Disusun oleh :
SURABAYA
2016
1
2
KATA PENGANTAR
Adapun maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai bekal penulis
dalam mendalami ilmu serta keterampilan yang telah penulis dapatkan selama
pelaksanaan OJT.Selain itu juga sebagai wawasan dan pengetahuan untuk para
pembaca, sehingga apa yang telah penulis dapatkan berguna bagi penulis,
pembimbing dan pembaca.
3
5. Seluruh dosen dan instruktur pengajar di ATKP Surabaya yang telah
membimbing kami selama ini.
6. Seluruh dosen dan pegawai ATKP Surabaya yang telah membantu dan
mendukung pelaksanaan kegiatan OJT.
7. Bapak Agus Suryana, selaku General Manager TBW PT. GMF AeroAsia
8. Bapak Desso, selaku Manager LTC PT. GMF AeroAsia
9. Bapak Ahmad Fanani, selaku Manager TBW PT. GMF Aeroasia
10. Bapak Ropidi, selaku Manager TBW PT. GMF AeroAsia
11. Bapak Gede, selaku Manager TBW PT. GMF AeroAsia
12. Seluruh Supervisor Hangar III PT. GMF AeroAsia
13. Seluruh senior engineer dan senior mekanik Hangar III
14. Seluruh rekan – rekan kerja penulis
Rasa terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada orang tua,
keluarga serta rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
selalu memberikan dukungan dan doanya sehingga semua proses OJT dapat
berjalan dengan lancar dan terwujudnya laporan ini.
Demikian ucapan terimakasih dari penulis, apabila terdapat salah kata dan
penulisan bahasa maupun nama, penulis mohon maaf. Semoga laporan ini
dapat berguna bagi seluruh pembaca terutama dalam dunia penerbangan.
Penulis
A. Nurul Mujahidah
4
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar……………………………………………………………………….. i
Daftar Isi………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................……………………..............
1.2 Maksud dan Tujuan .........................................................................................
1.3 Waktu dan Tempat ............................…………………...................................
1.4 Metode Pelaksanaan …………………………………………………….......
1.5 Sistematika Penulisan ..……………………………………………………..
5
3.2.4.2 Kedatangan Pesawat…………………………………………...
3.2.4.3 Ground to Cockpit Communication…………………………
3.2.5 Keterampilan Tugas Personil…………………………………………..
3.2.5.1 Tujuan………………………………………………………….
3.2.5.2 Cakupan………………………………………………………
3.2.5.3 Referensi………………………………………………………
3.2.6 Tags Komponen Pesawat………………………………………………
3.2.6.1 Tujuan…………………………………………………………
3.2.6.2 Cakupan……………………………………………………….
3.2.6.3 Referensi……………………………………………………….
3.2.6.4 Definisi………………………………………………………
3.2.6.5 Prosedur………………………………………………………
BAB V PENUTUP……………………………………………………...…………….
6
5.1 Kesimpulan……………………..…………………………………………..
5.2 Saran………………………………..…………………………………….....
Lampiran………………………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..
7
BAB I
PENDAHULUAN
OJT ini merupakan salah satu bentuk nyata dari penerapan ilmu yang
didapat dari kegiatan belajar-mengajar di Akademi Teknik Dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP) Surabaya. Kegiatan On The Job Training (OJT) bagi Taruna
Teknik Penerbangan khususnya Teknik Pesawat Udara angkatan ke-IV
dilaksanakan berdasarkan kurikulum dan silabus yang dibuat sesuai dengan
kalender akademik yang ditetapkan oleh Akademi Teknik Dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP) Surabaya. PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia
sebagai perusahaan yang memiliki beberapa aspek yang hendak dipelajari dan
sesuai dengan program pendidikan di Akademi Teknik Dan Keselamatan
Penerbangan (ATKP) Surabaya, maka ditunjuklah PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia sebagai tempat pelaksanaan On The Job Training ( OJT ).
Seperti yang telah kita ketahui kegiatan perawatan (maintenance)
merupakan bagian terpenting dan mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari
sebuah airlines, bagian ini beperan penting dalam menekan biaya operasional dan
menjamin pesawat tetap aman dan nyaman untuk beroperasi sehingga
menghasilkan performa pesawat yang tinggi. Untuk itu PT. Garuda Maintenance
Facility AeroAsia selalu melaksanakan perawatan pada armadanya secara
berkelanjutan, khusus pada pesawat bermesin Turbofan seperti B747-300/400,
B777-300 B737-300/400/500, B737-800/900, A320-200/300, A330-200/300,
ATR72-500/600, CRJ1000, dan beberapa tipe pesawat dahulu seperti F-27, DC-9,
DC-10, MD-80. Dengan capability yang dimiliki PT. Garuda Maintenance Facility
AeroAsia tersebut kami mencoba untuk mendapatkan pengalaman dalam lingkup
kerja yang sesungguhnya.
