lalu mengepalkan tinjunya.

IGOM–64 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.4 Hand Signals Marshalling (Untuk Pesawat)
(a) Jangan melakukan marshalling pesawat kecuali diizinkan oleh otoritas bandara setempat dan Anda telah dilatih dan diberi
wewenang.
(b) Berikan hand signal marshalling dari posisi di depan pesawat sambil menghadap dan melihat pilot.
(c) Gunakan lampu illuminated torch / tongkat penyinaran untuk meningkatkan visibilitas sinyal tangan dalam situasi berikut:
1. Pencahayaan apron yang tidak cukup
2. Jarak pandang yang buruk
3. Kondisi malam hari
4. Bila diminta oleh Otoritas atau Peraturan Bandara setempat.

Peringatan:
Untuk menghindari kemungkinan kebingungan oleh Flight Crew, jangan gunakan guide man hand signals untuk peralatan
sampai semua marshalling pesawat telah selesai.

Catatan:
(a) Sinyal tangan yang tercetak pada halaman berikut diilustrasikan dengan penggunaan tongkat aba-aba. Arti dari sinyal tetap
sama ketika bats, sarung tangan atau lampu illuminated torch yang disinari digunakan.
(b) Tidak mungkin memberi sinyal untuk menarik / melepaskan rem parkir dengan menggunakan bats atau illuminated torch
yang diterangi.

4.8.4.1 Identifikasi Gate


Raise fully extended arms straight above head with wands pointing up, move hands fore and aft to keep from blending
into background.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–67


4.8.4.2 Lanjutkan Taxi Lurus Kedepan ( Continue to Taxi Straight Ahead) :

Tekuk lengan di siku dan gerakkan tongkat ke atas dan ke bawah dari pinggang ke kepala

4.8.4.3 Pelan pelan (Slow Down)

Gerakkan tangan ke bawah dengan gerakan "isyarat menepuk ", gerakkan tongkat naik-turun dari pinggang ke lutut

IGOM–66 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.4.4 Belok Kanan (Turn Right) (From the Pilots Point of View)

Dengan lengan kiri dan tongkat melebar pada sudut 90 ° ke tubuh, tangan kanan membuat sinyal depan datang. Kecepatan
gerak sinyal menunjukkan kepada pilot tingkat pergerakan pesawat yang diinginkan.

4.8.4.5 Belok Kiri (Turn Left) (From the Pilots Point of View)

Dengan lengan kanan dan tongkat melebar pada sudut 90 ° ke tubuh, tangan kiri memberi sinyal depan. Kecepatan gerak
sinyal menunjukkan kepada pilot tingkat pergerakan pesawat yang diinginkan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–67


4.8.4.6 Stop/Emergency Stop

Sepenuhnya perpanjang lengan dan tongkat untuk melintas di atas kepala.

4.8.4.7 Hold Position/Stand-by

Sepenuhnya perpanjang lengan dan tongkat ke bawah pada sudut 45 ° ke samping. Tahan posisi sampai pesawat terbang
clear untuk manuver berikutnya.

IGOM–68 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.4.8 Proses ke Marshaller Berikutnya atau Diarahkan Tower/Ground Control ( Proceed to Next
Marshaller or as Directed by Tower/Ground Control)

Arahkan kedua lengan ke atas, gerakkan dan rentangkan lengan ke luar ke sisi tubuh dan tunjuk dengan tongkat ke arah area
marshaller atau taxi berikutnya.

4.8.4.9 Marshalling Berakhir ( End Marshalling )

Lakukan salute militer standar dengan tangan kanan dan / atau tongkat untuk memberangkatkan pesawat terbang. Pertahankan
kontak mata dengan awak pesawat sampai pesawat sudah mulai taxi.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–69


4.8.4.10 Api ( Fire )

Gerakkan tangan kanan seperti Gambar 8 yang dilebih-lebihkan , atau gerakan jenis fanning, dari bahu sampai lutut,
sementara pada saat bersamaan menunjuk dengan tongkat tangan kiri ke area api.

4.8.4.11 Set Brakes

Angkat tangan di atas ketinggian bahu dengan telapak tangan terbuka. Memastikan kontak mata dengan kru
penerbangan, menutup tangan ke dalam kepalan tangan. TIDAK Bergeraklah sampai diterimanya jempol pengakuan dari
awak pesawat.
.

IGOM–70 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.4.12 Release Brakes

Angkat tangan tepat di atas tinggi bahu dengan tangan tertutup kepalan tangan. Pastikan tetap kontak mata dengan awak pesawat,
telapak tangan terbuka. TIDAK Bergeraklah sampai diterimanya jempol pengakuan dari awak pesawat.

4.8.4.13 Chocks Inserted

Dengan lengan dan tongkat yang melebar di atas kepala, gerakkan tongkat ke dalam dengan gerakan "menusuk" sampai togkat
bersentuhan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–71


4.8.4.14 Chocks Removed

Dengan lengan dan tongkat sepenuhnya di atas kepala, gerakkan tongkat ke luar dengan gerakan "menusuk". JANGAN
singkirkan chocks sampai disahkan oleh awak pesawat.

4.8.4.15 Start Engines

Angkat lengan kanan ke tingkat kepala dengan tongkat mengarah dan mulailah gerakan melingkar dengan tangan, pada
saat bersamaan dengan lengan kiri terangkat di atas tingkat kepala mengarah ke pesawat terbang.
.

IGOM–72 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.4.16 Emergency Engine Shut Down

Perluas lengan dengan tongkat ke depan tubuh pada tingkat bahu, gerakkan tangan dan tongkat ke atas bahu kiri dan tarik tongkat
ke atas bahu kanan dalam gerakan mengiris di tenggorokan.

4.8.5 Technical / Servicing Hand Signals-Ground Staff untuk Flight Crew

(a) Gunakan hanya sinyal manual saat komunikasi verbal tidak memungkinkan.
(b) Pastikan pengakuan diterima dari awak pesawat pada semua kesempatan

4.8.5.1 Connect Towbar:

Bawa lengan di atas kepala dan pegang lengan bawah dengan tangan berlawanan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–73


4.8.5.2 Air Up (Supply Pressurised Air for Engine Start):

Angkat lengan ke atas dan turun dari paha ke pinggang dengan telapak tangan menghadap ke atas.

4.8.5.3 Connect/Disconnect Ground Power


To connect ground power:

Pegang lengan sepenuhnya di atas kepala, buka tangan kiri secara horisontal dan pindahkan ujung jari tangan kanan ke dan
sentuh telapak tangan kiri yang terbuka (membentuk "T"). Pada malam hari, illuminated wands juga bisa digunakan untuk
membentuk "T" di atas kepala.

IGOM–74 4TH EDITION, JANUARY 2015


To disconnect power:

Pegang lengan yang melebar di atas kepala dengan ujung jari tangan kanan menyentuh telapak tangan horizontal terbuka dari
tangan kiri (membentuk "T"), lalu gerakkan tangan kanan dari kiri. JANGAN lepaskan daya sampai disahkan oleh awak pesawat.
Pada malam hari, tongkat yang diterangi juga bisa digunakan untuk membuka "T" di atas kepala.

4.8.5.4 Affirmative/All Clear

Angkat lengan kanan ke kepala dengan tongkat yang menunjuk atau mengangkat tangan dengan jempol, lengan kiri tetap di samping
lutut.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–75


4.8.5.5 Negative

Tahan lengan kanan lurus keluar pada 90 ° dari bahu dan gerakkan tongkat ke tanah atau pajang dengan jempol ke bawah,
tangan kiri tetap berada di samping lutut.

4.8.5.6 Interphones

Perluas kedua lengan pada 90 ° dari tubuh dan gerakkan tangan ke kedua telinga.

IGOM–76 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.5.7 Do not Touch Controls

Angkat tangan kanan di atas kepala dan tutup tinjunya atau pegang tongkat pada posisi horizontal, lengan kiri tetap di samping lutut.

4.8.5.8 Open/Close Stairs Forward/Aft

Dengan lengan kanan di sisi dan lengan kiri terangkat di atas kepala pada sudut 45 °, gerakkan lengan kanan dengan gerakan
menyapu ke arah bahu kiri atas.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–77


4.8.6 Technical/Servicing Hand Signals–Flight Crew to Ground Staff

4.8.6.1 Brakes Engaged:

Angkat lengan dan tangan, dengan jemari diperpanjang, horizontal di depan wajah. Tangan kemudian ditutup sampai
mengepal.

4.8.6.2 Brakes Released:

Raised arm, dengan tinju terkepal, horizontal di depan wajah. Tangan kemudian dibuka untuk telapak tangan terbuka.

4.8.6.3 Insert Wheel Chocks

Lengan diperpanjang, telapak tangan ke arah luar, dan tangan bergerak ke dalam.

IGOM–78 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.6.4 Remove Wheel Chocks:

Tangan disilangkan di depan wajah, telapak tangan ke bawah, dan lengan bergerak ke arah luar.

4.8.6.5 Ready to Start Engine(s):

Satu tangan terangkat dengan jumlah jari yang tepat membentang menunjukkan jumlah mesin yang akan dinyalakan

4.8.6.6 All Clear:

Ucapan terima kasih atas semua ground actions.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–79


4.8.7 Pushback Hand Signals–Headset Operator to Tug Driver

4.8.7.1 Vehicle Brakes Off

Angkat tangan tepat di atas tinggi bahu dengan kepalan tangan tertutup dan pastikan kontak mata tug driver dengan
tangkai telapak tangan terbuka.

4.8.7.2 Clear to Push

Tahan lengan lurus ke depan pada sudut 90 ° dari bahu dan tampilan tangan dengan jempol ke atas. Hal ini menandakan
kepada tug driver bahwa semua peralatan clear dari pesawat terbang, chock telah dilepaskan, rem pesawat tidak aktif
dan awak pesawat telah memberikan izin untuk memulai pushback.

IGOM–80 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.7.3 Negative/Hold

Tahan lengan lurus pada sudut 90 ° dari bahu dan tampilan tangan dengan jempol ke bawah. Hal ini menandakan kepada tug driver
bahwa pesawat belum siap untuk pushback dan untuk menahan posisi.

4.8.7.4 Vehicle Brakes On/Stop

Angkat tangan tepat di atas tinggi bahu dengan telapak tangan terbuka dan pastikan kontak mata dengan tug driver mendekati
kepalan tangan. Pada akhir pushback juga menunjukkan untuk menarik pengemudi agar rem pesawat sudah dipasang. Tug driver
harus mengembalikan sinyal ke operator Headset untuk mengkonfirmasi pemasangan rem kendaraan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–81


4.8.7.5 Slow Down

Dengan tangan pada sudut 45 ° ke bawah ke samping membuat gerakan "menepuk".

4.8.7.6 Change of Pushback Direction

Sentuh hidung dengan jari dan dengan lengan pada sudut 90 ° ke bahu, arahkan ke arah pesawat harus dinyalakan.

IGOM–82 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.8.8 Pushback Hand Signals–Wingwalker to Headset Operator/Tug Driver

4.8.8.1 Clear to Move Aircraft

Angkat satu lengan yang terentang penuh dengan tongkat lurus di atas kepala dan dengan lengan dan tongkat lainnya di sudut 45 °
ke bawah ke samping.

4.8.8.2 Stop Movement of Aircraft

Fully extend arms and wands to cross above the head.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–83


4.8.8.3 Hold Movement of Aircraft

Sepenuhnya perpanjang lengan dan tongkat ke bawah pada sudut 45 ° ke samping.Tahan posisi ini sampai jelas bagi
pesawat untuk bergerak.

4.9 Kedatangan Pesawat


4.9.1 Tindakan Sebelum (Actions Prior to) Kedatangan

(a) Lakukan pemeriksaan FOD pada seluruh posisi dgn menyingkirkan semua puing/kotoran sebelum kedatangan.
(b) Pastikan kondisi permukaan posisi bebas dari es, salju, dan sebagainya, utk memastikan pergerakan pesawat yg aman.
(c) Pastikan semua GSE diposisikan dgn baik di jalur pesawat terbang, di luar Equipment Restraint Area (ERA).
(d) Pastikan jalur pesawat dan area apron bebas dari objek dan rintangan dimana pesawat terbang dapat terbentur atau
dibahayakan karena efek jet blast.
(e) Pastikan aircraft docking guidance system beroperasi, atau staf marshalling hadir.
(f) Pastikan personil ground tambahan (seperti wing walkers) hadir (jika diperlukan).

Bahaya:
Semua orang yg tdk bertanggung jawab atas pengoperasian pesawat terbang harus tetap jauh dari pesawat yang tiba dan
tidak boleh mendekati pesawat sampai:
Mesin telah switched off dan are spooling down. Lampu anti tumbukan sudah dimatikan, dan
Ganjal (chocks) main gear wheel diposisikan.
Jarak aman utk mendekati pesawat telah diberikan oleh agen yang bertanggung jawab atas operasi kedatangan, jika ada.

Sebelum kedatangan pesawat, peralatan berikut harus serviceable dan tersedia di posisinya:

(a) Chocks (seperti yang dipersyaratkan oleh jenis pesawat udara)


(b) Safety Cones (seperti yang dipersyaratkan oleh jenis pesawat udara)
(c) Ground power (sesuai kebutuhan)
(d) Preconditioned air (sesuai kebutuhan)
(e) Headset interfon (jika ada)
(f) Tongkat aba-aba siang atau malam (mana saja yang berlaku)

IGOM–84 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.9.2 Prosedur Kedatangan Standar

4.9.2.1 Kedatangan Pesawat di Stand atau Open Ramp


Untuk prosedur kedatangan standar di posisinya tanpa sistem panduan otomatis atau di apron terbuka:

(a) Saat pesawat mendekati area posisi/stand, marshaller menunjuk ke guide-in line di apron yang harus diikuti oleh pesawat
dengan berdiri di bagian atas guide-in line dan memberi sinyal "IDENTIFY STAND".
(b) Sementara pesawat taxi di sepanjang guide-in line, marshaller memberi sinyal " Continue to Taxi ahead " dengan tongkat
marshalling.
(c) Nose Wheel harus mengikuti lead-in line sampai ke titik berhenti yang sesuai. Gunakan sinyal/aba-aba "Turn Left" atau "Turn
Right" untuk memperbaiki jalur pesawat sesuai yg dipersyaratkan.
(d) Jika sewaktu-waktu selama pergerakan pesawat terbang Anda tidak yakin atau mengidentifikasi bahaya akan terjadi, STOP
pesawat terbang.
(e) Saat pesawat mendekati posisi berhenti, gunakan sinyal "Slow Down" jika diperlukan. Sampai Nose Wheel hidung mencapai
titik berhenti perlahan-lahan melintasi tongkat aba-aba di sinyal "Stop".
(f) Setelah pesawat berhenti dan semua kondisi untuk chocking terpenuhi, pesawat bisa diganjal (chock).
(g) Ground power dan Pre-Conditioned Air dihubungkan (jika diperlukan / tersedia).

4.9.2.2 Tindakan Setelah Kedatangan

Saat pesawat berhenti:

(a) Posisikan chock di nose landing gear wheels. (jika diperlukan)


(b) Posisikan dan sambungkan Ground Power Unit, jika diperlukan, sebelum mesin dimatikan.
Setelah mesin dimatikan, are spooling down dan lampu anti-tumbukan dimatikan:
(a) Posisikan chock di main landing gear wheels dan konfirmasi verbal / visual ke awak pesawat.
(b) Konfirmasikan tidak ada kerusakan pada area pintu kabin sebelum memposisikan perangkat boarding penumpang.
(c) Posisikan safety cones.
(d) Lakukan walkaround kedatangan untuk memeriksa kerusakan pada bagian pesawat berikut ini:
1. Semua pintu kargo
2. Semua panel akses dan jalur akses servis
3. Badan pesawat terbang
4. Mesin terbang cowlings
5. Pintu penumpang pesawat.
(e) Berikan izin kepada GSE untuk mendekati pesawat terbang.
(f) Lepaskan chock nose gear (jika diperlukan).

