Anda di halaman 1dari 23

PENANGANAN KARGO

DISUSUN OLEH:

PRIZA FIKRI SALAM

21B505021008

S1 MTD A 2021

1
INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
sehingga makalah berujudul “Penanganan Kargo” dapat diselesaikan dengan baik.
Tujuan dari dibuatnya penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mandiri
dari mata kuliah Basic Cargo.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah bersedia
berdiskusi dan bertukar pikiran. Penulis juga ucapkan terima kasih khususnya untuk
Bapak Muhammad Tohir, AMTRrU selaku dosen mata kuliah Basic Cargo yang telah
memberikan pembelajaran selama satu semester.

Meskipun penulis sudah berusaha menyelesaikan makalah ini sebaik mungkin, penulis
masih menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal ini.

Akhir kata, semoga makalah ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Jakarta, 22 Desember 2022


Penulis,

Priza Fikri Salam


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan............................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................6
2.1 Pengertian Kargo..................................................................................................6
2.2 Pengertian Freight Forwarder..............................................................................7
2.3 Pengertian Air freight............................................................................................8
2.4 Klasifikasi Kargo.................................................................................................12
2.5 Penanganan Kargo (Cargo Handling)................................................................16
2.6 Proses Penanganan Kargo................................................................................17
2.7 Terjadinya Lost Cargo dan Damage Cargo (Irregualirity)..................................19
BAB III PENUTUP...........................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................23

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan kemajuan infrastruktur perkotaan dan pertumbuhan bisnis yang
meningkat di Indonesia, layanan logistik untuk pengiriman kargo juga berkembang.
Juga, saat ini semuanya online untuk mencakup bahkan pasar yang jauh. Hal ini
memicu kebutuhan akan jasa logistik untuk mengantarkan barang ke seluruh pelosok
Indonesia.

Tentunya dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, distribusi yang baik
perlu diimbangi. Selain itu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang tidak mudah
untuk disuplai. Mengirim jarak jauh dengan kargo besar bukanlah hal yang mudah,
sehingga diperlukan penanganan kargo yang baik.

Seperti yang kita ketahui, kargo adalah setiap barang, termasuk dokumen, yang
dikirim melalui udara (pesawat), melalui laut (kapal) atau darat (truk kontainer), atau
untuk tujuan non-komersial lainnya. Sementara itu, International Air Transport
Association atau IATA (2005) mendefinisikan kargo sebagai barang yang diangkut atau
diangkut melalui udara, menggunakan Air Way Bill untuk kargo luar negeri dan Air Bill
of Bill untuk kargo dalam negeri, tetapi bukan surat atau lainnya yang memuat barang-
barang yang dimuat di bawah Perjanjian Pergantian Surat dan Bagasi Internasional
termasuk dalam tiket penumpang atau bagasi. Pengangkutan disini juga disebut
pengangkutan barang dengan menggunakan alat angkut yang telah disepakati antara
penyedia jasa angkutan dan penyedia jasa pengiriman barang dengan memperhatikan
rute dan jangkauan barang yang akan dikirim.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Kargo?

4
2. Apa yang dimaksud dengan Freight Forwarder?
3. Apa yang dimaksud dengan Air Freight?
4. Apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Kargo?
5. Apa yang dimaksud dengan Penanganan Kargo?
6. Bagaimana proses penanganan kargo?
7. Bagaimana jika terjadi lost cargo dan damage cargo (irregualirity)?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Kargo
b. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Freight Forwarder
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Air Freight
d. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Klasifikasi Kargo
e. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Penanganan Kargo
f. Untuk mengetahui bagaimana proses penanganan kargo
g. Untuk mengetahui bagaimana jika terjadi lost cargo dan damage cargo
(irregualirity)
2. Manfaat Penulisan
a. Memberikan tambahan ilmu pengetahuan tentang kargo khususnya di
dalam hal penanganan kargo.
b. Penulisan makalah ini diharapkan menjadi bahan referensi bagi peneliti
yang ingin melakukan penelitian terkait dengan penanganan kargo.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kargo

Bedasarkan Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia (2015) Nomor 153


Tentang Pengamanan Kargo Dan Pos Serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo Dan
Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara pasal 1 ayat 14, Kargo adalah setiap
barang yang diangkut oleh pesawat udara selain benda pos, barang kebutuhan
pesawat selama penerbangan yang habis pakai, dan bagasi yang tidak ada pemiliknya
atau bagasi yang salah penanganan.