8
1.2 MAKSUD dan TUJUAN
maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan di GMF terutama
di divisi Base Maintenance khususnya diunit TBW Hangar III yaitu untuk
mempelajari dan memahami proses perawatan pesawat dan merasakan langsung
aktifitas di lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang didapat di
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya
Praktek kerja lapangan (PKL) ini dilaksanakan dengan data sebagai berikut.
Peserta : Taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan ATKP
Surabaya
Jumlah : 23 orang
Waktu : 12 April 2016 sampai dengan 25 Mei 2016
Tempat : Garuda Maintenance Facility, Soekarno Hatta, Cengkareng
9
1. Base Maintenance unit TBW Hangar III
BAB I Pendahuluan
Merupakan gambaran singkat tentang GMF sebagai bagian dari PT.
Garuda Maintenance Facility AeroAsia, yang berfungsi sebagai pusat perawatan
pesawat demi tercapainya tujuan transportasi udara yakni safety dan kepuasan
konsumen. Dalam bab ini juga menjelaskan mengenai maksud dan tujuan
penulisan, sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilaksanakan, maka dalam
penulisan laporan ini dibatasi sesuai bidang yang dikerjakan yang terdapat dalam
pembatasan masalah, sehingga pembaca akan mendapatkan gambaran secara
umum mengenai hal-hal apa saja yang dilaksanakan selama praktik kerja.
10
BAB III Pelaksanaan dan pembahasan kegiatan
Dalam penyusunan bab ini didasarkan pada waktu dan tempat kegiatan,
kegiatan yang dilaksanakan dan sedikit pembahasan dari kegiatan yang dilakukan
atau point apa saja yang dapat diperoleh.
Pada bab ini penulis menyimpulkan sedikit mengenai apa saja yang
terdapat di Lion Technic, dan saran guna kemajuan dan pengembangan
perusahaan secara umum dan menyeluruh. Lampiran yang berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan dicantumkan pada akhir halaman dari laporan ini.
BAB II
11
PT. Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia merupakan anak
perusahaan PT Garuda Indonesia, salah satu perusahaan penerbangan milik
pemerintah Republik Indonesia. GMF Aero Asia didirikan untuk menjadi salah
satu aircraft maintenance solutions provider terbaik di dunia, yang memiliki
reputasi dalam quality, reliability, on-time delivery and affordability.
12
Dalam usaha mendongkrak kemampuannya, Garuda Maintenance
Facilities Support Center bertansformasi menjadi Strategic Business Unit dengan
nama GMF, Garuda Maintenance Facilities, pada tahun 1996 dengan mulai
melayani tiga operator transportasi udara. Dengan status baru ini GMF memiliki
manajemen sendiri namun masih tetap berada dibawah garis pertanggungjawaban
PT Garuda Indonesia.
Visi
Misi
“ To Provide Integrated and Reliable Aircraft Maintenance Solutions for a Safer Sky
and Secure Quality of Life of Mind kind “
GMF Values :
13
2.3 HANGAR GMF
Hangar 1
Hangar ini diselesaikan pada tahun 1991 dan digunakan untuk heavy
maintenance pesawat Boeing 747-200/400 dan Boeing 777-200/300. Hanggar ini
mempunyai luas 21540 m2 . Peralatan-peralatannya meliputi purpose-built scaffol.
Hangar 2
Hangar ini dipergunakan untuk perawatan ringan semua tipe pesawat, hangar
ini mempunyai luas 23.000 m2. Dan disebut line maintenance.
Hangar 3
Hangar ini dipergunakan untuk heavy mentenance wide body khusus pesawat
Airbus 330-200/300 baik maskapai Garuda maupun Non Garuda. Hangar ini
mempunyai luas area 23.000 m2.
Hangar 4
Hangar ini dipergunakan untuk heavy maintenance narrow body seperti B737-
300/400/500, B737-800/900, A320-200/300, MD-82/90, CRJ1000, ATR 72-600
dan beberapa tipe pesawat kecil atau sedang lainnya. Mempunyai luas 67.000 m 2
yang merupakan hangar terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini.
14
Suplai listrik 400Hz.
Penerangan Hangar
Overhead crane (hanya di hangar 3).
Aircraft docking.
Regulated air pressure.
Aircraft tools and material equipment.
Stock rendition office areas.
