Anda di halaman 1dari 32

Daftar Isi

I. Pengertian Umum .................................................................................................................... 2

1.1. Jenis Layanan Ramp ........................................................................................................ 2

1.2. Organisasi Ramp .............................................................................................................. 3

1.3. Perlengkapan seorang Ramp .......................................................................................... 4

1.4. Bagan Alur Koordinasi Ramp ......................................................................................... 6

II. Lay Out Bandara El Tari Kupang WATT ........................................................................ 6


2.1. Landasan Pacu (Runway) .................................................................................................... 7

2.2. Taxiway ............................................................................................................................. 8

III. Pengenalan Pesawat Terbang .......................................................................................... 11

3.1. Bagian-bagian pesawat dan fungsinya....................................................................... 11

3.2. Bagaimana Pesawat Bisa Terbang? ............................................................................ 13

IV. RADIOTELEPHONY COMMUNICATIONS ............................................................... 15


4.1. Penyebutan Alphabet dalam komunikasi radio ................................................................ 15
4.2. Penyebutan angka (bilangan) dalam komunikasi radio .................................................... 16
4.3. Penggunaan Radio Komunikasi HT.................................................................................... 16
V. Kode Keterlambatan ............................................................................................................. 17

VI. Dokumen Terkait Ramp .................................................................................................... 22


Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
1.1. Pengertian Umum
Definisi Ramp atau apron secara harfiah Apron Bandara adalah area bandara di
mana pesawat yang diparkir, dibongkar atau dimuat, mengisi bahan bakar, atau
naik turunnya penumpang.
Sedangkan Ramp sebagai subjek adalah personel yang melakukan tugas-tugas
koordinator untuk pelayanan pesawat di darat (Ramp Officer)
Dalam SKEP No. 140 Dirjen Perhubungan Udara Tahun 1999 tentang Persyaratan
dan Prosedur Pengoperasian Kendaraan Di Sisi Udara menyebutkan tentang
definisi Apron adalah suatu daerah atau tempat di bandar udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat udara, menurunkan dan menaikkan
penumpang, kargo, pos, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat
udara.

1.2. Jenis Layanan Ramp


Ini termasuk layanan di jalan atau apron, seperti:
 Membimbing pesawat masuk dan keluar dari posisi parkir (dengan cara
pesawat marshalling),
 Penarik dengan traktor pushback
 Drainase WC
 Angkutan gerobak air (biasanya non-minum untuk digunakan wastafel WC)
 AC (lebih umum untuk pesawat kecil)
 Unit Airstart (untuk mesin mulai)
 Penanganan bagasi, biasanya dengan cara loader conveyor dan kereta
bagasi
 Pemeriksaan Gerbang bagasi, sering ditangani di landasan sebagai
penumpang turun
 Penanganan kargo, biasanya dengan cara dolli kargo dan loader kargo
 Truk katering
 Pengisian bahan bakar, yang dapat dilakukan dengan truk tanker pengisian
bahan bakar atau pengisian bahan bakar sumur minyak
 Ground Power (sehingga mesin tidak perlu berjalan untuk memberikan
tenaga pesawat di tanah)
 Tangga penumpang (digunakan bukan sebuah aerobridge atau airstairs,
beberapa maskapai penerbangan anggaran menggunakan kedua untuk
meningkatkan kecepatan perputaran)
 Lift kursi roda, jika diperlukan
 Bagal hidrolik (unit yang memberikan tenaga hidrolik untuk pesawat
terbang eksternal)

2016 Page 2
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
1.3. Organisasi Ramp
Dalam menjalankan tugasnya Ramp Officer bertanggung jawab langsung kepada
Supervisor Ramp yang berada di bawah Manager Operasi.

Manager Operasi

Supervisor Ramp

Ramp Officer Ramp Officer Ramp Officer

Pembagian tugas di Unit Ramp ada 4 bagian, yaitu:

Load control adalah unit yang bertugas menghitung weight and balance pesawat.
Hasil kerja dari load control adalah sebuah dokumen bernama load sheet. Load
sheet akan dikirim kepada pilot dan menjadi acuan sebelum terbang.

Load master adalah unit yang menangani segala sesuatu mengenai loading dan
unloading bagasi, cargo dan mail. Load master melaporkan kepada load control
untuk dibuatkan load sheet sesuai aktual yang diload di pesawat.