Menurut Raimuna Qori (2016), kargo diartikan sebagai pengangkutan barang-


barang dengan menggunakan transportasi yang telah disepakati oleh penyedia jasa
transportasi dengan penyedia jasa layanan pengiriman barang terhadap rute dan
volume barang yang akan dikirim.

Dilansir dari kargo.tech (2021), Cargo adalah barang-barang yang akan dikirimkan
dengan muatan besar baik melalui via darat, via laut, dan via udara dengan jarak
tempuh yang cukup jauh, yaitu antar kota, antar provinsi dan juga antar negara.

Ada 4 (empat) jenis layanan pengiriman cargo (Istiqomah, 2011), yang terdiri dari:

1. Door to Door
Adalah kiriman yang akan dikirim dijemput kealamat pengirim dahulu, dan
kemudian kiriman langsung diantar kealamat penerima.
2. Door to Port
Adalah kiriman yang akan dikirim dijemput kealamat pengirim dahulu, dan
kemudian kiriman sampai dibandara tempat tujuan pengirim lalu penerima
mengambil barang kiriman tersebut dibandara.
3. Port to Door
Pengirim mengantarkan barang kirimannya kebandara dan kemudian kiriman
langsung diantar kelamat penerima.

6
4. Port to Port
Pengirim mengantarkan barang kirimannya kebandara dan kemudian kiriman
sampai dibandara tempat tujuan pengirirm lalu penerima mengambil barang
kiriman tersebut dibandara.

2.2 Pengertian Freight Forwarder


Kargo melalui udara adalah barang yang dikirim tanpa disertai oleh penumpang,
pengiriman bisa melalui maskapai penerbangan ataupun agen kargo (freight forwarder).
freight forwarder adalah seseorang ataupun suatu badan hukum yang melaksanakan
perintah pengiriman barang (muatan/kargo) dari satu atau beberapa pemilik barang,
yang dikumpulkan dari suatu tempat atau beberapa tempat, sampai ketujuan akhir yaitu
penerima barang dengan melalui system pengaturan lalu lintas barang dan dokumen,
dengan menggunakan satu atau beberapa moda transportasi tanpa harus memiliki
sarana angkutan sendiri. (Achir et al., 2022)

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan (1988) Nomor 10 Tentang Jasa


Pengurusan Transportasi, Jasa Pengurusan Transportasi (freight forwarding) adalah
usaha yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pemilik barang untuk mengurus
semua kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan
barang melalui transportasi darat, laut, atau udara yang dapat mencakup kegiatan
penerimaan, penyimpanan, sortasi, pengepakan, penandaan, pengukuran,
penimbangan, pengurusan, penyelesaian dokumen, penerbitan dokumen angkutan,
perhitungan biaya angkutan, klaim, asuransi atas pengiriman barang, serta
penyelesaian tagihan dan biaya-biaya lainnya berkenaan dengan pengiriman barang-
barang tersebut sampai dengan diterimanya barang oleh yang berhak menerimanya.

Freight forwarder adalah seseorang atau suatu Badan Hukum yang melaksanakan
perintah pengiriman barang (muatan) dari satu atau beberapa orang pemilik barang,
yang dikumpulkan dari satu atau beberapa tempat, sampai ke tempat tujuan akhir
melalui suatu sistem pengaturan lalu lintas barang dan dokumen dengan menggunakan
satu atau beberapa jenis angkutan, dengan tanpa harus memiliki sarana angkutan
dimaksud. (Prawira, 2020)

