Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN ON THE JOB TRAINING

PT. GAPURA ANGKASA

Disusun Oleh :

Achmad Syahrul/180209088

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN


YOGYAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN ON THE JOB TRAINING PT. GAPURA ANGKASA

Disusun oleh :
Achmad Syahrul
180209088

Menyetujui Mengetahui

Pembimbing/Mentor Koordinator OJT

PT.GapuraAngkasa

Adhitya Yoga Pratama Mahardika Yudha

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayahnya diberikan kesehatan akal dan fisik sehingga penulis dapat
menuntaskan penyusunan Laporan Praktik Kerja Lapangan di Bandar Udara Internasional
Yogyakarta. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan penyelesaian on
the job training di PT Gapura Angkasa.
Dalam menyusun laporan Praktik Kerja Lapangan, penulis banyak mendapat
bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Bapak Kuswoyo selaku General Manager yang telah memberikan ijin untuk
melaksanakan on the job training di PT. Gapura Angkasa Cabang Bandara
Internasional Yogyakarta
2. Bapak Mahardika Yudha selaku Koordinator PKL PT. Gapura Angkasa Cabang
Bandar Udara Internasional Yogyakarta
3. Bapak/Ibu beserta senior-senior yang telah memberikan ilmu dan bimbingan
dengan baik selama on the job training berlangsung,
4. Seluruh jajaran staff dan karyawan di Bandar Udara Internasional Yogyakarta
5. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dorongan dan doa sehingga
penulis dapat melaksanakan on the job training dengan lancar
6. Rekan satu tim yang senantiasa saling mengingatkan
7. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
Kesan penulis selama menjalani on the job training ini sangatlah berkesan bagi
penulis karena merupakan pertama kalinya penulis terjun langsung ke lapangan
menangani dan melayani penumpang setelah sekian lama mempelajari materi tentang
aktivitas apa saja yang dilakukan petugas bandar udara. Penulis menyadari bahwa
penyusunan laporan ini memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini.
Yogyakarta, 02 Oktober 2021

Achmad Syahrul

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I 1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................................................ 1
1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................. 1
1.2 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 4
1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................... 4
1.4 Ruang lingkup perusahaan .............................................................. 4
BAB II 6
DESKRIPSI KEGIATAN OJT ............................................................................... 6
2.1 Alur Kerja Proses Bisnis OJT........................................................... 6
2.2 Spesifikasi Tugas Yang Dilaksanakan ............................................. 9
2.3 Target Yang Diharapkan ............................................................... 11
2.4 Perangkat Lunak/Keras Yang Digunakan ..................................... 12
2.5 Data data yang diperlukan ............................................................. 13
2.6 Dokumen – Dokumen Yang Dihasilkan........................................ 13
2.7 Kendala Yang Dihadapi ................................................................ 14
2.8 Hal – Hal Yang Dianggap Perlu .................................................... 15
A. HalYangDianggapPerlu diBoardingGate ............................ 15
B. HalYangDianggapPerludiLostAndFound ............................ 15
C. HalYangDianggapPerlu diCheck-InCounter ....................... 15
BAB III 16
ISIDANPEMBAHASAN...................................................................................... 16
3.1 BOARDINGGATE ....................................................................... 16
3.2 LOSTANDFOUND ....................................................................... 16
3.3 CHECK-INCOUNTER ................................................................. 17
BAB IV 18
KESIMPULANDANSARAN ............................................................................... 18
4.1 Kesimpulan .................................................................................... 18
4.2 Kritik dan Saran ............................................................................. 18
4.3 Lampiran........................................................................................ 19
daftar pustaka ........................................................................................................ 20

iii
iv
BAB I

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Gapura Angkasa adalah salah satu perusahaan Ground Handling hasil


patungan anatara tiga perusahaan BUMN, yaitu PT. Garuda Indonesia, PT Angkasa
Pura I, PT Angkasa Pura II, yang 100% sahamnya dimiliki oleh pemerintah hanya
statusnya bukan BUMN. Pada awalnya PT Garuda Indonesia selaku airlines
melaksanakan kegiatan Ground Handling untuk keperluan perusahaan sendiri,
mengingat kebutuhan akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja yang
optimal dengan tanpa mengabaikan unsur keselamatan (safety), kehandalan
(reliability), ketepatan waktu (punctuality) dan kepuasan pelanggan (costumer
satisfaction), maka PT Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan
kegiatan pelaksanaan Ground Handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan
bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja. Dari sinilah asal mula dibentuknya
PT Gapura Angkasa.

PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II (sebagai pemegang otoritas di hampir


seluruh bandara di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan bersamaan dengan
ulang tahun ke-49 PT Garuda Indonesia maka komisaris dari ketiga perusahaan
negara tersebut memutuskan untuk mendirikan PT Gapura Angkasa sebagai
perusahaan pelayanan darat yang melayani penerbangan domestik dan internasional
di pelabuhan udara. PT Gapura Angkasa terus menerus belajar dari pengalaman dan
menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan. Tanggung jawab dan kewajiban PT
Gapura Angkasa untuk menjadi pelengkap dan untuk bekerja sama dalam melayani
operasional penerbangan di Indonesia dan untuk memberikan kecakapan dan
ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan mengembangkan sistem
manajemen, peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi tinggi merupakan
kunci dari perjalanan perusahaan.

1
Pada mulanya PT Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan secara keseluruhan
mulai dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan pesawat serta penanganan
kargo.Namun setelah dirasakan perlu adanya profesionalisme dalam pelayanan
Ground Handling maka PT Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan
perusahaan baru. Dengan menempatkan beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia
untuk berkarir di PT Gapura Angkasa ini merupakan salah satu cara untuk menjaga
kepercayaan publik bahwa PT Gapura Angkasa dipegang oleh tim yang profesional
dibidangnya.

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No: SR-04/MK/016/1998 dan


akte pendirian nomor 32 tanggal 26 Januari 1998, bukti bahwa kerja sama antara PT
Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru
yakni PT Gapura Angkasa. Pendirian PT Gapura Angkasa ini diharapkan mampu
menciptakan sinergi kuat hingga tercapainya kinerja perusahaan yang sehat,
profesionalisme yang pada akhirnya mampu mengembangkan misi perusahaan untuk
menjadi perusahaan Ground Handling yang terbaik di Asia.

PT Gapura Angkasa mulai dikenal di dunia internasional melalui pertemuan


IATA (International Air Transport Association) di Kuala Lumpur bulan april 1998
dan PT Gapura Angkasa mulai dikenal dunia (khususnya bagi International Airlines
dan perusahaan Ground Handling). Ground Handling International Magazine vol.3
issue may 1 june 1998 (hal.2) yang dipublikasikan oleh Ground Handling
International Publication & Exhibition of The Stable (UK). Iklan tersebut
mengukuhkan keanggotaan PT Gapura Angkasa dalam IATA.

Dengan berdirinya PT Gapura Angkasa, PT Garuda Indonesia langsung


menyerahkan pelayanan Ground Handling kepada pihak PT Gapura Angkasa. Setelah
beberapa bulan beroperasi, PT Gapura Angkasa mendapat tawaran untuk menjadi
rekan kerja airlines yang lain, yaitu : Silk Air dan Royal Brunei menambah daftar
klien PT Gapura Angkasa cabang Balikpapan dan Bouraq dilayani oleh PT Gapura
Angkasa cabang Manado, dan bulan Agustus 1998 Trans Nusantara (penerbangan
kargo) menandatangani kerjasama dengan PT Gapura Angkasa untuk penerbangan
cabang : Jakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Ambon, dan Jayapura. Setelah

2
Silk Air, Royal Brunei, Bouraq, dan Trans Nusantara, giliran Qantas Airways
menandatangani kerjasama dengan PT Gapura Angkasa.

