OLEH
CINTYA YULIANTI
NIM. 7003160030
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja
Praktek sebagai hasil dari Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT Dirgantara
Indonesia (PERSERO), yang telah ditempuh selama kurang lebih satu bulan.
Kerja Praktek ini merupakan Mata Kuliah wajib dan merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan Studi pada Program Studi S-1 di lingkungan Fakultas
Teknik Universitas Galuh.
Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis tidak mungkin dapat
menyelesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
ucapkan rasa terimakasih, antara lain kepada:
1. Bapak R. Nugraha Kusuma Ningrat S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Galuh Ciamis.
2. Bapak Maman Hilman, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Galuh Ciamis.
3. Bapak Eky Aristriyana, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Industri.
4. Ibu Imas Komariah, S.T., MM. selaku pembimbing dalam pelaksanaan
penyusunan laporan Kerja praktek.
I
5. Pimpinan PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
6. Ibu Sarmaini Fridawaty, selaku Pembimbing lapangan dalam melaksanakan
Kerja Praktek.
7. Seluruh karyawan dan staff di PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
8. Orang tua kami yang memberi dukungan secara moral, materi dan dukungan
lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
9. Rekan satu perjuangan, Teknik Industri 2016.
10. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan laporan ini.
Penulis berharap, semoga laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi yang menggunakan pada umumnya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................... I
DAFTAR ISI ................................................................................................... III
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... V
DAFTAR TABEL........................................................................................... VI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2
1.5 Batasan Masalah......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Proses Produksi ............................................................................ 4
2.2 Peta-peta untuk analisis kerja keseluruhan ................................................ 4
2.3 Peta Proses Operasi .................................................................................... 5
2.3.1 Kegunaan Peta Proses Operasi ........................................................ 6
2.3.2 Prinsip-prinsip pembuatan Peta Proses Operasi .............................. 6
2.3.3 Analisis suatu Peta Proses Operasi .................................................. 7
2.4 Penjadwalan Job Shop................................................................................ 7
2.5 Layout Mesin ............................................................................................. 8
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Lokasi ......................................................................................................... 11
3.2 Sejarah ........................................................................................................ 12
3.3 Makna Logo Perusahaan ............................................................................ 13
3.4 Visi dan Misi Perusahaan ........................................................................... 14
3.5 Struktur Organisasi..................................................................................... 15
3.5.1 PT. Dirgantara Indonesia ................................................................. 15
3.5.2 Sub Directorate Corporate Planning and Program Management .. 15
3.5.3 Sub Directorate Corporate Planning and Program Management
(Detail) ...................................................................................................... 16
3.6 Manajemen Perusahaan.............................................................................. 17
III
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penjadwalan Material ................................................................................. 19
4.2 Desain Produk Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE ............................. 21
4.3 Input ........................................................................................................... 23
4.3.1 Man .................................................................................................. 23
4.3.2 Material ............................................................................................ 23
4.3.3 Money .............................................................................................. 24
4.3.4 Method ............................................................................................. 24
4.3.5 Machine............................................................................................ 25
4.4 Peta Proses Operasi .................................................................................... 30
4.4.1 Penjelasan dari Proses Produksi ....................................................... 31
4.5 Output......................................................................................................... 34
4.6 Tata Letak mesin dan lembaran logam ...................................................... 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 37
5.2 Saran........................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... VII
LAMPIRAN
IV
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.3 Bill of Material Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE ............. 22
Gambar 4.9 Operation Process Chart komponen Sub Spar A380 .................. 30
Gambar 4.11 Komponen Part sayap IOFLE setelah Assembly ditempat perakitan
akhir pesawat Airbus A380 di Toulouse, Perancis .......................................... 35
V
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Schedule delivery plan komponen Sub Spar A380 .............................. 20
VI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pesawat A380, IOFLE yang digunakan berukuran sangat besar sehingga
komponen-komponen penyusunnya pun juga berukuran sangat besar. Harga
material dan biaya proses produksi yang dibutuhkan untuk komponen-komponen
penyusun IOFLE tersebut tentu sangatlah mahal. Oleh karena itu, proses produksi
harus meminimalisir terjadinya defect sehingga produk dapat dikirim sesuai
Schedule Delivery Plan yang disepakati sebelumnya dengan Costumer.
1
2
3 bagian diantaranya Pylon yang terdiri dari Front Spar, Slant rib, Riblet, Hinge
Rib 1, 2, 3 dan 4, Drive Rib 1, 2, 3 dan 4, Intermediate dan Sub Spar yang akan
menjadi fokus pembahasan penulis. Komponen Sub Spar mempunyai fungsi yang
cukup penting yaitu sebagai bagian dari sayap/ wing untuk menempelkan skin.
Oleh karena itu penulis mengangkat topik Proses Produksi Pembuatan Komponen
Sub Spar pada IOFLE Airbus A380 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
Dari uraian latar belakang di atas maka masalah yang dikaji pada laporan kerja
praktek ini yaitu mengenai :
Bagaimana Proses Produksi Pembuatan Komponen Sub Spar pada IOFLE Airbus
A380 di PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui Proses
Produksi Pembuatan Komponen Sub Spar pada IOFLE Airbus A380 di
PT. Dirgantara Indonesia (Persero).