7
Aktivitas freight forwarder secara menyeluruh antara lain:

1. Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkutan yang


sesuai, kemudian memesan ruang muat.
2. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat,
mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang.
3. Mempelajari letter of credit barang, peraturan negara tujuan ekspor, negara
transit, negara impor, kemudian menyiapkan dokumen-dokumen lain yang
diperlukan.
4. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan, mengurus izin bea cukai,
kemudian menyerahkan barang kepada pihak pengangkut.
5. Membayar biaya-biaya handling serta membayar freight.
6. Mendapatkan bill of lading atau waybill dari pihak pengangkut.
7. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim
kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang.
8. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari
pihak pengangkutan dan agen forwarding di negara transit atau tujuan.
9. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.
10. Mengurus izin masuk pada bea cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya
– biaya yang timbul di pelabuhan transit atau tujuan.
11. Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan
barang di gudang.
12. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan melaksanakan
pendistribusian barang bila diminta.

2.3 Pengertian Air freight


Air freight merupakan transportasi pengiriman barang dari tempat asal ke tujuan
dengan menggunakan moda transportasi udara. Perkembangan angkutan udara
sejalan dengan perkembangan yang menghasilkan barang bernilai atau mudah rusak,
sehingga memilih angkutan udara untuk mencapai tempat tujuan. (Kurniawan, 2019)

Bedasarkan Peraturan Mentri Perhubungan Republik Indonesia (2015) Nomor 153


Tentang Pengamanan Kargo Dan Pos Serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo Dan

8
Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara pasal 1 ayat 4, Air freight atau angkutan
udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut
penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandar
udara ke bandar udara yang lain atau beberapa bandar udara.

Seperti halnya angkutan barang dengan moda transportasi lainnya, air freight
memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:

1. Lokasi gudang (warehouse) atau operasional yang strategis terletak di area


bandara. Pekerjaan operasional perusahaan air freight berkaitan dengan
menghubungkan barang atau cargo yang telah dijeput dari pabrik konsumen
untuk dinaikkan ke dalam pesawat dalam waktu yang tepat, atau dari bandara ke
pabrik konsumen, sehingga memerlukan tempat kerja yang berdekatan dengan
bandara.
2. Angkutan transportasi udara dapat mengangkut barang dengan cepat.
Penggunaan alat angkut pesawat memungkinkan pengiriman cargo dalam
hitungan jam, hal ini merupakan nilai tambah air cargo dibanding moda
transportasi lainnya.
3. Terintegrasi dengan moda transportasi lain. Pelayanan pengiriman barang
multimoda memungkinkan aliran hubungan antar moda transportasi. Hal ini
dapat menciptakan variasi terhadap tarif yang diemban oleh pelanggan.
4. Tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Pengiriman barang dengan
menggunakan transportasi udara memiliki tingkat keselamatan dan keamanan
yang tinggi karena adanya peraturan-peraturan yang berlaku baik yang
ditetapkan secara nasional maupun internasional oleh ICAO (International Civil
Aviation Organization).

Dalam angkutan udara juga terdapat organisasi internasional yang mengontrol


mengenai penerbangan internasional, prinsip penerbangan, teknik penerbangan yang
sesuai dan merancang pengembangan bandar udara. Organisasi – organisasi tersebut
didirikan oleh PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa), perkumpulan pengusaha angkutan
udara (Airline), dan perkumpulan perusahaan freight forwarder agar terjalinnya

9
kesinambungan yang baik. Organisasi internasional tersebut terdiri dari : ICAO, IATA,
FIATA.

a. ICAO

Gambar 1. Logo ICAO


International Civil Aviation Organization (ICAO) merupakan badan
dibawah naungan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dengan fokus kegiatan
adalah bidang penerbangan sipil yang diikuti 191 negara anggota yang salah
satu negara tersebut adalah Indonesia.
b. IATA

Gambar 2. Logo IATA


International Air Transport Association (IATA) Merupakan sebuah
organisasi perdagangan internasional yang terdiri dari maskapai-maskapai
penerbangan. IATA bermarkas di Montreal, Kanada. Maskapai-maskapai
penerbangan anggotanya diberikan kelonggaran khusus sehingga bisa
mengonsultasikan harga selang sesame anggota melewati organisasi ini. IATA
bertugas melaksanakan peraturan dalam pengiriman barang-barang berbahaya
dan menerbitkan perintis Peraturan Barang-barang Berbahaya IATA (IATA