Catatan:
Jika ada kerusakan ditemukan, segera laporkan ke atasan dan jangan mendekati pesawat dengan GSE manapun di daerah di
mana kerusakan telah ditemukan.

Peringatan:
Jika sebuah pesawat tiba dengan lampu anti-tabrakan yang tidak berfungsi, jangan mendekati pesawat sampai komunikasi
headset dibuat dengan awak pesawat.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–85


4.9.3 Ground Support Equipment utk Pesawat yg Tiba

4.9.3.1 Ground Power Unit (GPU)

(a) Diijinkan untuk melakukan pre-position GPU di dalam ERA asalkan ada posisi parkir GPU yang ditetapkan.
(b) Posisikan GPU pada sisi yang tepat dari hidung sejajar dengan garis tengah pesawat dengan towbar menghadap jauh
dari pesawat seperti yang ditunjukkan di bawah ini.
(c) Setel parking brake/chock pada GPU.

4.9.3.2 Unit Pendingin / Pemanasan / Pre-Conditioned Air (PCA)


Bahaya:
Sebelum memasok udara oleh sumber eksternal pastikan setidaknya satu pintu kabin terbuka dan tetap terbuka selama
pengoperasian unit udara sesuai prosedur maskapai penerbangan.
Pastikan ground air supply unit bermotor tidak berada di dekat pesawat. Mesin knalpot mesin tsb HARUS mengarah jauh
dari pesawat. Panas dari knalpot unit bisa menyebabkan kerusakan pada struktur pesawat terbang.

Sebagai bagian dari program konservasi bahan bakar pd kebanyakan maskapai, pre-conditioned air diperlukan di semua
bandara yang menyediakan pre-conditioned air.

Lihat manual maskapai untuk jenis pesawat khusus untuk lokasi panel akses PCA di pesawat terbang.

Catatan: Pastikan tidak ada penyumbatan selang.

Untuk menghubungkan PCA:

(a) Buka panel akses.


(b) Sambungkan ground pre-conditioned air unit ke pesawat terbang.
(c) Start ground pre-conditioned air unit.
(d) Pada ground pre-conditioned air unit, pilih pengaturan pendinginan atau pemanasan yang diinginkan (suhu udara dan
laju alir) atau posisi pilih yang sesuai.

Untuk memutuskan PCA:

(a) Matikan ground pre-conditioned air unit.


(b) Lepaskan ground pre-conditioned air unit dari pesawat terbang.
(c) Tutup panel akses.
(d) Lepaskan selang PCA ke posisi yang benar-benar tersimpan dan aman.

4.10 Pintu Pesawat

(a) Jangan mengoperasikan pintu pesawat kecuali jika Anda telah dilatih dan diberi wewenang untuk melakukannya.
(b) Carilah bantuan dari petugas maintenance jika ada kesulitan yang dialami selama operasi pintu secara normal.

Peringatan:
Jangan mengoperasikan atau membiarkan pintu terbuka di atas angin yang melebihi yang ditunjukkan dalam keterbatasan
pabrikan.

IGOM–90 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.10.1 Pintu Akses Kabin

4.10.1.1 Umum

Ada varians antara maskapai penerbangan mengenai tanggung jawab untuk mengoperasikan pintu akses kabin. Maskapai
penerbangan tersebut menentukan apakah staf lapangan atau awak kabin diberi wewenang untuk mengoperasikan pintu
akses kabin - semua personil darat HARUS mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh airline GOM.

Bahaya:
Pintu akses kabin hanya berada pada posisi terbuka jika ada perangkat boarding yang sesuai diposisikan di pintu. Pintu
akses kabin mungkin tidak dibuka tanpa peralatan yang tepat diposisikan di pintu.
Ada risiko jatuh saat mengoperasikan pintu kabin.
Slide deployments bisa berakibat fatal. Jika sebuah armed door mulai terbuka, jangan berusaha menahan pintu, karena
Anda berisiko terluka parah atau terbunuh.

Jika pintu akses kabin ditemukan terbuka tanpa perangkat boarding diposisikan di pintu Anda harus segera memberi tahu
supervisor atau perwakilan maskapai penerbangan.
(a) Jangan berusaha menutup pintu akses kabin kecuali dilatih dan memenuhi syarat.
(b) Jagalah pintu akses kabin jangan sampai ada orang yang berkepentingan untuk menutupnya.

4.10.1.2 Membuka Pintu Akses Kabin

BAGIAN INI MENGURAIKAN GENERIC SAFETY PRECAUTIONS DAN TIDAK MENYATAKAN PELATIHAN TERBUKA
TERBUKA / PENUTUP PINTU AIRCRAFT.
IKUTI GOM DAN PELATIHAN OPERASIONAL AIRLINE SEBAGAI PERSYARATAN.

4.10.1.2.1 Pembukaan Pintu Akses Kabin dari Dalam oleh Kru Terlatih

Staf lapangan harus:


(a) Ketok dua kali di pintu dari luar untuk menunjukkan bahwa perangkat boarding diposisikan dengan benar di luar pintu
yang terbuka dan area ayunan pintu bebas dari penghalang.
(b) Berdirilah dari pintu dan tunggu kru kabin membuka.
(c) (JIka berlaku) Bantu kru kabin dengan menggerakkan pintu ke posisi yang terbuka sepenuhnya dan kencangkan gust
lock seperlunya.

4.10.1.2.2 Pembukaan Pintu Akses Kabin dari Dalam oleh Staf Lapangan yang Berwenang dan
Terlatih

(a) periksa apakah pintu disarmed.


(b) Periksa apakah semua indikator menunjukkan bahwa aman untuk membuka pintu.
(c) Periksa secara visual bahwa perangkat boarding sdh diposisikan di pintu.
(d) Bukalah pintu dengan perlahan dan hati-hati sesuai dengan petunjuk dan tanda yang dilabelkan di pintu, dan petunjuk
khusus pesawat terbang masing-masing, dan / atau pelatihan Anda.

4.10.1.2.3 Membuka Pintu Akses Cabin dari Luar dengan Crew / Ground Staff on Board

(a) Carilah indikasi bahwa pintu disarmed.


(b) Periksa apakah semua indikator menunjukkan bahwa aman untuk membuka pintu.
(c) Jika tidak ada indikasi dari awak kabin bahwa pintu disarmed, ketuk dua kali di pintu dan ulangi langkah sebelumnya.
(d) Jika masih ada indikasi dari awak kabin bahwa pintu disarmed, hubungi Pilot-in-Command melalui jendela kokpit yg
terbuka atau system interfon pesawat.
(e) Jika tidak ada awak kabin yang berada di pesawat dan pita merah / oranye terlihat di bagian dalam jendela pintu, maka
jangan buka pintunya. Sebagai gantinya, mintalah bantuan dari personil airline.
(f) Jika Anda tidak dapat memastikan bahwa pintu disarmed, JANGAN BUKA PINTU.
(g) Begitu Anda memastikan bahwa pintu disarmed, buka pintu dengan perlahan dan hati-hati sesuai dengan petunjuk dan
tanda yang dilabelkan di pintu, dan petunjuk khusus pesawat terbang masing-masing.
(h) Jika bagian dalam yang tidak terpisahkan (selain yang ditempelkan secara permanen ke pintu boarding) harus
digunakan, sedikit buka pintu sampai lantai dasar udara terbuka.
(i) Pindahkan pintu ke posisi yang terbuka sepenuhnya dan lepaskan the gust lock.

4.10.1.2.4 Membuka Pintu Akses Kabin dari Luar tanpa Staf Kru / Ground Staff di Pesawat

(a) Carilah indikasi bahwa pintu disarmed.


(b) Periksa apakah semua indikator menunjukkan bahwa aman untuk membuka pintu.
(c) Jika Anda tidak dapat memastikan bahwa pintu disarmed, JANGAN BUKA PINTU.
(d) Setelah Anda memastikan bahwa pintu disarmed, maka buka pintunya dengan perlahan dan hati-hati sesuai dengan
petunjuk dan tanda yang dilabelkan di pintu, dan petunjuk khusus pesawat terbang masing-masing.
4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–91
(e) Jika lantai udara integral (selain yang ditempelkan secara permanen ke pintu boarding) harus digunakan, maka sedikit
buka pintu (terbuka) sampai lantai dasar udara terbuka.
(f) Pindahkan pintu ke posisi yang terbuka sepenuhnya dan lepaskan the gust lock.

4.10.1.3 Embarkasi atau Disembarkasi Melalui Pintu Akses Kabin


Sebelum membiarkan penumpang atau awak pesawat embarkasi atau disembarkasi melalui pintu akses kabin, pastikan
perangkat boarding diposisikan dengan benar di pintu, dan jika tangga atau bagian dalam udara integral digunakan, kedua
rail pelindung (jika ada) diperpanjang.

4.10.1.4 Menutup Pintu Akses Kabin

(a) Pastikan service door ditutup segera setelah diperbaiki.


(b) Terima konfirmasi dari kru bahwa pintu kabin bisa ditutup untuk keberangkatan.
(c) Sebelum melepas perangkat boarding terakhir dari pesawat terbang, informasikan kepada setiap staf darat on board
bahwa pintu akses kabin terakhir ditutup dan perangkat boarding terakhir dikeluarkan dari pesawat terbang.
(d) Carilah penghalang yang mungkin terjadi di sekitar area pintu dan singkirkan.
(e) Pastikan kunci pintu terbuka dan bantu orang menutup pintu dengan memindahkannya ke posisi terbuka.

Peringatan:
Jika pintu akses kabin tidak bisa ditutup dengan perangkat boarding yang terhubung, maka operasi harus dilakukan dari
dalam pesawat dengan kewaspadaan ekstra dan tanpa bantuan ground staff di luar pesawat terbang.

(a) Jangan lepaskan perangkat boarding dari pesawat sampai pintu tertutup dan terkunci sepenuhnya.
(b) Jika tangga digunakan di pintu akses kabin, maka tarik pegangan tangga tangga jika perlu untuk menutup pintu. Tetap di
puncak tangga sampai pintu tertutup sepenuhnya, lalu turuni tangga sebelum mereka bergerak.
(c) Tutup pintu dengan perlahan dan hati-hati sesuai dengan petunjuk dan tanda yang dilabelkan di pintu, dan petunjuk
khusus pesawat terbang masing-masing.
(d) Sebelum meninggalkan sekitar pintu, konfirmasikan bahwa pintu terpasang dengan benar di badan pesawat di
sekitarnya dan pegangan pintu eksterior is flush dengan permukaan pintu.
(e) Cari bantuan personil maintenance pesawat kapan pun terjadi kerusakan pintu.
(f) Jangan mencabut stabilisator peralatan sebelum pintu kabin tertutup sepenuhnya.
(g) Sebelum mencabut peralatan dari pintu, periksa untuk memastikan area manuver clear dari semua penghalang dan
personil.
(h) Jika unit tangga boarding penumpang digunakan, maka tarik kanopi tangga penumpang. Pindahkan peralatan ke posisi
parkir yang telah disetujui dan lakukan pembatasan yang ada (seperti menutup pintu di tangga masuk boarding
penumpang).
(i) Pastikan pintu akses kabin dan bingkai pintu dan panel di sekitarnya tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Jika
kerusakan ditemukan saat inspeksi pintu atau bingkai akses kabin, maka segera laporkan ke petugas maintenance pesawat
terbang, dan jika ada, Pilot-in-Command.

4.10.1.5 Membuka Kmbali Pintu Akses Kabin

Jika pintu akses kabin tidak tertutup dengan benar maka harus dibuka kembali dan ditutup kembali. Situasi lain saat pintu
akses kabin mungkin perlu dibuka kembali meliputi:

(a) Pengiriman katering dan / atau pasokan sesudahnya, setelah perangkat boarding penumpang telah dilepas, ATAU
(b) Menyambungkan kembali perangkat boarding penumpang setelah penyingkiran awal.
Jika tidak ada awak pesawat yang berada di dalam pesawat, ikuti prosedur Pembukaan Akses Pintu Masuk yang berlaku di
IGOM.
(c) Begitu pintu akses kabin ditutup karena persiapan keberangkatan, jangan mencoba membuka kembali pintu pesawat
tanpa izin awak pesawat.
(d) Jika Anda yakin sebuah pintu harus dibuka kembali, Anda harus memberitahu awak pesawat melalui jendela kokpit
terbuka atau menggunakan sistem interphone penerbangan.
(e) Jika kru memerlukan pintu untuk dibuka kembali, mereka akan memberi tahu petugas lapangan.
(f) Siapapun pihak yang meminta agar pintu dibuka kembali, setelah awak pesawat memberikan izin agar pintu dibuka
kembali, ikuti tindakan / langkah di: Membuka Pintu Akses Cabin.
(g) Jika otorisasi untuk membuka kembali pintu tidak dikabulkan, jangan mencoba membuka kembali pintu kecuali izin
diberikan oleh awak pesawat.

IGOM–90 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.10.2 Pintu Penahan Kargo (Cargo Hold Doors)

4.10.2.1 Membuka Pintu Tahan Kargo

(a) Jangan mengoperasikan pintu kargo kecuali dilatih dan diotorisasi.


(b) Operasi manual dari pintu kargo yang dioperasikan secara elektrik atau hidraulik hanya dapat dilakukan oleh petugas
maintenance atau awak pesawat.
(c) Jangan membuka pintu kargo sampai mesin pesawat mati dan lampu anti tabrakan dimatikan.
(d) Sebelum memosisikan peralatan loading atau GSE lainnya di pintu kargo dan membuka pintu kargo, lakukan
pengecekan visual untuk tanda kerusakan pada pintu atau area sekitarnya. Jika ada penyimpangan yang ditemukan selama
pemeriksaan visual ini, laporkan ke petugas maintenance pesawat terbang, dan jika tersedia, Pilot-in-Command.
(e) Pintu kargo harus dibuka dengan menggunakan langkah teknis atau belt laoder yang dilengkapi dengan rel pengaman
untuk mencapai pintu kargo.
Pemuat ULD tidak boleh digunakan. (Tidak berlaku untuk pintu kargo dek utama).
(f) Buka pintu kargo sesuai dengan instruksi spesifik pesawat terbang masing-masing.
(g) Berikan ruang yang memadai untuk pembersihan pintu untuk menghindari peralatan yang menghalangi jalan bebas dari
pintu.
1. Sebagian besar pintu kargo di bawah pintu kargo mengayun ke atas. Sadarilah bahwa saat membuka atau menutup
pintu kargo, tepi bawah pintu akan berayun sebelum naik ke atas.
2. Untuk pintu kompartemen kargo dek utama, lepaskan penghalang pengaman begitu pemuat utama berada pada
posisinya.
(h) Jika pintu kargo tidak terbuka, jangan menggunakan peralatan yang berlebihan, alat atau GSE untuk mendorong atau
menarik pintu untuk membukanya. Hubungi personil maintenance pesawat untuk mendapatkan bantuan.

