Windows User
[COMPANY NAME] [Company address]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan OJT (On
the Job Training) di Bandar Udara Internsional Jenderal Ahmad Yani Semarang pada
tanggal 04 April hingga 30 Juni 2019 dan dapat menyelesaikan laporan On the Job
Training ini.
Seluruh proses pelaksanaan On the Job Training (OJT) ini baik dalam
pelaksanaan di lapangan maupun dalam penulisan laporan merupakan suatu proses
belajar, meskipun tidak sempurna, namun memberi pelajaran yang cukup berarti.
Laporan Praktek Kerja Lapangan (On the Job Training) ini merupakan salah satu
syarat yang harus dipenuhi setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (On the
Job Training).
NIT. 30617006
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN
HALAMAN SAMPUL DALAM
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... iv
BAB I ............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan On The Job Training ........................................... 1
1.2 Dasar Pelaksanaan On The Job Training........................................................... 2
1.3 Maksud Dan Tujuan Pelaksanaan On The Job Training ................................... 3
BAB II ........................................................................................................................... 4
GAMBARAN UMUM LOKASI ON THE JOB TRAINING ....................................... 4
2.1 SEJARAH SINGKAT ....................................................................................... 4
2.1.1 Sejarah PT.Angkasa Pura 1 4
2.1.2 Sejarah Singkat Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani ...
Semarang ............................................................................................... 7
2.3 Budaya Perusahaan ........................................................................................ 11
BAB III ........................................................................................................................ 14
PELAKSANAAN OJT ............................................................................................. 14
3.1 Lingkup Pelaksanaan OJT ........................................................................... 14
3.1.1 Keadaan Fisik Bandara Udara dan Sekitarnya ............................. 14
3.1.2 Fasilitas Wilayah Kerja ................................................................. 15
3.2 Jadwal dan Kegiatan ................................................................................. 36
3.2.1 Jadwal Pelaksanaan....................................................................... 36
3.2.2 Kegiatan yang Telah Dilakukan .................................................... 36
3.3 Permasalahan ................................................................................................. 37
3.3.1 Ganguan ........................................................................................ 37
3.3.2 Penyebab Masalah ......................................................................... 37
3.4 Penyelesaian Masalah ..................................................................................... 39
BAB IV ........................................................................................................................ 41
PENUTUP ................................................................................................................ 41
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 41
4.1.1 Kesimpulan Terhadap Bab III ....................................................... 41
4.1.2 Kesimpulan Terhadap OJT Secara Keseluruhan........................... 41
4.2 Saran............................................................................................................... 42
4.2.1 Saran Terhadap Bab III ................................................................ 42
4.2.2 Saran Terhadap OJT Secara Keseluruhan .................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran Form Kegiatan Harian OJT
Lampiran Foto kegiataan OJT
Lampiran Flow Chart Cargo Incoming
Lampiran Flow Chart Cargo Outgoing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pelaksanaan On The Job Training
On The Job Training adalah upaya terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan dan
keterampilan . Politeknik penerbangan Surabaya memfasilitasi taruna Diploma
III Manajemen Transportasi Udara untuk melaksanakan On The Job Training
sesuai dengan ilmu yang didapatkan selama dibangku perkuliahan serta
mengaplikasikannya dalam bentuk praktek bekerja agar kelak para taruna yang
telah dinyatakan lulus dapat dengan segera menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerjanya .
On The Job Training merupakan suatu kegiatan Tridarma Perguruan
Tinggi (Pendidikan , Penelitian dan Pengabdian ) untuk lebih mengenal dan
menambah wawasan dan ruang lingkup pekerjaan sesuai bidangnya , disamping
itu mendorong taruna untuk menjadi individu yang kompeten dan mampu
bersaing karena mempunyai sertifikat kompetensi sesuai standar nasional dan
internasional .
Dengan adanya praktek kerja lapangan, nantinya diharapkan para calon
tenaga di bidang manajemen transportasi udara ini, dapat menerap ilmu
pengetahuan, mengembangkan daya pikir dan melakukan penalaran dari
permasalahan-permasalahan kompleks yang timbul dan dihadapi pada saat
melaksanakan On The Job Training. Dengan menganalisa serta mengambil
keputusan secara cepat, tepat dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
pemberian layanan tranportasi udara. On The Job Training dapat didefinisikan
sebagai latihan kerja pada suatu Bandar Udara yang telah ditentukan, sekaligus
mencetak sumber daya manusia (SDM) yang terampil cakap dan ahli sesuai
persyaratan yang berlaku. Proses pendidikan dan pelatihan diberikan dengan
metode tatap muka dikelas dan praktek di laboratorium serta mengaplikasikan
teori yang didapat di kelas didalam kegiatan On The Job Training.