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut.
Agar penulisan laporan ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula
direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan, maka penulis menetapkan batasan masalah. Data yang diambil hanya
mengenai :
Proses Produksi Pembuatan Komponen Sub Spar pada IOFLE Airbus A380 di PT.
Dirgantara Indonesia (Persero).
BAB II
LANDASAN TEORI
Proses produksi merupakan suatu bentuk kegiatan yang paling penting dalam
pelaksanaan produksi disuatu perusahaan, hal ini karena proses produksi
merupakan metode atau cara bagaimana kegiatan penambahan manfaat atau
penciptaan manfaat tersebut dilaksanakan.
Jay Heizer dan Barry Render (2011:4) mengatakan bahwa proses juga diartikan
sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu dilaksanakan. Proses
produksi adalah kegiatan untuk menambah kegunaan suatu barang dan jasa
dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Menurut catatan sejarah, peta-peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh
Gilbreth. Pada saat itu, untuk membuat suatu peta kerja, Gilbreth mengusulkan 40
buah lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya lambang tersebut
disederhanakan sehingga hanya tinggal 4 macam saja. Namun, pada tahun 1947
American Society Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang-
lambang yang terdiri atas 5 lambang yang merupakan modifikasi dari yang telah
dikembangkan sebelumnya oleh Gilbreth. Penjelasan lambang-lambang tersebut
adalah sebagai berikut.
4
5
Dengan adanya informasi-informasi yang bisa dicatat melalui Peta Proses Operasi,
kita bisa memperoleh banyak manfaat diantaranya:
Untuk bisa menggambarkan Peta Proses Operasi dengan baik, beberapa pokok
berikut ini perlu diperhatikan:
1. Pertama, pada baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis
peta, yaitu Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti:
nama objek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah itu memetakan
keadaan sekarang atau yang diusulkan, nomor peta dan nomor gambar.
2. Material yang akan diproses dinyatakan tepat diatas garis horizontal yang
sesuai, yang menunjukan ke dalam urutan-urutan tempat material tersebut
kemudian diproses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah
sesuai urutan-urutan prosesnya.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi terkait.
5. Penomoran terhadap suatu kegaitan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Agar diperoleh gambar Peta operasi yang baik, bagian produk yang paling banyak
memerlukan operasi, dipetakan terlebih dahulu dan ini dilakukan pada bagian peta
7
sebelah kanan. Setelah semua proses digambarkan dengan lengkap, pada akhir
halaman dicatat tentang ringkasannya yang memuat informasi-informasi seperti:
jumlah operasi, jumlah pemeriksaan, dan jumlah waktu yang dibutuhkan.
Pada penutup untuk peta proses operasi, dibagian depan sudah diuraikan bahwa
Peta Proses Operasi berfungsi untuk melihat keadaan proses secara lengkap atau
keseluruhan, untuk keperluan analisis tingkat lebih rinci dapat digunakan Peta
Aliran Proses.
Penjadwalan pada proses produksi tipe Job Shop lebih sulit dibandingkan
penjadwalan flow shop yang dimana pesanan nya mempunyai spesifikasi yang
bersifat umum, melewati beberapa operasi. Hal ini disebabkan oleh tiga alasan
yaitu :
1. Job shop menangani variasi produk yang sangat banyak, dengan pola aliran
yang berbeda-beda melalui pusat-pusat kerja.
2. Peralatan pada job shop digunakan Bersama-sama oleh bermacam-macam
order pada prosesnya.
3. Job-job yang berbeda mungkin ditentukan oleh prioritas berbeda pula. Hal ini
mengakibatkan produk tertentu yang dipilih harus diproses seketika pada saat
order tersebut ditugaskan pada suatu pusat kerja.
2.5 Layout mesin
1. Product Layout : tata letak mesin dan fasilitas produksi disusun berdasarkan
urutan proses pengerjaan produk.
2. Process Layout : tata letak mesin dan fasilitas produksi disusun berdasarkan
kesamaan fungsi pada stasiun kerja.
3. Fixed Position Layout : tata letak dimana material akan tetap berada di
posisinya sehingga mesin serta fasilitasnya yang akan berpindah ke tempat
dimana operasi mesin dibutuhkan.
4. Group Technology Layout : tata letak mesin dan fasilitas produksi yang
dikelompokkan ke suatu tempat dalam sebuah manufacturing cell dan produk
dikelompokkan ke dalam family product berdasarkan kesamaaan desain dan
urutan proses.
11
12
Sejarah telah pula mencatat para pionir penerbangan di Indonesia, seperti Wiweko
Supano, Nurtanio Pringgoadisurjo, dan Sumarsono yang telah merintis dunia
penerbangan di tanah air sejak tahun 1946. Para pionir tersebut bekerja untuk Biro
Perencana dari Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia
yang berkedudukan di Madiun. Kemudian Biro tersebut dipindahkan ke Andir
(sekarang menjadi Husein Sastranegara) di Bandung. Hasil rancang-bangun Biro
ini antara lain adalah pesawat layang jenis Zogling, Nurtanio Wiweko Gilder
(NWG) dan Wiweko Experimental Light Plane.