4.10.2.2 Manutup Pintu Penahan Cargo

(a) Jangan mengoperasikan pintu kargo kecuali Anda pertama kali dilatih dan diberi wewenang.
(b) Operasi manual dari pintu kargo yang dioperasikan secara elektrik atau hidraulik hanya dapat dilakukan oleh petugas
maintenance atau awak pesawat:
1. Sebelum menutup pintu kargo, pastikan: pengatur penahan beban dan jaring pengaman dipasang dengan benar;
2. bahwa lampu kompartemen kargo telah dimatikan kecuali jika diperlukan untuk pengangkutan AVI;
3. bahwa area pintu termasuk ambang pintu dan rangka bebas dari kerikil, air, es dan benda asing lainnya atau
penghalang;
4. bahwa kusen pintu dan pintu tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan;
5. bahwa kerusakan yang ditemukan selama pemeriksaan pintu kargo dan area / frame sekitarnya segera dilaporkan ke
personil maintenance pesawat terbang dan Pilot-in-Command.
(c) Semua pintu kargo harus ditutup dengan menggunakan langkah-langkah teknis atau belt loaders yang dilengkapi
dengan rel pengaman untuk mencapai pintu kargo. Pemuat ULD tidak boleh digunakan. (Tidak berlaku untuk pintu kargo
dek utama).
(d) Periksa apakah indikator kunci pintu dilekatkan / dipasang dengan benar dan benar bahwa pintu terkunci dengan benar,
pegangannya dilapisi flush dan panel ditutup dengan benar.
(e) Jika pintu kompartemen kargo tidak ditutup dengan benar, maka harus dibuka kembali dan ditutup kembali.

Peringatan:
Jika pintu kargo harus dibuka kembali sebelum pergerakan pesawat terbang, persetujuan awak pesawat melalui ground
staff yang bertanggung jawab atas keberangkatan harus diperoleh.

4.10.2.3 Membuka Kembali Pintu Penahan Kargo

(a) Jika pintu kompartemen kargo tidak ditutup dengan benar, harus dibuka kembali dan ditutup kembali.
(b) Begitu walkaround pra-keberangkatan telah dilakukan , jangan mencoba membuka kembali pintu pesawat tanpa izin
awak pesawat.
(c) Jika Anda yakin sebuah pintu harus dibuka kembali, Anda harus memberitahu awak pesawat melalui jendela kokpit yang
terbuka atau menggunakan sistem interphone penerbangan.
(d) Jika awak pesawat atau kabin memerlukan pintu untuk dibuka kembali, mereka akan memberi tahu petugas ground.
(e) Apapun pihak yang meminta agar pintu dibuka kembali, jika awak pesawat memberikan izin agar pintu dibuka kembali,
ikuti tindakan / langkah di: Membuka Pintu Akses Kabin.
(f) Jika otorisasi untuk membuka kembali pintu tidak dikabulkan, jangan mencoba membuka kembali pintu kecuali izin
diterima dari awak pesawat.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–91


4.11 Pemuatan Pesawat Terbang

4.11.1 Pengawasan Pemuatan Pesawat

4.11.1.1 Umum
Sebelum memuat, penahan harus diperiksa secara visual untuk kerusakan yang dapat mempengaruhi kapasitas beban.
Seseorang yang memenuhi syarat harus mengawasi pemuatan pesawat terbang dan memberikan konfirmasi yang
ditandatangani untuk mengatakan:
(a) Pesawat telah dimuat sesuai instruksi - termasuk instruksi muatan khusus;
(b) Kondisi kunci, penahan atau ULD tidak mempengaruhi kapasitas muatan;
(c) Muatan berat dan ULD benar-benar diamankan dan kunci dan jaring sedang digunakan;
(d) Paket barang berbahaya yang terlihat diperiksa sebelum pemuatan;
(e) Mauatan khusus, termasuk barang berbahaya telah disimpan dan diamankan sesuai peraturan dan prosedur
penerbangan;
(f) Penahan tersebut bebas dari benda asing;
(g) Setiap penyimpangan dicatat.

4.11.1.2 Pemuatan Bagasi Umum / Kargo

Orang yang bertanggung jawab atas pemuatan bertanggung jawab atas pembebanan dan pembongkaran pesawat terbang
yang aman dan efisien serta perlindungan barang yang dibawa. Dia akan memastikan pesawat dimuat seperti yang
ditentukan oleh agen muatan, sesuai dengan prosedur maskapai penerbangan. Orang yang bertanggung jawab untuk
memuat harus dilatih sesuai dengan standar yang diuraikan dalam AHM 611.

4.11.1.3 Pemuatan Barang Berbahaya (Yang Dibawa)

Orang yang bertanggung jawab atas pemuatan bertanggung jawab atas pemuatan kargo Barang Berbahaya seperti yang
dijelaskan dalam Manual DG IATA dan harus memenuhi persyaratan perundang-undangan IATA Dangerous Goods
Regulations (DGR).

4.11.2 Persyaratan Keselamatan Khusus untuk Operasi Pemuatan Pesawat

4.11.2.1 Umum

(a) Dapatkan bantuan saat memindahkan artikel berat.


(b) Jangan menggunakan gerobak bagasi untuk mendapatkan akses ke kompartemen kargo.
(c) Tinggi loader bridge harus dipantau selama proses pemuatan dan disesuaikan seperlunya untuk menjaga keselarasan
yang benar dengan lantai penahan kargo.
(d) Gunakan platform ULD Loader platform seperti yang diperlukan untuk memastikan keselarasan saat memuat.
(e) Blok atau amankan kargo yang tidak akan terbaring rata pada conveyor belt.
(f) Dorong “JANGAN TARIK” kontainer lori dan loader.
(g) Lindungi pengiriman langsung dari cuaca buruk.
(h) Waspadai pengiriman barang khusus / berbahaya. Ketahui bagaimana mereka harus ditangani dan diamankan.
(i) Operator peralatan harus memastikan bahwa personil lain tidak terjebak oleh pergerakan beban / palet / kontainer baik di
pesawat terbang maupun peralatan pemuatan.
(j) Gates dari gerobak yang dimuat harus diturunkan dengan hati-hati, jika barang lepas jatuh dan menyebabkan luka.
(k) Pegangan dan kompartemen hanya akan dimasukkan atau keluar dengan menggunakan perangkat ketinggian yang
sesuai dan yang telah diposisikan dan diamankan, mis. belt conveyor dan loader kargo.
(l) Jangan berjalan di antara ULD atau gerobak yang ditarik, atau saat mereka diam di apron.
(m) Saat pemuatan selesai, pindahkan semua peralatan pemuatan dengan baik dari pesawat.

4.11.2.2 Tindakan Pencegahan Khusus saat menggunakan Carts

(a) Jangan letakkan paket ringan antara barang yang lebih berat.
(b) Jangan membebani. Pastikan tirai atau penahan pada gerobak diamankan saat transit, (jika dilengkapi).
(c) Pastikan tinggi keseluruhan beban memungkinkan pengangkatan yang aman dari setiap muatan selama pemuatan dan
pembongkaran gerobak oleh petugas yang berdiri di darat.
(d) Bila menggunakan terpal, pastikan semua tali diikat dengan kencang ke keranjang bagasi.
(e) Bila tidak digunakan, sistem pengereman harus diaktifkan pada semua gerobak bagasi.

4.11.2.3 Persyaratan Khusus saat menggunakan Traktor

(a) Kendarai Gerobak dalam batas kecepatan sesuai dengan peraturan bandara setempat, dan berhati-hatilah untuk
menghindari tikungan tajam, tersentak dan berhenti mendadak.
.

IGOM–90 4TH EDITION, JANUARY 2015


(b) Dekati pesawat dengan kecepatan perlahan.
(c) Batasi jumlah gerobak dan lori dalam rangkaian sampai batas maksimum yang ditentukan oleh peraturan bandara
setempat.
(d) Jangan coba-coba maneuver menikung tajam saat mendekati pesawat terbang. Jauhkan setidaknya 1 m (3 kaki) dari
badan pesawat.

4.11.2.4 Tindakan Pencegahan Khusus saat menggunakan Belt Loader

(a) Pastikan jarak yang tepat antara artikel di conveyor belt untuk menghindari kemacetan.
(b) Sesuaikan bagian belakang conveyor belt dengan benar untuk menghindari terjatuhnya barang dari belt.
(c) Hand Rail harus dipasang saat Belt Loader digunakan untuk mendapatkan akses ke kargo pesawat terbang; Namun,
kehati-hatian harus dilakukan bila ada jarak terbatas dengan badan pesawat atau mesin pesawat.

4.11.2.5 Tindakan Pencegahan Khusus saat menggunakan ULD Loader

(a) JANGAN berdiri di antara loader dan moving dollies.


(b) Sejajarkan dollies dengan benar ke loader. Gunakan guide man jika diperlukan.
(c) ULD loader tidak boleh digunakan untuk mengangkut ULD melintasi apron kecuali jika dirancang khusus untuk tujuan ini.
(d) Jangan memindahkan ULD sampai personil mengamankan penghalang / hazard.
(e) Bila memungkinkan, mundur dalam garis lurus dengan kecepatan berjalan, pantau semua sisi untuk pembersihan.
(f) Pastikan jalur loader bersih dari semua penghalang sebelum memulai putaran.
(g) Pasang kembali atau rendahkan hand rail, bagian platform dan operator untuk memastikan pembersihan yang memadai
sebelum penentuan posisi peralatan.
(h) Extend semua hand rail sebelum bongkar muat.
(i) Jangan memutar ULD pada platform elevator loader saat dinaikkan atau di-transit.
(j) Sebelum melepaskan atau mengganti posisi loader, pastikan setiap beban yang diposisikan di ambang pintu aman saat
diluncurkan.

Peringatan:
Peringatan Bahaya Jatuh: Jangan naik platform pengangkat untuk melintasi loading bridge.

4.11.2.6 Pesawat Sayap Rendah (Low-Wing Aircraft)

(a) Untuk mencegah kerusakan pesawat dengan sayap rendah, traktor bagasi harus berhenti sekitar 1 meter (3 kaki) dari
belt loader untuk melepas kaitan gerobak. Gerakkan traktor dan posisi gerobak dengan tangan.
(b) Berhati-hatilah saat menarik atau mendorong gerobak terutama saat kondisi jalan licin. Bila perlu dari bantuan.
(c) Saat melepas gerobak bagasi, traktor harus diposisikan untuk menunjuk jauh dari sayap pesawat terbang dan gerobak
bagasi ditarik ke traktor.
(d) Ekstra Hati-hati harus diterapkan saat menggunakan gerobak bagasi tertutup.

4.11.2.7 Pemuatan Beban Berat/Besar pada Pesawat yang Lebih Kecil

(a) Gunakan belt loader jika tinggi ambang pintu tidak memungkinkan barang dilewatkan ke pintu tanpa pengangkatan yang
tidak semestinya Selalu pertimbangkan penggunaan belt loader untuk barang-barang berat (lebih dari 23 kg).
(b) Jaga jarak minimal 1 m (3 kaki) antara gerobak bagasi / boneka dan cargo belt saat menderek, untuk mencegah
tabrakan saat mendekati belt loader.
(c) Gerobak atau lori harus diputuskan dari traktor dan bermanuver dengan tangan jika gerobak atau boneka butuh utk lebih
dekat dari 1 m (3 kaki).

4.11.3 Tindakan Pencatatan Loading Secara Umum

(a) Hold Baggage harus diperiksa untuk tanda-tanda kebocoran sebelum pemuatan.
(b) Item muatan yang tidak dikemas dengan benar dan barang apapun yang dapat merusak atau mencemari pesawat
terbang tidak boleh dimuat.
(c) Tirai kontainer harus ditutup dan dikunci sebelum memuat ULD ke dalam pesawat terbang.
(d) Wadah tidak boleh terkontaminasi saat dimuat (salju, kayu, plastik dll.).
(e) Gunakan terpal atau kereta tertutup selama cuaca buruk.
(f) Jangan letakkan barang langsung di apron.
(g) Selalu perhatikan label dan tanda instruksi spesifik seperti FRAGILE, TOP, THIS SIDE UP, dll.
(h) Laporkan torn bagasi dan label muatan yang robek (atau hilang), dan jangan dimuatkan kecuali dikoreksi.
(i) Segera laporkan kerusakan pada muatan, apakah terjadi saat penanganan atau diketahui pada saat kedatangan.
(j) Laporkan segera tumpahan, asap atau bau yang tidak biasa, dll, ke Supervisor, Flight Crew atau otoritas setempat sesuai
kebutuhan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–95


4.11.4 Tumpahan di Cargo Holds

(a) Tumpahan dapat terjadi pada kargo selama pemuatan dan penerbangan karena:
1. kemasan yang tidak benar
2. Kerusakan akibat salah penanganan sebelum pemuatan
3. Pembebanan yang tidak tepat di kompartemen
(b) Tumpahan bisa berupa cairan, gel, atau bahan dalam bentuk bubuk atau butiran.
(c) Tumpahan dapat berbahaya korosif, mudah terbakar, mudah meledak, beracun atau beracun, dll. Air dapat
menyebabkan kerusakan serius pada komponen dan sistem listrik.
(d) Tumpahan bisa bersifat korosif terhadap struktur pesawat terbang. Tumpahan merkuri sangat korosif sejauh struktur
pesawat yang terkena dampak mungkin harus diganti seluruhnya jika tidak dibersihkan dengan cepat.

Adalah penting bahwa setiap tumpahan segera dilaporkan ke Maintenance, sehingga tindakan korektif dapat dilakukan.

4.11.5 Cargo Hold Inspection

Ketika sebuah offload/pembongkaran muatan selesai, cek akhir untuk SEMUA kargo harus dilakukan untuk memeriksa
setiap kargo untuk:
(a) Kerusakan kompartemen
(b) Kunci lantai yang rusak atau tidak berfungsi
(c) Tumpahan di penahan yang mungkin telah terjadi
(d) Bagasi atau kargo yang mungkin telah ditinggalkan di pesawat.
(e) Barang lain yang tidak boleh ada dalam penahan

Pemeriksaan harus dilakukan pada saat kedatangan bahkan dlm keadaan hold jika dilaporkan tidak membawa kargo /
bagasi (kosong).
Jika terjadi kerusakan pada kompartemen atau kunci, jika ada tumpahan, atau jika ada ketidakberesan lainnya, harus
segera dilaporkan ke supervisor, awak pesawat, dan / atau perwakilan perusahaan sebagaimana dipersyaratkan oleh
operasi maskapai penerbangan.

4.11.5.1 Kerusakan Cargo Hold

Kerusakan pada struktur atau lapisan penahan container atau bulk dapat menyebabkan pembatasan muatan yang spesifik.
Oleh karena itu, kerusakan harus dilaporkan. The Load Controller harus diberitahu sesuai dengan itu.

4.11.5.2 Separator Nets Kompartemen

Jaring pemisah kompartemen harus diamankan sebelum semua penerbangan berangkat.


Antara offload dan onload, jaring kompartemen harus diamankan di dalam kompartemen pesawat terbang dan tidak
dibiarkan menggantung di luar, untuk menghindari klip dan titik pelekatan dari badan pesawat yang mencolok (terutama
saat kondisi cuaca buruk) atau secara tidak sengaja terhubung dengan GSE dan ditarik keluar dari pesawat terbang.

4.11.5.3 Jaring Pengaman (Barrier Net) Pintu Kargo


Jaring penghalang pintu kargo harus dipasang sebelum keberangkatan pesawat terbang untuk mencegah kargo bergeser
dalam penerbangan dan merusak atau menghalangi pintu kompartemen.