Sampai saat ini PT Gapura Angkasa telah mempunyai 51 klien yaitu Air China,
Aeroflot Russian Airlines, Aviastar, China Airlines, China Southern Airlines,
Continental Airlines, Air Asia, Japan Airlines, Air North, Korean Air, Airfast
Indonesia, Airfrance KLM, Asialink Cargo Airlines, Malaysian Airlines, Batavia Air,
Cardigair, Pacific Royale, Cathay Pacific, Qantas, Royal Brunei, Silk Air, Thai
Airways, Lion Air, Vietnam Airlines, Wings Air, Citilink, Expressair, Firefly, Air
New Zealand, Hainan Airlines, Kalstar Aviation, Hongkong Airlines, Skywest,
Nordwind Airlines, MAI, Garuda Indonesia, Nusantara, Qatar Airways, RPX One
Stop Logistics, Shanghai Airlines, Shenzhen Airlines, Sky Aviation, Sichuan Airlines
Co. Ltd., Sriwijaya Air, Transmile, Travira Air, Tri-M.G. Airlines, Jetstar,
Eastindo.com, dan Chartered, VVIP, Military Flights. Khusus untuk PT Gapura
Angkasa cabang Denpasar di tahun 2013 ini memiliki 15 klien baik airlines
internasional ataupun domestik, yaitu : Garuda Indonesia, Malaysia Airlines, Thai
Airways, China Airlines, Korean Air, Air France KLM, Qatar Airways, Hong Kong
Airlines, Skywest Airlines, Cathay Pacific, Nord Wind, Jetstar, Batavia Air, Air New
Zealand, dan Citilink.

Sebagai perusahaan yang berdiri sendiri yang diakui oleh pemerintah Indonesia
dan IATA, PT Gapura Angkasa bertujuan untuk menjaga industri pasar dalam negeri
yang tidak menunjukkan keadaan yang berat sebelah dalam peralatan dan kerahasiaan
yang tinggi untuk semua pelanggan dan menjamin mereka untuk mendapatkan
pelayanan yang terbaik dengan harga yang sesuai.

3
1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi
Menjadi Mitra Strategis Terdepan bagi Industri Penerbangan dalam Jasa Ground
Handling dan jasa terkait lainnya.
b. Misi
Menyediakan Jasa Ground Handling dan Jasa Lain Terkait yang Terpercaya yang
Menciptakan Nilai Tambah bagi Pelanggan dan Stakeholders Lain.

1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

GENERAL MANAGER
(GM)

FAJAR NUGROHO ADI

MANAGER OF OPERATION MANAGER OF ADMINISTRASION


& GSE SERVICES & FINANCE (MI)

RIYANTA WISHNU HARDIYANTO

SUPERVISOR OF SUPERVISOR OF GSE SUPERVISOR OF SUPERVISOR OF


OPERATION SERVICES MAINTENANCE GENERAL AFFAIR & FINANCE
ADMIN
1. OTTO KUSUMA SURJA EKO ARIS TRIYANTO NIL
FARABI HARDIYANTO
2. SUTIYANI

3. DANANG EKO WIBOWO


1.4 Rua

1.5

4
1.4 Ruang lingkup perusahaan

Ruang lingkup perusahaan PT.Gapura Angkasa mencakup pelayanan terhadap


penumpang, bagasi, cargo dan pos yang di angkut peswat udara, serta penyediaan
peralatan untuk membantu pergerakan peswat di darat selama berada di bandar udara,
baik di fase kedatangan maupun keberangkatan. Bidang usaha PT.Gapura Angkasa
mencakup :
1. Representation and Accommodation
2. Load Control, Communicaion and Departure Control System (DCS)
3. Unit Load Device (ULD) Control
4. Passenger and Baggage
5. Cargo and Post Office Mail
6. Ramp Service
7. Aircraft Servicing
8. Fuel and Oil
9. Aircraft Maintence
10. Flight Operation and Crew Administration
11. Surface Transport
12. Catering Service
13. Supervision and Administration
14. Airport Security
15. Werehouse and Logistic
16. Ground Handling Consultant
17. Pendidikan dan Pelatihan serta penyediaan tenaga ahli ground handling.

5
BAB II

DESKRIPSI KEGIATAN OJT

2.1 Alur Kerja Proses Bisnis OJT

1. Boarding Gate
Boarding Gate adalah tempat dimana terjadinya proses naiknya penumpang ke
dalam pesawat dengan menunjukan boarding pass kepada petugas gate. Petugas
memeriksa boarding pass penumpang agar tidak terjadi beberapa kejadian yang tidak
diharapkan seperti adanya penumpang gelap dan agar tidak ada penumpang yang salah
dalam menaiki pesawat. Terdapat istilah boarding itu sendiri yaitu kegiatan para
penumpang naik ke pesawat udara di bandara, sedangkan arti dari boarding pass adalah
tanda bukti yang sah untuk naik ke pesawat yang diterbitkan/diberikan pada saat check-
in.