Pada tahun 1953 dibentuk suatu wadah baru yang menangani pengembangan
pesawat terbang dengan nama Seksi Percobaan. Empat tahun kemudian pada
tahun 1957, menjadi Sub Depot Pembuatan, Penelitian dan Perkembangan
dibawah supervisi Komando Depot Perawatan Teknik Udara yang dipimpin oleh
Mayor Nurtanio Pringgoadisurjo.
Pada tahun 1960 Sub Depot ini ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lalu lima tahun setelahnya yakni pada
tahun 1965 berubah lagi menjadi Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat
13
Pada tahun 1976, B.J. Habibie diangkat menjadi direktur utama dan LIPNUR
berganti nama menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diresmikan oleh
Presiden Soeharto. Pada tahun 1986 nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio
diganti menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara dengan singkatan yang
sama yaitu IPTN. Nusantara merupakan gabungan dari kata Nusa yang berarti
kepulauan dan antara yang berarti diantara. Secara lengkap Nusantara diartikan
sebagai satu kesatuan dari kepulauan dan perairan yang mengelilinginya.
Visi
Menjadi pemimpin pasar pesawat terbang kelas menengah dan ringan serta
menjadi acuan dari perusahaan dirgantara di wilayah asia pasifik dengan
mengoptimalkan kompetensi industri dan komersial terbaik.
Misi
1. Sebagai pusat kompetensi dalam industri kedirgantaraan dan misi militer
serta untuk aplikasi non-aerospace yang relevan.
2. Sebagai pemain kunci di industri global yang memiliki aliansi strategis
dengan industri kedirgantaraan kelas dunia lainnya.
3. Memberikan produk dan jasa yang kompetitif dalam hal kualitas dan
biaya.
15
Data rencana produksi perusahaan tidak dapat dilampirkan karena penulis tidak
memiliki hak ases. Berikut ini data yang dapat diakses yaitu Schedule delivery
plan tahun 2018-2019 untuk memenuhi permintaan.
19
20
Spar / Dnose
AC Set Ship Plan
On Dock
No PTDI
Date
261Port 5-Dec-18 16-Jan-19
261Stbd 26-Dec-18 6-Feb-19
262Port 17-Jan-19 28-Feb-19
262Stbd 13-Feb-19 27-Mar-19
263Port 7-Mar-19 18-Apr-19
263Stbd 29-Mar-19 10-May-19
264Port 23-Apr-19 4-Jun-19
264Stbd 15-May-19 26-Jun-19
265Port 5-Jun-19 17-Jul-19
265Stbd 27-Jun-19 8-Aug-19
266Port 17-Jul-19 28-Aug-19
266Stbd 13-Aug-19 24-Sep-19
267Port 4-Sep-19 16-Oct-19
267Stbd 23-Sep-19 4-Nov-19
268Port 18-Oct-19 29-Nov-19
Tabel 4.1 menunjukan schedule delivery plan komponen Sub Spar A380. Pada tabel
dapat diketahui informasi pengiriman Sub Spar mulai dari nomor set produk yang
dikirim, rencana pekan untuk waktu pengiriman, rencana produk berangkat dikirim
dari dermaga dan target sampai berlabuh didermaga tujuan. Seperti contoh produk
dengan set nomor 261 port, rencananya akan dikirim pada 5 Desember 2018 dan
ditargetkan sampai tujuan pada tanggal 16 Januari 2019.
21
4.2 Desain Produk Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE (Inboard Outer
Fixed Leading Edge)
Sub Spar
Gambar 4.1 merupakan Desain Produk Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE
(Inboard Outer Fixed Leading Edge). Desain produk merupakan fase yang sangat
penting dalam penilaian siklus hidup produk. Keputusan yang diambil dalam fase
ini sangat mempengaruhi bahan material, kualitas, biaya, proses pembungkusan
terkait dan logistik serta pada akhirnya bagaimana produk akan diproses ketika
akan dibuang. Berikut merupakan Desain Produk Komponen Sub Spar A380 yang
dibuat menggunakan Aplikasi CATIA.
Berikut Bill of Material Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE (Inboard Outer
Fixed Leading Edge).