4.11.5.4 Sistem Container / Pallet Restraint

Semua pemberhentian kontainer dan kunci palet yang diperlukan untuk mengamankan wadah dan palet harus diperpanjang
dan dikunci sebelum penerbangan. Ini termasuk kargo yang kosong, kecuali ditentukan oleh maskapai penerbangan yang
beroperasi.
Pemeriksaan taktil harus dilakukan dengan memeriksa keamanan setiap kunci secara manual dengan tangan Anda.

4.11.6 Persiapan Awal Pemuatan

Sebelum loading dimulai, beban harus dipasang dan diperiksa terhadap instruksi pemuatan.
(a) Pastikan plakat ULD diisi dengan benar dengan informasi yang benar (lihat 4.11.14.2).
(b) Pastikan ULD dan semua muatan diperiksa dan muat untuk dimuat di pesawat terbang.
(c) Jika memungkinkan, atur ULD di apron dalam urutan onload.

4.11.7 Stabilitas Tanah Pesawat Terbang

Pemuatan atau pembongkaran dapat menyebabkan pesawat menjadi tidak stabil atau dapat menyebabkan pesawat miring.
Patuhi persyaratan stabilitas ground pesawat selama pemuatan dan pembongkaran. Secara umum:
(a) bongkar aft holds sebelum bongkar forward holds
(b) saat memuat, muat forward holds sebelum aft holds
Untuk pesawat kargo, penopang ekor atau tether hidung mungkin diperlukan untuk dipasang saat pemuatan dan
pembongkaran.

IGOM–94 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.11.8 Prosedur pembongkaran

4.11.8.1 Proses Penimbangan


Jika FlightCrew mengalami hal yg tidak umum dalam take-off, Flight Crew mungkin meminta penimbangan pesawat terbang
(dengan berat semua barang dan muatan di pesawat) di stasiun kedatangan. Pesawat tidak boleh dibongkar saat
penimbangan diminta sampai proses dimulai. Hubungi perwakilan maskapai penerbangan untuk rinciannya.

4.11.8.2 Mengidentifikasi Pengiriman yang Membutuhkan Penanganan Spesifik


Mematuhi persyaratan penanganan khusus. Semua pengiriman yang membutuhkan penanganan spesifik akan diidentifikasi
pada LDM / CPM.
(a) Pastikan bahwa paket dengan label penanganan terarah disimpan dalam orientasi yang benar (dengan cara ini, dll.).
(b) Hati-hati dengan barang-barang rapuh/pecah belah .

4.11.8.3 Tindakan Pencegahan untuk Offload


(a) Berhati-hatilah saat menangani barang-barang berat. Gunakan teknik pengangkatan yang tepat dan mintalah bantuan
jika diperlukan.
(b) Berhati-hatilah saat menempatkan barang pada belt. Pastikan stabil dan tidak akan jatuh.
(c) Periksa ULD selama offload untuk kerusakan, kebocoran dan stabilitas beban.
(d) Periksa ULD yang salah muat (kunci tidak terangkat, kunci atau rel samping diganti, dll.).
(e) Berhati-hatilah jika beban bergeser selama penerbangan.
(f) Wadah dapat digerakkan selama pergerakan karena pangkal lebih kecil dari pada puncak, menyebabkan pusat gravitasi
tinggi.

4.11.9 Prosedur Pemuatan


Sebelum loading dimulai, verifikasi registrasi pesawat terbang dengan registrasi pada laporan instruksi pemuatan.
(a) Pastikan onload telah diperiksa terhadap LIR. Bobot dan nomor ULD harus diperiksa silang.
(b) Pastikan peralatan khusus (tie down straps, dll.) tersedia, sesuai kebutuhan.
(c) Pastikan LIR diterima dan dipahami oleh loading crew.
(d) Sebelum melakukan pemuatan dimulai, lakukan inspeksi kompartemen kargo dan sistem pengekangan. Laporkan cacat
apa pun kepada atasan, awak pesawat, dan / atau perwakilan perusahaan seperti yang dipersyaratkan oleh operasi
maskapai penerbangan.
(e) Untuk pengiriman kargo, pastikan jaring atau tie down straps kencang dan bebannya aman.
(f) Periksa ULD apakah serviceable. Jangan memuat ULD yang rusak.
(g) Item dengan label penanganan langsung harus dimuat sehingga label akan terlihat saat offload.
(h) Saat memuat palet atau wadah, pastikan ujung-ujungnya dipandu oleh rel samping atau pas di bawah stop / lock /
guides dan ketinggian pallet memungkinkan pembukaan yang cukup dalam pembukaan pintu.
(i) Saat memuat palet atau wadah pastikan bahwa ujung-ujungnya dipandu oleh rel samping atau pas di bawah stop /
kunci / panduan dan ketinggian palet memungkinkan jarak yang cukup di pintu masuk.
(j) Periksa bahwa perjalanan ULD ke posisi mereka tidak terhambat oleh pemberhentian / penguncian / panduan.
(k) Pastikan jala pemisah, penghalang api, jaring pintu, kunci palet dan tempat pemberhentian kontainer dipasang dan
dikunci sesuai kebutuhan saat penahanan dimuat.
(l) Jaga jumlah muatan berat/besar dengan kompartemen dan tempat tujuan.
(m)Dokumentasikan semua perubahan pada muatan dan tandatangani Load Instruction Report.
(n) Lakukan verifikasi beban sebelum menyelesaikan weight and balance.

4.11.10 Hewan Hidup


Pengangkutan harus sesuai dengan IATA Live Animals Regulation (LAR). Juga periksa manual penerbangan, bagian yang
sesuai, untuk peraturan pesawat terbang tertentu, yang mungkin berlaku.

4.11.11 Kargo Basah

4.11.11.1 Loading
Loading Supervisor harus memeriksa apakah:
(a) kargo basah dikemas dengan benar dan bebas dari kebocoran.
(b) Lantai pesawat terlindungi dari risiko tumpahan.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–95


4.11.12 Tie-Down

Beban longgar biasanya dikekang oleh jaring pemisah antara bagian atau jaring pengaman pintu. Kendati demikian, jenis
beban tertentu harus selalu diikat.
Berikut ini adalah contoh barang yang harus selalu diikat:
(a) Semua paket dgn kepadatan tinggi (sudut tajam, ekstrusi baja, batang logam, dll.).
(b) Semua paket kepadatan tinggi (sudut tajam, ekstrusi baja, batang logam, dll.).
(c) kursi roda yang digerakkan daya (kompartemen massal).
(d) AVI.
(e) Jenazah manusia (HUM).
Lihat kebijakan maskapai penerbangan penerbangan untuk persyaratan lebih lanjut.

4.11.12.1 Aturan Umum

Berikut ini harus dipertimbangkan saat menerapkan tie-down kargo. Total tie-down harus memastikan pengekangan
setidaknya pada petunjuk berikut:
(a) ke atas (Upward)
(b) Forward dan Aft
(c) Sideward

Upward:

Forward and Aft:

Rearward:

IGOM–94 4TH EDITION, JANUARY 2015


Sideward:

Completed Tie-down

4.11.12.2 Tie Down Fittings


Pemasangan single tie-down bisa menerima hingga 3 tali / tali dalam tiga arah pengekangan yang berbeda (satu ke atas dan dua
arah horizontal yang berlawanan). Kekuatan yang dihasilkan oleh beban tidak dapat bertindak lebih dari satu arah pada saat
bersamaan, dan karenanya pemasangan tidak akan pernah ditarik oleh lebih dari satu tali / tali pada saat yang bersamaan. Oleh
karena itu pasangan tidak akan pernah bisa menerima lebih dari satu tali / tali ke arah yang sama.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–95


4.11.12.3 Tie-Down Equipment
Track and Anchor Plate

1-stud and 2-stud Fittings

Outboard Side Lock and Side Guide

IGOM–96 4TH EDITION, JANUARY 2015


Tie-down Rope

4.11.12.4 Example of Tie-Down Provisions in Bulk Compartment

Caution:
Tie-down on any other part of the aircraft structure, or on other restraints than those above, even if equipped with
rings or tie-down points, is forbidden.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–97


4.11.13 Load Spreading
Bila berat barang yang dimuat melebihi beban lantai maksimum per meter persegi atau beban lantai maksimum per meter
pengukur kompartemen, bobot harus disebarkan untuk mencegah kerusakan pada lantai kompartemen. Ini berlaku untuk
HEA, tapi mungkin juga berlaku untuk item yang lebih kecil dengan berat kurang dari 150 kg.

Peringatan:
Overloading dapat menyebabkan kerusakan pada frame pesawat terbang dan tulang rusuk dan akibatnya dapat memiliki
implikasi serius untuk keselamatan pesawat terbang.

Bobotnya bisa disebarkan dengan memanfaatkan kayu yang menyebar, dalam hal ini:
(a) Permukaan untuk menunjang berat akan membesar.
(b) Panjangnya akan diperbesar.
Agen Muatan atau Kargo akan menyarankan persyaratan penyebaran untuk setiap item. Informasi akan diberitahukan pada
LIR.

IGOM–98 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.11.14 Unit Load Devices (ULDs)

4.11.14.1 Umum

ULD dapat dibagi menjadi tiga kelompok:


(a) kontainer
(b) palet
(c) jaring Pallet

Setiap ULD harus memenuhi spesifikasi teknis minimum untuk memastikan pengendalian beban yang aman. Spesifikasi ini
dipublikasikan dalam Manual Teknis IATA ULD.

4.11.14.2 Identifikasi / Pelabelan ULD

Identifikasi: Setiap ULD memiliki kode identifikasi IATA yang memungkinkan kontrol ULD yang tepat.
Tiga huruf/kode yang pertama mengidentifikasi tipe ULD. Empat atau lima berikutnya mengidentifikasi nomor inventaris dan dua yang
terakhir mengidentifikasi maskapai atau kelompok yang memiliki wadah tersebut.

Sebagai contoh:

TYPE OF INVENTORY NUMBER AIRLINE/POOL


CONTAINER
AKE 12345 1A

Semua ULD harus diidentifikasi dengan tag wadah / palet saat dimuat.

Huruf pra-cetak (dalam kotak) menunjukkan aplikasi tag tertentu.


(a) Setiap tag harus selesai sepenuhnya.
(b) Satu tag harus ditempatkan pada pemegang tag sebuah wadah.
(c) Pemeriksaan silang harus dilakukan selama pemuatan ULD. Nomor identifikasi berikut harus selalu diperiksa untuk memastikan
mereka sesuai satu sama lain:
1. Nomor ULD yang tertera pada LIR
2. Nomor ULD yang tertera pada tag identifikasi ULD
3. Nomor identifikasi ULD tercetak atau dicap pada ULD

Semua unit load devices harus ditandai dengan peringatan "BERBAHAYA, JANGAN BERJALAN DIANTARA ULDS ATAU
TRAILERS". Sebuah tanda peringatan bisa digunakan Tanda peringatan yang disarankan ditunjukkan di bawah ini.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–99


4.11.14.3 Pemeriksaan ULD
ULD yang Unserviceable bisa:
(a) Menyebabkan luka pada karyawan.
(b) Kerusakan struktur pesawat terbang.
(c) Dampak Pada Kinerja Waktu.
(d) Kerusakan isi ULD (Bagasi dan Kargo).
(e) Mempengaruhi berat dan persyaratan beban keseimbangan.

4.12 Keberangkatan Pesawat Terbang


4.12.1 Pendahuluan
Keberangkatan biasanya dilakukan dengan dialog antara awak pesawat dan petugas ground yang bertanggung jawab atas
keberangkatan melalui interphone. Prosedur ini memastikan tingkat keamanan tertinggi selama keberangkatan berdasarkan
pertukaran informasi yang tepat. Orang yang bertanggung jawab atas pushback yang bertanggung jawab atas operasi
keberangkatan tetap berhubungan terus menerus dengan awak pesawat dan bertanggung jawab atas manuver dasar. Ruang
lingkup prosedur keberangkatan ini terbatas pada towbar konvensional dan operasi pushback tanpa hambatan.
Catatan: Istilah "headset" juga berlaku bila digunakan sistem interphone.

4.12.2 Wheel Chock Removal


Operator Headset:
(a) Melalui interphone, mintalah persetujuan pemindahan chock dari awak pesawat, dan konfirmasikan rem parkir pesawat
ditetapkan
(b) Periksa semua GSE telah tdk tersambung dari pesawat terbang
(c) Periksa tangga boarding penumpang telah ditarik dari pesawat terbang, jika ada
(d) Periksa traktor derek dan derek (atau traktor tanpa towbar) sepenuhnya diamankan dari nose gear dan rem parkir dipasang
pada traktor, jika ada.
(e) Berikan clearance ke ground staff untuk memindahkan chocks.

Catatan: Jika chock tertinggal/terjebak, personel yang bertanggung jawab menghapusnya dengan mengetuknya dengan
cadangan atau menggerakkan pesawat setelah rem pesawat telah dilepaskan.
(f) Beri Hand Signal Relay “Chocks Removed’ ke awak pesawat, dan pastikan awak pesawat mengulangi Hand Signal Relay
“Chocks Removed’ sebagai a.confirmation

(g) Petugas yang bertanggung jawab harus meletakkan chock di tempat penyimpanan mereka.

Catatan: Nose gear wheel chocks dapat dilepas tanpa pemberitahuan asalkan main gear wheel chocks tetap berada pada
posisi. Begitu kondisi angin atau es yang tinggi telah lewat, ada tambahan chocks yang ditambahkan ke pesawat terbang dapat
dilepaskan sehingga penempatan chock kembali ke arah itu pd kondisi normal

Jika Hand Signal digunakan (yaitu sistem interphone pesawat tidak aktif) orang yang melakukan Hand Signal harus:
(a) berkomunikasi secara terus menerus dengan awak pesawat sepanjang pushback.
(b) tampilkan Hand Signal 'Set Brakes'
(c) menerima konfirmasi dari awak pesawat saat mereka menampilkan Hand Signal 'Rem' sebagai tanggapan
(d) menampilkan Hand Signal 'Chocks Removed”
(e) menerima konfirmasi dari awak pesawat. Jangan lepaskan chocks sampai konfirmasi awak pesawat diterima

4.12.3 Tindakan Sebelum Berangkat

Sebelum keberangkatan pesawat terbang, pastikan bahwa:


(a) area apron clear/bebas dari semua FOD dan peralatan apapun;
(b) kondisi permukaan apron cukup bebas dari es, salju, dan lain-lain, untuk memastikan pergerakan pesawat yang aman;
(c) area apron bebas dari benda / rintangan yang mungkin terkena dampak pesawat terbang atau dapat membahayakan orang
lain akibat efek jet blast;
(d) semua orang yang tidak terlibat dalam operasi keberangkatan pesawat harus tetap berada di luar pesawat terbang, di
belakang ERA;
(e) staf lapangan tambahan seperti Wing Walker hadir (jika perlu / dipersyaratkan);
(f) komunikasi verbal dengan awak pesawat dibuat melalui sistem interphone, keberangkatan menggunakan Hand Signal
Marshalling tanpa komunikasi headset hanya dilakukan dalam kasus yang luar biasa.

Catatan: Sebelum menghubungkan traktor ke pesawat terbang, traktor dapat diparkir di depan pesawat terbang atau di luar
ERA, namun tidak pernah berada di belakang sayap.