2. Lost And Found


Alur kerja proses unit lost and found adalah dimana baggage handling melakukan
penanganan bagasi penumpang yang turun dari pesawat (breakdown) dan di masukan ke
dalam conveyor belt (di ruang baggage claim) dengan mencocokan atau menerima form
baggage/cargo delivery order. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan, bagasi di bagi menjadi 2 yaitu :

a. Bagasi Tercatat
Bagasi tercatat adalah barang penumpang yang diserahkan oleh penumpang kepada
pengangkut untuk diangkut dengan pesawat udara yang sama. b. Bagasi Kabin
Bagasi kabin adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan berada dalam
pengawasan penumpang sendiri. Menurut Suharto A.M (2009:68) bagasi merupakan
suatu harta benda berharga atau barang – barang pribadi milik penumpang yang di
izinkan oleh maskapai penerbangan untuk diangkut ke dalam pesawat dan
merupakan kebutuhan penumpang selama melakukan perjalanan. 5 Menurut Suharto
A.M (2009:69) bagasi dapat di golongkan menjadi tiga golongan utama, yaitu :

6
1. Checked Baggage
Checked baggage merupakan jenis bagasi tamu yang terdaftar dan termuat
ditempat khusus di dalam pesawat yang disebut cargo compartment. Sebelum
dimasukkan ke dalam pesawat, bagasi tersebut harus melalui proses
penimbangan untuk mengetahui berapa berat barang tersebut. Setelah ditimbang,
bagasi tersebut akan di beri label atau baggage claim tag sebagai tanda terima
saat check in. Baggage claim tag digunakan sebagai tanda bukti kepemilikan
bagasi ketika terjadi kehilangan atau kerusakan bagasi di bandar udara
tujuan/kedatangan.
2. Unchecked Baggage
Unchecked Baggage merupakan barang bawaan penumpang yang dibawa sendiri
oleh penumpang atau biasa diletakkan di cabin pesawat. Unchecked Baggage ini
berada di dalam pengawasan dan tanggung jawab penumpamng itu sendiri.
3. Unaccompained Baggage/Luggage
Unaccompained Baggage adalah barang bawaan penumpang yang
dikirim atau diangkut sebagai cargo. Barang bawaan tersebut diangkut terlebih
dahulu atau diangkut belakangan pada penerbangan selanjutnya. Biaya
angkutnya pun diberlakukan sebagai layaknya kargo (berat, minimal
perkilogram, jarak dan rute yang ditempu, jenis barang, media pembungkus,
dokumen yang digunakan). Menurut Suharto (2009:68) prosedur penanganaan
bagasi (baggage handling) merupakan suatu kegiatan menangani barang bawaan
penumpang dari bandar udara keberangkatan hingga sampai tujuan. Dari
beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
bagasi adalah barang yang dibawa oleh penumpang dan diperbolehkan di bawa
saat melakukan penerbangan dengan syarat ketentuan yang telah ditentukan oleh
perusahaan penerbangan yang terdiri dari bagasi tercatat (checked baggage),
bagasi tidak tercatat (unchecked baggage) dan bagasi yang dikirim sebagai kargo
(unaccompained baggage).
3. Check-In Counter
Alur kerja proses unit check in counter adalah dimana petugas
melakukan laporan atau mendata kode booking milik penumpang untuk mencetak
boarding pass dan baggage label tag (ketika penumpang membawa bagasi).
Sebelum mencetak boarding pass dan label bagasi penumpang petugas check-in
meminta identitas dari penumpang berupa KTP, SIM maupun paspor atau dapat