BILL OF MATERIAL
Nama objek :Sub Spar program A380
Nomor Peta :1
Sekarang v Usulan
Dipetakan oleh : Cintya Yulianti
Tanggal dipetakan : 11-Sep-19
Level 0
Level 1
1 1 1
Skin Pylon D-Nose
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 27 4 Level 2
Top Top Top Top Top D-
Front Slant Hinge Drive Drive Hinge Inter Hinge Drive Drive Hinge Sub Metalic D-Nose Nose D-Nose
panel P anel P anel P anel P anel Riblet
Spar Rib Rib 1 Rib 1 Rib 2 Rib 2 mediate Rip 3 Rip 3 Rip 4 Rip 4 Spar D-Nose Spar Skin
1 2 3 4 5 Rib
Gambar 4.3 Bill of Material Komponen Part Sayap Pesawat IOFLE (Inboard
Outer Fixed Leading Edge)
Gambar 4.3 menunjukan bill of material dari bagian IOFLE (Inboard Outer Fixed
Leading Edge) pesawat Airbus A380. Dari gambar diatas dapat diketahui pada
level 1 terdiri dari skin, pylon dan d-nose. Pada level 2, untuk skin terdiri dari top
panel 1, top panel 2, top panel 3, top panel 4 dan top panel 5, untuk pylon terdiri
dari front spar, slant rib, riblet, hinge rib 1, hinge rib 2, hinge rib 3, hinge rib 4,
intermediate, drive rib 1, drive rib 2, drive rib 3, drive rib 4 dan sub spar, dan
untuk d-nose terdiri dari metallic d-nose,d-nose spar, d-nose rib dan d-nose skin
Pada level 3 yakni dari setiap komponen drive rib masing-masing tersusun oleh
sisi inboard dan outboard. Semua komponen dibuat pada proses manufaktur di
lantai produksi PT. Dirgantara Indonesia. Komponen yang menjadi fokus
pengamatan adalah komponen Sub Spar dari bagian IOFLE pesawat Airbus A380.
23
4.3 Input
Input merupakan segala sesuatu yang masuk kedalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses. Karakteristik sebuah sistem yaitu seperangkat
elemen yang membentuk satu kesatuan (unity), mempunyai hubungan fungsional
(functional relationship) dan kesatuan tujuan. Apabila salah satu elemen tidak
berfungsi maka kinerja seluruh komponen lain akan terpengaruh. Berikut elemen-
elemen yang terdapat dalam Input, antara lain:
4.3.1 Man
Tenaga kerja untuk proses produksi komponen Sub spar IOFLE pesawat Airbus A380
membutuhkan 1 operator untuk setiap permesinan yang dilakukan dan pada setiap
stasiun kerja biasanya terdapat 1-2 orang karyawan untuk membantu mempersiapkan
proses permesinan.
4.3.2 Material
PT. Dirgantara Indonesia khususnya departemen program Spirit Aero System (SAS)
yang merupakan departemen khusus yang menangani produksi IOFLE dari pesawat
Airbus A320, A350, dan A380. Untuk memproduksi bagian IOFLE pesawat tersebut,
perusahaan ini menggunakan material alluminium alloy. Material ini di suplai oleh
perusahaan All Metal Service (AMS) dari UK.
Alluminium alloy yang di gunakan untuk produksi pesawat ini memiliki sifat yang
ringan, kuat, elastis, serta tidak mudah korosi sehingga tahan terhadap berbagai cuaca.
Selain itu material ini juga tidak menghantarkan panas secara baik sehingga tidak
terlalu berbahaya karena tidak teraliri muatan listrik jika terkena sambaran petir.
Material jenis metal berbahan alluminium alloy yang dibutuhkan ada beberapa bentuk
yaitu plat, sheet, steel road dan profile.Selain material metal, perusahaan ini juga
menggunakan material non metal seperti cat, bahan-bahan kimia, cairan penetran dan
lain-lain.
4.3.3 Money
PT. Dirgantara Indonesia menerapkan tipe produksi make to order dengan kontrak
yang di sertai kesepakatan harga ketika pemesanan. Perhitungan harga pokok
produksi dari setiap masing-masing produk dilakukan ketika pesanan tersebut
telah selesai diproduksi. Kemudian, akan di hitung perbandingan antara harga jual
dan biaya produksi sehingga dapat diketahui laba atau rugi perusahaan.
Cost PT. Dirgantara Indonesia bersifat rahasia perusahaan, sehingga penulis tidak
mendapatkan informasi mengenai jumlah biaya untuk proses produksi.
4.3.4 Method
Aliran proses produksi yang diterapkan oleh PT. Dirgantara Indonesia adalah
aliran proses produksi job shop, karena produksi dilakukan untuk memenuhi
pesanan (make to order). Pesanan dilakukan oleh beberapa pihak dengan jumlah
sesuai kebutuhan pelanggan, serta desain, spesifikasi, waktu dan biaya yang juga
sudah ditentukan.
mengelompokkan mesin yang sama pada satu stasiun kerja sesuai dengan fungsi
kerjanya.
4.3.5 Machine
Mesin yang digunakan untuk memproduksi Sub Spar adalah sebagai berikut.
Mesin CNC Profiling bermerk Cincinnati Milacron tipe DGAL adalah mesin buatan
Amerika Serikat, lokasi pabrik yang memproduksi mesin ini berada di kota Cincinnati,
negera bagian Ohio, Amerika Serikat. CNC Profiling Machine Cincinnati Milacron
DGAL ini sama seperti Cincinnati Milacron DGMP yaitu digunakan untuk
memproses material, dimana memiliki kompleksitas pekerjaan yang dikerjakan tinggi,
disertai fasilitas 5 axis. PTDI juga memiliki2 mesin Cincinnati Milacron DGAL
dalam satu stasiun kerja, dimana mampu untuk memotong, membuat lubang dan
membentuk material,tetapi dengan kecepatan yang lebih cepat yaitu> 4000 rpm.