IGOM–100 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.12.4 Tabel Pre-Departure

Umum
Sebelum melakukan gerakan pesawat terbang, petugas lapangan yang bertanggung jawab (operator headset) harus memastikan
bahwa persyaratan berikut terpenuhi:

Legend: TT–towbar tractor TBL–towbarless tractor PPU–powered push unit

APPLICABLE TO
ACTION PUSHBACK TOWING TAXI OUT
TT TBL PPU TT TBL
The required Pre-Departure Servicing Checks are completed. X X X X X X
Fire protection devices are available and correctly positioned (as per X X X X X X
local rules).
Communication with flight crew and ground staff is established via X X X X X X
interphone system.
The path and area that the aircraft is moving towards is clear of X X X X X X
objects (FOD) ensuring safe aircraft movement.
The stand surface condition is sufficiently free of ice, snow, etc., to X X X X X X
ensure safe aircraft movement.
The GSE is outside the ERA, and Loading bridge is fully retracted X X X X X X
(if applicable).
If an Air Start Unit is required, check the equipment is correctly X X X X
positioned and suitable for the operation
Wing Walkers are present (if applicable). X X X X X
The air intake and blast areas of the aircraft engines are clear of X X X X
persons and obstacles, such as ground support equipment.
The bypass pin is installed correctly or nose gear steering torque X X X X
links are disconnected. (if applicable)
All persons involved in the aircraft movement stay well clear of the X X X X X
danger areas around the tractor, landing gear and aircraft engines.
A qualified brake operator is in the cockpit. X X
Wheel chocks are not removed from MLG until Flight Deck has X X X X
confirmed that Aircraft parking brake is set, the tractor is fully secured
to NLG and the parking brake of the tractor is set.
Wheel chocks are not removed from the NLG until the powered push X
unit (PPU) is fully secured to the MLG and its parking brake is set.
The tractor and shearpin combination (if applicable) are suitable for X X
the operation, considering the aircraft type and weight, the weather
and surface conditions.
The completion of the predeparture table is indicated to the Flight X X X X X
Deck
Note: Powerback bukanlah prosedur yang disarankan

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–101


4.12.5 Pemeriksaan Pra-Keberangkatan

4.12.5.1 Pre-Departure Walk Around Check


Pemeriksaan keliling sebelum keberangkatan mencakup, namun tidak terbatas pada, memastikan hal berikut:
(a) Apron bersih dari semua item FOD yang dapat menyebabkan kerusakan pesawat atau menimbulkan risiko.
(b) Semua perangkat boarding penumpang dan GSE terlepas.
(c) Area stand bebas halangan. GSE dan kendaraan diposisikan bebas dari jalur pesawat.
(d) Izin yang memadai ada antara pesawat terbang dan fasilitas atau rintangan tetap di sepanjang jalur pergerakan
pesawat.
(e) Semua panel servis dan / atau hatches pesawat udara ditutup dan diamankan (kecuali - panel daya dan headset
eksternal).
(f) Pintu kabin / kargo
1. handles are flush dengan bodi pesawat;
2. Tidak ada kerusakan yang terlihat pada pesawat terbang, terutama di sekitar pintu kabin dan kargo.
(g) Kelainan pada pesawat yang diamati (misalnya kerusakan yang nyata, kebocoran cairan) segera harus menjadi
perhatian pilot in command dan maintenance.
(h) Pin pengaman landing gear disingkirkan.
(i) Tidak ada tanda-tanda yang jelas dari penyok yang tidak dikenali atau kerusakan panel kulit lainnya.

Perhatian:
Jika kondisi atau tindakan di atas tidak terpenuhi, informasikan kepada atasan, maintenance dan pilot yang di perintah. Hal
ini dapat mempengaruhi keselamatan penerbangan yang dimaksud.

4.12.6 Persyaratan Komunikasi

4.12.6.1 Komunikasi Selama Start Engine


Koordinasikan urutan start engine dengan awak pesawat dengan melakukan briefing sebelum keberangkatan dan lihat
GOM maskapai penerbangan untuk prosedur start engine yang spesifik.
(a) Selama start engine, berkomunikasi dengan awak pesawat hanya jika Anda mengamati keadaan yang memerlukan
pemberitahuan dan tindakan segera oleh awak pesawat.
(b) Jika memulai dengan ASU, berikan tekanan atas permintaan awak pesawat.

Catatan:
Untuk ground staf di depan pesawat terbang, menghadap hidung pesawat terbang, mesin pesawat diidentifikasi dari kanan
ke kiri. (Mesin nomor 1 menjadi mesin pertama dari kanan selalu berada di sisi kapten).

4.12.6.2 Komunikasi Selama Engine Fire


Fire Engine
Flight Crew biasanya mendeteksi Fire Engine atau APU dan akan melakukan tindakan dengan menggunakan sistem
pemadam Fire Engine. Namun, ingatkan flight crew segera melalui headset jika nyala api diperhatikan dari mesin atau pylon
mesin.
Jika headset tidak tersedia, hand signal "api" yang sesuai harus digunakan. (Lihat Hand SIgnal Marshalling dalam bab ini)

Tailpipe / Exhaust Fire


Jika Anda melihat nyala api dari knalpot mesin saat mesin start, segera ingatkan flight crew, karena mungkin api tidak
terdeteksi melalui sensor suhu dan / atau sistem peringatan kebakaran di pesawat terbang.

Peringatan:
Jangan melawan Fire Engine dengan alat pemadam kebakaran di darat saat flight crew berada di dek penerbangan. Flight
Crew akan mengambil semua tindakan yang diperlukan.

IGOM–102 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.12.7 Departure Communication
Komunikasi keberangkatan yang diuraikan dalam bagian ini adalah standar dasar untuk pushback dan open ramp (taxi out).
keberangkatan .Maskapai penerbangan tertentu mungkin memiliki persyaratan khusus dalam komunikasi keberangkatan mereka
yang mungkin berbeda. Jika tersedia, lihat GOM maskapai penerbangan jika tidak, standar komunikasi ini berlaku. Dialog khusus ini
tidak melarang pertukaran informasi penting tambahan antara awak pesawat dan ground staf dengan menggunakan fraseologi non-
standar (misalnya permintaan otorisasi untuk melepaskan unit pendukung darat dll.).

Catatan: Jika pushback harus dihentikan, panggilan berikut akan dilakukan: STOP PUSH BACK.
Bila ada, gunakan " pull out " alih-alih "pushback".

Hanya dengan menggunakan towbarless tractor dan lepaskan pesawat terbang setelah perangkat boarding penumpang telah
dilepaskan dari pesawat terbang dan awak pesawat telah meminta untuk melakukan pushback.

4.12.7.1 Dialog Komunikasi Keberangkatan

Dialog adalah contoh komunikasi yang bisa digunakan untuk keberangkatan:

Dialogue between Ground Staff and Flight Crew


Phase Ground Staff Flight Crew
Call: CONFIRM PARKING BRAKES ARE SET. Reply: PARKING BRAKES SET.
Call: CONFIRM BYPASS PIN INSTALLED.
(except main gear pushback)
Preparation Reply: BYPASS PIN INSTALLED & CLEARED TO
PRESSURIZE (IF APPLICABLE)
Reply: ROGER BYPASS PIN INSTALLED,
PRESSURIZING (IF APPLICABLE)
After Call: PRE-DEPARTURE CHECKS COMPLETED, Reply: ROGER.
completion of GROUND READY (TOWBARLESS)
the pre- STANDBY or
departure CLEAR TO START ENGINE(S) (FOR OPEN
servicing RAMP DEPARTURE ONLY) YOU MAY LIFT THE AIRCRAFT.
checks
(TOWBARLESS) or

[STARTING ENGINE(S)...]
Request pushback [and engine start]
clearance from ground control. After
clearance received:
Call: RELEASE PARKING BRAKES or
LIFTING COMPLETED, RELEASE Call: READY FOR PUSHBACK
PARKING BRAKES (TOWBARLESS)
Pushback When brakes are released:
[and engine
Call: COMMENCING PUSHBACK [AND CLEAR Reply: PARKING BRAKES RELEASED
start]
TO START ENGINE(S)...]
[Reply: STARTING ENGINE(S)...]

Call: PUSHBACK COMPLETED, SET PARKING When parking brakes are set:
BRAKES.
Pushback Reply: PARKING BRAKES SET
completed
Tractor is disconnected and positioned in view Call: YOU MAY DISCONNECT.
of the flight deck.
Reply: DISCONNECTING, HOLD POSITION AND Reply: HOLDING POSITION AND STANDING BY
WAIT FOR VISUAL SIGNAL ON YOUR FOR VISUAL SIGNAL TO MY LEFT/RIGHT.
Clearance to LEFT/RIGHT.
Taxi Disconnect headset and give the ‘All Clear’ hand Acknowledges “All Clear” signal.
signal. (‘All Clear’ signal includes showing the steering (Taxi clearance may only be requested after the ‘All
bypass pin) Clear’ signal is received)
Note: In case of taxi in/taxi out, the following phases in the subsequent table will not be made: “Pushback” and “Pushback
Completed”.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–103


4.12.7.2 Items to be Communicated between Ground Staff and Flight Crew

Phase Task Ground Staff Action


Departure Preparation GPU removal When instructed by flight crew, remove GPU.
Towbar/Towbarless Tractor (a) Get confirmation that the aircraft's parking brake is set.
connection
(b) Get confirmation that the nose wheel steering is depressurized
or advise flight crew that the bypass pin is inserted (if
applicable)
(c) Connect the Towbar
(d) Connect the Towbarless tractor.
Chock removal (a) Get confirmation from flight crew that aircraft parking brakes are
set.
(b) Remove chocks
Pre-departure check Advise the flight crew that the pre-departure check has been
completed or communicate any discrepancies.
Engine Start Starting engines When requested by the flight crew, advise when the engines may be
started and the start sequence
ASU When requested by the flight crew, signal to the ASU operator to
supply the required pressure.
Pushback Brakes Get confirmation that aircraft's parking brakes have been released.
[and engine start] Movement of the aircraft Get permission from flight crew, to commence the pushback.
(pushback/pull out)
Direction of push/nose If applicable, ask in which direction the aircraft has to pushed/in
which direction the nose should point after pushback.
Engine start When requested by the flight crew, advise when the engines may be
started.
Pushback completed & Towbar/Towbarless Tractor (a) Get confirmation that the aircraft's parking brake is set.
Engine start completed disconnect
(b) Disconnect the towbar.
(c) Remove the steering bypass pin–where applicable.
Headset removal (a) Get permission from flight crew to disconnect the headset.
(b) Advise flight crew to hold position and wait for visual signal at
left/right of the aircraft.
Departure “All Clear” signal (a) Display the steering bypass pin–where applicable.
(b) Give the “All Clear” signal when the path of the aircraft is clear
of all obstacles.
(c) Get acknowledgement of “All Clear” signal.

IGOM–104 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.12.7.3 Komunikasi Keberangkatan tanpa Interphone
Keberangkatan pesawat terbang harus selalu dilakukan dengan menggunakan komunikasi interphone.
Jika interphone tidak berfungsi atau dalam kondisi ekstrim dimana interphone tidak tersedia, Anda harus menggunakan hand signal
konvensional (lihat IGOM 4.8.4 dan 4.8.5) untuk keberangkatan (tidak berlaku untuk main gear pushback unit keberangkatan).
Sebelum keberangkatan, briefing harus diadakan antara Pilot in Command dan Ground Agent yang bertanggung jawab atas
keberangkatan tersebut, termasuk:
(a) Meninjau ulang rincian keberangkatan, mis. arah pergerakan, posisi akhir, dan arah keluar taksi;
(b) Hand SIgnal untuk digunakan, termasuk sinyal darurat.

Peringatan:
Baca kembali semua instruksi yang diberikan atau pahami dengan cara yang jelas-jelas menunjukkan bahwa instruksi telah dipahami
dan akan dipatuhi.

4.12.8 Persiapan untuk Pushback


(Bagian ini juga berlaku untuk menarik keluar menggunakan peralatan yang sesuai)

4.12.8.1 Pre Departure Communication


Kepergian pesawat terbang harus selalu dilakukan dengan menggunakan komunikasi interphone. Jika interphone tidak berfungsi,
Anda harus menggunakan hand signal konvensional (lihat IGOM 4.8.4 dan 4.8.5) untuk keberangkatan (tidak berlaku untuk main
gear pushback unit keberangkatan). Sebelum keberangkatan, briefing harus diadakan antara Pilot in Command dan Ground Agent
yang bertanggung jawab atas keberangkatan tersebut,
(a) Meninjau rincian keberangkatan, mis. arah pergerakan, posisi akhir, dan arah keluar taksi
(b) Hand Signal untuk digunakan, termasuk sinyal darurat

Perhatian:
Ulangi semua instruksi yang diberikan atau perkenalkan mereka dengan cara yang secara jelas menunjukkan bahwa mereka telah
dipahami dan akan dipatuhi.

4.12.8.2 Menghubungkan Kendaraan Pushback


Kendaraan pushback terhubung sebagai berikut:
(a) main gear chocks pesawat terpasang, nose gear chocks dilepas - jika ada;
(b) dekatkan nose gear ke garis tengah badan pesawat
(c) Gunakan spotter untuk membantu pendekatan akhir terhadap nose gear:
1. Traktor & Towbar:
(i) Sambungkan towbar ke nose gear terlebih dahulu.
(ii) Angkat towbar sehingga kepalanya setinggi traktor.
(iii) Dekatkan perlahan sampai koneksi sejajar dan koneksi aman ke traktor
(iv) Angkat roda towbar
(v) Pilih "Netral" atau "Parkir" dan pasang rem parkir dari traktor
2. Towbarless Tractor:
(i) Pada pendekatan akhir pesawat terbang, traktor harus benar sejajar.
(ii) Tempatkan traktor tanpa towbar ke standby untuk mengangkat dan menunggu izin dari flight crew untuk mengangkat dan
menunggu persetujuan dari flight crew untuk mengangkat
(iii) Pilih "Netral" atau "Parkir" dan atur rem parkir.

Peringatan:
Jangan lepaskan main landing gear chock sampai:
semua GSE - kecuali tangga boarding penumpang, GPU, PCA, dan ASU dipindahkan dari pesawat terbang, kendaraan pushback
terhubung ke pesawat terbang dan rem parkir dari kedua kendaraan pushback dan pesawat di-set.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–105


4.12.9 Pushback Pesawat Udara
(Bagian ini juga berlaku untuk menarik keluar menggunakan peralatan yang sesuai)

4.12.9.1 Persyaratan Pushback


Semua staf yang berjalan di jalan harus tetap bersih dari:
(a) perlengkapan hidung pesawat selama operasi pushback; (b) jalan traktor;
(c) daerah bahaya mesin.

4.12.9.2 Pushback & Pull Forward


Jika sebuah pesawat ditarik ke depan setelah terjadi pushback dan mesin dimulai, tindakan
pencegahan khusus harus dilakukan untuk mengurangi risiko dorongan mesin pesawat yang
menyebabkan kerusakan gigi dan towbar saat menghentikan pesawat saat menyelesaikan
manuver.

Peringatan:
Saat menggunakan traktor tanpa hambatan:
Jangan mengangkat pesawat saat memuat peralatan dan / atau perangkat boarding penumpang
yang masih terhubung ke pesawat terbang.