Spesial Store
1. Work Shop 1
15
metal work shop yang mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dan
melakukan overhaul untuk komponen boeing 747, DC-10, A-300,DC-9, F-28,
Boeing 737 dan juga control penerbangan, radar domesgalleys, engine pylons,
cowling dan trust reverse doors dan balancing flight surface. Pada workshop ini
terdapat pula areal untuk service dan overhaul brakes, tires, undercarriage,
upholstery, sheet, carpet cutting dan panel seperti terdapat pada paint shop,
bagian pusat perbaikan dan cleaning area. Selain itu juga mampu membuat Flight
Control Cable dan Aircraft Tubing yang membantu menahan panas pada aircraft
skin dan composite bounding. Machine Shop pada Work Shop ini memiliki
peralatan komputer yang dioperasikan secara horizontal, milling turn table, dua
buah horizontal turning latches, grinding for rotary surface, tool and cutter
universal & internalgriding, radial, coulomb and bench drilling machine,
machine for universal milling, sharping hydraulic pressing, production cut off,
metal cutting band sawing, hack sewing, engrawing and pantograph, surface
plate and stand, pedestal grinder and vices.
2. Work Shop 2
Pada Work shop ini juga dilengkapi dengan peralatan test otomatis
yang disebut ATEC 5000 dan IRIS 2000 yang merupakan unit pengetesan
komputer. Work Shop ini juga memiliki Electrical Mechanical and Oxygen
(ELMO) Shop untuk pengetesan pneumatic dan Hydraulic, Fuel Flow, Pompa
tekanan bahan baker dan oli. Peralatan pengetesan mencakup CDS test stand,
Engine Fuel Component, Mesin pengetesan hydraulic, Overhoul Komponen
16
Elektrik, Peralatan Oksigen, Life rats dan emergency slide and rats.
Apron Area
Utility Building
Fasilitas ini merupakan pusat kelistrikan yang memuat peralatan utama yang
diperlukan sebagai electric power source seperti generator dan transformator.
Bangunan ini mempunyai luas area 1.215 m2.
17
Material Department
Surrounding Property
General Storage
Cover Storage
Office
Environment
18
Merupakan lahan penunjang bagi gedung-gedung maupun fasilitas lain yang
terdapat di PT. GMF Aero Asia
BAB III
PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PRAKTEK
19
OJT ini dilaksanakan selama 1 bulan 11 hari, terhitung mulai tanggal 12
April sampai dengan 23 Mei 2016. Karena keterbatasan waktu yang dimiliki, maka
pada OJT ini hanya dilaksanakan pada divisi yang tetap tidak berpindah pindah. unit
tersebut antara lain : TBH, TBW, TBT, TBN semua unit itu terdapat didalam Hangar
I,III, dan IV. Dalam hal ini penulis mendapatkan unit TBW dan akan dijelaskan apa
dan bagaimana itu TBW yang ada di Hangar III.
3.2.1 Introduction
Pada tanggal 14 April 2016 kami dikumpulkan di ruang briefing A330 project
untuk memperkenalkan serta menjelaskan tentang budaya serta peraturan-peraturan
yang berlaku dalam perusahaan. Pada saat itu juga dilaksanakan pembagian
kelompok kerja yang ditempatkan dalam beberapa group, yaitu:
1. Group A
2. Group B
20
7. Yayang 7. Husain
8. A. Afif N.A. 8. Ismail
9. A. Nurul M. 9. M. Rezki I.
10. Ach. Reza Avisha 10. M. Faizal
11. A. Bayu Birbik 11. M. Agung
12. A. Yarham
Merencanakan kebutuhan pengadaan dari semua tools, equipment test set yang
dibutuhkan bagi pelaksanaan perawatan (Overhaul, Repair, Inspection) yang
efektif dan efisien.
Mengadakan kerjasama di setiap divisi untuk menghasilkan kekompakan, serta
menjamin keselamatan pegawai, pesawat, dan equipment.
1. DC 9 dan DC 10
2. MD 11
3. MD 80 Series
4. Boeing 737-300/400/500 ( classic) dan 600/700/800 NG / 900 (ER)
5. Boeing 747-100/200/300/400
21
6. Boeing 777-200/300
7. Airbus 320 Family
8. Airbus 330 200/300 series
9. ATR 72- 500/600
10. CRJ / Bombardier 800/900/1000
Dari berbagai tipe-tipe pesawat diatas capability GMF ada yang dapat
merawat Up to D (Overhoul) check untuk pesawat A320, A330 , B737 series dan
NG, 747 , DC 9, DC 10, MD 11, MD 80 Series . untuk pesawat B777- 200/300ER
GMF hanya bisa Weekly check dan sedang mengajukan approval up to C-check ,
untuk CRJ dan ATR GMF bisa merawat up to C- check.