Mesin ini digunakan khusus untuk memproses material berbahan dasar alluminium
alloy.
27
CNC Vertical Jig Boring SIP 720 adalah mesin pabrikan Swiss yang dibuat tahun
1986. Mesin ini digunakan untuk proses pelubangan material, dimana memiliki
tingkat presisi tinggi karena berbasis CNC (Computerized Nummerically Control) dan
tentu harus didukung dengan operator mesin yang teliti. Jig Boring digunakan untuk
proses finishing lubang yang mengharuskan hasil dengan tingkat presisi tinggi, jika
ukuran lubang kecil bisa langsung di proses pada bagian ini, tetapi jika ukuran lubang
cukup besar dilakukan pemotongan lubang terlebih dahulu di CNC Profiling Machine
dengan disisakan sedikit untuk dilakukan finishing memakai jig boring agar hasil
lebih presisi, hal tersebut bertujuan untuk mempercepat proses produksi dikarenakan
kemampuan potong dan kecepatan mesin jig boring yang tidak terlalu tinggi.
a. Spesifikasi mesin:
− Work table : dimensi 1600 x 1240 mm, beban maksimal 2500 kg, jarak dari
lantai 1000 mm
− Working capacity : X-axis 1500 mm, Y-axis 1000 mm, Z-axis 300 mm
− Memiliki 1 spindle : power 5,9 kw, speed 40-2000 rpm
b. Persiapan yang harus dilakukan:
− Periksa level coolant
28
Coordinate Measuring Machine (CMM) adalah mesin yang digunakan untuk proses
quality inspection, inspeksi menggunakan mesin ini dilakukan otomatis menggunakan
bantuan program, mampu mencocokan dimensi part dengan layout part pada
program dengan teliti (tingkat ketelitian 1 mikron), mampu mengecek kontur pada
permukaan part seperti kekasaran dan kemiringan secara akurat. Input program
produksi yang dipakai pada mesin ini menggunakan hasil desain dari aplikasi Catia.
Mesin ini sensitif terhadap debu dan suhu, jadi ruangan harus dalam kondisi bersih
dan suhu yang normal (tidak panas). Informasi dari komputer mesin perihal inspeksi
29
dimensi yaitu dimensi pengukuran, dimensi teoritis, nilai deviasi, upper toleransi, dan
lower toleransi, sehingga dapat diketahui part tersebut lolos inspeksi atau harus di
rework.
Spesifikasi Coordinate Measuring Machine (CMM):
Type : Delta Tutor P. For Windows
Max measuring volume :
X axis : 11 m
Y axis : 1,8 m
Z axis : 1,0 m
Accuracy : 0,001 - 0,002 mm
Panjang : 4440 mm
Lebar : 1115 mm
Tebal : 50 mm
Alumunium Alloy
Remark
Bench Marking
O-1 A
0,1 jam
SUB SPAR 68
RINGKASAN
Lambang Kegiatan Jumlah Waktu
Penyimpanan 1 -
Operasi 1 : Remark
Remark merupakan proses penerimaan kode untuk melakukan proses produksi Sub Spar.
Memastikan kembali kode pengerjaan, termasuk kedalam sub-assembly atau part saja. hal
tersebut diperlukan untuk pemetaan dalam input data.
Menginpeksi material yang hendak digunakan dalam proses produksi Sub Spar. Pada
proses ini material yang diinspeksi berupa Alumunium alloy plate. Material tersebut
diperiksa kondisinya apakah material yang disimpan didalam gudang memenuhi kriteria
kelayakan produksi. Proses pengujian material yang hendak digunakan untuk produksi
dilalukan dengan pengecekan ultrasonic. Apabila material dinyatakan layak berdasarkan
ABP 6-5232, maka staff gudang akan mendata keluarnya material dari gudang.
Proses fitter pre-cutting pada sisi-sisi samping material diberi lubang dan dilakukan
tapping dengan ukuran M16 dan kedalaman 30 mm menggunakan drill. Pemberian
lubang dan tap bertujuan untuk memberikan handling accessories agar material dapat
diangkat menggunakan crane dan diletakan pada mesin CNC.
Pada proses ini material diberi lubang hold down yang bertujuan sebagai sarana
untuk memposisikan fixture pada proses-proses permesinan yang lain, sehingga
benda kerja tetap tertahan pada posisi yang sama pada saat pemakanan/cutting
berlangsung. Proses pemberian lubang hold down dilakukan pada mesin CNC
Cincinnati Milacron DGMP. Programmer menggunakan NCOD sebagai
perancangan program permesinan, dan kemudian sebelum program dijalankan
pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGMP, program disimulasikan terlebih
dahulu pada software Vericut.
Program yang sudah dapat berjalan dengan baik pada saat disimulasikan,
selanjutnya akan dijalankan pada saat proses pemberian lubang hold down pada
material. Hal pertama yang dilakukan adalah memposisikan datum di tengah-
32
tengah billet, kemudian menjalankan program pada sisi atas. Pada sisi atas
dilakukan centre drill holes pada 8 posisi yang telah ditentukan. . Berikutnya,
dilakukan drill pada lubang-lubang tersebut dengan diameter 13 mm, yang
kemudian dilakukan counter bore pada lubang sehingga lubang menjadi sebesar
20 mm dengan kedalaman 30 mm.
