Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah laporan kerja praktek denagan judul “Analisa
Kerusakan Trunnion Bearing EMDP Pada Pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-
800” dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan semangat dan petunjuk
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya.
2. Orangtua dan keluarga yang senantiasa telah memberi doa dan dukungan
selama pelaksanaan kerja praktek di PT. GMF AeroAsia.
3. Bapak Bambang Pramujati selaku ketua jurusan Teknik Mesin ITS.
4. Bapak Ir. Julendra B. Ariatedja, M.T sebagai pembimbing kerja praktek.
5. Bapak Suwarno ST., M.Sc., Ph.D. selaku coordinator kerja praktek Teknik
Mesin ITS.
6. PT. GMF AeroAsia yang telah menjadi tempat kerja praktek sekaligus
tempat pembelajaran dan fasilitas kegiatan penulis selama proses
berlangsung.
7. Ibu Zuriati selaku GM Aircraft Engineering (TEA)
8. Bapak Dhany Ahmad Barkah selaku MGR Avionics & System Aircraft
Engineering (TEA1).
9. Bapak Arief Suwardiman selaku MGR Engineering Learning Center Unit
(TEC).
10. Mas Taufiq Rachman, mentor saya yang sudah sangat membantu proses
Kerja Praktek saya di PT. GMF AeroAsia
11. Mas Yordi, Mas Fridam, Mas Faisal, Mas Dwiki, Mas Rizki, Mas Daryo,
i
Mas Gage, Mbak Nindi, Mbak Ditha dan rekan rekan di Avionics & System
Aircraft
12. Rekan-rekan kerja praktek PT. GMF AeroAsia.
13. Seluruh dosen program studi Teknik Mesin ITS.
14. Semua pihak yang telah membantu yang namanya tidak dapat disebutkan
satu persatu oleh penulis.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa laporan kerja
praktek ini belumlah sempurna, oleh karena itu penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang dapat membangun.
Akhir kata, semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya, khususnya untuk peserta magang atau kerja praktek dan PT GMF
AeroAsia secara keseluruhan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................................1
BAB II .....................................................................................................................5
3.2.1 Aerodynamics.........................................................................................17
iii
3.2.4 General ...................................................................................................20
BAB IV ..................................................................................................................25
BAB V....................................................................................................................33
iv
5.2 Saran .............................................................................................................32
LAMPIRAN ..........................................................................................................35
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Hanggar 4 GMF AeroAsia yang merupakan hanggar narrow body
terbesar di dunia ..................................................................................................... 12
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Delay Garuda Indonesia Boeing 737-800 (2014-2019) .................. 7
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Mengetahui proses inspeksi Electric Motor Driven Pump
4. Memahami dan menganalisa kegagalan yang mungkin dan pernah terjadi
pada Trunnion Bearing EMDP pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800
Laporan ini disusun sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh PT GMF
AeroAsia, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisikan tentang profil perusahaan dan fasilitas penunjang yang ada pada
perusahaan tersebut.
BAB III JURNAL KEGIATAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari kegiatan serta pengamatan
yang telah dilakukan beserta pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan tentang kesimpulan yang diambil dari pengamatan
serta hasil pembahasan secara singkat, padat dan jelas. Serta akan dijelaskan
tentang saran yang dapat diambil.
2
BAB II
3
Gambar tersebut merupakan logo perusahaan PT GMF AeroAsia Tbk yang
memiliki makna sebagai berikut ; Kepala burung Garuda melambangkan lambing
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Lima bulu sayap melambangkan Pancasila
yang menjadi ideology bangsa Indonesia, Warna biru melambangkan langit.
Bisnis utama PT. GMF AeroAsia adalah penyediaan jasa perawatan dan
perbaikan pesawat terbang yang mencakup rangka pesawat, mesin, komponen dan
jasa pendukung lainnya secara terintegrasi atau dikenal dengan bisnis Maintenance,
Repair and Overhaul (MRO).