3.2.3. Maintenance
• Flight Hours
Merupakan interval inspeksi yang didasarkan pada jumlah jam operasional suatu
pesawat terbang.
• Flight Cycle
22
• Calendar Time
1. Pre-Flight Check
2. Service Check
23
personil LM dan suku cadang yang tersedia untuk memperbaiki pilot report dan item
terbuka.
Konversi task interval (berdasarkan pada utilisasi pesawat) untuk satuan yang
diinginkan, asalkan konversi tersebut tidak mengakibatkan melebihi frekuensi
diidentifikasi dalam MPD, tanpa jeda escalations dibuktikan. Kemasan salah satu
atau semua tugas, disediakan kemasan seperti tidak melebihi interval ditampilkan
(atau eskalasi disetujui) untuk tugas tersebut. Setelah pemenuhan tugas-tugas
pemeliharaan atau inspeksi dan rectifications perbedaannya itu, rilis pemeliharaan
dalam AFML (Aircraft Flight Maintenance Log) dan bentuk yang sesuai harus
ditandatangani.
The "Out Of Phase" (OOP) hanya tugas tugas yang tidak dikelompokkan
dalam Blocked/Phased Maintenance Program. Mereka dipantau sesuai dengan
ambang batas dasar mereka dan interval dinyatakan dalam CAMP ini. Tugas yang
terdaftar sebagai OOP adalah:
Out of phase dalam Maintenance prog, akan diidentifikasi oleh "(OOP)" dalam
kolom Task description pada setiap Item MPD (Maintenance Planning Document).
24
Minor Maintenance :
• Transit Check
Inspeksi ini harus dilaksanakan setiap kali setelah melakukan penerbangan saat
transit di station mana pun. Operator biasanya memeriksa pesawat untuk memastikan
bahwa pada pesawat tidak terdapat satu pun kerusakan struktur, semua sistem
berfungsi dengan sebagaimana mestinya, dan servis yang diharuskan telah
dilakukan.
Inspeksi ini harus dilakukan sedekat mungkin sebelum tiap kali pesawat berangkat
beroperasi, maksimal dua jam sebelumnya.
Pemeriksaan ini harus dilakukan satu kali dalam jangka waktu 24 jam setelah daily
check sebelumnya dilakukan. Setiap hari pesawat telah diprediksi akan ground stop
minimal selama empat jam. Inspeksi ini mencakup pemeriksaan komponen,
pemeriksaan keliling pesawat secara visual untuk mendeteksi ada atau tidaknya
ketidaksesuaian, melakukan pengamanan lebih lanjut, dan pemeriksaan sistem
operasional.
• Weekly Check
Pemeriksaan ini harus telah dilakukan dalam tujuh hari penanggalan. Termasuk
dalam inspeksi ini adalah before departure check.
Heavy Maintenance :
25
kelaikan mesin, sistem-sistem, komponen-komponen, dan struktur pesawat
untuk beroperasi. Untuk Boeing 737 Classic A-check dilakukan setelah 300
jam terbang, Airbus A340 setelah 450 jam terbang, Boeing 747-200 setelah
650 jam.
D Check — Inspeksi ini biasa disebut overhaul. Pemeriksaan jenis ini adalah
perawatan yang paling detail, untuk pesawat Boeing 737-300, 737-400 dan
737-500, inspeksi ini dilakukan setiap 24.000 FH. Sedangkan untuk Boeing
747-400 dilakukan setiap 28.000 FH dan untuk Airbus A-330-341 dilakukan
setiap 6 tahun. Pada pengecekan jenis ini pesawat diinspeksi secara
keseluruhan, biasanya memakan waktu 1 bulan.
26
terjadwal dan rectifications perbedaan nya itu, rilis pemeliharaan dalam AFML
(Aircraft flight maintenance log) dan bentuk yang sesuai harus ditandatangani.
27
5. Kantor Perwakilan disediakan untuk pelanggan Teknis bersih dan
tersedia.
28
Gb. 3.1 Flow chart aircraft berfore to Hangar
29
Gb. 3.2 Flow chart aircraft before maintenance
30
Gb. 3.3 Barchat Project Maintenance
Barchat adalah suatu bentuk target dalam suatu projec dimana dalam hal ini
terdapat daily menu yang akan dikerjakan setiap harinya untuk mencapai
keberhasilan merawat pesawat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan agar tidak
terjadi keterlambatan dalam proses maintenance.
tow driver
3.2.5.1 TUJUAN
31
Prosedur ini menjelaskan persyaratan komposisi keterampilan personil untuk
melakukan tugas yang akan membawa pada saat jadwal pemeliharaan cek dari
pesawat yang terlibat.