7
di artikan check-in counter adalah tempat proses pelaporan dan penerimaan calon
penumpang dan bagasinya. Ada beberapa jenis penumpang pesawat seperti:
1. VVIP (Very-Very Important Persons)
Penumpang VVIP adalah penumpang yang kedudukannya atau jabatanya
dalam suatu pemerintahan menyebabkan penumpang tersebut harus mendapat
penanganan secara khusus (dalam hal ini sangat di prioritaskan/istimewa).
Contohnya : Presiden, Raja, Ratu.
2. VIP (Very Important Person)
Penumpang VIP adalah penumpang yang mendapat penanganan khusus
dan harus di prioritaskan.
3. CIP (Comercial Important Persons)
Penumpang CIP adalah penumpang pejabat penting dalam suatu
perusahaan besar dan terkenal seperti direktur utama atau para direksi lainnya.
4. Infant & Children
Infant adalah penumpang bayi yang berusia sampai 2 tahun atau 24
bulan. Tempat duduk bayi biasanya satu kursi dengan ibunya dan pembayaran
tikeet pesawat 10% dari tarif normal penumpang dewasa.
Children adalah penumpang anak-anak yang berusia dari 2 tahun sampai 10
tahun. Penumpang anak-anak mendapat kusi dengan membayar tiket sebesar
50% fari tarif normal penumpang biasa.
5. Unaccompained Minor (UM)
Unccompained Minor (UM) adalah penumpang anak-anak yang pada bepergian
tidak ditemani oleh orang tuanya/ saudaranya yang lainnya yang berusia 18 tahun.
Biasanya penumpang UM ini berusia 7 tahun – 12 tahun.
6. Wheel Chair Passenger
Wheel chair passenger adalah penumpang yang memerlukan kursi roda karena
suatu kondisi kesehatan/keadaan fisiiknya memerlukan kursi roda untuk menuju ke
pesawat dan sebaliknya.
7. Stretcher Case Passenger

Stretcher Case Passenger atau penumpang yang yang kondisi fiiknya memerlukan
tandu alat bantu untuk memudahkan penumpang tersebut naik pesawat/berada di
dalam pesawat

8. Pregnant Woman

8
Pregnant woman adalah penumpang wanita hamil yang usianya kehamilannya
tidak sampai sekitar 32 minggu atau 8 bulan kecuali jika ada keadaan memkasa dan
pregnant woman ini biasanya terbang menggunakan surat keterangan dokter yang
,erawatnya dan diketahui oleh dokter perusahaan dan mendandatangani form of
identity.
9. Blind Passenger
Blind passenger adalah penumpang buta yang harus diserahkan oleh pengantar
kepada petugas airline di check in counter airport. Jika pengantar tidak ikut serta
makan petugas stasiun harus mendampingi penumpang buta tersebut sampai naik ke
pesawat.
10. Obestitas Passenger
Penumpang obesitas passenger adalah penumpang gemuk atau penumpang
dengan ukuran badannya besar, seperti atlet gulat tradisional jepang, Sumo dan lain –
lain.
11. Inadmissible Passenger
Inadmissible passenger adalah penumpang yang ditolak masuk ke suatu negara
karena tidak memenuhi persyaratan negara tersebut. Beberapa penyebab mengapa di
tolak masuk ke suatu negara antara lain:
a. Dokumen perjalanan tidak lengkap (paspor habis masa berlakunya, tidak ada
visa, paspor palsu dan lain-lain)
b. Terkena daftar hitam/ black list seperti teroris,criminal, pembawa penyakit
berbahaya dan menular. 8 Penumpang ini akan ditolak ketika mendarat pada
airport tujuan dan harus meninggalkan negara tersebut dan Kembali ke
negara dari mana ia berangkat terakhir.
12. Deportee Passenger
Penumpang deportee passenger adalah penumpang yang telah diizinkan masuk suatu
negara, tetapi karena perbuatannya dan tingkah lakunya yang dianggap criminal maka
di keluarkan atau dikembalikan ke negara asalnya.

2.2 Spesifikasi Tugas Yang Dilaksanakan

1. Pelaksanaan Tugas di Boarding Gate


Petugas boarding gate memiliki tugas yang diantaranya adalah :

9
a. Mempersiapkan perlengkapan peralatan boarding gate
b. Memastikan letak pesawat agar bisa mengendalikan penumpang pada saat
boading dan landing (Melakukan greeting service)
c. Menginformasikan ke unit ramp handling tentang special passanger.
d. Memeriksa boarding pass penumpang untuk melihat rute, jam penerbangan,
ruang tunggu.
e. Apabila terdapat penumpang yang belum melakukan boarding (last minuted
call) maka petugas wajib memberikan panggilan terakhir melalui
pengumuman.
f. Menyerahkan passanger manifest kepada ramp
g. Memberikan flight document kepada awak kabin.