4.12.9.3 Kru Tanah yang Mengisi Pushback


Tanggung Jawab Klaim Lapangan
Kru darat yang bertanggung jawab didefinisikan sebagai orang yang melakukan komunikasi dengan
awak pesawat.
Seorang awak darat yang bertanggung jawab harus bertanggung jawab atas setiap dorongan
pesawat terbang. Fungsi ini dapat dilakukan oleh agen yang berbeda dalam peran dan posisi yang
berbeda. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk tugas spesifik tugas ini.
Awak darat yang bertanggung jawab untuk keberangkatan akan:
(a) bertanggung jawab atas keseluruhan pushback, setelah izin memulai pushback telah diberikan
oleh awak pesawat; (b) pastikan traktor towbar / shearpin / towbarless cocok untuk jenis pesawat
terbang tertentu;
(c) melakukan briefing dengan semua orang yang terlibat dalam gerakan pesawat terbang untuk
meninjau dan mengkonfirmasi bagaimana pesawat akan bermanuver;
(d) berkomunikasi terus menerus dengan awak pesawat melalui interphone;
(e) memiliki tanggung jawab utama untuk meninjau kembali prosedur pushback berdasarkan
kondisi yang dia amati dan harus memberitahukan awak pesawat:
(f) jika kondisi jalan di bawah standar untuk pushback normal (misalnya bahaya, rintangan, licin
atau sedingin es), maka:
1. Dia akan memberitahukan awak pesawat bahwa mesin mulai bebas tidak akan diberikan sampai:
(i) pesawat bergerak di atas area jalan dimana kondisinya dianggap aman untuk dimulainya mesin;
ATAU
(ii) pushback telah selesai, pesawat telah berhenti dan rem parkir telah diatur; (g) pastikan pin
bypass roda gigi roda gigi dipasang sebelum koneksi towbar ke pesawat terbang;
(h) menghubungkan interphone dan melakukan pemeriksaan komunikasi ke:
1. memverifikasi sistem komunikasi yang berfungsi;
2. memperbarui awak pesawat pada kemajuan operasi jalan;
3. minta izin & putuskan ground power setelah persetujuan verbal diterima dari awak pesawat. (i)
melakukan walkaround pra-keberangkatan;
(j) memberi isyarat "Semua Jelas" untuk mendorong pemicu traktor dan wingwalker (jika ada) yang
pernah disarankan oleh awak pesawat bahwa rem pesawat telah dilepaskan dan persetujuan untuk
pushback yang diberikan oleh Flight Crew;
(k) diposisikan seperti yang dipersyaratkan oleh GOM maskapai operasional, baik di dalam traktor
atau berjalan di celemek yang berdekatan dengan perlengkapan hidung

Bahaya:
Jika berjalan di dekat gigi hidung: walker dan tug driver harus dalam kontak visual selama
pushback. Setelah mendapat persetujuan awak pesawat, tugdriver harus selalu memastikan
taxiway bebas dari pesawat / peralatan / rintangan lainnya.

IGOM–106 4TH EDITION, JANUARY 2015


(l) monitor interphone selama pushback dan berkomunikasi dengan awak pesawat sesuai
kebutuhan;
(m) menasihati awak pesawat jika karena alasan apapun tidak aman untuk menghidupkan mesin
dan menghentikan mesin mulai (awak pesawat mungkin menyarankan agar setiap mesin dimulai);
(n) menasihati awak pesawat untuk memasang rem pesawat di akhir pushback. Setelah konfirmasi
dari awak pesawat telah diterima, berikan sinyal rem pada pengemudi traktor dan wingwalker (jika
ada).
(o) Berikan sinyal visual pada pengemudi traktor dan wingwalker (jika ada) sehingga jelas untuk
melepaskan towbar setelah awak pesawat menyarankan agar mesin dimulai secara normal dan
jalannya jelas untuk melepaskan towbar.

4.12.9 Aircraft Pushback


(This section is also applicable to pull-out using applicable equipment)

4.12.9.1 Pushback Requirements


All staff walking on ramp must remain clear of:
(a) aircraft nose gear throughout the pushback operation;
(b) the tractor's path;
(c) engine danger areas.

4.12.9.2 Pushback & Pull Forward


If an aircraft is to be pulled forward after pushback and engines started, special precautions must be taken to reduce the risk of
the aircraft's engine thrust causing damage to the nose gear and towbar when stopping the aircraft at completion of maneuver.

Caution:
When using a towbarless tractor:
Do not lift the aircraft when loading equipment and/or a passenger boarding device is still connected to the aircraft.

4.12.9.3 Ground Crew in Charge of Pushback


Ground Crew Responsibility
The responsible ground crew is defined as the person performing the communications with the flight crew.
A responsible ground crew must be in charge of each aircraft pushback. This function can be performed by different agents in
different roles and positions. Refer to the operating airline's GOM for the specific assignment of this duty.
Responsible ground crew for the departure will:
(a) be in charge of the entire pushback, once clearance to begin pushback has been given by the flight crew;
(b) ensure that the towbar/shearpin/towbarless tractor is suitable for the specific aircraft type;
(c) conduct briefings with all persons involved in the aircraft movement to review and confirm how the aircraft will be
maneuvered;
(d) be in continuous communication with flight crew by interphone;
(e) have ultimate responsibility to review pushback procedures based on conditions he/she observes and must inform the flight
crew:
(f) if ramp conditions are below standard for a normal pushback (e.g. hazards, obstacles, slippery or icy) then:
1. He/she will inform the flight crew that engine start clearances will not be given until either:
(i) the aircraft is moving over an area of the ramp where the conditions are considered to be safe for an engine start;
OR
(ii) the pushback has been completed, the aircraft has come to a complete stop and the parking brake has been set;
(g) ensure that the nose gear steering bypass pin is installed prior to towbar connection to aircraft;
(h) connect the interphone and conduct a communication check to:
1. verify the communication system is functional;
2. update flight crew on progress of the ramp operation;
3. request permission & disconnect ground power after verbal approval is received from flight crew.
(i) conduct a Pre-Departure walkaround;
(j) signal “All Clear” to pushback tractor driver and wingwalkers (if applicable) once advised by flight crew that the aircraft
brakes have been released and approval for pushback given by Flight Crew;
(k) be positioned as required by operating airline's GOM, either inside tractor or walking on apron adjacent to nose gear

Danger:
If walking adjacent to nose gear: walker and tug driver must be in visual contact throughout the pushback. After
approval of flight crew, the tugdriver must always assure taxiway is free of other aircraft/equipment/obstacles.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–107


(l) monitor the interphone during the pushback and communicate with the flight crew as required;
(m) advise the flight crew if for any reason it is not safe to start an engine and stop the engine start (the flight crew may advise
as each engine is being started);
(n) advise the flight crew to set aircraft brakes at end of pushback. Once confirmation from the flight crew has been received,
give the brakes set signal to the tractor driver and wingwalkers (if applicable).
(o) Give visual signal to the tractor driver and wingwalkers (if applicable) that it is clear to disconnect towbar after flight crew
advises that engines were started normally and the ramp is clear to disconnect the towbar.

IGOM–106 4TH EDITION, JANUARY 2015


Lepaskan headset dan tutup panel akses di pesawat setelah persetujuan untuk memutuskan hubungan telah diberikan oleh awak
pesawat dan towbar telah diputuskan.
(q) Lepaskan pin bypass kemudi roda gigi (jika ada) dan pastikan tuas ayunan dikembalikan ke posisi yang benar.
(r) Setelah headset, towbar dan steering bypass pin dilepas, tutup dan kait semua panel akses dan kemudian pindah ke posisi yang
ditentukan untuk melakukan pemberangkatan akhir keberangkatan.

(s)

Tunjukkan pin bypass kemudi ke awak pesawat dan berikan "All Clear to Taxi"
sinyal.

(t) Berikan sinyal "Semua Jelas untuk Taksi" begitu kontak mata telah dilakukan dengan awak pesawat dan mereka mengharapkan
sinyal tersebut. Dalam kondisi kurang cahaya awak pesawat akan menyalakan lampu interior dek penerbangan.
(u) Tetap dalam posisi sampai sebuah pengakuan dari awak pesawat diterima dan pesawat mulai taksi

Peringatan:
Awak penerbangan (atau operator rem) harus segera diberitahu:
Jika koneksi antara traktor dan pesawat hilang saat pergerakan pesawat terbang;
untuk menghentikan pergerakan pesawat dengan menggunakan aplikasi rem yang lembut jika pesawat hendak menyalip traktor saat
towing.

Bahaya:
Jika roda hidung tidak berada pada posisi terpusat, mereka bisa cepat-cepat berpaling ke posisi terpusat saat pin bypass dilepas.
Cedera personil atau kerusakan pesawat bisa terjadi.
Jangan lepaskan kabel komunikasi interphone sampai towbar (atau towbarless traktor) telah terputus dari gigi hidung.

4.12.9.4 Wingwalker
Wingwalker atau personil pembantu lainnya selama pushback bukanlah persyaratan internasional.
GOM maskapai penerbangan beroperasi menetapkan persyaratan. Kehadiran personil tersebut juga dapat dikendalikan atau dibatasi
oleh otoritas penerbangan sipil atau otoritas bandara setempat.
Jika wingwalker tidak digunakan dalam operasi untuk alasan di atas, semua referensi di bagian IGOM ini harus diabaikan.
Wingwalker atau personil pembantu lainnya harus:
(a) Berada di bawah arahan awak darat yang bertanggung jawab setiap saat;
(b) Gunakan 2 tongkat marshalling, tongkat sehari atau tongkat yang disinari untuk operasi jarak pandang yang rendah; (c)
Diposisikan sebelum dan selama pergerakan pesawat udara sebagai berikut:
1. Kira-kira 1 meter tempel dari ujung sayap;
2. Sejalan dengan roda gigi utama yang paling belakang.
(d) Pastikan jalur gerakan pesawat terbang bebas dari hambatan, pesawat terbang, kendaraan lain;
(e) Sediakan sinyal clearance "Aman untuk Lanjutkan" setiap saat kepada orang yang bertanggung jawab untuk pushback dengan
menggunakan yang berbeda
Gerakan "pendulum" lengan;
(f) Harus dalam kontak visual dengan orang yang bertanggung jawab atas pushback / towing;
(g) Terus pantau jalur pesawat terbang sampai pesawat berhenti di tempat keberangkatan;
(h) Posisikan diri mereka dalam jarak pandang jelas awak pesawat di sisi terminal, pada jarak yang aman jauh dari pesawat terbang
(baik pada jam 11 atau pukul 1 siang);

(p) Disconnect the headset and close the access panel on the aircraft once the approval to disconnect has been given by flight
crew and the towbar has been disconnected.
(q) Remove the nose gear steering bypass pin (if applicable) and ensure the swing lever is returned to the proper position.
(r) After headset, towbar and steering bypass pin are removed, close and latch all access panels and then move to designated
position to conduct final departure marshalling.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–107


(s)

Show the steering bypass pin to the flight crew and give the “All Clear to Taxi”
signal.

(t) Give the “All Clear to Taxi” signal once eye contact has been made with the flight crew and they are expecting the signal. In
low-light conditions the flight crew will turn on the interior lights of the flight deck.
(u) Remain in position until an acknowledgement from the flight crew is received and the aircraft begins to taxi

Caution:
The flight crew (or brake operator) must be notified immediately:
in the event any connection between the tractor and the aircraft is lost during aircraft movement;
to stop the aircraft movement using gentle brake application if the aircraft is about to overtake the tractor while
towing.

Danger:
If the nose wheels are not in the centered position, they can turn quickly to their centered position when the bypass
pin is removed. Personnel injury or aircraft damage could result.
Do not disconnect the interphone communication cable until the towbar (or towbarless tractor) has been
disconnected from the nose gear

4.12.9.4 Wingwalker
Wingwalkers or other assist personnel during a pushback is not an international requirement.
The operating airline's GOM establishes requirements. The presence of such personnel may also be controlled or restricted by
civil aviation authorities or local airport authorities.
If wingwalkers are not being utilized in the operation for any of the above reasons, all references in this section of IGOM shall be
ignored.
Wingwalker or other assist personnel must:
(a) Be under the direction of the responsible ground crew at all times;
(b) Use 2 marshalling wands, either day-wands or illuminated wands for low visibility operations;
(c) Be positioned before and during movement of aircraft as follows:
1. Approximately 1 metre outboard of the wingtip;
2. In line with the rearmost main gear wheel.
(d) Ensure the aircraft movement path is clear of any obstructions, other aircraft, vehicles etc;
(e) Provide “Safe to Proceed” clearance signals at all times to the person responsible for pushback by using a distinct
“Pendulum” motion of the arm;
(f) Must be in visual contact with person responsible for pushback/towing;
(g) Continue to monitor the aircraft path until the aircraft is stopped at the departure point;
(h) Position themselves in clear visibility of the flight crew on the terminal side, at a safe distance away from the aircraft (either
at the 11 o'clock or 1 o'clock position);

IGOM–106 4TH EDITION, JANUARY 2015


(i) berikan sinyal "AIRCRAFT HOLD" ke awak pesawat saat sinyal "Brakes Set" visual telah diterima
dari orang yang bertanggung jawab atas pushback. (tongkat melintang bisa di atas kepala atau di
depan dada);

(j) Tetap dalam posisi sampai awak darat yang bertanggung jawab berjalan untuk mengambil alih
pembersihan pesawat terbang; (k) Kembali ke terminal setelah tugas marshalling telah ditransfer.

4.12.9.5 Pengemudi Traktor


Driver traktor pushback akan:
(a) Sejajarkan traktor atau traktor dan kombinasi towbar dengan garis tengah pesawat sebelum
gerakan pesawat terbang; (b) Perbaiki roda towbar secara menyeluruh sebelum dimulainya
gerakan pesawat terbang (jika digunakan);
(c) Siaga untuk izin untuk mendorong komunikasi dari awak pesawat atau awak darat yang
bertanggung jawab; (d) Pilih perlengkapan traktor yang sesuai dan mulailah gerakan perlahan;
(e) Sebelum gerakan pesawat terbang, pastikan rem parkir dilepaskan dan lampu anti-tumbukan
dinyalakan
(tergantung peraturan bandara setempat);
(f) Memulai operasi pushback pada garis lurus;
(g) Jaga kecepatan manuver seminimal mungkin, dan oleskan rem kendaraan dengan lembut;
(h) Pindai celemek saat pushback, pantau kelonggaran dan sandaran sayap (jika ada) untuk
memastikan pesawat bergerak menjauh dari semua penghalang. Bersiaplah untuk berhenti;
(i) Pastikan selama pushback batas belokan kemudi tidak terlampaui dan saran awak pesawat jika
ada yang terlampaui. Kerusakan gigi hidung akan terjadi. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk
batas-batas tertentu dan bagaimana mereka ditandai di pesawat terbang;
(j) Jika awak darat yang bertanggung jawab di telepon sedang berjalan di atas jalan, pertahankan
kontak visual dan pastikan jarak yang aman dijaga dari perlengkapan hidung selama pushback
keseluruhan;
1. Jika awak darat yang bertanggung jawab terlalu dekat dengan perlengkapan hidung, pushback
harus dihentikan dan peninjauan atas izin keselamatan yang diperlukan dilakukan.

(k) Memasang rem pada traktor sekali pushback selesai;


(l) Menjaga rem di pushback sampai sinyal pelepas diterima dari awak pesawat atau awak darat
yang bertanggung jawab di telepon;
(m) Tunggu kru penerbangan atau awak darat yang bertanggung jawab di telepon untuk memberi
sinyal "Aircraft Brakes Set";
(n) Lepaskan rem traktor dan letakkan pemilih roda gigi di "Netral" setelah rem pesawat telah
dipasang, untuk melepaskan tekanan pada towbar;
(o) Posisikan traktor di jalur pesawat dan terlihat oleh awak pesawat (jika mungkin) setelah derek
telah diputuskan dari traktor;
(p) Tetap dalam posisi terlihat oleh awak pesawat sampai operator headset telah terputus dan
mengingat awak pesawat; (q) Drive traktor kembali ke terminal atau posisi parkir yang sesuai.