Oleh sebab itulah tiap taruna wajib mengikuti kegiatan On The Job
Training ini, agar nantinya taruna memiliki keyakinan dan kemampuan yang
diandalkan dalam melaksanakan tugasnya. Praktek On The Job Training ini juga
digunakan sebagai tolak ukur akan kemampuan dari tiap-tiap taruna, mampu atau
tidaknya dalam mengaplikasi ilmu teori yang didapat untuk diterapkan saat
pemberian layanan transportasi udara dilapangan.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI ON THE JOB TRAINING
2.1 SEJARAH SINGKAT
2.1.1 Sejarah PT.Angksa Pura 1
Sejarah PT Angkasa Pura I (Persero) atau dikenal juga dengan Angkasa Pura
Airports - sebagai pelopor pengusahaan kebandarudaraan secara komersial di
Indonesia bermula sejak tahun 1962. Ketika itu Presiden RI Soekarno baru kembali
dari Amerika Serikat. Beliau menegaskan keinginannya kepada Menteri Perhubungan
dan Menteri Pekerjaan Umum agar lapangan terbang di Indonesia dapat setara dengan
lapangan terbang di negara maju.Tanggal 15 November 1962 terbit Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 33 Tahun 1962 tentang Pendirian Perusahaan Negara (PN)
Angkasa Pura Kemayoran. Tugas pokoknya adalah untuk mengelola dan
mengusahakan Pelabuhan Udara Kemayoran di Jakarta yang saat itu merupakan satu-
satunya bandar udara internasional yang melayani penerbangan dari dan ke luar
negeri selain penerbangan domestik.
Setelah melalui masa transisi selama dua tahun, terhitung sejak 20 Februari
1964 PN Angkasa Pura Kemayoran resmi mengambil alih secara penuh aset dan
operasional Pelabuhan Udara Kemayoran Jakarta dari Pemerintah RI. Tanggal 20
Februari 1964 itulah yang kemudian ditetapkan sebagai hari jadi perusahaan. Pada
tanggal 17 Mei 1965, berdasarkan PP Nomor 21 tahun 1965 tentang Perubahan dan
Tambahan PP Nomor 33 Tahun 1962, PN Angkasa Pura
Selain itu, Angkasa Pura Airports saat ini memiliki 5 (lima) anak perusahaan,
yaitu PT Angkasa Pura Logistik, PT Angkasa Pura Properti, PT Angkasa Pura
Suport, PT Angkasa Pura Hotel, dan PT Angkasa Pura Retail.
1.VISI Perusahaan
Menjadi salah satu dari sepuluh perusahaan pengelolah bandar udara terbaik
di Asia
2 MISI Perusahaan
Pada 7 Juni 2018 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian
terminal baru Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang ini.
Pengembangan bandara yang menelan investasi lebih dari Rp 2 triliun ini untuk
mengatasi problem "lack of capacity" di terminal lama. Sebelumnya, kapasitas
terminal hanya mampu menampung 800 ribu penumpang per tahun, namun harus
melayani 4,4 juta penumpang pada 2017 lalu.
Direksi PT. Angkasa Pura 1 yang bertugas terdiri atas 6 direktur yang dipimpin oleh
seorang Direktur Utama. Adapun susunan direksinya adalah sebagai berikut:
1.Sinergi
Panduan Perilaku :
1. Intensif dalam menjalin koordinasi antar individu, unit kerja dan pemangku
kepentingan lainnya untuk menciptakan nilai tambah bagi perusahaan dan
lingkungan.
2. Saling menghargai dalam memberikan saran, kritik dan pendapat yang
membangun
3. Saling memberi semangat dengan antusias untuk menghasilkan kinerja unggul
2. Adaftif
Daya, semangat dan hasrat insan PT Angkasa Pura I (Persero) yang pantang
menyerah, proaktif merespon perubahan dan kaya akan inovasi
Panduan Perilaku :
3. Terpercaya
Karakter insan PT Angkasa Pura I (Persero) yang senantiasa selaras antara kata
dengan perbuatan, jujur dalam menjalankan tugas serta kewajiban , dan dapat
diandalkan.