2.PelaksanaanTugasdiLostAndFound

Petugas lost and found memiliki tugas yaitu melakukan penanganan


bagasi penumpang yang turun dari pesawat. Hal yang paling penting
adalah ketelitian dan kesabaran dalam menghadapi penumpang dan
masalah yang terjadi ketika penumpang mengalami kerusakan/kehilangan
bagasinya. Tugas pokok lost and found sendiri adalah :
a. Memeriksa bagasi penumpang dengan mencocokan nomor bagasi
yang dimiliki masing-masing penumpang,
b. Mengurus kelebihan dan kerusakan bagasi penumpang. Apabila
tedapat bagasi milik penumpang yang hilang maka penumpang
harus menyatakan dan mengisi PIR(property irregularity
report),setelah itu petugas lost and found akan melakukan
tracking kepada stasiun sebelumnya apakah bagasi tersebut
tertinggal atau salah destinasi.

3.Pelaksanaan Tugas di Check-In Counter

Proses check-in bisa dilakukan 2 jam sebelum keberangkatan. Dalam pelaksanaan


tugasnya petugas check-in counter harus mempersiapkan:
a. Menyalakan peralatan seperti monitor,HT,conveyor belt untuk

10
memproses bagasi,mesin cetak boarding pass dan baggage label tag.
b. Mempersiapkan dan memastikan keakuratan timbangan Yang digunakan
untuk menimbang bagasi.
c. Memastikan persediaan kertas boarding pass dan baggage tag.
d. Mempertanyakan kepada penumpang tentang barang bawaan yang
dibawa adakah barang-barang yang dilarang atau berbahaya yang
dimasukan kedalam bagasi tercatat.
e. Mempersiapkan peralatan seperti karpet, pengukur bagasi dan lain-lain.

2.3 Target Yang Diharapkan

a. BoardingGate

1. Diharap dapat berkomunikasi dengan baik,dengan


menggunakan HT kepada petugas check-in counter,ramp
coordinator maupun petugas load sheeter.
2. Selalu memperhatikan jumlah penumpang yang boarding dan
melakukan komunikasi kepada penumpang agar tidak salah
penerbangan atau salah pesawat melakukan announcement
ketika penumpang belum melakukan boarding semuanya atau
last minute call.

11
b. Lost And Found

1. Diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik, dengan


menggunakan HT.
2. Selalu memperhatikan bagasi jumlah bagasi yang datang,
3. Selalu memperhatikan bagasi prioritas milik royal green

Maupun bussines class.

4. Selalu melakukan tracking dan bertanggung jawab atas bagasi milik penumpang
yang hilang atau mengalami kerusakan.

5. Selalu teliti dalam mencocokan bagasi dengan label bagasi milik penumpang dan
jumlah bagasi yang dibawa oleh masing-masing penumpang.

c. Check-In Counter

1. Diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik.


2. Selalu memperhatikan identitas penumpang yang check-in.
3. Tidak salah dalam melakukan penimbangan bagasi.
4. Teliti dalam menempelkan label bagasi dengan benar.
5. Terampil dan dapat mengasah kecepatan terutama untuk memasukan data
penumpang.

2.4 Perangkat Lunak/Keras Yang Digunakan

a. Perangkat Lunak/Keras di Boarding Gate

HT(HandyTalky), Monitor, Printer, Mouse, Keyboar, Rompi, Wheelchair


WCHC dan WCHR.

b. Perangkat Lunak/Keras di Lost And Found

HT(HandyTalky), Keyboard, Monitor, Mouse, Scanner, Printer dan trolley.

12
3. Perangkat Lunak/Keras di Check-In Counter

HT(HandyTalky), Keyboard, Monitor, Mouse, Printer, Telephone, Timbangan,


Trolley, dan Wheelchair WCHR.

2.5 Data data yang diperlukan

1. BoardingGate

BoardingPassmilikpenumpang, PassangerNameList,
KTP,Suratvaksinpenumpang, Hasilantigen/PCRpenumpang

2.LostAndFound

Labelbaggagetagclaim, Cargo/baggagedeliveryorder.

3.Check-In

Kodebookingmilikpenumpang, Identitasmilikpenumpang, Surat rapid antigen


atau PCR yang telah di validasi dan masihberlaku.