3.2.5.2 CAKUPAN
Prosedur ini berlaku untuk pelanggan LION Air Teknik , pembawa pesawat
memastikan ke semua personil yang terlibat terampil / dinilai dengan pesawat
tertentu menjalani cek jadwal pemeliharaan fasilitas.
3.2.5.3 REFERENSI
Lion Technic AMO & Quality Manual Customer Air Carrier Company Maintenance
Manual DGAC CASR Part 145 document.
3.2.6.1 TUJUAN
3.2.6.2 CAKUPAN
Prosedur ini mencakup GMF Form untuk komponen yang Dilepas atau
disimpan selama pesawat melakukan maintenance.
3.2.6.3 REFERENSI
GMF portal
3.2.6.4 DEFINISI
Serviceable Tag(warna kuning)
Berdasarkan GMF form No : GMF/Q-012 R2. Tag/label yang terpasang
dikomponen menunjukkan bahwa komponen dalam “good condition”. Dan siap
sewaktu-waktu untuk dipasang.
32
Finding Inspection Tag
Sesuai dengan GMF Form No : GMF/Q-130 R1 bahwa Tag atau label
mengidentifikasi bahwa telah ditemukan atau didapatkan kerusakan pada komponen
pesawat udara agar komponen tersebut dapat diperbaiki sesuai dengan MDR yang
telah dibuat.
Condemned Tag
Berdasarkan GMF Form NO : GMF/Q-013 R3 Tag/label ini mengidentifikasi
bahwa komponen pesawat sudah tidak dapat digunakan lagi karena adanya
kerusakan yang tidak bisa diperbaiki lagi dan harus segera dibuang.
33
Aircraft Flight Maintenance Log (AFML)
Dokumen Pesawat khusus untuk pesawat pribadi untuk pelaporan cacat
pesawat teknis oleh kru penerbangan teknis dan tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan oleh rilismen.
3.2.6.5 PROSEDUR
A. Issuing Component or Material Parts
1. Engineer/mekanik memperoleh informasi dari chief ketika adapersyaratan
penarikan bagian dimaksudkan untuk pesawat pada jadwalpemeriksaan.
2. Engineer/mekanik erat berkoordinasi pada pegawai store material
atauketersediaan bahan.
3. Storemen mengecek ketersediaan cadang atau part atau material yang didasarkan
pada pekerjaan yang diterbitkan nomor order permintaan.
4. Jika bagian yang diminta tidak tersedia engineer/mekanik harus
menginformasikan kepada chief dalam rangka untuk mengingatkan Logistik &
material shop untuk bagian pengadaan.
5. Jika bagian diminta tersedia dikonfirmasi engineer/mekanik harusdicapai sebuah
bentuk yang sesuai untuk penarikan.
6. Material shop mengambil bagian dari toko utama dan menyerahkan sebagian
engineer/mekanik.
34
7. Engineer/mekanik harus memeriksa menerima bagian/materi yang benar untuk
bagian jumlah, kuantitas dan kondisi fisik setelah menandatangani slip materi dari
toko.
8. Engineer/mekanik memastikan bagian ditarik mungkin dikemas pada perusahaan
asli kemasan / kotak.
Robbing atau canibalize komponen diservis dari pesawat lain atau mesin
untuk mencegah atau meminimalkan keterlambatan operasional/gangguan. Hal ini
dapat dilakukan hanya untuk pelanggan yang dimiliki pesawat yang terlibat.
Ketika suku cadang pesawat tidak tersedia karena stok NIL atau TIDAK
ditebarsituasi Carrier Udara pelanggan dapat meminta penghapusan beberapa bagian
untuk pesawat menjalani cek jadwal maintenance;
35
2. Direktur AMO menyetujui, engineer/mekanik harus membuat entri di AFML,
CML atau dokumen yang sesuai berkaitan dengan bagian mana yang telah
dihapus dan menyatakan bagian tersebut sesuai dan jika berlaku.
3. Engineer/mekanik harus mencapai tag identifikasi yang tepat untuk dilampirkan
ke unit serviceable remove part dan yang sesuai worksheet.
4. Engineer/mekanik harus menyerahkan bagian serviceable removed part ke
departement yang tepat.
5. Engineer/mekanik harus memastikan bagian terlindung jika ada port yang terbuka
dan beberapa label identifikasi dan berhati-hati di unit yang telah dihapus.
6. Produksi/store supply yang menangani pergantian yang tepat atas unit untuk
pelanggan harus menginformasikan ke departemen lainnya.
7. Manager-Maintenance Basis harus memperbarui/merekam aktivitas ini dengan
untuk mempercepat solusi.
36
ServiceableTag.
Karantina Tag.
Unserviceable Tag.
Robbing Tag.
Holding Tag.