Departure conrol adalah bagian yang memonitor dan mengatur kegiatan di


lapangan termasuk membuat jadwal harian pesawat.

Ramp dispacher adalah unit yang berfungsi mengkoordinir semua aktifitas


penerbangan di sebuah pesawat. Dia berkoordinasi dengan bagian lain internal
dan eksternal, seperti mekanik, unit loading, cleaning, catering, pertamina, ATC,
Bagian Passasi, Gate, CIQ, AMC, AVSEC dll.

2016 Page 3
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
Dalam menjalankan tugasnya Ramp mengacu kepada prinsip dasar berikut:

a. Safety
b. Peraturan
c. Effisien
d. On Time Performance

1.4. Perlengkapan seorang Ramp


Seorang petugas ramp harus mempersiapkan berbagai perlengkapan untuk
antisipasi semua kemungkinan ketika dia bertugas. Standarnya di bandara El Tari
seorang ramp harus mempersiapkan perlengkapan berikut:

1. Alat komunikasi (HT, HP BBM dsb)


Handy Talky yang sering disingkat HT adalah alat komunikasi dua arah
menggunakan sinyal gelombang radio.

2. Alat tulis (ballpoint, spidol dsb)


Alat tulis diperlukan untuk mencatat dan menulis informasi yang penting
yang mungkinkan hilang atau lupa.

3. Papan dada (untuk alas menulis dan meletakkan dokumen)

2016 Page 4
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

4. Alat Pelindung diri (Personal Protective Equipment)


Alat Pelindung Diri (APD/ PPE) yang standar digunakan di area Ramp
adalah Ear plug atau ear muff, kaca mata (sun glasses), rompi (safety
vest), dan sepatu keselamatan (safety shoes).

5. Label sweeping bge


Label ini dipergunakan untuk menandai bagasi penumpang yang tidak bisa/
tidak boleh disimpan di dalam cabin pesawat yang lolos dari check-in
counter dan gate.

2016 Page 5
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
1.5. Bagan Alur Koordinasi Ramp
OTORITAS BANDARA
1. Flight Operation Center
2. Briefing Office (AIRNAV) MOVEMENT CONTROL (MC)
3. Air Trafic Control (AIRNAV)
4. AMC

PASSENGER HANDLING
1. Check-In FLIGHT OPERATION (FLOP)
DEPARTURE CONTROL
2. Baggage 1. Flight Planning
(STATION CONTROL)
3. Boarding Gate 2. Crew Briefing
4. Customer Service

RAMP HANDLING
CARGO HANDLING (RAMP OFFICER)
1. Cargo Datang
2. Cargo Berangkat
3. Cargo Transit

GSE
1. Peralatan GSE
2. Operator GSE
3. BCL
4. Tangga Penumpang
5. dsb PIHAT KETIGA
MAINTENANCE/ PERAWATAN
1. Catering
1. Line Maintenace Lion Group
2. CIQ
2. Maintenace Transnusa
3. AVSEC
3. Maintenace Kalstar
4. Pertamina

Jalur Komunikasi Dua Arah Utama

Jalur Komunikasi Dua Arah Cadangan

II. Lay Out Bandara El Tari Kupang WATT

2016 Page 6
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
Gambar 1 : Lokasi Bandara El Tari tampak dari Google Maps

2.1. Landasan Pacu (Runway)

Sebuah landasan pacu adalah jalur darat yang digunakan pesawat take-off dan
landing. Arah runway di tentukan dari posisinya terhadap arah magnet bumi.
Penomoran landasan pacu dipilih berdasarkan posisi magnetik mereka. Nomor
terakhir dihilangkan, yaitu jika arah landasan adalah 283 ° maka itu bernama 28.

Runway bandara El Tari adalah 25 east dan 07 west. Artinya ke arah timur
adalah 250o dan ke baratnya 70o.

Runway selalu memiliki dua angka / nomor, tergantung dari arah terbangnya
runway 25 berarti jalur yang sama arah timur dari runway 07 arah baratnya.

2016 Page 7
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Jika dua ruway paralel selalu memiliki tambahan L untuk left (kiri) dan R untuk
right (kanan) tergantung dari sudut pandang pilot yang sedang terbang. Di
Indonesia ini terjadi di bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta.