Sebagai unit bisnis, GMF AeroAsia terus mengembangkan diri dengan
meningkatkan fasilitas perawatan pesawat, infrastruktur, dan kompetensi personil
yang mampu mendukung on time performance dalam melaksanakan perawatan dan
perbaikan pesawat terbang dengan ground time minimum dan tingkat efisiensi yang
tinggi sehingga dapat bersaing dalam memperoleh kepercayaan maskapai
penerbangan lainnya.
PT. GMF AeroAsia mampu melaksanakan perawatan dan perbaikan
pesawat terbang mulai dari perawatan line maintenance sampai overhaul,
perawatan dan perbaikan mesin serta komponen, proses modifikasi dan cabin
refurbishment. Kemampuan tersebut telah mendapat pengakuan yang ditandai
dengan keberhasilan PT. GMF AeroAsia dalam meraih sertifikat nasional maupun
internasional yang mengukuhkan kemampuan perawatan pesawat terbang PT. GMF
AeroAsia sesuai standar internasional.
Tahun 2003, PT. GMF AeroAsia melakukan ekspansi ke dalam bisnis
modifikasi pesawat terbang. Bisnis ini mengangkat posisi PT. GMF AeroAsia
menjadi salah satu perusahaan perawatan pesawat yang mampu melaksanakan
modifikasi besar pesawat dengan teknologi tinggi.
Saat ini, PT. GMF AeroAsia telah memasuki bidang jasa perawatan
Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) serta perawatan Industrial Generator
Overhaul, yang diharapkan menjadi sumber pendapatan baru disamping
mengoptimalkan sumber daya dan kompetensi yang sudah dimiliki. Pada akhirnya,
PT. GMF AeroAsia dapat menjadi perusahaan yang memberikan jasa total solution
untuk perawatan, baik dibidang aviasi maupun non-aviasi.
4
Gambar 2.2 Layout GMF AeroAsia
1. Visi
2. Misi
3. Values
5
2.3 Produk dan Jasa (Business Unit)
Unit Bisnis yang dimiliki oleh PT GMF AeroAsia Tbk adalah sebagai berikut :
1. Base Maintenance
1. Component Maintenance
6
Tabel 2.2 Kapabilitas Workshop
enterteiment.
Electro Mechanical and Oxygen Workshop Meliputi komponen system air conditioning
and pressure, electrical,hydraulic, fuel,wheel
Catatan :Detail / update capability list mengacu pada capability list GMF
2. Engine Maintenance
7
Tabel 2.3 Kemampuan Perawatan Engine
Disassembly)
APU GTCP131-9A Maintenance and Overhaul
Catatan: Detail / update capability list mengacu pada capability list GMF
3. Line Maintenance
8
Tabel 2.4 Kemampuan Perawatan Pesawat Oleh Unit Line
Catatan: detail / update capability list mengacu pada capability list GMF
4. Engineering Services
9
5. Power Services
aero derivatives.
e) Analisis kinerja & pelayanan engineering dari mesin electrical rotary dan
power plant.
10
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 2.4 Hanggar 4 GMF AeroAsia yang merupakan hanggar narrow body
terbesar di dunia
Hanggar 4 merupakan hanggar pesawat narrow body terbesar di dunia
dengan areal seluas 67.002 m2 yang baru diresmikan oleh Menteri BUMN Republik
Indonesia pada 28 September 2015 silam. Jenis pesawat yang dilakukan perawatan
di hanggar 4 adalah pesawat GA dan non-GA narrow body yang dapat memuat 16
12
pesawat secara paralel dengan satu bay untuk fasilitas pengecatan pesawat.
Pengerjaan maintenance pada hanggar 4 meliputi line maintenance, heavy
maintenance, modifikasi, perbaikan struktur, modifikasi interior pesawat,
pengecatan dan perawatan lainnya.