10
Dangerous Goods Regulations), Perusahaan penerbangan yang beroperasi
secara internasional atau domestik sebagai associate member IATA.
Tujuan IATA:
1) Memperkenalkan angkutan udara yang aman, nyaman, teratur, dan
ekonomis bagi kepentingan rakyat dunia. Menyediakan sarana yang ada
hubungannya dengan angkutan udara bagi perusahaan yang melakukan
penerbangan internasional. Melakukan kerja sama dengan ICAO atau
organisasi penerbangan internasional.
2) IATA menyediakan sarana untuk mencari jalan keluar atau penyelesaian
bagi persoalan yang umum dihadapi oleh perusahaan penerbangan.
3) Menyediakan tatanan bisnis angkutan udara yang bermutu mencakup
semua persoalan yang ada hubungannya dengan keuangan, hukum dan
aspek teknis dari lalu lintas penerbangan.
4) IATA Traffic Conference yang dilangsungkan secara teratur digunakan
sebagai forum bagi perusahaan penerbangan untuk membicarakan
persoalan yang ada hubunngannya dengan tarif, angkutan barang
terlarang, standar dokumentasi, prosedur pelayanan, dll.

c. FIATA

Gambar 3. Logo FIATA


Federation internationale des Associations de Transitaires es Assimiles
yaitu asosiasi Freight Forwarder didunia Internasional, berpusat di Zurich Swiss,
dimana kehadirannya didunia internasional serta ketentuan- ketentuan tentang
pengiriman barang yang berlaku pada FIATA adalah sesuai dengan ketentuan-

11
ketentuan yang terdapat pada International Chamber of Commerce (ICC) yang
berkedudukan di London.
FIATA selaku satu-satunya Asosiasi forwarder dunia, tentunya memiliki
pula definisi mengenal apa yang dimaksud dengan freight forwarder itu. Tujuan
utamanya adalah melindungi dan memajukan kepentingan freight forwarder di
dunia internasional dan meningkatkan mutu pelayanan. Air freight institute dari
FIATA mengatur hal-hal angkutan udara untuk melindungi kepentingan umum
dari keagenan muatan udara. Badan ini selalu melakukan konsultasi dengan
IATA dan organisasi internasional lainnya menyangkut industri penerbangan.

2.4 Klasifikasi Kargo


Di dalam pengangkutan melalui pesawat udara, cargo dibagi beberapa jenis,
untuk memudahkan di dalam penanganan dan juga untuk keamanan serta keselamatan
di dalam penerbangannya.

1. General Cargo
General Cargo merupakan barang yang tidak memerlukan penanganan
khusus dan persyaratan khusus di dalam penanganannya. General cargo juga
merupakan barang yang tidak mudah rusak atau busuk dan tidak
membahayakan orang atau barang lain yang berada didekatnya. Di dalam
pengankutannya kargo ini mudah diangkut ke dalam pesawat, bisa di taruh di
bulk untuk pesawat narrow body ataupun dengan pallet dan container bila
pesawat tersebut wide body. Walaupun tidak begitu memerlukan penanganan
khusus, di dalam pengangkutannya general cargo juga harus memilki kemasan
yang kuat dan rapi dan diberi label karena hal ini sudah merupakan ketetapan
dan juga untuk menghindari kerusakan.
Contohnya : Kain, Spare part, TV dan lain-lain.
2. Special Cargo
Special Cargo adalah barang yang memerlukan penanganan khusus dan
persyaratan khusus di dalam penanganannya, barang special cargo biasanya
mudah rusak dan harus segera ditangani bila sudah sampai gudang. Sebelum
melakukan pengiriman, barang special cargo harus mendapat izin dari pihak

12
yang terkait untuk dapat dibawa ke tempat tujuan. Special cargo dapat
digolongkan menjadi beberapa macam, diantaranya:
a. Live Animal (AVI)