2.2. Taxiway
Taxiway adalah jalur bagi pesawat di sebuah bandara yang menghubungkan
runway dengan apron, hangar, terminal dan fasilitas lainnya.

Seperti halnya runway, taxiway memiliki fasilitas pendukung diantaranya:

 Normal centerline, garis tunggal tak terputus berwarna kuning dengan


lebar antara 15 cm sampai 30 cm.

2016 Page 8
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
 Taxiway Edge Markings, digunakan untuk menandai tepi taxiway.
 Marking Taksi BahuTaxiway, kadang-kadang disediakan dengan bahu
beraspal untuk mencegah ledakan dan erosi air. Bahu tidak dimaksudkan
untuk digunakan oleh pesawat, dan mungkin tidak dapat menahan beban
pesawat. Tanda taxiway bahu adalah garis kuning tegak lurus dengan
taxiway tepi, dari taxiway tepi ke tepi perkerasan, sekitar 3 meter.
 Permukaan Tanda Arah Berwarna , latar belakang kuning dengan tulisan
hitam, diberikan ketika tidak mungkin untuk memberikan arahan taxiway
tanda-tanda di persimpangan, atau bila diperlukan untuk melengkapi tanda-
tanda tersebut. Tanda ini terletak di kedua sisi taxiway tersebut.
 Permukaan Tanda Lokasi Berwarna, latar belakang hitam dengan tulisan
kuning dan perbatasan kuning dan hitam. Apabila diperlukan, tanda-tanda
ini melengkapi tanda-tanda lokasi terletak di samping taxiway dan
membantu pilot dalam mengkonfirmasikan penunjukan dari taxiway di mana
pesawat tersebut berada. Tanda ini terletak di sisi kanan dari garis
tengah.
 Tanda Posisi geografis tanda ini terletak pada titik-titik di sepanjang rute
taksi visibilitas rendah (ketika Runway visual range bawah 1200 kaki (370
m)). Mereka diposisikan di sebelah kiri garis tengah taxiway ke arah taxi.
Pahatan Hitam berpusat pada lingkaran merah muda dengan lingkar luar
hitam dalam dan putih. Jika trotoar adalah warna terang maka perbatasan
putih dengan lingkar luar hitam.
 Runway Holding Position Markings, ini menunjukkan di mana pesawat
harus berhenti ketika mendekati landasan pacu dari taxiway a. Mereka
terdiri dari empat garis kuning, dua solid dan dua putus-putus, spasi enam
atau dua belas inci (15 cm atau 30) terpisah, dan memperluas melintasi
lebar taxiway atau landasan pacu. Garis tebal yang selalu di sisi mana
pesawat adalah untuk menahan. Ada tiga lokasi di mana landasan pacu
memegang tanda posisi ditemui: Runway Holding Position Markings pada
taxiway; Runway Holding Position Markings landasan pacu; taxiway
terletak di daerah pendekatan landasan pacu.
 Holding Position Markings untuk Instrument Landing System (ILS) ini
terdiri dari dua garis yang solid kuning spasi dua kaki (60 cm) terpisah
dihubungkan oleh pasang garis padat spasi sepuluh kaki (3 meter) terpisah
memperpanjang melintasi lebar taxiway tersebut.

2016 Page 9
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
 Holding Position Markings untuk Taxiway / Taxiway Persimpangan ini
terdiri dari garis putus-putus tunggal memperluas seluruh lebar taxiway
tersebut.
 Surface Painted Holding Position Signs latar tanda-tanda merah dengan
tulisan putih untuk melengkapi tanda-tanda yang terletak pada posisi
holding.