Setelah diberi lubang hold down pada mesin Cincinnati Milacron DGMP,
material dibawa menuju mesin Cincinnati Milacron DGAL. Sama hal nya seperti
proses permesinan pada mesin Cincinnati Milacron DGMP, untuk menjalankan
proses permesinan dibutuhkan program yang berfungsi sebagai perintah proses.
Perancangan program yang digunakan adalah NCOD dengan desain yang
disesuaikan dengan standar drawing yang diperlukan. Setelah program telah
dirancang, dilakukan simulasi pada software Vericut untuk mengetahui apakah
program dapat berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan dan ketersediaan
tools. Program yang telah berjalan dengan baik pada simulasi, kemudian dapat
diterapkan pada mesin CNC Cincinnati Milacron DGAL. Hal pertama yang
dilakukan adalah melakukan set datum oleh operator, kemudian operator
menjalankan proses permesinan sesuai dengan program untuk produksi Sub Spar.
Pada mesin CNC Profiling Machine DGAL proses yang dilakukan yaitu Milling
bagian luar dan pengeboran sedalam 3 mm di 2 titik.
Operasi berlanjut namun masih pada mesin yang sama, proses selanjutnya adalah Milling
akhir pada bagian dalam dan bagian luar.
Setelah benda kerja lolos melalui tahap inspeksi dimensi, benda kerja dilakukan
proses chemical cleaning for aluminium. Pada proses ini benda kerja dibersihkan
dengan menggunakan cairan kimia.
Pada proses ini benda kerja yang telah melalui beberapa perlakuan kimia
dipastikan agar proses yang telah dilakukan memiliki hasil yang sesuai dengan
standar, sehingga benda kerja dapat melalui proses selanjutnya dengan sangat baik.
Benda kerja yang telah dilakukan chemical cleaning for aluminium akan diperiksa,
apakah benda kerja memiliki kerusakan, dan apakah sudah bersih dari minyak.
Pada proses ini benda kerja yang telah bebas dari cairan kimia ataupun coolant,
dilakukan chromic acid anodizing. Chromic acid anodizing merupakan proses
elektrokimia yang berguna untuk membentuk lapisan aluminium oksida yang
sangat tipis dengan mengendalikan oksidasi pada permukaan aluminium secara
cepat.
34
Pada proses ini benda kerja yang telah melalui beberapa perlakuan kimia
dipastikan agar proses yang telah dilakukan memiliki hasil yang sesuai dengan
standar, sehingga benda kerja dapat melalui proses selanjutnya dengan sangat baik.
Proses primer painting merupakan pengecatan primer pada benda kerja sebagai
cat dasar. Pengecatan primer tersebut dilakukan pada benda kerja dengan cara
disemprot oleh epoxy primer paint berdasarkan ketentuan ABP 4-1123.
Operasi 10 : Marking
Pada proses ini dilakukan pemberian nomor part dan juga nomor JID. Setelah
pemberian nomor part dan JID, dilakukan pernis pada area yang diberi nomor
tersebut.
4.5 Output
Output produksi program departemen spirit aero system (SAS) adalah finished good
komponen Sub spar dari IOFLE yang merupakan komponen penyusun pesawat
terbang Airbus A380 pada bagian sayap (wings).
35
Selanjutnya produk tersebut akan di kirim ke SAS pusat karena produk itu merupakan
pesanan dari perusahaan Spirit Aero System, UK. Setelah itu, produk tersebut akan
diserahkan kepada pihak Airbus untuk di assembly di tempat perakitan akhir pesawat
Airbus A380 yakni di Toulouse, Perancis. Sedangkan limbah chip logam akan di
press terlebih dahulu sebelum dijual kepada konsumen limbah logam.
Gambar 4.11 Komponen Part sayap IOFLE setelah Assembly ditempat perakitan
akhir pesawat Airbus A380 di Toulouse, Prancis.
36
Penataan mesin dilantai produksi dengan cara mengelompokan mesin yang sama
pada satu stasiun kerja sesuai dengan fungsi kerjanya. Tata letak mesin dan
lembaran logam PT. Dirgantara Indonesia adalah sebagai berikut.
LAY OUT MACHINING & SHEET METAL (Future)
U
maintenance
Maintenance
Loker for 10
R. Sub Assy
Gudang
R. Measure
R. Spv QA
operator
Gudang NDI
Welding
Store
MRSA+ Fasilitas
tool
Toilet Toilet ??? Toilet
tool
A9B3
Loker for 30 MRSA Loker for 20 Magnetic NDI Penetrant Loker Photografy Fasilitas GAF
Lift D
Lift C
Maintenance operator / shift
operator
In /
D E
1.9 m
F G H I J Masuk
5.0 Troley / 5.0
Pallet
New Maintenance Dry Furnace
Musola Sciaky
touch
Kompresor Store & Precon Gudang welding
4.5 electrical shop
QA/QC
HARDNESS
GLS Ruang.