Don’t operate Tag
BAB IV
TROUBLESHOOT
4.1 General
Pintu kargo depan dipasang pada bagian bawah seblah kanan badan
pesawat antara FR20 dan FR26. Pintu kargo terbuka kebagian luar dengan
menggunakan system hidraulik dan memberikan jalan untuk barang-barang
masuk ke dalam kargo depan.
37
4.2 Lokasi Pintu
38
39
4.3 Deskripsi pintu
Pintu kargo memiliki lebar 2.739 mm (107.8347 inci) dan tinggi 2.385
mm (93.8977 inci). Ada sepuluh pengait pada bagian bawah pintu kargo yang
akan terkait pada masing- masing lengan baut yang terpasang pada badan
pesawat.
40
41
42
Struktur utama dari pintu kargo terdiri dari :
an outer skin (formed from sheet),
an inner skin (formed from sheet),
side edge members (formed from sheet),
upper corner pieces (formed from sheet),
lower corner pieces (milled from plate),
horizontal beams (formed from sheet),
vertical frames (milled from plate).
43
4.4.3 Door Seal
44
Pintu kargo memiliki tipe seal round hose yang dibuat dari silicone
rubber. Retainers dan screw digunakan untuk memsangnya pada struktur
pintu bagian dalam. Seal pintu memiliki lubang yang akan menjaga
tekanan pada seal tetap sama dengan kompartemen kargo. ketika pintu
kargo tertutup, seal akan tertekan pada bagian seal di bingkai badan
pesawat. Ini membuat kompartemen kargo pressure-tight dan mencegah
penetrasi dari air.
b. Stop Bolts
Stop bolt dipasang ke pintu pada beam 5. Ketika pintu
tertutup, baut akan menyentuh related fitting pada bingkai pintu dari
badan pesawat. Stop bolt bisa diatur untuk menjaga pintu kargo tetap
pada jalurnya dengan kontur badan pesawat.
45
46
4.4.5 Proximity Switch
47
Proximity switch pada pintu kargo terdiri dari target dan sensor yang
memiliki system elektronik terpisah.Proximity switch yang memonitor
posisi dari handle pengunci (8MJ). Sensor di pasang pada bagian dalam
samping kiri dari latching handle dan dibelakang locking handle. Sedangkan
targetnya dipasang pada bagian bawah dari locking handle.
Proximity switch yang memonitor posisi dari pintu kargo. sensor
dipasang pada area permukaan dari badan pesawat dekat FR25A. sedangkat
target dipasang pada tuas target pada mekanisme switch.
Keduanya merupakan proximity switch yang mengirim informasi ke
pintu dan escape-slide control system ketika pintu kargo terbuka atau
tertutup dan terkunci.
Proximity switch (38MJ) mengoperasikan control system pintu yang
mengaktifkan system hidraulik pintu. Sensor terpasang pada bagian
horizontal beam 4 dekat FR25. Sedangkan target dipasang pada tuas
penopang yang merupakan bagian dari belakang latching shaft.
Mekanisme switch
Mekanisme switch dipasnag pada ujung dari mekanisme pengunci.
48
Unit spring dipasnag antara tuas ganda dan ujung dari locking
shaft. Unit spring memegang atau menahan mekanisme switch pada
posisi terkunci atau tidak terkunci.
49
a. Locking Handle and Linkage Assembly
50
Locking handle dipasang pada sisi kanan bawah dari pintu
kargo antara FR20 dan FR21. Penutup pada handle yang dipasangi
pegas sehingga ketika penutup ditekan, kamu dapat menarik handle ke
posisi horizontal sehingga pintu kargo terbuka penuh.
Pemasangan linkage akan mengirimkan gaya perpindahan dari
handle ke komponen dari mekanisme pengunci. Tuas ganda terpasang
dan menghubungkan locking handle ke pemasangan linkage. Dua
pushrod menghubungkan tuas ganda melalui swivel shaft ke tuas
shaft pada locking shaft.
51
52
c. Latching mekanisme
Mekanisme pengait dipasang pada bagian bawah pintu kargo
antara beam 4 dan beam 5. Dapat dioperasikan dengan latching
handle.
Komponen utamanya adalah:
· a latching shaft,
· ten shaft levers with the related link rods,
· ten latch assemblies, which have a hook (latch), a bellcrank and a
link.
Latching shaft merupakan bagian yang terpisah-pisah yang
dipasang dan digabungkan dengan delapan belas cardan. Tuas shaft
dan related link rods menghubungkan pengait ke batang pengait.
Setiap pengait dipasnag pada fork end dari rangka vertical
( yang merupakan bagian dari structure pintu).Pin menyatukan pengait
dan bellcrank ke rangka vertical. Sebuah link menghubungkan pengait
ke bellcarnk.