Gambar 4. Live Animal Label


Barang kiriman atau komoditi berupa binatang hidup yang akan
dipergunakan untuk dikonsumsikan, diperdagangkan atau dijadiakan
sebagai binatang peliharaan. Di dalam pengirimannya ada beberapa hal
yang harus diperhatikan seperti cara pengepakan yang memungkinkan
binatang tersebut dapat bernafas, lantai dari kandang hewan tidak
bocor, persediaan makanan selama perjalanan, kandang harus memilki
kunci agar binatang tersebut tidak dapat keluar.
Contoh : Kucing, Anjing, Ikan , Kura-kura dan lain-lain.
b. Perishable Goods (PER)

Gambar 5. Ilustrasi Perishable Goods


Barang kiriman yang mudah rusak biasanya karena peka terhadap
udara, cahaya dan zat lainnya.
Contoh : Sayuran, buah, makanan, bunga segar.

13
c. Human Remain (HUM)

Gambar 6. Ilustrasi Human Remain Cargo


Barang kiriman berupa tubuh manusia (jenazah) yang dikirim dengan
menggunakan jasa cargo. Pengirim human remain juga ada yang
berupa abu jenazah.
d. Valuable Things (VAL)

Gambar 7. Ilustrasi Valuable Goods


Merupakan barang yang memilki nilai/harga tinggi yang ditetapkan oleh
seorang pengirim, seperti berlian, emas, sertifikat, bank note dan
sebagainya. Di dalam pengiriman biasanya barang-barang tersebut
diasuransikan oleh pengirim.
e. Heavy Cargo (HEA)

14
Gambar 8. Ilustrasi Heavy Cargo
Heavy Cargo merupakan barang yang termasuk kedalam cargo
berukuran besar dan berat yang melebihi 150kg, karena itu
membutuhkan tempat yang lebih besar dan juga memperhitungkan daya
tekan lantai pesawat dari berat tersebut.
Contoh : Mesin pesawat, sparepart pesawat, mobil, dan lain-lain.
f. News Paper (NWP)

Gambar 9. Ilustrasi News Paper


Adalah pengiriman barang yang termasuk surat kabar, majalah,
pengiriman post. Barang ini harus dikirim sebelum batas waktunya habis
penerbitan, karena apabila terjadi keterlambatan akan mempengaruhi
nilai jual, karena itu barang tersebut harus cepat dikirim.
Contoh : Surat kabar, majalah, dan lain-lain
3. Dangerous Goods

Gambar 10. Label Dangerous Goods


Dangerous Goods adalah barang yang menimbulkan bahaya terhadap
kesehatan manusia, keselamatan properti pesawat ataupun membahayakan
perjalanan penerbangan tersebut. Di dalam penerimaan dan pengirimnya pun
harus sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleah IATA dan juga di

15
tangani oleh orang yang telah berpengalaman dan memilki license untuk
barang tersebut.

2.5 Penanganan Kargo (Cargo Handling)


Cargo Handling adalah kegiatan pelayanan terhadap muatan/barang (keluar dan
masuk) yang melalui bandar udara, meliputi loading unloading, pemindahan dari
pesawat udara ketempat penyimpanan (gudang kargo), menyusun dan menyimpan
barang tersebutserta menyerahkan kepada pemiliknya, atau sebaliknya menerima dari
si pemilik, disususn di dalam tempat penyimpanan (gudang kargo), dipindahkan dari
tempat penyimpanan kepesawat udara dan memuat serta menyusun di dalam ruangan
comparment pesawat udara, dengan pengertian bahwa dengan melaksanakan semua
kegiatan tersebut dengan pengetahuan serta keahlian. (Suharto Abdul Madjid, Eko
Probo Warpani, 2009). Cargo Service merupakan layanan khusus angkutan barang-
barang dengan mempergunakan pesawat udara angkutan khusus untuk barang.
Service / pelayanan ini bisa di selenggarakan oleh suatu perusahaan penerbangan
reguler yang melayani penumpang, tetapi dapat pula oleh suatu perusahaan khusus
angkutan barang (Khodayat & Ramaini, 1997:17).