B. Workshop Building
D. Management Building
13
BAB III
DASAR TEORI
3.2.1 Aerodynamics
14
Saat pesawat mengudara, prinsip aerodinamika sangat diperlukan guna menganalisa
bagaimana seharusnya pesawat tersebut diterbangkan. Beberapa prinsip yang digunakan
misalnya thrust, drag, lift, karakteristik atmosfer, dll. Hal ini dilakukan untuk memastikan
pesawat mengudara dengan aman
Seluruh penerbangan sipil diawasi dan dinaungi oleh ICAO (International Civil Aviation
Organization) guna memberikan pelayanan penerbangan yang aman bagi para pengguna
jasa penerbangan. Pengetahuan ini diperlukan sehingga tindakan perawatan yang
dilakukan dapat sesuai dengan arahan dari ICAO
3.2.3 Instrument
Seluruh pesawat udara dilengkapi dengan instrument yang mendukung keamanan dan
membantu pilot mengemudikan pesawat tersebut. Contohnya ; VFR (Visual Flight Rules),
IFR (Instrument Flight Rules), dan beberapa instrument penting lainnya.
3.2.4 General
Aviation Maintenance technician Handbook sebuah pedoman bagi engineer untuk
melakukan troubleshoot, maintenance, repair pada pesawat. Hal ini diperlukan agar
semua proses yang dilakukan memiliki standar yang sama disetiap tempat penyedia jasa
maintenance
3.2.5 Digital Technics
Sistem komputer perlu diketahui agar dapat membantu pilot menerbangkan pesawat udara
dengan lebih mudah dana man. Hampir semua instrument penerbangan didasari oleh
logika binary number sehingga hal tersebut dijelaskan pada bagian Digital Technics ini.
3.2.6 Airframe
Struktur dan material pesawat penting diperhatikan guna mendapatkan kenyamanan dan
keselamatan dalam penerbangan. Cara pengelasan hingga pengecatan pun harus dilakukan
15
dengan prosedur yang tepat. Selain itu, airframe juga menjealskan tentang beberapa hal
lain yang diatur oleh ATA (Air Transport Association) yang berisikan ; Sistem hydraulic
dan pneumatic, Landing Gear, Bahan Bakar, Perlindungan es dan hujan, dll.
3.2.7 Electronic & Electrical
Kelistrikan yang baik dibutuhkan agar memperlancar semua instrument yang sudah
terpasang didalam pesawat. Instalasi kelistrikan harus dilakukan dengan aman mengingat
penerbangan dilakukan di ketinggian dengan suhu dingin yang cukup ekstrim.
3.2.8 System Aircraft
Berisikan penjelasan terkait system Hydraulics, Fuel, Pneumatic, dan Landing Gear pada
pesawat udara. Hydraulic dan pneumatic berfungsi untuk mensuplai fluida ke user yang
membutuhkan
3.2.9 Gas Turbine Engine
Biasa dikenal dengan istilah Jet Engine, merupakan sumber energi utama penggerak
pesawat udara. Sebagai contohnya, Pratt dan Whitney F119 engine memproduksi thrust
sebesar 156.000 Newton. Dengan gaya sebesar ini dan memanfaatkan hukum aksi reaksi
newton. Maka memungkinkan terjadinya lift yang membuat pesawat dapat mengudara.
3.2.10 Power Plant
Sumber energi pesawat udara terbagi kedalam tiga kelompok utama, yaitu ; engine, ground
support, dan APU(Auxilary Power Unit). Ketiganya memiliki fungsi masing masing guna
mendukung pesawat untuk mendapatkan sumber tenaganya.
3.3 Boeing 737-800
Menjadi salah satu produsen transportasi udara besutan amerika serikat, Boeing
turut memenuhi permintaan pasar untuk menyediakan pesawat udara penerbangan sipil.
Boeing 737-800, salah satu varian dari 737NG (Next Generation) dan merupakan salah
satu produk dari Boeing yang digunakan oleh maskapai Garuda Indonesia.
United Airlines, salah satu pelanggan setia Boeing kala itu membeli Airbus A320
yang diusung memiliki teknologi lebih canggih. Hal ini membuat boeing memperbarui
737 classic yang lebih lamban dan berjarak tempuh pendek dengan 737NG yang lebih
efisien, dan tentunya lebih luas. Boeing 737NG juga mengusung engine baru buatan CFM
yang memiliki 10-12% peningkatan dalam hal pembakaran bahan bakar.