Gambar 2: Lay Out Terminal Building Bandara El Tari Kupang

2016 Page 10
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

RUANG TUNGGU
KEBERANGKATAN / BOARDING
LOUNGE

RUANG CHECK IN/


PASASI
PEL RUANG
AYA KEDATANGAN
NA
N

KANTOR AP
VIP BARU

Gambar 3: Lay Out Ruangan Bandara El Tari Kupang

III. Pengenalan Pesawat Terbang

3.1. Bagian-bagian pesawat dan fungsinya

2016 Page 11
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

2016 Page 12
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

3.2. Bagaimana Pesawat Bisa Terbang?

2016 Page 13
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Empat gaya menjaga pesawat di langit. Mereka angkat, berat badan, dorong dan
tarik.
 Angkat (Lift) mendorong pesawat ke atas. Bergerak udara jalan di sekitar
sayap memberikan lift pesawat. Bentuk sayap membantu dengan
mengangkat juga.
 Berat (Weight) adalah kekuatan yang menarik pesawat menuju Bumi.
Pesawat dibangun sehingga berat badan mereka tersebar dari depan ke
belakang. Hal ini membuat pesawat berhasil.
 Dorongan (Thrust) adalah gaya yang bergerak pesawat maju. Mesin
memberikan dorongan untuk pesawat terbang. Kadang-kadang mesin
baling-baling. Kadang-kadang mesin jet. Tidak peduli asalkan udara terus
terjadi atas sayap.
 Gaya Seret (Drag) memperlambat pesawat. Anda bisa merasakan
hambatan ketika Anda berjalan melawan angin yang kuat. Pesawat ini
dirancang untuk membiarkan lewat udara di sekitar mereka dengan kurang
drag.
Sebuah pesawat terbang ketika semua empat gaya bekerja sama. Tapi, sebagian
besar pesawat perlu satu hal lagi: Mereka perlu pilot untuk menerbangkan
mereka!

2016 Page 14
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
IV. RADIOTELEPHONY COMMUNICATIONS

4.1. Penyebutan Alphabet dalam komunikasi radio

2016 Page 15
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
4.2. Penyebutan angka (bilangan) dalam komunikasi radio

4.3. Penggunaan Radio Komunikasi HT


Bagian dan fungsi HT

2016 Page 16
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
V. Kode Keterlambatan
Untuk standarisasi ekspresi alasan keterlambatan, IATA telah diberi nomor
untuk masing-masing

delay, yang disebut kode delay.

Kode-kode ini diurutkan menjadi 12 kelompok sesuai dengan alasan


keterlambatan (misalnya Penumpang dan Bagasi, Cargo, Mail, Pesawat dan Ramp
Penanganan, Teknis dan Equipment Pesawat)

Beberapa maskapai penerbangan, Batik Air, memiliki kode tambahan untuk


memberikan lebih banyak informasi yang tepat tentang penundaan. Kode
tambahan disebut sub kode dan biasanya dinyatakan dengan huruf ditambahkan
ke nomor.

Kode delay telah digunakan di semua pesan bandara penerbangan yang beroperasi
di belakang jadwal serta dalam semua pesan delay.

Delay Kode dimulai dengan 0 (internal)

Kode keterlambatan dimulai dengan 0 digunakan untuk tujuan maskapai internal.


Maskapai bebas untuk menentukan kode ini dan untuk menentukan bidang aplikasi
tertentu.
Namun kode berikut standar, bahkan jika beberapa penerbangan tidak menggunakannya
dan membuat sendiri disesuaikan Kode keterlambatan mereka:
00-05: Kode-kode ini dibiarkan kosong sehingga setiap maskapai dapat mengembangkan
kode khusus untuk memenuhi kebutuhan individu mereka sendiri, misalnya, 03: "Sistem
Tiga-class" bergerak tirai.
06 (OA): Tidak ada ketersediaan gate / berdiri karena aktivitas maskapai sendiri
07: koneksi Pesawat dengan pemeliharaan
Koneksi Pesawat dengan aneka, lalu lintas, operasi penerbangan pemasaran, ground
handling, layanan kabin, dll: 08
09 (SG): Dijadwalkan ground time kurang dari waktu menyatakan tanah minimum

Delay Kode dimulai dengan 1 (penumpang / bagasi)


Kode ini digunakan untuk menggambarkan penundaan yang disebabkan oleh Penumpang
dan Bagasi penanganan.
11 (PD): Akhir check-in, penerimaan penumpang setelah batas waktu
12 (PL): Akhir Check-in, kemacetan di area check-in
13 (PE): Check-in error