Peringatan:
Jika roda hidung tidak berada pada posisi terpusat, mereka bisa cepat-cepat berpaling ke posisi
terpusat saat pin bypass dilepas. Cedera personil bisa terjadi.

4.12.10 Buka Ramp Departure


(a) Lengkapi semua cek sebelum keberangkatan.
(b) Lihat bagian komunikasi keberangkatan dan mengikuti fase dialog yang diperlukan. (c) Pastikan
semua staf dan peralatan bersih dari pesawat di belakang ERA.
(d) Posisi untuk marshalling di area di belakang ERA saat berada dalam pandangan jelas awak
pesawat di kedua sisi pesawat terbang.
(tergantung fasilitas).

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–109


(i) give the “AIRCRAFT HOLD” signal to the flight crew when the visual “Brakes Set”
signal has been received from the person responsible for pushback. (crossed wands
may be over head or in front of chest);

(j) Remain in position until the responsible ground crew walks over to take over the marshalling clearance of the aircraft;
(k) Return to terminal once marshalling duty has been transferred.

4.12.9.5 Tractor Driver


The pushback tractor driver will:
(a) Align the tractor or tractor and towbar combination with the center line of the aircraft before the aircraft movement;
(b) Completely raise the towbar wheels before the start of the aircraft movement (if used);
(c) Standby for clearance to push communication from flight crew or responsible ground crew;
(d) Select appropriate gear on tractor and slowly begin movement;
(e) Prior to the aircraft movement, make sure that the parking brakes are released and the anti-collision lights are switched on
(depending on the local airport regulations);
(f) Start the pushback operation on a straight line;
(g) Keep the maneuvering speed to a minimum, and apply the vehicle brakes gently;
(h) Scan the apron during pushback, monitor clearances and wingwalkers (if applicable) to ensure that aircraft is moving clear of
all obstructions. Be prepared to stop;
(i) Ensure during pushback the steering turn limits are not exceeded and advise flight crew if any are exceeded. Damage to
nose gear will occur. Refer to the operating airline's GOM for the specific limits and how they are marked on the aircraft;
(j) If responsible ground crew on interphone is walking on ramp, maintain visual contact and ensure a safe distance is
maintained from the nose gear during entire pushback;
1. If the responsible ground crew is too close to the nose gear, the pushback must be stopped and a review of the
required safety clearance conducted.
(k) Set brakes on the tractor once pushback is completed;
(l) Maintain the brakes on the pushback until the release signal is received from the flight crew or responsible ground crew on
interphone;
(m) Wait for flight crew or responsible ground crew on interphone to give the “Aircraft Brakes Set” signal;
(n) Release the tractor brakes and put the gear selector in “Neutral” after aircraft brakes have been set, to release any pressure
on the towbar;
(o) Position the tractor in the aircraft's path and be visible to the flight crew (if possible) after the towbar has been disconnected
from the tractor;
(p) Remain in position visible to the flight crew until the headset operator has disconnected and is in view of the flight crew;
(q) Drive tractor back to terminal or appropriate parking position.

Caution:
If the nose wheels are not in the centered position, they can turn quickly to their centered position when the bypass
pin is removed. Personnel injury could result.

4.12.10 Open Ramp Departure


(a) Complete all pre-departure checks.
(b) Refer to departure communication section and follow required phases of dialogue.
(c) Ensure all staff and equipment is clear of the aircraft behind the ERA.
(d) Position for marshalling in an area behind the ERA while being in clear view of the flight crew on either side of the aircraft
(depending on facility).

IGOM–108 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.12.11 Bermanuver Selama Kondisi Cuaca Buruk
Selama kondisi cuaca buruk (kabut, hujan, dll.) Jarak pandang dan daya tarik akan terpengaruh.
Driver Traktor harus mengurangi dan mengadaptasi kecepatan kendaraan sesuai dengan kondisi
saat ini.

4.12.11.1 Kondisi Icy


Saat melakukan manuver pesawat pada permukaan apron licin, sangat berhati-hati agar tidak
kehilangan kendali traktor karena penyaradan. Banyak elemen dapat berkontribusi terhadap
bahaya yang terjadi seperti angin kencang, permukaan jalan yang licin, lereng perkerasan dll.
Perhatikan tindakan pencegahan minimum berikut ini:
(a) Hindari putaran mendadak, perlambatan atau percepatan.
(b) Kecuali saat menggunakan Unit Start Udara, jangan memulai mesin pesawat terbang kecuali:
1. Kondisi trotoar sedemikian rupa sehingga daya tarik yang wajar dipastikan;
2. rem parkir di tempat parkir dipasang dan pesawat diputus dari traktor tow traktor trotoar /
towbarless.

4.12.12 Pengarah Hidung Gear


Setiap jenis pesawat memiliki persyaratan khusus untuk memotong mekanisme kemudi gigi
hidung. Lihat maskapai penerbangan yang beroperasi
GOM untuk rincian pin bypass kemudi gigi.

Bahaya:
Pin bypass harus:
diberi label dengan jenis pesawat khusus yang dapat digunakan;
diidentifikasi dengan pita "Hapus Sebelum Penerbangan";
diperiksa secara teratur untuk kondisi teknis yang tepat, atau sesuai petunjuk pabrik.

4.12.12.1 Perlindungan Nose Gear dan Sudut Pengarah


Untuk melindungi gigi hidung dari kerusakan, tanda batas balik visual menunjukkan sudut kemudi
gigi hidung maksimum pesawat terbang. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk rinciannya.

Bahaya:
Jika melebihi sudut kemudi roda gigi maksimum, informasikan kepada departemen perawatan dan
awak pesawat, jika ada, dan mintalah pemeriksaan teknis. Pesawat harus kembali ke tempat parkir
untuk memeriksa apakah gigi rusak.
Saat menggunakan traktor tow towlessless yang dilengkapi dengan alat pengarah steer atau lebih
dari perangkat pelindung, verifikasi tanda batas pembalikan visual setiap saat untuk mencegah
melebihi sudut kemudi gigi hidung maksimum. Bila menggunakan traktor tanpa tali pada pesawat
terbang, sistem "over steering" atau "over torque" dari traktor harus beroperasi.

4.12.13 Lampu Anti-Tabrakan Pada keberangkatan standar, setelah semua pintu pesawat ditutup, awak pesawat
meminta izin pushback dari ATC. Setelah izin diperoleh awak pesawat akan menyalakan lampu anti-tabrakan
pesawat. Peringatan: Lampu anti-tabrakan yang dinyalakan merupakan indikasi visual bagi staf ground tentang
start-up mesin atau pergerakan pesawat yang akan datang. Lalu lintas kendaraan harus berhenti sampai pesawat
telah berangkat dari daerah tersebut.
4.12.14 Engine Cross Bleed Start Mesin yang mulai menggunakan cross bleed hanya bisa dilakukan begitu
pushback selesai, rem pesawat telah dilibatkan, dan area di sekitar pesawat sudah bersih. Peringatan: Dengan
mesin di atas dorongan dorong, efek ledakan dan isap lebih besar.
4.12.15 Membangun Kembali Komunikasi Setelah Berangkat Prosedur ini harus digunakan jika staf lapangan
atau awak pesawat ingin membangun kembali komunikasi interphone setelah diputuskan.

4.12.11 Maneuvering During Adverse Weather Conditions


During adverse weather conditions (fog, rain, etc.) visibility and traction will be affected.
The Tractor Driver must reduce and adapt vehicle speed as required by the present conditions.

4.12.11.1 Icy Conditions


4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–109
When maneuvering the aircraft on slippery apron surfaces, extreme caution is required to avoid losing control of the tractor due to
skidding. Many elements can contribute to the hazards involved such as strong winds, slippery road surfaces, pavement slopes
etc.
Observe the following minimum precautions:
(a) Avoid sudden turns, deceleration or acceleration.
(b) Except when using an Air Start Unit, do not start aircraft engines unless:
1. the condition of the pavement is such that reasonable traction is ensured;
2. the aircraft parking brakes are set and the aircraft is disconnected from tow tractor/towbarless tow tractor.

4.12.12 Nose Gear Steering


Each aircraft type has specific requirements for the bypass of the nose gear steering mechanism. Refer to the operating airline's
GOM for nose gear steering bypass pin details.

Danger:
The bypass pin must be:
labeled with the specific aircraft type(s) for which it can be used;
identified with a “Remove Before Flight” streamer;
checked regularly for proper technical condition, or as per manufacturer instructions.

4.12.12.1 Nose Gear Protection and Steering Angles


In order to protect the nose gear from damage, visual turning limit markings indicate the aircraft's maximum nose gear steering
angles. Refer to the operating airline's GOM for details.

Danger:
In the event of exceeding the maximum nose gear steering angle, inform the maintenance department and flight
crew, if applicable, and request a technical inspection. The aircraft must return to the parking stand in order to
check whether the gear is damaged.
When using a towbarless tow tractor equipped with either an over steer warning or over steer protection device,
verify the visual turning limit markings at all times to prevent exceeding the maximum nose gear steering angle.
When using a towbarless tractor on an aircraft, the “over steering” or “over torque” system of the tractor must be
operative.

4.12.13 Anti-Collision Lights


On a standard departure, once all aircraft doors are closed, the flight crew requests pushback clearance from ATC. Once
clearance is obtained the flight crew will switch on the aircraft's anti-collision lights.

Caution:
Anti-collision lights that are switched on are a visual indication to ground staff of imminent engine start-up or
aircraft movement. Vehicle traffic must stop until the aircraft has departed from the area.

4.12.14 Engine Cross Bleed Start


Engine start using cross bleed can only be performed once the pushback has been completed, the aircraft brakes have been
engaged, and the area around the aircraft is clear.

Caution:
With engine(s) above idle thrust, blast and suction effects are greater.

4.12.15 Re-Establishing Communication After Departure


This procedure is to be used in case the ground staff or flight crew wishes to re-establish interphone communication after it has
been disconnected.

IGOM–108 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.12.15.1 Diprakarsai dari Cockpit Kru penerbangan menetapkan rem parkir dan membangun kembali
komunikasi dengan staf lapangan melalui saluran perusahaan atau ATC. Jika komunikasi visual dengan ground
agent yang bertanggung jawab masih ada maka sinyal visual dapat digunakan.
4.12.15.2 Diprakarsai dari Ground Jika staf ground perlu membangun kembali komunikasi dengan pesawat
setelah dikirim, jangan mendekati pesawat terbang. Jika komunikasi tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan sinyal tangan, hubungi melalui saluran perusahaan atau melalui ATC. Saat mempersiapkan untuk
membangun kembali komunikasi dengan pesawat terbang, lakukan tindakan pencegahan berikut ini:
(a) Pastikan Anda telah melihat awak pesawat dan niat untuk mendekati pesawat terbang untuk membangun
kembali komunikasi interphone dipahami.
(b) Dekati pesawat dari arah dimana kontak visual dengan awak pesawat dipertahankan selama mungkin.
(c) Hanya orang yang membentuk komunikasi interphone yang harus mendekati pesawat terbang.
(d) Tetap berada di luar area bahaya mesin pesawat saat mendekati pesawat terbang.
(e) Jika memungkinkan, posisikan traktor pushback di depan pesawat dalam pandangan jelas awak pesawat
untuk bertindak sebagai penghalang keselamatan dan mencegah pergerakan dini pesawat terbang. Peringatan:
Untuk alasan keamanan, sistem komunikasi interphone tidak dapat digunakan saat ada aktivitas badai di atas
bandara karena ada risiko pelepasan listrik antara pesawat terbang dan sistem interphone. Dengan kondisi
seperti ini headset komunikasi tidak bisa dipakai.
4.12.16 Kegagalan Komunikasi Interphone Pushback pesawat membutuhkan interphone komunikasi. Jika
interphone menjadi tidak berguna atau komunikasi hilang, prosedur berikut harus diikuti:
(a) Dalam kasus operasi satu orang dan jika tidak ada sarana komunikasi lain yang tersedia, hentikan gerakan
tersebut (tergantung pada situasi dan peraturan setempat) dan segera minta bantuan untuk melanjutkan gerakan
tersebut.
(b) Dalam kasus operasi beberapa orang maka komunikasi dengan awak pesawat akan dibuat dengan
menggunakan sinyal tangan seperti yang dijelaskan dalam bab ini. Pengemudi traktor harus bisa menerima
sinyal visual seperti yang disampaikan dari awak pesawat. Begitu komunikasi sinyal tangan telah terbentuk,
pushback bisa dilanjutkan.
(c) Beritahu ATC (jika tersedia radio) dan lanjutkan gerakan dalam kerjasama dengan ATC, tergantung pada
peraturan daerah.
4.12.16.1 Kegagalan Interphone Selama Penarik Jika selama derek interphone gagal, derek harus segera
dihentikan dan sarana komunikasi alternatif terbentuk sebelum melanjutkan. Jika ini tidak mungkin, bantuan
harus diminta.

4.13 Pesawat Penarik

4.13.1 Persyaratan Penarik Pesawat


Persyaratan berikut harus dipenuhi untuk melakukan tow pesawat terbang:
(a) Pastikan tekanan sistem hidrolik untuk pengereman pesawat terbang dan / atau akumulator rem
berada dalam kisaran tekanan yang dibutuhkan. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk setiap
jenis pesawat terbang untuk lebih detail.
(b) Pastikan sistem kelistrikan yang diperlukan untuk penarik diberi energi.
(c) Pastikan semua pin pengaman / lengan roda gigi dipasang, dan setelah ditarik, pastikan semua
pin dilepas dan disimpan. Lihat setiap GOM maskapai untuk prosedur mengenai tanggung jawab
dan persyaratan pin pengunci roda gigi.
(d) Pastikan operator rem yang memenuhi syarat ada di kokpit.
(e) Membangun komunikasi dengan operator rem dengan menggunakan sistem interphone.
(f) Pastikan jok roda diposisikan pada akhir manuver, sebelum melepaskan traktor atau towbar
derek tanpa derek.

Peringatan:
Menginformasikan kru operator / awak rem dan / atau menghubungi bagian perawatan untuk
pemeriksaan teknis jika Anda:
amati semua jenis kebocoran cairan yang berlebihan;
4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–111
perhatikan tanda-tanda kerusakan pesawat tanpa tanda;
amati adanya kesalahan, kegagalan, kerusakan atau kerusakan yang Anda yakini dapat
mempengaruhi pengoperasian pesawat yang aman untuk penerbangan yang dimaksud.

4.12.15.1 Initiated from the Cockpit


The flight crew sets the parking brake and re-establishes communication with ground staff via company channel or ATC. If visual
communication with responsible ground agent is still established then visual signals may be used.

4.12.15.2 Initiated from the Ground


If ground staff needs to re-establish communication with the aircraft after dispatch, do NOT approach the aircraft. If
communication cannot be established using hand signals, make contact via company channel or through ATC.
When preparing to re-establish communication with aircraft, take the following precautions:
(a) Make sure you have been seen by the flight crew and the intention to approach the aircraft to re-establish interphone
communication is understood.
(b) Approach the aircraft from the direction where visual contact with the flight crew is maintained as long as possible.
(c) Only the person establishing the interphone communication shall approach the aircraft.
(d) Stay outside the aircraft's engine danger area when approaching the aircraft.
(e) If possible, position pushback tractor in front of aircraft in clear view of flight crew to act as a safety barrier and prevent
premature movement of the aircraft.

Caution:
For safety reasons, the interphone communication system cannot be used when there is thunderstorm activity over
the airport as there is a risk of electrical discharges between the aircraft and the interphone system. Under these
conditions communication headsets cannot be worn.