Cargo handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo saat
mulai diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari suatu kota ke kota
lain dalam dan di luar negeri (Prawira, 2020). Cargo juga merupakan salah satu produk
dari suatu Airlines dan sekaligus sumber pendapatan dari Airlines tersebut. Cargo
sangat penting bagi suatu Airlines, karena dapat menambahkan pendapatannya selain
dari sektor penumpang, hal itu mengingat pangsa pasar yang cukup banyak dari setiap
rute penerbangan. Oleh karena itu cargo dapat menjadi alternatif pendapatan bagi
suatu Airlines.
Proses pekerjaan cargo handling antara lain sebagai berikut:
1. Penerimaan (Acceptance)
2. Timbang Barang
3. Pembuatan dokumen angkut (Documentation)

16
4. Build-up/break-down dari dan pallet/container atau gerobak
5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya
6. Loading dan unloading dari pesawat
7. Penyimpanan (storage)
8. Pengiriman (delivery)

2.6 Proses Penanganan Kargo


Dalam proses penanganan khususnya incoming cargo, dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian, dimana prosedurnya adalah
sebagai berikut:

1. Persiapan
a. Melihat schedule flight yang berisi:
i. Airline yang digunakan
ii. Jadwal kedatangan pesawat yang mengangkut cargo
iii. Flight number
b. Petugas cargo harus melihat FFM (Freight Forwarding Message)
melalui sistem untuk mengetahui:
i. Jenis kargo
ii. Jumlah kargo
iii. Berat kargo
iv. Transit cargo
v. Irregularity, bila ada
c. Info ke penerima bila ada kiriman khusus
2. Pelaksanaan
a. Petugas memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang menyertai
cargo tersebut, seperti:
i. SMU (Surat Muatan Udara) untuk kiriman domestik
ii. Cargo Manifest
iii. Dokumen transit untuk transit cargo
b. Bawa kargo ke gudang untuk melakukan pembongkaran
c. Pembongkaran dan penyimpanan barang

17
i. Khusus untuk kargo yang di kirim dengan menggunakan pesawat
wide body periksa nomor ULD (Unit Load Device) sebelum
proses pembongkaran.
ii. Memeriksa barang disesuaikan dengan cargo manifest, apakah
kargo yang diterima sesuai dengan jumlah kargo yang terdaftar di
manifest.
iii. Sesuaikan nomor SMU yang terdaftar di cargo manifest dengan
nomor SMU tertulis di kargo.
iv. Periksa keterangan yang ditulis pada barang sesuai dengan SMU
seperti alamat pengirim dan penerima, airport yang dituju, jumlah
koli dan berat kargo.
v. Pisahkan menjadi satu tempat untuk kargo yang nomor SMU-nya
sama agar mudah pengembaliannya.
vi. Menempatkan barang–barang yang belum diambil oleh penerima
di lokasi yang telah di tentukan, agar tidak terkumpul dengan
kargo yang baru tiba.
d. Penanganan barang-barang transit
i. Barang-barang transit agar segera diserahkan ke bagian terkait
berikut dokumen yang menyertainya.
ii. Apabila terjadi transhipment (barang yang baru terkirim sebagian)
maka barang tersebut baru boleh diserahkan apabila barang
tersebut sudah lengkap.
3. Penyelesaian
a. Bila ditemukan ada irregularities maka petugas segera mengirimkan fax
ke stasiun asal kargo tersebut.
b. Pembuatan NOA (Notice Of Arrival), yaitu pemberitahuan kedatangan
barang dibuat sesuai dengan SMU.
c. Pengambilan barang, memastikan bahwa penerima membawa surat
pemberitahuan kedatangan barang dan KTP asli, passport asli dan jika
diwakilkan harus membawa surat kuasa asli dari pemilik barang dan
juga pemilik barang harus menginformasikan terlebih dahulu ke freight

18
forwarder bahwa barang tersebut akan diambil oleh orang lain dan
memberitahukan identitas orang yang mengambil.
d. Pembuatan surat jalan
e. Memproses sewa gudang
f. Recheck barang sebelum diserahkan ke consignee sesuaikan dengan
SMU (Surat Muatan Udara) dan sesuaikan surat jalannya.
g. Bila sudah sesuai dengan prosedur dan tidak ada masalah maka barang
tersebut baru bisa diserahkan ke consignee (penerima barang).