Panduan Perilaku
4. Unggul
Panduan Perilaku
c. Ahli dan mampu dalam menyelesaikan tugas serta memberikan solusi yang
berkualitas melebihi harapan pelanggan (baik pelanggan internal maupun
eksternal)
BAB III
PELAKSANAAN OJT
3.1 Lingkup Pelaksanaan OJT
3.1.1 Keadaan Fisik Bandara Udara dan Sekitarnya
Berikut di bawa ini merupakan layout bandara Internasional Jenderal Ahmad
Yani Semarang.
Gambar 3.1 Gambar Tata Letak Lay Out Bandara Jenderal Ahmad yani
Semarang
Maksudnya Airport ramp atau Apron adalah bagian dari Airport. Ini
merupakan area dimana pesawat diparkir , bongkar muat, diisi bahan bakarnya atau
boarded. Penggunaan apron diatur dalam peraturan tertentu, seperti lampu
kendaraan, apron lebih dapat dilalui oleh pengguna dari pada runway atau taxiway.
Walaupun apron tetap merupakan area tertutup untuk publik dan untuk aksesnya tetap
memerlukan izin dari pihak terkait. Disebutkan juga bahwa “The use of the apron
may be controlled by the apron management service (apron control or apron
advisory). This would typically provide a coordination service between the users.”
a. Apron hendaknya dibuat nyaman untuk bongkar muat penumpang, kargo atau
pos sebaik memberikan pelayanan kepada pesawat tanpa
mengganggu traffic lainnya di aerodrome tersebut.
b. Seluruh area apron hendaknya mampu digunakan untuk expeditious handling
traffic di aerodrome tersebut pada saat traffic padat.
c. Setiap bagian dari apron hendaknya dapat digunakan untuk pesawat yang akan
segera ditangani walau beberapa bagian apron memang dikhususkan untuk
dipakai jika traffic padat saja.
d. Slope di apron termasuk aircraft stand taxilane dibuat agar air tidak tergenang.
e. Slope terbesar pada aircraft stand adalah 1%
f. Setiap aircraft stand harus memiliki jarak yang aman terhadap aircraft
stand yang lain, bangunan- bangunan didekatnya, dan benda- benda lain
di apron. Berikut ini adalah jarak aman antar aircraft stand:
1) Code letter A : 3 m
2) Code letter B : 3 m
3) Code letter C : 4,5 m
4) Code letter D : 7,5 m
5) Code letter E : 7,5 m
6) Code letter F : 7,5 m
Untuk pesawat dengan Code letter D,E,F jika lingkungan sekitar
memungkinkan jaraknya bisa dikurangi dengan model nose in parking. Dengan
memperhatikan :
Jadi untuk memastikan parkir dan pelayanan yang sesuai harus ditentukan
aturan yang jelas. Parkir dan pelayanan yang sesuai ini ditujukan kepada semua jenis
pesawat. Baik pesawat umum, pesawat tidak berjadwal, maupun pesawat pemerintah.
Apron Management Service ditujukan untuk memperlancar pergerakan pesawat dan
pengoperasian pesawat di apron dan mengurangi waktu pemberhentian pesawat di
darat.
kerjasama antara ATS dan aerodrome operator, atau operator company terminal.
Tujuan apron management service adalah untuk :
Setiap parking stand pesawat hendaknya dapat dilihat secara jelas untuk
memastikan bahwa pesawat tersebut berada pada jarak yang aman dengan pesawat
lain maupun bangunan di sekitarnya.
Menurut ICAO dalam Document 9157-AN/901 Part 2 Chapter 3.4.5 ada dua
metode pesawat untuk meninggalkan dan memasuki aircraft stand yaitu :
Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-in, yaitu sistem parkir pesawat udara
dengan hidung pesawat menghadap gedung terminal membentuk sudut 45°
terhadap gedung terminal.
Konfigurasi parkir pesawat Angle Nose-Out : yaitu sistem parkir pesawat
udara dengan hidung pesawat membelakangi terminal membentuk sudut 45°
terhadap gedung terminal.
Konfigurasi Parkir Pesawat Palalel, yaitu sistem parkir pesawat udara sejajar
dengan bangunan terminal.
Konfigurasi Parkir Pesawat Nose-In, yaitu sistem parkir pesawat udara
dengan hidung pesawat tegak lurus sedekat mungkin dengan gedung terminal.