2016 Page 17
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
14 (PO): Oversales, kesalahan pemesanan
15 (PH): Asrama, perbedaan dan paging, hilang check-in penumpang di pintu gerbang
16 (PS): Publisitas Komersial, Penumpang Convenience, VIP, Press, tanah makanan dan
barang-barang pribadi yang hilang
17 (PC): order Catering, terlambat atau perintah salah yang diberikan kepada pemasok
18 (PB): pengolahan Bagasi, menyortir, dll
19 (PW): Mobilitas Mengurangi, Boarding / deboarding penumpang dengan keterbatasan
gerak

Delay Kode dimulai dengan 2 (kargo / pos)


Kode ini digunakan untuk menggambarkan penundaan yang disebabkan oleh Cargo (21-26)
dan Surat Penanganan (27-29).
21 (CD): Dokumentasi, kesalahan, dll
22 (CP): Akhir positioning
23 (CC): Akhir penerimaan
24 (CI): kemasan yang tidak memadai
25 (CO): Oversales, kesalahan pemesanan
26 (CU): Akhir persiapan di gudang
27 (CE): Mail Oversales, kemasan, dll
28 (CL): Mail Akhir positioning
29 (CA): Mail Akhir penerimaan

Delay Kode dimulai dengan 3 (handling) [sunting]


Kode ini digunakan untuk menggambarkan penundaan yang disebabkan oleh pesawat dan
penanganan jalan
31 (GD): dokumentasi Pesawat terlambat atau tidak akurat, berat dan keseimbangan
(Loadsheet), deklarasi umum, manifest penumpang, dll
32 (GL): Loading, Bongkar, besar / beban khusus, beban kabin, kurangnya memuat staf
33 (GE): Memuat Peralatan, kurangnya atau kerusakan, misalnya kontainer loader palet,
kurangnya staf
34 (GS): Pelayanan Peralatan, kurangnya atau kerusakan, kurangnya staf, misalnya
tangga
35 (GC): Pesawat Pembersihan
36 (GF): Fuelling, Defuelling, pemasok bahan bakar
37 (GB): Catering, keterlambatan pengiriman atau pemuatan
38 (GU): ULD, Containers, palet, kurangnya atau kerusakan
39 (GT): peralatan teknis, kurangnya atau kerusakan, kurangnya staf, misalnya menekan

Delay Kode dimulai dengan 4 (teknis)


Kode ini digunakan untuk menggambarkan alasan penundaan teknis.
41 (TD): cacat Pesawat
42 (TM): pemeliharaan terjadwal, akhir rilis

2016 Page 18
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
43 (TN): Non-pemeliharaan terjadwal, pemeriksaan khusus dan / atau karya tambahan
di luar pemeliharaan normal
44 (TS): suku cadang dan peralatan pemeliharaan, kurangnya atau kerusakan
45 (TA): AOG (Aircraft di tanah karena alasan teknis) suku cadang, untuk dibawa ke
stasiun lain
46 (TC): perubahan Pesawat karena alasan teknis
47 (TL): Pesawat Standby, kurangnya pesawat standby direncanakan untuk alasan teknis
48 (TV): Scheduled konfigurasi kabin dan penyesuaian versi

Delay Kode dimulai dengan 5 (kerusakan / kegagalan)


Kode ini digunakan untuk menggambarkan kerusakan pesawat dan kegagalan peralatan
otomatis.
51 (DF): Kerusakan selama operasi penerbangan, burung atau petir pemogokan,
turbulensi, berat atau arahan kelebihan berat badan
52 (DG): Kerusakan selama operasi darat, tabrakan (selain selama taxi, pemuatan /
pembongkaran kerusakan, pencemaran, penarik, kondisi cuaca ekstrim
55 (ED): Keberangkatan Control System, check-in, berat dan keseimbangan
(LoadControl), kesalahan sistem komputer, bagasi menyortir, kesalahan gerbang-reader
atau masalah
56 (EC): Cargo persiapan / sistem dokumentasi
57 (EF): Rencana Penerbangan
58 (EO): sistem komputer lain

Delay Kode dimulai dengan 6 (operasi)


Kode-kode ini ditugaskan untuk Operasi dan kru menyebabkan penundaan.
61 (FP): Rencana Penerbangan, akhir penyelesaian atau perubahan dokumentasi
penerbangan
62 (FF): persyaratan operasional, bahan bakar, perubahan beban
63 (FT): Akhir kru asrama atau keberangkatan prosedur
64 (FS): Penerbangan kekurangan dek awak, sisa kru
65 (FR): Flight deck crew permintaan khusus atau kesalahan
66 (FL): Akhir awak kabin asrama atau keberangkatan prosedur
67 (FC): kekurangan Cabin crew
68 (FA): error Cabin crew atau permintaan khusus
69 (FB): Permintaan Kapten untuk pemeriksaan keamanan, luar biasa