Sciaky sean & spot 4.5
welding
Visual Management
&
Auxiliary Bench
Steel Dry Kraft Adm. R. Tig
Maintenance QC Metal Sciaky spot welding
4.4 Furnace Forming Welding 4.4
Store & Sciaky
RAILING FOR HSM
RAILING FOR HSM
KGL
R. Q. Loker
QC Heat inspection
New Coolant Free space Dispatch Area
Maintenance Treatment
Tank Hand Router
4.2 Store & Store 4.2
rewainding Dispatch
Driling
Visual Management shop New CNC
Hand Router Area
Triming & Drilling
CMM Program 4.1 &
Auxiliary Bench
Fitter
Rubber Press
Store 4.1
Muller
2.2 m
4.0 4.0
Electric motor
maintenance
MHG
FINISH PART
FINISH PART
Hand Ungerer
Jalur Pipa Chiller
Store
Forming Low
3.5 Cold
Skin 3.5
CMM Box MAE
Gudang
Foreman
Fitter
Troli Chips
MEM
Crimping
for HSM Stretch Forming
Loker 3.4 Sheet Muller
3.4
maintenance
PC for HSM 2m
6.495 m Standard Polding Fluid cell
6.750 m
Crimping ABB
3.3 Tool Crib 3.3
Cool Box
PC TL.HSM Spv.HSM
0.6 m
6.1 m
Rack of Doc.
TL.MPM
TL.HSM
Fitter Stretch Hand & Finish
22.38 m
PC PC TL.HSM
Forming Area
2m
2m Forming Sheet
3.2 Polding Sheridan
3m
3.2
New Cool
13.445 m
19 m
Box
13.5 m
2.75 m Crimping
Free space
2m
1m 1m
3.1 7.85 m
3.35m
New Fluid 3.1
QA Press
Lift
1.5 m 1.7 m
QA
3.0 5.9 m
Priction 3.0
5m
Shot Peening 3.5 m 3.5 m
JOB Stretch Forming
First floor MATEX ROLLING Press
Sheet Cyril Bath 10.55m
2.5 m 13 m 2.5 m
13.5 m 13.7 m 1.9 m 13.4 m
2.5 13.45 m
4.75 m 13.85 m
Tool Strecth
2.5
CMM Colling 5m
PC for Gantry Down Room Forming Sheet
Machine 2.2 m 2.2 m
2.4 PC TL.LPM Spv.LPM 2.4
Rack of Doc.
TL.LPM
TL.LPM
PC PC TL.LPM
Free space Centerles Cylindrical Jig
Standard MFSA
Grinding Grinding Grinding Old & new Jig Boring part
2.3 NC Machine Standard Tool crib Yasda Standard
C212 & Tool crib 2.3
Driling
Oerlikon DIXI SIP 720
CN 235
Jig Boring Toilet
Kolokasi
DGMP C-D
DGMP A-B
In. Grinding
2.2 Rolling
2.2
DGAL E-F
thread
2.5 m Pre ops. group
5m
37 m
6.2 m
4.7 m
2.5 m Lathe milling group
3.7 m
DGAL G-H
35º
37 m
1m 4 Axis group
1m
Store Sub
3.5 m
Stama
C D Millac 4VA 1m
Sawing
2.0 0.75 m
2m
0.5 m
1.5 m
3m H.Lathe 1m
1m
2m
machine Assy 2.0 3 Axis group
Crimping 3m
2.6 m Deckel Maho
1.5m
1.5 m
NEW HAAS
3 AXIS
2m
NEW TURNING
MILLING
1.5 m 0.75 m Welding 1 5 Axis group
ACT 3 5vs-NC TNC Univ. Milling
1.5 Mazak UPC, 1.5 Mix group
B Millac 6H
A AJV AIPCM
Eccentric
1m 1.5 m
Press
3m 2m 2m ACT 4 4vs-NC Gantry group
1.4 2m
3m
1.5 m 1.5 m
HAAS 1.4
AXIS(horizontal)
38.67 m
NEW HAAS 4
1.25 m
HSM group
65.5 m
Gorong gorong
1.5 m
44.2 m
1m Millac
0.5 m
Droop & Rein
New NC
2.5 m
B LATHE
1.3 Lead well
NEW HAAS
2m
Honing
APITI 2
4VA
1.3 Mesin pindah
45.7 m
1.5 m
63 m
3 AXIS 1.5 m 1m
0.6 m 2m
1.5 m Sub Assy Area Mesin baru
1m
Broaching
2.5 m Enggraving Lead
Driling
3.1 m
1.2 well 1.2
S.G.M.P.
A 1m
QUASER
1.5 m 1m Crimping Mesin Pre ops.