16
Gambar 3.3 Technical Specs Boeing737-NG
17
Didalam sebuah sistem hidrolik, terapat komponen komponen penting yang mendukung
kinerja sistem hydraulic tersebut,yaitu ;
a. Reservoir
Berfungsi sebagai tangki penampungan Hydraulic Fluid yang terdiri dari tiga
reservoir yaitu masing-masing untuk sistem A, Sistem B dan Standby Sistem.
b. Hydraulic Pump (EMDP & EDP)
Berfungsi untuk menyalurkan (memompa) tekanan hidrolik ke sistem
c. Pressure Module
Berfungsi untuk mengatur dan mengolah tekanan hidrolik yang keluar dari
pompa hidrolik sebelum masuk ke sub system
d. Return Module
Berfungsi untuk mengatur dan mengolah tekanan hidrolik setelah digunakan
oleh sistem dan dilengkapi dengan filter
e. Case Drain
Berfungsi untuk membersihkan case drain fluid masing masing pompa
sebelum masuk ke Heat Exchanger
f. Heat Exchanger
Berfungsi untuk mengatur temperature cairan hidrolik yang melalui case
drain
g. Ground Interconnect Valve
berfungsi untuk menghubungkan atau mengalirkan tekanan hidrolik dari
sistem hidrolik B ke sistem hidrolik A saat pesawat berada di ground
h. Hydraulic Shut Off Valve
Berfungsi untuk memutuskan aliran dari tekanan hidrolik
i. Hydraulic Panel
Berfungsi untuk mengontrol dan mengoperasikan sistem hidrolik
j. Check Valve
Berfungsi untuk mengalirkan tekanan hidrolik ke satu arah saja
k. Relief Valve
Berfungsi untuk membuang tekanan hidrolik yang berlebihan
l. Balance Line
Berfungsi sebagai penghubung dan penyalur pneumatic bleed air dari
reservoir sistem A ke reservoir sistem B dan reservoir standby system
18
Gambar 3.4 Skema Sistem Hidrolik Boeing 737-800
Sistem A berada di bagian sebelah kiri sedangkan sistem B berada di bagian sebelah kanan
pesawat udara. Kedua sistem beroperasi secara independen pada kondisi normal dan menyuplai
tenaga hidrolik ke user yang membutuhkan. Sistem ini bekerja pada angka 3000psi, yang
didukung oleh sistem pneumatic untuk memberi tekanan pada udara sebelum masuk ke sistem
hidrolik.
20
Gambar 3.5 EDP
EDP memiliki tabung silinder yang berisikan Sembilan piston, pada posisi intake fluida
hidrolik mengalir ke dalam silinder, kemudian saat berada di posisis discharge fluida
hidrolik akan keluar dari silinder piston dan menuju output pressure line.
Pompa bekerja pada mode pressurized & depressurized. Pada mode depressurized, pompa
terisolasi dari sistem hidrolik dan beroperasi tanpa aliran output. Solenoid mengatur
pompa untuk bekerja pada kondisi pressurized maupun depressurized.
21
Gambar 3.6 EMDP
Cara kerja EMDP berbeda dengan EDP, fluida hidrolik masuk ke electric motor housing
untuk memindahkan panas dari motor sebelum fluida tersebut masuk ke pompa sentrifugal.
Kemudian pompa sentrifugal mendorong fluida untuk masuk ke pompa hidrolik. Setelah itu
fluida hidrolik akan mengalami proses yang sama seperti apa yang dilakukan oleh EDP
yaitu engalir kedalam silinder piston dan kemudian diteruskan ke output pressure line .
Terdapat internal temperature switch didalam EMDP guna memonitor temperature kerja.
Ketika temperature mencapai 113℃ atau lebih, signal akan dikirimkan menuju hydraulic
control panel di cockpit dan menyalakan lampu indicator overheat EMDP.
Acoustic filter mengurangi kebisingan dan vibrasi yang diakibatkan oleh EMDP.