2.7 Terjadinya Lost Cargo dan Damage Cargo (Irregualirity)


Pada umumnya kasus yang terjadi di dalam pelayanan kargo akan terlihat pada
saat barang kargo tersebut tiba di stasiun tujuan akhir, dari sini dapat diukur atau dinilai
bagaimana kinerja karyawan tersebut. penyebab terjadinya irregualirity (kejanggalan
atau penyimpangan terhadap barang kargo) seperti kehilangan dan kerusakan kargo,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Penyebab – penyebab lost cargo (hilang)


a. Kargo masih tertinggal di gudang tempat asal kargo, karena banyaknya
barang di gudang asal kargo dan penempatan barang yang tidak teratur
membuat petugas mengalami kesulitan dalam mencari kargo tersebut
yang dapat mengakibatkan barang tidak terkirim.
b. Barang kargo masih tertinggal di pesawat, hal ini terjadi karena porter
(pengangkat barang) lupa menurunkan barang kargo dan juga petugas
kargo tidak memeriksa kembali jumlah kargo pada saat kargo tersebut
di Air Side Area.
c. Ada salah penempatan kargo ke ULD (Unit Load Device) atau tidak
sesuai tujuan kargo, jadi kargo terbawa ke kota lain. Hal ini terjadi
karena pada saat menaikkan kargo ke ULD petugas tidak
menyesuaikan nomor ULD tersebut dengan data yang ada di manifest.
d. Label kargo terlepas sehingga tidak tahu harus dibawa kemana.
Biasanya label kargo terlepas pada saat penyimpanan di gudang asal

19
kargo, kargo tersebut tertumpuk dengan kargo lain yang menyebabkan
label kargo terlepas.
2. Penyebab – penyebab damage cargo (rusak):
a. Pada saat penyimpanan barang di gudang petugas tidak
memperhatikan label kargo jadi barang ditaruh dengan cara dilempar,
hal ini juga sering terjadi pada saat loading ke pesawat yang dilakukan
oleh porter akibatnya kargo tersebut rusak.
b. Kargo tersebut tertumpuk oleh kargo lain, tidak semua kargo yang
dikirim dikemas dengan baik dan kuat sehingga dapat menyebabkan
kerusakan. Penumpukkan kargo biasa terjadi pada saat di gudang dan
di compartement pesawat.
c. Faktor cuaca, kargo harus stand by di Air Side Area sekitar 2 jam
sebelum keberangkatan, jadi pada saat itulah kargo terjemur baik
terkena hujan ataupun terkena sinar matahari yang menyebabkan
kerusakan pada kargo.
Dampak dari hilang atau rusaknya kargo bagi perusahaan, antara lain
sebagai berikut
1) Perusahaan akan menerima complaint dari berbagai pihak baik
itu dari pemilik barang maupun pelanggan.
2) Perusahaan akan terkena claim atas barang-barang tersebut dan
ini merupakan biaya tambahan yang seharusnya tidak terjadi.
3) Kualitas perusahaan akan menurun di mata pelanggan akibat
kejadian tersebut.
4) Pelanggan merasa ragu untuk menggunakan jasa perusahaan
lagi karena tidak adanya jaminan keamanan terhadap barang
kargo tersebut.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kargo diartikan sebagai pengangkutan barang-barang dengan menggunakan
transportasi yang telah disepakati oleh penyedia jasa transportasi dengan
penyedia jasa layanan pengiriman barang terhadap rute dan volume barang
yang akan dikirim. ada 4 (empat) jenis layanan pengiriman kargo yaitu Door to
Door, Door to Port, Port to Door, Port to Port.
2. Freight forwarder adalah seseorang ataupun suatu badan hukum yang
melaksanakan perintah pengiriman barang (muatan/kargo) dari satu atau
beberapa pemilik barang, yang dikumpulkan dari suatu tempat atau beberapa
tempat, sampai ketujuan akhir yaitu penerima barang dengan melalui system
pengaturan lalu lintas barang dan dokumen, dengan menggunakan satu atau
beberapa moda transportasi tanpa harus memiliki sarana angkutan sendiri.
3. Air freight merupakan transportasi pengiriman barang dari tempat asal ke tujuan
dengan menggunakan moda transportasi udara. Perkembangan angkutan udara
sejalan dengan perkembangan yang menghasilkan barang bernilai atau mudah
rusak, sehingga memilih angkutan udara untuk mencapai tempat tujuan.
4. Dalam angkutan udara juga terdapat organisasi internasional yang mengontrol
mengenai penerbangan internasional, prinsip penerbangan, teknik penerbangan
yang sesuai dan merancang pengembangan bandar udara. Organisasi
internasional tersebut terdiri dari ICAO, IATA, dan FIATA.
5. Di dalam pengangkutan melalui pesawat udara, kargo dibagi beberapa jenis
yaitu General Cargo, Special Cargo, dan Dangerous Goods. Hal ini bertujuan
untuk memudahkan di dalam penanganan dan juga untuk keamanan serta
keselamatan di dalam penerbangannya
6. Special Cargo adalah barang yang memerlukan penanganan khusus dan
persyaratan khusus di dalam penanganannya. Spesial Cargo terdiri dari: Live
Animal (AVI), Perishable Goods (PER), Human Remains (HUM), Valuable
Things (VAL), Heavy Cargo (HEA), dan News Paper (NWP).