2.6 Dokumen – Dokumen Yang Dihasilkan

A. Dokumen Yang Dihasilkan di Boarding Gate

1. Passanger Manifest yang berisikan tentang nama nama penumpang


dan jumlah penumpang dari adult, child dan infant yang diserahkan
kepada awak kabin.
2. APB (ActualPassengeron Board)
3. Limited release claim check yaitu dokumen yang digunakan ketika ada
swipping bagasi penumpang

B. Dokumen Yang Dihasilkan di Lost And Found

PIR(PropertyIrregularityReport) yang bertujuan digunakan untuk


mencari bagasi pemilik penumpang yang hilang atau tidak ditemukan.

13
C. Dokumen Yang Dihasilkan di Check-In Counter

1. Boarding Pass yang berisikan tentang nama kepemilikan,waktu


boarding,nomor boarding gate dan destination.
2. Label baggage claim yang berisikan tentang nomor bagasi yang digunakan
untuk mengambil bagasi di tempat terminal kedatangan.
3. Form Of Indemnity yang digunakan untuk penumpang special seperti
wheelchair passenger

2.7 Kendala Yang Dihadapi

A. Kendala diBoarding Gate

Dalam pelaksanakan on the job training berlangsung terjadi beberapa kendala


pada saat di boarding gate seperti penumpang yang check-in terlambat dan
mengakibatkan terlambat untuk boarding. Penumpang yang membawa bagasi berlebih.
Keterlambatan boarding yang mengakibatkan delay pada penerbangan biasanya ditemui
ketika ada penumpang spesial yang terlambat serta pencocokan data tambahan seperti
vaksin dll yang menyebabkan waktu yang diperlukan lebih lama.

B. Kendala di Lost And Found

Dalam pelaksanakan on the job training berlangsung terjadi beberapa kendala


seperti ada penumpang yang bagasinya hampir tertukar. Penumpang yang bagasinya
salah destination, kerusakan bagasi yang mengakibatkan penumpang complain.

C. Kendala di Check-In Counter

Dalam pelaksanakan on the job training berlangsung terjadi beberapa kendala


seperti kurangnya personil dalam membawa bagasi yang berukuran besar ke
OOG(OutOfGauge),web check in pada maskapai Citilink terkadang terjadi
error,penumpang belum mendapatkan kursi duduk, data yang dibawa oleh penumpang
ada yang sudah kedaluarsa terutama dipcr atau antigen nya.

14
2.8 Hal – Hal Yang Dianggap Perlu

A. Hal Yang Dianggap Perlu di Boarding Gate

1) Selalu memperhatikan jumlah penumpang yang akan boarding.


2) Memperhatikan kategori penumpang seperti adult, child,infant
dan special passanger.
3) Selalu menyediakan HT/HP untuk komunikasi dan rompi.
4) Selalu menyediakan WCHR atau WCHC yang digunakan untuk penumpang yang
membutuhkan perhatian khusus.
5) Selalu memberikan pengarahan kepada penumpang agar tidak salah pesawatatau
tujuan.
6) Memperhatikan bagasi cabin yang dibawa penumpang, jika dirasa berlebihan segera
melakukan swipping bagasi.

B. Hal Yang Dianggap Perlu di Lost And Found

1) Selalu memperhatikan jumlah bagasi yang datang


2) Selalu memperhatikan bagasi sepertisky priorityatau bussinesclass
3) Selalu mendata/mendokumentasi bagasi ketika pertama keluar dan
bagasi terakhir keluar pada baggage conveyor belt.
4) Memperhatikan dan memeriksa bagasi yang telah di ambil penumpang di cocokan
dengan nomor bagasi yang di bawa penumpang.

C. Hal Yang Dianggap Perlu di Check-In Counter

1) Selalu memperhatikan identitas calon penumpang.


2) Selalu memperhatikan surat vaksin,Rapid antigen/swab PCR telah divalidasi atau
belum dan memastikan masa berlakunya.
3) Selalu memperhatikan jumlah penumpang yang belum melakukan check-in.
4) Memperhatikan jumlah bagasi yang dibawa oleh calon penumpang.
5) Memastikan isi bagasi tercatat milik penumpang seperti hal yang biasa ditanyakan
yaitu cairan, botol, baterai, powerbank,barang pecah belah.
6) Selalu menyediakan wheel chair bagi calon penumpang untuk membawanya ke
boarding gate.