22
3.6 Pressure Module
Pressure Module menjalankan fungsi – fungsi berikut untuk kedua sistem hidrolik A
dan B; memberikan tekanan pompa hidrolik kepada user yang dituju, membersihkan fluida
dari EDP dan EMDP, memonitor tekanan EDP dan EMDP, memberikan perlindungan
tekanan tinggi pada sistem. Tekanan hidrolik dari EDP dan EMDP mengalir melalui 5-15
micron cartridge filter menuju user.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
Tahun Total Waktu Delay Jumlah Kasus Delay Average Delay Time
(Minute) (Minute)
2014 6378 19 335,68
2015 174 2 87
2016 1210 8 151,25
2017 4941 10 494,1
2018 1440 1 1440
2019 1923 4 480,75
Average Delay Time in the past 5 years 511,35
24
Berdasarkan data, dapat dilihat bahwa rata rata waktu delay terlama dialami pada tahun 2018
dengan rata rata delay 1440 menit, namun demikian kasus terjadinya delay karena EMDP pada
tahun tersebut hanya terjadi satu kali. Dalam 5 Tahun terakhir rata rata waktu delay yang terjadi
karena EMDP adalah 511,35 menit. Setiap 60 menit delay, engineer PT GMF Aeroasia
mengasumsikan terjadi kerugian sebesar 6.500 USD. Dengan demikian kerugian yang terjadi
setiap tahunnya akibat delay terkait EMDP dalam periode lima tahun terakhir adalah 55.396 USD
atau sekitar 772 Miliar Rupiah.
Disebutkan juga kode registrasi pesawat yang mengalami permasalahan ATA29 dengan
data sebagai berikut :
Kode Registrasi Pesawat Total Delay Time Jumlah Kasus Delay Average Delay Time
(Minute) (Minute)
PK-GEF 210 2 105
PK-GEG 575 1 575
PK-GEK 105 1 105
PK-GEM 110 1 110
PK-GFA 575 1 575
PK-GFF 654 2 327
PK-GFK 433 2 216.5
PK-GFL 83 1 83
PK-GFN 120 1 120
PK-GFQ 1873 6 312.16
PK-GFU 128 1 128
PK-GFY 175 2 87.5
PK-GMD 1900 6 316.66
PK-GMG 898 1 898
PK-GMH 45 1 45
PK-GMK 63 1 63
PK-GMM 162 1 162
PK-GMO 124 1 124
PK-GMW 495 4 123.75
PK-GMX 95 1 95
PK-GND 730 1 730
25
PK-GNE 3482 2 1741
PK-GNG 115 2 57.5
PK-GNH 125 2 62.5
Tabel 4.2 Lama Delay Tiap Kode Registrasi Pesawat
Dari tabel diatas kode registrasi GFQ dan GMD mengalami kasus delay terbanyak yaitu
enam kali dengan rata rata waktu delay masing masing 312.16 menit dan 316.66. Dari
seluruh data diatas, delay disebabkan oleh EMDP yang bermasalah. Kode registrasi pesawat
yang mengalami masalah terbanyak dapat menjadi pedoman dalam melakukan
pengecheckan agar tidak terjadi delay serupa selanjutnya.
Analisa ini diperukan guna mengetahui bagian dari EMDP yang memiliki pengaruh terbesar
terhadap removal. Data ini dibutuhkan berdasarkan PIREP MAREP dan Delay pesawat udara
Garuda Indonesia Boeing 737-800 yang mengganggu kelancaran penerbangan. Berdasarkan
data removal dari EMDP dari Tahun 2014-2019 (terlampir) didapatkan beberapa penyebab
kerusakan. Terdapat tujuh puluh removal, dengan jumlah shop finding sebagai berikut :
26
Removal of Electric Motor Discharge Pump
BER
9% 2%
Bearings and Trunnion
Thermostats
External Leak
4%
1%
1%3% 3% Running Good
Etc
Dapat dilihat bahwa kerusakan pada bearing mengakibatkan rantai kerusakan yang
berlanjut. Housing terkikis serta meninggalkan debris yang jatuh ke housing.
Memungkinkan juga untuk debris jatuh ke putaran poros sehingga mengganggu rotasi
poros.