SGAL I
2.5 m 2m Sloting
YD800 3.5 m Small manual tube bending
Milling Hessap
2.5 m
R3NC
100.W
3m 1.5 m
Milling 1.2 m
1.0 2m 1.1 m
Sub Large manual tube bending
1.0
23 m
AXIS 6VAT
PC PC TL.MPM
TL.MPM NEW HAAS
5 AXIS
Assembly PHI
Infeed part
3.3 m
15 m 1.9 m 15.75 m
13.5 m 1.9 m 9.55 m 1.9 m 13 m 1.9 m 6.8 m 13 m 7.5 m 1.9 m
13.8
13.8 m
m 11.65 m
0.3 Loker for Production Control, Spv. & Leader machining area
0.3
Loker for Loker for War Room PC PC PC PC PC PC TL.SPM Spv.SPM Spv.CBM Loker for Conv. Standard 3m
Musola
30 operator / shift Toilet Musola
30 operator / Shift Musola TL.SPM TL.CBM
Musola Tool Crib Tool Crib Loker
30 operator / Shift (Lean) TL.SPM TL.CBM TL.CBM
40 operator / Shift 1.7 m
0.2 0.2
PC PC PC PC PC PC TL.SPM TL.CBM
New CNC
Sharpening
Deburing FITTER FINISHING QA/QC LARGE & QA/QC Standard Tool
0.1 Oil MEDIUM Small & Locker Sharpening Shop Store 0.1
PRISMATIC cylindical Free space
Boiler prismatic
Loker
0 0
Jalur
Mgr. Machining &
Rack of Doc.
0.3
NCOD doc.
Controler & Lean
Spv.Tool services & Reguler
Toilet First floor
ME HSM TE HSM NCP free NCP NCP free
2.4
Contol Action
Toilet
Unit
Liason Planner
SAP Server
NCOD Doc.
Free space
Production
Planning
Maintenance 2.3
First floor
Store tool
2.2
5.1 Kesimpulan
Proses Produksi Pembuatan Component Sub Spar Airbus A380 pada Sayap
Pesawat IOFLE (Inboard Outer Fixed Leading Edge) terdiri 10 proses yaitu
Remark, Fitter Pre Cutting, CNC Profiling Machine DGMP, CNC Profiling Machine
DGAL, CNC Profiling Machine DGAL, Fitter Machining, Chemical Cleaning for
Alumunium, Chromic Acid & Anodizing, Primer Painting, dan Marking, 7 inspeksi yaitu
Issuer Inspection (Material Inspection) , High Speed Inspection, Alumunium Treatment
Inspection, Penetran Inspection, Alumunium Treatment Inspection, Painting Inspection,
Final Inspection, dan penyimpanan.
Waktu yang dibutuhkan untuk Proses Produksi Pembuatan Component Sub Spar
Airbus A380 pada Sayap Pesawat IOFLE adalah 178,31 jam atau 7 hari 10 jam.
5.2 Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
Heizer, Jay dan Barry Render. 2014. Manajemen Operasi. Jakarta Selatan :
Salemba Empat.
Sutalaksana, IF. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Bandung : Penerbit ITB.
VII
DOKUMENTASI
5/8/2019 6/8/2019 - Day 1 7/8/2019 – Day 2 8/8/2019 – Day 3 9/8/2019 – Day 4 10/8/2019 - Day 5 11/8/2019 – Day 6
Berangkat ke Membuat ID Card Pengambilan ID Plant tour Bersama Plant tour Bersama Libur Libur
Bandung Card dan pembimbing pembimbing
Pengarahan K3LH lapangan ke Room lapangan ke
Material dan Wilayah Assembly
Production dan Packaging
12/8/2019 - Day 7 13/8/2019 – Day 8 14/8/2019 – Day 9 15/8/2019 – Day 10 16/8/2019 – Day 11 17/8/2019 – Day 12 18/8/2019 – Day 13
Plant tour ke Room Sharing hasil Pulang ke Ciamis Pembekalan Kerja Mencari buku Memperingati Libur
Material dan pengamatan dan (pengambilan Praktek dan referensi di hari kemerdekaan
Production Konsultasi peralatan KP) konfirmasi tema ke Perpustakaan
mengenai Tema dosen pembimbing UNIGAL
yang akan diambil
19/8/2019 – Day 14 20/8/2019 – Day 15 21/8/2019 – Day 16 22/8/2019 – Day 17 23/8/2019 – Day 18 24/8/2019 – Day 19 25/8/2019 – Day 20
Berangkat kembali Sharing dengan Pendalaman materi Bimbingan ke Kunjungan ke Penyusunan Libur
ke Bandung peserta KP dari KP pembimbing Perpusatakaan ITB laporan BAB I
perusahaan lain lapangan (mencari buku
referensi)
26/8/2019 – Day 21 27/8/2019 – Day 22 28/8/2019 – Day 23 29/8/2019 – Day 24 30/8/2019 – Day 25 31/8/2019 – Day 26 1/9/2019 – Day 27
Pembuatan OPC Meminta data yang Penyusunan Penyusunan Penyusunan Libur Libur
kurang ke laporan bab 1 laporan bab II laporan bab II
Perusahaan (lanjutan) (lanjutan)
2/9/2019 – Day 28 3/9/2019 – Day 29 4/9/2019 – Day 30 5-23/9/2019 25/9/2019
Penyusunan bab IV Pulang Penyusunan Pengesahan laporan
Mengumpulkan dan Persiapan laporan oleh pembimbing
bahan materi untuk Pulang keseluruhan lapangan dan
bab IV pengembalian ID-
Card