4.12.16 Interphone Communication Failure


Aircraft pushback requires a communication interphone. In the event the interphone becomes unserviceable or communications
is lost, the following procedure must be followed:
(a) In case of a single person operation and if no other means of communication are available, stop the movement (depending
on local situations and regulations) and immediately request assistance to continue the movement.
(b) In case of multiple person operation then communication with the flight crew will be established using hand signals as
described in this chapter. The tractor driver must be able to receive the visual signals as relayed from the flight crew. Once
hand signal communication has been established the pushback can resume.
(c) Notify ATC (if radio available) and continue the movement in co-operation with ATC, depending on local regulations.

4.12.16.1 Interphone Failure During Towing


If during the tow the interphone fails, the tow must immediately be stopped and an alternate means of communication established
before continuing. If this is not possible, assistance must be requested.

4.13 Aircraft Towing

4.13.1 Aircraft Towing Requirements


The following requirements must be met to perform an aircraft tow:
(a) Ensure hydraulic system pressure for aircraft braking and/or the brake accumulator is within required pressure range. Refer
to the operating airline's GOM for each aircraft type for more detail.
(b) Ensure any required electrical systems for towing are energized.
(c) Ensure all gear safety pins/sleeves are installed, and after tow, ensure all pins are removed and stowed. Refer to each
airline's GOM for procedures regarding gear lock pin responsibilities and requirements.
(d) Make sure a qualified brake operator is in the cockpit.
(e) Establish communication with the brake operator by means of the interphone system.
(f) Make sure wheel chocks are positioned at the end of the maneuver, prior to disconnecting the towbarless tow tractor or
towbar.

Caution:
Inform the brake operator/flight crew and/or contact the maintenance department for technical inspection if you:
observe any type of excessive fluid leakage;
notice any signs of unmarked aircraft damage;
observe any fault, failure, malfunction or defect which you believe may affect the safe operation of the aircraft for
the intended flight.

IGOM–110 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.13.2 Manuver Pengambilan
Prosedur manuver penarik sama untuk semua jenis pesawat terbang. Tindakan pencegahan dan
prosedur minimum berikut harus diikuti sebelum dan selama operasi penarik pesawat udara:
(a) Sejajarkan traktor atau traktor dan kombinasi towbar dengan garis tengah pesawat sebelum
gerakan pesawat terbang. (b) Perbaiki roda towbar secara menyeluruh sebelum dimulainya
gerakan pesawat terbang (jika digunakan).
(c) Sebelum gerakan pesawat terbang, pastikan rem parkir dilepaskan dan lampu anti-tumbukan
dinyalakan
(tergantung peraturan bandara setempat).
(d) Tunggu otorisasi awak pesawat atau operator rem sebelum memindahkan pesawat terbang. (e)
Mulai operasi pushback pada garis lurus.
(f) Jaga kecepatan manuver seminimal mungkin, dan oleskan rem kendaraan dengan lembut.
(g) Jangan melebihi batas kecepatan penarik seperti yang diatur oleh peralatan penarik, pesawat
terbang dan / atau bandara. (h) Gunakan garis apron yang relevan sebagai panduan saat
bermanuver untuk memastikan adanya rintangan yang aman.
(i) Jaga jarak aman minimal antar kendaraan yang cukup untuk berhenti. (j) Berhenti 50 m / 55 yd
sebelum persimpangan taxiway, jika berhenti diperlukan.
(k) Hindari putaran tajam, yang berakibat pada penggosokan ban berlebihan. (l) Buat semuanya
berhenti dengan lancar.
(m) Saat tiba di posisi yang dialokasikan, gerakkan pesawat dalam garis lurus selama beberapa
meter untuk memastikan roda hidung berada pada posisi lurus ke depan. Ini mengurangi tekanan
torsi yang diterapkan pada komponen dan ban landing gear.
(n) Terapkan rem parkir traktor setelah berhenti total.
Catatan: Beberapa tindakan pencegahan ini mungkin tidak berlaku untuk kendaraan tanpa suara.

4.13.2.1 Persiapan Penarik


Daftar periksa berikut ini akan digunakan untuk persiapan pesawat terbang.

Terapkan daftar periksa kokpit untuk penarik. Lihat GOM maskapai penerbangan untuk rinciannya.
Hubungkan dan uji link interphone.
Masukkan pin bypass.
Berikan izin untuk menghubungkan traktor towbar dan traktor atau towbarless setelah menerapkan
rem parkir di tempat parkir.
Hubungkan towbar; pertama ke pesawat terbang, lalu ke traktor.
Sebelum menghubungkan traktor tanpa derek, pastikan roda gigi pendaratan utama pesawat
secara simetris terkelupas.
Hubungkan traktor traktor atau towbarless dan atur rem parkir.
Setelah semua GSE dibersihkan dari pesawat terbang, lepaskan atau periksa penghapusan jok
pesawat.
Hidupkan lampu eksternal dan anti-tabrakan dari pesawat.
Hubungi Control Tower untuk pembersihan agar mulai memindahkan pesawat terbang (tergantung
peraturan setempat).
Setelah menerima izin, lepaskan rem parkir di tempat parkir.
Berikan izin kepada Traktor Pengemudi untuk mulai memindahkan pesawat terbang.
Permintaan konfirmasi dari Brake Operator bahwa rem parkir di tempat parkir telah dilepaskan.
Lakukan tow.

4.13.2 Towing Maneuvering


The towing maneuvering procedure is similar for all aircraft types. The following minimum safety precautions and procedures
must be followed prior to and during aircraft towing operations:
(a) Align the tractor or tractor and towbar combination with the center line of the aircraft before the aircraft movement.
(b) Completely raise the towbar wheels before the start of the aircraft movement (if used).
(c) Prior to the aircraft movement, make sure that the parking brakes are released and the anti-collision lights are switched on
(depending on local airport regulations).
(d) Wait for the authorization of the flight crew or brake operator before moving the aircraft.
(e) Start the pushback operation on a straight line.
(f) Keep the maneuvering speed to a minimum, and apply the vehicle brakes gently.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–111


(g) Do not exceed the towing speed limit as regulated by the towing equipment, aircraft and/or airport.
(h) Use relevant apron lines as guidance during maneuvering to ensure safe obstacle clearance.
(i) Keep a minimum safety distance between vehicles sufficient in which to stop.
(j) Stop 50 m/55 yd before a taxiway intersection, if a stop is required.
(k) Avoid sharp turns, which results in excessive tire scrubbing.
(l) Make all stops smoothly.
(m) When arriving at the allocated position, move the aircraft in a straight line for a few meters to ensure that the nose wheels
are in the straight ahead position. This relieves any torsional stress applied to landing gear components and tires.
(n) Apply the tractor parking brake after a complete stop.
Note: Some of these precautions may not be applicable to towbarless vehicles.

4.13.2.1 Towing Preparation


The following checklist is to be used in preparation for an aircraft tow.

Performed by
Action Brake Tractor
Operator Driver
Apply the cockpit checklist for towing. Refer to the operating airline's GOM for details. 
Connect and test the interphone link. 
Insert the bypass pin.  
Give permission to connect the towbar and tractor or towbarless tractor after applying the aircraft parking 
brake.
Connect the towbar; first to the aircraft, then to the tractor. 
Before connecting the towbarless tractor, ensure the aircraft main landing gears are symmetrically 
chocked.
Connect the tractor or towbarless tractor and set the parking brake. 
Once all GSE has been cleared away from the aircraft, remove or check removal of aircraft chocks. 
Switch on the external and anti-collision lights of the aircraft. 
Contact the Control Tower for clearance to start moving the aircraft (depending on local regulations).  
After receiving the clearance, release the aircraft parking brake. 
Give clearance to the Tractor Driver to start moving the aircraft. 
Request confirmation from the Brake Operator that the aircraft parking brake has been released. 
Conduct tow. 

IGOM–110 4TH EDITION, JANUARY 2015


4.13.2.2 Penyelesaian Towing
Daftar periksa berikut ini akan digunakan di ujung pesawat terbang.

Atur rem parkir traktor.


Minta Brake Operator untuk mengatur rem parkir di tempat parkir.
Informasikan pada Control Tower bahwa towing selesai dan frekuensinya akan tertinggal
(tergantung peraturan daerah).
Atur rem parkir di tempat parkir dan periksa tekanannya. Menginformasikan Driver Traktor: PARKIR
BRAKE SET, TEKANAN DIPERLUKAN.
Chock landing gear utama pesawat.
Matikan lampu luar dan anti-tabrakan dari pesawat.
Informasikan Brake Operator: AIRCRAFT CHOCKED.
Minta izin dari Brake Operator untuk melepaskan traktor towbar atau towbarless.
Berikan izin untuk melepaskan traktor towbar atau towbarless.
Lepaskan kabel towbar atau towbarless dan lepaskan pin bypass.
Chock pesawat.
Informasikan: TOWBAR / TRACTOR DISCONNECTED.
Lepaskan rem parkir di tempat parkir dan informasikan: PARKIR BRAKE OFF.
Periksa dan informasikan: AIRCRAFT STABILIZED.
Setelah mendapat izin dari Brake Operator, matikan dan lepaskan pin GPU traktor.
Instal dan sambungkan GPU.
Lepaskan dan pasang pin pengaman roda gigi di lokasi khusus.

4.13.2.2 Towing Completion


The following checklist is to be used at the end of an aircraft tow.

Performed by
Action Brake Tractor
Operator Driver
Set tractor parking brake. 
Request Brake Operator to set the aircraft parking brake. 
Inform the Control Tower that towing is completed and the frequency will be left (depending on local  
regulations).
Set the aircraft parking brake and check the pressure. Inform the Tractor Driver: PARKING BRAKE SET, 
PRESSURE CHECKED.
Chock the aircraft main landing gear. 
Switch off the external and anti-collision lights of the aircraft. 
Inform Brake Operator: AIRCRAFT CHOCKED. 
Request permission from Brake Operator to disconnect the towbar or towbarless tractor. 
Give permission to disconnect the towbar or towbarless tractor. 
Disconnect the towbar or towbarless tractor and remove the bypass pin. 
Chock the aircraft. 
Inform: TOWBAR/TRACTOR DISCONNECTED. 
Release the aircraft parking brake and inform: PARKING BRAKE OFF. 
Check and inform: AIRCRAFT STABILIZED. 
After permission from the Brake Operator, shut down and disconnect the tractor GPU. 
Install and connect a GPU. 
Remove and stow gear safety pins in the dedicated location. 

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–113


4.13.3 Incidents During Towing

Brake Operator Tractor Driver


VHF Communication Failure
(a) Stop pesawat / traktor set segera. (b)
Terapkan rem parkir traktor.
(c) Anjurkan peraturan Towing dan tunggu
bantuan (ikuti saya sebelum menyelesaikan
penarik).
(a) Stop aircraft/tractor set immediately.
(b) Apply tractor parking brake.
(c) Advise Towing Regulation and wait for assistance (Follow
me before completing the towing).
Tractor Failure
(a) Informasikan ATC. (a) Menghentikan pesawat terbang / traktor.
(b) Terapkan rem parkir. (b) Informasikan ATC (penarik towbarless
(c) Dengarkan VHF dan tunggu bantuannya. dengan satu operasi pria). (c) Terapkan rem
(a) Inform ATC. parkir traktor.
(b) Apply parking brake.
(d) Chock the aircraft.
(e) Dengarkan VHF (towbarless towing dengan
(c) Listen to VHF and wait for assistance.
satu operasi pria).
(a) Stop aircraft/tractor set.
(b) Inform ATC (towbarless towing with one man operation).
(c) Apply tractor parking brake.
(d) Chock the aircraft.
(e) Listen to VHF (towbarless towing with one man operation).
Coupling Break Off
(a) Jangan gunakan rem traktor.
(a) Remkan rakitan dengan menginjak kedua
(b) Ikuti jalur pesawat dengan penuh perhatian
pedal rem secara progresif.
dan hentikan traktor sesuai posisi pesawat.
(b) Begitu pesawat macet, pasang rem parkir
(c) Chock pesawat terbang.
sebelum melepaskan pedal.
(a) Brake the assembly by stepping on both brake (a) Do not apply tractor brakes.
pedals progressively. (b) Follow the aircraft path attentively and stop the tractor
(b) As soon as the aircraft is at a standstill, apply the parking according to the aircraft position.
brake before releasing the pedal. (c) Chock the aircraft.

Tractor Fire
(a) Informasikan ATC. (a) Menginformasikan kepada Operator Rem.
(b) Terapkan rem parkir. (b) Stop pesawat / traktor set segera.
(a) Inform ATC. (c) Gerakkan traktor menjauh secepat mungkin.
(b) Apply parking brake.
(d) Melawan api, menggunakan alat pemadam
api. (e) Chock the aircraft.
(a) Inform the Brake Operator.
(b) Stop aircraft/tractor set immediately.
(c) Move tractor away as rapidly as possible.
(d) Fight the fire, using the fire extinguisher.
(e) Chock the aircraft.
Aircraft Fire
(a) Informasikan ATC. (a) Stop pesawat / traktor set segera.
(b) Terapkan rem parkir. (b) Gerakkan traktor menjauh secepat mungkin.
(c) Perangi api dengan alat pemadam (c) Chock pesawat terbang.
kebakaran di atas kapal. (a) Stop aircraft/tractor set immediately.
(d) Mengevakuasi pesawat dengan (b) Move tractor away as rapidly as possible.
menggunakan sarana on-board, jika diperlukan.
(c) Chock the aircraft.
(a) Inform ATC.

IGOM–112 4TH EDITION, JANUARY 2015


Accident with Other Aircraft or Vehicle
(a) Contact the Control Tower stating position and nature of (a) Stop aircraft/tractor set immediately.
trouble. (b) Apply tractor parking brake.
(b) Listen to VHF and wait for assistance. (c) Advise towing regulation.
(d) Do not unload or disconnect the aircraft.
(e) Chock the main landing gear.
The Tractor Driver and Brake Operator must continuously keep each other informed.

Pengemudi Traktor dan Operator Rem harus terus saling memberi informasi.

4.13.4 Batas Penarik


(a) Bahan bakar dan muatan lainnya dapat mempengaruhi keseimbangan pesawat terbang. Untuk
menghindari "tiping ekor" selama penarik, pastikan bahwa pusat gravitasi sebenarnya adalah
pesawat yang berada di depan pusat gravitasi kritis. Jika Anda tidak dapat menentukan hal ini,
Anda harus meminta bantuan dari agen berat dan keseimbangan yang memenuhi syarat dari
maskapai penerbangan yang beroperasi.
(b) Rujuk ke operator pengoperasian GOM untuk petunjuk spesifik pesawat terbang masing-masing
untuk rincian lebih lanjut.

4.13.4 Towing Limits


(a) Fuel and other loads can affect an aircraft's balance. To avoid “tail tipping” during towing, ensure that the actual centre of
gravity of the aircraft is forward of the critical centre of gravity. If you are unable to determine this, then you must request
assistance from a qualified weight and balance agent of the operating airline.
(b) Refer to the operating carriers GOM for respective aircraft type specific instructions for further details.

4TH EDITION, JANUARY 2015 IGOM–113


to order: www.iata.org/publishing

custserv@iata.org
+1 800 716 6326

+1 (514) 874 9659


Follow us on Twitter: www.twitter.com/iata

Join us on Linkedin: www.iata.org/linkedin

Follow us on Youtube: ww w.youtube.com/iatatv

Material No.: 9099-35


Printed in Canada ISBN 978-92-9252-464-7

Anda mungkin juga menyukai