15
BAB III

ISI DAN PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan on the job training saya ditugaskan dan ditempatkan di


unit pasasi PT. Gapura Angkasa Bandar Udara Internasional Yogyakarta yang
secara langsung menangani maskapai Citilink.Ketika menjalankan on the job
training penulis mendapatkan jadwal 3 hari kerja dan 1 hari libur. Pada hari kerja
terdapat pembagian shift, yaitu shift pagi dimulai pada pukul 04.00 -11.00 dan
shift siang pada pukul 11.00 – 18.00 atau penerbangan terakhir (last
flight).Selama on the job training saya bertugas di tiga tempat yaitu boarding
gate,lost and found,check-in counter maskapai Citilink.

3.1 BOARDING GATE

Ketika penulis ditempatkan dibagian boarding gate penulis mendapatkan


tugas

a. Greating kepada penumpang mengenai arah dan letak pesawat agar


menghindari penumpang salah jalur atau salah pesawat,

b. Menangani wheel chair kedatangan maupun keberangkatan sesuai


prosedur,

c. membantu mengarahkan penumpang ke bus,

d. membantu mengarahkan penumpang lewat tangga belakang,

e. menangani swipping bagasi sesuai perintah senior boarding gate.


3.2 LOST AND FOUND

Ketika penulis di tempatkan di bagian lost and found mendapatkan tugas


a. Membantu mencocokan label bagasi penumpang dengan tag dari bagasi
yang di bawa penumpang dari coveyor belt,
b. mengisi fibag labag yaitu dengan mencatat waktu pertama kalibagasi
keluar dari coveyor belt, waktu pertama kali penumpang datang,waktu
terakhir kali bagasi keluar dari coveyo rbelt,waktu terakhir kali

16
penumpang mengambil bagasi, dan memasukan data tersebut ke
komputer.

3.3 CHECK-IN COUNTER

Ketika penulis di tempatkan di bagian check-in counter di tugaskan


a. mengarahkan penumpang citilink untuk check-in online
b. memeriksadokumen calon penumpang seperti surat vaksin, hasil
antigen/PCR, jika calon penumpang sudah melakukan vaksin tahap 2
maka bisa menggunakan dokumen hasil antigen tetapi jika calon
penumpang baru melakukan vaksin tahap 1 maka wajib PCR,
c. jika penumpang membawa bagasi setelah check-in online di arahkan
untuk melaporkan bagasi yang dibawanya ke petugas bagage drop,
d. jika penumpang tidak membawa bagasi maka langsung diarahkan ke
boarding lounge.
e. Membantu penumpang spesial yang menggunkan wheel chair mulai
mengisi data Form Of Indemnity dan di antarkan ke boarding lounge
dan serah terima ke petugas boarding.

17
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Manfaat Dari Tugas Yang Dilaksanakan

a. Menerapkan ilmu atau teori yang telah didapatkan dikampus

b. Untuk mengetahui kegiatan secara langsung yang dilaksanakan pada


unit boarding gate,lost and found,check-in counter.

c. Menerapkan bekerja secara tim.

2. Manfaat OJT bagi Mahasiswa

a. Menambah wawasan dan pengalaman serta ilmu yang didapatkan


selama melaksanakan on the job training.
b. Menambah relasi dari kegiatan on the job training.

c. Menjadikan pribadi yang disiplin, teliti, cepat dan bertanggungjawab.

d. Dapat mengerti secara langsung penerapan SOP dilapangan.

4.2 Kritik dan Saran

Kritik dan Saran penulis setelah melakukan kegiatan OJT ini adalah penulis
berharap pelayanan maskapai citilink lebih ditingkatkan lagi, keramahannya
dipertahankan agar memberi kesan yang baik kepada penumpang agar mucul keinginan
untuk menggunakan jasa citilink kembali suatu saat nanti, serta lebih mematuhi protokol
kesehatan yang ada dan mengingatkan penumpang maupun antar petugas agar selalu
menerapkan 5M, dan lebih teliti lagi dalam pelaksanaannya dilapangan agar tidak
terjadi masalah masalah yang tidak diinginkan

18
4.3 Lampiran

Gambar Kegiatan Yang Dihasilkan:

19
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gapura.id/wpcontent/uploads/2016/03/Annual-Report- GP-2015.
https://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/
http://kadekagusparsuta.blogspot.com/2013/07/gambaran-umum-perusahaan-pt-gapura.html

20

Anda mungkin juga menyukai