Delay Kode dimulai dengan 7 (cuaca)


Kode ini menjelaskan penundaan cuaca yang disebabkan.
71 (WO): Stasiun Keberangkatan
72 (WT): stasiun tujuan
73 (WR): En rute atau Alternatif
75 (WI): De-Icing pesawat, penghapusan es / salju, es pencegahan
76 (WS): Penghapusan salju / es / air / pasir dari bandara / runway
77 (WG): Tanah penanganan dirugikan oleh kondisi cuaca buruk

2016 Page 19
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
Delay Kode dimulai dengan (kontrol lalu lintas udara) 8
Kode ini digunakan untuk Air Traffic Control (ATC) Pembatasan (81-84) dan Bandara
atau Otoritas Governmental menyebabkan penundaan.
81 (AT): ATC pembatasan en-rute atau kapasitas
82 (AX): pembatasan ATC karena kekurangan staf atau kegagalan peralatan en-rute
83 (AE): pembatasan ATC di tempat tujuan
84 (AW): pembatasan ATC karena cuaca di tempat tujuan
85 (AS): keamanan Wajib
86 (AG): Imigrasi, Bea Cukai, Kesehatan
87 (AF): Fasilitas Bandara, parkir berdiri, kemacetan jalan, bangunan, keterbatasan
gate, ...
88 (AD): Pembatasan di bandara tujuan, bandara / runway ditutup obstruksi akibat, aksi
industri, kekurangan staf, kerusuhan politik, pengurangan kebisingan, jam malam,
penerbangan khusus, ...
89 (AM): Pembatasan di bandara keberangkatan, bandara / runway ditutup obstruksi
akibat, aksi industri, kekurangan staf, kerusuhan politik, pengurangan kebisingan, jam
malam, penerbangan khusus, start-up dan pushback, ...

Delay Kode dimulai dengan 9 (miscellaneous)


Kode yang digunakan untuk alasan reaksioner atau Miscellaneous.
91 (RL): Penumpang atau beban Connection, menunggu beban atau penumpang dari
penerbangan lain. Perlindungan penumpang terdampar ke sebuah penerbangan baru.
92 (RT): Melalui Check-in error, penumpang dan bagage
93 (RA): rotasi Pesawat, akhir kedatangan pesawat dari penerbangan lain atau sektor
sebelumnya
94 (RS): rotasi Cabin crew
95 (RC): rotasi Crew, menunggu awak dari penerbangan lain (dek penerbangan atau
seluruh kru)
96 (RO): Operasi kontrol, rerouting, pengalihan, konsolidasi, perubahan pesawat untuk
alasan lain selain teknis
97 (MI): tindakan Industri dalam maskapai sendiri
98 (MO): tindakan Industri luar maskapai sendiri, tidak termasuk ATS
99 (MX): Miscellaneous, tidak dirinci

2016 Page 20
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

2016 Page 21
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
VI. Dokumen Terkait Ramp

Gambar 4: Ramp Activity Check List (RACL) maskapai Wings Air

2016 Page 22
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 5: Ramp Activity Check List (RACL) maskapai Kalstar Aviation

2016 Page 23
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 6: Ramp Activity Check List (RACL) maskapai Batik Air

2016 Page 24
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 7: Fuel Order maskapai Batik Air

Gambar 8: Form Laporan Cuaca

2016 Page 25
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 9: Flight Aproval

2016 Page 26
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 10: Flight Clearance

2016 Page 27
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 11: Daftar Nama Penumpang (Pax Manifest)

2016 Page 28
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 12: Daftar Muatan Cargo (Cargo Manifest)

2016 Page 29
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

2016 Page 30
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono

Gambar 13: Actual Passenger On Board (APB)

2016 Page 31
Ramp Handling
Nusa Karya Mandiri Training Center
Agus Wartono
Gambar 14: Baggage stawing

2016 Page 32

Anda mungkin juga menyukai