3.1.2.2 Cargo
a) Pengertian Cargo
Cargo adalah semua barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat
terbang), laut (kapal), atau darat (truk container) yang biasanya untuk
diperdagangkan, baik antarwilayah/kota di dalam negeri maupun antarnegara
(internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apa pun jenisnya, semua
barang kiriman, kecuali benda-benda pos dan bagasi penumpang, baik yang
diperdagangkan (ekspor-impor) maupun untuk keperluan lainnya (nonkomersial) dan
dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (SMU atau Air Way Bill) dikategorikan
sebagai kargo.
b) Dasar Hukum
Pasal 232
c. Jasa terkait untuk memberikan nilai tambah bagi pengusahaan bandar udara,
terdiri atas:
1) penyediaan tempat bermain dan rekreasi;
2) penyediaan fasilitas perkantoran;
3) penyediaan fasilitas olah raga;
4) penyediaan fasiltas pendidikan dan pelatihan;
5) pengisian bahan bakar kendaraan bermotor; dan
6) periklanan.
Pasal 233
Pasal 234
1. Penerimaan (Acceptance).
2. Timbang barang.
3. Pembuatan Dokumen Angkut (Documentation).
4. Build-up / Break-down dari dan pallet/container atau gerobak.
5. Penarikan dari gudang ke pesawat dan sebaliknya.
6. Loading ke pesawat dan unloading dari pesawat.
7. Penyimpanan (storage).
8. Pengiriman (delivery)
Cargo Handling dapat berjalan baik apabila sistem dan prosedur serta sarana
dan prasarana yang dimiliki gudang dan pergudangan di masing–masing stasiun
mencukupi dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai operating
procedure.
1. Sistem
Untuk pembuatan bukti timbang barang / BTB digunakan program yang di-install
dalam Computer.Manifest Cargo dibuat dengan menggunakan mengisi form yang
telah tersedia.
2. Prosedur
operasional dapat berjalan lancar.Peraturan mengenai syarat dan tata cara menerima,
menyusun barang kiriman ke pallet dan kontainer serta menarik dan memuat barang
ke pesawat secara korporasi terdapat dalam manual Airlines.Peraturan lainnya
terdapat dalam Cargo Information Notice sebelum dibakukan dalam
manual.Pencatatan kegiatan sehari-hari antara shift terutama bila terjadi irregularities
dilakukan dengan mengisi log book.
LAPORAN HARIAN
INSPEKTUR TERMINAL KARGO
BANDARA INTERNASIONAL JENDERAL AHMAD YANI
Jumat, 01 Februari 2019
KEGIATAN OPERASIONAL
1 13.00 serah terima dinas pagi ke dinas siang Normal dan lancar
melakukan pengawasan kegiatan operasional
2 13.30 - 14:30 Normal dan lancar
operasional kargo outgoing ditutup
melakukan pengawasan kegiatan opeasional terminal kargo
3
Bandar 15:45
Udara - 16:30
XXXXXX serta pemeriksaan kondisi kebersihan di area terminal kargo
- XXXXXXX Normal dan lancar
dan gedung empu
4 18:00 - 19:00 Pengawasan pergerakan barang incoming dan outgoing Normal dan lancar
4 20:00 - 21:00 Pengawasan pergerakan barang incoming dan outgoing Normal dan lancar
5 21:30 - 22:00 Pengawasan kegiatan operasional incoming (last flight) Normal dan lancar
6 22.30 dinas siang telah dilaksanakan. Operasional kargo selesai Normal dan lancar
Sarana dan prasarana yang ada di gudang antara lain Timbangan, Computer,
Printer, Ruang kantor, telepon, Mesin X Ray, Mesin Telex, Fasilitas bergerak,
Fasilitas tidak bergerak.
khusus sesuai dengan regulasi IATA dan atau pengangkut. Contohnya yaitu live
animals, human remain, perishable goods, valuable goods, dan dangerous goods.
benda – benda atau bahan – bahan yang termasuk dalam kategori ini adalah:
AVI, DG, HUM, PER, PES, PEM, HEA, dll.
1) Explosive Material, dengan kode REC.
Barang ini mudah meledak, karena mengandung zat – zat kimia yang mudah
meledak. Contoh: adalah amunisi, petasan, dll.
2) Flammable goods
Barang ini mudah terbakar baik dalam bentuk gas (RFG), padat (RFS)
maupun dalam bentuk cair (RFL). Contoh: oxigent.
3) Non Flammable Compressed Gas (RNG), contoh: film
4) Corrosive Material (RCM)
Barang ini dapat menimbulkan karat. Contoh: air raksa dan zat asam.
5) Irritan Material
Barang atau bahan yang mengandung zat perangsang atau dapat merangsang
benda – benda lainnya, seperti alcohol, gas dan spiritus.