Semua itu mengirimkan beban (ketika pesawat pressurized) dari
pintu kargo ke badan pesawat. Bellcrank berada pada posisi
overcenter ketika pintu kargo terkait penuh. Stop bolts, yang
menyatukan ke struktur pintu, memungkinkan mengatur posisi
overcenter dari bellcranks.
53
54
d. Locking mechanism
Mekanisme pengunci dipasnag parallel ke dan di bawah
mekanisme pengait pada bagian bawah dari pintu. Dioperasikan
dengan handle pengunci. Berfungsi untuk mengunci batang pengait
dan memperlihatkan jika pintu telah tertutup dnegan benar.
Komponen utamanya adalah:
· a locking shaft,
· ten safety cams,
· ten indicator flags.
Locking shaft adalah bagian yang terpisah-pisah dan
dihubungkan bersama dengan delapan belas universal joints. Safety
cams dipasang pada locking shaft dan berada pada setiap pengait.
Safety cams berfungsi sebagai pengaman dari bekerjanya pengait.
Indicator flags dipasang pada struktur pintu di dekat setiap
pengait. Indicator flag merupakan springloaded ke posisi terbuka dan
dikontrol dengan safety cams. Ketika pintu kargo terkunci makan
indicator flags berada di garis dengan kontur pintu.
55
56
4.5 Operation
4.5.1 Release Mode
Untuk megoperasikan mekanisme pintu, tekan tutup handle untuk
mendapat akses ke locking handle.Tarik locking handle menjauhi badan
pesawat hingga ke posisi horizontal untuk melepasan mekanisme pengait.
Ini akan menyebabkan target berpindah menjauhi sensor 8MJ yang
akan mengirimkan sinyal ke DSCS. sistem ECAM pada cockpit akan
menunjukan dan memmberikan peringatan.
Linkage assembly mengirimkan gaya untuk perpindahan locking
handle untuk memmutar locking shaft.Spring unit berada pada posisi
overcenter dan menahan locking handle pada posisi horizontal.
Dengan berputarnya locking shaft, safety cam berpindah dari sisi
latching hooks.Indicator flag berpindah keluar dari kontur pintu untuk
emmperlihatkan bahwa pintu kargo pada posisi tidak terkunci.
57
58
4.5.2 Locking Mode
Ketika pintu kargo tertutup, kamu dan menekan latching handle
kembali ke posisinya. Spring unit akan terkompres untuk emnahan
handle pada posisi terkunci. Connecting rod mengirimkan gaya untuk
perpindahan dari handle ke komponen dari mekanisme pengait.. Latching
shaft berputar ke posisi terkunci. Tuas shaft dan link rods mengirimkan
gaya perpindahan ini ke pemasangan kait.
59
Masalah yang terjadi adalah pada saat loading barang ke kargo depan selesai, pintu
ditutup dan dikunci secara manual. Namun indicator door pada cockpit membaca
bahwa pintu masih dalam keadaan terbuka.
1. Proximity switch dalam keadaan tidak bersih dari kotoran atau benda-
benda asing.
2. Kerusakan pada proximity switch
3. Actuation clearance tidak berada pada limit
4. Kerusakan pada proximity switch control unit
5. Kerusakan pada target
2. Periksa proximity sensor 8MJ dan 6MJ dan 28MJ serta target:
a. Jika proximity switch atau target tidak bersih atau tidak pada kondisi yang
seharusnya, maka bersihkan sensor dan target.
b. Dilakukan tes namun indicator masih menunjukkan pintu sedang terbuka.
60
1. Pastikan bahwa pintu kargo benar-benar tertutup dan terkunci.
2. Tekan handle flap dari locking handle pintu untuk mendapat jalan ke
proximity sensor.
3. gunakan GAGE-FEELER untuk mengukur actuation clearance antara
sensor dan target.
NOTE: actuation clearance harus diantara 1.6 mm (0.063 in.) and 2.0 mm
(0.079 in.).
4. jika actuation clearance tidak sesuai, atur itu mengikuti:
a. Tekan handle flap kedalam dan tarik handle pengunci ke atas.
b. Buka proximity sensor :
61
62
Removal of the Proximity Sensor(s)
1. Untuk 8MJ , (PROX SWITCH), 28MJ (PROX SWITCH)
Lihat detail 'A'
a. tarik keluar locking handle pintu ke posisi terbuka penuh.
b. putuskan koneksi listrik (4) dari proximity sensor (6).
c. buka nut (5) dan washer (2).
d. buka baut (1), washer (2) dan (3) dan proximity sensor (6)
63
d. Pasang washer (2) dan nuts (5).
e. Pastikan bahwa electrical conector dalam keadaan bersih.
f. Hubungkan electrical connector (4) ke proximity sensor (6).
e. Tekan handle flap kedalam dan tekan locking handle turun ke posisi t
terkunci.
f. Lakukan tes untuk memastikan bahwa actuation clearance sudah benar
64
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
1. PT. Garuda Maintenance Facility AeroAsia adalah grup dari PT. Garuda Indonesia
Airlines sebagai unit bisnis (BASE MAINTENANCE) yang bergerak di bidang
jasa perawatan pesawat udara yang sesuai dengan capability list yang dimilikinya.