28
4.4.1 Analisa Stress Issues Trunnion Bearing
Trunnion bearing sendiri merupakan bearing dengan bahan keramik, self lubricated.
Namun demikian, Skydrol sebagai fluida hidrolik membantu lubrikasi dari bearing. Menurut
analisa penulis, penyebab kerusakan bearing disebabkan oleh hal-hal berikut. Trunnion Bearing
sendiri berfungsi untuk menyanggah hanger terhadap housing, serta memberikan titik pivot bagi
poros untuk melakukan pengaturan variable displacement terhadap output yang diminta oleh
sistem.
Secara umum, bearing membantu mengurangi keausan terhadap gerakan mekanikal yang
ditopang olehnya. Seperti dijelaskan pada dasar teori, trunnion di desain sedikit berbeda dengan
bearing pada umumnya. Trunnion menopang hanger yang terintegrasi dengan piston. Piston yang
berputar mengakibatkan adanya gaya sentrifugal yang harus ditanggung oleh bearing. Ketika
sistem melakukan perubahan variable displacement, hanger akan bergerak sesuai dengan perintah
sistem. Hal ini menjadi salah satu factor utama mengapa bearing mengalami kerusakan. Ketika
berpindah posisi, hanger tetap menahan gaya yang diberikan oleh piston dan poros, sembari
bergerak maka gaya yang ditahan oleh bearing semakin besar dan menambah gaya yang harus
ditopang oleh bearing.
Kemungkinkan selanjutnya adalah terjadinya misalignment saat pemasangan antara
trunnion dan hanger. Hal ini akan mengakibatkan bearing mengalami vibrasi yang tinggi,
menimbulkan guncangan saat hanger mengalami gaya dari piston yang berputar yang kemudian
dapat merusak bearing.
Dikarenakan menahan beban yang tidak wajar secara menerus, bearing tersebut
mengalami fatigue. Fatigue sendiri adalah pelemahan material yang diakibatkan oleh beban yang
terus menerus dan local terhadap suatu titik dan mengakbiatkan kerusakan structural serta memicu
terjadinya retakan (crack). Berdasarkan gambar yang didapatkan, kerusakan bearing yang terjadi
sangat mungkin diakibatkan oleh fatigue karena beban yang dialami adalah beban dinamis.
Peralatan mekanikal seharusnya sudah di desain oleh manufacturer untuk dapat bertahan
di kondisi kerja yang ditentukannya. Di saat material tersebut mengalami failure sebelum waktu
penggunaan yang diprediksikan, maka dimungkinkan adanya faktor lain diluar kemampuan
material tersebut. Analisa penulis mengarah kepada adanya faktor kesalahan manusia disaat
proses pemasangan bearing dan atau sistem yang ditopang oleh bearing tersebut. Kesalahan
tersebut akan mengakibatkan munculnya vibrasi, unbalance, dan gaya berlebih yang sebelumya
tidak disiapkan oleh manufacturer untuk dapat ditopang oleh bearing. Walaupun trunnion bearing
memiliki kemampuan self lubricated, penulis juga menganalisa bahwa lubrikasi yang diberikan
29
mungkin kurang baik. Misalnya fluida hidrolik kotor sehingga membawa partikel kecil yang
dapat mengikis bearing dan atau komponen lain yang dilubrikasi oleh fluida tersebut.
31
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Mahasiswa Kerja Praktek harus lebih aktif bertanya kepada karyawan unit
penempatannya di PT. GMF AeroAsia sebagai referensi mahasiswa KP
yang tepat sasaran dan terupdate untuk masalah data perusahaan terbaru
2. Mahasiswa Kerja Praktek sebaiknya tidak hanya bertanya mengenai hal
yang menyangkut pengetahuan ilmiah namun juga bertanya mengenai
pengetahuan lingkungan kerja
3. Dilakukan training atau pengarahan tentang teori dasar materi dan
pengenalan perusahaan kepada mahasiswa Kerja Praktek di awal
masuk.
32
4. Sistem penerimaan harus memberikan data status KP dengan baik,
dan jelas.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
LAMPIRAN
35
36
37
38