6) Magnetized Material (MAG)
Barang yang mengandung unsur magnetic. Contoh: kompas, loudspeaker, dll.
7) Oxidizing Material
Barang yang mudah terbakar bila bereaksi dengan O2. Contoh: zat pemutih,
nitrat, peroksida.
8) Fragile goods (FRG)
Barang – barang yang mudah pecah-belah. Contoh: barang terbuat dari
porselen, kaca gelas, dll.
9) Poisonous Substances (RPS)
Barang – barang berupa racun, pengangkutannya harus ada izin dari yang
berwenang. Contoh: cianida, arsenik, dll.
10) Radio Active Material
Bahan – bahan yang mengandung radio aktif.
Carrier bisa berupa cargo sales airline, cargo sales agent, airline / air
charter yang juga berfungsi sebagai pengangkut kargo.
c. Pihak penerima ( consignee )
Consignee bisa berupa perorangan, badan usaha maupun dalam
bentuk cargo agent.
f) Dokumen Pendukung Pengiriman Cargo
Dokumen pendukung dalam penanganan dan pelayanan handling kargo
dapat diketahui beberapa hal :
1. Acceptance : CBA (cargo booking advice), PTI (pemberitahuan tentang isi),
BTB (bukti timbang barang), SMU (surat muatan udara), CN 38 (pos),
Shipper Declaration for Dangerous Goods, Checklist for Dangerous Goods,
DB (delivery bill), DRSC (untuk kasir)/ Bordrel, dan Pertelaan (untuk kasir).
2. Out Going : CBA (cargo booking advice), CLP (cargo load plan), SMU
(surat muatan udara), CN 38 (pos), Checklist Buildup, Manifest Cargo
Outbond, NOTOC (Notification to Captain), DO (delivery order) penarikan
kargo.
3. Incoming : Manifest Cargo Inbound, SMU (surat muatan udara), NOA
(notice on arrival), DO (delivery order), DB (delivery bill), Surat Jalan,
DRSC (untuk kasir), dan Pertelaan.
g) Fungsi dan Kegunaan Dokumen
Fungsi dan kegunaan dokumen dapat diartikan dalam beberapa hal seperti:
a. Alat Komunikasi.
b. Bukti dari apa yang kita kerjakan / lakukan.
c. Data pendukung apabila ada masalah.
d. Data pendukung untuk proses pengurusan kargo.
dilakukan oleh warehouse operator, dan oleh karena itu dokumen yang telah selesai
dikerjakan harus tertata (file) dengan rapi dan benar.
1) Persiapan
a. CBA ( cargo booking advice )
b. PTI ( pemberitahuan tentang isi )
c. BTB ( bukti timbang barang )
d. SMU ( surat muatan udara )
e. CN 38 ( pos )
f. Shipper Declaration for Dangerous Goods
g. Checklist for Dangerous Goods
h. DB ( delivery bill )
i. DRSC ( untuk kasir )/ Bordrel
j. Pertelaan ( untuk kasir )
2) Out Going
a. CBA ( cargo booking advice )
b. CLP ( cargo load plan )
c. SMU ( surat muatan udara )
d. CN 38 ( pos )
e. Checklist Buildup
f. Manifest Cargo Outbond
g. NOTOC ( Notification to Captain )
h. DO ( delivery order ) penarikan kargo.