2. Fungsi GARUDA BASE MAINTENANCE adalah merawat pesawat sesuai
dengan CASR, mendukung kelancaran operasional penerbangan PT. Garuda
Indonesia Airlines, menekan biaya perawatan pesawat Garuda (minimize cost).
Base Maintenance merupakan salah satu unit yang ada di Garuda Maintenance
Facility yang berfungsi sebagai tempat pusat perawatan pesawat, baik inspeksi
maupun perbaikan
3. GMF juga mempunyai target menjadi top ten MRO in the world. Dan semua
pesawat baik Garuda maupun Non Garuda dapat melaksanakan maintenance di
PT. GMF AeroAsia
5.2. SARAN
Berikut ini saran yang diberikan penulis kepada PT. Garuda Maintenance Facility
khususnya Base Maintenance Hangar III guna kemajuan dan pengembangan
perusahaan
65
4. Menjunjung tinggi semangat bahwa pelanggan adalah bagian terpenting dari bisnis
ini. Agar penumpang merasakan kenyamanan dan keselamatan dari jasa
penerbangan.
5. Agar selalu menjaga kebersihan di lingkungan tempat kita bekerja dan selalu
membersihkan tool setelah selesai pemakaian.
66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
67
Lampiran 1. Certificate of Maintenance
68
Lampiran 2. CAMP Approval Page
69
70
Lampiran 3. CAMP List of Evective Page
71
Lampiran 5. Standard Certificate of Airworthiness
72
Lampiran 6. Aircraft Document
73
Lampiran 7. Aircraft Maintenance Log
74
Lampiran 8 Job Card
75
Lampiran 9. Component Holding Tag
76
Lampiran 10. Condemned
77
Lampiran 11. Condemned
78
Lampiran 12. Maintenance Discrepancy and Rectification
79
Lampiran 13. Repailable Tag
80
Lampiran 14. Warning Tag
81
Lampiran 15. Serviceable Tag
82
Lampiran 16. Hand Over Maintenance Status
83
Lampiran 17. Removal Tag
84
Lampiran 18. Finding Inspection Tag
85
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. NURUL MUJAHIDAH
86
Lahir pada 20 Maret 1996 di Desa Palie. Anak keempat dari tujuh bersaudara
dari pasangan suami istri Bapak Suparman (53) dan Ibu Andi Aminah (44).
Mempunyai tiga kakak bernama A. Nurmariosani (27), A. Nurul Hikmah Sari (25),
dan A. Nur Islamiyah (22), serta tiga adik bernama A. Abdul Mukhlis (17), A. Nur
Adilah (6), dan A. Naila Zahra (4). Tinggal di Desa Palie, Kecamatan Marioriwawo,
Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan.
Pada tahun 2001 memulai pendidikan formal di TK Mekar Waepute dan lulus
pada Tahun 2002. Kemudian melanjutkan pendidikan formal di SDN 179 Talumae
pada Tahun 2002 dan lulus pada Tahun 2008. Setelah itu melanjutkan di SMP
Negeri 3 Marioriwawo pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Lalu
melanjutkan pendidikan formal di SMA Negeri 1 Watansoppeng pada Tahun 2011
dan lulus pada Tahun 2014. Kemudian melanjutkan pendidikan di Akademi Teknik
dan Keselamatan Penerbangan Makassar dan mengambil Program studi Diploma II
Teknik Pesawat Udara pada tahun 2014 Kemudian dalam proses belajar ternyata
harus bergabung dengan Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya.
Setelah melangsungkan proses belajar selama 6 bulan, harus melanjutkan ke
Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surbaya sampai sekarang.
Setelah lulus, penulis berharap dapat bekerja sebagai engineer pada maskapai
penerbangan untuk membahgiakan orang tua serta mendapat masa depan yang lebih
baik. Penulis memiliki semboyan “Beribadahlah seolah-olah besok engkau akan mati
dan bekerjalah seolah-olah kau akan hidup selamanya.”, sehingga doa dan usaha
akan berjalan beriringan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapat
kebahagiaan dunia akhirat.
87
88