21
7. Cargo handling adalah suatu rangkaian proses pekerjaan penyelesaian kargo
saat mulai diterima sampai dimuat ke dalam pesawat untuk diangkut dari suatu
kota ke kota lain dalam dan di luar negeri.
8. Proses pekerjaan cargo handling antara lain: Penerimaan (acceptance), timbang
barang, pembuatan dokumen angkut (documentation), build-up/break-down dari
dan pallet/container atau gerobak, penarikan dari gudang ke pesawat dan
sebaliknya, loading dan unloading dari pesawat, penyimpanan (storage),
pengiriman (delivery).
9. Dalam proses penanganan khususnya incoming cargo, dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
10. Pada umumnya kasus yang terjadi di dalam pelayanan kargo akan terlihat pada
saat barang kargo tersebut tiba di stasiun tujuan akhir, dari sini dapat diukur atau
dinilai bagaimana kinerja karyawan tersebut. Dan tidak menutup kemungkinan
terjadinya irregualirity (kejanggalan atau penyimpangan terhadap barang kargo)
seperti kehilangan dan kerusakan kargo.

22
DAFTAR PUSTAKA

Achir, M. M., Firdiansyah Suryawan, R., Maulina, E., & Tannady, H. (2022).
Penanganan Kargo Incoming Dalam Menunjang Kelancaran Pengiriman Barang
(Tinjauan Empat Aspek). Jurnal Transportasi, Logistik, Dan Aviasi, 1(2), 147–152.
Istiqomah, N. (2011). Proses Penanganan Penerimaan General Cargo Domestik Di PT
BTS Cargo.
Kurniawan, D. D. (2019). PENANGANAN EKSPOR AIR FREIGHT OLEH PT. YUSEN
LOGISTICS INDONESIA CABANG SURABAYA. http://repository.stimart-
amni.ac.id/id/eprint/747
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 10 Tahun 1988 Tentang Jasa Pengurusan
Transportasi, (1988).
Menteri Perhubungan. (2015). Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 153 Tahun 2015 Tentang Pengamanan Kargo Dan Pos Serta Rantai
Pasok (Supply Chain) Kargo Dan Pos Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara. 1–
51.
http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2015/PM_153_TAHUN_2015.pdf
Prawira, A. W. (2020). PENANGANAN EKSPOR OLEH PT. YUSEN LOGISTICS
INDONESIA CABANG SURABAYA DALAM AIR FREIGHT SHIPMENT
TERHADAP PT. SURABAYA AUTOCOMP INDONESIA.
PT Kargo Online System. (2021). Apa Itu Cargo? Pengertian, Jenis, dan Klasifikasinya.
https://kargo.tech/blog/apa-itu-cargo-pengertian-dan-jenisnya/
Qori, R. (2016). PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP
REPURCHASE INTENTION (STUDI PADA PELANGGAN REGULER PT.
COMBINA CARGO) [Universitas Andalas].
http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/18572

23

Anda mungkin juga menyukai