3) Incoming
a. Manifest Cargo Inbound
b. SMU ( surat muatan udara )
c. NOA ( notice on arrival )
d. DO ( delivery order )
e. DB ( delivery bill )
f. Surat Jalan
g. DRSC ( untuk kasir )
h) Fasilitas Terminal Kargo dan Pos
1. Fasilitas Pelayanan Jasa Kebandarudaraan
Gedung Terminal Kargo & Pos (termasuk fasilitas umum)
X-Ray (Bandara yang Belum ada RA) dan Walk Metal Detector (WTMD
Timbangan & Alat Ukur (volume)
Hardware / Software (imput data dan dokumen)
CCTV, FIDS & Utilitas
Tempat Penimbunan Sementara (TPS)
Storage (DG, VAL, AVI dll)
Standar Operasi & Prosedur (SOP) Pengelolaan Terminal Kargo & Pos
2. Fasilitas Pelayanan Jasa Terkait Bandar Udara
Hardware / Software
Forklift
Pallet
Hand Pallet
Grobak
Packing, Labeling & Marking
i) SDM Terminal Kargo dan Pos
1. SDM Pelayanan Jasa Kebandarudaraan
Aviation Security (Operation X-Ray, WTMD, CCTV & Keamanan di
wilayah Terminal Kargo & Pos)
Acceptance (Memastikan pergerakan kargo & pos terinput ke system dan
dokumen pendukung sesuai yang dipersyaratkan)
Kasir (pecatatan dan penerimaan pendapatan PJKP2U)
3.3 Permasalahan
Dalam permasalahan On The Job Training (OJT) mulai dari tanggal 4 April sampai
dengan 30 Juni 2018, penulis menemukan beberapa permasalahan yang mengganggu
kegiatan dalam memberikan pelayanan yang optimal di Bandar Udara Internasional
Jenderal Ahmad Yani Semarang, khususnya di AMC,diantaranya yaitu:
3.3.1 Ganguan
1. Rusaknya permukaan runway (aspal) akibat one wheel lock atau putaran 180
2. Sering terjadinya tumpahan oli dan fuel yang terdapat di apron
3.3.2 Penyebab Masalah
1. Karena putaran 180 atau one wheel lock turn yang dilakukan pesawat tanpa
se izin ATC yang berakibat terhadap rusaknya permukaan runway (aspal) one
wheel lock sendiri merupakan putaran 180 yang berporos pada satu roda dan
dalam KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
NO. SKEP/100/XI/1985 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB
BANDAR UDARA menjelaskan :
Dalam menggerakkan pesawat udara, Penerbang tidak diperbolehkan
membuat putaran 180° dengan one wheel lock turn di atas landasan, taxiway,
apron atau di daerah lain di bandar udara, kecuali kalau memang diperlukan
atau dikehendaki untulk kepentingan operasional dan atas izin Menara
Pemandu Lalu Lintas Udara (Aerodrome Control Tower).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Kesimpulan Terhadap Bab III
Selama melaksanakan On The Job Training (OJT) taruna/I banyak
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bekerja di lapangan. Taruna/I juga
banyak menemukan masalah, diantaranya yang penulis paparkan di Bab III. Karena
adanya permasalahan tersebut taruna/I jadi mendapatkan pengetahuan bagaimana
masalah itu bisa terjadi atau penyebab masalah itu dan bagaimana cara menyelesaikan
masalah tersebut.
Prosedur dapat diterapkan asal tidak menyimpang dari peraturan baku yang
telah ditetapkan serta sesuai untuk kondisi kerja di lokasi tersebut. Karena diperlukan
system regulasi atau peraturan dan prosedur yang baik dan sesuai dengan kondisi
lapangan, serta pemberian pelayanan sebagai mana mestinya dan maksimal.
4.2 Saran
4.2.1 Saran Terhadap Bab III
Bagi pihak Airline diharapkan lebih tanggap terhadap kasus tersebut karena hal
tersebut dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
Bagi pihak Airline diharapkan meminimalisir kesalahan kesalahan yang dilakukan
pegawai masing masing Airline seperti Contoh di Bab III dimana tumpahan bila tidak
segera dibersihkan akan berdampak pada keselamatan penerbangan dan akan
dikenakan biaya tambahan bila pihak Airline bila tidak bisa membersihkan tumpahan
oli tersebut.
Untuk pihak angkasa pura 1 agar dibuat Exit Taxiway agar meminimalisir terjadinya
One Wheel Lock karena dengan adanya Exit Taxiway berfungsi untuk memperpendek
masa penggunaan runway pada saat pendaratan pesawat di runway dan agar dapat
digunakan pesawat lain.
4.2.2 Saran Terhadap OJT Secara Keseluruhan
Agar pelaksanaan OJT dapat berjalan dengan maksimal hendaknya setiap
taruna/I dibekali dengan ilmu yang didapat di masa pendidikan di kelas sehingga
dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan OJT di lapangan, adapun saran untuk
pelaksanaan OJT selanjutnya antara lain :
Waktu dalam pelaksanaan OJT diharapkan untuk lebih dari 3 bulan, karena dirasa
belum cukup untuk memperdalam ilmu lapangan.
Dalam pelaksanaan OJT tiap taruna/i diharapkan bisa aktif menanyakan hal yang
masih perlu dipahami, selain itu setiap kali melaksanakan tugas harus ada koordinasi
lapangan.
Pentingnya mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam bekerja, dan
mengoperasikan sebuah peralatan (machine) untuk keamanan alat dan tentunya yang
lebih penting teknisi/ orang lain yang memungkinkan terkena dampaknya.